pengaruh brand identity dan corporate image

advertisement
PENGARUH BRAND IDENTITY DAN CORPORATE IMAGE TERHADAP
CONSUMER ATTITUDE SERTA DAMPAKNYA PADA PURCHASE
INTENTION PADA RESTORAN SAPO GARDEN
Rebecca Ingrid Anastasya
Binus University, Jakarta, Indonesia, [email protected]
Freddy P. Simbolon, SE, MM (Pembimbing)
Binus University, Jakarta, Indonesia.
ABSTRACT
This
study
aimed
to
determine
the
effect
Brand Identity, Corporate Image
to Consumer attitude either partially or
simultaneously. And to know Brand Identity, Corporate Image and Consumer
attitude to Purchase Intention the Sapo Garden Restaurant at Sapo Garden
Restaurant either partially or simultaneously. This study uses associative research.
The sampling technique used in the sampling in this study is simple random
sampling, Sample used in this research is the customer Sapo Garden of the 100
respondents were drawn at simple random sampling. Based on the results of
research, it is known that simultaneously between the Brand Identity and Corporate
Image has effect significantly Consumer Attitude, and its influence among the
variable partially. Simultaneously, between the Brand Identity, Corporate Image, and
Consumer Attitude a sphere of influence significantly to Purchase Intention, and its
influence among the variable partially. From the research has been done, it is
recommended to in order to create consumer attitude to improve purchase intention,
in a way to optimize brand identity and corporate image.
Keywords: Brand Identity, Corporate Image, Consumer Attitude, Purchase
Intention, Sapo Garden.
ABSTRAK
untuk
mengetahui
pengaruh
Penelitian
ini
ditujukan
Brand Identity, Corporate Image terhadap Consumer attitude baik secara parsial
maupun secara simultan. Dan untuk mengetahui Brand Identity, Corporate Image
dan Consumer attitude terhadap Purchase Intention pada Restoran Sapo Garden pada
Restoran Sapo Garden baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian asosiatif. Teknik sampling yang digunakan dalam
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sample
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan Sapo Garden yang berjumlah
100 responden yang diambil secara simple random sampling. Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa secara simultan antara Brand Identity dan Corporate
Image memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Consumer Attitude, begitupun
pengaruhnya antar variabel secara parsial. Kemudian, secara simultan antara Brand
Identity, Corporate Image, dan Consumer Attitude memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap Purchase Intention, begitupun pengaruhnya antar variabel secara
parsial. Dari penelitian yang telah dilakukan, direkomendasikan terhadap perusahaan
demi menciptakan consumer attitude untuk meningkatkan purchase intention,
dengan cara megoptimalkan brand identity dan corporate image.
Kata Kunci : Brand Identity, Corporate Image, Consumer Attitude, Purchase
Intention, Sapo Garden.
PENDAHULUAN
Pada perkembangan zaman yang sangat pesat seperti sekarang ini,
perkembangan dunia usaha waralaba salah satunya yaitu kuliner khususnya di
Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tidak sedikit para
pelaku bisnis yang mencoba terjun melakukan bisnis di dunia kuliner dengan
menciptakan produk yang inovatif dan memiliki kreasi yang menarik. Seiring dengan
hobi masyarakat yang gemar melakukan wisata kuliner dari satu tempat makan ke
tempat makan lainnya berkembang cukup pesat seiring dengan munculnya aneka
jajanan kuliner yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah gaya hidup orang-orang yang memang gemar dalam menjelajahi
aneka kuliner, atau tempat kuliner yang dijadikan sarana untuk bersosialisasi dan
berkumpul bersama rekan.
Restoran Sapo Garden merupakan industri waralaba yang menyajikan menu
makanan China populer seperti dimsum, macam-macam bubur, mie, dan bebek.
Suasananya tenang, kursinya enak, memang kursi yang didesain untuk meja makan
sehingga makanan rasanya tercerna dengan lebih baik. Ada free wi-fi dan terdapat
juga ruang smoking room. Restoran yang terletak di areal perumahan, ruko, ataupun
mal tentu sudah biasa. Tapi, tempat makan yang berada di area pom bensin baru
segelintir jumlahnya. Salah satunya Restoran Sapo Garden.
Dengan mengedepankan rasa pada masakan yang diberikan Restoran Sapo
Garden dirasa sudah baik dan bersahabat di lidah mereka, itulah alasan mereka untuk
berkunjung dan membeli kembali. Namun, hal tersebut tidak selamanya menjadi
tolak ukur meningkatnya pendapatan pada Restoran Sapo Garden. Fakta ini dialami
oleh Restoran Sapo Garden, yaitu penurunan yang signifikan jumlah konsumen pada
setiap bulannya yang berdampak pada omzet penjualan, berikut adalah data grafik
frekuensi pegunjung setiap bulannya.
Gambar 1
Frekuensi Pengunjung
2014
Sumber : Sapo Garden, 2015.
Pada grafik diatas dapat dilihat dari total pengunjung yang setiap bulannya
kecenderungan menurun, tetapi Restoran Sapo Garden terus melakukan peningkatan
mutu yang terbaik agar masyarakat tetap mengunjungi Restoran Sapo Garden dan
pendapatan yang diterima terus meningkat. Dampak pembelian akan sangat
mempengaruhi kelangsungan suatu perusahaan begitu juga produknya agar dapat
tetap bertahan dan dicintai dipasar yang nantinya akan menentukan sikap selanjutnya
yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen akan menampakkan sikapnya setelah
melakukan persepsi terhadap minat apa yang akan diambil dalam membeli suatu
produk. Hal demikian juga dialami oleh seorang komsumen dalam
mempertimbangkan minat beli (purchase intention) suatu produk yang ditawarkan
oleh Restoran Sapo Garden.
Menurut Seyed (2013) dalam Porter, 1974 Purchase Intention adalah jenis
keputusan yang mempelajari mengapa pelanggan membeli merek tertentu.
Konstruksi seperti mengingat sesuatu membeli merek dan mengantisipasi untuk
membeli alat bantu merek untuk lingkup niat pembelian. Porter juga menguraikan
niat pelanggan untuk membeli merek terfokus tidak hanya dengan sikap merek yang
sama, tetapi juga oleh sikap nya yang mengarah ke merek lain dalam pilihan set
dipertimbangkan. Niat beli juga merupakan kemungkinan bahwa konsumen akan
merencanakan atau bersedia untuk membeli produk atau jasa tertentu di masa depan.
Peningkatan niat pembelian berarti peningkatan kemungkinan pembelian (Dodds et
al, 1991;. Schiffman dan Kanuk, 2007).
Terdapat banyak hal yang dijadikan bahan pertimbangan dan harapan
mengenai produk dan tempat apa yang akan dibeli oleh konsumen, yaitu dimana
mereka membelinya, dan dengan harga berapa produk tersebut dibeli. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi sikap konsumen sehingga menimbulkan minat
mereka untuk mula-mula memasuki tempat usaha/resto dan kemudian melakukan
pembelian adalah identitas dari merek suatu produk.
Menurut Seyed (2013) dalam Keller, 2003; Ghodeswar, 2008, Brand identity
adalah seperangkat fitur eksklusif merek dalam hal moto, janji dan kesempatan yang
diberikan bagi pelanggan dan bisa menciptakan identitas baru atau meningkatkan
identitas sebelumnya. Kita dapat mengatakan identitas adalah salah satu faktor yang
paling penting untuk menstabilkan merek dan dapat menyebabkan ke arah pasar baru
dan produk. Seyed (2013) dalam Joachimsthaler dan Aaker, 1999 Sebuah brand
identity dianggap efektif jika disertai dengan kebutuhan pelanggan. Aaker, 1996
mengemukakan dengan kata lain, brand identity adalah rencana jangka panjang
untuk menarik lebih banyak pelanggan. Ward et al., 1999 juga menjelaskan sebuah
merek dapat menciptakan identitas eksklusif untuk produk atau jasa ketika
membangun janji berkelanjutan dan terkait, yang dipercaya.
Suatu produk yang memiliki brand identity yang kuat dapat membentuk
landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek
dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek
sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk. Jika
suatu produk sudah memiliki brand identity yang baik, maka tidak akan sulit untuk
para pelaku bisnis dalam menarik konsumen sehingga para konsumen akan
menunjukkan sikapnya dengan melakukan pembelian atas produk tersebut. Selain
identas merek, image perusahaan pun tidak lepas dijadikan tolak ukur dan
diperhatikan guna menarik konsumen dalam melakukan pembelian.
Menurut Qamar (2013) Citra perusahaan didefinisikan oleh Tsai et al. sebagai
konsep multidimensional yang berisi empat dimensi; citra perusahaan produk, citra
pelayanan perusahaan, image corporate citizenship dan citra kredibilitas perusahaan.
Menurut penelitian sebelumnya, citra perusahaan adalah bersama persepsi individu
yang diberikan organisasi. Citra perusahaan memiliki unsur yang sangat penting
dalam perkembangan perusahaan tersebut ke depannya, karena citra perusahaan
merupakan suatu landasan yang menghubungkan antara perusahaan dengan
konsumen sebagai pelanggan pada perusahaan tersebut.
Sebuah citra dapat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan ini,
citra yang baik akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut karena
semakin baik citra yang timbul dimata konsumen akan menjadi penggerak emosi
konsumen dan membuat konsumen merasa bahwa nilai yang mereka terima setara
dengan biaya yang mereka keluarkan. Konsumen pada dasarnya merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Konsumen merupakan aset yang
dapat menentukan keberhasilan perusahaan, hal ini karena pertumbuhan konsumen
semakin meningkat pada masa yang akan datang.
Selain itu, Image suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi perusahaan
dalam menarik minat konsumen. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi namun
sesuai dengan konsep yang disajikan untuk membentuk atau mempertahankan citra
prestisius. Sementara itu dengan pemberian harga rendah dapat digunakan untuk
membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan
jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
Pada hakikatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk
meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan produk yang ditawarkan
perusahaan.
Sikap menunjukkan pengetahuan dan perasaan positif atau negatif tentang
suatu kegiatan atau objek dan dapat juga dilihat sebagai evaluasi keseluruhan yang
menyatakan berapa banyak kita suka atau tidak suka suatu objek, masalah, orang
atau tindakan. Selanjutnya, sikap melayani empat fungsi utama bagi individu: fungsi
pengetahuan, sebagai metode pengorganisasian keyakinan tentang kegiatan atau
benda seperti belanja dan merek, sering menentukan perilaku berikutnya; Nilaiekspresif fungsi, ketika sikap dibentuk dan melayani untuk menyatakan nilai-nilai
sentral individu dan konsep diri; Fungsi utilitarian, mengandalkan teori kondisi
klasik, dengan individu merawat menciptakan sikap positif terhadap barang berharga
dan sikap negatif terhadap barang lain dan juga fungsi Ego-Defensive, ketika
individu membentuk sikap untuk melindungi diri mereka gambar dan ego terhadap
kekurangan dan ancaman. Jelas, sikap, fungsinya, akibatnya, kualitas dan bagaimana
terbentuk adalah salah satu mata pelajaran yang paling penting bahwa setiap
perusahaan suka tahu tentang hal itu (Nasehivar, 2014).
Berdasarkan dari permasalahan yang ada, penurunan volume penjualan pada
tahun 2011 tersebut merupakan suatu hal yang seharusnya mendorong perusahaan
untuk meningkatkan performa perusahaan mengenai segala hal yang dapat
mempengaruhi penurunan tersebut agar dapat teridentifikasi dengan baik dan
kemudian dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dimana brand
identity suatu produk yang ditawarkan Restoran Sapo Garden seharusnya lebih
dipertahankan mengingat harga yang ditawarkan adalah untuk mempertahankan
brand identity produk tersebut, ditambah dengan kemampuan menjaga citra
perusahaan, maka dapat diperkirakan sikap konsumen dalam membeli produk
Restoran Sapo Garden dan akan meningkatkan minat beli ulang konsumen.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian
asosiatif mendefinisikan analisis hubungan kausal antara dua variabel atau lebih,
serta korelasi yang ada di antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan penelitian
ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu yaitu para pelanggan restoran Sapo Garden. Time
horizon yang digunakan adalah cross-sectional merupakan penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu (Hermawan,
2005: 19).
Tabel 1
Operasional Variabel Penelitian
No
Variable
1 Brand
Identity
2 Coorporate
Image
3 Consumer
Attitude
Sub Variabel
Indikator Variabel
1. Brand as Product
1. Menyediakan menu makanan identik
oriental
2. Brand as
Organization
2. Keberagaman makanan
3. Brand as Person
3. Standarisasi layanan restoran
4. Brand as Symbol
4. Logo merk yang dimiliki
5. Slogan merk yang dimiliki
1. Corporate
Product Image
1. Unggul dalam menu makanan.
2. Corporate
Service Image
2. Restoran Sapo garden memiliki
konsep restoran yang berbeda
dibanding restoran pada umumnya
3. Corporate
Citizenship
Image
3. Kepedulian terhadap pembuangan
limbahnya
4. Peduli dalam aktivitas kepedulian
sosial
4. Corporate
Credibility Image
1. Trust on the
product
5. Kepercayaan terhadap perusahaan
untuk melayani pelanggan
1. Pelayanan yang diberikan Restoran
Sapo Garden dapat memuaskan
saya
2. Familiarity
2.
3.
4.
3. Perceived
economic
situation
5.
Lokasi restoran yang strategis
Makanan yang disediakan Restoran
Sapo Garden dapat memuaskan
saya
Minuman yang disediakan
Restoran Sapo Garden dapat sangat
beragam
Restoran Sapo garden menawarkan
makanan yang sesuai dengan harga
Skala
Ordinal
menjadi
Interval
Skala
Pengukuran
Likert
Ordinal
menjadi
Interval
Likert
Ordinal
menjadi
Interval
Likert
No
Variable
4 Purchase
Intention
Sub Variabel
Indikator Variabel
1. Problem
recognition
1. Saya tertarik membeli karena ciri
khas makanan yang ditawarkan
berbeda dengan restoran lain
2. Information
search
3. Alternative
evaluation
2. Penawaran makanan yang menarik
di media elektronik membuat saya
tertarik membeli
3. Berkunjung ke resto merupakan
pilihan tepat
4. Purchase decisión
4.
Makanan yang ditampilkan
membuat saya ingin membeli
produk tersebut
5. Post-purchase
behavior
5.
Suasana restoran yang nyaman
mendorong saya ingin menikmati
makanan di Restoran Sapo Garden
Skala
Ordinal
menjadi
Interval
Skala
Pengukuran
Likert
Sumber : Diolah Penulis, 2015
Kemudian data yang diperoleh diuji validitas dan reliabilitasnya, dilanjutkan
dengan uji normalitas dan transformasi data dari ordinal menjadi interval (syarat
statistik parametrik), uji regresi sederhana, uji regresi berganda dan path analisis.
HASIL DAN BAHASAN
Untuk menguji pengaruh secara simultan dilakukan uji anova yang ditunjukkan
dalam table berikut :
Tabel 2 Anova
Model
Regression
Sig
0,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa nilai F berada pada
signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05. Dengan demikian secara bersama-sama
Brand Identity, Corporate Image dan Consumer Attitude berpengaruh nyata
terhadap Purchase Intention. Hipotesis yang diujikan yang menyatakan bahwa
Brand Identity, Corporate Image dan Consumer Attitude berpengaruh positif
dan nyata terhadap Purchase Intention dapat diterima.
Gambar 2
Hasil Analisis Struktural
Brand Identity
0,221
0,752
0,685
0,252
Consumer Attitude
0,522
Corporate Image
0,517
0,382
Purchase Intention
0,233
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dilihat pada pengaruh langsung
variabel Brand Identity terhadap Purchase Intention sebesar 0,252 dan
pengaruh total dari Brand Identity terhadap Purchase Intention melaui
Consumer Attitude sebesar 0,336. Pada pengaruh langsung variabel Corporate
Image terhadap Purchase Intention sebesar 0,233 dan pengaruh total dari
Corporate Image terhadap Purchase Intention sebesar 0,430. Pada pengaruh
langsung variabel Consumer Attitude ke Purchase Intention diperoleh sebesar
0,382.
Tabel 3
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Struktural 2
Model Summaryb
Mode
Adjusted R Std. Error of
Durbinl
R
R Square
Square
the Estimate
Watson
a
.729
.531
.517
1.556
1.945
1
a. Predictors: (Constant), Consumer Attitude, Brand Identity, Corporate
Image
b. Dependent Variable: Purchase Intention
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.
Dengan melihat dari tabel diatas hasil perhitungan di atas di mana R
square sebesar 0,531 atau 53,1%. Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi dari
brand identity, corporate image dan consumer attitude terhadap purchase
intention sebesar 53,1% sedangkan sisanya 46,9% merupakan kontribusi faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan antar variabel brand
identity (X1), corporate image (X2), consumer attitude (Y), purchase intention (Z)
bahwa secara simultan, brand identity, corporate image dan consumer attitude
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap purchase intention. Secara parsial,
brand identity memiliki kontribusi positif dan pengaruh yang signifikan terhadap
consumer attitude. Corporate image memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan
serta positif terhadap Consumer Attitude, dengan sifat hubungan yang kuat. Brand
Identity dan Corporate Image memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap Customer Attitude. Brand Identity memiliki pengaruh secara parsial dan
signifikan serta positif terhadap Purchase Intention. Corporate Image memiliki
pengaruh secara parsial dan signifikan serta positif terhadap Purchase Intention.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara Consumer Attitude terhadap Purchase Intention secara parsial dan dengan
sifat yang kuat.
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran terhadap
perusahaan demi menciptakan consumer attitude untuk meningkatkan purchase
intention, dengan megoptimalkan brand identity dan corporate image. Berikut
sarannya :
1. Perusahaan seharusnya mengoptimalkan brand identity agar pelanggan
merasa senang dengan Restoran Sapo Garden. Untuk mengatasi hal itu
sebaiknya standarisasi pelayanan lebih ditingkatkan lagi agar menjadi ciri
khas restoran. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu:
Meningkatkan cita rasa pada makanan.
Menambah variasi pada menu makanan.
2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan corporate image yang ditunjukan di
Restoran Sapo Garden. Karena hasil dari kuesioner menunjukan bahwa
konsumen kurang melihat adanya kepedulian dari restoran terhadap apa
yang terjadi di lingkungannya, sehingga ini menimbulkan perilaku
konsumen yang kurang puas. Saran yang dapat diberikan oleh perusahaan
yaitu:
Lebih sering mengadakan penggalangan dana bagi yang tidak
mampu yang sifatnya tidak memaksa kepada konsumen.
Lebih memperhatikan pembuangan limbahnya apalagi karena
lokasi berada di pom bensin.
Meningkatkan kerjasama antar karyawan agar tercipta hubungan
yang baik dan kompak diantara karyawan sehingga akan tercipta
lingkungan kerja yang kondusif dan membuat konsumen merasa
nyaman.
3. Pada variabel customer attitude di dapatkan hasil bahwa konsumen
merasa menu minuman yang disediakan Restoran Sapo Garden kurang
memuaskan. Hal ini tentu akan membuat konsumen merasa tidak senang
sehingga tidak akan tertarik untuk melakukan pembelian. Saran yang bisa
diberikan kepada pihak restoran adalah:
Menghias minuman yang disediakan dengan lebih menarik
(diberikan potongan buah atau memakai gelas yang lebih
menarik).
Menambah variasi minuman ke dalam menu.
4. Pada variabel purchase intention, didapatkan hasil bahwa konsumen
merasa nyaman dengan keadaan restoran mendapat nilai terendah. Hal ini
harus sangat diperhatikan oleh pihak restoran. Sehingga saran yang bisa
diberikan oleh pihak restoran adalah:
Memisah ruangan antara smoking dan non smoking.
Lebih memperhatikan kebersihan ruang restoran.
Menghias ruang restoran dengan ornamen yang menunjukan
identitasnya sebagai identik dengan oriental agar konsumen
merasa nyaman dan yakin ingin melakukan pembelian di Restoran
Sapo Garden.
REFERENSI
Aaker, David and Erich. (2007). Brand Leadership. New York: The Free Press.
Asyraf, W. M. (2013). A Comparison of Partial Least Square Structural Equation
Modeling (PLS-SEM) and Covariance Based Structural Equation Modeling
(CB-SEM) for Confirmatory Factor Analysis. International Journal of
Engineering Science and Innovative Technology (IJESIT) vol. 2. Issue 5 page
198-205.
Canandan, (2009). Product Management, 2nd Edition. Tata McGraw-Hill Education.
Private Limited. New Delhi.
Chaniotakis, I.E., Lymperopoulos, C., and Soureli, M., (2010). Consumers’
intentions of buying own-label premium food products. Journal of product
and Brand Management. Vol 19(5). pp.327-334.
Da Silveira C, Lages C, Simoes C, (2011). Reconceptualizing brand identity in a
dynamic environment. Journal of Business Research. Doi: 10.1016/
j.jbusres.2011.07.020.
David, Fred R. (2009). Manajemen Strategis. Salemba Empat Jakarta.
Ghodeswar BM, (2008). Building brand identity in competitive markets: a
conceptual model. Journal of Product and Brand Management. 17(1): 4-12.
Gunawan, Arif. 2014. WARALABA LOKAL: Pengusaha Berharap Perhatian
Jokowi-JK. http://industri.bisnis.com/read/20140913/100/257099/waralabalokal-pengusaha-berharap-perhatian-jokowi-jk Diakses 27 Maret 2015
Ha, H., Janda. S. and Muthaly, S., (2010). “Development of brand equity: evaluation
of four alternative models”, Service Industries Journal, 30(6), pp. 911-928
Hair, Joseph F. (2003). Multivariate Data Analysis, 8th edition, New Jersey, Prantice
Hall, Inc.
Halim, Beatrice C., Dharmayanti, Diah., dan Brahmana, Ritzky Karina M.R., (2014).
Pengaruh Brand Identity Terhadap Timbulnya Brand Preference Dan
Repurchase Intention Pada Merek Toyota. Jurnal Manajemen Pemasaran
Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-11.
Haryanto, Ella. (2014). Mempersiapkan Para Profesional Waralaba di Indonesia
Dalam Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015
Heizer, Jay dan Barry Render. (2007). Operation Management. Salemba Empat:
Jakarta.
Hoyer, W.D. & Macinnis, D.J. (2008) “Consumer Behaviour”, 5th edition, Cengage
Learning
http://www.reedpanorama.com/press/mempersiapkan-para-profesional-waralaba-diindonesia-dalam-menghadapi-tantangan-masyarakat Diakses 27 Maret 2015
Irawan, Handi (2006). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Gramedia, Jakarta.
Jaafar, S. N., Lalp, P. E. & Naba, M. M. (2012). Consumers ’ Perceptions, Attitudes
and Purchase Intention towards Private Label Food Products in Malaysia.
Asian Journal of Business and Management Science, 2(8), 73 90.
Justin Paul, Jyoti Rana, (2012). "Consumer behavior and purchase intention for
organic food", Journal of Consumer Marketing, Vol. 29 Iss: 6 pp. 412 - 422
Kanaidi. (2010). Pengaruh Customer Value Dan Corporate Image Terhadap
Loyalitas Pengguna Jasa Paket Pos Di Wilayah Pos Bandung Raya.
Competitive Majalah Ilmiah, Politeknik Pos Indonesia, Vol 6 No.2 Desember
2010, ISSN 0216-2539, hal 25-40.
Kotler dan Keller, (2012). Marketing Management Edisi 14, Global Edition. Pearson
Prentice. Hall.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2008). In B2B brand management. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Populer.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2006). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Keduabelas. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2006). Marketing Management, Pearson
Education Inc.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran. Jilid Satu,
Edisi Keduabelas, Cetakan Ketiga. Penerbit Indeks.
Kotler, Philip, dan Kevin, Lang Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi
Milenium, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Prenhallindo. Jakarta . Indeks.
Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian,
Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,.
Erlangga, Jakarta.
Ma’ruf, Muzakkir. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah
Jamaah Haji Di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara
Ming Wei Huang, (2011). The Influences of Advertising Endorser, Brand Image,
Brand Equity, Price Promotion, on Purchase Intention- The Mediating Effect
of Advertising Endorser.
Ofir, C. and Simonson, I. (2005) “The Effect of Stating Expectations on Customer
Satisfaction and Shopping Experience”, Stanford Graduate School of
Business 44p
Pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
melemah
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140805_indonesia
_ekonomi_melemah Diakses 27 Maret 2015
Pindyck, Robert. S dan Rubinfeld, Daniel.L. (2007). Mikroekonomi, Edisi Keenam,
Jilid 1. PT.Indeks. Jakarta.
Priyatno, Dwi. (2011). Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien dan Akurat.
Yogyakarta : MediaCom.
Schiffman LG, Kanuk LL, (2007). Consumer Behavior, ninth ed. Prentice-Hall, Inc.
NJ.
Schiffman, Leon, & Kanuk, Leslie Lazar. (2008). Consumer Behaviour 7th Edition
(Perilaku Konsumen). Jakarta: PT. Indeks.
Setiawan, B. (2014). Customer Satisfaction Index Model on Three Level of
Socioeconomic Status In Bogor, Case Study : Customer Satisfaction on
Branded Cooking Oil Product. ASEAN Marketing Journal Vol. VI, Number
1, p. 15-24.
Soemirat, Soleh & Ardianto, Elvinaro. (2007). Dasar-Dasar Public. Relations,
Bandung, Rosdakarya.
Solomon, M. R. (2007). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. New
Jersey, Upper Saddle River: Pearson Educatio n, Inc.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Tsai W.C. Yang and W.F. Irene, (2010). Does Image Matter to Different Job
Applicants? The influences of corporate image and applicant individual
differences on organizational attractiveness, International Journal of Selection
and Assessment, 18(1): 48- 63.
Udeh, E. P. (2008). Exploring User Acceptance of Free Wireless Fidelity Public Hot
Spots: An Empirical Study. Human Technology, Volume 4(2). pp. 144-168.
Umar, Husein. (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi II.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001
Yongqiang Li. et. al. (2011). The Effects of Corporate-Brand Credibility, Perceived
Corporate-Brand Origin, and Self-Image Congruence on Purchase Intention:
Evidence From China’s Auto Industry. Journal of Global Marketing. ISSN:
0891-1762. Taylor & Francis Group, LLC.
RIWAYAT PENULIS
Rebecca Ingrid Anastasya lahir di kota Jakarta pada tanggal 30 Juni 1992. Penulis
menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Program Manajemen
studi Pemasaran Internasional pada tahun 2015.
Download