pengaruh earning per share, price earning ratio, return on

advertisement
PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE EARNING
RATIO, RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO
DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP
HARGA SAHAM DALAM KELOMPOK
JAKARTA ISLAMIC INDEX
TAHUN 2008-2011
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Abied Luthfi Safitri
NIM 7311409073
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripi pada :
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Suhermini, M.Si
NIP. 194807121976032001
Moh Khoiruddin, S.E., M.Si
NIP.197001062008121001
Mengetahui,
A.n. Ketua Jurusan Manajemen
Sekretaris
Dra. Palupiningdyah, M.Si
NIP. 195208041980032001
ii PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
Tanggal
:
:
Penguji
Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si
NIP 196105241986011001
Anggota I
Anggota II
Dra.Suhermini, M.Si.
NIP. 194807121976032001
Moh Khoiruddin, S.E., M.Si.
NIP.197001062008121001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si.
NIP. 196603081989011001
iii PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Mei 2013
Abied Luthfi Safitri
NIM 7311409073
iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1.
Jika kami tidak dapat menemukan sesuatu
di dalam lingkaran kompetensi kami, kami
tidak akan memperluas lingkaran tersebut.
Kami akan menunggu. Seperti halnya
investasi saham, kami akan menunggu
sampai harga saham itu naik dan di saat
itulah kemudian kami akan menjualnya.
(Penulis)
2.
Analisis faktor fundamental perusahaan
merupakan cara dalam menyelamatkan
diri dari kerugian dan masalah dalam
mengelola investasi. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan ibuku
2. Almamaterku
v PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dah hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning
Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap
Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Indexs Tahun 2008-2011”
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan program strata satu Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan
selesai tanpa dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian skripsi ini,
untuk
itu penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr.Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan
ijin penelitian untuk penyusunan
skripsi ini
3. Drs. Sugiharto, M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan
skripsi ini.
vi ijin penelitian untuk penyusunan
4. Dra. Suhermini, M.Si. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
5. Moh. Khoiruddin, SE., M.Si. Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
6. Prof. Dr.Achmad Slamet, M.Si. Dosen penguji yang telah memberikan
arahan dan penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu
selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang
8. Bapak dan ibu yang telah memberikan doa serta dorongan baik moral
maupun materi untuk menyelesaikan skripsi ini
9. Teman-teman Manajemen angkatan 2009 atas bantuan dan dukungannya
dalam penyusunan skripsi ini
10. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Semarang, Mei 2013
Penyusun
vii SARI
Safitri, Abied Luthfi. 2013. “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio ,
Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added Terhadap Harga
Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Indexs Tahun 2008-2011”. Skripsi.
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I. Dra. Suhermini, M.Si. II.Moh Khoiruddin, S.E., M.Si.
Kata Kunci : Harga Saham, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return
On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added.
Analisis terhadap penilaian Harga Saham merupakan langkah mendasar
yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi. Penelitian ini dilakukan
karena masih adanya hasil yang tidak relevan antara teori dengan kenyataan, yaitu
kenaikan dan penurunan variabel EPS, PER, ROA, DER dan MVA tidak diikuti
dengan kenaikan atau penurunan Harga Saham dalam kelompok JII. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial
antara EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga Saham dalam Kelompok
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam kelompok Jakarta
Islamic Index (JII). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive
random sampling method dan diperoleh 21 perusahaan sebagai sampel penelitian.
Periode pengamatan adalah 4 tahun yaitu tahun 2008-2011 sehingga, unit analisis
yang diperoleh adalah 84. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu EPS
(X1), PER (X2), ROA (X3), DER (X4), dan MVA (X5), serta Harga Saham (Y)
sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier
berganda.
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa secara simultan EPS,
PER, ROA, DER dan MVA berpengaruh terhadap Harga Saham dalam Kelompok
JII tahun 2008-2011. Secara parsial EPS, PER, dan MVA berpengaruh secara
signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan ROA dan DER tidak berpengaruh
terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII tahun 2008-2011.
Saran yang dapat diberikan bagi investor sebaiknya memperhatikan EPS,
PER dan MVA, karena rasio tersebut berpengaruh terhadap Harga Saham dalam
Kelompok JII tahun 2008-2011. ROA dan DER tidak perlu menjadi perhatian
utama dalam menganalisis Harga Saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011,
karena sudah adanya batasan hutang yang berbasis bunga adalah kurang dari 82%
dan batasan pendapatan yaitu total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha adalah kurang dari 10%,
sehingga hutang perusahaan terkendali dan pendapatan perusahaan dalam
kelompok JII juga relatif stabil. Bagi manajemen perusahaan, sebaiknya lebih
memperhatikan aspek EPS, PER dan MVA, karena sesuai dengan hasil penelitian
ketiga variabel ini berpengaruh terhadap Harga Saham dalam kelompok JII tahun
2008-2011.
viii ABSTRACT
Safitri, Abied Luthfi.2013.”The Effect of Earning Per Share, Price Earning
Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio and Market Value Added on Stock
Price Group Jakarta Islamic Index Year 2008-2011”. Skripsi.Management
Department.Faculty of Economics.State University of Semarang.Advisor I.
Dra.Suhermini, M.Si. II.MohKhoiruddin, S.E., M.Si.
Keyword : Stock Price, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On
Asset, Debt to Equity Ratio and Market Value Added.
Analysis of the Stock Price assessment is a fundamental step to be done
before investing. The research was conducted because irrelevant results between
theory and reality, the increase and decrease in variable EPS, PER, ROA, DER
and MVA are not followed by the increase or decrease in the Stock Price JIIgroup.
The purpose of this researchis to determine the effect of simultaneously and
partially between EPS, PER, ROA, DER and MVA on Stock Price in Jakarta
Islamic Index (JII) Group year 2008-2011
The population is acompanygroup in Jakarta Islamic Index (JII). Sampling
technique is done by purposive random sampling method and acquired 21
companies as the study sample. Observation period is 4 yearsin 2008-2011 so, the
unit of analysis is 84. Variabel consist of the independent variabelare EPS (X1),
PER (X2), ROA (X3), DER (X4), and MVA (X5), and Stock Price (Y) as the
dependent variabel. Methods of data collection in this study isthe method of data
analysis using documentation. Data analysis technique that used is multiple linier
regression.
Based on the results of regression analysis found that simultaneous EPS,
PER, ROA, DER and MVA effect on Stock Price Group JII year 2008-2011.
Partially EPS, PER and MVA significantly affect the stock price, while the ROA
and DER do not affect the stock price in JII group year 2008-2011.
The research states that the investors should pay attention to EPS, PER and
MVA, because the ratio affect the stock price in on group JII year 2008-2011.
ROA and DER have not to be main concern in analyzing the stock price on JII
group year 2008-2011, because there is the interest-based debt limit which is less
than 82% and the income limits total interest income and other income are not
halal compared to total revenue which is less than 10%, so the controlled
corporate debt and corporate earnings in the JII group are relatively stable. The
management of the company, should pay more attention to the aspects of EPS,
PER and MVA, because according to the results of a research of these three
variables affect the stock price on JII group year 2008-2011.
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
SARI
...........................................................................................................viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .......................................................................... 27
1.3
Tujuan Penelitian ............................................................................... 27
1.4
Kegunaan Penelitian .......................................................................... 27
BAB II KERANGKA TEORITIK
2.1
Pasar Modal Syariah ......................................................................... 29
2.2
Jakarta Islamic Index (JII) ................................................................ 31
2.3
Saham ................................................................................................ 32
x 2.3.1
Saham Syariah ............................................................................ 33
2.3.2
Keuntungan dan Risiko Saham .................................................. 34
2.4
Harga Saham
2.4.1 Jenis Nilai Saham ....................................................................... 37
2.4.2 Penilaian Harga Saham .............................................................. 38
2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ................................ 40
2.5
Earning Per Share (EPS) .................................................................. 41
2.6
Price Earning Ratio (PER) ............................................................... 42
2.7
Return On Asset (ROA) .................................................................... 43
2.8
Debt to Equity Ratio (DER) .............................................................. 43
2.9
Market Value Added (MVA) ............................................................ 44
2.10
Penelitian Terdahulu ......................................................................... 45
2.11
Kerangka Berfikir .............................................................................. 48
2.12
Hipotesis ............................................................................................ 52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 53
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 53
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1
Variabel Bebas (Independen) .................................................... 56
3.3.2
Variabel Terikat (Dependen) ...................................................... 58
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 58
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1
Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 58
xi 3.5.2
Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 59
3.5.3
Analisis Regresi Berganda ......................................................... 68
3.5.4
Uji Hipotesis .............................................................................. 69
3.5.5
Koefisien Determinasi ................................................................ 70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1
Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 71
4.1.2
Analisis Regresi Berganda ......................................................... 77
4.1.3
Uji Hipotesis .............................................................................. 79
4.1.4
Koefisien Determinasi ............................................................... 82
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pengaruh EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga
Saham dalam Kelompok JII ....................................................... 83
4.2.2
Pengaruh EPS terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII ..... 83
4.2.3
Pengaruh PER terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII ..... 85
4.2.4
Pengaruh ROA terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
..................................................................................................... 86
4.2.5
Pengaruh DER terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII .... 88
4.2.6
Pengaruh MVA terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
..................................................................................................... 90
xii BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 92
5.2 Saran ................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94
LAMPIRAN
xiii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kinerja Indeks Saham Syariah Tahun 2008-2011 ............................. 2
Tabel 1.2 Data EPS dan Harga Saham .............................................................. 7
Tabel 1.3 Data PER dan Harga Saham............................................................... 11
Tabel 1.4 Data ROA dan Harga Saham ............................................................ 15
Tabel 1.5 Data DER dan Harga Saham .............................................................. 19
Tabel 1.6 Data MVA dan Harga Saham............................................................. 23
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................ 46
Tabel 3.1 Pemilihan Sampel Berdasar Kriteria ................................................ 55
Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 62
Tabel 3.3 Standar Autokorelasi ......................................................................... 62
Tabel 3.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 63
Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 64
Tabel 3.6 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 64
Tabel 3.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 67
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Harga Saham ...................................................... 71
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif EPS ..................................................................... 72
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif PER .................................................................... 73
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif ROA ................................................................... 74
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif DER .................................................................... 75
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif MVA .................................................................. 76
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda ..................................................... 78
xiv Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 80
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 81
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi ..................................................................... 82
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Model Penelitian ............................................. 51
Gambar 3.1 Grafik Normal Plot Harga Saham ................................................. 60
Gambar 3.2 Grafik Histogram Harga Saham ................................................... 61
Gambar 3.3 Grafik Scatterplot Variabel Dependen : Harga Saham .................. 66
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Keterangan dari MXL UNNES
Lampiran 2
: Daftar Saham yang Masuk dalam Perhitungan Jakarta Islamic
Index (JII) Periode 1 Juni s.d 30 November 2012
Lampiran 3
: Tabulasi Data EPS, PER, ROA, DER, MVA dan Harga Saham
Tahun 2008-2011 sebelum penentuan sampel
Lampiran 4
: Tabulasi Data EPS, PER, ROA, DER, MVA dan Harga Saham
Tahun 2008-2011 setelah penentuan sampel
Lampiran 5
: Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor : KEP-180/BL/2006, tanggal 30 Juni 2009
Lampiran 6
: Proses Seleksi Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index
(JII) oleh BEI
xvii BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor
terpenting dalam membangun perekonomian nasional. Adanya pasar modal
akan menambah alternatif pilihan investasi bagi pemodal terutama dalam
kondisi saat kebutuhan akan permodalan cukup besar. Abigael K dan Ika S
(2008:75), menyatakan bahwa pasar modal akan menambah alternatif
sumber dana bagi usaha yang pada akhirnya dapat memperbaiki struktur
modal perusahaan.
PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT. Danareksa
Invesment Management (DIM) dalam rangka mengembangkan pasar modal
syariah telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah
islam, yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini dimaksudkan untuk
digunakan sebagai acuan (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu
investasi pada saham dengan basis syariah. Proses seleksi JII berdasarkan
kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI antara lain: (1)
Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke
dalam DES yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK, (2) Saham-saham
syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi
terbesar selama 1 tahun terakhir, (3) 60 saham yang mempunyai kapitalisasi
terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan likuiditas yaitu
1 2
urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir
(www.IDX.co.id), dan Peraturan Nomor II.K1 Tahun 2009 menyatakan
bahwa, saham-saham yang masuk ke Daftar Efek Syariah (DES)
mempunyai batasan total hutang yang berbasis bunga dibanding dengan
total aset tidak lebih dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan
tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan
pendapatan lain tidak lebih dari 10%.
Pada tahun 2008 saat terjadi krisis subprime mortgages yaitu kerugian
yang terjadi di pasar perumahan berdampak pada sektor keuangan Amerika
Serikat. Lembaga-lembaga keuangan mulai goyah karena nilai investasi
cendurung turun. Perkembangan indeks saham syariah dalam JII selama
tahun 2008-2011 tidak dapat bertahan lama, pada tahun 2008-2010 indeks
saham syariah dalam JII mengalami penurunan secara berturut-turut, dan
pada tahun 2011 indeks saham syariah baru mulai mengalami peningkatan
kembali dari 115.719 menjadi 537.031. Indeks saham syariah dalam
kelompok JII tahun 2008-2011 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1.1
Kinerja Indeks Saham JII
Tahun 2008-2011
No
Tahun
Indeks JII
2008
216.189
1
2009
200.993
2
2010
115.719
3
2011
537.031
4
Sumber : IDX Statistics Tahun 2008 – 2011
Indeks saham JII pada tahun 2008-2011 mengalami fluktuatif. Pada
tahun 2008-2010 mengalami penurunan secara berturut-turut, dan pada
3
tahun 2011 indeks JII baru mulai mengalami kenaikan. Hal ini
membuktikan bahwa sebagian besar kegiatan operasionalnya dipengaruhi
oleh bunga sedangkan Peraturan Nomor II.K1 Tahun 2009, menyatakan
bahwa syarat saham yang tergabung dalam JII memiliki total hutang yang
berbasis bunga dibanding dengan total aset tidak lebih dari 82%, sedangkan
total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibanding
dengan total pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%.
Pergerakan saham akan menentukan investor dalam memilih saham
yang terbaik, oleh karena itu analisis terhadap penilaian harga saham
merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan sebelum melakukan
investasi, sehingga trader tidak terjebak pada kondisi yang merugikan.
Dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai saham yaitu
pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Penelitian ini lebih tepat
menggunakan pendekatan fundamental karena nilai saham tidak hanya
mewakili nilai intrinsik perusahaan pada suatu saat saja, namun juga
mencerminkan harapan mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan
dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari.
Penilaian kinerja perusahaan dalam analisis fundamental dapat dilihat
dari faktor keuangan yang di dalamnya terdapat analisis berupa rasio
keuangan. Hal mendasar yang digunakan untuk menganalisis kinerja
perusahaan, yaitu (1) Earning Per Share (EPS), yang menunjukkan
perbandingan antara besarnya keuntungan bersih yang diperoleh investor
atau pemegang saham terhadap jumlah lembar saham. Semakin tinggi nilai
4
EPS keuntungan pemegang saham akan semakin besar. Herlina dan
Hadianto (2007) dalam Hadianto (2008:164) dengan keuntungan pemegang
saham yang semakin besar akan mendorong kenaikan harga saham.
Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Abigael K dan Ika
S (2008), Hadianto (2008), Wiguna dan Mendari (2008), Wijayanti (2010),
Asri (2011), Seetharaman dan Raj (2011), Hatta dan Dwiyanti (2012),
Haryuningputri dan Widyarti (2012) serta Menaje Jr (2012) yang
menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.
Kinerja perusahaan (2) Price Earning Ratio (PER), merupakan rasio
yang menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Gitman (2006) dalam Hadianto (2008:164) Rasio
ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja masa depan
perusahaan. Semakin tinggi PER, investor semakin percaya pada emiten,
sehingga harga saham semakin mahal, Darmadji dan Fakhruddin
(2006:198). Penyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Hadianto (2008), Stella (2009), Wijayanti (2010), Hatta dan Dwiyanto
(2012) serta Zuliarni (2012), yang menyatakan bahwa PER berpengaruh
positif terhadap harga saham.
Kinerja perusahaan (3) adalah profit, sekuat apapun struktur modal
suatu bisnis tetapi tidak akan ada artinya jika tidak bisa menghasilkan
keuntungan. Keuntungan diperoleh dari investasi yang ditanamkan
perusahaan, investasi ini banyak yang berbentuk aset, sehingga aset dapat
menjelaskan seberapa besar perusahaan memperoleh labanya. Perbandingan
5
aset dan laba ini dapat dilihat dalam Return On Asset (ROA). Robert Ang
(1997) dalam Abigael K dan Ika S (2008:78), menyatakan bahwa semakin
besar ROA, maka semakin baik karena tingkat keuntungan yang dihasilkan
perusahaan dari pengelolaan asetnya semakin besar, dengan pengelolaan
aset yang semakin efisien maka tingkat kepercayaan investor terhadap
perusahaan akan meningkat yang nantinya akan meningkatkan harga saham.
Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Abigael K dan Ika
S (2008), Zuliarni (2012), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap Harga Saham.
Kinerja perusahaan (4) adalah permodalan. Perbandingan antara hutang
dan modal akan memberikan informasi mengenai struktur modalnya yang
dapat dilihat melalui Debt to Equity Ratio (DER). Robert Ang (1997) dalam
Abigael K dan Ika S (2008:78), menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin besar
DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar
perusahaan sehingga profitabilitas akan berkurang. Hal ini menyebabkan
hak para pemegang saham berkurang, dan akan berpengaruh pada minat
investor yang juga akan mempengaruhi harga saham yang semakin
menurun. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Abigael
K dan Ika S (2008) dan Stella (2009) serta Hatta dan Dwiyanto (2012), yang
menyatakan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap Harga Saham.
6
Kinerja perusahaan (5) adalah penambahan nilai perusahaan. Market
Value
Added
(MVA)
merupakan
alat
investasi
efektif
yang
merepresentasikan penilaian pasar atas kinerja perusahaan. Jika pasar
menghargai perusahaan melebihi nilai modal yang diinvestasikan berarti
manajemen mampu menciptakan nilai untuk para pemegang saham. Husnan
dan Pudjiastuti (2006:66), menyatakan bahwa semakin besar MVA semakin
berhasil pekerjaan manajemen mengelola perusahaan. Nilai MVA yang
semakin besar akan meningkatkan harga saham. Pernyataan ini didukung
penelitian yang dilakukan oleh Mardiyanto (2013) dan Rosy, yang
menyatakan bahwa MVA berpengaruh positif terhadap Harga Saham.
Penelitian ini dilaksanakan pada fenomena yang terjadi yaitu
penyimpangan antara hasil penelitian terdahulu dengan kenyataan yang ada.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data
penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indonesia dan
menggunakan variabel yang pernah diteliti untuk membuktikan kebenaran
teori tersebut masih layak atau tidak. Perbedaan penelitian ini terletak pada
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity
Ratio, dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam kelompok
Jakarta Islamic Index pada tahun pengamatan 2008-2011.
Di bawah ini disediakan gap fenomena terhadap hasil penelitian
terdahulu yang berupa tabel hubungan variabel EPS, PER, ROA, DER dan
MVA terhadap harga saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index untuk
tahun 2008-2011, adalah sebagai berikut :
7
No
KODE
Nama Emiten
1
AALI
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
2
3
4
5
6
7
8
9
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BKSL
BORN
CPIN
PT. Adaro Energy
Tbk.
PT. AKR
Corporindo Tbk.
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International Tbk
PT. Alam Sutera
Realty Tbk.
PT. Sentul City
Tbk.
PT.Borneo
Lumbung Energy
& Metal Tbk.
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk.
Tabel 1.2
Data EPS dan Harga Saham
2008-2011
Tahun
EPS (Rp)
HARGA
SAHAM (Rp)
2008
Rp 1,670.76
Rp
9,800
2009
Rp 1,054.55
Rp
22,750
Negatif
2010
Rp 1,280.70
Rp
26,200
Positif
2011
Rp 1,086.65
Rp
21,700
Positif
2008
Rp
27.74
Rp
485
2009
Rp 136.54
Rp
1,730
Positif
2010
Rp
69.01
Rp
2,550
Negatif
2011
Rp 158.62
Rp
1,770
Negatif
2008
Rp
67.20
Rp
683
2009
Rp
87.54
Rp
1,109
Positif
2010
Rp
81.97
Rp
1,730
Negatif
2011
Rp 133.75
Rp
3,025
Positif
2008
Rp 143.43
Rp
1,090
2009
Rp 636.35
Rp
2,200
Positif
2010
Rp 176.49
Rp
2,450
Negatif
2011
Rp 201.79
Rp
1,620
Negatif
2008
Rp 230.00
Rp
1,055
2009
Rp 248.02
Rp
3,470
Positif
2010
Rp 352.60
Rp
5,455
Positif
Positif
2011
Rp 527.27
Rp
7,400
2008
Rp
3.43
Rp
50
2009
Rp
5.26
Rp
105
Positif
2010
Rp
16.26
Rp
295
Positif
2011
Rp
33.74
Rp
460
Positif
2008
Rp
1.65
Rp
69
2009
Rp
0.25
Rp
101
Negatif
2010
Rp
2.29
Rp
109
Positif
2011
Rp
4.35
Rp
265
Positif
2010
Rp
19.72
Rp
1,340
2011
Rp 107.74
Rp
830
2008
Rp
77.32
Rp
8,810
2009
Rp 491.00
Rp
450
Negatif
2010
Rp 136.00
Rp
1,840
Negatif
2008
2009
Hubungan EPS
& Harga Saham
Negatif
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ENRG
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
Energi Mega
Persada Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy
Tbk.
Indofood CBP
Sukses Makmur
Tbk.
Vale Indonesia
Tbk.
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk.
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
2011
Rp 144.07
Rp
2,150
2008
Rp
(2.43)
Rp
79
2009
Rp (120.09)
Rp
181
Negatif
2010
Rp
(1.54)
Rp
124
Negatif
2011
Rp
6.23
Rp
178
Positif
2008
Rp
(2.13)
Rp
950
2009
Rp 200.92
Rp
1,930
Positif
2010
Rp 339.83
Rp
5,300
Positif
2011
Rp 332.23
Rp
4,525
Positif
2010
Rp 305.16
Rp
9,000
2011
Rp 633.08
Rp
6,850
2010
Rp 292.24
Rp
4,675
2011
Rp 353.98
Rp
5,200
2008
Rp 395.97
Rp
1,930
2009
Rp 161.78
Rp
3,650
Negatif
2010
Rp 395.18
Rp
4,875
Positif
2011
Rp 304.60
Rp
3,200
Positif
2008
Rp 117.81
Rp
930
2009
Rp
23.42
Rp
3,550
Negatif
2010
Rp 336.30
Rp
4,875
Positif
2011
Rp 571.43
Rp
4,600
Negatif
2008
Rp 474.16
Rp
4,600
2009
Rp 746.12
Rp
13,700
Positif
2010
Rp 876.05
Rp
15,950
Positif
2011
Rp 978.35
Rp
17,050
Positif
2008
Rp 231.64
Rp
10,500
2009
Rp 281.29
Rp
31,800
Positif
2010
Rp 1,622.11
Rp
50,750
Positif
2011
Rp 450.39
Rp
38,650
Positif
2008
2009
Negatif
2008
2009
Positif
2008
Rp 104.09
Rp
910
2009
Rp 145.98
Rp
1,810
Positif
2010
Rp 175.51
Rp
3,425
Positif
2011
Rp 194.35
Rp
4,200
Positif
2008
Rp
69.60
Rp
400
2009
Rp
91.47
Rp
1,300
Positif
Positif
9
20
21
22
23
24
LKPR
LSIP
PGAS
PTBA
SIMP
Lippo Karawaci
Tbk.
PT. London
Sumatra Indonesia
Tbk.
Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk.
Salim Ivomas
Pratama Tbk.
2010
Rp 126.66
Rp
3,250
Positif
2011
Rp 151.61
Rp
3,400
Positif
2008
Rp 212.44
Rp
761
2009
Rp 222.43
Rp
485
Negatif
2010
Rp
24.29
Rp
6,690
Negatif
2011
Rp
25.13
Rp
6,660
Negatif
2008
Rp 679.74
Rp
585
2009
Rp 518.47
Rp
1,670
Negatif
2010
Rp 757.25
Rp
2,570
Positif
2011
Rp 306.40
Rp
2,250
Positif
2008
Rp
27.60
Rp
1,860
2009
Rp 256.96
Rp
3,900
Positif
2010
Rp 257.38
Rp
4,425
Positif
2011
Rp 254.25
Rp
3,175
Positif
2008
Rp 741.18
Rp
6,900
2009
Rp 1,183.84
Rp
17,250
Positif
2010
Rp 871.86
Rp
22,950
Negatif
2011
Rp 1,339.27
Rp
17,350
Negatif
Rp 183.58
Rp
1,150
2008
2009
2010
2011
25
26
27
28
29
SMGR
TINS
TLKM
TRAM
UNTR
Semen Gresik
(Persero) Tbk.
Timah (Persero)
Tbk.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Trada Maritime
Tbk.
United Tractors
2008
Rp 425.45
Rp
4,175
2009
Rp 560.82
Rp
7,550
Positif
2010
Rp 612.53
Rp
9,450
Positif
2011
Rp 667.72
Rp
11,450
Positif
2008
Rp 267.10
Rp
1,080
2009
Rp
62.34
Rp
2,000
Negatif
2010
Rp 188.34
Rp
2,750
Positif
2011
Rp 178.25
Rp
1,670
Positif
2008
Rp 526.76
Rp
6,900
2009
Rp 562.11
Rp
9,450
Positif
2010
Rp 572.27
Rp
7,950
Negatif
Negatif
2011
Rp 767.91
Rp
7,050
2008
Rp
5.00
Rp
50
2009
Rp
11.44
Rp
530
Positif
2010
Rp
12.11
Rp
620
Positif
2011
Rp
14.87
Rp
990
Positif
2008
Rp 799.77
Rp
4,230
10
Tbk.
30
UNVR
Unilever Indonesia
Tbk.
2009
Rp 1,147.48
Rp
14,902
Positif
2010
Rp 117.00
Rp
22,882
Negatif
2011
Rp 1,571.92
Rp
26,350
Positif
2008
Rp 315.50
Rp
7,800
2009
Rp 398.97
Rp
11,050
2010
Rp 443.90
Rp
16,500
Positif
2011
Rp 396.62
Rp
18,800
Negatif
Positif
Sumber : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tahun 2008-2011
Berdasarkan data pada tabel 1.2 ditemukan penyimpangan atau tidak
adanya kesesuaian antara teori dengan praktik yang ada. Peningkatan nilai
EPS tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, atau penurunan EPS
tidak diikuti oleh penurunan harga saham atau disebut juga EPS
berhubungan secara positif terhadap harga saham. Penyimpangan tersebut
terjadi pada 16 perusahaan dari 26 perusahaan yang mempunyai data
laporan keuangan lengkap. Perusahaan tersebut antara lain : PT. Astra
Agro Lestari Tbk, PT. Adaro Energy Tbk, PT. AKR Corporindo Tbk, PT.
Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Sentul City Tbk, Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Energi Mega Persada Tbk, Vale Indonesia Tbk, Indofood
Sukses Makmur Tbk, Lippo Karawaci Tbk, PT. London Sumatra
Indonesia Tbk, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, Timah (Persero) Tbk,
Telekomunikasi Indonesia Tbk, United Tractors Tbk, dan Unilever
Indonesia Tbk.
11
No
KODE
Nama Emiten
1
AALI
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
2
3
4
5
6
7
8
9
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BKSL
BORN
CPIN
PT. Adaro
Energy Tbk.
PT. AKR
Corporindo
Tbk.
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk.
PT. Sentul City
Tbk.
PT.Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk.
Charoen
Pokphand
Indonesia Tbk.
Tabel 1.3
Data PER dan Harga Saham
2008-2011
Tahun
PER (x)
HARGA
SAHAM (Rp)
2008
5.87
Rp
9,800
2009
21.57
Rp
22,750
Positif
2010
20.46
Rp
26,200
Negatif
2011
13.68
Rp
21,700
Positif
2008
17.49
Rp
485
2009
12.67
Rp
1,730
Negatif
2010
36.95
Rp
2,550
Positif
2011
11.16
Rp
1,770
Positif
2008
10.71
Rp
683
2009
13.37
Rp
1,109
Positif
2010
21.1
Rp
1,730
Positif
2011
22.62
Rp
3,025
Positif
2008
7.6
Rp
1,090
2009
34.73
Rp
2,200
Positif
2010
13.88
Rp
2,450
Negatif
2011
8.03
Rp
1,620
Positif
2008
4.65
Rp
1,055
2009
13.99
Rp
3,470
Positif
2010
15.37
Rp
5,455
Positif
2011
14.03
Rp
7,400
Negatif
2008
14.56
Rp
50
2009
19.95
Rp
105
Positif
2010
18.14
Rp
295
Negatif
2011
13.63
Rp
460
Negatif
2008
96.82
Rp
69
2009
395.44
Rp
101
Positif
2010
47.51
Rp
109
Negatif
2011
60.95
Rp
265
Positif
2010
67.96
Rp
1,340
2011
7.7
Rp
830
2008
5.63
Rp
8,810
2009
4.58
Rp
450
Positif
2010
13.67
Rp
1,840
Positif
2011
14.95
Rp
2,150
Positif
2008
2009
Hubungan PER
& Harga Saham
Positif
12
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ENRG
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
Energi Mega
Persada Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy
Tbk.
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk.
Vale Indonesia
Tbk.
Indofood
Sukses
Makmur Tbk.
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk.
Indo
Tambangraya
Megah Tbk.
Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Kalbe Farma
Tbk.
2008
-34.62
Rp
79
2009
-1.61
Rp
181
Positif
2010
-80.75
Rp
124
Positif
2011
28.59
Rp
178
Positif
2008
-445.79
Rp
950
2009
9.61
Rp
1,930
Positif
2010
15.6
Rp
5,300
Positif
2011
13.62
Rp
4,525
Positif
2010
29.49
Rp
9,000
2011
10.82
Rp
6,850
2010
16
Rp
4,675
2011
14.69
Rp
5,200
2008
4.87
Rp
1,930
2009
22.56
Rp
3,650
Positif
2010
12.34
Rp
4,875
Negatif
2011
10.51
Rp
3,200
Positif
2008
7.89
Rp
930
2009
15.02
Rp
3,550
Positif
2010
14.5
Rp
4,875
Negatif
2011
8.05
Rp
4,600
Positif
2008
9.7
Rp
4,600
2009
68.36
Rp
13,700
Positif
2010
18.21
Rp
15,950
Negatif
2011
17.43
Rp
17,050
Negatif
2008
4.61
Rp
10,500
2009
11.35
Rp
31,800
Positif
2010
31.29
Rp
50,750
Positif
2011
8.74
Rp
38,650
Positif
2008
8.74
Rp
910
2009
12.4
Rp
1,810
Positif
2010
19.51
Rp
3,425
Positif
2011
21.61
Rp
4,200
Positif
2008
5.75
Rp
400
2009
14.21
Rp
1,300
Positif
2010
25.66
Rp
3,250
Positif
2011
22.43
Rp
3,400
Negatif
2008
2009
2008
2009
Positif
Negatif
13
20
21
22
23
24
LKPR
LSIP
PGAS
PTBA
SIMP
Lippo
Karawaci Tbk.
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk.
Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Tambang
Batubara Bukit
Asam Tbk.
Salim Ivomas
Pratama Tbk.
2008
37.32
Rp
761
2009
22.74
Rp
485
Positif
2010
27.99
Rp
6,690
Positif
2011
26.26
Rp
6,660
Positif
2008
4.3
Rp
585
2009
16.11
Rp
1,670
Positif
2010
16.97
Rp
2,570
Positif
2011
7.34
Rp
2,250
Positif
2008
98.28
Rp
1,860
2009
15.18
Rp
3,900
Negatif
2010
17.19
Rp
4,425
Positif
2011
12.49
Rp
3,175
Positif
2008
9.31
Rp
6,900
2009
14.57
Rp
17,250
Positif
2010
26.32
Rp
22,950
Positif
2011
12.95
Rp
17,350
Positif
2011
6.26
Rp
1,150
2008
9.81
Rp
4,175
2009
13.46
Rp
7,550
Positif
2010
15.43
Rp
9,450
Positif
2011
17.15
Rp
11,450
Positif
2008
4.05
Rp
1,080
2009
32.08
Rp
2,000
Positif
2010
14.6
Rp
2,750
Negatif
2011
9.37
Rp
1,670
Positif
2008
14.05
Rp
6,900
2009
16.81
Rp
9,450
Positif
2010
13.89
Rp
7,950
Positif
2011
9.18
Rp
7,050
Positif
2008
9.99
Rp
50
2009
46.32
Rp
530
Positif
2010
51.19
Rp
620
Positif
2011
66.57
Rp
990
Positif
2008
5.5
Rp
4,230
2009
13.51
Rp
14,902
Positif
2010
20.44
Rp
22,882
Positif
2011
16.76
Rp
26,350
Negatif
2008
2009
2010
25
26
27
28
29
SMGR
TINS
TLKM
TRAM
UNTR
Semen Gresik
(Persero) Tbk.
Timah
(Persero) Tbk.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Trada Maritime
Tbk.
United Tractors
Tbk.
14
30
UNVR
Unilever
Indonesia Tbk.
2008
24.72
Rp
7,800
2009
27.7
Rp
11,050
Positif
2010
37.17
Rp
16,500
Positif
2011
35.55
Rp
18,800
Negatif
Sumber : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tahun 2008-2011
Berdasarkan data pada tabel 1.3 ditemukan penyimpangan atau
tidak adanya kesesuaian antara teori dengan praktik yang ada. Peningkatan
nilai PER tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, atau penurunan
PER tidak diikuti oleh penurunan harga saham atau disebut juga PER
berhubungan secara positif terhadap harga saham. Penyimpangan tersebut
terjadi pada 14 perusahaan dari 26 perusahaan yang mempunyai data
laporan keuangan lengkap. Perusahaan tersebut antara lain : PT. Astra
Agro Lestari Tbk, PT. Adaro Energy Tbk, PT. Aneka Tambang (Persero)
Tbk, PT. Astra International Tbk, PT. Alam Sutera Realty Tbk, PT. Sentul
City Tbk, Vale Indonesia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, Kalbe Farma Tbk, Perusahaan Gas Negara Tbk,
Timah (Persero) Tbk, United Tractors Tbk dan Unilever Indonesia Tbk.
15
Tabel 1.4
Data ROA dan Harga Saham
2008-2011
ROA
(%)
Hubungan ROA
& Harga Saham
KODE
Nama Emiten
Tahun
1
AALI
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
2008
60.58
Rp
9,800
2009
33.02
Rp
22,750
Negatif
2010
33.71
Rp
26,200
Positif
2011
32.66
Rp
21,700
Positif
2008
8.67
Rp
485
2009
20.2
Rp
1,730
Positif
2010
12.44
Rp
2,550
Negatif
2011
17.72
Rp
1,770
Negatif
2008
8.02
Rp
683
2009
7.73
Rp
1,109
Negatif
2010
5.48
Rp
1,730
Negatif
2011
8.91
Rp
3,025
Positif
2008
18.84
Rp
1,090
2009
7.89
Rp
2,200
Negatif
2010
18.46
Rp
2,450
Positif
2011
16.9
Rp
1,620
Positif
2008
19.03
Rp
1,055
2009
18.44
Rp
3,470
Negatif
2010
18.64
Rp
5,455
Positif
2011
16.79
Rp
7,400
Negatif
2008
2.6
Rp
50
2009
3.31
Rp
105
Positif
2010
7.2
Rp
295
Positif
2011
11.17
Rp
460
Positif
2008
0.49
Rp
69
2009
0.34
Rp
101
Negatif
2010
2.15
Rp
109
Positif
2011
2.96
Rp
265
Positif
2010
6.13
Rp
1,340
2011
16.75
Rp
830
2008
7.25
Rp
8,810
2009
40.39
Rp
450
2
3
4
5
6
7
8
9
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BKSL
BORN
CPIN
PT. Adaro Energy
Tbk.
PT. AKR
Corporindo Tbk.
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International Tbk
PT. Alam Sutera
Realty Tbk.
PT. Sentul City
Tbk.
PT.Borneo
Lumbung Energy
& Metal Tbk.
Charoen
Pokphand
2008
2009
HARGA
SAHAM (Rp)
No
Negatif
Negatif
16
Indonesia Tbk.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ENRG
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
Energi Mega
Persada Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy
Tbk.
Indofood CBP
Sukses Makmur
Tbk.
Vale Indonesia
Tbk.
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk.
Indo
Tambangraya
Megah Tbk.
Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
2010
43.24
Rp
1,840
Positif
2011
33.62
Rp
2,150
Negatif
2008
0.15
Rp
79
2009
-13.83
Rp
181
Negatif
2010
-0.31
Rp
124
Negatif
2011
1.87
Rp
178
Positif
2008
-0.26
Rp
950
2009
8.58
Rp
1,930
Positif
2010
14.19
Rp
5,300
Positif
2011
12.4
Rp
4,525
Positif
2010
35.37
Rp
9,000
2011
49.91
Rp
6,850
2010
18.85
Rp
4,675
2011
18.03
Rp
5,200
2008
2.51
Rp
1,930
2009
11.61
Rp
3,650
Positif
2010
26.54
Rp
4,875
Positif
2011
18.68
Rp
3,200
Positif
2008
6.57
Rp
930
2009
10.06
Rp
3,550
Positif
2010
11.49
Rp
4,875
Negatif
2011
11.85
Rp
4,600
Negatif
2008
20.67
Rp
4,600
2009
28.59
Rp
13,700
Positif
2010
27.68
Rp
15,950
Negatif
2011
25.94
Rp
17,050
Negatif
2008
35.31
Rp
10,500
2009
38.08
Rp
31,800
Positif
2010
2.54
Rp
50,750
Negatif
2011
4.62
Rp
38,650
Negatif
2008
6.46
Rp
910
2009
6.76
Rp
1,810
Positif
2010
7.79
Rp
3,425
Positif
2011
8.06
Rp
4,200
Positif
2008
20.65
Rp
400
2008
2009
2008
2009
Negatif
Negatif
17
20
21
22
23
24
LKPR
LSIP
PGAS
PTBA
SIMP
Lippo Karawaci
Tbk.
PT. London
Sumatra Indonesia
Tbk.
Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Tambang
Batubara Bukit
Asam Tbk.
Salim Ivomas
Pratama Tbk.
2009
22.69
Rp
1,300
Positif
2010
25.18
Rp
3,250
Positif
2011
24.02
Rp
3,400
Negatif
2008
4
Rp
761
2009
4.34
Rp
485
2010
4.45
Rp
6,690
Positif
2011
5.39
Rp
6,660
Negatif
2008
26.96
Rp
585
2009
20.78
Rp
1,670
Negatif
2010
24.85
Rp
2,570
Positif
2011
30.78
Rp
2,250
Negatif
2008
5.02
Rp
1,860
2009
28.77
Rp
3,900
Positif
2010
25.13
Rp
4,425
Negatif
2011
24.71
Rp
3,175
Positif
2008
4.18
Rp
6,900
2009
46.57
Rp
17,250
Positif
2010
29.8
Rp
22,950
Negatif
2011
35.27
Rp
17,350
Negatif
2011
11.38
Rp
1,150
2008
33.85
Rp
4,175
2009
35.94
Rp
7,550
Positif
2010
30.35
Rp
9,450
Negatif
2011
25.89
Rp
11,450
Negatif
2008
36.46
Rp
1,080
2009
11.31
Rp
2,000
Negatif
2010
19.17
Rp
2,750
Positif
2011
19.3
Rp
1,670
Negatif
2008
22.26
Rp
6,900
2009
22.91
Rp
9,450
Positif
2010
21.47
Rp
7,950
Positif
2011
20.24
Rp
7,050
Positif
2008
33.02
Rp
50
2009
8.34
Rp
530
Negatif
2010
6.55
Rp
620
Negatif
2011
5.93
Rp
990
Negatif
Negatif
2008
2009
2010
25
26
27
28
SMGR
TINS
TLKM
TRAM
Semen Gresik
(Persero) Tbk.
Timah (Persero)
Tbk.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Trada Maritime
Tbk.
18
29
30
UNTR
UNVR
United Tractors
Tbk.
Unilever
Indonesia Tbk.
2008
16.86
Rp
4,230
2009
22.31
Rp
14,902
Positif
2010
17.04
Rp
22,882
Negatif
2011
16.76
53.01
26,350
7,800
Negatif
2008
Rp
Rp
2009
5.68
Rp
11,050
Negatif
2010
52.16
Rp
16,500
Positif
2011
38.56
Rp
18,800
Negatif
Sumber : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tahun 2008-2011
Berdasarkan data pada tabel 1.4 ditemukan penyimpangan atau
tidak adanya kesesuaian antara teori dengan praktik yang ada. Peningkatan
nilai ROA tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, atau penurunan
nilai ROA tidak diikuti dengan penurunan harga saham atau disebut juga
ROA berhubungan positif terhadap harga saham. Penyimpangan tersebut
terjadi pada 21 perusahaan dari 26 perusahaan yang mempunyai data
laporan keuangan lengkap. Perusahaan tersebut antara lain : PT. Astra
Agro Lestari Tbk, PT. Adaro Energy Tbk, PT. AKR Corporindo Tbk, PT.
Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Astra International Tbk, PT. Sentul
City Tbk, Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Energi Mega Persada Tbk,,
Indofood Sukses Makmur Tbk, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Indo
Tambangraya Megah Tbk, Kalbe Farma Tbk, Lippo Karawaci Tbk, PT.
London Sumatra Indonesia Tbk, Perusahaan Gas Negara Tbk, Tambang
Batubara Bukit Asam Tbk, Semen Gresik (Persero) Tbk, Timah (Persero)
Tbk, Trada Maritime Tbk, United Tractors Tbk dan Unilever Indonesia
Tbk.
19
Tabel 1.5
Data DER dan Harga Saham
2008-2011
HARGA
SAHAM (Rp)
Hubungan DER
& Harga Saham
No
KODE
Nama Emiten
Tahun
DER (x)
1
AALI
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
2008
0.23
Rp
9,800
2009
0.18
Rp
22,750
Negatif
2010
0.17
Rp
26,200
Negatif
2011
0.21
Rp
21,700
Negatif
2008
1.41
Rp
485
2009
1.4
Rp
1,730
Negatif
2010
1.18
Rp
2,550
Negatif
2011
1.32
Rp
1,770
Negatif
2008
1.81
Rp
683
2009
1.8
Rp
1,109
Positif
2010
2.01
Rp
1,730
Negatif
2011
1.32
Rp
3,025
Negatif
2008
0.26
Rp
1,090
2009
0.21
Rp
2,200
2010
0.28
Rp
2,450
Positif
2011
0.41
Rp
1,620
Negatif
2008
1.21
Rp
1,055
2009
1
Rp
3,470
Negatif
2010
1.1
Rp
5,455
Positif
2011
1.02
Rp
7,400
Negatif
2008
0.74
Rp
50
2009
0.84
Rp
105
Positif
2010
1.07
Rp
295
Positif
2011
1.16
Rp
460
Positif
2008
0.16
Rp
69
2009
0.22
Rp
101
Positif
2010
0.17
Rp
109
Negatif
2011
0.15
Rp
265
Negatif
2010
0.3
Rp
1,340
2011
0.81
Rp
830
2008
2.91
Rp
8,810
2009
0.82
Rp
450
2
3
4
5
6
7
8
9
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
ASRI
BKSL
BORN
CPIN
PT. Adaro
Energy Tbk.
PT. AKR
Corporindo
Tbk.
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk.
PT. Sentul City
Tbk.
PT.Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk.
Charoen
Pokphand
2008
2009
Negatif
Negatif
Positif
20
Indonesia Tbk.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ENRG
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
Energi Mega
Persada Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy
Tbk.
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk.
Vale Indonesia
Tbk.
Indofood
Sukses
Makmur Tbk.
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk.
Indo
Tambangraya
Megah Tbk.
Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Kalbe Farma
2010
0.46
Rp
1,840
Negatif
2011
0.43
Rp
2,150
Negatif
2008
2.39
Rp
79
2009
4.87
Rp
181
Positif
2010
1
Rp
124
Positif
2011
1.83
Rp
178
Positif
2008
5.71
Rp
950
2009
2.11
Rp
1,930
Negatif
2010
1.33
Rp
5,300
Negatif
2011
1.28
Rp
4,525
Negatif
2010
0.4
Rp
9,000
2011
0.31
Rp
6,850
2010
0.45
Rp
4,675
2011
0.42
Rp
5,200
2008
0.21
Rp
1,930
2009
0.29
Rp
3,650
Positif
2010
0.3
Rp
4,875
Positif
2011
0.37
Rp
3,200
Negatif
2008
3.11
Rp
930
2009
2.45
Rp
3,550
Negatif
2010
1.34
Rp
4,875
Negatif
2011
0.7
Rp
4,600
Positif
2008
0.33
Rp
4,600
2009
0.24
Rp
13,700
Negatif
2010
0.17
Rp
15,950
Negatif
2011
0.15
Rp
17,050
Negatif
2008
0.6
Rp
10,500
2009
0.52
Rp
31,800
Negatif
2010
0.51
Rp
50,750
Negatif
2011
0.46
Rp
38,650
Positif
2008
1.18
Rp
910
2009
1.17
Rp
1,810
Negatif
2010
1.37
Rp
3,425
Positif
2011
1.32
Rp
4,200
Negatif
2008
0.38
Rp
400
2008
2009
2008
2009
Positif
Negatif
21
Tbk.
20
21
22
23
24
LKPR
LSIP
PGAS
PTBA
SIMP
Lippo
Karawaci Tbk.
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk.
Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Tambang
Batubara Bukit
Asam Tbk.
Salim Ivomas
Pratama Tbk.
2009
0.37
Rp
1,300
Negatif
2010
0.23
Rp
3,250
Negatif
2011
0.27
Rp
3,400
Positif
2008
1.54
Rp
761
2009
1.4
Rp
485
Positif
2010
1.03
Rp
6,690
Negatif
2011
0.94
Rp
6,660
Positif
2008
0.54
Rp
585
2009
0.27
Rp
1,670
Negatif
2010
0.22
Rp
2,570
Negatif
2011
0.16
Rp
2,250
Positif
2008
2.47
Rp
1,860
2009
1.35
Rp
3,900
Negatif
2010
1.22
Rp
4,425
Negatif
2011
1.8
Rp
3,175
Negatif
2008
0.51
Rp
6,900
2009
0.4
Rp
17,250
Negatif
2010
0.36
Rp
22,950
Negatif
2011
0.41
Rp
17,350
Negatif
2011
0.68
Rp
1,150
2008
0.3
Rp
4,175
2009
0.26
Rp
7,550
Negatif
2010
0.29
Rp
9,450
Positif
2011
0.25
Rp
11,450
Negatif
2008
0.51
Rp
1,080
2009
0.42
Rp
2,000
Negatif
2010
0.4
Rp
2,750
Negatif
2011
0.43
Rp
1,670
Negatif
2008
1.38
Rp
6,900
2009
1.22
Rp
9,450
Negatif
2010
0.98
Rp
7,950
Positif
2011
0.69
Rp
7,050
Positif
2008
0.36
Rp
50
2009
0.41
Rp
530
Positif
2010
0.78
Rp
620
Positif
2011
0.71
Rp
990
Negatif
2008
2009
2010
25
26
27
28
SMGR
TINS
TLKM
TRAM
Semen Gresik
(Persero) Tbk.
Timah
(Persero) Tbk.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Trada Maritime
Tbk.
22
29
30
UNTR
UNVR
United Tractors
Tbk.
Unilever
Indonesia Tbk.
2008
1.05
Rp
4,230
2009
0.76
Rp
14,902
Negatif
2010
0.74
Rp
22,882
Negatif
2011
0.69
Rp
26,350
Negatif
2008
1.1
Rp
7,800
2009
1.02
Rp
11,050
Negatif
2010
1.15
Rp
16,500
Positif
2011
1.36
Rp
18,800
Positif
Sumber : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tahun 2008-2011
Berdasarkan data pada tabel 1.5 ditemukan penyimpangan atau tidak
adanya kesesuaian antara teori dengan praktik yang ada. Peningkatan nilai
DER tidak diikuti dengan penurunan harga saham, atau penurunan DER
tidak diikuti oleh kenaikan harga saham atau disebut juga DER
berhubungan secara negatif terhadap harga saham. Penyimpangan tersebut
terjadi pada 18 perusahaan dari 26 perusahaan yang mempunyai data
laporan keuangan lengkap. Perusahaan tersebut antara lain : PT. AKR
Corporindo Tbk, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Astra
International Tbk, PT. Alam Sutera Tbk, PT. Sentul City Tbk, Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Energi Mega Persada Tbk, Vale Indonesia Tbk,
Indofood Sukses Makmur Tbk, Indo Tambangraya Megah Tbk, Jasa
Marga (Persero) Tbk, Kalbe Farma Tbk, Lippo Karawaci Tbk, PT. London
Sumatra Indonesia Tbk, Semen Gresik (Persero) Tbk, Telekomunikasi
Indonesia Tbk, Trada Maritime Tbk, dan Unilever Indonesia Tbk.
23
Tabel 1.6
Data MVA dan Harga Saham
2008-2011
Nilai Saham Nilai Buku
MVA (Rp)
(Billion Rp)
(RP)
No
KODE
Nama Emiten
Tahun
1
AALI
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
2008
Rp 16,076
Rp 3,274
2009
Rp 7,815
2010
Rp 9,126
2011
2
3
4
5
6
7
8
9
ADRO
AKRA
ANTM
ASII
PT. Adaro
Energy Tbk.
PT. AKR
Corporindo
Tbk.
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
ASRI
BKSL
BORN
CPIN
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk.
PT. Sentul City
Tbk.
PT.Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk.
Charoen
Pokphand
Indonesia Tbk.
Hubungan
MVA &
Harga Saham
Rp 12,801.66
HARGA
SAHAM
(Rp)
Rp 9,800
Rp 3,954
Rp 3,861.11
Rp 22,750
Negatif
Rp 4,580
Rp 4,546.41
Rp 26,200
Positif
Rp 6,072
Rp(11,441)
Rp 17,513.19
Rp 21,700
Negatif
2008
Rp 6,257
Rp
438
Rp 5,819.02
Rp
485
2009
Rp 41,153
Rp
545
Rp 40,607.61
Rp
1,730
Positif
2010
Rp 46,627
Rp
581
Rp 46,046.23
Rp
2,550
Positif
2011
Rp 35,887
Rp
692
Rp 35,194.63
Rp
1,770
Positif
2008
Rp 3,365
Rp
515
Rp 2,850.43
Rp
683
2009
Rp 1,846
Rp
555
Rp 1,291.22
Rp
1,109
Negatif
2010
Rp 5,941
Rp
629
Rp 5,311.83
Rp
1,730
Positif
2011
Rp 9,005
Rp
935
Rp 8,069.70
Rp
3,025
Positif
2008
Rp 42,996
Rp
845
Rp 42,150.67
Rp
1,090
2009
Rp 27,800
Rp
854
Rp 26,945.68
Rp
2,200
Negatif
2010
Rp 16,721
Rp 1,004
Rp 15,716.63
Rp
2,450
Negatif
2011
Rp 7,594
Rp 1,129
Rp 6,464.67
Rp
1,620
Positif
2008
Rp 38,790
Rp 8,171
Rp 30,618.78
Rp
1,055
2009
Rp 34,080
Rp 9,854
Rp 24,225.63
Rp
3,470
Negatif
2010
Rp 58,503
Rp 12,180
Rp 46,322.75
Rp
5,455
Positif
2011
Rp 74,318
Rp 18,733
Rp 55,584.96
Rp
7,400
Positif
2008
Rp 1,370
Rp
102
Rp 1,267.55
Rp
50
2009
Rp 1,352
Rp
108
Rp 1,244.10
Rp
105
Negatif
2010
Rp 7,809
Rp
124
Rp 7,685.38
Rp
295
Positif
2011
Rp 7,571
Rp
156
Rp 7,414.99
Rp
460
Negatif
2008
Rp 1,612
Rp
231
Rp 1,380.77
Rp
69
2009
Rp 2,488
Rp
228
Rp 2,260.14
Rp
101
Positif
2010
Rp 3,100
Rp
144
Rp 2,956.12
Rp
109
Positif
2011
Rp 5,995
Rp
146
Rp 5,848.66
Rp
265
Positif
2010
Rp 4,015
Rp
372
Rp 3,643.23
Rp
1,340
2011
Rp 18,574
Rp
480
Rp 18,094.49
Rp
830
2008
Rp 4,698
Rp
402
Rp 4,296.03
Rp
8,810
2009
Rp 1,496
Rp
893
Rp
603.03
Rp
450
Positif
2010
Rp 7,563
Rp 2,719
Rp 4,844.11
Rp
1,840
Positif
2011
Rp 11,691
Rp
Rp 11,313.55
Rp
2,150
Positif
2008
2009
377
Negatif
24
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
ENRG
EXCL
HRUM
ICBP
INCO
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
Energi Mega
Persada Tbk.
XL Axiata Tbk.
Harum Energy
Tbk.
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk.
Vale Indonesia
Tbk.
Indofood
Sukses
Makmur Tbk.
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk.
Indo
Tambangraya
Megah Tbk.
Jasa Marga
(Persero) Tbk.
Kalbe Farma
Tbk.
2008
Rp 17,010
Rp
258
Rp 16,752.29
Rp
79
2009
Rp 16,334
Rp
121
Rp 16,213.08
Rp
181
Negatif
2010
Rp 11,834
Rp
144
Rp 11,689.73
Rp
124
Positif
2011
Rp 18,190
Rp
151
Rp 18,038.72
Rp
178
Positif
2008
Rp 4,139
Rp
608
Rp 3,531.40
Rp
950
2009
Rp
7
Rp 1,035
Rp (1,027.69)
Rp
1,930
Negatif
2010
Rp 10,232
Rp 1,377
Rp 8,855.05
Rp
5,300
Positif
2011
Rp 8,209
Rp 1,607
Rp 6,601.63
Rp
4,525
Positif
2010
Rp 6,602
Rp
851
Rp 5,750.70
Rp
9,000
2011
Rp 17,642
Rp 1,317
Rp 16,324.60
Rp
6,850
2010
Rp 6,661
Rp 1,530
Rp 5,131.31
Rp
4,675
2011
Rp 7,278
Rp 1,837
Rp 5,441.29
Rp
5,200
2008
Rp 21,211
Rp 1,676
Rp 19,534.96
Rp
1,930
2009
Rp 18,181
Rp 1,501
Rp 16,679.80
Rp
3,650
Negatif
2010
Rp 19,552
Rp 1,518
Rp 18,034.18
Rp
4,875
Positif
2011
Rp 9,054
Rp 1,615
Rp 7,439.44
Rp
3,200
Positif
2008
Rp 14,209
Rp
968
Rp 13,241.08
Rp
930
2009
Rp 18,975
Rp(38,843)
Rp 57,818.39
Rp
3,550
Positif
2010
Rp 26,422
Rp 1,912
Rp 24,510.40
Rp
4,875
Positif
2011
Rp 20,321
Rp 3,600
Rp 16,720.92
Rp
4,600
Positif
2008
Rp 3,387
Rp 2,309
Rp 1,077.94
Rp
4,600
2009
Rp 10,030
Rp 2,901
Rp 7,128.60
Rp 13,700
Positif
2010
Rp 16,915
Rp(16,448)
Rp 33,362.55
Rp 15,950
Positif
2011
Rp 16,206
Rp 4,274
Rp 11,931.90
Rp 17,050
Negatif
2008
Rp 16,360
Rp 5,915
Rp 10,444.96
Rp 10,500
2009
Rp 16,361
Rp 9,500
Rp 6,860.80
Rp 31,800
Negatif
2010
Rp 16,362
Rp 1,883
Rp 14,478.99
Rp 50,750
Positif
2011
Rp 16,363
Rp
778
Rp 15,585.21
Rp 38,650
Negatif
2008
Rp 2,971
Rp
966
Rp 2,004.53
Rp
910
2009
Rp 4,489
Rp 1,056
Rp 3,432.62
Rp
1,810
Positif
2010
Rp 6,731
Rp 1,138
Rp 5,592.76
Rp
3,425
Positif
2011
Rp 7,871
Rp 1,359
Rp 6,512.14
Rp
4,200
Positif
2008
Rp 2,837
Rp
357
Rp 2,480.32
Rp
400
2009
Rp 4,224
Rp
424
Rp 3,799.58
Rp
1,300
Positif
2010
Rp 20,453
Rp
529
Rp 19,923.88
Rp
3,250
Positif
2011
Rp 11,391
Rp
642
Rp 10,749.42
Rp
3,400
Negatif
2008
2009
2008
2009
Negatif
Positif
25
20
21
22
23
24
LKPR
LSIP
Lippo
Karawaci Tbk.
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk.
PGAS
PTBA
SIMP
Perusahaan Gas
Negara Tbk.
Tambang
Batubara Bukit
Asam Tbk.
Salim Ivomas
Pratama Tbk.
2008
Rp 4,615
Rp
260
Rp 4,354.89
Rp
761
2009
Rp 13,908
Rp
282
Rp 13,625.54
Rp
485
2010
Rp 20,680
Rp
356
Rp 20,323.52
Rp
6,690
Positif
2011
Rp 17,618
Rp
408
Rp 17,210.29
Rp
6,660
Positif
2008
Rp 11,836
Rp 10,892
Rp
944.10
Rp
585
2009
Rp 7,174
Rp(36,105)
Rp 43,279.38
Rp
1,670
Positif
2010
Rp 9,217
Rp 3,337
Rp 5,879.61
Rp
2,570
Negatif
2011
Rp 8,117
Rp
856
Rp 7,261.14
Rp
2,250
Negatif
2008
Rp 35,069
Rp
308
Rp 34,760.94
Rp
1,860
2009
Rp 31,737
Rp
484
Rp 31,253.03
Rp
3,900
Negatif
2010
Rp 40,288
Rp
572
Rp 39,715.90
Rp
4,425
Positif
2011
Rp 39,942
Rp
709
Rp 39,233.10
Rp
3,175
Positif
2008
Rp 30,413
Rp 1,735
Rp 28,677.80
Rp
6,900
2009
Rp 18,650
Rp 2,474
Rp 16,175.59
Rp 17,250
Negatif
2010
Rp 17,091
Rp 2,763
Rp 14,327.82
Rp 22,950
Negatif
2011
Rp 15,002
Rp 3,544
Rp 11,458.37
Rp 17,350
Positif
2011
Rp 16,494
Rp
959
Rp 15,534.79
Rp
1,150
2008
Rp 3,985
Rp 1,360
Rp 2,624.54
Rp
4,175
2009
Rp 8,846
Rp 1,719
Rp 7,126.76
Rp
7,550
Positif
2010
Rp 31,995
Rp 2,024
Rp 29,970.82
Rp
9,450
Positif
2011
Rp 18,855
Rp 2,464
Rp 16,391.03
Rp 11,450
2008
Rp 15,447
Rp 7,591
Rp 7,855.97
Rp
1,080
2009
Rp 17,408
Rp
682
Rp 16,726.49
Rp
2,000
Positif
2010
Rp 14,843
Rp
835
Rp 14,007.96
Rp
2,750
Negatif
2011
Rp 7,569
Rp
914
Rp 6,655.47
Rp
1,670
Positif
2008
Rp 60,829
Rp 1,702
Rp 59,126.91
Rp
6,900
2009
Rp 43,930
Rp 1,934
Rp 41,995.98
Rp
9,450
Negatif
2010
Rp 56,889
Rp 2,203
Rp 54,685.69
Rp
7,950
Negatif
2011
Rp 41,534
Rp 37,644
Rp 3,890.15
Rp
7,050
Positif
2008
Rp
615
Rp
116
Rp
498.73
Rp
50
2009
Rp 2,257
Rp
126
Rp 2,131.28
Rp
530
Positif
2010
Rp 5,503
Rp
133
Rp 5,369.72
Rp
620
Positif
2011
Rp 12,143
Rp
156
Rp 11,987.22
Rp
990
Positif
2008
Rp 22,179
Rp 3,346
Rp 18,833.04
Rp 4,230
2009
Rp 16,246
Rp(25,839)
Rp 42,084.83
Rp 14,902
Positif
2010
Rp 23,438
Rp 4,850
Rp 18,587.70
Rp 22,882
Negatif
2011
Rp 32,339
Rp 7,373
Rp 24,965.55
Rp 26,350
Positif
Negatif
2008
2009
2010
25
26
27
28
29
SMGR
TINS
TLKM
TRAM
UNTR
Semen Gresik
(Persero) Tbk.
Timah
(Persero) Tbk.
Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Trada Maritime
Tbk.
United Tractors
Tbk.
Negatif
26
30
UNVR
Unilever
Indonesia Tbk.
2008
Rp 3,213
Rp
406
Rp 2,806.67
Rp
7,800
2009
Rp 4,719
Rp
485
Rp 4,233.70
Rp 11,050
Positif
2010
Rp 7,928
Rp
530
Rp 7,397.80
Rp 16,500
Positif
2011
Rp 8,847
Rp
583
Rp 8,263.73
Rp 18,800
Positif
Sumber : Ringkasan Kinerja Perusahaan Tahun 2008-2011
Berdasarkan data pada tabel 1.6 ditemukan penyimpangan atau tidak
adanya kesesuaian antara teori dengan praktik yang ada. Peningkatan nilai
MVA tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, atau penurunan MVA
tidak diikuti oleh penurunan harga saham atau disebut juga MVA
berhubungan secara positif terhadap harga saham. Penyimpangan tersebut
terjadi pada 19 perusahaan dari 26 perusahaan yang mempunyai data
laporan keuangan lengkap. Perusahaan tersebut antara lain : PT. Astra Agro
Lestari Tbk, PT. AKR Corporindo Tbk, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk,
PT. Astra International Tbk, PT. Alam Sutera Realty Tbk, Energi Mega
Persada Tbk, XL Axiata Tbk, Vale Indonesia Tbk, Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk, Indo Tambangraya Megah Tbk, Kalbe Farma Tbk, Lippo
Karawaci Tbk, PT. London Sumatra Indonesia Tbk, Perusahaan Gas Negara
Tbk, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, Semen Gresik (Persero) Tbk,
Timah (Persero) Tbk, Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan United Tractors
Tbk.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini penting untuk
dilakukan dan penulis tertarik untuk mengambil judul ‘Pengaruh Earning
Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan
Market Value Added terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta
Islamic Index Tahun 2008-2011’
27
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Seberapa besar pengaruh
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity
Ratio, dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam kelompok
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2008-2011 baik secara simultan maupun
parsial?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka
tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui besarnya pengaruh Earning
Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan
Market Value Added terhadap Harga Saham dalam kelompok Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2008-2011 baik secara simultan maupun parsial.
1.4
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan antara
lain sebagai berikut :
1)
Kegunaan Teoritis
a.
Bagi Peneliti lain
Sebagai salah satu referensi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya terutama bidang investasi saham dalam kelompok JII.
28
2)
Kegunaan Praktis
a.
Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham
dalam kelompok JII.
b.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
evaluasi kinerja manajemen yang akan datang.
BAB II
KERANGKA TEORITIK
2.1
Pasar Modal Syariah
Darmadji dan Fakhruddin (2006:231), pasar Modal syariah dapat
diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam kegiatan transaksi ekonomi terlepas dari hal-hal yang dilarang,
seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 40/DSN-MUI/X/2003 (Bab II
Pasal 2) tentang pedoman umum penerapan prinsip-prinsip syariah di
bidang pasar modal, dinyatakan bahwa pasar modal beserta seluruh
mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan
syariah jika telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 40/DSN-MUI/X/2003 (Bab III
Pasal 3, ayat 2), menyebutkan bahwa kegiatan usaha yang bertentangan
dengan syariah antara lain, (1) Perjudian dan permainan yang tergolong
judi atau perdagangan yang dilarang, (2) Lembaga keuangan
konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional,
(3) Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang
haram, (4) Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat, (5) Melakukan
investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat
29 30 (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya
Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 40/DSN-MUI/X/2003 (Bab V,
Pasal 5) pada ayat 1 menyebutkan bahwa pelaksanaan transaksi harus
dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan
melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung
unsur dharar, gharar, riba, maisir,
risywah, maksiat dan kezaliman.
Pada ayat 2 menyebutkan bahwa transaksi yang mengandung unsur
dharar, gharar, riba,
maisir, risywah, maksiat dan kezaliman
sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas meliputi : najsy, yaitu melakukan
penawaran palsu, bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas
barang (efek syariah), insider trading, yaitu memakai informasi orang
dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang,
menimbulkan informasi yang menyesatkan, margin trading, yaitu
melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian efek syariah
tersebut, ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan
pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga
efek syariah, dengan tujuan mempengaruhi pihak lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, yaitu setiap perdagangan surat berharga harus menaati
31 ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah yaitu Fatwa Dewan
Syariah Nasional No : 40/DSN-MUI/X/2003.
2.2
Jakarta Islamic Index (JII)
PT. Bursa Efek Indonesia (pada saat itu bernama Bursa Efek
Jakarta)
dalam rangka
mengembangkan
pasar
modal
syariah,
bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada
tanggal 3 Juli 2000. Hari dasar yang digunakan untuk menghitung JII
adalah tanggal 2 Januari 1995 dengan angka indeks dasar sebesar 100.
Metodologi perhitungan JII sama dengan yang digunakan untuk
menghitung IHSG. Sunariyah (2006:143), menyatakan bahwa ada dua
metode Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu : Metode rata-rata
(Average Method) dan metode rata-rata tertimbang (Weighted Average
Method).
BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan
dengan periode penerbitan DES oleh Bapepam dan LK, setelah
dilakukan penyeleksian saham syariah oleh Bapepam dan LK yang
dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang
didasarkan kepada kinerja perdagangannya.
Proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah
yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut (www.IDX.co.id) :
1.
Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham yang termasuk ke
dalam DES yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK
32 2.
Saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham
berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir
3.
60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,
kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuidasi yaitu
urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun
terakhir.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa,
Saham yang masuk dalam JII terdiri dari 30 saham yang merupakan
saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang
besar. JII ini digunakan sebagai acuan (benchmark) untuk mengukur
kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan
investasi secara syariah.
2.3
Saham
Tandelilin (2007:18), saham merupakan surat bukti bahwa
kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
Investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban
perusahaan. Samsul (2006:45), saham adalah tanda bukti memiliki
perusahaan yang pemiliknya disebut sebagai pemegang saham
(shareholder atau stockholder).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
saham merupakan sertifikat atau tanda bukti kepemilikan yang
33 menunjukkan kepemilikan suatu perusahaan dan pemiliknya disebut
pemegang saham (shareholder atau stockholder) yang berhak untuk
memiliki atas penghasilan aktiva suatu perusahaan.
2.3.1
Saham Syariah
Darmadji dan Fakhruddin (2006:169), saham-saham yang masuk
dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syariah, seperti :
1.
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang
2.
Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk
perbankan dan asuransi konvensional
3.
Usaha
yang
memproduksi,
mendistribusikan,
serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram
4.
Usaha
yang
memproduksi,
mendistribusikan
dan
atau
menyediakan barang ataupun jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat.
Peraturan Nomor II.K1 Tahun 2009: Kriteria dan Penerbitan
Daftar Efek Syariah harus memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai
berikut :
1)
Total hutang yang berbasis bunga dibanding dengan total aset
tidak lebih dari 82% (delapan puluh dua per seratus)
34 2)
Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus)
Fatwa No 40/DSN-MUI/X/2003, Bab IV, Pasal 3 dan Pasal 4,
saham syariah merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan
dan akad serta cara pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan
publik yang menerbitkan efek syariah tidak boleh bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah, dan tidak termasuk saham yang memiliki hakhak istimewa.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa saham
syariah merupakan penyertaan modal oleh perusahan-perusahaan yang
kegiatan operasionalnya secara keseluruhan tidak melanggar prinsipprinsip syariah yang telah ditentukan DSN-MUI dan Peraturan Nomor
II.K1 Tahun 2009.
2.3.2
Keuntungan dan Risiko Saham
Sunariyah (2006:48-50), pada dasarnya pemodal memiliki
keuntungan dan risiko dengan membeli saham, antara lain adalah
sebagai berikut :
1.
Keuntungan Membeli Saham
a.
Mendapat Dividen
Dividen
diberikan
adalah
perusahaan
pembagian
penerbit
keuntungan
saham
tersebut
yang
atas
35 keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Dividen merupakan daya tarik bagi pemegang
saham dengan orientasi jangka panjang.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa
dividen tunai artinya setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham
yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
dimiliki
pemodal
akan
bertambah
dengan
adanya
pembagian dividen tersebut.
b.
Capital Gain
Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.
Pemodal
dengan
orientasi
jangka
pendek
mengejar
keuntungan melalui capital gain. Saham dikenal dengan
karakteristik high risk – high return, artinya saham
merupakan surat berharga yang memberikan peluang
keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi.
2.
Risiko Membeli Saham
a.
Tidak Mendapat Dividen
Potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan
dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
36 Perusahaan
akan
membagikan
dividen
jika
operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan.
b.
Capital Loss
Capital Loss merupakan kondisi saat pemodal harus
menjual saham yang dimilikinya dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli. Pemodal melakukannya dengan
tujuan untuk menghindari potensi kerugian yang semakin
besar seiring dengan terus menurunnya harga saham (cut
loss)
c.
Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa
efek, maka jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka
secara
otomatis
saham
perusahaan
tersebut
akan
dikeluarkan dari bursa atau di delist. Dalam kondisi
perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau
pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan
dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau
pemegang
obligasi,
dan
sisanya
dibagikan
kepada
pemegang saham.
d.
Saham di Delist dari Bursa
Saham yang telah di delist tentu saja tidak lagi
diperdagangkan
di
bursa,
namun
tetap
dapat
37 diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak
terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya
dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya.
2.4
2.4.1
Harga Saham
Jenis Nilai Saham
Saham adalah surat berharga yang mempunyai nilai. Setiap
investor atau calon investor harus mengetahui harga atau nilai suatu
saham yang nilainya berbeda-beda. Sunariyah (2006:127), nilai
sertifikat saham dapat dibagi manjadi empat, yaitu :
1)
Nilai Nominal (Par Value), adalah harga saham pertama yang
tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut
merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh Rapat Umum
Pemegang Saham. Harga ini tidak berubah-ubah dari yang telah
ditetapkan oleh RUPS. Saat harga saham perdana lebih tinggi dari
nilai nominal, akan ada selisih yang disebut dengan agio,
sebaliknya jika harga perdana lebih rendah daripada nilai
nominalnya maka akan terjadi disagio.
2)
Nilai Buku (Book Value), nilai saham setiap waktu akan berbeda
mulai dari perusahaan didirikan, perubahan tersebut dikarenakan
adanya kenaikan atau penurunan harga saham, dan adanya laba
ditahan. Nilai buku merupakan jumlah dari laba ditahan, par
value saham, dan modal selain par value.
38 3)
Nilai Dasar (Base Value), nilai ini merupakan harga perdana suatu
saham setelah dilakukan penyesuaian karena corporate action
(aksi emiten). Nilai dasar ini digunakan dalam perhitungan indeks
harga saham sehingga akan terus berubah jika emiten seperti stock
split dan right issue.
4)
Nilai Pasar (Market Value), harga suatu saham pada pasar yang
sedang berlangsung di bursa efek. Saat bursa efek telah tutup
maka harga pasar adalah harga penutupannya (clossing price).
Nilai pasar ini diperoleh dengan mengalikan harga pasar dengan
jumlah saham yang dikeluarkan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
saham terbentuk di pasar jual beli saham karena akibat dari transaksi
jual beli yang terjadi antara investor. Saat harga pasar Bursa Efek
ditutup maka nilai pasar atau harga pasar merupakan harga
penutupannya (clossing price).
2.4.2
Penilaian Harga Saham
Upaya untuk menemukan bagaimana menghitung harga saham
yang sebenarnya (nilai instrinsik) selalu dilakukan oleh setiap analisis
dengan tujuan untuk
memperoleh tingkat pengembalian yang
memuasakan. Seorang investor dalam membuat keputusan berinvestasi
dalam membeli saham tertentu, sebelumnya sudah menganilisis terlebih
dahulu saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek dan
tanggungan risiko saham. Darmadji dan Fakhruddin (2006:189,202),
39 Ada dua jenis analisis yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
saham, yaitu :
1)
Analisis Fundamental : Salah satu cara penilaian saham dengan
mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi
makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk
berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan. Analisis
ini berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau
memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa indikator yang umum
digunakan adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan,
imbal hasil atau pengembalian atas equitas, profit margin, dan
data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja
perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa
mendatang.
2)
Analisis Teknikal : Metode yang digunakan untuk menilai saham
dengan melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data
statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham.
Analisis ini menilai bahwa perkembangan atau kinerja saham dan
pasar di masa lalu merupakan cermin kinerja ke depan.
Berdasarkan definisi pendekatan penilaian harga saham di atas,
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan analisis fundamental lebih
memfokuskan pada kinerja dan kondisi keuangan dan ekonomi
perusahaan
yang
menerbitkan
saham
tersebut
dan
menjadi
pertimbangan utama dalam menanamkan investasi saham. Analisis ini
40 akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi
dengan mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan
juga risiko yang harus ditanggung dari kinerja perusahaan tersebut.
2.4.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
(Usman, 1990:166) dalam Wiguna dan Mendari (2008:133)
menyatakan bahwa, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga
saham dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.
Faktor yang bersifat fundamental
Faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor ini
meliputi:
a. Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional
perusahaan
b. Prospek bisnis perusahaan di masa datang
c. Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan
d. Perkembangan teknologi yang digunakan dalam kegiatan
operasi perusahaan
e. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
2.
Faktor yang bersifat teknis
Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran
suatu efek baik secara individu maupun secara kelompok. Para
analis teknis dalam menilai harga saham banyak memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
41 a. Perkembangan kurs
b. Keadaan pasar modal
c. Volume dan frekuensi transaksi suku bunga
d. Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saham
perusahaan.
3.
Faktor sosial dan politik
a. Tingkat inflasi yang terjadi
b. Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah
c. Kondisi perekonomian
d. Keadaan politik suatu negara
2.5
Earning Per Share (EPS)
Tandelilin (2007:241), Earning Per Share (EPS) merupakan rasio
yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan
bagi
semua
pemegang
saham
perusahaan.
Samsul
(2006:167), Investor yang membeli saham berarti investor membeli
prospek perusahaan, yang tercermin pada laba per saham, jika laba per
saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika
laba per saham lebih rendah berarti kurang baik. (Herlina dan Hadianto,
2007) dalam Hadianto (2008:164), EPS yang lebih besar menandakan
kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan
keuntungan bersih bagi pemegang saham, keadaan ini akan mendorong
harga saham mengalami kenaikan.
42 Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, semakin
besar nilai EPS maka semakin besar laba bersih yang akan diterima
oleh pemegang saham. Meningkatnya laba bersih tersebut akan
meningkatkan kekayaan pemegang saham, sehingga hal ini akan
menarik minat investor untuk membeli saham, dengan naiknya
permintaan saham maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan
yang juga ikut meningkat, atau EPS memiliki hubungan yang positif
terhadap harga saham.
2.6
Price Earning Ratio (PER)
Darmadji dan Fakhruddin (2006:198), Price Earning Ratio (PER)
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. PER mengindikasikan besarnya dana yang
dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh setiap rupiah laba
perusahaan. Perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih
tinggi biasanya mempunyai PER yang besar (Stella, 2009:100).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, semakin
tinggi PER menunjukkan semakin besar tingkat kepercayaan investor
(pasar) terhadap saham perusahaan dalam menghasilkan laba. Hal ini
berarti semakin tinggi nilai PER mengindikasikan bahwa permintaan
akan saham perusahaan semakin besar, dengan permintaan yang
semakin besar maka harga saham perusahaan juga akan ikut meningkat,
atau PER berhubungan positif terhadap harga saham.
43 2.7
Return on Asset (ROA)
Tandelilin (2007:240), Return on Asset (ROA) menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba. Darmadji dan Fakhruddin (2006:200), Return on
Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba atau aset yang dimilikinya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat
rendahnya ROA perusahaan tergantung pada keputusan perusahaan
dalam alokasi aset yang mereka miliki. Penggunaan aset yang tidak
efisien akan berakibat pada rendahnya rasio ini, demikian pula
sebaliknya. ROA yang positif atau yang semakin besar menunjukkan
bahwa pengelolaan atau manajemen aset yang telah dilakukan oleh
perusahaan
telah
efisien,
sehingga
aset
perusahaan
mampu
menghasilkan laba yang semakin besar. Kondisi laba yang semakin
besar akan meningkatkan permintaan
saham, yang nantinya akan
meningkatkan harga saham, atau ROA berhubungan secara positif
terhadap harga saham.
2.8
Debt to Equity Ratio (DER)
Darmadji dan Fakhruddin (2006:200), Debt to Equity Ratio
(DER), merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya hutang
dapat ditutupi oleh modal sendiri. DER digunakan untuk mengukur
tingkat penggunaan utang terhadap total equity (modal sendiri) yang
dimiliki perusahaan. Stella (2009:100), DER yang semakin tinggi
44 menunjukkan
tingginya
ketergantungan
permodalan
perusahaan
terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat.
(Robert Ang, 1997) dalam Abigael K dan Ika S (2008:78) menyatakan
bahwa, semakin besar DER akan berdampak pada profitabilias yang
semakin berkurang, dan menyebabkan hak para pemegang saham
berkurang.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, DER
menunjukkan perbandingan modal asing dan modal sendiri. DER yang
semakin tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan
perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga
semakin berat, hal ini akan mengurangi hak pemegang saham, karena
perusahaan
akan lebih
mengutamakan
untuk
melunasi semua
kewajibannya terlebih dahulu, sehingga semakin meningkatnya nilai
DER maka minat investor terhadap saham tersebut menurun dan akan
mempengaruhi harga saham yang semakin menurun, atau DER
berhubungan negatif terhadap harga saham.
2.9
Market Value Added (MVA)
Market Value Added (MVA) merupakan perbedaan antara nilai
pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke
perusahaan oleh pemegang saham (pemilik perusahaan). Semakin besar
nilai MVA ini maka kemakmuran pemegang saham akan semakin
maksimum (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:65). Nilai Tambah Pasar atau
MVA ini digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja
45 manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang (Mardiyanto,
2013:300). Indikator yang digunakan untuk mengukur MVA yaitu, jika
MVA >0, bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai
modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana, jika MVA < 0
bernilai negatif, maka perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai
modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana (Young dan
O’Byrne, 2001:27) dalam Mardiyanto, (2013:300).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa, nilai MVA
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah
modal suatu saham. Semakin besar nilai MVA maka semakin besar
nilai tambah modal yang diberikan kepada investor, sehingga akan
meningkatkan minat investor terhadap saham perusahaan tersebut, yang
nantinya akan meningkatkan harga saham, atau MVA berhubungan
positif terhadap harga saham.
2.10
Penelitian Terdahulu
Berikut ini disediakan tabel ringkasan tentang penelitian
terdahulu yang terkait dengan fokus penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, karena penelitian ini juga mengacu pada beberapa penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya. Tabel penelitian terdahulu adalah
sebagai berikut :
46 No
1.
Peneliti dan
Tahun Publikasi
Muktharuddin
dan
Desmoon
King Romalo
(Jurnal, 2007)
2.
Bram Hadianto
(Jurnal, 2008)
3.
Ika
Veronica
Abigael K dan
Ardiani Ika S
(Jurnal, 2008)
4.
5.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Teknik
Judul Penelitian
Analisis
Pengaruh Return On Assets
Analisis
•
(ROA), Return On Investmen
Regresi
(ROI), Debt To Equity Ratio
(DER) dan Book Value (BV)
•
Terhadap
Harga
Saham
Properti di BEJ
•
Pengaruh Earning Per Share
(EPS) dan Price Earning Ratio
(PER) Terhadap Harga Saham
Sektor Perdagangan Besar dan
Ritel Pada Periode 2000-2005
di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Return On Asset,
Price Earning Ratio, Earning
Per Share, Debt to Book Value
Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur di BEI
Analisis
Regresi
Robin Wiguna
dan Anastasia Sri
Mendari
(Jurnal, 2008)
Pengaruh Earning Per Share
dan Tingkat Bunga SBI
Terhadap
Harga
Saham
Perusahaan yang terdaftar di
LQ45 BEI
Analisis
Regresi
Stella
(Jurnal, 2009)
Pengaruh Price To Earning
Ratio (PER), Debt To Equity
Ratio (DER), Return On Asset
(ROA), dan Price To Book
Value (PBV) Terhadap Harga
Saham
Analisis
Regresi
Analisis
Regresi
Hasil Penelitian
ROA, ROE, ROI dan DER secara
parsial tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Harga Saham
BV secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
ROA, ROE, ROI, DER dan BV
secara
simultan
mempunyai
pengaruh terhadap Harga Saham
EPS dan PER secara parsial dan
simultan mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap Harga Saham
• ROA, EPS dan PBV secara parsial
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap Harga Saham
• PER dan DER secara parsial
mempunyai
pengaruh
negatif
signifikan terhadap Harga Saham
• ROA, PER, EPS, DER dan PBV
secara
simultan
mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• EPS secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga saham
• Tingkat Bunga SBI tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• EPS dan Tingkat Bunga SBI secara
simultan mempunyai penngaruh
signifikan terhadap Harga Saham
• PER secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
• DER secara parsial mempunyai
negatif signifikan terhadap Harga
Saham
• ROA secara parsial tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• PBV secara parsial mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap
Harga Saham
• PER, DER, ROA dan PBV secara
simultan
mempunyai
pengaruh
terhadap Harga Saham
47 6.
Wijayanti
(Jurnal, 2010)
Analisis Kinerja Keuangan dan
Harga Saham Perbankan di
Bursa Efek Indonesi (BEI)
Analisis
Regresi
7.
A. Seetharaman
and
John
Rudolph Raj
(Journal, 2011)
Jatnika Dwi Asri
(Jurnal, 2011)
An Empirical Study on the
Impact of Earnings Per Share
on Stock Prices of a Listed
Bank in Malaysia
Pengaruh Earning Per Share
(EPS), Debt To Equity Ratio
(DER), dan Pertumbuhan Asset
Terhadap Perubahan Harga
Saham
(Studi
Kasus
Perusahaan Sektor Pertanian
yang Listing di BEI Tahun
2003-2008)
Analisis
Regresi
9.
Atika
Jauharia
Hatta
dan
Bambang Sugeng
Dwiyanti
(Jurnal, 2012)
The Company Fundamental
Factors and Systematic Risk In
Increasing Stock Price
Analisis
Regresi
10.
Budi
Rustandi
Kartawinata
(Jurnal)
Analisis
Regresi
11
Meilinda
Haryuningputri
dan Endang Tri
Widyarti
(Jurnal, 2012)
Analisis Pengaruh Economic
Value Added (EVA), Cash
Value Added (CVA) dan
Market Value Added (MVA)
Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan-Perusahaan Sektor
Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 20032006
Pengaruh Rasio Profitabilitas
dan EVA Terhadap Harga
Saham Pada Sektor Industri
Manufaktur di BEI Tahun
2007-2010
8.
Analisis
Regresi
Analisis
Regresi
• EPS, PER secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
• CAR secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
• NPL, LDR, NIM secara partial tidak
mempunyai
pengaruh
negatif
signifikan terhadap Harga Saham
• ROA secara parsial mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap
Harga Saham
• EPS, PER, CAR, NPL, LDR, NIM,
ROA secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap Harga Saham
• EPS mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap harga saham
• EPS dan Pertumbuhan Asset secara
parsial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap Perubahan Harga
Saham
• DER secara parsial tidak mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
Perubahan Harga Saham
• EPS, Pertumbuhan Asset dan DER
secara
simultan
mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• EPS, PER dan HSM secara parsial
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap Harga Saham
• DER dan NPM secara parsial
mempunyai
pengaruh
negatif
signifikan terhadap Harga Saham
• EPS, PER, HSM, DER dan NPM
secara
simultan
mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• EVA dan CVA secara parsial
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap Harga Saham
• MVA
secara
parsial
tidak
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap Harga Saham
• EVA, CVA, dan MVA secara
simultan
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap Harga Saham
• ROA, Return On Sales (ROS) dan
EVA secara parsial tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
• ROE dan EPS secara parsial
48 •
12.
Placido
M.
Menaje, Jr
(Journal, 2012)
Analisis
Regresi
Impact of Selected Financial
Variables on Share Price of
Publicly Listed Firm in the
Philippines
•
•
•
13.
Sri Zuliarni
(Jurnal, 2012)
Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Mining and Mining
Service di BEI
Analisis
Regresi
•
•
•
14.
15.
Herry
Mardiyanto
(Jurnal, 2013)
Meita Rosy
(Jurnal)
Analisis
Pengaruh
Nilai
Tambah Ekonomi dan Nilai
Tambah Pasar Terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Sektor
Ritel yang Listing Di BEI
Analisis
Regresi
Analisis Pengaruh Antara
Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added
(MVA) Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Sektor LQ45
di BEI Periode 2007-2008
Analisis
Regresi
•
•
•
•
•
•
2.11
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap Harga Saham
ROA, ROS, EVA, ROE dan EPS
secara
simultan
mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
EPS secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
ROA secara parsial mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap
Harga Saham
EPS dan ROA secara simultan
mempunyai
pengaruh
terhadap
Harga Saham
ROA dan PER secara parsial
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan terhadap Harga Saham
DPR secara parsial tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham
ROA, PER dan DPR secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap Harga
Saham
EVA secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap Harga Saham
MVA secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Harga Saham
EVA dan MVA secara simultan
mempunyai
pengaruh
terhadap
Harga Saham
EVA secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Harga Saham
MVA secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham
EVA dan MVA secara simultan
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap Harga Saham
Kerangka Berfikir
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua
pemegang
saham
perusahaan.
Nilai
EPS
yang
semakin
tinggi
menunjukkan semakin besar laba yang akan diterima pemegang saham,
49 sehingga akan menarik minat investor untuk membeli saham. Hal ini akan
meningkatkan
jumlah
permintaan
saham
yang
nantinya
dapat
mempengaruhi naiknya harga saham. Pernyataan ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Abigael K dan Ika S (2008), Hadianto
(2008), Wiguna dan Mendari (2008), Wijayanti (2010), Asri (2011),
Seetharaman dan Raj (2011), Hatta dan Dwiyanti (2012), Haryuningputri
dan Widyarti (2012), Menaje Jr (2012), Hasil penelitian yang telah
dilakukan tersebut dinyatakan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap
harga saham.
Price Earning Rasio (PER) merupakan rasio untuk melihat seberapa
besar investor menilai laba yang dihasilkan perusahaan. PER ini
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Semakin tinggi PER mengindikasikan bahwa investor
semakin percaya pada emiten dan permintaan saham akan meningkat,
dengan meningkatnya permintaan saham maka akan meningkatkan harga
saham perusahaan. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hadianto (2008), Stella (2009), Wijayanti (2010). Hatta
dan Dwiyanto (2012) dan Zuliarni (2012). Hasil penelitian yang telah
dilakukan tersebut dinyatakan bahwa PER berpengaruh positif terhadap
harga saham.
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang banyak digunakan
untuk mengukur kinerja profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik keadaan suatu perusahaan dan menunjukkan bahwa
50 perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan
laba bersih setelah pajak. Kinerja perusahaan yang semakin efektif akan
meningkatkan daya tarik perusahaan terhadap investor dan mengakibatkan
harga saham dari perusahaan tersebut juga akan meningkat. Pernyataan ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Abigael K dan Ika S
(2008), Zuliarni (2012). Hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut
dinyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur sejauh
mana besarnya hutang dapat ditutupi oleh modal sendiri. DER yang tinggi
menunjukkan pendanaan perusahaan lebih banyak dilakukan dengan
menggunakan hutang. Semakin besar DER menunjukkan semakin besar
biaya hutang yang harus dibayar perusahaan maka berdampak pada
profitabilitas yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan hak
pemegang saham akan semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh
pada minat investor yang akan mempengaruhi harga saham yang semakin
menurun. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Abigael K dan Ika S (2008) dan Stella (2009) dan Hatta dan Dwiyanto
(2012), Hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dinyatakan bahwa
DER berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Market Value Added (MVA) merupakan perbedaan antara nilai pasar
ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke perusahaan
oleh pemegang saham (pemilik perusahaan). Kemakmuran pemegang
saham dapat dimaksimumkan dengan meningkatkan perbedaan antara nilai
51 pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke
perusahaan oleh pemegang saham (pemilik perusahaan). Semakin besar
nilai
MVA
menunjukkan
bahwa
kemakmuran
pemegang
saham
meningkat, dengan kemakmuran pemegang saham yang meningkat maka
akan menarik investor untuk membeli saham tersebut, permintaan saham
yang meningkat akan mengakibatkan harga saham juga akan ikut
meningkat. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mardiyanto (2013) dan Rosy,. Hasil penelitian yang telah dilakukan
tersebut dinyatakan bahwa MVA berpengaruh positif terhadap harga
saham. Berikut ini adalah kerangka berfikir yang disajikan dalam bentuk
gambar 2.1, yaitu :
Earning Per Share (EPS)
Variabel X1
Price Earning Ratio (PER)
Variabel X2
Return On Assets (ROA)
Variabel X3
Harga Saham
Variabel Y
Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel X4
Market Value Added (MVA)
Variabel X5
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Model Penelitian
52 2.12
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1
: Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,
Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added berpengaruh terhadap
Harga Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2008-2011
baik secara simultan maupun parsial.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dan menggunakan analisis
statistik (Sugiyono, 2010:13). Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari Ringkasan Kinerja Perusahaan yang
sahamnya dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2011.
3.2
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono
(2010:297),
populasi
diartikan
sebagai
wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang masuk ke dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2008-2011 yang berjumlah 30 perusahaan.
Perusahaan dalam kelompok JII pada periode tersebut, yaitu: PT.
Astra Agro Lestari Tbk, PT. Adaro Energy Tbk, PT. AKR Corporindo
Tbk, PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Astra International Tbk, PT.
Alam Sutera Realty Tbk, PT. Sentul City Tbk, PT. Borneo Lumbung
Energy & Metal Tbk, Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Energi Mega
Persada Tbk, XL Axiata Tbk, Harum Energy Tbk, Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, Vale Indonesia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk,
53 54
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Indo Tambangraya Megah Tbk, Jasa
Marga (Persero) Tbk, Kalbe Farma Tbk, Lippo Karawaci Tbk, PT. London
Sumatra Indonesia Tbk, Perusahaan Gas Negara Tbk, Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk, Salim Ivomas Pratama Tbk, Semen Gresik (Persero)
Tbk, Timah (Persero) Tbk, Telekomunikasi Indonesia Tbk, Trada
Maritime Tbk, United Tractors Tbk, Unilever Indonesia Tbk.
Sugiyono (2010:297), sampel merupakan sebagian dari populasi
itu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive random sampling method. Purposive random sampling method
merupakan kombinasi antara purposive sampling yang pemilihan dalam
purposive dilakukan secara random. Sugiyono (2010:300), metode
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Suryabrata (2005:36), penentuan sampel
secara random semua anggota populasi secara individual atau kolektif
diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Alat yang
dianggap praktis dan valid dalam penentuan sampel secara random ialah
menggunakan tabel bilangan random atau kalkulator (Suryabrata,
2005:36). Sampel diperoleh dari saham perusahaan-perusahaan dalam
kelompok JII yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang sahamnya tercatat dalam kelompok JII paling akhir 1
Juni s.d. 30 November 2012
55
b. Perusahaan yang secara periodik memberikan laporan keuangan Harga
Saham, EPS, PER, ROA, DER dan MVA pada tahun kalender yang
berakhir 31 Desember selama tahun 2008-2011
c. Perusahaan yang mempunyai nilai EPS, PER, ROA, DER, MVA dan
Harga Saham positif selama tahun 2008-2011
d. Perusahaan yang mempunyai Harga Saham di atas Rp 70, sebagai
batas under stock price selama tahun 2008-2011.
No
1.
2.
3
4
Tabel 3.1
Pemilihan Sampel Berdasar Kriteria
Kriteria Sampel
Tidak Sesuai
Kriteria Sampel
Perusahaan yang sahamnya tercatat dalam kelompok
JII paling akhir 1 Juni s.d. 30 November 2012
Perusahaan yang secara periodik memberikan laporan
4 Perusahaan
keuangan Harga Saham, EPS, PER, ROA, DER dan
MVA pada tahun kalender yang berakhir 31
Desember selama periode 2008-2011
Perusahaan yang mempunyai nilai EPS, PER, ROA,
2 Perusahaan
DER, MVA dan Harga Saham positif selama periode
2008-2011
Perusahaan yang mempunyai Harga Saham di bawah
3 Perusahaan
Rp 70 sebagai batas under stock price selama periode
2008-2011.
Jumlah Sampel Penelitian
Sesuai Kriteria
Sampel
30 Perusahaan
26 Perusahaan
24 Perusahaan
21 Perusahaan
21 Perusahaan
Populasi sebesar 30 perusahaan dalam kelompok JII pada periode
2008-2011 yang memenuhi kriteria pengambilan sampel adalah sebanyak
21 perusahaan. 4 perusahaan yang tidak mempunyai data EPS, PER,
ROA, DER, MVA dan Harga Saham selama periode 2008-2011 adalah
PT. Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk, Harum Energy Tbk,
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan Salim Ivomas Pratama Tbk.
Pada waktu melakukan uji asumsi klasik untuk memenuhi syarat uji
normalitas, peneliti membuang 2
perusahaan yang mempunyai nilai
56
EPS, PER, ROA, DER, MVA dan Harga Saham yang bernilai negatif,
selain itu untuk memenuhi syarat uji heteroskedastisitas peneliti
membuang 3 perusahaan yang mempunyai Harga Saham lebih kecil dari
Rp 70 yaitu batas under stock price selama periode 2008-2011.
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1
Variabel Bebas (Independen)
Sugiyono (2010:61), variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat (dependen).
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah :
1.
X1 Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua
pemegang saham perusahaan, maka perhitungan EPS dapat
dirumuskan sebagai berikut (Tandelilin, 2007:242),:
2.
X2 Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka
perhitungan PER dapat dirumuskan sebagai berikut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2006:198):
57
3.
X3 Return On Assets (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau aset yang
dimilikinya, maka Perhitungan ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut (Darmadji dan Fakhruddin 2006:200) :
ROA
4.
100%
X4 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang mengukur
sejauh mana besarnya hutang dapat ditutup oleh modal sendiri, maka
perhitungan DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Darmadji dan
Fakhruddin 2006:200) :
5.
X5 Market Value Addes (MVA)
Market Value Addes (MVA), merupakan perbedaan antara nilai
pasar ekuitas dengan ekuitas (modal sendiri) yang diserahkan ke
perusahaan
oleh
pemegang
saham
(pemilik
perusahaan).
Kemakmuran pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan
memaksimumkan perbedaan tersebut, maka Perhitungan MVA dapat
dirumuskan sebagai berikut (Husnan dan Pudjiastuti 2006:67) :
58
3.3.2
Variabel Terikat (Dependen)
Sugiyono (2010:61), variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Harga Saham yang
dilihat dari harga penutupan (closing price) pada akhir periode laporan
keuangan tahunan pada perusahaan dalam kelompok JII tahun 20082011. Closing price adalah harga yang terjadi pada saham akibat adanya
permintaan dan penawaran di pasar, yang ditentukan menjelang
penutupan perdagangan di bursa setiap harinya, maka harga penutupan
saham tahunan adalah rata-rata harga yang terjadi pada suatu saham pada
tahun tertentu.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
teknik
dokumentasi.
Sugiyono
(2010:329),
bentuk
dari
teknik
dokumentasi berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu, misalnya
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian adalah
data EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga Saham dalam
kelompok JII selama periode 2008-2011.
3.5
Teknik Analisis Data
3.5.1
Analisis Statistik Deskriptif
Sugiyono (2010:207-208), statistik deskriptif merupakan statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
59
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar deviasi, perhitungan persentase.
3.5.2
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menganalisis data penelitian
sebelum uji hipotesis. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui
apakah model regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linier, Unbiased
dan Efficient estimator) sehingga perlu dilakukan :
1. Uji Normalitas
Ghozali (2011:110-113), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu :
a.
Analisis Grafik
Analisis ini dideteksi dengan melihat penyebaran titik pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
60
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenhi asumsi normalitas.
Analisis grafik pada uji normalitas penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1
Grafik Normal Plot Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
61
Gambar 3.2
Grafik Histogram Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan grafik histogram harga saham pada gambar
3.1 dan gambar 3.2, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
memberikan pola distribusi yang normal, sedangkan pada grafik
normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik di atas
menunjukan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b.
Analisis Statistik
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Data dikatakan normal jika nilai sig (2-tailed) > 5%.
62
Analisis statistik pada uji normalitas penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil output SPSS
84
.0000000
.38996522
.096
.082
-.096
.876
.427
Model regresi dikatakan normal jika memiliki nilai sig (2tailed) > 5%. Tabel 3.2 diperoleh nilai sig = 0.427 (42,7%), karena
nilai sig 42,7% > 5%, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji korelasi antara
kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang
bebas dari autokorelasi. Ghozali (2011:96), dasar pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Standar Autokorelasi
No
Hipotesis
1. Tidak ada autokorelasi positif
2. Tidak ada autokorelasi positif
3. Tidak ada korelasi negative
4. Tidak ada korelasi negative
5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Sumber : Ghozali (2011:96)
Keputusan
Tolak
No Desicison
Tolak
No Desicison
Tidak ditolak
Jika
0<d<dl
dl≤d≤du
4-dl<d<4
4-du≤d≤4-dl
du<d<4-du
63
Analisis pada uji autokorelasi penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Std. Error of the
Square
Estimate
Durbin-Watson
1
.628a
.395
.356
.40227
2.215
a. Predictors: (Constant), Log_MVA, DER, PER, ROA, Log_EPS
b. Dependent Variable: Log_Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil autokorelasi pada tabel 3.4 menunjukkan nilai
Dw sebesar 2,215 pada taraf signifikansi 5% dengan variabel bebas k
= 5 dan n = 84, maka di tabel Durbin Watson akan didapat nilai DW
2,215 lebih besar dari batas atas (du) 1,774 dan kurang dari 2,226
hasil dari 4-1,774 (4-du), maka tidak ada autokorelasi positif atau
negatif, sehingga model regresi dapat disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi.
3. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2011:91), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas di dalam
model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor (VIF), yaitu (Ghozali, 2011:92) :
a)
Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan
bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut
64
b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF>10, maka dapat diartikan
bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut
Analisis pada uji Multikolinieritas penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficient Correlationsa
Model
Log_MVA
1Correlations Log_MVA
DER
PER
ROA
Log_EPS
1.000
-.031
-.152
.126
-.127
DER
-.031
1.000
-.053
.214
.418
PER
-.152
-.053
1.000
.009
.142
ROA
.126
.214
.009
1.000
-.311
-.127
.418
.142
-.311
1.000
.010
.000 -5.175E-5 5.033E-5
-.002
.000
.007 -1.500E-5 7.076E-5
.004
Log_EPS
Covariances Log_MVA
DER
PER
-5.175E-5 -1.500E-5
ROA
5.033E-5
7.076E-5
Log_EPS
-.002
a. Dependent Variable: Log_Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
.004
1.160E-5 1.229E-7 6.011E-5
1.229E-7 1.601E-5
.000
6.011E-5
.015
.000
Tabel 3.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1 (Constant)
.852
.504
Log_EPS
.528
.124
PER
.008
ROA
DER
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
T
Sig.
Tolerance VIF
1.690
.095
.472
4.241
.000
.626 1.597
.003
.222
2.433
.017
.931 1.074
.005
.006
.139
1.357
.179
.741 1.350
-.003
.083
-.004
-.042
.967
.675 1.481
Log_MVA
.300
.100
a. Dependent Variable:
Log_Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
.269
2.989
.004
.955 1.047
Collinearity
Statistics
65
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 3.5 dapat
dilihat hasil besaran korelasi antar variabel independen menunjukkan
hanya variabel EPS yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan
variabel DER dengan tingkat korelasi sebesar 0,418 atau sekitar
41,8%, karena korelasi ini masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan
tidak terjadi multikolinieritas secara serius.
Hasil perhitungan nilai tolerance pada hasil uji multikolinieritas
pada tabel 3.6 juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan
bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10, sehingga penjelasan dari tabel 4.9 dan tabel 4.10 dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
4. Uji Heteroskedastisitas
a.
Analisis Grafik
Ghozali (2011:105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik plot antara nilai prediksi
66
variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Ghozali (2011:105) dasar analisisnya, yaitu :
1) Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Analisis grafik pada uji heteroskedastisitas penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.3
Grafik Scatterplot Variabel Dependen : Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 3.3 di atas
dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak secara
67
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk
memprediksi Harga Saham berdasarkan variabel independen
EPS, PER, ROA, DER dan MVA.
b.
Analisis Statistik
Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup
signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil
ploting. Analisis statistik diperlukan untuk menjamin keakuratan
hasil. Analisis statistik yang digunakan adalah metode Glejser,
yaitu dengan meregresikan nilai absolute residuals. Jika
probabilitas signifikasi dia atas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedastisitas, Ghozali (2011:109).
Analisis statistik pada uji heteroskedastisitas penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.646
.328
Log_EPS
.023
.081
PER
.001
ROA
DER
Beta
T
Sig.
1.969
.053
.040
.290
.773
.002
.055
.482
.631
-.003
.005
-.141
-1.099
.275
.024
.054
.059
.439
.662
Log_MVA
-.097
.065
a. Dependent Variable: abs(RES_1)
-.167
-1.481
.143
Standardized
Coefficients
68
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 3.7 di atas dapat
dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai abs(RES_1). Pada
tabel menunjukan bahwa probabilitas signifikansi variabel tidak ada
yang dibawah 5%, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
3.5.3
Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
Return On Asset (ROA), Debt to Equty Ratio (DER), Market Value
Added (MVA) terhadap variabel dependen Harga Saham, maka model
analisis regresi berganda yang dapat digunakan adalah :
+
Dimana :
Y
= Harga Saham
= Konstanta
= Koefisien regresi variabel independen
= Earning Per Share (EPS)
= Price Earning Ratio (PER)
= Return On Asset (ROA)
= Debt to Equity Ratio (DER)
= Market Value Added (MVA)
69
3.5.4
Uji Hipotesis
a)
Uji F (Simultan)
Ghozali
(2011:84),
uji
statistik
F
pada
dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen atau terikat.
b)
Uji Statistik t (Parsial)
Ghozali
(2011:84),
uji
statistik
t
pada
dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Tingkat kesalahan dalam penelitian ini adalah 5%.
Apabila tingkat signifikansi (Sig t) lebih kecil daripada
0,05,
maka H1 diterima yang artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya
0,05 maka H1 ditolak yang artinya
jika sig t lebih besar
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0
:
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,
Debt
to Equity Ratio, dan Market Value Added secara
simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap Harga
70
Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun
2008-2011
H1
:
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,
Debt
to Equity Ratio, dan Market Value Added secara
simultan dan parsial berpengaruh terhadap Harga Saham
dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20082011
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan uji statistik F dan
uji statistik t, yaitu jika nilai signifikansi<0,05 maka H1 diterima dan
nilai signifikansi>0,05 maka H1 ditolak.
3.5.5
Koefisien Determinasi
Ghozali (2011:83), koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati 1
berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Hal-hal
yang akan dikaji dalam analisis statistik deskriptif ini adalah nilai
minimum, nilai maksimum dan nilai standar deviasi dari data
Harga Saham, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On
Asset, dan Market Value Added tahun 2008-2011. Hasil uji analisis
statistik deskriptif tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Harga Saham
Harga Saham dalam penelitian ini merupakan harga
penutupan (closing price) dari transaksi jual-beli saham di
bursa efek, tabel statistik deskriptif adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Harga Saham
Descriptive Statistics
N
Minimum
Log_Harga Saham 84
Valid N (listwise)
84
Sumber : Hasil output SPSS
2.60
Maximum Mean
Std.
Deviation
4.71 3.6246
.50130
Berdasarkan tabel 4.1 di atas hasil SPSS untuk uji
statistik
deskriptif
variabel
71 variabel
Harga
Saham
72
menunjukkan sampel (N) sebanyak 84, yang diperoleh dari
sampel 21 perusahaan yang sahamnya dalam kelompok JII
dikalikan dengan 4 tahun tahun penelitian. Harga Saham
dalam penelitian ini merupakan hasil dari logaritma Harga
Saham selama tahun 2008-2011 dalam rangka memenuhi uji
normalitas data.
Pada tabel descriptive statistics dari 84
sampel tersebut dapat dilihat bahwa log Harga Saham
minimum 2.6 yaitu pada perusahaan Kalbe Farma Tbk pada
tahun 2008 dengan Harga Saham sebesar Rp 400, sedangkan
log Harga Saham maksimum 4.71 dimiliki oleh perusahaan
Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun 2010 dengan
Harga Saham sebesar Rp 50,750. Standar deviasi sebesar
0.50130 yang berarti kecenderungan data Harga Saham
antara perusahaan satu dan perusahaan lainnya dalam JII
selama tahun tersebut mempunyai tingkat penyimpangan
sebesar 0.50130.
2)
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Earning Per Share
(EPS)
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif EPS
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Log_EPS
84
Valid N (listwise)
84
Sumber : Hasil output SPSS
1.37
Mean Std. Deviation
3.22 2.4556
.44831
73
Berdasarkan tabel 4.2 hasil SPSS untuk uji statistik
deskriptif variabel EPS menunjukkan sampel (N) sebanyak
84, yang diperoleh dari sampel 21 perusahaan yang sahamnya
dalam kelompok JII dikalikan dengan 4 tahun tahun
penelitian. EPS dalam penelitian ini merupakan hasil dari
logaritma EPS selama tahun 2008-2011 dalam rangka
memenuhi uji normalitas data.
Pada tabel descriptive
statistics dari 84 sampel tersebut dapat dilihat bahwa log
Harga Saham minimum 1.37 yaitu pada perusahaan Indofood
Sukses Makmur Tbk pada tahun 2009, dengan EPS sebesar
Rp 23.420, sedangkan log EPS maksimum 3.22 yaitu pada
perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2008
dengan EPS sebesar Rp 1,670.76. Standar deviasi sebesar
0.44831yang
berarti
kecenderungan
data
EPS
antara
perusahaan satu dan perusahaan lainnya dalam JII selama
tahun tersebut mempunyai tingkat penyimpangan sebesar
0.44831.
3)
Hasil Uji Analisis Deskriptif Price Earning Ratio (PER)
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif PER
Descriptive Statistics
N
PER
Valid N (listwise)
Minimum Maximum
84
84
4.05
Sumber : Hasil output SPSS
Mean
98.28 17.5125
Std. Deviation
13.43310
74
Berdasarkan tabel 4.3 hasil SPSS untuk uji statistik
deskriptif variabel PER menunjukkan sampel (N) sebanyak
84, yang diperoleh dari sampel 21 perusahaan yang sahamnya
dalam kelompok JII dikalikan dengan 4 tahun tahun
penelitian. Pada tabel descriptive statistics dari 84 sampel
tersebut dapat dilihat bahwa PER minimum 4.05 yaitu pada
perusahaan Timah (Persero) Tbk pada tahun 2008, sedangkan
PER maksimum 98.28 yaitu pada perusahaan Gas Negara
Tbk pada tahun 2008. Standar deviasi sebesar 13.4331 yang
berarti kecenderungan data PER antara perusahaan satu dan
perusahaan lainnya dalam JII selama tahun tersebut
mempunyai tingkat penyimpangan sebesar 13.4331.
4)
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Return On Asset
(ROA)
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif ROA
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
ROA
84
Valid N (listwise)
84
Sumber : Hasil output SPSS
2.51
Mean
60.58 20.8989
Std. Deviation
12.82186
Berdasarkan tabel 4.4 hasil SPSS untuk uji statistik
deskriptif variabel ROA menunjukkan sampel (N) sebanyak
84, yang diperoleh dari sampel 21 perusahaan yang sahamnya
dalam kelompok JII dikalikan dengan 4 tahun tahun
penelitian. Pada tabel descriptive statistics dari 84 sampel
75
tersebut dapat dilihat bahwa ROA minimum 2.51 yang berarti
laba yang dihasilkan 2.51% hanya dari aset yang digunakan
pada perusahaan Vale Indonesia Tbk pada tahun 2008,
sedangkan ROA maksimum 60.58 yaitu pada perusahaan PT.
Asrra Agro Lestari Tbk pada tahun 2008, sehingga laba
bersih yang dihasilkan sebesar 60.58% dari total aset yang
digunakan. Jumlah ratio yang semakin tinggi menunjukkan
efisiensi manajemen aset yang berarti manajemen telah
efisien dalam mengelola aset perusahaan. Standar deviasi
sebesar 12.82186 yang berarti kecenderungan data ROA
antara perusahaan satu dan perusahaan lainnya dalam JII
selama tahun tersebut mempunyai tingkat penyimpangan
sebesar 12.82186.
5)
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio
(DER)
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif DER
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER
84
Valid N (listwise)
84
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan
.15
3.11 .8430
.64944
tabel 4.5 menunjukkan DER pada
perusahaan yang sahmnya dalam kelompok JII mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Hasil SPSS untuk uji statistik
deskriptif variabel DER menunjukan sampel (N) sebanyak
76
84, yang diperoleh dari sampel 21 perusahaan yang sahamnya
dalam kelompok JII dikalikan dengan 4 tahun tahun
penelitian. Pada tabel descriptive statistics dari 84 sampel
tersebut dapat dilihat bahwa nilai DER maksimum dimiliki
oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun
2008 dengan 3.11 kali, yang berarti modal perusahaan
tersebut harus dapat menutupi hutangnya sebesar 3.11 kali.
Sedangkan
DER
minimum
dimiliki
oleh
perusahaan
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2011 dengan
0.15 kali, yang berarti modal perusahaan tersebut hanya
sebesar 0.15 kali harus dapat menutupi hutangnya. Standar
deviasi sebesar 0.64944 yang berarti kecenderungan data
DER antara perusahaan satu dan perusahaan lainnya dalam
JII selama tahun tersebut mempunyai tingkat penyimpangan
sebesar 0.64944.
6)
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptf Market Value Added
(MVA)
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif MVA
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Log_MVA
84
Valid N (listwise)
84
Sumber : Hasil output SPSS
2.78
Mean Std. Deviation
4.77 4.0746
.45092
Berdasarkan tabel 4.6 hasil SPSS untuk uji statistik
deskriptif variabel MVA menunjukkan sampel (N) sebanyak
77
84, yang diperoleh dari sampel 21 perusahaan yang sahamnya
dalam kelompok JII dikalikan dengan 4 tahun tahun
penelitian. MVA dalam penelitian ini merupakan hasil dari
logaritma MVA selama tahun 2008-2011 dalam rangka
memenuhi uji normalitas data.
Pada tabel descriptive
statistics dari 84 sampel tersebut dapat dilihat bahwa log
MVA minimum 2.78
yaitu pada perusahaan Charoen
Pokhpand Indonesia pada tahun 2009, dengan MVA sebesar
Rp 603.03, sedangkan log MVA maksimum 4.77 yaitu pada
perusahaan Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2008
dengan MVA sebesar Rp 59126.91. Standar deviasi sebesar
0.45092 yang berarti kecenderungan data MVA antara
perusahaan satu dan perusahaan lainnya dalam JII selama
tahun tersebut mempunyai tingkat penyimpangan sebesar
0.45092.
4.1.2 Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Variabel-variabel penelitian ini dapat dinyatakan dalam model
sebagai berikut :
+
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program
SPSS diperoleh output regresi linier berganda sebagai berikut :
78
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
1
(Constant)
.852
.504
Log_EPS
.528
.124
PER
.008
ROA
DER
Log_MVA
Std. Error
Beta
t
Sig.
1.690
.095
.472
4.241
.000
.003
.222
2.433
.017
.005
.006
.139
1.357
.179
-.003
.083
-.004
-.042
.967
.300
.100
.269
2.989
.004
a. Dependent Variable: Log_Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.7 di
atas, persamaan regresi yang dapat disusun adalah :
Y = 0,852 + 0,528 X1 + 0,008 X2 + 0,005 X3 – 0,003 X4 + 0,3 X5,
dari persamaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta (a) sebesar 0,852 menyatakan bahwa jika variabel EPS,
PER, ROA, DER dan MVA dianggap nol, maka variabel Harga
Saham adalah 0,852
2. Koefisien regresi EPS (X1) sebesar 0,528 menyatakan bahwa jika
variabel EPS mengalami kenaikan 1 persen, sementara variabel
PER, ROA, DER dan MVA dianggap konstan, maka akan
menyebabkan Harga Saham mengalami kenaikan sebesar 0,528
persen
3. Koefisien regresi PER (X2) sebesar 0,008 menyatakan bahwa jika
PER naik 1 satuan, sementara variabel EPS, ROA, DER dan
79
MVA dianggap konstan, maka akan menyebabkan Harga Saham
mengalami kenaikan sebesar 0,008 satuan.
4. Koefisien regresi ROA (X3) sebesar 0,005 menyatakan bahwa jika
ROA naik 1 satuan, sementara variabel EPS, PER, DER dan
MVA dianggap konstan, maka akan menyebabkan Harga Saham
mengalami kenaikan sebesar 0,005 satuan.
5. Koefisien regresi DER (X4) sebesar -0,003 menyatakan bahwa
jika DER naik 1 satuan, sementara variabel EPS, PER, ROA dan
MVA dianggap konstan, maka akan menyebabkan Harga Saham
mengalami penurunan sebesar -0,003 satuan.
6. Koefisien regresi MVA (X4) sebesar 0,3 menyatakan bahwa jika
MVA naik 1 persen, sementara variabel EPS, PER, ROA dan
MVA dianggap konstan, maka akan menyebabkan Harga Saham
mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen
4.1.3 Uji Hipotesis
a.
Uji Statistik F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
yang menyatakan ada pengaruh antara EPS, PER, ROA, DER
dan MVA terhadap Harga Saham dalam kelompok JII.
Perhitungan ini didasarkan pada hasil dari tabel ANOVA
sebagai berikut :
80
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
8.236
5
Residual
12.622
78
F
Sig.
1.647 10.179 .000a
.162
Total
20.858
83
a. Predictors: (Constant), Log_MVA, DER, PER, ROA,
Log_EPS
b. Dependent Variable: Log_Harga Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 4.8 hasil uji
menunjukkan bahwa nilai sig=0,000<5%. Hal ini berarti
variabel independen Earning Per Share, Price Earning Ratio,
Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added
secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Harga
Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun
2008-2011.
b.
Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji statistik t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh masing-masing atau secara parsial
variabel EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga
Saham. Hasil uji signifikansi (uji t) dari SPSS dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
81
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B
1
(Constant)
.852
.504
Log_EPS
.528
.124
PER
.008
ROA
DER
Log_MVA
Std. Error
Beta
T
Sig.
1.690
.095
.472
4.241
.000
.003
.222
2.433
.017
.005
.006
.139
1.357
.179
-.003
.083
-.004
-.042
.967
.300
.100
.269
2.989
.004
a. Dependent Variable: Log_Harga
Saham
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.9 dari hasil
pengujian dengan SPSS diperoleh hasil, yaitu pada variabel X1
(EPS) mempunyai nilai sig 0.000 ≤0,05, hal ini berarti variabel
EPS secara statistik mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap Harga Saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011.
Pada Variabel X2 (PER) mempunyai nilai sig 0.017≤0,05, hal ini
berarti variabel PER secara statistik mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap Harga Saham dalam kelompok JII
tahun 2008-2011. Pada Variabel X3 (ROA) mempunyai nilai sig
0.179≥0,05 hal ini berarti variabel ROA secara statistik tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham dalam
kelompok JII tahun 2008-2011. Pada Variabel X4 (DER)
mempunyai nilai sig 0.967≥0,05, hal ini berarti variabel DER
secara statistik tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Harga Saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011. Pada
82
Variabel X5 (MVA) mempunyai nilai sig 0.004≤0,05, hal ini
berarti variabel MVA secara statistik mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap Harga Saham dalam kelompok JII
tahun 2008-2011.
4.1.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel EPS, PER, ROA, DER dan,
MVA terhadap Harga Saham. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai adjusted R square. Hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 4.15 sebagai berikut :
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R
Adjusted R
Square
R Square
Std. Error of the
Estimate
1
.628a
.395
.356
.40227
a. Predictors: (Constant), Log_MVA, DER, PER, ROA, Log_EPS
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan koefesien determinasi pada tabel 4.10 dapat
diketahui bahwa koefisien determinasi adjusted R square memiliki
nilai sebesar 0,356 = 35,6%, sehingga dapat dinyatakan bahwa
kemampuan variabel independen (EPS, PER, ROA, DER dan MVA)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Harga Saham) sebesar
35,6% dan sisanya sebesar 64,4% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model regresi penelitian ini.
83
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga
Saham dalam Kelompok JII
Hasil pengujian hipotesis secara simultan yang telah
dilakukan menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh
antara EPS, PER, ROA, DER dan MVA terhadap Harga Saham yang
masuk ke dalam kelompok saham JII tahun 2008-2011. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil nilai signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05.
Santoso dalam Hadianto (2008:170) dinyatakan bahwa jika
uji simultan menunjukkan hasil yang signifikan maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat. Berdasarkan uji
simultan yang menunjukkan hasil yang signifikan, maka variabel
EPS, PER, ROA, DER dan MVA secara statistik mampu
memprediksi
harga
saham
dalam
kelompok
JII
dari
sisi
fundamentalnya.
4.2.2 Pengaruh EPS terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel
tingkat laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS)
memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap harga saham
dalam kelompok JII tahun 2008-2011. Penelitian ini mendukung
penelitian yang telah dilakukan oleh Abigael K dan Ika S (2008),
Hadianto (2008), Wiguna dan Mendari (2008), Wijayanti (2010),
Asri (2011), Seetharaman dan Raj (2011), Hatta dan Dwiyanti
84
(2012), Haryuningputri dan Widyarti (2012) serta Menaje Jr (2012),
yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga
saham.
Widoatmodjo (1996) dalam Wiguna dan Mendari (2008),
menyatakan bahwa EPS sangat berpengaruh pada harga saham,
semakin tinggi EPS semakin mahal suatu saham dan sebaliknya,
karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan untuk
menilai kinerja perusahaan, maka EPS mempunyai hubungan positif
terhadap harga saham.
Hal ini menunjukkan bahwa informasi EPS perusahaan yang
terdapat dalam laporan keuangan perusahaan merupakan hal yang
utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan
investasinya. Saham dalam kelompok JII merupakan saham syariah
yang mempunyai batasan hutang yang berbasis bunga adalah kurang
dari 82% serta total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha adalah kurang
dari 10%. Adanya batasan dalam perolehan hutang dan pendapatan
yang berbasis bunga tersebut mengakibatkan laba bersih setelah
bunga dan pajak dari EPS menjadi stabil, dengan laba yang stabil
dan jumlah saham yang beredar dianggap konstan maka akan
meningkatkan EPS. Nilai EPS yang meningkat menunjukkan bahwa
jumlah laba yang dibagikan kepada investor semakin besar sehingga
dengan meningkatnya EPS ini akan menarik investor untuk membeli
85
saham, dengan permintaan saham yang meningkat maka harga
saham perusahaan juga akan ikut meningkat.
Berdasarkan
pembahasan
tersebut
maka
EPS
dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham
dalam kelompok JII.
4.2.3 Pengaruh PER terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa Price
Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang positif signifikan
terhadap harga saham dalam kelompok JII tahun 2008-2011.
Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Hadianto (2008), Stella (2009),dan Wijayanti (2010), Hatta dan
Dwiyanto (2012), Zuliarni (2012), yang menyatakan bahwa PER
berpengaruh positif terhadap harga saham.
Sharpe dan Baley (2006) dalam Zuliarni (2012), menyatakan
bahwa perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi maka
akan mempunyai PER yang tinggi pula, sehingga dengan
meningkatnya PER maka investor mengharap adanya pertumbuhan
perusahaan yang lebih tinggi, dan semakin tinggi PER, maka
semakin tinggi derajad kepercayaan investor terhadap suatu kinerja
perusahaan tersebut dan nantinya akan meningkatkan harga saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berinvestasi
investor memperhatikan PER sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengambil keputusan investasinya. Hal ini menunjukkan bahwa
86
pasar akan melihat kondisi perusahaan yang memiliki nilai
fundamental yang baik walaupun dalam kondisi undervalue, karena
dengan nilai fundamental yang baik menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan juga baik.Saham dalam kelompok JII merupakan saham
syariah yang mempunyai batasan hutang yang berbasis bunga adalah
kurang dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak
halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha adalah
kurang dari 10%, sehingga hutang perusahaan menjadi terkendali
dan pendapatan perusahaan cenderung stabil saat terjadi perubahan
suku bunga.
Kondisi ini akan meningkatkan respon investor terhadap
saham dalam kelompok JII karena investor cenderung lebih senang
terhadap perusahaan yang mempunyai risiko yang rendah dengan
perolehan pendapatan yang stabil, dengan meningkatnya respon
pasar ini membuktikan bahwa minat investor terhadap saham
tersebut meningkat dengan permintaan saham yang meningkat maka
harga saham perusahaan juga akan ikut meningkat.
Berdasarkan
pembahasan
tersebut
maka
PER
dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham
dalam kelompok JII.
4.2.4 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
Berdasarkan
dugaan
sementara
dalam
penelitian
ini
disebutkan bahwa ada pengaruh positif Return On Assets (ROA)
87
terhadap harga saham, tetapi setelah dilakukan pengujian hipotesis
secara parsial diketahui bahwa Return On Assets (ROA)
tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dalam
kelompok JII tahun 2008-2011. Penelitian ini mendukung penelitian
yang telah dilakukan oleh Muktharuddin dan Romalo (2007), Stella
(2009) serta Haryuningputri dan Widyarti (2012), yang menyatakan
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berinvestasi
investor tidak memperhatikan ROA sebagai salah satu pertimbangan
dalam mengambil keputusan investasinya. Saham dalam kelompok
JII merupakan saham syariah yang mempunyai batasan dalam
perolehan pendapatan yaitu total pendapatan bunga dan pendapatan
tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha
adalah kurang dari 10%, sehingga saat suku bunga terjadi penurunan
maka pendapatan perusahaan cenderung stabil dan investor lebih
tertarik pada perusahaan yang mempunyai pendapatan yang stabil
karena akan mempunyai risiko yang kecil terhadap aset yang sudah
ditanamkannya. Adanya batasan perolehan pendapatan tidak halal
tersebut maka investor sudah percaya terhadap perusahaan dalam
pengoptimalan laba atas asset yang sudah ditanamkannya dan
investor tidak menjadikan ROA sebagai pertimbangan karena rasio
ini tidak mempertimbangkan deviden maupun capital gain yang
didapat oleh seorang investor, dengan peningkatan aset atau aset
88
yang mengalami pertumbuhan maka nilai deviden yang dibayarkan
akan cenderung menurun karena pendapatan dari perusahaan
cenderung
digunakan
untuk
meningkatkan
aset
perusahaan,
sedangkan seorang investor akan cenderung mempertimbangkan
peningkatan mengenai dana investasi yang akan ditanamkan.
Berdasarkan pembahasan tersebut maka ROA tidak dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham
dalam kelompok JII.
4.2.5 Pengaruh DER terhadap Harga Saham Syariah Kelompok JII
Berdasarkan
dugaan
sementara
dalam
penelitian
ini
disebutkan bahwa ada pengaruh negarif signifikan antara Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, tetapi setelah dilakukan
pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham syariah dalam kelompok JII tahun 2008-2011 Penelitian
ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Muktharuddin
dan Romalo (2007) dan Asri (2011), yang menyatakan bahwa DER
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berinvestasi
investor tidak memperhatikan DER sebagai salah satu pertimbangan
dalam mengambil keputusan investasinya kerena setiap peningkatan
atau penurunan DER tidak mempengaruhi perubahan harga saham.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kenaikan dan
89
penurunan DER selama tahun 2008-2011 saham kelompok JII
mempunyai harga saham yang relatif stabil, hal ini dapat disebabkan
karena ada 2 macam modal yang bisa digunakan oleh perusahaan
untuk menjalankan perusahaan yaitu modal internal dan modal
eksternal. Modal internal lebih disukai perusahaan dibanding dengan
modal eksternal sehingga hal ini menyebabkan banyak perusahaan
yang mempunyai pendapatan yang tinggi cenderung akan meminjam
dalam jumlah yang sedikit, tetapi ada juga perusahaan yang
mempunyai penghasilan yang sedikit cenderung akan menggunakan
hutang untuk operasional yang cukup besar. Hal ini menunjukkan
bahwa investor tidak terlalu mementingkan DER dalam menentukan
apakah membeli atau menjual saham, karena setiap perusahaan pasti
mempunyai hutang dan hutang pada taraf tertentu juga nantinya akan
meningkatkan kinerja produksi suatu perusahaan. Investor dalam hal
ini lebih memperhatikan jenis saham dari perusahaan tersebut.
Saham dalam kelompok JII merupakan saham syariah yang
mempunyai batasan hutang yang berbasis bunga adalah kurang dari
82% sehingga dengan adanya batasan tersebut hutang perusahaan
menjadi terkendali dan tidak sensitif saat terjadi kenaikan suku
bunga. Kondisi ini megakibatkan investor percaya terhadap
pengelolaan
hutang
perusahaan
dalam
peningkatan
kinerja
perusahaan,sehinggabesar kecilnya DER suatu perusahaan tidak
90
dijadikan sebagai pertimbangan yang utama dalam pengambilan
keputusan investasi saham dalam kelompok JII.
4.2.6 Pengaruh MVA terhadap Harga Saham dalam Kelompok JII
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa Market
Value Addes (MVA) memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap
harga
saham
dalam
kelompok
JII
tahun
2008-
2011.Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Mardiyanto (2013) dan Rosy yang menyatakan bahwa MVA
berpengaruh positif terhadap harga saham.
Mardiyanto (2013), menyatakan bahwa nilai tambah pasar
atau MVA mempunyai pengaruh terhadap harga saham karena
pergerakan harga saham dipengaruhi oleh informasi pasar yang
merupakan informasi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berinvestasi
investor memperhatikan MVA sebagai salah satu pertimbangan
dalam mengambil keputusan investasinya dengan meningkatnya
MVA investor mempunyai keyakinan bahwa perusahaan mampu
menciptakan kekayaan bagi pemiliknya (pemegang saham), semakin
tinggi nilai MVA menunjukan semakin tinggi derajad kepercayaan
investor terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan
kekayaan bagi pemilik saham perusahaan tersebut, sehingga
mendorong harga saham menjadi semakin mahal.
91
Saham dalam kelompok JII merupakan saham syariah yang
mempunyai batasan hutang yang berbasis bunga adalah kurang dari
82% sehingga dengan adanya batasan tersebut hutang perusahaan
menjadi terkendali dan tidak sensitif saat terjadi kenaikan suku
bunga, dengan hutang yang terkendali maka perusahaan lebih efisien
dalam pengoptimalan hutang,sehingga risiko perusahan terhadap
hutang semakin kecil dan perusahaan lebih mampu dalam
menciptakan nilai tambah modal yang diberikan kepada investor,
sehingga akan meningkatkan minat investor terhadap saham
perusahaan tersebut, dengan permintaan saham yang meningkat,
maka harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat.
Berdasarkan
pembahasan
tersebut
maka
MVA
dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi saham
dalam kelompok JII.
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh
simpulan yaitu:
Secara simultan variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan
Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap Harga Saham dalam
Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2011 dan secara parsial
hanya variabel Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan
Market Value Added (MVA) yang berpengaruh positif signifikan terhadap
Harga Saham dengan tingkat signifikansi EPS sebesar 0,000, PER sebesar
0,017 dan MVA sebesar 0,004, sedangkan Return On Assets (ROA) dan
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2008-2011.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diberikan saran sebagai berikut :
1.
Bagi investor yang bermaksud melakukan investasi sebaiknya
memperhatikan EPS, PER dan MVA karena berdasarkan penelitian ini
ketiga rasio tersebut mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham.
Nilai EPS, PER dan MVA yang ditetapkan perusahaan semakin
tinggi, maka semakin besar keuntungan yang akan diterima oleh
92 93 investor, dan sebaiknya Return On Assets (ROA) dan Debt to Equity
Ratio (DER) tidak perlu menjadi perhatian utama dalam menganalisis
Harga Saham dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) tahun
2008-2011 karena sudah adanya batasan hutang yang berbasis bunga
adalah kurang dari 82% dan batasan pendapatan yaitu total pendapatan
bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total
pendapatan usaha adalah kurang dari 10%, sehingga hutang
perusahaan terkendali dan pendapatan perusahaan dalam kelompok JII
juga relatif stabil.
2.
Bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan aspek EPS, PER dan
MVA, karena sesuai dengan penelitian ini ketiga variabel tersebut
menjadi acuan bagi investor dalam memilih saham dalam kelompok
JII tahun 2008-2011. Hal ini terjadi karena investor cenderung
berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan di masa yang akan datang.
3.
Bagi peneliti lain yang berminat terhadap permasalahan ini seharusnya
melakukan
pengembangan
pada
perusahaan
lainnya,
menambah variabel bebas atau jumlah periode penelitian.
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Abigael K,Ika Veronica dan Ardiani Ika S.2008.”Pengaruh Return On Asset,
Price Earning Ratio,Earning Per Share,Debt to Equity Ratio,Price to Book
Value Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di BEI”.Dalam
Jurnal SOLUSI,Volume 7 No.4.Hal 75-90 Semarang:Universitas Semarang
Asri, Jatnika Dwi.2011.”Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Pertumbuhan
Asset Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor
Pertanian yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003.Dalam Jurnal
Ekono Insentif Kopwil4. Dalam Journal Econo Insentif, Volume 5 No.1.
Hal 1-7.Institut Pemerintah Dalam Negeri
Darmadji,Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin.2006.Pasar Modal Di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab (Edisi kedua). Jakarta: Salemba Empat
Fatwa Dewan Syariah Nasional No 40/DSN-MUI/X/2003
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Universitas Diponegoro
Hadianto,Bram.2008.”Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER) Tarhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel Pada
Periode 2000-2005 Di Bursa Efek Indonesia”.Dalam Jurnal Ilmiah
Akuntansi,Volume 7 No.2.Hal 162-173 Bandung:Universitas Kristen
Maranatha Bandung
Haryuningputri,Meilinda dan Endang Tri Widyarti.2012.”Pengaruh Rasio
Profitabilitas dan EVA Terhadap Harga Saham pada Sektor Industri
Manufaktur Di BEI Tahun 2007-2010”.Dalam Diponegoro Journal of
Management, Volume 1 No.2. Hal 67-79.Semarang:Universitas Diponegoro
Hatta,Atika Jauharia dan Bambang Sugeng Dwiyanto.2012.”The Company
Fundamental Factors and Systematic Risk in Increasing Stock Price”.Dalam
Journal of Economics Business and Accountancy Ventura, Volume 15 No.2.
Hal 245-256.Yogyakarta:University of Proklamasi 45
Husnan,Suad dan Enny Pudjiastuti.2006.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
(Edisi Kelima). Yogyakarta: UPP-STIM YKPN
Indonesia, Bursa Efek.2010.Produk-produk Syariah Jakarta Islamic Index. http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/produkpr
oduksyariah.aspx. (11 Desember.2012).
94 95
Jr,Placido M Menaje.2012.”Impact of Selected Financial Variables on Share Price
of Publicly Listed Firms in the Philippines”.Dalam American International
Journal of Contemporary Research,Volume 2 No.9.Hal 98102.Philippines:De La Salle University Manila Philippines
Kartawinata,Budi Rustandi.”Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA),
Cash Value Added (CVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap
Harga Saham pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006”.Dalam Jurnal InSearch ISSN
2085-7993 Hal 1-9.Jakarta:Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Keputusan Ketua Bapepam dan LK. Nomor : Kep-180/BL/2006. Tanggal : 30
Juni 2009
Mardiyanto, Herry.2013.”Analisis Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Nilai
Tambah Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Ritel yang
Listing Di BEI”. Dalam Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 No.1.Hal 297306 Surabaya:Universitas Negeri Surabaya
Muktaruddin dan Desmoon King Romalo.2007.”Pengaruh Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga
Saham Properti Di BEJ”.Dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Akuntansi,Volume 1 No.1. Hal 69-77
Rosy,Meita.”Pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value
Added (MVA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor LQ45 Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-208.Dalam Jurnal FEUniversitas Gunadarma
Samsul,Mohamad.2006.Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.Jakarta:Erlangga
Stella.2009.”Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equty Ratio, Return On
Asset dan Price to Book Value Terhadap Harga Saham“.Dalam Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Volume 11. No.2.Hal 97-106.STIE Trisakti
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunariyah.2006.Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Edisi Kelima).Yogyakarta
: UPP-STIM YKPN
Suryabrata, Sumadi.2005.Metodologi Penelitian.Jakarta:PT Raja Gafindo Persada
Tandelilin,Eduardus.2007.Analisis Investasi
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
dan
Manajemen
Portofolio.
96
Wiguna Robin dan Anastasia Sri Mendari.2008.”Pengaruh Earning Per Share dan
Tingkat Buga SBI Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar
Di LQ45”.Dalam Jurnal Keuangan dan Bisnis,Volume 6 No.2. Hal 130142.Jurusan Manajemen STIE Musin
Wijayanti.2010.”Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan Di
Bursa Efek Indonesia (BEI)”.Dalam Journal of Indonesian Applied
Economics, Volume 4 No.1.Hal 71-80.Malang:Universitas Brawijaya
Zuliarni, Sri.2012.”Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Dalam Jurnal Aplikasi Bisnis, Volume 3 No.1.Hal 36-48 Pekanbaru
Riau:Universitas Riau
97
97
98
99
TABULASI DATA EPS, PER, ROA, DER, MVA DAN HARGA SAHAM
KELOMPOK SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
PERIODE 2008-2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Perusahaan
PT. Astra
Agro Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy Tbk
PT. AKR
Corporindo
Tbk
PT. Astra
International
Tbk
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk
United
Tractors Tbk
PT. Sentul
City Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia Tbk
PT. Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk
Energi Mega
Persada Tbk
XL Axiata
Tbk
Harum Energy
Tbk
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk
Vale Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
Jasa Marga
(Persero) Tbk
EPS
PER
ROA
DER
MVA
Harga
Saham
2008
1670.76
5.87
60.58
0.23
12801.66
9800
2008
27.74
17.49
8.67
1.41
5819.02
485
2008
67.20
10.71
8.02
1.81
2850.43
683
2008
230.00
4.65
19.03
1.21
30618.78
1055
2008
474.16
9.70
20.67
0.33
1077.94
4600
2008
3.43
14.56
2.60
0.74
1267.55
50
2008
799.77
5.50
16.86
1.05
18833.04
4230
2008
1.65
96.82
0.49
0.16
1380.77
69
2008
77.32
5.63
7.25
2.91
4296.03
8810
2008
_
_
_
_
_
_
2008
-2.43
-34.62
0.15
2.39
16752.29
79
2008
-2.13
445.79
-0.26
5.71
3531.40
950
2008
_
_
_
_
_
_
2008
_
_
_
_
_
_
2008
395.97
4.87
2.51
0.21
19534.96
1930
2008
117.81
7.89
6.57
3.11
13241.08
930
2008
143.43
7.60
18.84
0.26
42150.67
1090
2008
104.09
8.74
6.46
1.18
2004.53
910
Tahun
100
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Kalbe Farma
Tbk
Semen Gresik
(Persero) Tbk
Salim Ivomas
Pratama Tbk
Lippo
Karawaci Tbk
Unilever
Indonesia Tbk
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk
Indo
Tambangraya
Megah Tbk
Perusahaan
Gas Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit Asam
Tbk
Timah
(Persero) Tbk
Telekomunika
si Indonesia
Tbk
Trada
Maritime Tbk
PT. Astra
Agro Lestari
Tbk
PT. AKR
Corporindo
Tbk
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
PT. Adaro
Energy Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk
Vale Indonesia
Tbk
PT. Sentul
City Tbk
2008
696.60
5.75
20.65
0.38
2480.32
400
2008
425.45
9.81
33.85
0.30
2624.54
4175
2008
_
_
_
_
_
_
2008
212.44
37.32
4.00
1.54
4354.89
761
2008
315.50
24.72
53.01
1.10
2806.67
7800
2008
679.74
4.30
26.96
0.54
944.10
585
2008
231.64
4.61
35.31
0.60
10444.96
10500
2008
27.60
98.28
5.02
2.47
34760.94
1860
2008
741.18
9.31
4.18
0.51
28677.80
6900
2008
267.10
4.05
36.46
0.51
7855.97
1080
2008
526.76
14.05
22.26
1.38
59126.91
6900
2008
5.00
9.99
3.02
0.36
498.73
50
2009
1054.55
21.57
33.02
0.18
38611.10
22750
2009
87.54
13.37
7.73
1.80
1291.22
1109
2009
636.35
34.73
7.89
0.21
26945.68
2200
2009
248.02
13.99
18.44
1.00
24225.63
3470
2009
136.54
12.67
20.20
1.40
40607.61
1730
2009
5.26
19.95
33.10
0.84
1244.10
105
2009
161.78
22.56
11.61
0.29
16679.80
3650
2009
0.25
395.44
0.34
0.22
2260.14
101
101
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
PT. Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk
Salim Ivomas
Pratama Tbk
Semen Gresik
(Persero) Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia Tbk
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
Energi Mega
Persada Tbk
XL Axiata
Tbk
Harum Energy
Tbk
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk
Kalbe Farma
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
Lippo
Karawaci Tbk
Indo
Tambangraya
Megah Tbk
Jasa Marga
(Persero) Tbk
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk
Perusahaan
Gas Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit Asam
Tbk
Timah
(Persero) Tbk
Telekomunika
si Indonesia
Tbk
Trada
Maritime Tbk
United
Tractors Tbk
2009
_
_
_
_
_
_
2009
_
_
_
_
_
_
2009
560.82
13.46
35.94
0.26
7126.76
7550
2009
491.00
4.58
40.39
0.82
603.03
450
2009
746.12
68.36
28.59
0.24
7128.60
13700
2009
-120.09
-1.61
-13.83
4.87
16213.08
181
2009
200.92
9.61
8.58
2.11
-1027.69
1930
2009
_
_
_
_
_
_
2009
_
_
_
_
_
_
2009
91.47
14.21
22.69
0.37
3799.58
1300
2009
23.42
15.02
10.06
2.45
57818.39
3550
2009
222.43
22.74
4.34
1.40
13625.54
485
2009
281.29
11.35
38.08
0.52
6860.80
31800
2009
145.98
12.40
6.76
1.17
3432.62
1810
2009
518.47
16.11
20.78
0.27
4379.38
1670
2009
256.96
15.18
28.77
1.35
31253.03
3900
2009
1183.84
14.57
46.57
0.40
16175.59
17250
2009
62.34
32.08
11.31
0.42
16726.49
2000
2009
562.11
16.81
22.91
1.22
41995.98
9450
2009
11.44
46.32
8.34
0.41
2131.28
530
2009
1147.48
13.51
22.31
0.76
42084.83
14902
102
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Unilever
Indonesia Tbk
PT. Astra
Agro Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy Tbk
PT. AKR
Corporindo
Tbk
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk
PT. Sentul
City Tbk
PT. Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia Tbk
Energi Mega
Persada Tbk
XL Axiata
Tbk
Harum Energy
Tbk
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk
Vale Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
Indo
Tambangraya
Megah Tbk
Jasa Marga
(Persero) Tbk
Kalbe Farma
Tbk
Lippo
Karawaci Tbk
2009
398.97
27.70
5.68
1.02
4233.70
11050
2010
1280.70
20.46
33.71
0.17
4546.41
26200
2010
69.01
36.95
12.44
1.18
46046.23
2550
2010
81.97
21.10
5.48
2.01
5311.83
1730
2010
176.49
13.88
18.46
0.28
15716.63
2450
2010
352.60
15.37
18.64
1.10
46322.75
5455
2010
16.26
18.14
7.20
1.07
7685.38
295
2010
2.29
47.51
2.15
0.17
2956.12
109
2010
19.72
67.96
6.13
0.30
3643.00
1340
2010
136.00
13.67
43.24
0.46
4844.11
1840
2010
-1.54
-80.75
-0.31
1.00
11689.73
124
2010
339.83
15.60
14.19
1.33
8855.05
5300
2010
305.16
29.49
35.37
0.40
5751.00
9000
2010
292.24
16.00
18.85
0.45
5131.00
4675
2010
395.18
12.34
26.54
0.30
18034.18
4875
2010
336.30
14.50
11.49
1.34
24510.40
4875
2010
876.05
18.21
27.68
0.17
33362.55
15950
2010
1622.11
31.29
2.54
0.51
14478.99
50750
2010
175.51
19.51
7.79
1.37
5592.76
3425
2010
126.66
25.66
25.18
0.23
19923.88
3250
2010
24.29
27.99
4.45
1.03
20323.52
6690
103
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk
Perusahaan
Gas Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit Asam
Tbk
Salim Ivomas
Pratama Tbk
Semen Gresik
(Persero) Tbk
Timah
(Persero) Tbk
Telekomunika
si Indonesia
Tbk
Trada
Maritime Tbk
United
Tractors Tbk
Unilever
Indonesia Tbk
PT. Astra
Agro Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy Tbk
PT. AKR
Corporindo
Tbk
PT. Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
PT. Astra
International
Tbk
PT. Alam
Sutera Realty
Tbk
PT. Sentul
City Tbk
PT. Borneo
Lumbung
Energy &
Metal Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia Tbk
Energi Mega
Persada Tbk
2010
757.25
16.97
24.85
0.22
5879.61
2570
2010
257.38
17.19
25.13
1.22
39715.90
4425
2010
871.86
26.32
29.80
0.36
14327.82
22950
2010
_
_
_
_
_
_
2010
612.53
15.43
30.35
0.29
29970.82
9450
2010
188.34
14.60
19.17
0.40
14007.96
2750
2010
572.27
13.89
21.47
0.98
54685.69
7950
2010
12.11
51.19
6.55
0.78
5369.72
620
2010
117.00
20.44
17.04
0.74
18587.70
22882
2010
443.90
37.17
52.16
1.15
7397.80
16500
2011
1086.65
13.68
32.66
0.21
17513.19
21700
2011
158.62
11.16
17.72
1.32
35194.63
1770
2011
133.75
22.62
8.91
1.32
8069.70
3025
2011
201.79
8.03
16.90
0.41
6464.67
1620
2011
527.27
14.03
16.79
1.02
55584.96
7400
2011
33.74
13.63
11.17
1.16
7414.99
460
2011
4.35
60.95
2.96
0.15
5848.66
265
2011
107.74
7.70
16.75
0.81
18094.00
830
2011
144.07
14.95
33.62
0.43
11313.55
2150
2011
6.23
28.59
1.87
1.83
18038.72
178
104
Harum Energy
Tbk
Indofood CBP
Sukses
Makmur Tbk
XL Axiata
Tbk
Vale Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
Indo
Tambangraya
Megah Tbk
Jasa Marga
(Persero) Tbk
Kalbe Farma
Tbk
Lippo
Karawaci Tbk
PT. London
Sumatra
Indonesia Tbk
Perusahaan
Gas Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit Asam
Tbk
Salim Ivomas
Pratama Tbk
Semen Gresik
(Persero) Tbk
Timah
(Persero) Tbk
Telekomunika
si Indonesia
Tbk
Trada
Maritime Tbk
United
Tractors Tbk
Unilever
Indonesia Tbk
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
2011
633.08
10.82
49.91
0.31
16325.00
6850
2011
353.98
14.69
18.03
0.42
5441.00
5200
2011
332.23
13.62
12.40
1.28
6601.63
4525
2011
304.60
10.51
18.68
0.37
7439.44
3200
2011
571.43
8.05
11.85
0.70
16720.92
4600
2011
978.35
17.43
25.94
0.15
11931.90
17050
2011
450.00
8.74
4.62
0.46
15585.21
38650
2011
194.35
21.61
8.06
1.32
6512.14
4200
2011
151.61
22.43
24.02
0.27
10749.42
3400
2011
25.13
26.26
5.39
0.94
17210.29
6660
2011
306.40
7.34
30.78
0.16
7261.14
2250
2011
254.25
12.49
24.71
1.80
39233.10
3175
2011
1339.27
12.95
35.27
0.41
11458.37
17350
2011
183.58
6.26
11.38
0.68
15535.00
1150
2011
667.72
17.15
25.89
0.25
16391.03
11450
2011
178.250
9.370
19.300
0.430
6655.470
1670
2011
767.910
9.180
20.240
0.690
3890.150
7050
2011
14.870
66.570
5.930
0.710
2011
1571.92
0
16.760
16.760
0.690
2011
396.620
35.550
38.560
1.360
11987.22
0
24965.55
0
8263.730
990
26350
18800
105
TABULASI DATA EPS, PER, ROA, DER, MVA DAN HARGA SAHAM
KELOMPOK SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
TAHUN 2008-2011
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Perusahaa
n
PT. Astra
Agro
Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy
Tbk
PT. AKR
Corporind
o Tbk
PT. Astra
Internatio
nal Tbk
Indoceme
nt
Tunggal
Prakarsa
Tbk
United
Tractors
Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia
Tbk
Vale
Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur
Tbk
PT.
Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk
Jasa
Marga
(Persero)
Tbk
Kalbe
Farma
Tbk
Semen
Gresik
(Persero)
Tbk
Tah
un
200
8
EPS
Log_
EPS
PE
R
RO
A
D
ER
3.22
5.8
7
60.
58
0.2
3
1.44
17.
49
8.6
7
1.4
1
1.83
10.
71
8.0
2
1.8
1
2.36
4.6
5
19.
03
1.2
1
1670.
760
200
8
27.74
0
200
8
67.20
0
200
8
230.0
00
200
8
474.1
60
9.7
20.
67
0.3
3
2.90
5.5
16.
86
1.0
5
1.89
5.6
3
7.2
5
2.9
1
2.60
4.8
7
2.5
1
0.2
1
2.07
7.8
9
6.5
7
3.1
1
2.68
200
8
799.7
70
200
8
77.32
0
200
8
395.9
70
200
8
117.8
10
200
8
200
8
143.4
30
2.16
7.6
18.
84
2.02
8.7
4
6.4
6
1.1
8
2.84
5.7
5
20.
65
0.3
8
2.63
9.8
1
33.
85
104.0
90
200
8
696.6
00
200
8
425.4
50
0.2
6
0.3
Log_H
arga
Saham
Log_
MVA
Harga
Saham
12801.
660
4.11
9800.0
00
3.99
5819.0
20
3.76
485.00
0
2.69
2850.4
30
3.45
683.00
0
2.83
30618.
780
4.49
1055.0
00
3.02
1077.9
40
3.03
4600.0
00
3.66
18833.
040
4.27
4230.0
00
3.63
4296.0
30
3.63
8810.0
00
3.94
19534.
960
4.29
1930.0
00
3.29
13241.
080
4.12
930.00
0
2.97
42150.
670
4.62
1090.0
00
3.04
2004.5
30
3.30
910.00
0
2.96
2480.3
20
3.39
400.00
0
2.60
2624.5
40
3.42
4175.0
00
3.62
MVA
106
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Lippo
Karawaci
Tbk
Unilever
Indonesia
Tbk
PT.
London
Sumatra
Indonesia
Tbk
Indo
Tambangr
aya
Megah
Tbk
Perusahaa
n
Gas
Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit
Asam Tbk
Timah
(Persero)
Tbk
Telekomu
nikasi
Indonesia
Tbk
PT. Astra
Agro
Lestari
Tbk
PT. AKR
Corporind
o Tbk
PT.
Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk
PT. Astra
Internatio
nal Tbk
PT. Adaro
Energy
Tbk
Vale
Indonesia
Tbk
Semen
Gresik
(Persero)
200
8
212.4
40
200
8
315.5
00
200
8
679.7
40
2.33
37.
32
4.0
0
2.50
24.
72
53.
01
2.83
200
8
200
8
200
8
231.6
40
200
8
526.7
60
200
9
2.36
0.6
1.44
98.
28
5.0
2
2.4
7
2.87
9.3
1
4.1
8
0.5
1
2.43
4.0
5
36.
46
0.5
1
2.72
14.
05
22.
26
1.3
8
3.02
21.
57
33.
02
0.1
8
1.94
13.
37
7.7
3
1054.
550
200
9
87.54
0
200
9
636.3
50
200
9
248.0
20
200
9
136.5
40
200
9
161.7
80
200
9
560.8
20
1.8
2.80
34.
73
7.8
9
2.39
13.
99
18.
44
2.14
12.
67
20.
20
1.4
2.21
22.
56
11.
61
0.2
9
2.75
13.
46
35.
94
0.2
6
0.5
4
35.
31
741.1
80
267.1
00
1.1
4.6
1
27.60
0
200
8
4.3
26.
96
1.5
4
0.2
1
1
4354.8
90
3.64
761.00
0
2.88
2806.6
70
3.45
7800.0
00
3.89
944.10
0
2.98
585.00
0
2.77
10444.
960
4.02
10500.
000
4.02
34760.
940
4.54
1860.0
00
3.27
28677.
800
4.46
6900.0
00
3.84
7855.9
70
3.90
1080.0
00
3.03
59126.
910
4.77
6900.0
00
3.84
38611.
100
4.59
22750.
000
4.36
1291.2
20
3.11
1109.0
00
3.04
26945.
680
4.43
2200.0
00
3.34
24225.
630
4.38
3470.0
00
3.54
40607.
610
4.61
1730.0
00
3.24
16679.
800
4.22
3650.0
00
3.56
7126.7
60
3.85
7550.0
00
3.88
107
Tbk
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Charoen
Pokphan
Indonesia
Tbk
Indoceme
nt
Tunggal
Prakarsa
Tbk
Kalbe
Farma
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur
Tbk
Lippo
Karawaci
Tbk
Indo
Tambangr
aya
Megah
Tbk
Jasa
Marga
(Persero)
Tbk
PT.
London
Sumatra
Indonesia
Tbk
Perusahaa
n
Gas
Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit
Asam Tbk
Timah
(Persero)
Tbk
Telekomu
nikasi
Indonesia
Tbk
United
Tractors
Tbk
Unilever
Indonesia
200
9
491.0
00
2.69
200
9
746.1
20
200
9
91.47
0
200
9
23.42
0
200
9
222.4
30
200
9
281.2
90
200
9
200
9
200
9
200
9
2.87
0.2
4
1.96
14.
21
22.
69
0.3
7
1.37
15.
02
10.
06
2.4
5
2.35
22.
74
4.3
4
2.45
38.
08
0.5
2
2.16
12.
4
6.7
6
1.1
7
2.71
16.
11
20.
78
0.2
7
2.41
15.
18
28.
77
1.3
5
3.07
14.
57
46.
57
0.4
1.79
32.
08
11.
31
0.4
2
2.75
16.
81
22.
91
1.2
2
13.
51
27.
7
22.
31
5.6
8
0.7
6
1.0
2
1183.
840
562.1
10
200
9
1147.
480
200
9
398.9
70
3.06
2.60
1.4
11.
35
256.9
60
200
9
0.8
2
28.
59
518.4
70
62.34
0
40.
39
68.
36
145.9
80
200
9
4.5
8
603.03
0
2.78
450.00
0
2.65
7128.6
00
3.85
13700.
000
4.14
3799.5
80
3.58
1300.0
00
3.11
57818.
390
4.76
3550.0
00
3.55
13625.
540
4.13
485.00
0
2.69
6860.8
00
3.84
31800.
000
4.50
3432.6
20
3.54
1810.0
00
3.26
43279.
380
4.64
1670.0
00
3.22
31253.
030
4.49
3900.0
00
3.59
16175.
590
4.21
17250.
000
4.24
16726.
490
4.22
2000.0
00
3.30
41995.
980
4.62
9450.0
00
3.98
42084.
830
4.62
14902.
000
4.17
4233.7
00
3.63
11050.
000
4.04
108
Tbk
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
PT. Astra
Agro
Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy
Tbk
PT. AKR
Corporind
o Tbk
PT.
Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk
PT. Astra
Internatio
nal Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia
Tbk
Vale
Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur
Tbk
Indoceme
nt
Tunggal
Prakarsa
Tbk
Indo
Tambangr
aya
Megah
Tbk
Jasa
Marga
(Persero)
Tbk
Kalbe
Farma
Tbk
Lippo
Karawaci
Tbk
PT.
London
Sumatra
Indonesia
201
0
1280.
700
201
0
69.01
0
201
0
81.97
0
201
0
176.4
90
201
0
352.6
00
201
0
136.0
00
201
0
395.1
80
201
0
336.3
00
201
0
3.11
20.
46
33.
71
0.1
7
1.84
36.
95
12.
44
1.1
8
1.91
21.
1
5.4
8
2.0
1
2.25
13.
88
18.
46
2.55
15.
37
18.
64
1.1
2.13
13.
67
43.
24
0.4
6
2.60
12.
34
26.
54
0.3
2.53
14.
5
11.
49
1.3
4
876.0
50
2.94
201
0
201
0
1622.
110
126.6
60
201
0
24.29
0
201
0
757.2
50
27.
68
3.21
2.5
4
0.5
1
2.24
19.
51
7.7
9
1.3
7
2.10
25.
66
25.
18
0.2
3
1.39
27.
99
4.4
5
1.0
3
2.88
16.
97
24.
85
0.2
2
0.1
7
31.
29
175.5
10
201
0
18.
21
0.2
8
4546.4
10
3.66
26200.
000
4.42
46046.
230
4.66
2550.0
00
3.41
5311.8
30
3.73
1730.0
00
3.24
15716.
630
4.20
2450.0
00
3.39
46322.
750
4.67
5455.0
00
3.74
4844.1
10
3.69
1840.0
00
3.26
18034.
180
4.26
4875.0
00
3.69
24510.
400
4.39
4875.0
00
3.69
33362.
550
4.52
15950.
000
4.20
14478.
990
4.16
50750.
000
4.71
5592.7
60
3.75
3425.0
00
3.53
19923.
880
4.30
3250.0
00
3.51
20323.
520
4.31
6690.0
00
3.83
5879.6
10
3.77
2570.0
00
3.41
109
Tbk
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Perusahaa
n
Gas
Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit
Asam Tbk
Semen
Gresik
(Persero)
Tbk
Timah
(Persero)
Tbk
Telekomu
nikasi
Indonesia
Tbk
United
Tractors
Tbk
Unilever
Indonesia
Tbk
PT. Astra
Agro
Lestari
Tbk
PT. Adaro
Energy
Tbk
PT. AKR
Corporind
o Tbk
PT.
Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk
PT. Astra
Internatio
nal Tbk
Charoen
Pokphan
Indonesia
Tbk
Vale
Indonesia
Tbk
Indofood
Sukses
Makmur
201
0
201
0
201
0
257.3
80
2.41
17.
19
25.
13
1.2
2
2.94
26.
32
29.
80
0.3
6
2.79
15.
43
30.
35
0.2
9
2.27
14.
6
19.
17
0.4
2.76
13.
89
21.
47
0.9
8
2.07
20.
44
17.
04
0.7
4
2.65
37.
17
52.
16
1.1
5
3.04
13.
68
32.
66
0.2
1
2.20
11.
16
17.
72
1.3
2
2.13
22.
62
8.9
1
1.3
2
871.8
60
612.5
30
201
0
188.3
40
201
0
572.2
70
201
0
117.0
00
201
0
443.9
00
201
1
1086.
650
201
1
158.6
20
201
1
133.7
50
201
1
201.7
90
201
1
527.2
70
201
1
144.0
70
201
1
304.6
00
201
1
571.4
30
2.30
8.0
3
16.
90
0.4
1
2.72
14.
03
16.
79
1.0
2
2.16
14.
95
33.
62
0.4
3
2.48
10.
51
18.
68
0.3
7
2.76
8.0
5
11.
85
0.7
39715.
900
4.60
4425.0
00
3.65
14327.
820
4.16
22950.
000
4.36
29970.
820
4.48
9450.0
00
3.98
14007.
960
4.15
2750.0
00
3.44
54685.
690
4.74
7950.0
00
3.90
18587.
700
4.27
22882.
000
4.36
7397.8
00
3.87
16500.
000
4.22
17513.
190
4.24
21700.
000
4.34
35194.
630
4.55
1770.0
00
3.25
8069.7
00
3.91
3025.0
00
3.48
6464.6
70
3.81
1620.0
00
3.21
55584.
960
4.74
7400.0
00
3.87
11313.
550
4.05
2150.0
00
3.33
7439.4
40
3.87
3200.0
00
3.51
16720.
920
4.22
4600.0
00
3.66
110
Tbk
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Indoceme
nt
Tunggal
Prakarsa
Tbk
Indo
Tambangr
aya
Megah
Tbk
Jasa
Marga
(Persero)
Tbk
Kalbe
Farma
Tbk
Lippo
Karawaci
Tbk
PT.
London
Sumatra
Indonesia
Tbk
Perusahaa
n
Gas
Negara
Tbk
Tambang
Batubara
Bukit
Asam Tbk
Semen
Gresik
(Persero)
Tbk
Timah
(Persero)
Tbk
Telekomu
nikasi
Indonesia
Tbk
United
Tractors
Tbk
Unilever
Indonesia
Tbk
201
1
978.3
50
2.99
201
1
201
1
450.0
00
151.6
10
201
1
25.13
0
201
1
306.4
00
201
1
201
1
201
1
2.65
0.4
6
2.29
21.
61
8.0
6
1.3
2
2.18
22.
43
24.
02
0.2
7
1.40
26.
26
5.3
9
0.9
4
2.49
7.3
4
30.
78
2.41
12.
49
24.
71
1.8
3.13
12.
95
35.
27
0.4
1
2.82
17.
15
25.
89
0.2
5
2.25
9.3
7
19.
30
0.4
3
2.89
9.1
8
20.
24
0.6
9
3.20
16.
76
16.
76
0.6
9
2.60
35.
55
38.
56
1.3
6
1339.
270
667.7
20
178.2
50
201
1
767.9
10
201
1
1571.
920
201
1
396.6
20
0.1
5
4.6
2
254.2
50
201
1
25.
94
8.7
4
194.3
50
201
1
17.
43
0.1
6
11931.
900
4.08
17050.
000
4.23
15585.
210
4.19
38650.
000
4.59
6512.1
40
3.81
4200.0
00
3.62
10749.
420
4.03
3400.0
00
3.53
17210.
290
4.24
6660.0
00
3.82
7261.1
40
3.86
2250.0
00
3.35
39233.
100
4.59
3175.0
00
3.50
11458.
370
4.06
17350.
000
4.24
16391.
030
4.21
11450.
000
4.06
6655.4
70
3.82
1670.0
00
3.22
3890.1
50
3.59
7050.0
00
3.85
24965.
550
4.40
26350.
000
4.42
8263.7
30
3.92
18800.
000
4.27
Download