BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah sebuah proses dimana seseorang individu, kelompok, atau organisasi (pengirim) mengirimkan informasi (pesan) kepada orang lain, kelompok, atau organisasi (penerima pesan) dan proses komunikasi umumnya mengikuti beberapa tahapan (Nurrohim dan Anantan, 2009:2). Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seorang individu (komunikator) menyampaikan informasi yang menghasilkan rangsangan berupa verbal untuk mengubah perilaku individu lainnya (Mulyana, 2007:68). Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang atau diantara dua individu atau lebih dengan tujuan tertentu, sehinggan dapat tercipta dengan baik apabila terjadi persamaan persepsi. 2.1.2 Proses Komunikasi Proses – proses komunikasi memiliki enam proses, proses-proses tersebut adalah (Purwanto, 2003:11) : a. Pengirim pesan memiliki suatu ide atau gagasan Suatu proses yang dimana sebelum suatu pesan disampaikan, pengirim pesan harus menyiapkan suatu ide atau gagasan. 7 8 b. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan Suatu proses yang dimana agar suatu ide atau gagasan dapat diterima dengan baik, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal seperti subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan dari pesan yang ingin disampaikan), audiens, gaya personal dan latar belakang budaya. c. Pengirim menyampaikan pesan Tahap selanjutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran kepada si penerima pesan. d. Penerima menerima pesan Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. e. Penerima menafsirkan pesan Dalam tahap ini, penerima mengartikan pesan yang Ia terima. Pesan yang dikirimkan harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran penerima pesan. f. Penerima member tanggapan dan mengirim umpan balik Kepada pengirim umpan balik adalah penghubung terakhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Adadua proses komunikasi, yaitu penciptaan pertunjukan pesan dan penafsiran pesan, pengertiannya sebagai berikut (Wayne dan Fauless, 2010:26) : 9 a. Penciptaan pertunjukkan pesan Ketika seseorang individu menciptakan suatu pertunjukkan pesan berarti orang tersebut terlibat dalam suatu proses komunikasi. Menunjukkan pesan berarti membawa pesan untuk diperhatikan orang lain atau menempatkan pesan sehingga terpandang secara jelas dan berada dalam suatu posisi menyenangkan bagi pengamatan tertentu. b. Penafsiran pesan Pesan ditafsirkan untuk menguraikan atau memahami pesan dengan suatu cara tertentu. Dalam proseskomunikasi ini, tidaklah penting apa yang menjadi pikiran dalam benak penyampai pesan, karena yang penting adalah bagaimana penerima pesan menerima dan menafsirkan pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi ada dalam empat hal, yaitu fungsi sosial, fungsi ekspresif, fungsi ritual dan fungsi instrumental. Berikut penjelasan mengenai fungsi-fungsi tersebut (Riswandi, 2009:13) : a. Fungsi Sosial Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk membangun konsep diri, menjaga keberlangsungan hidup, pernyataan eksistensi diri. b. Fungsi Ekspresif Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan perasaan atau emosi yang dirasakan oleh setiap individu. Perasaan tersebut dapat berupa rasa rindu, saying, kesal, benci dan sebagainya. 10 Perasaan-perasaan tersebut dapat ditunjukkan dengan berbicara langsung atau melalui puisi, lagu, tarian, lukisan dan sebagainya. c. Fungsi Ritual Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk melakukan upacara keagamaan atau upacara lainnya yang berlangsung selama setahun. Misalnya seperti upacara adat jawa, upacara sunatan, lamaran, ulang tahun. d. Fungsi Instrumental Komunikasi berfungsi untuk mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku serta untuk menghibur. 2.1.4 Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya setiap individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kaihatu, 2008:69). Pemasaran adalah sebuah kegiatan yang dimana adanya penjual yang menyerahkan jasa atau barang kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan secara memuaskan (Supranto dan Limakrisna, 2011:1). Pemasaran dapat disimpulkan adalah sebuah kegiatan yang dimana para penjual menyerahkan jasa atau barang kepada para pelanggan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. 11 2.1.5 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah cara untuk memberikan kepada pelanggan nilai lebih yang dimiliki sebuah perusahaan yang bertujuan untuk mendatangkan keuntungan. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix), yaitu (Supranto dan Limakrisna, 2011:10): 1. Produk Produk adalah benda atau jasa dari perusahaan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh seorang pelanggan, untuk memenuhi kebutuhan yang dipersepsikan. 2. Promosi Promosi adalah suatu aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada para pasar sasarannya, mengenai jasa atau produknya yang bermanfaat bagi perusahaan. 3. Harga Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan individu/ seseorang untuk mendapatkan suatu produk atau jasa 4. Distribusi Distribusi adalah mengenai dengan tersedianya produk atau jasa sebuah perusahaan, dimana seorang pelanggan dapat membeli produk atau jasa sebuah perusahaan tersebut dengan mudah. 5. Pelayanan Pelayanan adalah tindakan yang ditawarkan suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya tidak memiliki sifat berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan atas sesuatu, pelayanan yang baik akan mengakibatkan pelanggan yang puas. 12 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pelayanan Jasa adalah tindakan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud dan tidak berakibat pada kepemilikan atas sesuatu (Kaihatu, 2008:69). Serupa dengan dengan definisi jasa menurut Payne, bahwa : “An activity which has some element of intangibility associated with it, which involves some interaction with customers or with property in their possession, and does not result in transfer of ownership. A change in condition may not be closely associated with a physical product” (Kaihatu, 2008:69). Dari kutipan diatas, diketahui bahwa jasa adalah sebagai suatu aktivitas yang mempunyai beberapa elemen yang tak kelihatan/tak berwujud yang berhubungan dengan jasa itu sendiri, yang melibatkan interaksi dengan pelanggan atau dengan barang milik pelanggan, dan tidak berdampak pada pengalihan kepemilihan. Perubahan kondisi tidak berkaitan dengan fisik produk. Menurut Kotler, jasa adalah kegiatan atau manfaat yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya jasa memiliki sifat yaitu tidak berwujud fisik (Intangible) dan tidak menghasilkan sesuatu berkepemilikan (SADI, 2008:4). Berbeda dengan Siagian yang mendefinisikan pelayanan secara umum adalah suatu rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain serta kemudahan-kemudahan dan memberikan segala kebutuhan orang tersebut (Suwardi, 2011:52). 2.2.2 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah sebagai suatu ukuran umum perbedaan antara harapan dan persepsi setiap individu yang berkaitan erat dengan sikap pelanggan (Roza, dkk. , 2012:10). Sedangkan definisi lain dari kualitas pelayanan adalah tingkat 13 kualitas yang diharapkan seorang pelanggan dan adanya pengendalian atas kualitas tersebut dengan tujuan memenuhi keinginan pelanggan (Suwardi, 2011:52). Kualitas pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima (Kalista, dkk. , 2012:4). Kualitas pelayanan dapat disimpulkan sebagai sebuah harapan dan persepsi seorang individu atau pelanggan dalam merasakan kinerja sebuah perusahaan dan adanya pengendalian atas kualitas tersebut dengan tujuan memenuhi keinginan pelanggan. 2.2.2 Dimensi Kualitas Pelayanan Perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan harus mampu memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari para pesaingnya agar tetap bertahan dalam usahanya. Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan, dimensi tersebut sebagai berikut (Parasuraman dalam Kalista, dkk. , 2012:5) : 1. Tangible / Bukti Fisik Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. 2. Reliability / Keandalan Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan 14 yang sama untuk setiap pelanggan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, dan sikap yang simpatik. 3. Responsiveness/ Daya Tanggap Kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. 4. Assurance/ Jaminan Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen, antara lain: a. Komunikasi (communication), yaitu secara terus menerus memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan mudah mengerti apa yang diinformasikan pegawai serta dengan cepat dan tanggap menyikapi keluhan dan komplain dari para pelanggan. b. Kredibilitas (credibility), perlunya jaminan atas suatu kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan, believability atau sifat kejujuran, menanamkan kepercayaan, memberikan kredibilitas yang baik bagi perusahaan pada masa yang akan datang. c. Keamanan (security), adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan pelayanan yang diterima. Tentunya pelayanan yang diberikan mampu memberikan suatu jaminan kepercayaan. d. Kompetensi (competence) yaitu keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dapat dilaksanakan dengan optimal. 15 5. Empathy/ Empati Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan secara merata. Dimana satu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. 2.2.3 Kepuasan Pelanggan Kepuasaan pelanggan adalah hasil yang dirasakan oleh para pelanggan yang membayar suatu barang atau jasa dan merasakan kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya sebelum membeli dan sesudah membeli (Nelloh dan Liem, 2011:23). Sama halnya definisi lain kepuasan pelanggan adalah sebagai suatu tanggapan emosional yang dirasakan seorang individu terhadap pengalamannya ketika mengkonsumsi suatu produk atau jasa (Poniman dan Supriyono, 2010:6). Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja hasil yang dirasakannya dengan harapannya, harapan para pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lampau dan pelanggan yang puas akan setia terhadap suatu produk atau jasa (Widyarto, dkk. , 2012:8). Kepuasan pelanggan adalah perasaan seorang pelanggan yang merasa puas apabila harapannya telah terpenuhi sesuai dengan yang ia harapkan sebelum dan sesudah menggunakan sebuah produk atau jasa (Arief, 2007:117). Kepuasan Pelanggan dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil yang dirasakan para pelanggan ketika merasakan kinerja sebuah jasa atau produk yang telah dibayar 16 dan sebuah tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja hasil yang dirasakannya dengan harapannya. 2.2.4 Dimensi Kepuasan Pelanggan Ada tiga dimensi yang dapat menciptakan kepuasan pelanggan, dimensi tersebut adalah (Andreassen dan Lindstead dalam Sugiarto dan Telan, 2011:3) antara lain: 1. Overall sastifaction Kepuasan keseluruhan yang dirasakan oleh para pelanggan setelah merasakan jasa atau produk yang diberikan dari sebuah perusahaan. 2. Expectation satisfaction Harapan atau ekspetas yang diinginkan roleh para pelanggan setelah merasakan jasa atau produk yang diberikan dari sebuah perusahaan. 3. Experience sastisfaction Tingkat kepuasan yang di alami oleh para pelanggan selama mengkonsumsi jasa atau produk yang diberikan dari sebuah perusahaan. 2.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Untuk menghasilkan suatu kepuasan pelanggan, maka perusahaan membutuhkan kualitas pelayanan yang baik pula. Terdapat bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh oleh kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi kualitas jasa, yaitu: tangibles, emphathy, responsiveness, reliability dan assurance. Hal ini menunjukan bahwa ketika tingkat dimensi yang dirasakan lebih tinggi, maka akan menyebabkan kepuasan pembeli yang lebih besar (Nelloh dan Liem, 2011:24). 17 Dalam penelitian terdahulu berpendapat bahwa layanan prima akan mempengaruhi kepuasan kepada pelanggan (customer). Penelitian ini menyatakan bahwa kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan konsumen dapat dilihat dari lima aspek yaitu daya tanggap, keandalan, empati, jaminan dan bukti fisik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang positif sebesar 63,3% terhadap kepuasan konsumen (Agyapong, 2011). 2.4 Kerangka Pikir Kualitas Layanan (X) 1. 2. 3. 4. 5. Kepuasan Pelanggan (Y) Bukti Fisik Keandalan Daya Tanggap Jaminan Empati 1. Overall sastifaction 2. Expectation satisfaction 3. Experience sastisfaction (Parasuraman dalam Kalista, dkk. , 2012:5) (Andreassen dan Lindstead dalam Sugiarto dan Telan, 2011:3) Gambar 2.1 Kerangka Pikir 2.5 Penelitian Terdahulu No. 1. Nama Peneliti (Roza, dkk. , 2012) Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada The Auto Bridal Banda Aceh Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Keterkaitan jurnal diatas dengan penelitian ini adalah 18 2. (Ravichandran, Mani, dkk. , 2010) Influence of Service Quality on Customer Satisfaction Application of Servqual Model keduanya sama-sama meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Perbedaannya adalah jurnal diatas meneliti secara mendalam masing-masing dimensi dijadikan variabel, dan menggunakan uji F. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dengan metode Servqual. Keterkaitan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan adalah, saling membahas kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa nilai R Square sebesar 0,784 atau 78,4% terhadap variansi ( naik turunnya) kepuasan pelanggan, sedangkan sisanya sebesar 21,6% merupakan kontribusi variabel-variabel lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini 19 3. (Poniman dan Supriyono , 2010) Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit “Nirmala Suri” Kabupaten Sukoharjo 4. (Agyapong, 2011) The Effect of Service quality on Customer Satisfaction in the Utility Industry – A Case of Vodafone (Ghana) Penelitian ini menunjukan bahwa dimensi kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan pelanggan. Keterkaitan jurnal diatas dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Perbedaannya adalah jurnal ini meneliti setiap dimensi yang ada di kualitas pelayanan, yaitu keandalan, daya tanggap, empati dan jaminan. Penelitian ini meneliti tentang efek pengaruh dari efek kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan di industri utilitas. Keterkaitan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan saling membahas pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan suatu objek. Hasil penelitian ini, koefisien determinasi memiliki nilai R Square sebesar 0,633 atau 63,3% dan sebanyak 36,7% dipengaruhi oleh faktor lain selain dua variabel yang diteliti.