BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di bidangnya. Banyak pelaku usaha berfikir bahwa dengan menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan meningkatkan citra perusahaannya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena pada faktanya perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia sebagian besar merupakan perusahaan terbuka atau perusahaan yang telah Go Public. Go Public dapat diartikan sebagai kegiatan perusahaan untuk menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat luas melalui mekanisme penawaran umum perdana atau dikenal dengan Initial Public Offering (IPO). Beberapa alasan bagi perusahaan untuk melakukan Go Public, Hudiyanto (2009:50) di antaranya adalah: 1. Untuk mendapatkan dana bagi ekspansi usaha dan modal kerja 2. Untuk meningkatkan kinerja manajemen perusahaan menimplementasikan prinsip keterbukaan (disclosure). 3. Untuk meningkatkan profil (image) perusahaan, dan 4. Untuk mendiversifikasikan sumber pembiayaan. 7 karena akan 2.2. Tahapan Go Public Di Indonesia ketentuan mengenai Go Public ini diatur dalam undang- undang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal dan lebih lanjut diatur dalam peraturan Bapepam LK. Secara umum tahapan-tahapan dalam peroses Go Public dapat dibagi menjadi 4 tahap, sebagai berikut ( http://www.ojk.go.id ) : 2.2.1 Tahap persiapan Dalam tahap persiapan ini perusahaan mengadakan RUPS untuk memperoleh persetujuan dari seluruh pemegang saham, dan kemudian ditetapkan juga beberapa jumlah saham yang akan dilepas kepada masyarakat. Kemudian perusahaan melakukan perubahan anggaran dasar dari PT tertutup menjadi PT Terbuka. Setelah mendapat persetujuan perusahaan menunjuk penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, dan penilai. Perlu diingat bahwa pihak yang ditunjuk haruslah terdaftar di Bapepam LK. 2.2.2 Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran Pada tahap ini, perusahaan mengajukan dokumen yang memuat prinsip keterbukaan dan prospektus ringkas yang berisi berbagai informasi yang terkait dengan perusahaan, seperti company profile, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan, serta untuk kepentingan apa dana disebut digunakan. Selain hal tersebut dimasukan juga pendapat dari profesi penunjang seperti laporan keuangan, status hukum dari perusahaan tersebut. Keseluruhan data tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan oleh perusahaan terkait kebenaran informasinya. 8 2.2.3 Tahap Penawaran Umum Setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam LK, maka efek yang dikeluarkan oleh perusahaan boleh dipasarkan kepada masyarakat. Mekanisme penawaran umum (IPO) ini diatur oleh penjamin emisi. Setelah berakhirnya masa penawaran umum, perusahaan dapat melakukan penjatahan saham kepada investor dalam waktu paling lambat 2 hari setelah penawaran umum. 2.2.4 Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek Dalam tahap ini, saham dicatatkan dibursa efek, pencatatan dilakukan paling lambat 3 hari kerja setelah tanggal penjatahan. Perusahaan juga wajib melaporkan hasil umum kepada Bapepam LK selambat-lambatnya 3 hari kerja setelah penjatahan saham. 2.3 Stuktur Pasar Modal Indonesia Gambar 2.1 Sumber : http://www.ojk.go.id 9 2.3.1 Otoritas Jasa Keuangan Otoritas jasa keuangan adalah lembaga Negara untuk menggantikan peran Bapepam yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang disingkat OJK, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyedikan. 2.3.2 Bursa Efek Bursa efek merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek antara mereka yang wajib menetapkan peraturan keanggotaan, pencatatan, perdagangan dan hal-hal lainnya. Di Indonesia saat ini lebih dikenal dengan BEI (Bursa Efek Indonesia). 2.3.3 Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Lembaga yang telah memperoleh ijin usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai LKP adalah PT. KPEI (PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia). 10 2.3.4 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) merupakan pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek dan pihak lainnya. Lembaga yang telah memperoleh ijin usaha sebagai LPP oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah PT. KSEI (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia). 2.3.5 Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau gabungan dari ketiga kegiatan tersebut. 1. Penjamin Emisi Efek, adalah salah satu aktifitas pada perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. 2. Perantara Pedagang Efek, adalah salah satu aktifitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. 3. Manajer Investasi, adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk kelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pension, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peundang-undangan yang berlaku. 11 2.3.6 Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga Penunjang Pasar modal meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Biro Administrasi Efek, adalah perseroan yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan kontrak dengan Emiten untuk pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek sebagai Biro Administrasi Efek dan telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan. 2. Bank Kustodian adalah bank yang mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan untuk bertindak sebagai pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, serta mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. 3. Wali Amanat, adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang atau sukuk untuk melakukan penuntutan baik di dalam maupun di luar pengadilan, yang berkaitan dengan kepentingan pemegang efek bersifat utang atau sukuk tersebut tanpa surat kuasa khusus. 4. Pemeringkat Efek, adalah Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan. 12 2.3.7 Profesi Penunjang Pasar Modal Profesi penunjang adalah pihak-pihak yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang persyaratan dan tata cara pendaftarannya ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari : 1. Akuntan Publik adalah pihak yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki atat buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah 2. Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. 3. Konsultant Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dalam bentuk konsultasi, dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. 4. Perusahaan Penilai adalah Pihak yang memberikan penilaian atas asset perusahaan dan terdaftar di Otiritas Jasa Keuangan. 2.3.8 Pemodal Investor atau pemodal adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Beberapa jenis investor misalnya : A. Investor perorangan B. Investor penyandang dana. C. Modal ventura. 13 D. Bank investasi dan bisnis dalam bidang investasi. E. Kontrak Investasi Kolektif. 2.3.9 Emiten Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, yaitu penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam peraturan Undang-undang yang berlaku. Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau kelompok yang terorganisasi. 2.3.10 Perusahaan Publik Perusahaan publik adalah Perseroan Terbatas seperti dimaksud dalam pasal 1 angka 1 ketentuan umum Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.3.000.000.000 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Emiten wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran untuk melakukan Penawaran Umum dan Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Atas Pernyataan Pendaftaran tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam-LK) memberikan pernyataan efektif yang menunjukkan kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur dan persyaratan atas Pernyataan Pendaftaran yang diwajibkan dalam peraturan 14 perundangan yang berlaku. Pernyataan efektif tersebut bukan sebagai izin untuk melakukan Penawaran Umum dan juga bukan berarti bahwa Otoritas Jasa Keuangan menyatakan informasi yang diungkapkan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut adalah benar atau cukup. 2.4 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Untuk mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semakin banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan BAPEPAM, perusahaan yang memasyarakatkan 15 sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginvestasikan kelebihan dananya. Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik di lihat dari sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut, Simbolon (2013) : 1. Periode 1878-1992, Permulaan transaksi saham dan obligasi dengan perdagangan saham dan obligasi yang listing di bursa Amsterdam yang dimiliki oleh investor yang ada di Batavia, Surabaya, dan Semarang. 2. Periode 1912-1925, Perkembangan transaksi saham dan obligasi dengan mendirikan cabang bursa di Batavia dengan nama Bursa Efek Batavia pada memperjual/belikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan belanda yang beroperasi di Indonesia. 3. Periode 1925-1952, Akibat pecahnya perang dunia II Bursa Efek Batavia tidak aktif karena saham-saham milik belanda diambil alih oleh jerman maka penerbitan obligasi dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia dengan nama Bursa Efek Jakarta. 4. Periode 1952-1976, Kebangkitan Bursa Efek Jakarta dibuka secara resmi oleh Menteri Keuangan, Sumitro Djojohadikusumo pada 26 september 1952 merupakan salah satu tonggak sejarah pasar modal Indonesia dan menetapkan Undang-undang bursa. 16 5. Periode 1977-1987, Pembentukkan BAPEPAM (Badan Pembina Pasar Modal) pada tahun 1976 dan PT Danareksa. Dengan terbentuknya Bapepam untuk pembantu Menteri Keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek 6. Periode 1987-1995, Penerbitan Paket-paket deregulasi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang merintangi perkembangan pasar modal yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 88), dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 88). 7. Periode 1995 – 2010, Penerbitan UU No.8 1995 tentang Pasar Modal adalah diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Undang-undang ini dengan tegas mengamanatkan kepada Bapepam untuk melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kejahatan yang terjadi di bidang pasar modal. 8. Periode 2010 – Sekarang, BAPEPAM menjadi OJK (Otoritas jasa Keuangan). OJK terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010 sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyaraka. Dengan adanya OJK maka Bapepam-LK akan lepas dari Kementerian Keuangan. 17