pengaruh return on asset dan debt to equity ratio terhadap return

advertisement
PENGARUH RETURN ON ASSET DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PRODUKSI
SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011 – 2015
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Oleh :
DIANA SISKA DARISA HANI
NIM. 12000764
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
1
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return on Asset
terhadap Return Saham pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada
perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan pengaruh
Return on Asset dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan
produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel
menggunakan dengan metode total sampling. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu tiga perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Data penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari
laporan keuangan triwulan masing-masing perusahaan. Analisis data
menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan hipotesis
diuji dengan t tes dan F tes dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Teknik
analisis data yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda terlebih
dahulu diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik untuk mengetahui bahwa
antara variabel independen dan dependen lolos uji asumsi klasik.
Hasil uji t pada data sekunder menunjukkan variabel ROA berpengaruh
positif tetapi secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return
saham dan DER berpengaruh negatif tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return saham, sedangkan secara simultan ROA dan DER memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Kata Kunci : Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Return Saham
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong
pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi
baru. Perusahaan ini tidak terbatas pada perusahaan internasional saja, tetapi
juga perusahaan domestik, besar maupun kecil. Dalam perekonomian seperti
ini, tidak satu pasar pun yang selamanya aman dari persaingan, baik global
maupun lokal.
Keputusan seorang investor dalam menanamkan investasinya pada suatu
perusahaan haruslah benar-benar tepat, karena seorang investor tidak ingin
mengalami kerugian dalam menginvestasikan dananya, namun sebaliknya
investor mengharapkan imbalan berupa return atas dana yang diinvestasikan
tersebut sesuai dengan karakter investasi yang dipilih. Sebelum investor
memutuskan untuk memiliki suatu saham, maka perlu dilakukan berbagai
kebijakan, salah satunya adalah analisis terhadap saham dan kondisi keuangan
perusahaan tempatnya menanam modal. Analisis ini bertujuan untuk
menghindari kerugian yang tinggi bagi seorang investor, kerugian yang
dimaksud adalah bahwa seseorang investor bisa saja melakukan kekeliruan
dalam memilih saham dengan return yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan return saham lainnya, padahal saham-saham tersebut memiliki
2
nilai yang sama. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu dilakukan
penelitian atau analisis terlebih dahulu terhadap saham yang akan dibeli.
Ada dua faktor yang mempengaruhi return saham yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi return saham
bisa dari pengumuman laporan keuangan seperti laba sebelum akhir tahun
fiskal dan akhir tahun fiskal, Earning per share (EPS), Dividen per share
(DPS) Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Return on
Investment (ROI), dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi return saham antara lain
bisa dari pengumuman dari pemerintah seperti suku bunga tabungan dua
deposito, kurs valuta asing serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi
yang dikeluarkan pemerintah, pengumuman hukum, pengumuman industri
sekuritas, tingkat resiko, agio saham dan juga bisa dari gejolak sosial politik
dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi return saham
sebagai salah satu faktor kunci dalam perdagangan saham.
Investor dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan
ataupun kerugian pada periode sebelumnya dengan melihat laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan ini merupakan hasil dari proses akuntansi yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan
perusahaan, aliran kas, dan informasi lainnya yang terkait dengan keputusan
investasi. Bagi investor, informasi dari laporan keuangan dapat digunakan
sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan, apakah mereka akan
3
membeli, menahan, atau menjual surat berharga yang dimilikinya. Mencari
keuntungan dari pembelian atau penjualan saham adalah tujuan utama dari
aktivitas perdagangan para investor di pasar modal.
Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam
menginvestasikan
dananya
adalah
profitabilitas
perusahaan
tersebut.
Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan perbandingan antara aktiva
atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Laba dalam hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola aset yeng dimiliki perusahaan.
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi. Jadi setiap investasi dalam pembelian saham baik
jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan
keuntungan yang disebut sebagai return saham baik langsung maupun tidak
langsung (Ang, 1997: 38). Return saham terdiri dari dua jenis yaitu current
income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga).
Berdasarkan uraian diatas, maka rasio profitabilitas dan solvabilitas
merupakan pilihan yang tepat sebagai variabel independen dalam penelitian ini.
Rasio profitabilitas dan solvabilitas dipilih karena, dapat digunakan untuk
menjadi indikator penilaian kinerja suatu perusahaan itu baik atau tidak,
dengan melihat kemampuan perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba yang
tinggi dan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang yang
dimiliki baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.
4
Menurut Wahyudiono (2014:83) Return on Asset (ROA) yaitu yang
menunjukkan berapa banyak laba bersih setelah pajak dapat dihasilkan dari
rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Setiap perusahaan
berusaha agar nilai dari ROA mereka tinggi. Semakin besar nilai dari ROA
menjelaskan bahwa semakin baik perusahaan menggunakan asetnya untuk
mendapatkan laba. Dengan meningkatnya nilai ROA, maka profitabilitas dari
perusahaan semakin meningkat. Hal ini membuat investor menjadi tertarik
untuk membeli saham perusahaan serta berdampak pada harga saham yang
meningkat dan diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang tinggi.
Menurut Prihantini dalam Kesuma, I Ketut (2015 :12) Debt to Equity
Ratio (DER) merupakan rasio leverage atau solvabilitas yang sering
dihubungkan
dengan
return
saham.
DER
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang ditunjukkan pada beberapa
bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Tingkat
DER yang kurang dari 50% adalah tingkat yang aman. Semakin rendah nilai
DER maka lebih baik atau semakin aman kewajiban yang harus dipenuhi oleh
modal sendiri. Investor akan lebih tertarik apabila suatu perusahaan memiliki
DER yang kecil, sehingga berdampak pada harga saham yang akan meningkat.
PT. Holcim Indonesia, Tbk, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan
PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang pembuatan semen dan menjadi pelopor di Indonesia. Perusahaanperusahaan ini selalu menciptakan produk yang berkualitas dan termasuk
perusahaan yang tergolong stabil, cenderung tidak mudah terpengaruh pada
5
musim dan kondisi perekonomian. Begitu juga dilihat dari segi investasi, para
investor menilai perusahaan produksi semen ini merupakan salah satu
perusahaan yang paling cepat mengembalikan modal yang diinvestasikan
mereka.
Adapun rata-rata return saham perusahaan produksi semen yang terdaftar
di BEI pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Return Saham, ROA dan DER
Studi kasus pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di BEI
Pada tahun 2011-2016
Nama Perusahaan
PT. Holcim Indonesia,
Tbk
PT. Indocement Prakarsa,
Tbk
PT. Semen Indonesia
(PERSERO) Tbk
Tahun
2011
Return Saham
ROA
DER
0.287
0.266
0.095
0.098
0.010
0.115
0.323
0.192
0.155
0.126
0.109
0.134
0.127
0.075
0.126
0.097
0.111
0.063
0.038
0.010
0.198
0.209
0.188
0.183
0.157
0.201
0.185
0.173
0.162
0.118
0.454
0.445
0.697
0.963
1.049
0.153
0.171
0.157
0.175
0.158
0.345
0.463
0.412
0.372
0.390
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : www.idx.co.id dan data diolah
Berdasarkan Tabel 1 diatas terlihat bahwa perkembangan return saham
perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2015 ini mengalami fluktuasi, dimana PT Holcim Indonesia, Tbk
mengalami penurunan return saham dari tahun 2011 sampai dengan tahun
6
2015, dan terjadi penurunan ROA secara drastis dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015. Dan DER mengalami penurunan pada tahun 2012
kemudian naik lagi hingga tahun 2015. Pada PT. Indocement Prakarsa, Tbk
return saham mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai tahun 2015. Begitu juga ROA
yang mengalami kenaikan pada tahun 2012 kemudian menurun sampai tahun
2015. DER pada PT. Indocement Prakarsa, Tbk mengalami fluktuasi yaitu
terjadi kenaikan pada tahun 2012 dan turun pada tahun 2013 kemudian naik
lagi pada tahun 2014 dan turun lagi pada tahun 2015. Sama halnya return
saham pada PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk naik pada tahun 2012,
kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2014, dan naik lagi pada tahun
2015. Namun ROA mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2015.
DER pada PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk juga mengalami fluktuasi
terlihat dengan adanya kenaikan pada tahun 2012 kemudian turun hingga tahun
2014 dan naik lagi pada tahun 2015.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Feny Wulandari (2012:88)
menunjukkan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return
saham. Farhan dan Ika (2012:80) dalam penelitiannya menunjukkan ROA
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini bertolak belakang
dengan hasil penelitian D. Agus Harjito dan Rangga Aryayoga dalam Prasetya
(2015:88) yang menyebutkan bahwa ROA tidak berpengaruh positif secara
parsial terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Subekti Puji
dalam Anggun (2012:26) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif
7
terhadap return saham. Penelitian mengenai return saham telah banyak
dilakukan mengingat pentingnya faktor fundamental dalam mempengaruhi
nilai return saham. Namun berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan
faktor-faktor fundamental dengan return saham masih menunjukkan hasil yang
berbeda-beda sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan
bagaimana pengaruh kedua faktor fundamental tersebut (ROA dan DER)
terhadap return saham terutama pada perusahaan produksi semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan
judul “Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Terhadap Return Saham studi kasus pada perusahaan produksi semen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan, antara lain :
1. Belum konsistennya hasil penelitian terdahulu mengenai aspek yang
mempengaruhi return saham
2. Return saham PT. Holcim Indonesia, Tbk mengalami penurunan, tetapi
penurunan return saham ini tidak diikuti dengan penurunan ROA karena
terdapat satu kali ROA mengalami kenaikan. Namun, pada DER
mengalami penurunan dan kemudian naik lagi sementara ROA sudah
menurun.
8
3. Return saham PT. Indocement Prakarsa, Tbk mengalami fluktuasi sama
halnya dengan ROA. Namun apabila ROA dan return saham mengalami
penurunan DER pada tahun tersebut juga ikut mengalami penurunan.
4. Return saham PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk mengalami
fluktuasi sama halnya dengan ROA. Namun pada saat return saham
perusahaan ini mengalami kenaikan DER juga mengalami kenaikan.
C. Batasan Masalah
Agar lebih terarah dan terfokus karena dibatasi biaya dan waktu, maka
fokus masalah dibatasi pada masalah pengaruh ROA dan DER pada Return
Saham dan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan produksi semen
yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti, maka
rumusan masalah didalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham
pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return
Saham pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Seberapa besar Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan produksi semen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return on Asset terhadap
Return Saham pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham pada perusahaan produksi semen yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return on Asset dan Debt to
Equity Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan produksi semen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dan memberikan
sumbangan pengetahuan untuk peneliti di masa yang akan datang yang akan
melakukan penelitian yang lebih tentang Pengaruh Return on Asset dan
Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham.
10
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
a) Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai kebijakan faktorfaktor fundamental seperti Return on Asset dan Debt to Equity Ratio
dalam teori dengan praktek yang terjadi dilapangan dan sebagai salah
satu syarat dalam menempuh Diploma di Akademi Akuntansi Permata
Harapan Batam.
b) Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan sebagai tambahan bahan pertimbangan untuk
memperbaiki kinerja dan kualitas manajemen pada operasi perusahaan
selanjutnya, sehingga perusahaan dapat terus bertahan dan mempunyai
return yang besar.
c) Bagi Pembaca
Hasil Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi para
peneliti lainnya yang ingin membahas masalah yang sama serta bahan
kepustakaan.
d) Bagi Akademisi / Institusi / Kampus
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya di masa yang akan
datang dan untuk menambah kepustakaan di institusi dibidang
keuangan.
BAB II
KAJIAN TEORI HIPOTESIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teori
1. Return Saham
a. Pengertian Return Saham
Dalam kegiatan investasi, salah satu faktor yang memotivasi
investor yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas
keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Menurut Jogiyanto dalam Nurfitasari (2012: 47) Return
adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return terdiri dari
capital gain (loss) dan yield. Dimana return total ini merupakan
keseluruhan return yang diperoleh dari suatu investasi pada periode
tertentu.
Menurut Ang dalam Iskandar (2011 :37) Return Saham adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas hasil dari suatu
saham yang dilakukannya. Return dapat dikatakan sebagai salah satu
faktor untuk memotivasi investor agar berinvestasi. Return yang
dihasilkan berasal dari dua sumber yaitu pendapatan (arus kas) dan
peningkatan harga dari investasi (capital gain dan capital loss). Husnan
(2005:228) menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas
investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu yang akan datang dan
11
12
tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di
masa yang akan datang.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Return adalah
tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari kelebihan
investasi yang dilakukan. Tanpa adanya keuntungan yang dapat
dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi.
Perhitungan Return Saham menurut Jogiyanto dalam Iskandar
(2011: 38) adalah :
Return Saham =
Keterangan :
P1
= Price, yaitu harga untuk waktu t
P0
= Price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
Menurut Tendelilin dalam Erari (2014:174) komponen-komponen
yang menjadi dasar pada hasil return, yaitu :
1) Yield, yaitu komponen Return yang mencerminkan aliran kas yang
didapat secara periodik dari investasi yang dilakukan
2) Capital Gain, yaitu penurunan dan peningkatan dari harga saham
yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Dengan kata lain,
capital gain juga bisa diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
Dari penjelasan komponen-komponen tersebut yield ditunjukkan
oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss)
ialah perbedaan harga atau selisih antara harga jual dan harga beli suatu
13
investasi. Bila harga jual < harga beli, maka terjadi capital loss dan
sebaliknya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham menurut Foster et
all dalam Iskandar (2011: 40) adalah :
1) Price Earning Ratio (PER)
Untuk menilai murah atau mahal sebuah saham biasanya digunakan
analisis rasio ini untuk menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2) Debt to Equity Ratio (DER)
DER adalah rasio untuk melihat seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan modal yang mereka
miliki.
3) Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila di
ukur dari modal pemilik, semakin besar ROE maka akan semakin
bagus.
4) Book Value (BV)
Book Value pada dasarnya nilai riil suatu saham nilai buku suatu
perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh modal
sendiri perusahaan dengan semua saham yang telah dikeluarkan
dan disetor penuh.
14
Menurut Tandelilin (2001:240), dari sudut pandang investor, salah
satu indikator penting untuk menilai sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan, salah satunya adalah Return on Asset (ROA).
Indikator ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana aktiva yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba yang nantinya akan
mempengaruhi harga saham dan mampu memberikan return yang sesuai
tingkat yang diinginkan investor.
2. Return on Asset (ROA)
a. Pengertian Return on Asset (ROA)
Menurut Wahyudiono (2014:83) Return on Asset (ROA) yaitu yang
menunjukkan berapa banyak laba bersih setelah pajak dapat dihasilkan
dari rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Menurut
Machfoedz (1998) ROA menggambarkan kinerja keuangan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk
operasional
perusahaan.
Kinerja
keuangan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak
pada pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin bertambah
menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para
pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang
diterima semakin meningkat, atau semakin meningkatnya harga maupun
return saham.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Return on Asset
(ROA) adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang
15
bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena
itu digunakan angka laba setelah pajak dan rata-rata kekayaan
perusahaan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan
yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
Menurut Tandelilin dalam Kurniawan (2012:17) ROA dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
o l
Keterangan :
ROA = Return on Asset
NIAT = Net Income After Tax (pendapatan bersih setelah pajak)
Average Total Asset = Rata-rata jumlah aset awal dan akhir tahun
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Asset (ROA)
Menurut Horne (2005:121) faktor-faktor yang mempengaruhi
Return on Asset (ROA) :
1) Rasio Cepat (Quick Ratio) yaitu mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva
lancar yang lebih likuid yaitu tanpa memasukkan unsur persediaan
dibagi dengan kewajiban lancar
2) Net Profit Margin merupakan rasio laba bersih yang didapat dari
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan
16
3) Ukuran perusahaan (Firm Size) menggambarkan besar kecilnya
suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi,
ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki oleh perusahaan.
3. Debt to Equity Ratio (DER)
a. Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2010:112) Debt to Equity Ratio adalah rasio yang
digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini
dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang
lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam(kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Menurut
Wahyudiono (2014:75) DER menunjukkan perbandingan antara total
hutang dan modal sendiri. Total hutang merupakan penjumlahan dari
total kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Semakin rendah rasio
ini, berarti semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan
oleh pemegang saham dan semakin besar perlindungan bagi kreditor, jika
terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
Dari kedua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung hutang
dan modal, yang dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Debt
17
to Equity Ratio pada setiap perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung
karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan
arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio
kas yang kurang stabil.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus oleh Wahyudiono (2014:75)
yaitu :
o u n
mod l
o l u n
od l
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Equity Ratio (DER)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Equity Ratio (DER)
menurut Brigham dan Houston (2009:135) :
1) Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek
yang
telah
jatuh
tempo.
Perusahaan
yang
dapat
segera
mengembalikan hutang-hutangnya akan mendapat kepercayaan
dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam jumlah yang besar.
2) Struktur Aktiva
Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat
dijadikan jaminan. Secara umum perusahaan yang memiliki
jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang
daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan
18
3) Price Earning Ratio
Price Earnings Ratio (PER) merupakan perbandingan harga suatu
saham dengan Earning per share (EPS) dari saham yang
bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah melihat bagaimana pasar
menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja
perusahaan yang tercermin oleh EPS-nya. Semakin besar PER
suatu saham maka akan menyatakan saham tersebut semakin mahal
terhadap pendapatan bersih per sahamnya
4) Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
akan menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian
yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
Perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan menggunakan
hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Likuiditas,
Price
Earning
Ratio
dan
Profitabilitas
sebagai
faktor
yang
mempengaruhi DER sangat berpengaruh untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang. Setelah perusahaan diketahui dapat
membayar hutangnya maka dapat dihitung perolehan laba bersih yang
didapat untuk investor. Selanjutnya, ketika perusahaan tersebut akan
meminjam dana kepada kreditor, maka kreditor akan bersedia
menyediakan tanpa takut perusahaan akan menunggak.
19
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No
1
2
3
Nama Peneliti,
Judul
Tahun
IG.
K.
A. Analisis
Ulupui, 2005
Pengaruh
Rasio
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas dan
Profitabilitas
terhadap
Return
Saham pada
Perusahaan
Makanan dan
Minuman
yang terdaftar
di BEI
M.
Yunanto, Pengaruh
2009
ROA
dan
DER
terhadap
Return
Saham pada
perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Leon F, 2011
Pengaruh
ROA, NPM,
EPS, DER,
dan
PBV
terhadap
Return
Saham pada
perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Variabel
Kesimpulan
X1 : CR
X2 : DER
X3 : ROA
X4 : TAT
Y : Return
Saham
Hasil analisis ini adalah
CR
dan
ROA
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
return
saham.
Sedangkan
DER
menunjukkan pengaruh
positif, tetapi tidak
signifikan. Dan TAT
menunjukkan pengaruh
negatif
dan
tidak
signifikan
X1: ROA
X2: DER
Y: Return
Saham
Variabel ROA dan
DER secara bersamasama dan secara parsial
tidak
berpengaruh
terhadap Return Saham
dan hubungannya tidak
signifikan, kecuali DER
mempunyai hubungan
yang signifikan secara
parsial terhadap Return
Saham
X1: ROA
ROA, dan NPM secara
X2: NPM
parsial
tidak
X3: EPS
berpengaruh signifikan
X4: DER
terhadap Return Saham,
X5 : PBV
sedangkan EPS, DER,
Y: Return PBV
berpengaruh
Saham
signifikan
terhadap
Return Saham
20
4
Asbi Rachman Analisis
Faried, 2008
pengaruh
faktor
fundamental
dan
nilai
kapitalisasi
pasar
terhadap
return saham
perusahaan
manufaktur di
BEI
X1: ROA
X2: PBV
X3: DER
X4: NPM
X5 : Nilai
Kapitalisasi
Y: Return
Saham
Variabel
bebas
berpengaruh terhadap
return saham secara
parsial, hanya ROA,
PBV
dan
Nilai
Kapitalisasi pasar yang
berpengaruh signifikan.
Sedangkan NPM dan
DER tidak mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap return saham
5
Tika
Maya Pengaruh
Pribawanti,
Rasio
2007
keuangan
terhadap
Return
Saham pada
perusahaan
industri
manufaktur
yang
membagikan
dividen di
BEI
X1 : ROA
X2 : DTA
X3 : QAI
X4 : DER
X5 : NPM
X6 : EPS
Y : Return
Saham
Hasil dari penelitian ini
adalah NPM, ROA,
DTA, DER dan EPS
berpengaruh signifikan
terhadap Return Saham.
Sedangkan
QAI
tergantung
pada
perusahaan mengenai
kebijakan pembagian
dividen
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dibahas sebelumnya mengenai
Pengaruh Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Return Saham pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, serta penelitian terdahulu yang membahas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi Return Saham, maka dapat disusun kerangka pemikiran
yang dapat digambarkan sebagai berikut :
21
Gambar 2 Kerangka Berpikir
H1
Return On Asset (ROA)
H3
Return Saham
Debt to Equity Ratio (DER)
H2
D. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham
Return on Asset adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atas aktiva yang digunakannya. Semakin tinggi
ROA mnunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih. Hal ini akan menarik
investor untuk memiliki saham tersebut karena peningkatan profitabilitas ini
akan dinikmati juga oleh pemegang saham. Ketertarikan investor ini akan
meningkatkan permintaan saham perusahaan maka harga saham akan
cenderung meningkat yang diikuti dengan return saham yang meningkat
pula.
2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang
dan modal sendiri. DER memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang
perusahaan yang dijamin dengan modal sendiri perusahaan yang digunakan
sumber pendanaan usaha. Semakin besar nilai DER menandakan bahwa
struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang
22
relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko
perusahaan yang lebih tinggi, akibatnya para investor cenderung
menghindari saham-saham yang memiliki DER tinggi.
DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan
apresiasi harga saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk
terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi
menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi
keuntungan. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung menurunkan
return saham.
3. Hubungan antara Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Return Saham
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Dengan ROA yang besar, investor percaya bahwa
manajemen perusahaan telah menggunakan aktiva perusahaan secara efektif
untuk menghasilkan laba bagi para pemiliknya. Dengan tingginya laba yang
diterima, tingginya laba per lembar saham yang didapat para investor serta
tingginya perputaran persediaan maka para investor akan tertarik untuk
menginvestasikan dana mereka ke perusahaan tersebut dan return saham
akan semakin tinggi.
Debt to Equity Ratio yang tingi menunjukkan pendanaan perusahaan
lebih banyak dilakukan dengan menggunakan hutang. Semakin besar DER
perusahaan berarti laba perusahaan juga besar yang digunakan untuk
23
pembayaran hutangnya dan daya tarik perusahaan akan menurun di mata
investor karena hal tersebut dapat berarti bahwa proporsi hutang perusahaan
bertambah besar sehingga perusahaan mempunyai beban yang semakin
berat dan dapat menimbulkan terjadinya penurunan return saham.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap
Return Saham
H2 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Return Saham
H3 : Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
signifikan dan positif terhadap Return Saham
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut Abdullah (2015:123) Penelitian asosiatif adalah penelitian untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian
kausal bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel independen dan
variabel dependen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Guna memperoleh data dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul
“P n
u Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
Return S
m”, m k
p nul
m n d k n p n l
n p d
P u
n
Produksi Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20112015. Adapun waktu penelitian direncanakan selama 1 (satu) bulan yaitu pada
bulan Juli 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 61) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek
atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti.
24
25
Adapun perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
tahun 2011 – 2015 yaitu sebanyak 3 perusahaan.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan data, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif atau mewakili. Seluruh populasi yang
menjadi sampel disebut dengan sampel sensus.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Menurut Abdullah (2015:234) Total Sampling adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan
mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100
maka, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
Dengan demikian maka peneliti mengambil data populasi laporan
keuangan triwulan pada perusahaan produksi semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menjadi
sampel sebanyak 60 data.
26
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi
dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan dan menganalisis
data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
tahap, yaitu :
a. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data
pendukung berupa penelitian terdahulu dan laporan-laporan keuangan
yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan
diteliti.
b. Tahap kedua, dilakukan melalui pengumpulan data sekunder melalui
fasilitas internet dengan mengakses situs resmi yang berisi laporan
keuangan perusahaan produksi semen yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
E. Variabel Penelitian
Menurut Indriantono dan Supomo (2002:20) Variabel pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Dependen (variabel Y) dan
variabel independen (variabel X) yaitu :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akib
k
n
d ny
b l nd p nd n b b
.” V
b l
dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham. Return saham yang
27
digunakan adalah return irealisasi (actual return) yang merupakan
capital gain / capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat
ini dengan periode sebelumnya.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
k
”. V
b l nd p nd n d l m p n l
n n
d l
Return on
Asset dan Debt to Equity Ratio.
F. Definisi Operasional
Menurut J,Supranto (2003:322) Definisi Operasional pada penelitian
adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul
penelitian atau yang tercakup dalam paradigm penelitian sesuai dengan hasil
perumusan masalah. Teori ini dipergunakan sebagai landasan atau alasan
mengapa suatu yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak
bebas atau merupakan salah satu penyebab. Definisi Operasional pada
penelitian ini yaitu :
1. Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor dari
kelebihan investasi yang dilakukan. Rumus Return Saham :
Return Saham =
28
2. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan
b b
o l
3. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan rasio total hutang
yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri atau ekuitas
o l u n
ku
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2011:169) Analisis Deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Adapun macam-macam analisis deskriptif adalah :
a. Ukuran Pemusatan
Ukuran pemusatan atau ukuran lokasi adalah bebrapa ukuran yang
menyatakan dimana distribusi data tersebut terpusat. Ukuran
pemusatan berupa nilai tunggal yang bisa mewakili suatu kumpulan
data dan karakteristiknya (menunjukkan pusat dari nilai data). Jenis-
29
jenis Ukuran Pemusatan antara lain Rata-rata (Mean), Nilai Tengah
(Median) dan Modus.
b. Ukuran Penyebaran data
Ukuran Penyebaran adalah suatu ukuran baik parameter atau statistika
untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data. Melalui ukuran
penyebaran dapat diketahui seberapa jauh data-data menyebar dari
titik pemusatannya. Jenis-jenis ukuran penyebaran data yaitu Rentang
(Range=R), Variansi (S2 atau
) dan Simpangan Baku (s atau ).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menganalisis data penelitian
sebelum uji hipotesis. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memberikan
kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan
dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.
Maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:130) Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali
(2011:133) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan :
30
1) Analisis grafik
Pada
prinsipn
normalitas
dapat
dideteksi
dengan
melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan dengan manggunakan analisis grafik adalah :
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal yaitu mengikuti atau mendekati bentuk
lonceng, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal yaitu tidak mengikuti atau mendekati
bentuk lonceng, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2) Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov
Test terhadap model yang diuji. Uji Kolmogorov-Smirnov
dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed >
.
Ha : Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed <
.
31
b. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance d
du l
u p n m
n k p n m
n y n l n”.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
heteroskedastisitas.
Model
regresi
dan
jika
yang
berbeda
baik
adalah
disebut
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2011:139).
Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SDRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SDRESID dan ZPRED. Dasar analisis untuk
menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan scatterplot
yaitu :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu
pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit),
maka
heteroskedastisitas.
mengindikasikan
telah
terjadi
32
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastistitas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011:140) Uji Autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1) dalam
model regresi. Jika terdapat korelasi maka model tersebut mengalami
masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW Test), karena
jumlah pengamatan dalam penelitian ini berjumlah dibawah 100 yaitu
hanya 60 pengamatan.
Menurut Ghozali (2011:140), pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 3
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Hipotesis Nol
Keputusan
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
Tidak ada autokorelasi positif
No Decision
Tidak ada korelasi negative
Tolak
Tidak ada korelasi negative
No Decision
Tidak ada korelasi positif atau
negative
Tidak Ditolak
Jika
33
d. Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2011:145) uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabelvariabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas / variabel independen. Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara variabel
bebasnya sama dengan nol.
Ada
beberapa
cara
yang
multikolineritas, akan tetapi
digunakan
untuk
untuk
mendeteksi
mendeteksi
ada tidaknya
multikolineritas dalam model regresi dalam penelitian ini dilihat dari
tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Adapun
pemilihan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dalam
penelitian ini karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan
dan
dianggap
lebih
handal
dalam
mendeteksi
ada-tidaknya
multikolineritas dalam model regresi serta pengujian dengan tolerance
value atau variance inflation factor (VIF) lebih lengkap dalam
menganalisis data. Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance
value atau variance inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Jika nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel
independen dalam model regresi
34
2) Jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolineritas antar variabel independen
dalam model regresi
3. Uji Inferensial Data
a. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramal
bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaan regresi tersebut adalah :
Keterangan:
Y =
Return Saham
a =
Konstanta
b =
Koefisien persamaan regresi prediktor
=
Variabel Return on Asset (ROA)
=
Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
e =
,
Faktor pengganggu (error)
4. Pengujian Hipotesis
Menurut Margono (2004:80) Hipotesis berasal dari kata hypo dan
tesis. Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi,
Hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih
sementara. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang
akan diteliti. Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau
35
salah dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun
dan mengujinya.
a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang
terbaik dalam analisis regresi dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya
koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel
independen
akan
mampu
menjelaskan
variabel
dependennya,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar faktor
fundamental.
Nilai koefisien R2 mempunyai interval nol sampai satu
.
Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model
regresi tersebut dan jika mendekati 0, maka variabel independen
secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
b. Uji Parsial (t.test)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan derajat
keyakinan yang digunakan sebesar
begitu pula sebaliknya bila
36
thitung < ttabel maka menerima Ho dan menolak Ha, artinya tidak ada
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
c. Uji Simultan (F.test)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Bila Fhitung > Ftabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya semua variabel bebas secara bersamasama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya semua
variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel
penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
37
Download