Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277 Volume 9 No. 2, 2016 : 8- 25 PENGARUH PROFITABILITAS DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Wasmin Muhamad Wahyudi Fakultas Ekonomi, Universitas Batam Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400 E-mail: [email protected] ABSTRACT This study aimed to examine the effect of Profitability and Operating Cash Flow on Stock Price. The population in this study are listed automotive company in Indonesia Stock Exchange from 2010-2013. The sampling method using purposive sampling technique. This study uses multiple linear regression analysis of the data. The results of the research results obtained by t test t Profitability for 1,191 with a significant value of 0.241 which is greater than 0.05. This means that the profitability of significant negative effect on the stock price, while the results of the t Operating cash flow amounted to 4.499 with significant value of 0.000 which is smaller than 0.05. This means Operating Cash Flow positive and significant impact on the stock price. Based on test results obtained F F count of 13,078 with a significance of 0.000. Because of the significance of less than 0.05 (0.000 <0.05) it can be concluded that the variables simultaneously Profitability and Operating Cash Flow effect on stock prices on the automotive company. Keywords: Profitability, Operating Cash Flow, Stock Price PENDAHULUAN Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya tentu membutuhkan dana atau modal. Modal tersebut bisa berasal dari modal sendiri atau modal asing. Modal sendiri dapat diperoleh dari penanaman modal di awal pendirian perusahaan atau melalu penjualan saham kepada masyarakat di pasar modal. Sumber dana yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Kebangkitan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesia memberikan kesempatan kepada perusahaan di Indonesia untuk mengatasi masalah struktur modal yang menghambat pertumbuhan perusahaan. Pasar ini merupakan pasar untuk skuritas jangka panjang baik berbentuk hutang atau saham serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas jangka panjang yang saat ini di perdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain adalah saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, obligasi 8 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Negara, obligasi konversi, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana. (Tandelilin, 2010:30) Perusahaan menerbitkan saham dan menjualnya ke masyarakat luas dengan maksud untuk mendapatkan tambahan dana bagi keberlangsungan usahanya. Sejak pasar modal didirikan di Indonesia, minat perusahaan dan investor melakukan transaksi saham mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Proses penjualan saham untuk pertama kali di tawarkan emiten kepada investor disebut sebagai penawaran umum perdana (initial public offering). Selanjutnya saham di perjual belikan di pasar sekunder yang menghubungkan transaksi jual beli antar investor. Transaksi pasar yang terjadi di pasar sekunder berdasarkan kreteria prioritas harga kemudian waktu. (Tandelilin: 2010:79) Sari (2009) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh informasi diluar perusahaan (eksternal) dan informasi di dalam perusahaan (inernal) termasuk laporan keuangan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:4), laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Lalu menurut Sari (2009), pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka akan meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pula harga saham perusahaan. Hal ini terkait opini investor terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk memberikan keuntungan selisih harga (capital gain) yang berasal dari penjualan di pasar sekunder. Tandelilin (2010) mengungkapkan bahwa informasi mengenai harga saham seringkali di ringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks harga saham yang merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks sehingga menjadi indikator yang mencakup pergerakan harga saham biasa di Bursa Efek Indonesia (BEI). Naik turunnya IHSG sangat bergantung kepada pergerakan harga saham di bursa. Apabila pergerakan harga saham secara umum bagus dan naik, maka IHSG akan naik juga. Begitupun sebaliknya, bila pergerakan harga saham kurang bagus atau turun maka IHSG pun akan ikut turun. Fluktuasi IHSG disebabkan oleh fluktuasinya harga saham. Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi banyak faktor, Sutrisno dalam penelitiannya mengenai hubungan informasi laba perusahaan dengan perusahaan harga saham menyatakan bahwa harga saham selalu di pengaruhi oleh faktorfaktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi informasi arus kas, informasi laba dan informasi akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Faktor eksternal meliputi transaksi saham, tingkat bunga deposito, kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijaksanaan perekonomi makro lainnya. Wiasta (2010) mengungkapkan bahwa laba merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang 9 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas diantaranya Return On Equity (ROE). Rasio ini digunakan untuk memprediksi seberapa besar Equity atau modal sendiri mampu menciptakan laba bersih perusahaan. Hal ini berarti ROE merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. ROE yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menghasilkan laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin mampu perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, maka akan menyebabkan permintaan akan saham tersebut naik, dan selanjutnya akan mengakibatkan harga saham juga ikut naik. Selama periode 2010-2013, dapat diketahui bahwa perolehan laba bersih serta arus kas operasi perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI cenderung mengalami fluktuasi. Fluktuasi laba bersih dan arus kas operasi tersebut dipengaruhi oleh aktivitas operasi internal perusahaan seperti perolehan deviden substansial yang diterima dari asosiasi, hasil lanjutan dari right issue United Tractor, penjualan, margin pendapatan dari penjualan akativa tetap dan peningkatan produksi. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen, dan metode akuntansi yang digunakan yang dapat menyebabkan penurunan perolehan laba bersih dan arus kas operasi. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa investor tidak merespon positif informasi mengenai perolehan laba bersih (profitabilitas) dan nilai arus kas operasi perusahaan dalam melakukan transaksi saham sehingga harga sahamnya tetap mengalami penurunan. Padahal selama priode tahun 2010-2013, Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI mencatat peningkatan perolehan laba bersih dan nilai arus kas operasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas dan nilai arus kas operasi ini akan memberikan gambaran atas kinerja keuangan suatu perusahaan yang akan mempengaruhi minat para investor dalam melakukan permintaan akan saham perusahaan. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi variable-variabel yang berkaitan erat dengan harga saham adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Penjualan Semakin tinggi pertumbuhan penjualan pertahun maka perusahaan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, harga sahampun cenderung naik. 2. Earning Per Share Semakin tinggi Earning Per Share maka semakin tinggi pula laba yang disediakan untuk pemegang saham, yang mengakibatkan harga saham naik. 3. Arus Kas Operasi Semakin tinggi arus kas operasi berarti perusahaan beroperasi dengan baik sehingga menjadi daya tarik bagi investor yang mengakibatkan nilai saham perusahaan naik dan menjadikan harga saham tinggi atau naik. 4. Profitabilitas Profitabilitas yang positif menunjukan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan dengan kemampuan modal sendiri yang dapat menguntungkan para pemegang saham. Profitabilitas yang tinggi juga berpengaruh terhadap harga saham. 10 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 5. Debt to Equity Ratio Semakin tinggi Dept to Equity Ratio menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat sehingga mengurangi hak pemegang saham. Jadi semakin rendah DER maka semakin tinggi harga saham. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013? 2. Apakah arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013? 3. Apakah profitabilitas dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui profitabilitas dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Kajian Teori Profitabilitas Menurut Tandelilin (2010:372), Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Kieso, et al (2008:400-401) menyatakan bahwa, Ratio profitabilitas (profitability ratio) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah perusahaan untuk periode waktu tertentu. Sedeangkan menurut Hanafi dan Halim (2006:83), Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit marjin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Arus Kas Operasi Arus kas operasi (operating cash flow) adalah jumlah kas yang berasal dari penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi utama perusahaan yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang, atau penyerahan jasa dan dihitung dengan mengurangkan kas diterima dari penjualan barang dan jasa oleh kas dibayarkan untuk operasi atau ditentukan dengan mengonversi laba bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas. Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang menyangkut keberhasilan atau kegagalan perusahaan, namun kas merupakan sumber kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan. Terutama arus kas dari kegiatan operasi perusahaan. Hal itupun didukung oleh Kieso et al (2008:216-217) yang menyatakan, jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan 11 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari luar. Sebaliknya, jika jumlah kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas rendah atau negatif, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang memadai secara internal dari opeasinya, dan dengan demikian, harus meminjam atau menerbitkan sekuritas ekuitas untuk mendapatkan kas tabahan untuk membayar kwajibannya. Harga Saham Saham didefinisikan sebagai bukti atau sertifikat kepemilikan seseorang atau badan terhadap perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut, yang dapat pula diartikan sebagai keikutsertaan investor sebagai pemodal pada suatu perusahaan, sehingga memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan tersebut (Budi Harsono, 2013:19). Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Berfikir Profitabilitas terhadap Harga Saham Investor berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) perubahaan di masa yang akan datang. Investorinvestor tersebut berharap dapat memprediksi deviden dan perubahan harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan. Karena deviden dan perubahan harga saham kemungkinan dipengaruhi oleh keuntungan perusahaan maka para pemodal akan memprediksi keuntungan perusahaan. Catatan laba perusahaan di masa lalu merupakan titik tolak yang paling logis dalam memprediksi laba perusahaan di masa depan. Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh Return on Equity (ROE) menunjukan kemampuan perusahaan memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham sehingga akan mempengaruhi minat investor dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham. Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Selain informasi mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba, informasi kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga pasar saham adalah informasi mengenai arus kas. Arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas secara internal untuk melakukan pembayaran atas kewajibannya sehingga akan mempengaruhi minat pemegang saham untuk menanamkan modalnya sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham yang diterbitkan suatu perusahaan. 12 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Tandelilin (2010:324) yang menyatakan bahwa, Data aliran kas perusahaan biasa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi. Para manajer dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka dan harga sahamnya dengan meningkatkan arus kas yang diharapkan, mempercepat penerimaannya serta mengurangi tingkat resikonya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gentry dkk (2005), yang menemukan bahwa informasi arus kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi profitabilitas dan arus kas operasi pertahun maka perusahaan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, harga sahampun cenderung naik. Semakin baik nilai rasio profitabilitas dan nilai arus kas operasi yang ditunjukan suatu perusahaan maka akan memunculkan persepsi yang baik di mata investor dalam ketersediaan dana yang akan dibagikan pada investor. Persepsi investor tersebut akan meningkatkan minatnya dalam berinvestasi sehingga akan tercipta transaksi jual beli saham sesuai kecocokan harga sahamnya. Sesuai dengan prinsip ekonomi, semakin tinggi permintaan maka harga juga akan naik, dan sebaliknya jika permintaan rendah maka harga saham pun akan turun. Hipotesis Berdasarkan kerangkan pemikiran dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. H2 = Arus kas operasi berpengaruh terhadap harga saham. H3 = Profitabilitas dan arus kas operasi secara berpengaruh terhadap harga saham. Pendekatan penelitian Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Rumengan, 2010:9). Penulis meneliti tentang perkembangan pengaruh profitabilitas dan arus kas operasi sebagai variabel independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2013. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat diakses melalui komputer dengan link www.idx.co.id. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 21 Maret 2014 sampai dengan selesai, untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 1 di bawah ini: 13 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Tabel 1 Waktu Penelitian BULAN No Kegiatan Mar'14 3 4 Apr'14 1 2 3 Mei'14 4 1 2 3 Jun'14 4 1 2 3 Jul'14 4 1 2 3 Agu'14 4 1 2 1 Pencarian Masalah 2 Riset Awal 3 Pengajuan Judul 4 Pengumpulan Data 5 Analis a Data 6 Penulisan Skripsi 7 Bimbingan Skripsi Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen Variabel Dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Rumengan, 2010: 26). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah harga saham (Y). Harga saham merupakan harga pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya atau closing price. 2. Variabel Independen Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Rumengan, 2010: 26). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah profitabilitas (X1), arus kas operasi (X2). a. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. b. Arus Kas Operasi Arus kas operasi adalah jumlah kas yang berasal dari penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi utama perusahaan. Definisi operasional dalam penelitian ini dapat disimpulkan pada Tabel 2 di bawah ini: 14 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Tabel 2 Kisi Operasional Variabel No Variabel Definisi Pengukuran 1. Profitabilitas Kemampuan suatu perusahaan Return on equity untuk mendapatkan laba = net income / (keuntungan) dalam suatu periode total equity tertentu. 2. Arus Kas Jumlah kas yang berasal dari Aliran kas dari Operasi penerimaan dan pengeluaran kas operasi = Kas dari kegiatan operasi yang diterima dari melibatkan produksi, penjualan, penjualan barang dan jasa - Kas penyerahan barang atau jasa. 3. Harga Saham Harga penutup pada pasar riil Harga penutup (closing price) akhir tahun Skala Rasio Rasio Rasio Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode pengumpulan data historis (documentary historical). Langkahlangkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Dokumenter Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang profitabilitas dan arus kas operasi yang ada di laporan keuangan (annual report) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI yang dapat diakses di website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) selama tahun 2010-2013. 2. Studi Kepustakaan Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu. Teknik Analisa Data Statistik Deskriptif Statisktik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standart deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik variabel bebas yaitu Profitabilitas, dan Arus Kas Operasi, serta variabel terikat yaitu Harga Saham. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut: 15 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Profitabilitas Arus Kas Operasi Harga Saham Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 44 44 44 -48.05 12.95 5.56 42.80 19.08 11.24 18.4534 15.6796 8.3522 13.63086 1.51077 1.46974 44 Dari hasil Tabel 3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa: a) Profitabiitas Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Profitabilitas tersebut secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 18.4534. Nilai minimum dari Profitabilitas sebesar -48,05, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 42,80. Nilai standart deviasi sebesar 13,63086. b) Arus Kas Operasi Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Arus Kas Operasi tersebut secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 15,6796. Nilai minimum dari Arus Kas Operasi sebesar 12,95, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 19,08. Nilai standart deviasi sebesar 1,51077. c) Harga Saham Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Harga Saham tersebut secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 8,3522. Nilai minimum dari Profitabilitas sebesar 5,56, sedangkan nilai maksimalnya sebesar 11,24. Nilai standart deviasi sebesar 0.49281. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada regresi ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Metode pengambilan keputusan uji normalitas yaitu: 1. Jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 4 Uji Normalitas K-S test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Profitabilitas N a Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 44 18.4534 13.63086 .138 .102 -.138 .914 .374 Aruskasoperasi 44 15.6796 1.51077 .120 .120 -.066 .796 .551 Hargasaham 44 8.3522 1.46974 .099 .099 -.051 .660 .776 Dari Tabel 4 hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa data Harga saham (Y) nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,776, data Profitabilitas (X1) 16 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 sebesar 0,374, dan data Arus Kas Operasi (X2) sebesar 0,551. Karena ketiga variabel signifikansi > 0,05 jadi dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi dengan normal. Gambar 1 Grafik P-P Plot of Regression Dalam Gambar 1 grafik Normal P-P Plot of Regression terlihat titik-titik tidak menyebar menjauh tetapi berada disekitar garis diagonal, atau penyebaran data (titik-titik) mengikuti arah sumbu diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal sehingga model regresi dapat digunakan dan memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF). Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF). Kriteria pengujiannya apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas a Coefficients Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Keterangan (Constant) Profitabilitas .934 1.071 Bebas Multikolinearitas Arus Kas Operasi .934 1.071 Bebas Multikolinearitas 17 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Keterangan (Constant) Profitabilitas .934 1.071 Bebas Multikolinearitas Arus Kas Operasi .934 1.071 Bebas Multikolinearitas a. Dependent Variable: HargaSaham Berdasarkan Tabel 5 hasil pengolahan data, maka dapat dilihat ada tidaknya suatu masalah Multikolinearitas dalam model regresi Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance sebagai berikut: 1. Variabel Profitabilitas menunjukan nilai sebesar 1.071<10 dan nilai tolerance sebesar 0.934>0.1, maka dapat diambil kesimpulkan bahwa variable Profitabilitas tidak mengalami masalah Multikolinearitas. 2. Variabel Arus Kas Operasi menunjukan nilai sebesar 1.071<10 dan nilai tolerance sebesar 0.934>0.1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa variable Arus Kas Operasi tidak mengalami masalah Multikolinearitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas menggunakan metode uji scatterplots. Suatu model dikatakan tidak memiliki masalah heteroskedastisitas jika titik-titik pada scatter plot tidak membentuk pola tertentu, seperti menyebar, menyempit, atau membentuk garis linear, dan berada diatas dan dibawah angka nol. Gambar 2 Grafik Scatterplot Gambar 2 menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi ini. 18 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 3. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi.Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Bila angka DW < - 2 berarti ada autokorelasi yang positif. b. Bila angka DW – 2 sampai dengan + 2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Bila angka DW > + 2 berarti ada autokorelasi yang negatif. Tabel 6 Uji autokorelasi b Model Summary Std. Error of the Model R R Square a 1 .624 Adjusted R Square .389 Estimate .360 Durbin-Watson 1.17606 1.652 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Arus Kas Operasi Hasil uji DW dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1.652. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai DW berada diantara -2 sampai dengan +2 (-2 < 1.652 < 2) yang artinya tidak tejadi autokorelasi. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel independent (profitabilitas dan arus kas operasi) terhadap harga saham. Adapun hasil dari analisis regresi linear berganda dapat dilihat dari Tabel berikut: Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda a Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) a. Std. Error -.615 1.886 Profitabilitas .016 .014 Aruskasoperasi .553 .123 Standardized Coefficients Beta t Sig. -.326 .046 .150 1.191 .241 .568 4.499 .000 Dependent Variable: HargaSaham 1. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, antara Profitabilitas dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,191 dengan nilai signifikan sebesar 0,241 dimana lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham, sehingga H1 yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham diterima. 19 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 2. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, antara Arus Kas Operasi dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,499 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio Arus Kas Operasi berpengaruh positif terhadap harga saham diterima. Uji Hipotesis Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R²) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka kemampuan mejelaskan variabel independen terhadap variabel dependent adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel dependent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square .624a 1 a. .389 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .360 1.17606 Predictors: (Constant), Profitabilitas, Arus Kas Operasi Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 8 di atas, besarnya nilai adjusted R² dalam model regresi diperoleh sebesar 0,389. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap variabel dependen Harga Saham yang dapat dijelaskan oleh model persamaan ini sebesar 38,9 % sedangkan sisanya sebesar 61,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Jika nilai R² semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent secara parsial yang terdiri atas Profitabilitas, Arus Kas Operasi terhadap variable dependen Harga Saham. Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan uji t dimana jika t hitung lebih besar dari t tabel atau signifikansi t hitung lebih kecil dari alpha 5%, maka keputusan yang diambil Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut hasil uji t: Tabel 9 Hasil t-test Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error -.615 1.886 Profitabilitas .016 .014 Aruskasoperasi .553 .123 Standardized Coefficients Beta t Sig. -.326 .046 .150 1.191 .241 .568 4.499 .000 20 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) a. Std. Error -.615 1.886 Profitabilitas .016 .014 Aruskasoperasi .553 .123 Standardized Coefficients Beta t Sig. -.326 .046 .150 1.191 .241 .568 4.499 .000 Dependent Variable: HargaSaham 1. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Profitabilitas dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,191 dengan nilai signifikan sebesar 0,241 dimana lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham, sehingga H1 yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham diterima. 2. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Arus Kas Operasi dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,499 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio Arus Kas Operasi berpengaruh positif terhadap harga saham diterima. Uji Hipotesis Secara Simultan (uji F) Uji F dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independent dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. Berikut adalah hasil uji statisrik F: Tabel 10 Uji Simultan (F-test) b ANOVA Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression 36.178 2 18.089 Residual 56.708 41 1.383 Total 92.886 43 F 13.078 Sig. a .000 a. Predictors: (Constant), PertumbuhanPenjualan, Eps b.Dependent Variable: HargaSaham Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 10 diperoleh nilai F hitung sebesar 13,078 arus kas operasi 0,000 karena arus kas operasi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif. Ini berarti menerima hipotesis ketiga yang menyatakan Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif. Pembahasan Berdasarkan pembuktian hipotesis diatas yang telah dilakukan dengan melaksanakan pengujian terhadap persamaan regresi tentang pengaruh 21 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Profitabiitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham maka didapatkan hasilnya yaitu: 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Profitabilitas pada perusahaan otomotif periode 2010-2013 tidak memiliki pengaruh terhadap Harga Saham yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,241 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Laba yang semakin meningkat setiap tahun merupakan indikator bahwa perusahaan mengalami perkembangan yang sangat baik dan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang dan merupakan perusahaan yang mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika labanya turun atau tidak mengalami peningkatan, maka investor atau calon investor akan menganggap bahwa perusahaan tidak memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang dan tidak mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Berdasarkan hasil penelitian di atas, variabel profitabilitas kurang menjadi pertimbangan para investor dalam melakukan transaksi jual beli saham. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa korelasi antara profitabilitas dengan perubahan harga saham tidak signifikan. Dengan demikian dapat diprediksikan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham, sehingga investor tidak begitu mempertimbangkan profitabilitas dalam menganalisis suatu harga saham. Peningkatan jumlah laba dipengaruhi oleh beban oprasional, jika beban operasional rendah maka pembagian deviden tinggi yang mengakibatkan kenaikan terhadap harga saham, namun jika beban operasional tinggi maka akan mengurangi laba yang dihasilkan sehingga pembagian deviden rendah. Beban operasional tinggi bisa dikarenakan naiknya BBM yang mengakibatkan kenaikan harga bahan baku, sementara produsen atau perusahaan tidak bisa serta merta menaikkan harga barang, hal ini mengakibatkan keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang tinggi berkurang dengan adanya beban operasional yang tinggi yang berdampak pada pembagian deviden yang rendah sehingga menurunkan minat investor terhadap saham perusahaan tersebut yang berimbas pada penurunan harga saham. Oleh karena itu, investor tidak begitu mempertimbangkan profitabilitas untuk menganalisis suatu harga saham. Alasan ini yang menyebabkan profitabiitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. 2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Arus Kas Operasi perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga Saham yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,000 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dikarenakan para investor dalam melakukan investasi dilandasi motif untuk mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya. Arus Kas Operasi yang tinggi mencerminkan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Investor memerlukan 22 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 pertimbangan yang digunakan sebelum investor memutuskan untuk berinvestasi. Arus Kas Operasi suatu perusahaan yang besar membuat investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut. Permintaan akan saham yang meningkat mengakibatkan peningkatan harga sahamnya. Jadi dapat disimpulkan dengan bila Arus Kas Operasi tinggi akan meningkatkan harga saham. 3. Pengaruh Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 13,078 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, besarnya nilai adjusted R² dalam model regresi diperoleh sebesar 0,389. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap variabel dependent Harga Saham yang dapat dijelaskan oleh model persamaan ini sebesar 38,9 % sedangkan sisanya sebesar 61,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Jika nilai R² semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat. 2. Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Profitabilitas perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga Saham yaitu yang dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 1,191 dan nilai signifikan sebesar 0,241 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013. 3. Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Arus Kas Operasi perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga Saham yaitu yang dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 4,499 dan nilai signifikan sebesar 0,000 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013. 4. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 13,078 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2013. Saran Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan, antara lain: 23 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 1. Bagi perusahaan hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, karena dengan harga saham yang tinggi maka akan menarik para investor untuk berinvestasi yang nantinya bisa digunakan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. 2. Bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi sebaiknya dapat melihat Arus Kas Operasi karena berdasarkan hasil penelitian, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel Arus Kas Operasi. Sehingga investor dapat melihat rasio laba sebagai pertimbangan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan. 3. Bagi para akademisi, mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perluasan penelitian mengingat masih banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Selain itu sampel penelitian dipilih secara acak sehingga mencakup seluruh jumlah populasi dan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. DAFTAR PUSTAKA Afikoh Agustin. 2008. Pengaruh Laba dan Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftan Di Jakarta Islamic Index Priode 2002-2005. Yogyakarta: Digilib-Uinsuka. Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. Darsono,, MBA dan Ashari S.E. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Economietrics Fourth Edition. Singapore: Mc.Graw Hill International Edition. Hair, Joseph F.,et al. 2006. Multivariate Data Analysis. Pearson Education, Inc: Upper Saddle River, New Jersey. Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius. Hanry Dwi Purnomo. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005. Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta:Salemba Empat. Husein Umar. 2000. Research Methods in Finance and Banking. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Selemba Empat. Inggrit Kumala Sari. 2009. Pengaruh Devidend Per Share dan Return On Investment Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Janu Widi Wiasta. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Lembaga Keuangan yang GO Publik di BEI Tahun 20042007. Jogiyanto H. M.. M.B.A., Akuntan. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. 24 Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277 Volume 7 No. 2 : 8- 25 Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Keni. 2007. Pengaruh Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Direktori Abstrak Artikel Jurnal Ilmiah Untar Tahun XI/02Mei 2007 Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2005, Intermediate Accounting, United State of America: John Wiley & Sons,Inc. Lukman Dendawijaya, M.M. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Meythi. 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang (23-26 Agustus 2009). Moh. Nazir Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Noer Sasongko & Nila Wulandari. 2006. Pengaruh Eva Dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006 (hal 64-80). Ross, Stephen A., Randolp W. Westerfield and Bradford D. Jordan. 2000. Fundamental Corporate Finance 5th Edition.United State of America: McGraw Hill Companies, Inc. Shinta Indriyanti. 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi, dan Pendanaan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. SKRIPSI Jurusan Akuntansi - Fakultas Ekonomi UM. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta CV. Sugiyono.2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta CV. Skousen, K. Fred, Stice, earl K. and Stice, james D. 2004. Akuntansi Intermediate Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. TauJik. Kajian Capital Market Dan Leverage Terhadap Variasi Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Unsri. Tjiptowati Endang Irianti. 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Dan Return Saham. Van Horne, James C.and John M. Machkowicz, JR. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Wild, Jhon J., Subramanyam, K.R and Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan Keuangan Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Yurico dan Tapi Anda Sari Lubis. 2009. Pengaruh Cash Dividend Coverage,Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU. 25