pengaruh profitabilitas dan arus kas operasi

advertisement
Zona Keuangan, ISSN 2087 – 7277
Volume 9 No. 2, 2016 : 8- 25
PENGARUH PROFITABILITAS DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Wasmin
Muhamad Wahyudi
Fakultas Ekonomi, Universitas Batam
Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of Profitability and Operating Cash
Flow on Stock Price. The population in this study are listed automotive company
in Indonesia Stock Exchange from 2010-2013. The sampling method using
purposive sampling technique. This study uses multiple linear regression analysis
of the data.
The results of the research results obtained by t test t Profitability for
1,191 with a significant value of 0.241 which is greater than 0.05. This means that
the profitability of significant negative effect on the stock price, while the results
of the t Operating cash flow amounted to 4.499 with significant value of 0.000
which is smaller than 0.05. This means Operating Cash Flow positive and
significant impact on the stock price. Based on test results obtained F F count of
13,078 with a significance of 0.000. Because of the significance of less than 0.05
(0.000 <0.05) it can be concluded that the variables simultaneously Profitability
and Operating Cash Flow effect on stock prices on the automotive company.
Keywords: Profitability, Operating Cash Flow, Stock Price
PENDAHULUAN
Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya tentu membutuhkan dana atau
modal. Modal tersebut bisa berasal dari modal sendiri atau modal asing. Modal
sendiri dapat diperoleh dari penanaman modal di awal pendirian perusahaan atau
melalu penjualan saham kepada masyarakat di pasar modal. Sumber dana yang
dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di
pasar modal. Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal adalah pertemuan antara
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjual belikan sekuritas. Kebangkitan pasar modal dalam hal ini
Bursa Efek Indonesia memberikan kesempatan kepada perusahaan di Indonesia
untuk mengatasi masalah struktur modal yang menghambat pertumbuhan
perusahaan. Pasar ini merupakan pasar untuk skuritas jangka panjang baik
berbentuk hutang atau saham serta berbagai produk turunannya. Berbagai
sekuritas jangka panjang yang saat ini di perdagangkan di pasar modal Indonesia
antara lain adalah saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, obligasi
8
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Negara, obligasi konversi, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan
reksa dana. (Tandelilin, 2010:30)
Perusahaan menerbitkan saham dan menjualnya ke masyarakat luas
dengan maksud untuk mendapatkan tambahan dana bagi keberlangsungan
usahanya. Sejak pasar modal didirikan di Indonesia, minat perusahaan dan
investor melakukan transaksi saham mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Proses penjualan saham untuk pertama kali di tawarkan emiten kepada
investor disebut sebagai penawaran umum perdana (initial public offering).
Selanjutnya saham di perjual belikan di pasar sekunder yang menghubungkan
transaksi jual beli antar investor. Transaksi pasar yang terjadi di pasar sekunder
berdasarkan kreteria prioritas harga kemudian waktu. (Tandelilin: 2010:79)
Sari (2009) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa harga saham
merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Pergerakan
harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh informasi diluar perusahaan
(eksternal) dan informasi di dalam perusahaan (inernal) termasuk laporan
keuangan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:4), laporan keuangan juga
menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumberdaya yang dimiliki
oleh perusahaan. Lalu menurut Sari (2009), pada prinsipnya semakin baik prestasi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka akan meningkatkan
permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan pula harga saham perusahaan. Hal ini terkait opini investor
terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk memberikan
keuntungan selisih harga (capital gain) yang berasal dari penjualan di pasar
sekunder.
Tandelilin (2010) mengungkapkan bahwa informasi mengenai harga
saham seringkali di ringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks harga saham
yang merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar
modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan seluruh saham
tercatat sebagai komponen perhitungan indeks sehingga menjadi indikator yang
mencakup pergerakan harga saham biasa di Bursa Efek Indonesia (BEI). Naik
turunnya IHSG sangat bergantung kepada pergerakan harga saham di bursa.
Apabila pergerakan harga saham secara umum bagus dan naik, maka IHSG akan
naik juga. Begitupun sebaliknya, bila pergerakan harga saham kurang bagus atau
turun maka IHSG pun akan ikut turun. Fluktuasi IHSG disebabkan oleh
fluktuasinya harga saham.
Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi banyak faktor, Sutrisno dalam
penelitiannya mengenai hubungan informasi laba perusahaan dengan perusahaan
harga saham menyatakan bahwa harga saham selalu di pengaruhi oleh faktorfaktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi
informasi arus kas, informasi laba dan informasi akuntansi lainnya yang
terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Faktor eksternal meliputi
transaksi saham, tingkat bunga deposito, kepercayaan masyarakat terhadap pasar
modal, kondisi sosial politik dan kebijaksanaan perekonomi makro lainnya.
Wiasta (2010) mengungkapkan bahwa laba merupakan indikator
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang
dana. Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang
9
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas diantaranya Return On Equity
(ROE). Rasio ini digunakan untuk memprediksi seberapa besar Equity atau modal
sendiri mampu menciptakan laba bersih perusahaan. Hal ini berarti ROE
merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. ROE yang
tinggi menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menghasilkan laba
bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin mampu perusahaan memberikan
keuntungan bagi pemegang saham, maka akan menyebabkan permintaan akan
saham tersebut naik, dan selanjutnya akan mengakibatkan harga saham juga ikut
naik.
Selama periode 2010-2013, dapat diketahui bahwa perolehan laba bersih
serta arus kas operasi perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI cenderung
mengalami fluktuasi. Fluktuasi laba bersih dan arus kas operasi tersebut
dipengaruhi oleh aktivitas operasi internal perusahaan seperti perolehan deviden
substansial yang diterima dari asosiasi, hasil lanjutan dari right issue United
Tractor, penjualan, margin pendapatan dari penjualan akativa tetap dan
peningkatan produksi. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor peristiwa ekonomi,
faktor industri, kebijakan manajemen, dan metode akuntansi yang digunakan yang
dapat menyebabkan penurunan perolehan laba bersih dan arus kas operasi.
Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa investor tidak merespon
positif informasi mengenai perolehan laba bersih (profitabilitas) dan nilai arus kas
operasi perusahaan dalam melakukan transaksi saham sehingga harga sahamnya
tetap mengalami penurunan. Padahal selama priode tahun 2010-2013, Perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI mencatat peningkatan perolehan laba bersih dan
nilai arus kas operasi.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas
dan nilai arus kas operasi ini akan memberikan gambaran atas kinerja keuangan
suatu perusahaan yang akan mempengaruhi minat para investor dalam melakukan
permintaan akan saham perusahaan.
Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi variable-variabel yang berkaitan erat dengan harga
saham adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Penjualan
Semakin tinggi pertumbuhan penjualan pertahun maka perusahaan memiliki
prospek yang baik di masa yang akan datang, harga sahampun cenderung naik.
2. Earning Per Share
Semakin tinggi Earning Per Share maka semakin tinggi pula laba yang
disediakan untuk pemegang saham, yang mengakibatkan harga saham naik.
3. Arus Kas Operasi
Semakin tinggi arus kas operasi berarti perusahaan beroperasi dengan baik
sehingga menjadi daya tarik bagi investor yang mengakibatkan nilai saham
perusahaan naik dan menjadikan harga saham tinggi atau naik.
4. Profitabilitas
Profitabilitas yang positif menunjukan bahwa perusahaan tersebut dapat
menghasilkan keuntungan dengan kemampuan modal sendiri yang dapat
menguntungkan para pemegang saham. Profitabilitas yang tinggi juga
berpengaruh terhadap harga saham.
10
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
5. Debt to Equity Ratio
Semakin tinggi Dept to Equity Ratio menunjukan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan
semakin berat sehingga mengurangi hak pemegang saham. Jadi semakin rendah
DER maka semakin tinggi harga saham.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, maka
rumusan masalah yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham pada
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013?
2. Apakah arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham pada
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013?
3. Apakah profitabilitas dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2013?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham pada
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui arus kas operasi berpengaruh positif terhadap harga saham
pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui profitabilitas dan arus kas operasi berpengaruh positif
terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia.
Kajian Teori
Profitabilitas
Menurut Tandelilin (2010:372), Dari sudut pandang investor, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang
adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Kieso, et al (2008:400-401) menyatakan bahwa, Ratio profitabilitas
(profitability ratio) mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dari sebuah
perusahaan untuk periode waktu tertentu.
Sedeangkan menurut Hanafi dan Halim (2006:83), Rasio profitabilitas
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Ada tiga
rasio yang sering dibicarakan, yaitu: profit marjin, return on asset (ROA), dan
return on equity (ROE).
Arus Kas Operasi
Arus kas operasi (operating cash flow) adalah jumlah kas yang berasal
dari penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi utama perusahaan
yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang, atau penyerahan jasa
dan dihitung dengan mengurangkan kas diterima dari penjualan barang dan jasa
oleh kas dibayarkan untuk operasi atau ditentukan dengan mengonversi laba
bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas.
Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang menyangkut
keberhasilan atau kegagalan perusahaan, namun kas merupakan sumber
kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan.
Terutama arus kas dari kegiatan operasi perusahaan. Hal itupun didukung oleh
Kieso et al (2008:216-217) yang menyatakan, jika kas bersih yang disediakan
oleh aktivitas operasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
11
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk
membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari luar. Sebaliknya, jika jumlah
kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas rendah atau negatif, maka hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang
memadai secara internal dari opeasinya, dan dengan demikian, harus meminjam
atau menerbitkan sekuritas ekuitas untuk mendapatkan kas tabahan untuk
membayar kwajibannya.
Harga Saham
Saham didefinisikan sebagai bukti atau sertifikat kepemilikan seseorang
atau badan terhadap perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut, yang dapat
pula diartikan sebagai keikutsertaan investor sebagai pemodal pada suatu
perusahaan, sehingga memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan
tersebut (Budi Harsono, 2013:19). Selembar saham mempunyai nilai atau harga.
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi
disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut
sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili
harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar
yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek
Indonesia.
Kerangka Berfikir
Profitabilitas terhadap Harga Saham
Investor berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) perubahaan di masa yang akan datang. Investorinvestor tersebut berharap dapat memprediksi deviden dan perubahan harga pasar
saham perusahaan yang bersangkutan. Karena deviden dan perubahan harga
saham kemungkinan dipengaruhi oleh keuntungan perusahaan maka para pemodal
akan memprediksi keuntungan perusahaan. Catatan laba perusahaan di masa lalu
merupakan titik tolak yang paling logis dalam memprediksi laba perusahaan di
masa depan.
Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh Return on Equity (ROE)
menunjukan kemampuan perusahaan memaksimalkan tingkat kembalian pada
pemegang saham sehingga akan mempengaruhi minat investor dan pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap harga saham.
Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Selain informasi mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba,
informasi kinerja keuangan perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi
harga pasar saham adalah informasi mengenai arus kas.
Arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan
menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas secara internal untuk
melakukan pembayaran atas kewajibannya sehingga akan mempengaruhi minat
pemegang saham untuk menanamkan modalnya sehingga pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap harga saham yang diterbitkan suatu perusahaan.
12
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Tandelilin (2010:324) yang menyatakan bahwa, Data aliran kas
perusahaan biasa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor
tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi. Para manajer dapat
meningkatkan nilai perusahaan mereka dan harga sahamnya dengan
meningkatkan arus kas yang diharapkan, mempercepat penerimaannya serta
mengurangi tingkat resikonya.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gentry dkk (2005), yang
menemukan bahwa informasi arus kas merupakan informasi penting untuk
menilai kinerja perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau
suksesnya perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi profitabilitas dan
arus kas operasi pertahun maka perusahaan memiliki prospek yang baik di masa
yang akan datang, harga sahampun cenderung naik.
Semakin baik nilai rasio profitabilitas dan nilai arus kas operasi yang
ditunjukan suatu perusahaan maka akan memunculkan persepsi yang baik di mata
investor dalam ketersediaan dana yang akan dibagikan pada investor. Persepsi
investor tersebut akan meningkatkan minatnya dalam berinvestasi sehingga akan
tercipta transaksi jual beli saham sesuai kecocokan harga sahamnya. Sesuai
dengan prinsip ekonomi, semakin tinggi permintaan maka harga juga akan naik,
dan sebaliknya jika permintaan rendah maka harga saham pun akan turun.
Hipotesis
Berdasarkan kerangkan pemikiran dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham.
H2 = Arus kas operasi berpengaruh terhadap harga saham.
H3 = Profitabilitas dan arus kas operasi secara berpengaruh terhadap harga saham.
Pendekatan penelitian
Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran
variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur
statistik (Rumengan, 2010:9). Penulis meneliti tentang perkembangan pengaruh
profitabilitas dan arus kas operasi sebagai variabel independen terhadap harga
saham sebagai variabel dependen pada perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2013.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang dapat diakses melalui komputer dengan link www.idx.co.id.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 21 Maret 2014 sampai
dengan selesai, untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 1 di bawah ini:
13
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Tabel 1 Waktu Penelitian
BULAN
No
Kegiatan
Mar'14
3
4
Apr'14
1
2
3
Mei'14
4
1
2
3
Jun'14
4
1
2
3
Jul'14
4
1
2
3
Agu'14
4
1
2
1 Pencarian Masalah
2 Riset Awal
3 Pengajuan Judul
4 Pengumpulan Data
5 Analis a Data
6 Penulisan Skripsi
7 Bimbingan Skripsi
Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi
oleh variabel independen (Rumengan, 2010: 26). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependen adalah harga saham (Y). Harga saham merupakan
harga pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena
merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika
pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya atau closing
price.
2. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Rumengan, 2010: 26). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independen adalah profitabilitas (X1), arus kas operasi
(X2).
a. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan
laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu.
b. Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah jumlah kas yang berasal dari penerimaan dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi utama perusahaan.
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat disimpulkan pada Tabel 2 di
bawah ini:
14
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Tabel 2
Kisi Operasional Variabel
No
Variabel
Definisi
Pengukuran
1. Profitabilitas Kemampuan suatu perusahaan Return on equity
untuk
mendapatkan
laba = net income /
(keuntungan) dalam suatu periode total equity
tertentu.
2. Arus Kas
Jumlah kas yang berasal dari Aliran kas dari
Operasi
penerimaan dan pengeluaran kas operasi = Kas
dari kegiatan operasi yang diterima dari
melibatkan produksi, penjualan, penjualan barang
dan jasa - Kas
penyerahan barang atau jasa.
3. Harga Saham Harga penutup pada pasar riil
Harga penutup
(closing price)
akhir tahun
Skala
Rasio
Rasio
Rasio
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode pengumpulan data historis (documentary historical). Langkahlangkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Dokumenter
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang
profitabilitas dan arus kas operasi yang ada di laporan keuangan (annual report)
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI yang dapat diakses di website
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) selama tahun 2010-2013.
2. Studi Kepustakaan
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi)
yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang
telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing
sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti seperti artikel, jurnal,
buku, dan penelitian terdahulu.
Teknik Analisa Data
Statistik Deskriptif
Statisktik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif menunjukkan
nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standart
deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik variabel bebas yaitu Profitabilitas,
dan Arus Kas Operasi, serta variabel terikat yaitu Harga Saham. Hasil olah data
deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:
15
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Tabel 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Profitabilitas
Arus Kas Operasi
Harga Saham
Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
44
44
44
-48.05
12.95
5.56
42.80
19.08
11.24
18.4534
15.6796
8.3522
13.63086
1.51077
1.46974
44
Dari hasil Tabel 3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Profitabiitas
Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Profitabilitas tersebut
secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 18.4534. Nilai
minimum dari Profitabilitas sebesar -48,05, sedangkan nilai maksimalnya
sebesar 42,80. Nilai standart deviasi sebesar 13,63086.
b) Arus Kas Operasi
Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Arus Kas Operasi
tersebut secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 15,6796.
Nilai minimum dari Arus Kas Operasi sebesar 12,95, sedangkan nilai
maksimalnya sebesar 19,08. Nilai standart deviasi sebesar 1,51077.
c) Harga Saham
Dari deskriptif statistik diatas dapat dilihat bahwa Harga Saham tersebut
secara keseluruhan rata-rata pada tahun 2010-2013 sebesar 8,3522. Nilai
minimum dari Profitabilitas sebesar 5,56, sedangkan nilai maksimalnya
sebesar 11,24. Nilai standart deviasi sebesar 0.49281.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel independen dan dependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas pada regresi ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z.
Metode pengambilan keputusan uji normalitas yaitu:
1. Jika signifikansi (Asymp.sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Jika signifikansi (Asymp.sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Tabel 4
Uji Normalitas K-S test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Profitabilitas
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
44
18.4534
13.63086
.138
.102
-.138
.914
.374
Aruskasoperasi
44
15.6796
1.51077
.120
.120
-.066
.796
.551
Hargasaham
44
8.3522
1.46974
.099
.099
-.051
.660
.776
Dari Tabel 4 hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa data Harga
saham (Y) nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,776, data Profitabilitas (X1)
16
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
sebesar 0,374, dan data Arus Kas Operasi (X2) sebesar 0,551. Karena ketiga
variabel signifikansi > 0,05 jadi dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi
dengan normal.
Gambar 1
Grafik P-P Plot of Regression
Dalam Gambar 1 grafik Normal P-P Plot of Regression terlihat titik-titik
tidak menyebar menjauh tetapi berada disekitar garis diagonal, atau penyebaran
data (titik-titik) mengikuti arah sumbu diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi secara normal sehingga
model regresi dapat digunakan dan memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya kolerasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai Tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF). Pendeteksian
multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF).
Kriteria pengujiannya apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari
0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai
VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi
gejala multikolinearitas.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Keterangan
(Constant)
Profitabilitas
.934
1.071
Bebas Multikolinearitas
Arus Kas Operasi
.934
1.071
Bebas Multikolinearitas
17
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Keterangan
(Constant)
Profitabilitas
.934
1.071
Bebas Multikolinearitas
Arus Kas Operasi
.934
1.071
Bebas Multikolinearitas
a. Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan Tabel 5 hasil pengolahan data, maka dapat dilihat ada
tidaknya suatu masalah Multikolinearitas dalam model regresi Variance Inflation
Factors (VIF) dan Tolerance sebagai berikut:
1. Variabel Profitabilitas menunjukan nilai sebesar 1.071<10 dan nilai
tolerance sebesar 0.934>0.1, maka dapat diambil kesimpulkan bahwa
variable Profitabilitas tidak mengalami masalah Multikolinearitas.
2. Variabel Arus Kas Operasi menunjukan nilai sebesar 1.071<10 dan nilai
tolerance sebesar 0.934>0.1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
variable Arus Kas Operasi tidak mengalami masalah Multikolinearitas.
2.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas menggunakan metode uji scatterplots.
Suatu model dikatakan tidak memiliki masalah heteroskedastisitas jika
titik-titik pada scatter plot tidak membentuk pola tertentu, seperti menyebar,
menyempit, atau membentuk garis linear, dan berada diatas dan dibawah angka
nol.
Gambar 2
Grafik Scatterplot
Gambar 2 menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun dibawah angka
0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi ini.
18
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan
dengan adanya autokorelasi.Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan menggunakan Uji Durbin Watson (DW-test) dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Bila angka DW < - 2 berarti ada autokorelasi yang positif.
b. Bila angka DW – 2 sampai dengan + 2 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Bila angka DW > + 2 berarti ada autokorelasi yang negatif.
Tabel 6
Uji autokorelasi
b
Model Summary
Std. Error of the
Model
R
R Square
a
1
.624
Adjusted R Square
.389
Estimate
.360
Durbin-Watson
1.17606
1.652
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Arus Kas Operasi
Hasil uji DW dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1.652.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai DW berada diantara -2 sampai
dengan +2 (-2 < 1.652 < 2) yang artinya tidak tejadi autokorelasi.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji besarnya
pengaruh variabel-variabel independent (profitabilitas dan arus kas operasi)
terhadap harga saham. Adapun hasil dari analisis regresi linear berganda dapat
dilihat dari Tabel berikut:
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
a.
Std. Error
-.615
1.886
Profitabilitas
.016
.014
Aruskasoperasi
.553
.123
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.326
.046
.150
1.191
.241
.568
4.499
.000
Dependent Variable:
HargaSaham
1. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, antara Profitabilitas
dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,191 dengan nilai
signifikan sebesar 0,241 dimana lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
Profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham,
sehingga H1 yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap harga saham diterima.
19
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
2. Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, antara Arus Kas
Operasi dengan Harga Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,499
dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga
Saham, sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio Arus Kas Operasi
berpengaruh positif terhadap harga saham diterima.
Uji Hipotesis
Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) berfungsi untuk melihat sejauh mana
keseluruhan variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Apabila koefisien determinasi
semakin mendekati 1 maka kemampuan mejelaskan variabel independen terhadap
variabel dependent adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel dependent
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen.
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R
R Square
.624a
1
a.
.389
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
.360
1.17606
Predictors: (Constant), Profitabilitas, Arus Kas Operasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 8 di atas, besarnya
nilai adjusted R² dalam model regresi diperoleh sebesar 0,389. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu
Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap variabel dependen Harga Saham
yang dapat dijelaskan oleh model persamaan ini sebesar 38,9 % sedangkan
sisanya sebesar 61,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model regresi. Jika nilai R² semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas
semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat.
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
independent secara parsial yang terdiri atas Profitabilitas, Arus Kas Operasi
terhadap variable dependen Harga Saham. Kriteria pengambilan keputusan
dilakukan dengan uji t dimana jika t hitung lebih besar dari t tabel atau
signifikansi t hitung lebih kecil dari alpha 5%, maka keputusan yang diambil Ho
ditolak dan Ha diterima. Berikut hasil uji t:
Tabel 9
Hasil t-test
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-.615
1.886
Profitabilitas
.016
.014
Aruskasoperasi
.553
.123
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.326
.046
.150
1.191
.241
.568
4.499
.000
20
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
a.
Std. Error
-.615
1.886
Profitabilitas
.016
.014
Aruskasoperasi
.553
.123
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
-.326
.046
.150
1.191
.241
.568
4.499
.000
Dependent Variable: HargaSaham
1. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Profitabilitas dengan Harga Saham
menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,191 dengan nilai signifikan sebesar
0,241 dimana lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Profitabilitas
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga Saham, sehingga H1
yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga
saham diterima.
2. Hasil pengujian pasrial (uji t) antara Arus Kas Operasi dengan Harga
Saham menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,499 dengan nilai signifikan
sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Arus Kas
Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham,
sehingga H2 yang menyatakan bahwa rasio Arus Kas Operasi berpengaruh
positif terhadap harga saham diterima.
Uji Hipotesis Secara Simultan (uji F)
Uji F dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independent secara simultan. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel independent dalam model mempunyai
pengaruh terhadap variabel independen. Berikut adalah hasil uji statisrik F:
Tabel 10
Uji Simultan (F-test)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
36.178
2
18.089
Residual
56.708
41
1.383
Total
92.886
43
F
13.078
Sig.
a
.000
a. Predictors: (Constant), PertumbuhanPenjualan, Eps
b.Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 10 diperoleh nilai F hitung sebesar
13,078 arus kas operasi 0,000 karena arus kas operasi lebih kecil dari 0,05 (0,000
< 0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel Profitabilitas dan Arus Kas
Operasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif. Ini berarti
menerima hipotesis ketiga yang menyatakan Profitabilitas dan Arus Kas Operasi
berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif.
Pembahasan
Berdasarkan pembuktian hipotesis diatas yang telah dilakukan dengan
melaksanakan pengujian terhadap persamaan regresi tentang pengaruh
21
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Profitabiitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham maka didapatkan
hasilnya yaitu:
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham
Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Profitabilitas pada
perusahaan otomotif periode 2010-2013 tidak memiliki pengaruh terhadap
Harga Saham yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,241 nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Profitabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam
suatu periode tertentu. Laba yang semakin meningkat setiap tahun merupakan
indikator bahwa perusahaan mengalami perkembangan yang sangat baik dan
memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang dan merupakan
perusahaan yang mampu memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Sebaliknya, jika labanya turun atau tidak mengalami peningkatan, maka
investor atau calon investor akan menganggap bahwa perusahaan tidak
memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang dan tidak mampu
memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Berdasarkan hasil penelitian
di atas, variabel profitabilitas kurang menjadi pertimbangan para investor
dalam melakukan transaksi jual beli saham. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa korelasi antara profitabilitas dengan perubahan harga
saham tidak signifikan. Dengan demikian dapat diprediksikan bahwa
profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham,
sehingga investor tidak begitu mempertimbangkan profitabilitas dalam
menganalisis suatu harga saham.
Peningkatan jumlah laba dipengaruhi oleh beban oprasional, jika beban
operasional rendah maka pembagian deviden tinggi yang mengakibatkan
kenaikan terhadap harga saham, namun jika beban operasional tinggi maka
akan mengurangi laba yang dihasilkan sehingga pembagian deviden rendah.
Beban operasional tinggi bisa dikarenakan naiknya BBM yang mengakibatkan
kenaikan harga bahan baku, sementara produsen atau perusahaan tidak bisa
serta merta menaikkan harga barang, hal ini mengakibatkan keuntungan yang
diperoleh dari penjualan yang tinggi berkurang dengan adanya beban
operasional yang tinggi yang berdampak pada pembagian deviden yang
rendah sehingga menurunkan minat investor terhadap saham perusahaan
tersebut yang berimbas pada penurunan harga saham. Oleh karena itu, investor
tidak begitu mempertimbangkan profitabilitas untuk menganalisis suatu harga
saham. Alasan ini yang menyebabkan profitabiitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan harga saham.
2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Arus Kas Operasi
perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham yang dilihat dari nilai signifikan sebesar 0,000 nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini dikarenakan para
investor dalam melakukan investasi dilandasi motif untuk mendapatkan
pendapatan yang sebesar-besarnya. Arus Kas Operasi yang tinggi
mencerminkan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang
saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Investor memerlukan
22
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
pertimbangan yang digunakan sebelum investor memutuskan untuk
berinvestasi. Arus Kas Operasi suatu perusahaan yang besar membuat investor
tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut. Permintaan
akan saham yang meningkat mengakibatkan peningkatan harga sahamnya.
Jadi dapat disimpulkan dengan bila Arus Kas Operasi tinggi akan
meningkatkan harga saham.
3. Pengaruh Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham.
Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 13,078 dengan signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara
simultan terhadap Harga Saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, besarnya nilai adjusted R² dalam
model regresi diperoleh sebesar 0,389. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Profitabilitas dan Arus
Kas Operasi terhadap variabel dependent Harga Saham yang dapat dijelaskan
oleh model persamaan ini sebesar 38,9 % sedangkan sisanya sebesar 61,1 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Jika
nilai R² semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas semakin kuat
pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat.
2. Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Profitabilitas
perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham yaitu yang dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 1,191 dan nilai
signifikan sebesar 0,241 nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Harga Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2010-2013.
3. Secara parsial hasil pengujian statistik terhadap variabel Arus Kas Operasi
perusahaan otomotif periode 2010-2013 memiliki pengaruh terhadap Harga
Saham yaitu yang dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 4,499 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2010-2013.
4. Secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 13,078 dengan signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Profitabilitas dan Arus Kas Operasi berpengaruh secara
simultan terhadap Harga Saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2010-2013.
Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang
kiranya dapat dijadikan pertimbangan, antara lain:
23
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
1. Bagi perusahaan hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham, karena dengan harga saham yang tinggi maka akan menarik para
investor untuk berinvestasi yang nantinya bisa digunakan perusahaan untuk
mengembangkan perusahaan.
2. Bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi sebaiknya dapat
melihat Arus Kas Operasi karena berdasarkan hasil penelitian, variabel yang
signifikan berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel Arus Kas
Operasi. Sehingga investor dapat melihat rasio laba sebagai pertimbangan
yang lebih besar dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat dan
menguntungkan.
3. Bagi para akademisi, mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini,
maka peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perluasan penelitian
mengingat masih banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
Selain itu sampel penelitian dipilih secara acak sehingga mencakup seluruh
jumlah populasi dan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
DAFTAR PUSTAKA
Afikoh Agustin. 2008. Pengaruh Laba dan Arus Kas Operasi Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftan Di Jakarta Islamic
Index Priode 2002-2005. Yogyakarta: Digilib-Uinsuka.
Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi, dan
Nonparametrik. Jakarta: Kencana
Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
Darsono,, MBA dan Ashari S.E. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Economietrics Fourth Edition. Singapore:
Mc.Graw Hill International Edition.
Hair, Joseph F.,et al. 2006. Multivariate Data Analysis. Pearson Education, Inc:
Upper Saddle River, New Jersey.
Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.
Hanry Dwi Purnomo. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun
2003-2005.
Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.
Jakarta:Salemba Empat.
Husein Umar. 2000. Research Methods in Finance and Banking. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Selemba
Empat.
Inggrit Kumala Sari. 2009. Pengaruh Devidend Per Share dan Return On
Investment Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Go Publik di
Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007.
Janu Widi Wiasta. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga
Saham pada Lembaga Keuangan yang GO Publik di BEI Tahun 20042007.
Jogiyanto H. M.. M.B.A., Akuntan. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPFE.
24
Zona Keuangan ISSN 2087 – 7277
Volume 7 No. 2 : 8- 25
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Keni. 2007. Pengaruh Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham
Perusahaan Industri Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.
Direktori Abstrak Artikel Jurnal Ilmiah Untar Tahun XI/02Mei 2007
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D Warfield. 2008. Akuntansi
Intermediate Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2005, Intermediate
Accounting, United State of America: John Wiley & Sons,Inc.
Lukman Dendawijaya, M.M. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Meythi. 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan
Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang (23-26 Agustus 2009).
Moh. Nazir Ph.D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Noer
Sasongko & Nila Wulandari. 2006. Pengaruh Eva Dan Rasio-Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006
(hal 64-80).
Ross, Stephen A., Randolp W. Westerfield and Bradford D. Jordan. 2000.
Fundamental Corporate Finance 5th Edition.United State of America:
McGraw Hill Companies, Inc.
Shinta Indriyanti. 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi, dan Pendanaan
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia. SKRIPSI Jurusan Akuntansi - Fakultas
Ekonomi UM.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Sugiyono.2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta CV.
Skousen, K. Fred, Stice, earl K. and Stice, james D. 2004. Akuntansi Intermediate
Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
TauJik. Kajian Capital Market Dan Leverage Terhadap Variasi Harga Saham Di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Unsri.
Tjiptowati Endang Irianti. 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas, Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Dan Return
Saham.
Van Horne, James C.and John M. Machkowicz, JR. 2005. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Wild, Jhon J., Subramanyam, K.R and Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan
Keuangan Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Yurico dan Tapi Anda Sari Lubis. 2009. Pengaruh Cash Dividend
Coverage,Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On
Assets, Total Assets Turnover, Dan Earning Per Share Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi USU.
25
Download