bab i pendahuluan

advertisement
 BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum kontruksi beton merupakan konstruksi dengan bahan
yang terdiri dari semen (perekat), agregat, air, dan bahan kimia pecampur.
Beton merupakan material konstruksi yang memiliki banyak kelebihan dan
keuntungan.
Keuntungan beton tersebut adalah bahan-bahan mudah
didapat, mudah dibentuk sesuai rencana, harga lebih murah, tidak
memerlukan perawatan yang khusus, dan ketahanan terhadap lingkungan
lebih tinggi dibandingkan dengan material lain seperti baja dan kayu.
Seperti yang kita ketahui semua, pada saat ini banyak bangunan
yang menggunakan konstruksi beton karena kelebihan-kelebihan pada beton
tersebut, namun seiring dengan berjalannya waktu banyak juga konstruksi
beton yang mengalami kerusakan struktural maupun non-struktural.
Kerusakan beton juga terjadi diakibatkan oleh faktor bangunan itu sendiri
maupun faktor dari luar dan setiap bentuk dan tingkat kerusakan yang
terjadi mulai dari tingkat ringan sampai tingkat berat.
Dengan adanya kerusakan-kerusakan pada konstruksi beton dan
tuntutan bangunan harus secepatnya difungsikan kembali, maka perlu
adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan
melakukan perbaikan maupun perkuatan. Banyak metoda perbaikan untuk
mengembalikan kekuatan beton tersebut ataupun meningkatkannya. Metoda
perbaikan di lapangan yang sering kita temui adalah penyambungan antara
beton lama dan baru seperti grouting, jacketing, dan penambahan struktur.
Seringkali untuk menjadikan satu kesatuan antara beton lama dan beton
baru
dalam perbaikan tersebut digunakan bonding agent pada saat
pengecoran antara beton lama dan baru.
LAPORAN TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I-1
BAB I PENDAHULUAN
Bonding
agent
merupakan
bahan
tambah
yang
material
pembentuknya adalah polimer, kegunaan dari bonding agent adalah
memperkuat ikatan beton lama dengan beton baru. Penuangan beton segar
di atas permukaan beton lama seringkali mengalami kesulitan dalam
pengikatan (penyatuannya) dan menjadikan matrial tersebut mempunyai dua
sifat bahan yang berbeda dan tidak membentuk satu kesatuan. Biasanya
untuk mengatasi hal tersebut digunakan bahan tambah agar terjadi ikatan
yang menyatu antara permukaan yang lama dengan permukaan yang baru
yang menjadikan beton tersebut komposit dan bekerjasama dalam memikul
beban yang bekerja.
Dengan adanya sambungan beton dan kegunaan dari bonding agent
tersebut penulis mencoba untuk melihat seberapa besar kekuatan ikatan
sambungan tersebut dan membandingan kekuatan sambungan antara beton
lama dan beton baru yang disambung tanpa menggunkan bonding agent
dalam keadaan jenuh dan dengan menggunakan bonding agent dalam
keadaan tidak jenuh. Beton dalam keadaan jenuh merupakan salah satu ide
dari seorang peneliti,
bahwa dengan keadaan beton jenuh dapat
memberikan ikatan sambungan terhadap beton lama dan beton baru,
Alasannya dikarenakan FAS (factor air semen) pada beton segar tidak
terserap oleh beton lama, namun pada saat keadaan di lapangan proses
menjadikan beton jenuh tersebut cukup sulit jika pada daerah tertentu dan
perlu adanya metoda yang khusus untuk menjadikan beton tersebut jenuh.
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk membandingkan kekuatan
ikatan sambungan antara beton lama dan beton baru yang menggunakan
bonding agent dan tanpa menggunakan bonding agent dalam keadaan
jenuh.
LAPORAN TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I-2
BAB I PENDAHULUAN
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Beberapa batasan dalam penelitian ini adalah :
a. Mutu beton yang direncanakan adalah beton normal.
b. Tes kuat tekan beton dengan sampel beton kubus ukuran 15x15x15 cm
3 buah.
c. Tes kuat lentur balok beton dengan sambungan tanpa bonding agent
dalam keadaan jenuh dengan ukuran 10x10x50 cm 6 buah.
d. Tes kuat lentur balok beton dengan sambungan menggunakan bonding
agent ukuran 10x10x50 cm 6 buah.
e. Tes kuat lentur balok beton dilakukan pada tengah penampang balok.
f. Tes kuat tarik tidak langsung dengan sambungan tanpa bonding agent
dalam keadaan jenuh dengan ukuran 15x30 cm 3 buah.
g. Tes kuat tarik tidak langsung dengan sambungan menggunakan
bonding agent ukuran 15x30 cm 3 buah.
h. Semen yang digunakan adalah semen PCC.
1.4
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan dalam pembuatan Tugas Akhir ini
adalah :
1.
Persiapan
a. Studi Literatur
b. Survey harga material dan alat yang dibutuhkan
2.
Pengujian karakteristik material pembentuk beton
3.
Perhitungan Mix Design
beton normal dengan
metoda DoE
(Departemen of Environment)
4.
Pembuatan Benda Uji
a. Pengadukan campuran beton
b. Uji kelecekan beton segar dengan alat slump
c. Pencetakan benda uji
5.
Pengujian Benda Uji
a. Uji Kuat Tekan Beton
LAPORAN TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I-3
BAB I PENDAHULUAN
b. Uji Kuat Lentur Balok Beton
c. Uji Kuat Lentur Sambungan Balok Beton
d. Uji Kuat Tarik Tidak Langsung Sambungan Balok Beton
6.
Analisis dan Pembahasan
a. Hasil Uji Kuat Tekan Beton
b. Hasil Uji Lentur Balok Beton
c. Uji Kuat Lentur Sambungan Balok Beton
d. Uji Kuat Tarik Tidak Langsung Sambungan Balok Beton
7.
8.
1.5
Penyusunan Laporan Kemajuan
Penyusunan Laporan Akhir
Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
BAB I
: PENDAHULUAN, Menjelaskan latar belakang, tujuan dan
ruang lingkup tugas akhir, metodologi pelaksanaan secara
umum dan sistematika penulisan laporan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA, Menjelaskan mengenai uraian teori
dan
hasil-hasil
dari
penelitian
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan tugas akhir.
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN, Menjelaskan mengenai tata
cara dan metoda yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir
BAB IV
: PEMBAHASAN DAN ANALISIS, Menjelaskan mengenai
analisa dan pembahasan hasil dari penelitian.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN, Berisi kesimpulan dan saran
dari keseluruhan isi laporan kegiatan tugas akhir yang telah
dilaksanakan dilihat dari segi teori, identifikasi dan pembahasan.
LAPORAN TUGAS AKHIR
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I-4
Download