MODEL PEMBIAYAAN BAITUL MAAL WA TAMWIL DANPERANANNYA DALAM PEMBINAAN KESEJAHTERAANUSAHA KECIL MENENGAH (UKM)(Studi di KANINDO Syari`ah Cabang DAU­ Malang) Oleh: TAUFIQ RACHMAN ( 05120026 ) SYARIAH Dibuat: 2010­02­18 , dengan 3 file(s). Keywords: Kata Kunci : Model Pembiayaan dan Kredit Usaha BMT, ABSTRAKSI Pendapatan Usaha Mikro Bait al­maal wa tamwil adalah fenomena tahun 1990­an, kurang lebih 31 tahun yang lalu namun telah nyata memberikan andil yang cukup konkrit dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Sedangkan UKM dengan berbagai macam kendalanya juga demikian adanya. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Salah satu penghambat keberhasilan usaha mikro, kecil dan menengah adalah sulitnya mendapatkan modal yang jelas. Sementara itu dalam dunia lembaga keuangan syariah ada istilah kredit yang dikenal dengan nama pembiayaan. Salah satu sistem pembiayaan dalam Baitul maal Wa tamwil (BMT) adalah Al Mudharabah (Bagi Hasil). Sifat pembiayaan ini tidak saling merugikan viii karena modal sepenuhnya ditanggung oleh pihak BMT dan nasabah hanya menjalankan opersional usahanya. Dalam pemberian pinjamannya kepada nasabah KANINDO Syari`ah Cabang DAU­ Malang menilai dari beberapa aspek diantaranya adalah aspek legalitas, aspek pemasaran, aspek jaminan, aspek manajemen dan keuangan. Tujuan dari analisis tersebut untuk menghindari terjadinya kredit macet. Berdasarkan hasil penelitian di KANINDO Syari`ah Cabang DAUMalang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kredit usaha KANINDO Syari`ah Kecamatan Dau Malang dengan pendapatan usaha mikro di Kecamatan kabupaten Malang, data kredit usaha KANINDO Syari`ah Kecamatan Dau Malang di Kabupaten Malang rata­rata termasuk dalam kriteria baik sedangkan data pendapatan usaha mikro di Kabupaten Malang termasuk dalam kriteria baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengurus KANINDO Syari`ah Kecamatan Dau Malang didalam mendesain sistem kredit yang baik dalam pengelolaan usahanya, sehingga dapat meningkatkan mutu kinerja KANINDO Syari`ah Kecamatan Dau Malang dan pengusaha mikro di Kabupaten Malang sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya pengusaha mikro atau masyarakat Kabupaten Malang. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kinerja manajemen yang profesional dan dibentuk program pembinaan usaha mikro yang profesional. ABSTRAC Micro Income Bait al­Maal wa tamwil is a phenomenon of the 1990s, approximately 31 years ago but it was clearly contributed concrete enough in economic empowerment of the people. While SMEs with various barriers are also granted. Small and Medium Enterprises (SME) is a group of economic actors largest in Indonesia and the economy proved to be a safety valve the national economy in times of crisis, and the growth dinamisator post­economic crisis. In addition to the business sector, the largest contributions to national development, SMEs also create opportunities substantial work for domestic workers, so it is assist efforts to reduce unemployment. One of the inhibiting success of micro, small and medium is difficult to get a clear capital. Meanwhile in the world Islamic financial institutions have credit terms known as financing. One of the financing system in the Baitul Maal Wa tamwil (BMT) is Al Mudharabah (Profit Sharing). The nature of this financing is not harming each other viii because capital fully borne by the BMT and the customer only run their business operational. In granting the loan to the KANINDO customer Sharia­Malang Branch DAU judging from some aspects including the legality, marketing aspects, security aspects, aspects management and finance. The purpose of the analysis to avoid occurrence of bad credit. Based on the results of research in Sharia KANINDO Branch DAUMalang can be concluded that there is a relationship business credit KANINDO Sub Sharia Dau Malang with micro income in District Malang district, KANINDO business credit data Sharia Sub Dau Malang in Malang Regency average included in both criteria while micro income data at Malang regency included in both criteria. The results of this study is expected to be taken into consideration board Sharia KANINDO Dau Malang district in designing a credit system good in business management, so as to improve the quality of KANINDO performance Sharia Sub Dau Malang and micro entrepreneurs in Malang regency which may increase the welfare of particular micro entrepreneurs or people of Malang Regency. One way is to improve the performance of professional management and established programs micro business development professionals.