BAB II KAJIAN TEORI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Perancangan
1.
Pengertian Perancangan
Ada beberapa definisi tentang perancangan itu sendiri, yang pertama
perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia 927, jika dilihat dari Bahasa Inggris maka kata perancangan
menjadi kata design, mempunyai arti to plan and manage everything to be
better yang berarti merencanakan dan mengatur segalanya agar menjadi lebih
baik (kamus Inggris Indonesia, Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, PT
Gramedia Pustaka utama, Jakarta). Menurut Imam Buchori Zainuddin, FSRD
ITB, upaya mencari inovasi dengan menciptakan suatu produk baru yang
memenuhi kriteria efektifitas teknis dan berasaskan efisiensi (2007: 3).
Menurut Crishtopher Jones (Design Methods, 1969: 6) desain adalah upaya
melakukan perubahan pada barang-barang ciptaan manusia. Maka bisa
disimpulkan bahwa sebuah perancangan adalah proses pemecahan masalah
dengan cara merencakan dan membuat suatu media yang berupa inovasi baru
dari ciptaan manusia yang secara efektif membantu manusia.
Berdasarkan artikel di internet, pengertian perancangan atau perencanaan
menurut beberapa ahli:
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
a. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional
berdasarkan fakta-fakta atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai
persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
b. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa
yang akan datang dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.
c. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan faktafakta, membuat serta mengunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan
masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
d. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan
untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara
pencapaiannya.
e. Menurut George M.Scott (Jogiyanto, HM: 1991), Perancangan adalah
suatu jaringan kerja yang saling berhubungan untuk menentukan
bagaimana suatu sistem menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan.
f. Menurut Abdul Kadir (2003), Perancangan adalah proses penerapan
berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk mentransformasikan
hasil analisa kedalam bentuk yang memudahkan mengimplementasikan.
2.
Fungsi Perancangan atau perencanaan :
a. Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan
b. Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada
pelaksanaan yang telah disusun.
c. Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
d. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya
yang dimiliki organisasi.
e. Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan sehingga, dapat meningkatkan kerja sama / koordinasi.
f. Menetapkan tolak ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap
saat.
http://id.scribd.com/doc/96183644/Arti-Perencanaan-Menurut-Para-Ahli
Diakses 26 Februari 2015
Perancangan Visual Branding Biro Perjalanan “Alam Wisata
Nusantara” Melalui Media Komunikasi Visual yang akan dilakukan ini
diharapkan dapat membentuk sebuah proses perencanaan visual branding
untuk memperkenalkan Alam Wisata Nusantara, dan nantinya untuk
commit to user
mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat umum.
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Tinjauan Visual Branding
1.
Merek (Brand)
Merek merupakan sebuah identitas atau simbol seperti logo, merek
dagang, kemasan dan masih banyak yang lainnya yang digunakan untuk
membuat satu produk menjadi berbeda dari produk-produk yang lainnya.
Selain itu merek juga digunakan untuk melindungi sebuah produk agar tidak
ada pemalsuan dan pembajakan.
Brand berasal dari kata ‘brandr’, sebuah kata dari bahasa Norwegia
yang berarti membakar atau burn. Brand atau merk adalah sebuah nama,
simbol, desain, ataupun kombinasi dari semuanya yang dipakai untuk
mengidentifikasi sesuatu baik itu produk, tempat, orang, perusahaan, negara,
organisasi dan lain-lain (Permana, 2012:1).
Menurut Kotler dan Amstrong (1999:245), “Brand is name, term, sign,
symbol, or design, or a combination of these intended to identify the goods or
services of one seller or group of seller and to differentiate them from those
of competitors.” (Merek adalah sebuah nama, istilah, symbol, atau desain
ataupun kombinasi dari keduanya, yang dimaksudkan untuk menandakan
barang/pelayanan satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk
membedakan mereka dari kompetitor-kompetitor yang ada.)
Menurut Keegan et. al (1996:318), “Brand is a complex bundle of
images and experiences in the customer’s mind that communicates a promise
about the benefits of a particular product manufactured by a particular
company.” (Merek adalah suatu paket kompleks dari pengalaman dan imaji
di dalam pikiran pelanggan yang mengkomunikasikan suatu keyakinan
tentang keuntungan dari suatu produk yang dicetak oleh suatu perusahaan)
Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian
nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu
simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian:
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Atribut Produk
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, seperti
halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain dan lain-lain.
Contohnya, mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, produk
yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi
tinggi, nilai jual kembali tinggi, cepat dan lain-lain. Perusahaan
dapat memberikan satu atau lebih atribut-atribut ini atau untuk
mengiklankan produknya.
2.
Manfaat
Merek tidak hanya serangkaian atribut. Pelanggan tidak
membeli atribut, tetapi mereka membeli manfaat. Atribut
diberikan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau
emosional.
3.
Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produk.
Contohnya, mercedes menyatakan produk yang kinerja tinggi,
aman, bergengsi, dan lain-lain. Dengan demikian produsen
mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat. Maka,
produsen harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang
mana mencari nilai-nilai ini.
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Contohnya, mercedes
mencerminkan budaya Eropa yang mewah, modern, terorganisir,
efisien dan berkualitas tinggi.
5.
Kepribadian
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali
produk tertentu mengunakan kepribadian orang yang terkenal
untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.
6.
Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Kebanyakan pemakai adalah
orang-orang yang menghargai nilai budaya dan kepribadian
produk tersebut. Misalnya mercedes pada umumnya diasosiasikan
dengan orang kaya, kalangan manajer puncak, dan sebagainya.
Ketika anda meminta seorang konsumen untuk menggambarkan sebuah
produk, biasanya mereka tidak akan menjawab dengan deskripsi kata-kata,
simbol dan desain. Mereka akan menjawab dengan kata-kata sifat dalam
memaparkan kualitas merek tersebut. Dan lagi, seperti yang diakui oleh
peneliti pasar internasional, konsumen di seluruh dunia sungguh luar biasa
konsisten. Merek-merek itu dikenali dan “dipahami” dari segi emosional,
dengan cara sedemikian rupa hingga si pencipta merek pun dibuat kagum.
Sama halnya ketika anda melihat beberapa logo atau nama suatu merek
yang menempel di iklan-iklan dalam satu majalah. Anda mungkin dapat
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan mudah menyatakan cukup banyak hal tentang merek-merek tersebut
hal-hal yang berkenaan dengan pengetahuan, ide, pemikiran, keyakinan, janji,
harapan, dan emosi. Hanya dengan sekilas melihat sebuah logo atau nama
suatu merek. Kebanyakan yang anda dapat katakan tersebut hal-hal yang
bersifat subjektif, anda cenderung lebih sanggup mendiskusikan ‘tuntutan
emosional’ dari merek itu, dan bagaimana hal itu berdampak pada anda,
daripada sifat-sifat spesifiknya.
Sebagai contoh, seorang pria dan seorang wanita memasuki sebuah
toko swalayan, sang pria membeli roti merek A dan sang wanita membeli roti
merek B. Mengapa itu terjadi? Padahal kedua macam roti itu memiliki jenis
yang sama, kualitas yang sepadan, dan jika diuji akan sulit dirasakan
perbedaannya. Sang pria dan sang wanita tadi bisa saja dipengaruhi
pengalaman masa lalu mereka dengan kedua macam merek itu atau mungkin
mereka membeli produk itu pertama kalinya, dan kemudian dirangsang oleh
iklan untuk membelinya lagi sehingga timbul kebiasaan membeli produk itu,
atau mendapatkan rekomendasi dari teman-teman mereka untuk membelinya,
atau mungkin dipengaruhi oleh desain kemasan.
Contoh lain, ketika anda sakit kepala, anda akan cenderung meminum
obat merek tertentu yang sudah anda kenal, beranggapan dengan meminum
obat itu anda akan merasa lebih baik, dibandingkan dengan meminum obat
merek lain, inilah yang dinamakan sugesti. Anggapan bahwa suatu merek
tertentu dapat memberikan anda rasa kepuasan, kesenangan pribadi dalam
penggunaan.
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika
merek
dianggap
sebagai
suatu
rasa
kecocokan
atau
ketidakcocokan, anda dapat mengambil contoh, ketika seorang pria akan
membeli suatu rokok, pria itu hampir dipastikan akan membeli rokok dengan
merek yang dia sukai. Pria itu beranggapan bahwa rokok dengan merek lain
akan memiliki rasa dan kenikmatan yang berbeda, sehingga dia tidak merasa
cocok. Kecocokan seperti inilah yang memunculkan suatu loyalitas
konsumen terhadap suatu merek tertentu.
Kesimpulannya, merek itu berkaitan dengan bagaimana cara konsumen
merasa dan membeli barang-barang. Bukan sekadar sebuah karakteristik
barang-barang tertentu.
2.
Branding
Branding merupakan sebuah kata yang diambil dari kata brand yang
berarti merek sedangkan untuk branding itu sendiri memiliki arti kumpulan
kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses
membangun dan membesarkan brand.
Branding bukan hanya tentang memenangkan hati target pasar anda
supaya memilih brand anda, tapi lebih penting lagi supaya pelanggan bisa
melihat brand anda sebagai satu-satunya yang terbaik yang mampu
memberikan solusi untuk mereka (Amalia E. Maulana, 2012).
Tujuan Branding:
1. Mampu menyampaikan pesan dengan jelas
2. Memastikan kredibilitas anda
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mampu menghubungkan target pasar atau konsumen secara
emosional
4. Mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen
5. Memastikan terciptanya kesetiaan pelanggan
Penulis menarik kesimpulan bahwa branding adalah suatu proses atau
sebuah aktivitas untuk memperkenalkan sebuah brand yang dimiliki oleh
suatu perusahaan kepada masyarakat umum dengan tujuan untuk membuat
sebuah citra atau image yang baik.
3.
Visual Branding
Pengertian visual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sesuatu
yang
dapat
dilihat
dengan
indera
penglihatan
(mata)
(kbbi.web.id/visual). Jadi jika disimpulkan dengan judul yang dibahas oleh
penulis adalah sebuah promosi yang dilakukan dengan menggunakan media
visual seperti gambar, tipografi, logo dan warna untuk dapat menarik hati
masyarakat, korporat, lembaga, atau institusi supaya mau memercayakan
perencanaan program perjalanan wisata mereka kepada Alam Wisata
Nusantara.
Sedangkan untuk branding diambil dari kata brand yang berarti
merek. Untuk branding itu sendiri jika diambil dari judul yang penulis
angkat adalah sebuah proses promosi untuk meningkatkan popularitas dari
Alam Wisata Nusantara.
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dikutip dari sebuah situs yang ada di internet tentang visual branding.
Sebuah sumber dari InfoVis.net mengatakan bahwa visual branding adalah
pengaruh
yang
diakibatkan
oleh
suatu
bentuk
visual
untuk
mendiferensiasikan brand. Diferensiasi artinya membedakan brand tersebut
dari brand kompetitor, sehingga dapat terlihat dan dirasakan menonjol
dibanding yang lain dan paling diingat audiensnya. Adapun elemen-elemen
terpenting sebuah visual branding terdiri atas:
1.
Brand (merek, logo) yang bisa berbentuk visual, susunan huruf atau
keduanya
2.
Warna (produk, korporat)
3.
Komposisi semua elemen penyusunnya
Dan tiga hal tersebut biasanya lalu diimplementasikan dalam Brand
Identity sebuah perusahaan atau sebuah produk, yang bisa kita lihat di media
lini atas (above the line) maupun media lini bawah (below the line).
Selanjutnya, kita bisa saksikan parade kampanyenya di iklan TV, iklan
koran, leaflet, brosur, billboard bahkan event-event off air. Tujuannya jelas,
agar brand tersebut bisa dikenal oleh audiensnya: pertama bisa diingat
secara visual, selanjutnya bisa diterima di hati.
Perancangan Visual Branding Biro Perjalanan “Alam Wisata
Nusantara” Melalui Media Komunikasi Visual akan membentuk sebuah
proses promosi menggunakan media visual untuk meningkatkan citra atau
image Alam Wisata Nusantara dengan tujuan agar dapat menarik hati
commit
to user
masyarakat, korporat, lembaga,
atau
institusi supaya mau memercayakan
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaan program perjalanan wisata mereka kepada Alam Wisata
Nusantara.
C. Tinjauan Biro Perjalanan
1. Biro
Biro atau agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan
dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan
penjualan atau distribusi barang (Walters, 1977:115). Sedangkan definisi
biro atau agen menurut The American Marketing Association ialah “Agen
adalah lembaga yang membeli atau menjual barang-barang kepada pihak
lain”. Sedikit perbedaan antara biro dan agen yaitu biro adalah sebuah badan
usaha yang berdiri sendiri, dimana di dalam usaha tersebut mempertemukan
pembeli dan penjual yang saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak,
sedangkan agen adalah orang atau perusahaan perantara yg mengusahakan
penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha.
Sedangkan jasa sendiri merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual (Fandy Tjiptono, 1997). Biro bisa lebih
berkesan hanya sebagai perantara dikarenakan tidak semua jasa yang
ditawarkan oleh suatu biro adalah miliknya sendiri. Tetapi pada umumnya
jasa yang ditawarkan kepada konsumen menggunakan nama dari biro atau
badan usaha itu sendiri.
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Perjalanan
Perjalanan disini merujuk kepada definisi perjalanan wisata, yang
menurut H. Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut: Pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Perjalanan memiliki kata dasar jalan yang bisa memiliki pengertian
kepergian dr suatu tempat ke tempat yg lain (kbbi.web.id/jalan). Motivasi
perjalanan untuk setiap orang berbeda-beda, bisa jadi mereka melakukan
perjalanan untuk ke tempat kerja, tempat sekolah, atau untuk rekreasi.
Sedangkan dalam konteks perjalanan wisata, menurut Pendit (1994),
perjalanan wisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk
mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis perjalanan wisata tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara
hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa
ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian
dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari,
seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang
bermotif kesejarahan dan sebagainya.
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga
di air, lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti
memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan,
kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman
laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah-daerah
atau negara-negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji
dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang
memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya pulau-pulau
Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulaupulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan
sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.
3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh
agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha
dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata cagar alam
ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam
kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa
serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat
perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa
udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa
yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di
tempat-tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah
berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya
Eka Karya.
4. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang
dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini
membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas
bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para
peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan
lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman
Barat
misalnya
memiliki
Pusat
Kongres
Internasional
(International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai
PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan
Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk
tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan
perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin,
Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik
organisasi atau badan-badan nasional maupun internasional untuk
mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan
menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harga reduksi yang menarik serta menyajikan program-program
atraksi yang menggiurkan.
5. Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana
wisatawan
rombongan
dapat
mengadakan
kunjungan
dan
peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil
menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya
pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar
perkebunan yang dikunjungi.
6. Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh
pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau
hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang
bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu
gajah, singa, dan sebagainya. Di India, ada daerah-daerah yang
memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya,
sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk
daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak
banteng atau babi hutan.
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau
rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar
atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang
dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin
sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak
dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang
pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.
Dalam hubungan ini, orang-orang Katolik misalnya melakukan
wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke
tanah suci Mekkah, orang-orang Budha ke tempat–tempat suci
agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia
banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh
umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur,
Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah,
makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar
dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan
wisata ziarah ini pada waktu-waktu tertentu dengan fasilitas
akomodasi dan sarana angkutan yang menarik ke tempat-tempat
tersebut di atas.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Biro Perjalanan
Biro perjalanan disini merujuk kepada satu badan usaha yang
mengatur program perjalanan wisata untuk perseorangan atau lembaga,
korporat,
maupun
institusi.
Keberadaan
biro
perjalanan
dapat
mempermudah perencanaan kegiatan perjalanan wisata. Pengertian dari
beberapa ahli tentang biro perjalanan ialah :
1. Pendit (1999) memberikan pengertian bahwa biro perjalanan
wisata adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan
suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk
mengadakannya.
2. Damardjati (2001) menjelaskan bahwa biro perjalanan wisata
adalah perusahaan yang khusus mengatur dan menyelenggarakan
perjalanan dan persinggahan orang orang termasuk kelengkapan
perjalannannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di dalam
negeri, dari dalam negeri, ke luar negri atau dalam negeri itu
sendiri.
3. Ahira (2005) memberi penjelasan biro perjalanan wisata adalah
sendiri adalah adalah perusahaan ataupun badan usaha yang
memberikan pelayanan lengkap terhadap seseorang ataupun
kelompok orang yang ingin melakukan perjalanan baik di dalam
negeri maupun ke luar negeri. Pelayanan ini meliputi transportasi
dan akomodasi lainnya selama perjalanan maupun di tempat
tujuan.
Sehingga dalam Perancangan Visual Branding Biro Perjalanan “Alam
Wisata Nusantara” Melalui Media Komunikasi Visual menitik beratkan
kepada kegiatan biro perjalanan yang bernama Alam Wisata Nusantara,
untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas dan diharapkan dapat merubah
pola perilaku para pelaku perjalanan wisata untuk menggunakan jasa Alam
Wisata Nusantara.
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Tinjauan Media Komunikasi Visual
1. Media
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media memiliki pengertian
alat, perantara, penghubung (kbbi.web.id/media). Pengertian media menurut
George E. Belch adalah :
“The medium is the general category of available delivery systems,
which includes broadcast media (like TV and radio), print media
(newspaper and magazines), direct mail, outdoor advertising, and other
support media” (Belch, 1999:298), yang berarti media adalah berbagai jenis
sistem sarana umum, yang termasuk media broadcast (seperti televisi dan
radio), media cetak (koran dan majalah), surat langsung, iklan di tempat
terbuka dan media pendukung lainnya.
Media memiliki peranan yang sangat penting didalam komunikasi
secara umum, karena media sebagai jembatan penyampaian pesan dari
pengirim kepada penerima (Schiffman dan Kanuk, 2000). Berdasarkan teori
tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan haruslah mampu untuk menghantarkan pesan
tepat pada sasarannya. Dengan media yang kurang efektif, bisa dipastikan
pesan yang dikirim akan tidak utuh diterima.
2. Komunikasi
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia.
Yang dinyatakan disini adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Pikiran
dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan selalu menyatu secara terpadu. Menurut pakar komunikasi,
Everett M. Rogers, komunikasi diartikan sebagai proses dimana suatu ide
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih. Dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka (Lia Anggraini S, Kirana Nathalia,
2014:14).
Dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna
antar kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lainlain. Menurut Carl Hovlan yang dikutip oleh Onong Uchjana, bahwa ilmu
komunikasi adalah “Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara
tegas, asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap”. (Effendy, 2004:10)
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan
dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aritoteles yang
hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi Aritoteles hanya berkisar
pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada abad ke-20 ketika dunia
dirasakan semakin mengecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi
elektronik, setelah ditemukan telepon, surat kabar, film, radio, televisi dan
sebagainya. Maka para cendekiawan abad sekarang menyadari pentingnya
komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu
(science).
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Visual
Visual
merupakan
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
dunia
penglihatan dengan kata lain segala sesuatu yang tampak, dapat disaksikan,
dan direspon oleh indera penglihatan.
Adapun beberapa unsur yang dapat membantu mewujudkan suatu
tampilan visual (Adi Kusrianto, 2007: 31):
1) Titik, adalah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil,
cenderung ditampilkan dalam variasi jumlah, susunan, dan
kepadatan tertentu.
2) Garis, dianggap unsur yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek sehingga dikenal sebagai goresan atau
coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna.
3) Bidang, memiliki dimensi panjang dan lebar yang bisa dihasilkan
dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu dan
dengan mempertemukan potongan goresan satu garis atau lebih.
4) Ruang, bisa dihasilkan karena adanya bidang dengan pembagian
antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih
berpengaruh pada perwujudan tiga dimensi, sehingga ruang dibagi
menjadi ruang nyata dan semu.
5) Warna, sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaanya ditentukan jenis pigmen dimana kesan
yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya.
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Tekstur, adalah nilai raba dari sebuah permukaan. Secara fisik
dibagi menjadi tekstur kasar dan halus dengan kesan pantul
mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya digolongkan
menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.
4. Media Komunikasi Visual
Komunikasi visual dapat menjadi salah satu media yang efektif untuk
menyampaikan pesan kepada penerima. Menurut Rustam Hakim dan Eka
Sediadi “Hal ini didukung juga dengan kenyataan bahwa hasil pemahaman
orang terhadap pesan secara grafis jauh lebih baik daripada penyampaian
pesan secara lisan atau tertulis” (Rustam Hakim, Eka Sediadi, 2006:1).
Komunikasi visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi
atau pesan kepada pihak lain. Komunikasi tersebut menggunakan media
yang hanya terbaca secara visual oleh indera pengelihatan atau mata (Lia
Anggraini S, Kirana Nathalia, 2014:14).
Menurut penulis, istilah komunikasi visual disini merujuk kepada
salah satu cabang ilmu seni rupa yaitu desain komunikasi visual. Pengertian
desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui
berbagai media untuk menyampaikan pesan serta gagasan secara visual
dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar,
tatanan huruf, komposisi warna serta layout, sehingga gagasan bisa diterima
oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. (Sumbo
Tinarbuko, 2008: 26).
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konsep-konsep komunikasi adalah label atau penamaan yang dapat
membantu seseorang membuat arti informasi dalam pengertian yang lebih
luas serta memungkinkan dilakukan penyederhanaan atas fakta-fakta
sehingga proses berfikir dan pemecahan masalah lebih mudah. Dengan
penyederhanaan fakta, informasi yang disampaikan akan lebih mudah
dicerna oleh penerima.
Dalam Perancangan Visual Branding Biro Perjalanan “Alam Wisata
Nusantara” Melalui Media Komunikasi Visual akan lebih menggunakan
sarana yang bersifal visual dan menggunakan berbagai unsur grafis supaya
menjadi lebih menarik dan informasi mengenai biro perjalanan “Alam
Wisata Nusantara” dapat lebih mudah dicerna oleh penerima.
commit to user
Download