4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini berasal dari sumber-sumber terpercaya. Sumber data dan literatur adalah : 1. Mass media cetak dan literatur 2. Internet 3. Anjungan Lampung, Taman Mini Indonesia Indah 4. Zulkarnain Zubairi, wartawan harian Lampung Post 2.2 Data 2.2.1 Lampung Tanggal penting : 18 Maret 1964 (Hari Jadi) Ibu kota : Bandar Lampung Gubernur : Sjachroedin ZP Luas : 35.376 km2 Penduduk : 7.348.623 (2007) Kabupaten : 14 5 Kodya/Kota : 2 Kecamatan : 162 Kelurahan/Desa : 2.072 Suku : Suku Lampung (25%), Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Bali Agama : Islam (92%), Protestan (1,8%), Katolik (1,8%), Buddha (1,7%), Lain-lain (2,7%) Bahasa : Bahasa Lampung, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Bali Zona waktu : WIB Lagu Daerah Sang Bumi Ruwa Jurai dan Pang Li Pandang Lampung adalah sebuah provinsi yang paling selatan di Pulau Sumatra. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatra Selatan. Provinsi Lampung seluas 35.376,50 km2 terletak pada garis peta bumi: timur-barat di antara 105o 45' serta 103o 48' bujur timur; utara selatan di antara 3o dan 45' dengan 6o dan 45' lintang selatan. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah timur dengan Laut Jawa. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau 6 Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat. Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas. Gunung-gunung yang puncaknya cukup tinggi, antara lain: • Gunung Pesagi (2262 m) di Sekala Brak, Lampung Barat. • Gunung Seminung (1.881 m) di Sukau, Lampung Barat. • Gunung Tebak (2.115 m) di Sumberjaya, Lampung Barat. • Gunung Rindingan (1.506 m) di Pulau Panggung, Tanggamus. • Gunung Pesawaran (1.161 m) di Kedondong, Lampung Selatan. • Gunung Betung (1.240 m) di Teluk Betung, Bandar Lampung. • Gunung Rajabasa (1.261 m) di Kalianda, Lampung Selatan. Sungai-sungai yang mengalir di daerah Lampung menurut panjangnya adalah: • Way Sekampung, panjang 265 km. • Way Semaka (Semangka), panjang 90 km. • Way Seputih, panjang 190 km. 7 • Way Jepara, panjang 50 km. • Way Tulangbawang, panjang 136 km. • Way Mesuji, panjang 220 km. Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, kopi, jagung dan tebu. Dan di beberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional. Masyarakat Lampung yang plural menggunakan berbagai bahasa, antara lain bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Minang, dan bahasa setempat yang disebut bahasa Lampung. (Sumber : www.wikipedia.com) 2.2.2 Pariwisata Lampung Lampung, yang terkenal akan gajahnya, merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Lampung memiliki empat belas kabupaten, yaitu Lampung Selatan, Metro, Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Barat, Lampung Timur, Lampung Utara, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Way Kanan, dan Ibukota Provinsi Bandar Lampung. Keanekaragaman tempat wisata terdapat di Lampung, seperti pantai, air terjun, taman nasional, taman wisata, danau, perkampungan asli dan lain lain. Lampung memiliki dua taman nasional yang cukup terkenal, yakni Taman Nasional Way Kambas dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Taman 8 Nasional Way Kambas merupakan suaka alam dataran rendah yang terkenal sebagai pusat pelatihan gajah. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan Taman Nasional terbesar ke-3 di Pulau Sumatera. Taman Nasional yang terbentang dari ujung selatan Provinsi Lampung bagian barat hingga selatan Provisi Bengkulu ini sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga spesies hewan langka di dunia, yakni gajah Sumatera, badak Sumatera, dan harimau Sumatera. Dan ada Taman Wisata Bumi Kedaton yang bernuansa pegunungan juga terkenal akan atraksi gajah dan kuda pencak. Di Lampung Selatan terdapat Gugusan Kepulauan Krakatau yang sangat indah untuk disaksikan. Gunung ini sangat terkenal akan letusannya yang terjadi pada tahun 1883. Kita dapat menyaksikan rumah-rumah khas Lampung di beberapa daerah seperti Desa Wana, Bandar Lampung, Kota Bumi, Selalau, Mulang Maya, dan Negeri Jungkarang. Lampung mempunyai banyak pantai indah yang masih asri, bahkan beberapa pantai itu belum dikomersilkan untuk tempat pariwisata. Pantai-pantai tersebut adalah Pantai Pasir Putih, Pantai Mutun, Pantai Merak Belantung, Pantai Wartawan, Pantai Terbaya, Pantai Tanjung Setia, Pantai Penengahan, dan Pantai Siging. Air terjun di Lampung yang indah yaitu Air Terjun Curup Tujuh, Air Terjun Way Jalaan, dan Air Terjun Curup Gangsa. Lampung juga memiliki dua danau yang amat indah, yakni Danau Ranau dan Danau Menjukut. (Sumber : Booklet Selamat Datang di Lampung, Keindahan Alam, Pesona Budaya dan Keramahtamahan) 9 2.2.3 Taman Nasional Way Kambas Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang terletak di sebelah utara Lampung ini identik dengan gajah, walaupun sebetulnya taman nasional itu juga tempat hidup satwa langka seperti badak, harimau sumatera dan lain lain. Taman Nasional Way Kambas sudah terkenal ke mancanegara. Taman nasional ini mempunyai luas 125.621,3 hektar dan secara administratif pemerintahan terletak di Kab. Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Tengah. Temperatur udara 28° - 37° C. Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun. Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl. Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ 106°52’B T. Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alangalang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera. Di Taman Nasional Way Kambas, kita bisa menikmati atraksi gajah yang sudah terlatih. Atraksi gajah yang seperti apa yang bisa kita nikmati disana? Atraksi yang bisa kita dilihat adalah atraksi gajah menari, sampai atraksi gajah dengan iringan musik, misalnya sepak bola gajah yang cukup popular di kalangan wisatawan lokal, mengalungkan bunga, berjabat tangan, dan berenang. Jika mau, kita bisa menunggang gajah-gajah ini dengan membayar sejumlah uang tentunya. Selain itu, jika berminat kita bisa mengelilingi Taman Nasional Way Kambas dengan menunggang gajah, tenang saja karena gajah – gajah tersebut sudah terlatih. Jika beruntung, kita bisa juga menjumpai berbagai satwa liar penghuni taman nasional way kambas. Namun, waktu terbaik untuk bisa melihat satwa – satwa liar itu adalah di pagi atau sore hari. 10 Gajah-gajah di taman nasional itu tidak berada dalam kehidupan liar yang sebenarnya karena mereka semua berada dalam program pelatihan gajah. Gajah-gajah yang masih liar dijinakkan dan dilatih di Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas. Pusat pelatihan ini didirikan untuk mengatasi masalah gajah liar yang kehidupannya terdesak karena habitatnya digunakan untuk ladang pertanian. Selain pusat latihan gajah, Taman Nasional Way Kambas memiliki Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya tempat pengembangbiakan satwa liar badak Sumatera di Indonesia. Bahkan SRS merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semi alami di Asia atau mungkin dunia. Namun kunjungan wisata alam di SRS sangat dibatasi karena untuk kepentingan penelitian dan pengembangan badak sumatera. (Sumber : http://wisatalampung.com) 2.2.4 Kepulauan Krakatau Secara administratif Kepulauan Krakatau masuk ke dalam wilayah Propinsi Lampung. Krakatau terletak di Selat Sunda, di antara Pulau Jawa dan Sumatera dan telah dikenal dengan baik juga tercatat di dalam sejarah sejak abad 16. Pada saat itu Selat Sunda telah menjadi jalur lalulintas bisnis yang ramai dari Eropa (Belanda, Inggris, dan lain sebaginya) menuju ke India Timur (Indonesia). Dalam abad modern saat ini Selat Sunda memegang peranan lebih penting lagi sebagai jalur lalu lintas bisnis juga sebagai lapangan penelitian 11 ilmu geologi dan kelautan. Salah satu letusan Gunung Krakatau yang sangat besar terjadi pada 27 Agustus 1883. Saat itu, letusan Krakatau menyebabkan gelombang setinggi 40 m dan letusan terdengar hingga 4.500 km dari titik letusan, antara lain Australia, Ceylon, dan negara-negara di Asia Tenggara. (Sumber: www.lampungtourism.com) 2.2.5 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan adalah sebuah taman nasional yang ditujukan untuk melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatra beserta kekayaan alam hayati yang dimilikinya. UNESCO menjadikan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Warisan Dunia. Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai Cagar Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada tahun 1982. Pada awalnya ukuran taman adalah seluas 356.800 hektar . Tetapi luas taman saat ini yang dihitung dengan menggunakan GIS kurang-lebih sebesar 324.000 Ha. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. Tujuh puluh persen dari taman (249.552 hektar) termasuk dalam administrasi wilayah Lampung Barat dan wilayah Tanggamus, dimana keduanya adalah bagian dari Provinsi Lampung. Bagian lainnya dari taman mencakup 74.822 hektar (23% dari luas taman keseluruhan) dan berada di 12 wilayah Kaur dari provinsi Bengkulu. Sumatera Selatan juga sangat penting bagi tumpang-tindih perbatasan taman dengan perbatasan provinsi. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki beberapa hutan dataran rendah. Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga dari spesies yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (lebih sedikit dari 2000 ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 hewan dan semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400 hewan). Taman Nasional Bukit Barisan Selatan tercakup dalam Global 200 Ecoregions, yaitu peringkat habitat darat, air tawar dan laut di bumi yang paling mencolok dari sudut-pandang biologi yang dibuat oleh WWF. Taman ini disorot sebagai daerah prioritas untuk pelestarian badak Sumatera melalui program Asian Rhino and Elephant Action Strategy (AREAS) dari WWF. Selain itu, IUCN, WCS dan WWF telah mengidentifikasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai Unit Pelestarian Macan (Wikramanayake, dkk., 1997), yaitu daerah hutan yang paling penting untuk pelestarian harimau di dunia. Terakhir, pada tahun 2002, UNESCO telah memilih daerah ini untuk diusulkan sebagai World Heritage Cluster Mountainous Area beserta Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat. (Sumber : www.wikipedia.com) 13 2.2.6 Teluk Kiluan Teluk Kiluan yang berada di wilayah Teluk Semangka dan sebagian besar merupakan wilayah Kabupaten Tanggamus, memiliki daerah berupa pesisir pantai hingga perbukitan. Untuk kalangan tertentu, teluk ini sudah dikenal cukup lama karena di wilayah ini dapat dijumpai sebaran lumbalumba dalam jumlah besar dan merupakan daerah pemancingan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi wisata pancing. Jumlah lumba-lumba di Teluk Kiluan bahkan mencapai ribuan ekor, tersebar di beberapa lokasi, di antaranya Lengkalit, Teluk Bera, Pulau Legundi, Pulau Rakata, Pulau Tabuan, dan Pulau Hiu. Selain itu juga, di daerah ini dapat dijumpai penangkaran Penyu Sisik (Program DKP Lampung tahun 2007) karena di wilayah ini merupakan tempat bertelur (spawning ground) berbagai jenis penyu, seperti penyu sisik. Selain keragaman keindahan alam, Teluk Kiluan memiliki keragaman penduduk dari beberapa suku, seperti Sunda, Jawa, Bali, Bugis hingga Lampung sehingga tidaklah heran jika penduduknya memiliki adat istiadat, agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Semua penduduk umumnya merupakan pendatang, walaupun ada sebagian kecil yang merupakan penduduk asli. Namun, semuanya dapat hidup dan berdampingan dengan rukun. Untuk mencapai Teluk Kiluan, apabila ingin menggunakan mobil pribadi, kendaraan harus parkir di Desa Bawang, Kecamatan Punduh Pedada, 14 Kabupaten Lampung Selatan. Dari sana, perjalanan diteruskan dengan ojek. Tarif ojek dari Desa Bawang hingga ke Teluk Kiluan sebesar Rp 30.000. Jika dengan kendaraan laut dari Teluk Betung, Bandar Lampung, teluk ini dapat dicapai dalam waktu tiga jam. Pemandangan unik juga bisa kita lihat di sepanjang jalan ketika naik ojek ke arah Kiluan. Kurang lebih tiga kilometer sebelum Kiluan ada perkampungan orang Bali, dimana semua kehidupan yang ada di situ persis adanya seperti di Bali. Dari mulai bangunan, tempat ibadah, cara berladang, bermasyarakat sampai dengan proses kehidupan sehari-hari. Melalui jalan darat, pengunjung akan disuguhi panorama keindahan alam perbukitan dan lembah, ditambah dengan medan darat yang cukup menantang sehingga selain diperlukan kendaraan prima juga kesiapan mental dan keahlian berkendara dari pengunjung. Walaupun jalanan sedikit terjal, hal ini akan terasa nyaman karena kita akan disuguhi panorama alam pesisir seperti perbukitan yang hijau. Daerah pesisirnya kaya akan komposisi batubatu, pasir, daerah hutan mangrove (bakau), dan hutan pantai (Littoral forest) yang menambah daya tarik tersendiri. Lebih kurang empat jenis vegetasi (tumbuhan) penyusun hutan mangrove dapat dijumpai di sekitar Dusun Bandung Jaya, seperti Bakau (Rhizophora sp), Api-api (Avicenia sp), Nipah (Nypa fruticans), dan Drujon/Deruju (Acanthus ilicifolius). Untuk mencapai Pulau Kiluan kita masih harus menyeberang 10 menit lagi dari Teluk Kiluan dengan naik perahu motor. Pulau yang asri, pasir putih, 15 dengan suasana yang hening hanya terdengar deburan ombak, cocok sekali sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk mencari inspirasi-inspirasi baru. Penginapan sederhana yang berbentuk rumah panggung juga tersedia di pulau ini untuk para tamu yang ingin menginap. (Sumber : www.telukkiluan.org) 2.2.7 Visit Lampung 2009 Lampung diharapkan menjadi daerah tujuan wisata yang bisa mendongkrak kunjungan wisatawan Nusantara ke Indonesia seratus persen setiap tahun. Ketua Tim Persiapan Visit Lampung 2009 Suryono S.W. mengatakan hal ini saat soft opening Visit Lampung 2009 dan Inauguration Flight Merpati Nusantara Airlines di Hotel Sheraton Bandar Lampung, tadi malam (13-12)."diharapkan terjadi peningkatan sebanyak dua kali lipat di tahun mendatang," kata Suryono. Selama ini sudah ada upaya pengembangan potensi wisata dari kabupaten/kota di Lampung. Namun, upaya itu belum terintegrasi hingga tidak bisa menghasilkan daerah sasaran wisata yang utuh. Kini, sekitar enam juta wisatawan mancanegara ke Indonesia per tahun. Bali, Jakarta, dan Batam masih menjadi daerah tujuan utama. "Yang masuk Bali 2,5 juta, Jakarta 1,9 juta, dan Batam 1,1 juta. Sisanya satu juta tersebar di berbagai daerah. Kami menginginkan Lampung masuk menjadi salah satu daerah yang paling diminati," ujar Suryono. Untuk mencapai target tersebut, Konsultan Visit Lampung 2009 Nicolas Lumanouw menyatakan perlu peran bupati dan 16 wali kota. "Lampung punya potensi pariwisata luar biasa. Kita punya Krakatau yang indah dengan Siger yang bertengger di sana. Tapi orang masih berpikir takut untuk mendatanginya. Inilah yang menjadi tugas kita agar mereka berubah pikiran," kata dia. (Sumber : Lampung Post) 2.3 Produk Buku panduan wisata (travel guide) Lampung berjudul Negeri Seribu Gajah ini merupakan jenis buku panduan wisata (travel guide) yang pantas untuk dikoleksi. Buku ini memuat tentang tempat-tempat wisata terbaik di Lampung yang dapat dikunjungi selama perjalanan. Selain bertujuan mempopulerkan wisata Lampung di masyarakat, buku ini juga merupakan media agar khalayak umum sadar dan ingat bahwa pariwisata Indonesia itu luas adanya, dan tidak hanya sekedar beberapa tempat seperti Jogjakarta, Bali, dan Bandung saja. Buku panduan ini juga memuat segala detail keterangan / info yang bersangkutan dengan tempat-tempat tersebut. Isi buku ini selain tentang tempat-tempat wisata yang umum maupun yang unik (tidak diketahui banyak orang), juga menjelaskan tentang Lampung secara singkat, menginformasikan tempat-tempat untuk mendapatkan oleh-oleh / cinderamata, hotel, rumah makan, rumah sakit, dan tempattempat lain yang penting diketahui selama perjalanan. 2.3.1 Isi Buku Negeri Seribu Gajah 1. Lampung, Sang Bumi Ruwa Jurai 17 • Tanah Lampung • Sejarah Lampung • Ulun Lampung • Seni dan Kebudayaan 2. Lampung Selatan • Pelabuhan Bakaheuni • Pulau Sebesi • Kepulauan Krakatau • Kalianda Resort • Bandara Radin Inten 3. Bandar Lampung • Museum Sai Bumi Ruwa Jurai • Kain Tapis • Oleh-oleh khas Lampung 4. Lampung Timur • Taman Purbakala Pugung Raharjo • Taman Nasional Way Kambas 6. Lampung Barat • Bukit Barisan Selatan • Liwa • Danau Ranau • Pantai Tanjung Setia 5. Tanggamus 18 • Air Terjun Way Lalaan • Teluk Kiluan 7. Transportasi 8. Hotel 9. Restoran atau Rumah Makan 10. Buah Tangan 11. Security 12. Rumah Sakit 2.4 Data Penyelenggara (Penerbit) Penerbit dari buku Negeri Seribu Gajah adalah Dinas Promosi, Investasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Lampung. Dinas Promosi, Investasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Lampung juga merupakan bagian dari Pemerintah Provinsi Lampung yang turut mengadakan Visit Lampung 2009 dan festival-festival yang setiap tahun diadakan di Lampung. Dalam hal ini dilibatkan juga pihak swasta (pengusaha / produsen) yang ikut berpartisipasi secara moril maupun materil dalam pelaksanaannya. Festival-festival tersebut adalah Festival Krakatau yang rangkaian acaranya diadakan di berbagai Kabupaten Provinsi Lampung, Festival Teluk Stabas yang diadakan di daerah Lampung Barat, Festival Way Kambas yang diadakan di Lampung Timur, dan festival-festival lainnya. 19 2.5 Target Konsumen 2.5.1 Psikografi Gaya hidupnya suka melakukan perjalanan, berwisata ke berbagai macam tempat, dan menyukai alam bebas. Keinginannya besar untuk mengunjungi tempat yang beraneka ragam dan tidak monoton, bahkan kadang ke tempat yang asing baginya sekalipun. Menyukai wisata alam terbuka maupun wisata budaya daerah setempat. Dan memiliki kegemaran mengoleksi buku panduan wisata (travel guide) dari berbagai tempat di Indonesia maupun dunia. 2.5.2 Geografi Masyarakat urban. 2.5.3 Demografi • Umur : 22 - 40 tahun • Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan • Kalangan sosial : Mayoritas B – A, minoritas C. 2.6 Kompetitor 20 Secara spesifik, produk ini tidak memiliki kompetitor. Karena ini merupakan buku pertama yang membahas tentang tempat wisata di Lampung. Tapi jika yang dimaksud adalah kompetitor dengan daerah wisata yang berbeda, ada beberapa buku panduan wisata (travel guide) di Indonesia yang sekiranya dapat sejajar kelasnya dengan buku Negeri Seribu Gajah ini, yakni buku travel guide Bali dan travel guide Bali and Lombok. 2.7 Analisa SWOT 2.7.1 Strength • Merupakan buku panduan wisata (travel guide) Lampung pertama di Indonesia. • Info cukup lengkap dan sumber dapat dipercaya. • Dikeluarkan oleh Dinas Promosi, Investasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Provinsi Lampung. • Lampung adalah daerah yang strategis karena terletak di antara Pulau Jawa dan Provinsi-Provinsi Sumatera. • Lampung sebenarnya memiliki daerah wisata alam yang sangat potensial seperti Kepulauan Krakatau, Pantai Tanjung Setia, Teluk Kiluan, Danau Ranau, dan lain-lain. 21 2.7.2 Weakness • Daerah wisata Lampung belum cukup populer di mata masyarakat. • Potensi alam yang belum digarap secara maksimal. • Infrastruktur yang sederahana dan kurang baik. 2.7.3 Opportunity • Sumber informasi berasal dari Anjungan Lampung, Taman Mini Indonesia Indah dan surat kabar harian Lampung Post bagian perjalanan yang ditulis oleh Zulkarnain Zubairi. • Dinas Promosi Investasi, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung tahun ini mengadakan Visit Lampung 2009. • Saat ini, semakin banyak kalangan yang menyukai wisata alam. 2.7.4 Threat • Turis Nusantara, umumnya, masih lebih tertarik mengunjungi daerahdaerah wisata seperti Bandung, Bali, Jogjakarta, Lombok, dan beberapa daerah lain yang sudah populer.