informasi singkat benih - Sistem Informasi Perbenihan Tanaman

advertisement
INFORMASI SINGKAT BENIH
No. 111
Elaeocarpus sphaericus Schum.
Taksonomi dan tatanama
Famili : Elaeocarpaceae
Sinonim : Elaeocarpus ganitrus Roxb,
Elaeocarpus angustifolta Bl, E. cyanocarpa
Maing, E. sphaerica Schum, Ganitrus
sphaerocarpa
Nama lokal : Ganitri, genitri, jenitri, Jawa :
Sambung susu; Madura : Klitri; Bali : Biji Mala;
Sulawesi Selatan : Biji Sima; Bogor : Katulampa,
Mata dewa, Mata siwa
Kegunaan
Di Indonesia, Ganitri dikenal sebagai pohon
pelindung, berfungsi sebagai penghisap polutan.
Kayunya dapat digunakan sebagai kayu
bangunan, tetapi bila terkena tanah tidak awet.
Biji bisa digunakan sebagai sarana peribadatan
(tasbih), obat epilepsi, asma, hipertensi, radang
sendi dan penyakit hati.
Buah Ganitri berkhasiat untuk peluruh lemak
badan.
Diskripsi botani
Pohon Ganitri dapat mencapai ketinggian 25–30
m dengan diameter 30–40 cm, batang tegak dan
bulat berwarna coklat – kelabu dengan warna
tambahan (tint) lembayung hingga coklat merah –
muda (licht rossigbruin). Bentuk batang
menyerupai monopodial. Batang bebas cabang 5–
10 m, diameter batang mencapai 20 cm. Kayunya
termasuk kelas agak ringan hingga sedang,
dengan struktur agak lunak, padat.
Daun tunggal, tersebar, lonjong sampai lanset,
tepi bergerigi meringgit tidak dalam, ujung
meruncing, pangkal runcing. Panjang daun
mencapai 8-20 cm, lebar 3-6 cm, bertangkai
pendek 12 mm dengan pertulangan menyirip.
Sistem perakaran tunggang.
Gambar : Pohon Ganitri (foto oleh : Rina Kurniaty,
Peneliti di BPPTP Bogor)
Distribusi dan habitat
Tempat tumbuh pohon Ganitri pada ketinggian di
bawah 1.200 mdpl, terutama pada ketinggian
500–1.000 mdpl. Elaeocarpus merupakan jenis
tanaman subtropis. Tanaman ini tumbuh
tersebar di Asia Tenggara.
Terdapat kurang lebih 350 spesies tersebar dari
Madagaskar, Cina bagian selatan, Nepal,
Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand,
Australia dan Kepulauan Pasifik. Sekitar 70 %
pohon Ganitri ditemukan di Indonesia, dan
banyak ditanam di Jawa Tengah, Sumatera,
Kalimantan, Bali, dan Timor. Penyebaran
dilakukan melalui burung, kelelawar serta hewan
pengerat.
Diskripsi buah dan benih
Buah berbentuk bola diameter ±1,5-2 cm. Buah
menggantung pada tangkai kecil yang panjang.
Kulit buah masak berwarna biru tua sampai ungu.
Kecuali selapis tipis daging buah, buahnya hampir
seluruhnya terdiri dari biji yang keras.
Biji-biji Ganitri keras dan awet. Berbentuk bola
kadang berbentuk buah pear seukuran biji kopi
hingga sekelerang dengan diameter ±1-1,5 cm,
warna kulit biji coklat, berukir. Setiap biji
memiliki jumlah lekukan atau mukhis yang
bervariasi mulai dari 1 hingga 21 lekukan.
Perkiraan jumlah 1000 butir seberat 740,4551
gram (1351 butir benih/kg). Kadar air rata-rata
12,08 %.
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Pembungaan dan pembuahan
Bunga majemuk, berbentuk malai, terdapat di
ketiak daun dengan tangkai bunga ±0,5 cm.
Kelopak lonjong, runcing, berwarna hijau pucat
atau kemerahan, dari luar berambut. Mahkota
berbentuk lonceng, bercangap, berwarna kuning
atau putih kehijauan, panjang ±1,3 cm. Tonjolan
dasar bunga berambut kasar, bakal buah bentuk
telor, berambut rapat; kepala putik tidak melebar.
Musim berbunga mulai pada bulan Oktober
sampai Desember, muncul buah muda pada bulan
Januari dan buah masak pada bulan Maret (ciri
buah berwarna biru). Buah berjatuhan biasanya
pada bulan April sampai akhir Mei.
Penyerbukan dilakukan secara alami dengan
bantuan lebah.
Panen buah
Panen perdana ketika pohon Ganitri berumur 4
tahun, produksi mencapai 350.000 butir.
Pengunduhan atau pegumpulan buah sebaikya
dilakukan pada pertengahan bulan April sampai
dengan awal bulan Mei (pada musim kemarau).
Pengolahan, penanganan buah dan benih
Untuk keperluan penyemaian, buah Ganitri
dibersihkan, kemudian dibusukkan lalu biji
dikeringkan.
Untuk keperluan industri, biji Ganitri diawetkan
dengan cara buah yang sudah tua direbus selama 2
jam, setelah kulit luar melunak biji dibersihkan
dan dijemur selama 18 jam.
Gambar : Bunga, buah muda, buah masak (foto oleh :
Aam Aminah, Peneliti di BPPTP Bogor) dan biji
Genetri (http://www.google.co.id/imglanding)
Penyimpanan dan viabilitas
Termasuk jenis orthodoks. Viabilitas dapat
dipertahankan sampai beberapa tahun apabila
disimpan pada wadah kedap udara, dengan suhu
rendah.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Kulit biji Ganitri sangat keras, maka untuk
mempercepat
perkecambahannya
dilakukan
dengan cara biji dipendam dalam tanah dan
dipanaskan dengan api di atasnya. Atau dengan
cara kulit biji diretakkan atau dikerat.
Penaburan dan perkecambahan
Pembibitan Ganitri telah dikembangkan dengan
cara okulasi untuk memperoleh pohon induk
dengan produksi buah berukuran kecil.
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan
memecah biji ganitri untuk mengambil benihnya.
Biji yang telah berkecambah selanjutnya dipindah
dalam polybag dengan media dari campuran
tanah, pasir, kompos (3:1:1) atau dapat pula
dengan campuran media tanah, pasir, sekam padi
(1:1:1). Benih akan mulai berkecambah setelah 4
sampai 6 bulan kemudian.
Kesehatan
Hama tanaman Ganitri yang paling sering kita
jumpai adalah uret. Hama ini menyerang bagian
akar pohon di dalam tanah. Jika terdapat tandatanda terserang hama uret segera dilakukan
pengendalian dengan melarutkan 1 sendok teh
Marshal 25 ST ke 1 liter air. Siramkan larutan
tersebut disekeliling batang dan perakaran,
selanjutnya sirami terus tanaman dan beri pupuk
secukupnya hingga tanaman sehat kembali yang
ditandai dengan munculnya pucuk-pucuk baru.
Hama lain yang mengganggu adalah penggerek
batang, tetapi hama tersebut hanya merusak
sebagian batang atau cabang pohon.
Daftar pustaka
1. K. Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia,
Jilid II, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
2. I.H. Burkill MA FLS; William Birtwistle; J.G.
Watson, 1935, A Dictionary of The Economic
Products of The Malay Peninsula, Vol. 1 (C-H),
Published Governement of The Straits Settlements
and Federated Malay States by The Crown Agents
for The Colonies Millbank London.
3. Encep Rachman (BPK Ciamis) & Tati Rostiwati
dan Sofwan Bustomi (Puslitbanghut Tanaman),
2009, Ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum
and E. ganitri) Pohon Serbaguna yang Potensial
di Hutan Rakyat. www.forplan.or.id
4. A.Syaffari Kosasih, Tati Rostiwati (Puslitbanghut
Tanaman) dan Encep Rachman (BPK Ciamis),
2010, Budidaya Ganitri (Elaeocarpus sphaericus)
Perlu Inovasi Teknologi. MKI Edisi V Tahun
2010.
5. Thinkingdee’s Blog. Februari 23, 2010. Potensi
Genitri
dan
Konservasinya
di
Bali.
WordPress.com weblog.
6. http://www.yoga.cilacaponline.web.id/.Copyright
© 2009 Jenitri Jogja & MySiteBuilder.com
Penulis : Fittri Yani Sumirat, S.Si
(Fungsional PEH BPTH Bali dan Nusa Tenggara)
BPTH Bali dan Nusa Tenggara
Jl. By Pass Ngurah Rai Km.23, 5
Tuban – Denpasar Bali 80361
Telp.0361-751815
Faksimili.0361-75
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Download