Identifikasi Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Studi

advertisement
1
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Suatu perusahaan pada saat didirikan mempunyai visi dan misi yang
berbeda tetapi pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
membangun suatu entitas yang baik dan mencapai laba yang diinginkan.
Pengendalian internal dapat membantu suatu perusahaan untuk mencapai target
kinerja dan profitabilitas serta mencegah hilangnya aktiva suatu entitas. Seperti
yang dinyatakan oleh the American
Institute of Certified Accountans,
pengendalian internal harus mencapai empat sasaran yaitu : melindungi aset
perusahaan (yaitu sumber daya termasuk data dan informasi), memastikan
ketepatan dan keandalan data dan informasi akuntansi (artinya menjaga agar data
dan informasi bebas dari kesalahan dan menyediakan hasil yang konsisten bila
memproses data yang serupa), mendorong efisiensi di semua operasi perusahaan,
dan mendorong kapatuhan terhadap prosedur yang ditetapkan manajemen
(Wilkinson,1993:198). Kesimpulannya, pengendalian internal yang baik dapat
membantu suatu entitas untuk mencapai laba dan keberhasilan yang diinginkan.
Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume
penjualan. Semakin tinggi volume penjualan, maka semakin besar pula laba yang
akan diperoleh. Penjualan merupakan unsur utama dalam memperbesar
pendapatan perusahaan. Untuk dapat bertahan dan menjadi unggul dalam
persaingan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehingga tujuan
utama perusahaan tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif,
efisien dan ekonomis, untuk memastikan penjualan dalam kondisi yang baik,
2
maka diperlukan pengendalian internal yang baik dalam perusahaan. Jika
pengendalian internal perusahaan tergolong lemah, maka secara otomatis
perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Selain perusahaan harus
memperhatikan pengendalian internal pada penjualannya, salah satu yang harus
diperhatikan juga adalah pengendalian internal pada penerimaan kas. Karena
penerimaan kas adalah bagian akhir dari sebuah transaksi penjualan, baik itu
penjualan tunai atau kredit. Suatu perusahaan dapat menjalankan operasinya
sehari-hari dengan baik jika didukung dengan pengendalian internal yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Penjualan dan penerimaan kas
merupakan unsur utama dari siklus pendapatan. Aktivitas yang harus dicatat
adalah penerimaan order dari pelanggan, penjualan, dan penerimaan kas.
Penjualan dan penerimaan kas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat
karena setiap kali terjadi transaksi penjualan, pada akhirnya akan menimbulkan
penerimaan kas. Keterkaitan tersebut dapat ditinjau dari setiap transaksi penjualan
tunai dan kredit. Dalam hal ini, apabila terdapat kelemahan pengendalian pada
pendapatan, khususnya pada proses transaksi penjualan, maka akan memberikan
pengaruh pada proses penerimaan kas, baik penerimaan tunai maupun untuk
proses penagihan pada penjualan secara kredit. Untuk itulah diperlukan adanya
pengendalian internal yang baik dan mendukung sistem akuntansi keduanya.
Tanpa adanya pengendalian internal yang baik pada siklus pendapatan, khususnya
pada sistem penjualan dan penerimaan kas akan mengakibatkan semakin besarnya
risiko kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan, dan juga dapat
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dana pada perusahaan tersebut.
Penjualan yang dilakukan perusahaan selama ini menggunakan dua metode, yaitu
3
secara tunai dan kredit. Dengan bertambahnya permintaan terhadap produkproduk yang dijual, maka perlu adanya penerapan pengendalian internal mengenai
penjualan tunai atau kredit dan penerimaan kas yang tepat dan sesuai untuk
mencegah terjadinya risiko penyimpangan atau kecurangan yang akan
mengakibatkan terancamnya kelangsungan hidup perusahaan.
Demikian pula yang terjadi pada PT. Arta Boga Cemerlang yang
membutuhkan sistem pengendalian. PT Arta Boga Cemerlang berdiri pada tahun
1985 dan merupakan distributor tunggal OT yang mendistribusikan produk dari
sejumlah produsen ke seluruh wilayah di Indonesia. Arta Boga Cemerlang
tersebar di kota-kota di seluruh Indonesia salah satunya berada di Salatiga. Arta
Boga Cemerlang Salatiga sendiri merupakan anak perusahaan yang melaporkan
segala bentuk kegiatan operasionalnya kepada induk perusahaan yang berada di
Semarang. Kegiatan operasional utama Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah
aktifitas penjualan. Divisi penjualan Arta Boga Cemerlang dibedakan atas dua
divisi yaitu divisi satu yang menjual produk food, dan divisi dua yang menjual
produk non food. Siklus pendapatan pada Arta Boga Cemerlang terdiri dari
berbagai transaksi yaitu penjualan secara kredit, penjualan tunai, penerimaan kas
dari penjualan tunai, dan penagihan piutang. Sistem penjualan ini memungkinkan
terjadinya berbagai risiko yaitu piutang tak tertagih, keterlambatan pembayaran
dari waktu yang telah di tentukan, risiko retur karena barang rusak atau tidak
sesuai pesanan dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan. Dari sini
kemudian peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terkait dengan upaya
yang digunakan Arta Boga Cemerlang mengenai pengendalian internal agar
resiko-resiko tersebut dapat dicegah.
4
. Dalam tulisan ini penulis akan menguraikan standar control menurut
unsur pengendalian yang ditetapkan oleh Mulyadi dan Committee of the
Sponsoring Organizations (COSO) yang berisi tentang rumusan definisi
pengendalian internal, pedoman penilaian serta perbaikan terhadap sistem
pengendalian internal, yang penggunaannya mencakup penentuan tujuan
pengendalian pelaporan keuangan dan proses operasional dalam konteks
organisasional sehingga perbaikan dan kontol dapat dilakukan secara menyeluruh.
Secara garis besar COSO menghadirkan suatu kerangka kerja terkait dengan
definisi pengendalian internal, komponen-komponennya dan kriteria pengendalian
internal yang dapat dievaluasi.
Unsur pengendalian yang diungkapkan Mulyadi merupakan unsur
pengendalian internal yang terbatas pada pembahasan aktivitas pengendalian saja,
maka dari itu standar COSO digunakan juga untuk mengidentifikasi pengendalian
internal secara lebih menyeluruh.
Dengan memperhatikan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal siklus
pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan pengendalian internal
siklus pendapatan serta bisa dijadikan bahan informasi bagi pihak manajemen
mengenai pengendalian internal terhadap siklus pendapatan.
5
KIBLAT TEORITIS
Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian Internal adalah rencana organisasi dan metode yang
digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong
ditaatinya kebijakan manajemen (Krismiaji, 2002:218).
Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang di pengaruhi oleh jajaran
direktur, entitas manajemen, dan karyawan lainnya dirancang untuk memberikan
jaminan masuk akal mengenai pencapaian tujuan dalam kategori (a) Pelaporan
yang bisa diandalkan, (b) Efektivitas dan efisiensi dari operasi, dan (c)
Pemenuhan hukum dan peraturan yang berlaku (Bodnar, 2003:233). Menurut
Commitee of Sponsoring Organization (COSO) ada lima komponen pengendalian
internal, yaitu :
1. Lingkungan Kontrol
Lingkungan kontrol adalah efek kumpulan dari beragam faktor pada
pembuatan, penguatan, atau mengurangi efektivitas dari kebijakan dan
prosedur khusus, dengan kata lain, lingkungan kontrol mengatur
keseluruhan nada dari organisasi dan mempengaruhi kesadaran kontrol
dari karyawan. Faktor yang disertakan dalam lingkungan kontrol adalah
sebagai berikut :
a. Nilai integritas dan etika.
Perilaku etis manajer dan karyawan berdampak besar pada keseluruhan
pengendalian internal. Manajemen harus mengambil tindakan proaktif
6
untuk memastikan semua karyawan benar-benar sadar akan standar
perilaku, di mana manajemen harus berpegang teguh pada nilai-nilai
etika meski menghadapi keputusan yang sulit, ini akan menjadi pesan
yang positif bagi semua karyawan.
b. Komitmen pada kompetensi.
Perusahaan harus merekrut karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi
kondisi dinamis, karena itu karyawan harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang di kerjakan.
c. Filosofi manajemen dan gaya operasional.
Manajemen harus mengambil tindakan yang aktif untuk menjadi
contoh berperilaku etis dengan bertindak sesuai dengan kode etik serta
bertanggung jawab untuk menyusun kode etik perusahaan.
d. Perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi dan
komitenya.
Dewan direksi bertanggung jawab untuk memilih komite audit yang
beranggotakan orang-orang dari luar perusahaan. Peran komite audit
adalah memantau akuntansi perusahaan serta praktek dan kebijakan
pelaporan keuangan.
e. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan pencerminan wewenang dan tanggung
jawab perusahaan. Otorisasi adalah hak yang dimiliki karena posisi
formal seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung
jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu
7
dan untuk diminta pertanggung jawabannya atas hasil yang dicapai.
Penetapan otorisasi dan tanggung jawab berfungsi penting bagi
organisasi untuk memberikan deskripsi jelas pekerjaan.
f. Kebijakan pada sumber daya manusia.
Kegiatan sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru,
orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan,
evaluasi karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan,
konseling karyawan, perlindungan karyawan dan pemberhentian
karyawan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu
perusahaan untuk pencapaian operasi yang efisien dan memelihara
integritas data.
2. Penilaian risiko
Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengatur risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Langkah yang
paling kritis dalam penilaian risiko adalah mengidentifikasi perubahan
kondisi Internal dan eksternal dan tindakan yang mungkin diperlukan.
3. Aktivitas kontrol
Aktivitas kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang di buat untuk
membantu dan menjamin bahwa arahan manajemen telah di jalankan.
4. Informasi dan komunikasi
Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi yang terdiri dari
metode
dan
catatan
yang
dibuat
untuk
mengenali,
menyusun,
menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi
organisasi dan untuk mempertahankan akuntabilitas untuk aset dan pasiva
8
yang berhubungan. Sementara komunikasi berhubungan mengenai
kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan kontrol. Komunikasi
yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur
yang memadai, manual kebijakan, dan jenis dokumen lainnya.
5. Pengawasan atau monitoring
Pengawasan melibatkan proses berkelanjutan dari penilaian mutu kontrol
internal atas waktu dan pengambilan tindakan korektif saat dibutuhkan.
Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus berjalan, evaluasi
terpisah, atau suatu kombinasi dari keduanya. Aktivitas yang terus berjalan
meliputi aktivitas penyeliaan manajemen dan tindakan lain yang bisa
diambil karyawan untuk meyakinkan proses kontrol internal efektif yang
terus berjalan.
Sedangkan pengendalian internal atas siklus pendapatan mencakup hal-hal
sebagai berikut (Mulyadi, 2001:221) :
1. Unsur Pengendalian – transaksi penjualan kredit
a. Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit.
Dalam
transaksi
penjualan,
fungsi
penjualan
mempunyai
kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya yang sering
kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari
transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern
terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit
dilaksanakan. Pemisahan fungsi ini ditujukan untuk mengurangi risiko
piutang tak tertagih.
9
b. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi akuntansi yang melaksanakan
pendataan piutang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang
melaksanakan
transaksi
penjualan
dari
fungsi
operasi
yang
melaksanakan transaksi penjualan dan dari fungsi kredit yang
mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya.
Dengan dipisahkannya fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan
fungsi kredit tersebut maka catatan piutang dapat dijamin ketelitian
dan
keandalannya
serta
kekayaan
perusahaan
dapat
dijamin
keamanannya, sehingga piutang dapat ditagih.
c. Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas.
Dengan adanya pemisahan ini diharapkan dapat mencegah adanya
manipulasi penerimaan kas dari seorang debitur untuk kepentingan
pribadinya dan menutupi kecurangan dengan cara mencatat ke dalam
kartu piutang debitur tersebut dari penerimaan kas debitur lainnya.
d. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari
satu fungsi.
Dalam melaksanakan kegiatan pokok perusahaan harus diperhatikan
unsur pokok sistem pengendalian internal bahwa setiap transaksi harus
dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan atau lebih
dari satu fungsi. Dengan penggunaan unsur pengendalian tersebut,
setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang
mengakibatkan pekerjaan karyawan satu dicek ketelitiannya dan
keandalannya oleh karyawan yang lain.
10
e. Mengotorisasi terjadinya transaksi.
Dengan adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dan dicatat
melalui prosedur pencatatan tertentu maka kekayaan perusahaan akan
terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin
ketelitian dan keandalannya.
f. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.
Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk
tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order
pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab
atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman
dalam pemenuhan order yang di terimanya dari pembeli.
g. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order
pengiriman).
Tembusan order ini bertujuan untuk dibubuhkan tanda tangan dari
bagian kredit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko tak
tertagihnya piutang.
h. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi
pengiriman dengan menandatangani surat order pengiriman.
Dokumen surat order pengiriman dikirimkan oleh fungsi pengiriman
ke fungsi penagihan sebagai bukti telah dilaksanakan pengiriman
barang sesuai dengan perintah pengiriman barang yang telah
diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi penagihan dapat
11
segera melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen
penagihan piutang.
i. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh fungsi penagihan
pada fungsi penagihan pada faktur penjualan berarti bahwa :
i.
Fungsi
penagihan
telah
memeriksa
kelengkapan
bukti
pendukung.
ii.
Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang
yang dijual berdasarkan keputusan perusahaan.
iii.
Fungsi penagihan telah mendasarkan pencantuman informasi
kualitas barang yang dikirim oleh faktur penjualan berdasarkan
kualitas barang yang tercantum dalam copy surat pengiriman
barang dan surat muat.
j. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan
yang di beri wewenang untuk itu.
Setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk mengubah catatan akuntansi
serta membubuhkan tanda tangan. Dengan cara ini maka tanggung
jawab atas perubahan catatan akuntansi dapat dibebankan kepada
karyawan tersebut, sehingga semua dokumen dan perubahan data
yang dicantumkan semua bisa dipertanggung jawabkan.
k. Menggunakan formulir bernomor urut cetak.
12
Untuk menciptakan praktek yang sehat formulir penting yang
digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan
penggunaan nomor tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang
memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh
karena itu, dalam sistem penjualan, formulir pokok surat order
pengiriman dan faktur penjualan harus bernomor urut cetak dan
penggunaannya
dipertanggungjawabkan
oleh
fungsi
yang
bersangkutan.
l. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada
debitur.
Dengan cara ini data yang dicatat dalam piutang dicek ketelitiannya
oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secara periodik
pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang
dicatat perusahaan.
m. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang ke
dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam
catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama.
Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang
dicatat di rekening kontrol piutang dalam buku besar praktek yang
sehat mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku
pembantu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.
2. Unsur pengendalian – Siklus penerimaan kas.
13
a. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan fungsi
penerimaan kas.
Untuk menciptakan internal check fungsi penagihan yang bertanggung
jawab untuk menagih dan menerima uang dari pelanggan harus
dipisahkan dari fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengecekan dan penyetoran uang tunai hasil penagihan ke
rekening perusahaan di bank.
b. Pemisahan fungsi penerimaan kas dan fungsi akuntansi
Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi ini dilakukan
untuk menghindari manipulasi catatan piutang kepada debitur untuk
kepentingan diri sendiri.
c. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas
nama.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penerimaan kas dari debitur jatuh
ke tangan pribadi karyawan. Dengan cek atas nama dan bilyet giro,
pembayaran oleh debitur akan terjamin masuk ke dalam rekening giro
perusahaan.
d. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar
piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
Hal ini dilakukan agar fungsi penagihan tidak melakukan penagihan
piutang dari debitur, kemudian memakai uang tersebut untuk
kepentingan pribadi dalam jangka waktu tertentu.
e. Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas
dan di setor penuh ke bank dengan segera.
14
Secara periodik fungsi pemeriksa intern melakukan penghitungan kas
dan hasil penghitungan tersebut direkam dalam suatu dokumen yang
disebut berita acara penghitungan kas, selesai dihitung, kas tersebut
disetor ke bank dalam jumlah penuh.
f. Para penagih dan kasir harus diasuransikan
Untuk
menghadapi
kemungkinan
kecurangan
yang
dilakukan
karyawan, bagian kas dan penagih diasuransikan sehingga jika
karyawan yang diserahi tanggung jawab menjaga uang tersebut
melakukan kecurangan, asuransi akan menanggung risiko kerugian
yang timbul.
Siklus pendapatan
Siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara
berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan
penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan kas dari
penyerahan barang dan jasa tersebut. Siklus pendapatan sendiri mencatat empat
aktivitas atau kejadian ekonomi yaitu : (a) Penerimaan pesanan barang atau jasa
dari pelanggan – dicatat dengan menggunakan sistem aplikasi pengolahan
pesanan, (b) Pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan – dicatat dengan
menggunakan sistem aplikasi pengiriman, (c) Penagihan kepada pelanggan –
dicatat dengan menggunakan sistem aplikasi tagihan, (d) Penerimaan kas dari
pembelian, baik dari pembelian tunai maupun pelunasan piutang – dicatat dengan
menggunakan aplikasi sistem penerimaan kas. (Krismiaji,2002:269)
15
Nalar konsep
Konsep pengendalian semakin lama semakin dirasa penting karena
menempati posisi yang strategis untuk mencegah adanya kerugian karena
ancaman terhadap sistem informasi akuntansi yang semakin lama semakin
meningkat baik dari sisi jenis maupun intensitasnya, selain itu kemajuan di bidang
pengolahan data juga semakin berkembang sehingga ikut meningkat pula
ancaman yang menyertainya. Dalam siklus pendapatan dibutuhkan pengendalian
internal, karena dalam siklus yang berhubungan langsung dengan kas rawan
terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Fungsi dari sistem pengendalian internal
yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan yang
memadai untuk menjamin bahwa : transaksi telah diotorisasi dengan tepat,
transaksi yang di catat adalah valid, transaksi yang valid dan diotorisasi telah di
catat, semua transaksi telah di catat dengan akurat, semua aktiva telah dilindungi
dari kehilangan dan pencurian, dan semua aktivitas bisnis dilaksanakan secara
efisien dan efektif. Sistem pengendalian internal yang handal juga dapat
mencegah terjadinya kerugian yang diakibatkan penggunaan sumber daya yang
boros dan keputusan manajemen yang tidak akurat.
Tujuan umum dari proses pengendalian internal adalah untuk mendukung
para pihak yang terlibat dalam kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dan dikomunikasikan oleh organisasi. Secara rinci tujuan
pengendalian internal tersebut adalah : Keandalan dan integritas Informasi
keuangan dan operasi, kegiatan operasi dilaksanakan secara efisien dan mencapai
hasil yang diharapkan secara efektif, keamanan aset organisasi, serta kegiatan dan
16
keputusan organisasi berada dalam koridor kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan perundangan yang berlaku.
METODE PENELITIAN
Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara sales manajer dengan
pertanyaan wawancara terlampir (lampiran 1) dan observasi berkaitan dengan
pengendalian internal siklus pendapatan.
Data sekunder adalah dokumen yang terkait dengan siklus pendapatan
yang berupa laporan penjualan harian, laporan penjualan bulanan, faktur
penjualan cash, faktur penjualan kredit, rekap pengiriman barang per konsumen
,dan laporan analisis umur piutang (Lampiran 2).
Prosedur pengumpulan data dan teknik analisis
Agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai maka prosedur pengumpulan
data yang dilakukan yaitu pengumpulan fakta perusahaan dengan wawancara dan
observasi serta meminta dokumen berupa bukti transaksi siklus pendapatan.
Teknik yang digunakan dalam menganalisis sistem Pengendalian internal
adalah analisis kualitatif deskriptif. Analisa yang dilakukan adalah dengan
membandingkan teori-teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi pada
17
perusahaan, berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Langkah analisis yang
ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami Prosedur terkait siklus pendapatan pada PT. Arta Boga
Cemerlang Salatiga dengan melakukan wawancara kepada sales manajer
selaku pemimpin perusahaan.
2. Memahami prosedur pengendalian internal yang diterapkan PT. Arta Boga
Cemerlang Salatiga dengan melakukan observasi berdasarkan komponenkomponen pengendalian internal.
3. Mengidentifikasi
efektivitas
pengendalian
dengan
membandingkan
prosedur yang telah diterapkan perusahaan dengan standar COSO dan
unsur
pengendalian
menurut
Mulyadi
kemudian
mengidentifikasi
kelemahannya.
ANALISIS DATA
Sejarah PT Arta Boga Cemerlang Salatiga
PT. Arta Boga Cemerlang merupakan distributor tunggal produk Orang
Tua (OT) yang mendistribusikan produk dari sejumlah produsen ke seluruh
wilayah Indonesia. Cikal bakal Arta Boga Cemerlang sebagai perusahaan
distribusi telah dimulai sejak tahun 1948. Saat ini PT. Arta Boga Cemerlang
merupakan perusahaan distribusi terbesar di Indonesia yang mengkhususkan diri
pada pendistribusian produk kebutuhan sehari-hari meliputi beragam kategori,
yang masing-masing kategori mencakup lebih dari satu merek. Saat ini divisi
penjualan Arta Boga Cemerlang dibedakan atas dua divisi, yaitu divisi food dan
18
non food. Divisi food sendiri terbagi menjadi dua yaitu divisi makanan dan divisi
minuman. Pasar tradisional dilayani oleh tim pengecer dan tim grosir, sedangkan
pasar modern dilayani oleh tim supermarket, minimarket, dan hypermarket. Ada
pun beberapa produk yang didistribusikan seperti baterai ABC Carbon Zinc, ABC
alkaline, Kratingdeng, Kiranti, Oops, produk Formula dan wafer Tanggo menjadi
produk andalan yang pemimpin pasaran.
PT Arta Boga Cemerlang Salatiga yang pertama terletak di Jalan Imam
Bonjol, namun karena ada kebijakan baru dari kantor pusat di Jakarta yang
menyatakan bahwa anak perusahaan tidak diizinkan memiliki gudang sendiri,
maka kemudian kantor cabang Salatiga berpindah ke tempat yang lebih sempit
tanpa memiliki gudang persediaan, kantor yang kedua ini masih di daerah Imam
Bonjol. Setelah itu kemudian keluarlah kebijakan baru lagi dari kantor pusat
bahwa setiap anak perusahaan harus memiliki gudang persediaan tersendiri, maka
sejak tahun 2009 kantor cabang Salatiga pindah ke jalan Soekarno Hatta sampai
sekarang. Saat ini PT Arta Boga Cemerlang Salatiga dikepalai oleh Bapak Alfeus
Kristiawan Putra yang menjabat sebagai Sales Manajer tunggal yang mempunya
wewenang dan tanggung jawab penuh atas semua aktivitas penjualan yang
diterima. PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga merupakan cabang dari pusat
Semarang yang beralamatkan di JL. Jenderal Gatot Subroto, Kawasan Industri
Candi Blok A nomor 1. Segala aktivitas penjualan harus dilaporkan kepada kantor
pusat di Semarang. Karena PT Arta Boga Cemerlang Salatiga hanya merupakan
cabang perusahaan saja maka aktivitas utama yang dilakukan hanya aktivitas
pendapatan saja, sedangkan yang berhubungan dengan aktivitas pengeluaran
sepenuhnya diatur oleh pusat. Persediaan barang sendiri PT Arta Boga Cemerlang
19
Salatiga mendapatkan suplai dari depo cabang kota lain, dari produsen langsung,
dan dari depo Pusat. Sedangkan wilayah pemasarannya terbatas di wilayah
Salatiga antara lain Pudak Payung, Tengaran, Beringin, Ngablak, Sumowono, dan
Bandungan.
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan kegiatan pokok perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut
dibentuk unit-unit organisasi untuk melaksanakan tugas perusahaan. Berikut
gambaran struktur organisasi PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga.
20
Pada PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga wewenang tertinggi berada di
tangan Sales Manajer yang merangkap fungsi sebagai fungsi kredit. Jumlah
karyawan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah 23 orang dengan rincian
struktur organisasi sebagai berikut :
1. Sales Manager : Merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi
yang mengepalai seluruh karyawan dalam organisasi.
2. Supervisor Organisasi : Merupakan jabatan yang berada di tingkatan ke2
setelah Sales Manajer. Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan sales
manajer namun supervisor operasional tidak bertanggung jawab langsung
kepada sales manajer.
3. Kepala Gudang : Merupakan karyawan yang berada di bawah sales
manajer. Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan sales manager
namun juga tidak mempunyai tanggung jawab secara langsung kepada
sales manajer.
4. Kasir : Merupakan tingkatan yang berada di bawah sales manajer dan
supervisor operasional namun tidak bertanggung jawab secara langsung.
Kasir mempunyai cakupan pekerjaan yang berhubungan dengan sales
manajer, supervisor operasional, dan duta arta.
5. Duta Arta atau Sales : Merupakan tingkatan di bawah sales manajer
sekaligus bertanggung jawab secara langsung kepada sales manajer. Duta
arta memiliki cakupan pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor
operasional, kepala gudang dan kasir.
21
6. Pengurus gudang tetap : Merupakan karyawan di bawah kepala gudang
yang bertanggung jawab langsung kepada kepala gudang dan merupakan
pegawai tetap dalam organisasi.
7. Pengurus gudang honorer : Merupakan karyawan di bawah kepala gudang
yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala gudang namun
belum menjadi pegawai tetap dalam perusahaan.
8. Admin Manual : Merupakan tingkatan di bawah supervisor operasional
yang bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor operasinal.
admin manual juga berada di bawah kasir namun tidak bertanggung jawab
secara langsung kepada kasir. Admin manual mempunyai pekerjaan yang
berhubungan dengan supervisor operasional, kasir, admin entry dan
sopir/asisten penjualan.
9. Admin Entry : Merupakan tingkatan di bawah supervisor operasional yang
bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor operasional. Admin
entry juga berada di bawah kasir namun tak bertanggung jawab secara
langsung. Admin entry mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan
supervisor operasional, kasir, admin manual dan sopir/asisten penjualan.
10. Sopir/asisten penjualan : Merupakan tingkatan di bawah supervisor
operasional yang bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor
operasional. Sopir/asisten penjualan juga berada di bawah kasir namun
tidak bertanggung jawab secara langsung. Sopir/asisten penjualan
mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor operasional,
kasir, Admin manual dan Admin entry.
22
11. FEA : Merupakan karyawan yang tidak berhubungan langsung dan tidak
bertanggung jawab kepada siapa pun. FEA merupakan Audit Internal yang
bertanggung jawab menjaga aset di dalam perusahaan
12. Satpam : Merupakan karyawan di dalam perusahaan yang tidak
berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Satpam hanya bertugas
menjaga keamanan perusahaan.
Dalam Organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
karyawan yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut. Oleh
karena itu dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
melaksanakan transaksi, berikut fungsi penjualan yang ditetapkan dalam PT. Arta
Boga Cemerlang :
1. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan bertanggung jawab menerima order pembelian, input
data dan detail pesanan pada PDA, menginformasikan kepada pelanggan
kapan barang akan di kirim, meminta otorisasi kepada fungsi kredit, dan
melakukan pelaporan pada fungsi pencatatan. Fungsi penjualan juga
memiliki tanggung jawab untuk memperluas jangkauan penjualan, serta
melakukan promosi produk baru. Pada
saat melakukan order fungsi
penjualan membawa PDA yang memiliki sistem linkport sehingga
diketahui persediaan apa saja yang masih bisa di order oleh pelanggan.
Dari sistem ini dipastikan bahwa tidak akan terjadi back order dikarenakan
tidak tersedianya persediaan. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada
di tangan Duta Arta.
23
2. Fungsi Kredit
Fungsi Kredit bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan langsung
kondisi toko, uji kelayakan toko, menentukan batas kredit, meneliti status
kredit pelanggan,dan memberikan otorisasi kredit. Dalam struktur
organisasi fungsi ini berada di tangan sales manajer.
3. Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab dalam menjaga aset perusahaan berupa
persediaan, mengatur susunan gudang, melakukan opname persediaan
secara berkala, menghitung suplai persediaan yang datang, melakukan
bongkar muat barang, memberikan otorisasi atas alih statis dan keadaan
retur barang, menyiapkan barang yang dipesan sesuai surat bongkar muat
barang, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. Dalam struktur
organisasi fungsi ini berada di tangan kepala gudang dan di bantu oleh
pengurus gudang.
4. Fungsi Pengiriman.
Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas
dasar surat order pengiriman, menjamin bahwa barang yang keluar dari
perusahaan sudah mendapat otorisasi dari yang berwenang, serta
bertanggung jawab penuh atas penyerahan barang kepada pelanggan.
Dalam struktur organisasi fungsi pengiriman berada di tangan bagian supir
atau biasa disebut asisten penjualan.
5. Fungsi penagihan.
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk menyerahkan faktur penjualan
kepada pelanggan serta melakukan penagihan sesuai dengan faktur
24
penjualan dan melakukan pelaporan atas penerimaan kas dari pelanggan
kepada bagian pencatatan dan bagian keuangan. Dalam struktur organisasi
fungsi penagihan merangkap fungsi dengan bagian penjualan yaitu berada
di tangan duta arta.
6. Fungsi Akuntansi.
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang, mencetak
laporan penjualan, menyiapkan surat bongkar muat barang, surat tembusan
pengiriman, dan surat penagihan sales, serta melaporkan aktivitas
penjualan ke pusat. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan
admin manual dan admin entry.
7. Fungsi Keuangan.
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk menerima kas yang telah
dilakukan oleh fungsi penagihan serta melaporkan hasil penagihan serta
melakukan penyetoran ke bank. Dalam struktur organisasi fungsi ini
berada di tangan kasir.
Berikut dokumen yang di gunakan PT Arta Boga Cemerlang:
1. Surat order pengiriman dan tembusannya.
Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari :
•
Surat Order pengiriman.
•
Tembusan gudang (surat bongkar muat gudang)
2. Faktur dan tembusannya.
•
Faktur penjualan
•
Tembusan piutang.
25
•
Surat order pengiriman (rekap pengiriman barang)
Merupakan dokumen yang memberikan otorisasi kepada bagian
pengiriman barang untuk menyerahkan barang ke pelanggan.
Prosedur Pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga.
Prosedur pendapatan PT Arta Boga Cemerlang dimulai dengan pemesanan
order oleh konsumen kepada Duta Arta. Duta Arta mencatat data pemesanan
barang dalam sistem linkport dalam PDA, setelah pencatatan data pembelian
dilakukan, kemudian data dicetak dan diserahkan ke Sales manajer untuk
diotorisasi, kemudian order penjualan yang telah diotorisasi di serahkan kepada
bagian pencatatan untuk dilakukan input data dalam sistem linkport, dari data
yang di input kemudian dicetak 4 lembar faktur, surat pengiriman barang, surat
bongkar muat barang dan laporan penjualan. Laporan penjualan kemudian
dikirimkan ke kantor pusat Semarang. Berdasarkan surat bongkar muat barang,
bagian gudang kemudian menyiapkan barang yang akan dikirimkan. Barang
kemudian diserahkan kepada bagian pengiriman sementara surat bongkar muat
barang diarsipkan berdasarkan tanggal oleh bagian gudang. Bagian pengiriman
menerima surat pengiriman barang dan faktur rangkap empat dari bagian
pencatatan dan menerima barang dari bagian gudang. Sebelum melakukan
pengiriman bagian pengiriman terlebih dahulu melakukan pengecekan barang
berdasarkan surat pengiriman barang dan faktur. Kemudian barang dikirim kepada
pelanggan. Pelanggan menerima barang dan melakukan pengecekan kondisi dan
kesesuaian barang, serta menandatangani faktur sebagai bukti pelanggan telah
26
menerima barang. Lembar ke empat (hijau) diserahkan kepada pelanggan
sementara 3 lembar faktur dibawa kembali bagian pengiriman. Kemudian bagian
pengiriman menandatangani faktur dan surat pengiriman barang sebagai bukti
telah melakukan pengiriman barang. Kemudian faktur rangkap tiga dan surat
pengiriman barang di serahakan ke bagian pencatatan dan di input ke dalam
sistem dan menghasilkan dokumen penagihan sales. Surat pengiriman barang
diarsipkan berdasarkan tanggal, faktur rangkap ke tiga (kuning) dikirim ke kantor
pusat. Faktur rangkap dua dan dokumen penagihan diserahkan ke bagian order
penjualan. Bagian order penjualan memeriksa kesesuaian faktur dengan dokumen
penagihan sales kemudian melakukan penagihan kepada pelanggan. Pelanggan
melakukan pembayaran sesuai dengan faktur yang telah di tanda tangani oleh
Duta Arta, kemudian faktur ke satu (putih) di terima pelanggan sebagai bukti
pelunasan, sementara faktur rangkap ke dua ( merah ) dan uang di serahkan sales.
Sales kemudian melakukan pencocokan antara faktur dokumen penagihan dan
uang yang diterima pelanggan dan di serahkan kepada bagian pencatatan. Bagian
pencatatan menerima dokumen penagihan fatur penjualan dan uang kemudian
melakukan input data ke dalam sistem komputer, di hasilkan laporan setoran sales.
Dokumen penagihan sales dan faktur penjualan diarsipkan berdasarkan tanggal.
Sementara uang dan laporan setoran sales di serahkan kepada bagian kasir. Kasir
menerima uang dan laporan setoran sales kemudian input data ke dalam sistem
komputer dan dihasilkan laporan realisasi penjualan yang dikirim ke kantor pusat.
Sementara uang disetorkan ke bank dan laporan setoran sales diserahkan ke
manajer.
27
Secara umum fungsi pencatatan kas masuk dilakukan oleh kasir dan
pencatatan transaksi manual dilakukan oleh admin manual dan pencatatan
transaksi terkomputerisasi dilakukan oleh admin entry. Berikut digambarkan
flowchart prosedur penjualan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga :
28
Flowchart siklus pendapataan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga.
Bagian penjualan
Otorisasi kredit
Pencatatan
Mulai
Order pelanggan
Order pelangan
disetujui
Input data
pelanggan
Membuat faktur,
pengiriman barang,
bongkar muat, dan
laporan penjualan
Menerima
pesanan
pelanggan
Mencatat
pesanan
dalam
PDA
Info
pelanggan
Surat pengirman
barang
Faktur
penjualan
Laporan
penjualan
Surat bongkar
muat barang
Surat order
Order pelanggan
disetujui
2
Kantor pusat
3
2
4
Faktur
penjualan
Penagihan
sales
Penagihan
pelanggan
Input data dan
cetak surat
pengiriman barang
Penagihan
sales
Faktur
penjualan
Surat pengirman
barang
pelanggan
Surat pengirman
barang
Faktur penjualan
v
Terima
pembayar
an
pelanggan
D
Kantor pusat
Faktur penjualan
Faktur
penjualan
Penagihan sales
Faktur penjualan
2
uang
3
Penagihan
sales
3
Faktur
penjualan
uang
Penagihan
sales
Input data dan cetak
laporan setoran
sales
Faktur
penjualan
Penagihan
sales
Laporan
setoran sales
uang
D
5
Gambar 4.2
Flowchart siklus pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga
29
Gambar 4.3
Flowchart siklus pendapatan PT Arta Boga Cemerlang Salatiga (lanjutan)
30
Deskripsi Pengendalian Internal Pada PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga.
Tabel 4.1
Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga
Indikator
1. Lingkungan Pengendalian.
a. Integritas dan nilai etika.
-
Peraturan tertulis.
-
Pemberlakuan sanksi.
-
Penetapan jam kerja.
b. Komitmen terhadap kompetensi.
-
Perekrutan karyawan.
-
Pengikatan karyawan.
-
Pelatihan.
c. Filosofi dan gaya operasional perusahaan.
-Turun tangan pihak manajemen dalam
pekerjaan lapangan.
- Pendekatan untuk memonitoring risiko
bisnis.
- Sikap terhadap pemrosesan transaksi.
- Sikap terhadap pelaporan keuangan.
- Pemahaman risiko tentang sistem
informasi.
Kekuatan
Kelemahan
31
Tabel 4.1 (lanjutan)
Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga
Indikator
-
Data penjualan di input dan di
laporakan secara lengkap.
d. Partisipasi dewan direksi.
-
Peran Audit Internal.
e. Struktur organisasi.
-
Gambaran struktur organisasi.
-
Pemberian tugas dan wewenang.
-
Penanganan terhadap transaksi.
f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab.
g. Kebijakan praktek SDM.
-
Promosi dan kenaikan gaji.
-
Usaha peningkatan kinerja karyawan.
-
Bonus.
-
Fidelity bonding.
-
Rotasi pekerjaan.
2. Penaksiran risiko.
-
Penanganan persediaan.
-
Perubahan internal.
-
Perubahan eksternal.
Kekuatan
Kelemahan
32
Tabel 4.1 (lanjutan)
Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga
Indikator
-
Kekuatan
Kelemahan
Lini produk.
3. Aktivitas pengendalian.
-
Prosedur otorisasi.
-
Pemisahan tugas.
-
Review dan analisis laporan.
-
Pengolahan informasi.
-
Pengecekan fisik.
-
Pengendalian pemrosesan informasi.
4. Informasi dan Komunikasi.
-
Pemenuhan asersi (keberadaan,
kelengkapan,hak dan
kewajiban,penilaian dan alokasi,
penyajian dan pengungkapan).
-
Komunikasi.
5. Pemantauan
-
Ketepatan waktu.
-
Pengawasan.
Dari tabel 4.1 Pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan
dapat dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pengendalian internal yang
33
mengacu pada COSO (Comite of Sponsiring Organizations of treadway
Commision). Berikut penjelasan pengendalian internal yang telah dilaksanakan
oleh perusahaan berdasarkan komponen-komponen tersebut :
1. Lingkungan pengendalian.
a. Integritas dan Etika.
PT Arta Boga Cemerlang Salatiga memiliki visi dan misi
yang tertulis jelas, namun belum memiliki peraturan tertulis yang
diberlakukan kepada karyawan. Perusahaan hanya menyampaikan
peraturan kepada karyawan secara lisan, dengan tidak adanya
peraturan tertulis akan menyebabkan karyawan kurang memahami
apa saja peraturan yang berlaku di dalam perusahaan, perusahaan
hanya menghimbau kepada para karyawannya agar melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya
masing-masing.
Perusahaan
memberlakukan sanksi yang tegas kepada karyawan yang dinilai
melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian perusahaan
dalam bentuk apapun. Jika karyawan dinilai melakukan tindakan
yang melanggar hukum dan tidak menunjukkan etika yang baik
maka karyawan akan diproses secara hukum. Adapun peraturanperaturan lain untuk menjaga kelancaran aktivitas perusahaan,
misalnya penetapan jam kerja kepada semua karyawan. Semua
karyawan diharuskan melakukan absensi sesuai dengan jam kerja
yang telah ditetapkan, jika karyawan mengalami keterlambatan
maka karyawan diwajibkan untuk melapor kepada Supervisor
Operasional.
34
b. Komitmen terhadap Kompetensi.
Karyawan yang diterima dan bekerja pada PT Arta Boga
Cemerlang merupakan karyawan yang telah melalui beberapa
tahapan proses seleksi karyawan. Proses seleksi dilakukan untuk
mengetahui kemampuan karyawan yang akan bekerja pada PT.
Arta Boga Cemerlang. Penyeleksian ini didasarkan pada minat dan
bidang dari karyawan tersebut. Di sini karyawan dituntut untuk
mengerti tugas, tanggung jawab dan wewenang yang telah
diberikan perusahaan, sehingga tidak terjadi penggandaan tugas
dalam bekerja. Karyawan diharapkan dapat bekerja dengan efektif
sesuai dengan jabatan yang diampunya. Dalam melakukan
perekrutan
karyawan,
perusahaan
tidak
mengutamakan
pengalaman sebagai syarat karena pada dasarnya perusahaan
mencari karyawan yang benar-benar ingin bekerja sesuai dengan
posisi yang diinginkannya sehingga karyawan diharapkan memiliki
komitmen untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Untuk
meningkatkan kompetensi, perusahaan melakukan sesi pelatihan
melalui penyampaian teori dan praktek lapangan. Ditetapkan pula
masa training selama tiga bulan, jika karyawan dinilai layak maka
perusahaan akan mengikat karyawan dengan masa kontrak yang
berbeda pada setiap bagian.
c. Filosofi manajemen dan gaya operasi.
Manajer memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas
penjualan perusahaan, dari tanggung jawab inilah manajer turut
35
serta dalam aktivitas penjualan secara langsung, manajer turut serta
dengan duta arta dalam melakukan order, selain untuk memberikan
contoh, turut serta manajer dalam melakukan order juga
dimaksudkan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan
terhadap kinerja duta arta. Perusahaan juga menunjuk bagian
khusus yaitu FEA (Front End Audit) sebagai audit internal, yang
bertugas untuk menjaga dan memastikan tidak ada penyimpangan
pada semua aset perusahaan, melakukan cek terhadap setoran bank,
dan memastikan semua penjualan telah sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
Beberapa cara yang di tempuh perusahaan agar dapat
meminimalisir risiko di antaranya dilakukan dengan melakukan
penagihan piutang sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang
ditetapkan yaitu dua minggu setelah dilakukan pengiriman barang
kepada pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya
kredit macet atau lapping, namun apabila pada waktunya piutang
tak tertagih maka selanjutnya akan diproses sesuai dengan
kebijakan dan ketetapan perusahaan dan jika terjadi piutang tak
tertagih maka penghapusan piutang tertagih harus berdasarkan
otorisasi dari sales manajer dan kepala cabang.
Perusahaan
menggunakan
sistem
Linkport
untuk
mempermudah pemrosesan dan pencatatan transaksi, namun akses
terhadap sistem hanya diberikan pada bagian tertentu dengan user
name dan passwort, dengan adanya user name dan password maka
36
akan diketahui siapa saja yang mengakses transaksi dan bisa
dipertanggung jawabkan bila ditemukan suatu kejanggalan dalam
sistem. Setiap transaksi dicatat ke dalam sistem dan dilaporkan
secara lengkap ke bagian terkait. Laporan penjualan berisi tanggal,
jumlah dan kualitas barang yang terjual. Pelaporan harian per duta
arta dilakukan untuk pengecekan performa duta arta. Untuk
meminimalisir segala resiko yang ada, manager juga melakukan
review kinerja harian kepada duta arta dan mengevaluasi hasil
penjualan,
selain
melakukan
kontrol
terhadap
penjualan,
perusahaan juga melakukan kontrol terhadap segala aktivitas
operasional perusahaan, misalnya : segala pelaporan keuangan
harus dicek oleh supervisor operasional sebelum dilaporkan ke
kantor pusat.
d. Perhatian dan arahan oleh dewan direksi.
Perusahaan
Arta
Boga
Cemerlang
juga
melakukan
perekrutan karyawan bagian FEA yang bertugas memantau
pencatatan perusahaan, dan segala aktivitas yang berhubungan
dengan aset perusahaan. FEA berperan sebagai audit internal
perusahaan.
e. Struktur organisasi.
Perusahaan telah memiliki struktur organisasi secara tertulis
yang secara umum bertujuan untuk memisahkan tugas, tanggung
jawab dan wewenang yang jelas dalam setiap fungsi atau bagian
yang terdapat di dalam perusahaan. Bagi PT. Arta Boga
37
Cemerlang, struktur organisasi merupakan gambaran yang
menjelaskan mengenai hubungan, kerja sama dari karyawan untuk
mencapai tujuan. Struktur organisasi PT. Arta Boga Cemerlang
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, yang disertakan pula
dengan penjabaran tugas, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing bagian atau fungsi. Penanganan terhadap transaksi
dilakukan oleh lebih dari satu bagian, dengan demikian terjadi
internal check di antara unit organisasi. Penilaian terhadap
kemampuan karyawan dilakukan dengan review kinerja.
f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab.
PT Arta Boga Cemerlang sudah memiliki penetapan
wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing bagian
menurut struktur organisasinya, maka dari itu masing-masing
karyawan mengetahui dengan jelas pekerjaan yang menjadi
tugasnya dan pekerjaan yang bukan merupakan tugasnya.
g. Kebijakan dan praktek SDM
Jika prestasi karyawan dinilai baik dan memenuhi standar
kerja yang ditetapkan maka pengajuan gaji serta promosi akan
dipertimbangkan. Untuk meningkatkan penjualan, ditetapkan
intensif bagi karyawan lapangan yang memiliki prestasi kerja yang
melebihi target, intensif yang dijanjikan diharapkan akan
memberikan
meningkatkan
motivasi
penjualan
khusus
(Duta
kepada
arta
dan
karyawan
Sales
untuk
Manajer).
Perusahaan menunjuk bagian khusus untuk melakukan pengawasan
38
dan pemantauan, baik yang diterjunkan dari pusat maupun
karyawan khusus dalam perusahaan. Namun sayangnya setelah
masa training terlewati tidak ada kebijakan perusahaan dalam
melakukan peningkatan karyawan dengan pelatihan khusus.
Perusahaan menilai pelatihan khusus sudah tidak diperlukan lagi
dan dianggap tidak efektif. Perusahaan juga tidak mengasuransikan
karyawan (fidelity bonding), perusahaan hanya melakukan tindakan
hukum jika terjadi kecurangan. PT. Arta Boga cemerlang tidak
melakukan pemberlakuan rotasi pekerjaan kepada karyawannya.
Perusahaan menilai rotasi kerja tidak efektif dan mengharuskan
karyawan untuk melakukan adaptasi.
2. Penaksiran risiko.
Dalam menangani persediaan, khususnya produk makanan
dan minuman, perusahaan tentunya harus memperhatikan tanggal
kadaluwarsa persediaannya, maka dari itu pihak perusahaan
menetapkan tugas kepada kepala gudang untuk mengatur tata letak
gudang, melakukan pengecekan gudang dan melakukan bongkar
muat barang agar persediaan yang datang terlebih dahulu juga
terjual lebih dahulu. Perubahan kondisi akan dilaporkan karyawan
kepada manajer dan akan dilakukan pengarahan secara langsung
oleh sales manajer. Dalam menghadapi perubahan lingkungan
internal perusahaan, supervisor operasional dan FEA ditunjuk
untuk melakukan pemantauan dan tindakan perbaikan terhadap
segala perubahan internal perusahaan. Perusahaan membeli
39
informasi dari pihak luar untuk mengetahui perubahan eksternal,
mulai dari minat pasar, persaingan antar perusahaan untuk tetap
menarik minat konsumen, serta tetap dilakukan promosi untuk
produk baru. Perusahaan tetap melakukan seleksi terhadap produk
yang diminati pasar serta melakukan inovasi baru untuk
menyesuaikan minat pasar. Selama ini perusahaan mampu
mengikuti perubahan minat pasar. Perusahaan selalu berusaha
memperluas
lini
produknya
untuk
menjangkau
kebutuhan
konsumennya, namun luasnya lini produk yang dimilik perusahaan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk meningkatkan
pengendaliannya.
3. Aktivitas pengendalian
Di dalam perusahaan, setiap transaksi hanya terjadi atas
dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu perusahaan mengatur
bagaimana pembagian wewenang dan otorisasi untuk setiap
bagian. Karena otorisasi yang memadahi dalam perusahaan sangat
diperlukan
mendukung
untuk
mendukung
jalannya
siklus
pengesahan
pendapatan
dokumen
dan
yang
mendukung
pengendalian internal yang memadahi. Dengan adanya otorisasi
ini, perusahaan dapat mengesahkan semua dokumen yang telah
diotorisasi untuk ditindak lanjuti ke bagian berikutnya sehingga
tidak terjadi penyalahgunaan dokumen. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya cap atau tanda tangan oleh pihak yang berwenang
40
baik dari fungsi penjualan, kredit, penerimaan kas, pengiriman
maupun bagian gudang sebagai bukti bahwa dokumen tersebut
telah diotorisasi dan telah sah untuk dilanjutkan ke bagian
selanjutnya. Pemisahan tugas telah dilakukan sesuai dengan
struktur organisasi yang telah dimiliki oleh perusahaan.
Dalam
melakukan
pengolahan
transaksi,
perusahaan
menggunakan sistem linkport, dan untuk laporan yang dihasilkan
akan dilakukan analisis oleh supervisor operasional dan review
kinerja oleh sales manajer. Penghitungan dan penyesuaian dengan
catatan persediaan dilakukan secara berkala oleh bagian gudang,
dilakukan juga pengecekan oleh FEA dan Internal audit dari pusat.
Akses terhadap persediaan diserahkan sepenuhnya kepada
kepala gudang dengan pengawasan FEA. Pemisahan wewenang
dalam pelaksana transaksi dilakukan oleh fungsi yang berbeda,
untuk pelaksana transaksi oleh duta arta dan wewenang transaksi
oleh sales manajer.
Perusahaan sudah memiliki sistem yang terkomputerisasi
yaitu linkport, hal ini membantu memudahkan dalam pengerjaan
pencatatan transaksi, dan untuk mengakses data diperlukan
password agar diketahui siapa saja yang melakukan akses data.
4. Informasi dan komunikasi
Perusahaan telah memiliki sistem akuntansi yang cukup
memadahi dengan adanya prosedur-prosedur yang memperhatikan
bagaimana transaksi yang terjadi dicatat, diklasifikasikan dan
41
kemudian dilaporkan. Dalam praktek pelaksanaannya perusahaan
telah memenuhi semua asersi, pemenuhan asersi tersebut dilakukan
dengan : pencatatan transaksi berdasarkan dokumen pendukung,
pencatatan dilakukan sesuai dengan tahap pencatatan, saldo
piutang telah dicatat dan dihitung dengan benar, pencatatan dan
penerimaan kas sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan
segala aktivitas penjualan dan kas masuk dilaporkan ke bagian
terkait. Pihak manajemen mengadakan rapat mingguan untuk
mengevaluasi
kinerja
karyawan.
Komunikasi
tidak
hanya
disampaikan dari atasan kepada karyawan, namun karyawan juga
dapat menyampaikan masukan kepada pihak manajemen.
5. Pengawasan atau monitoring
Pada PT. Arta Boga Cemerlang, laporan penjualan
dilaporkan tepat waktu, pemantauan dan tindakan perbaikan akan
segera dilakukan bila terjadi penyimpangan. Bentuk pemantauan
lain yang dilakukan antara lain : Supervisor Operasional
melakukan pengecekan terhadap dokumen penjualan, laporan
penjualan, cek, dan
setoran bank. Dengan adanya pemantauan
harian ini maka diharapkan kemungkinan terjadinya salah
penghitungan semakin sedikit dan risiko terjadinya kecurangan
yang dilakukan oleh bagian keuangan semakin kecil.
Kepala gudang dan FEA melakukan pengecekan secara
rutin terhadap persediaan barang di gudang. Dengan adanya
pengecekan secara rutin terhadap persediaan barang diharapkan
42
bila terjadi ketidakcocokan antara persediaan gudang dan kartu
persediaan akan segera diketahui dan ditindak lanjuti.
Tabel 4.2
Pengendalian Internal siklus penjualan PT. Arta Boga Cemerlang.
Unsur pengendalian
1.
Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit.
2.
Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan
dan fungsi kredit.
3.
Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas.
4.
Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu
orang atau lebih dari satu fungsi.
5.
Mengotorisasi terjadinya transaksi.
6.
Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir surat order
pengiriman.
7.
Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi
kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada
credit copy (tembusan surat order pengiriman).
8.
Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh
fungsi pengiriman dengan menandatangani surat
order pengiriman.
Sesuai
Tidak
sesuai
43
Unsur Pengendalian
Tidak
Sesuai
sesuai
9.
Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan
dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur
penjualan.
10. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
dilakukan oleh karyawan yang di beri wewenang
untuk itu.
11. Menggunakan formulir bernomor urut cetak.
12. Secara
periodik
fungsi
akuntansi
mengirim
pernyataan piutang kepada debitur.
13. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol
piutang ke dalam buku besar.
Dari tabel 4.2 mengenai Pengendalian internal siklus penjualan maka
dapat diuraikan kesesuaian penerapan Pengendalian internal PT. Arta Boga
Cemerlang Salatiga adalah sebagai berikut :
1. Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit.
Fungsi penjualan dilakukan oleh Duta Arta, namun pemberian otorisasi
penjualan dan batas kredit tetap dilaksanakan oleh sales manajer
berdasarkan ketentuan yang telah ditelusuri oleh fungsi kredit. Pemisahan
fungsi ini ditujukan untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih
dikarenakan kecenderungan fungsi penjualan untuk menjual barang
44
sebanyak-banyaknya yang sering kali mengabaikan dapat ditagih atau
tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu
diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum
transaksi penjualan kredit dilaksanakan.
2. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
Fungsi pencatatan transaksi dilakukan oleh beberapa karyawan yang saling
berhubungan namun memiliki tugas yang berbeda, sehingga pencatatan
dipastikan tercatat dengan benar. Antara fungsi pencatatan, fungsi
penjualan, dan fungsi kredit dilakukan oleh karyawan yang berbeda.
Dengan dipisahkannya fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi
kredit tersebut maka catatan piutang dapat dijamin ketelitian dan
keandalannya serta kekayaan perusahaan dapat dijamin keamanannya,
sehingga piutang dapat ditagih
3. Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas.
Fungsi pencatatan dilakukan oleh admin manual dan admin entri,
kemudian berdasarkan surat setoran sales yang di cetak oleh fungsi
pencatatan, Duta Arta melakukan pelaporan dan penyetoran kas kepada
kasir. Dengan adanya pemisahan ini diharapkan dapat mencegah adanya
manipulasi penerimaan kas dari seorang debitur untuk kepentingan
pribadinya dan menutupi kecurangan dengan cara mencatat ke dalam kartu
piutang debitur tersebut dari penerimaan kas debitur lainnya
4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu
fungsi.
45
Setiap transaksi akan melibatkan lebih dari satu karyawan dan juga
dilakukan pengecekan oleh FEA untuk lebih menjamin tercapainya
internal control.
5. Mengotorisasi terjadinya transaksi.
Setiap order penjualan baik penjualan tunai maupun kredit harus mendapat
otorisasi dari Sales manajer. Dengan adanya otorisasi dari pihak yang
berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu maka
kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang
dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya
6. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
Berdasarkan data faktur penjualan yang telah diotorisasi sales manajer dan
Duta Arta, dicetak tembusan pengiriman barang dan di serahkan kepada
sopir selaku fungsi pengiriman barang. Dengan demikian fungsi penjualan
bertanggung jawab atas perintah pengiriman yang di tujukkan kepada
fungsi pengiriman dalam pemenuhan order yang di terimanya dari
pembeli.
7. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order
pengiriman).
Berdasarkan surat order Duta Arta yang telah diotorisasi oleh sales
manajer kemudian dicetak faktur penjualan. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi risiko tak tertagihnya piutang.
46
8. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman
dengan menandatangani surat order pengiriman.
Setelah melakukan pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan
tanda tangan pada faktur penjualan, dibubuhkan juga tanda tangan dari
konsumen sebagai bukti konsumen telah menerima barang sesuai dengan
order yang dilakukan.
9. Terjadinya
piutang
diotorisasi
oleh
fungsi
penagihan
dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
Fungsi penagihan melakukan penagihan berdasarkan surat penagihan
sales. Fungsi pencatatanlah yang melakukan pengecekan terhadap bukti
terkait yang dilaporkan oleh fungsi pengiriman. Informasi tentang harga
dan kualitas barang tercatat otomatis oleh sistem yang ada, sehingga fungsi
penagihan tidak bisa melakukan manipulasi harga.
10. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan
yang diberi wewenang untuk itu.
Pencatatan dilakukan oleh admin manual dan di input ke sistem oleh
admin entry berdasarkan faktur yang diotorisasi oleh sales manajemen dan
kas masuk dicatat berdasarkan surat tagihan sales. Dengan cara ini maka
tanggung jawab atas perubahan catatan akuntansi dapat dibebankan
kepada karyawan tersebut, sehingga semua dokumen dan perubahan data
yang dicantumkan semua bisa dipertanggung jawabkan.
11. Menggunakan formulir bernomor urut cetak.
Formulir dicetak dengan nomor cetak urut menggunakan sistem linkport
PT Arta Boga Cemerlang. Untuk menciptakan praktek yang sehat formulir
47
penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak
dan penggunaan nomor tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang
memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut.
12. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada
debitur.
Tidak ada pengiriman pernyataan piutang kepada konsumen, dengan
alasan bahwa umur piutang perusahaan hanya dua minggu. Jadi
pengiriman pernyataan piutang dianggap tidak efektif, bila ada piutang
perusahaan yang tak tertagih maka fungsi penagihan harus bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap piutang, jika penentuan batas waktu sudah
terlampaui maka akan dilakukan penarikan barang. Konfirmasi piutang
hanya berdasarkan faktur penjualan.
13. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang ke dalam
buku besar.
Dilakukan pengontrolan umur piutang oleh admin manual dan rekonsiliasi
buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi
yang dicatat di rekening kontrol piutang dalam buku besar praktek yang
sehat mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku
pembantu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.
48
Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas.
Tabel 4.3
Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas PT. Arta Boga Cemerlang
Unsur pengendalian
1.
Sesuai
Tidak
Sesuai
Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan
fungsi penerimaan kas.
2.
Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi.
3.
Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam
bentuk cek atas nama dengan cara pemindahbukuan
sehingga menjamin masuknya pembayaran ke dalam
rekening giro perusahaan.
4.
Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar
daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi
akuntansi.
5.
Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara
perhitungan kas dan di setor penuh ke bank dengan segera.
6.
Para penagih dan kasir harus diasuransikan.
Dari tabel 4.3 mengenai Pengendalian internal siklus penerimaan kas maka
dapat diuraikan kesesuaian penerapan Pengendalian internal PT. Arta Boga
Cemerlang Salatiga adalah sebagai berikut :
49
1. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan fungsi
penerimaan kas.
Fungsi pencatatan dilakukan oleh admin manual dan admin entry, fungsi
penagihan dilakukan oleh duta arta, sedangkan fungsi penerimaan kas
dilakukan oleh kasir, kemudian kasir melakukan pelaporan kas ke kantor
pusat. Hal ini dilakukan untuk menciptakan internal check fungsi
penagihan yang bertanggung jawab untuk menagih dan menerima uang
dari pelanggan dan fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengecekan dan penyetoran uang tunai hasil penagihan ke
rekening perusahaan di bank.
2. Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi
Fungsi penerimaan kas dan fungsi pencatatan piutang masing-masing
dilakukan oleh bagian yang berbeda. Bagian kasir hanya melakukan
pelaporan kas yang di terima sementara admin entry dan manual bertugas
melakukan
pencatatan
dan
peninjauan
terhadap
penagihan
serta
memastikan umur piutang tak tertagih konsumen tidak melewati batas.
Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi ini dilakukan
untuk menghindari manipulasi catatan piutang kepada debitur untuk
kepentingan diri sendiri.
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas
nama dengan cara pemindahbukuan sehingga menjamin masuknya
pembayaran ke dalam rekening giro perusahaan.
Dalam penerimaan pembayaran perusahaan menerima pembayaran dalam
bentuk apa pun termasuk penerimaan melalui bilyet giro ataupun
50
penerimaan cek, namun hanya cek atas nama yang diterima. Dan
pembayaran melalui bilyet giro harus terlebih dahulu didaftarkan dan
disetujui oleh sales manajer. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penerimaan kas dari debitur jatuh ke tangan pribadi karyawan. Dengan cek
atas nama dan bilyet giro, pembayaran oleh debitur akan terjamin masuk
ke dalam rekening giro perusahaan.
4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang
yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
Penagihan didasarkan pada surat penagihan sales yang dicetak oleh admin
entry. Hal ini dilakukan agar fungsi penagihan tidak melakukan penagihan
piutang dari debitur, kemudian memakai uang tersebut untuk kepentingan
pribadi dalam jangka waktu tertentu.
5. Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan di
setor penuh ke bank dengan segera.
Setelah menerima uang dari sales maka kasir akan membuat laporan kas
masuk yang kemudian di laporkan ke pusat, sementara uang kas yang
masuk disetorkan ke bank. Penyetoran dilakukan setiap hari setelah
penghitungan kas masuk.
6. Para penagih dan kasir harus diasuransikan
Perusahaan tidak melakukan asuransi untuk menjaga asetnya dari adanya
kecurangan. Perusahaan hanya akan melakukan tindakan hukum jika
karyawan melakukan kecurangan. Sebenarnya pengasuransian karyawan
yang berhubungan langsung dengan kas adalah untuk menghadapi
kemungkinan kecurangan yang dilakukan karyawan, bagian kas dan
51
penagih diasuransikan sehingga jika karyawan yang diserahi tanggung
jawab menjaga uang tersebut melakukan kecurangan, asuransi akan
menanggung risiko kerugian yang timbul.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis COSO dan unsur pengendalian, dapat disimpulkan
bahwa pengendalian yang telah diterapkan pada PT. Arta Boga Cemerlang sudah
efektif, baik dari lingkungan kontrol, penilaian risiko, aktivitas kontrol, informasi
dan komunikasi,maupun dari segi pengawasan.
Sistem pengendalian internal siklus pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang
sudah sesuai dengan unsur-unsur pengendalian namun masih terdapat kelemahankelemahan pada beberapa unsur pengendalian, antara lain :
1. Tidak ada penetapan peraturan tertulis, hanya terdapat sanksi bagi pelaku
karyawan yang melakukan tindakan yang dinilai merugikan perusahaan.
2. Perusahaan tidak mengasuransikan karyawannya, sehingga bila terjadi
kecurangan yang mengakibatkan kerugian perusahaan, perusahaan yang
akan menanggungnya.
3. Lini produk yang luas bisa menjadi suatu aspek kekuatan sekaligus
kelemahan bagi perusahaan.
52
4. Perusahaan tidak melakukan rotasi kepada semua bagian, rotasi hanya
diberlakukan untuk sales manager. Untuk wilayah pemasaran duta arta
juga tidak dilakukan rotasi sehingga ada peluang untuk melakukan
kecurangan.
5. Perusahaan tidak melakukan perangkapan pekerjaan, duta arta melakukan
penjualan seorang diri. Sales manajer hanya melakukan pemantauan dan
terjun lapangan secara langsung sesekali saja, sehingga risiko kecurangan
oleh duta arta masih sering terjadi, meskipun sering kali terdeteksi dengan
segera.
6. Fungsi pencatatan tidak mengirimkan surat pernyataan piutang kepada
debitur.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian Sistem pengendalian internal siklus
pendapatan PT Arta Boga Cemerlang, ada beberapa saran yang dapat digunakan
untuk lebih mengembangkan sistem pengendalian yang telah diterapkan
perusahaan, yaitu :
1. Sebaiknya dibuat peraturan tertulis, sehingga semua bentuk pelanggaran
diberlakukan sanksi tegas dan karyawan mengerti akan tanggung
jawabnya, tentunya dengan adanya peraturan tertulis karyawan akan lebih
mengerti peraturan yang diterapkan perusahaan dan menghindari adanya
kerancuan dalam mengerti dan mematuhi peraturan perusahaan.
53
2. Pengasuransian karyawan yang berhubungan langsung dengan kas dirasa
cukup penting sehingga jika terjadi kerugian yang diakibatkan karyawan,
kekayaan perusahaan tidak berkurang.
3. Dengan adanya lini produk yang luas membuat perusahaan lebih
memperhatikan
pengendalian
khususnya
pengendalian
dari
segi
persediaan.
4. Sebaiknya dilakukan rotasi pekerjaan pada semua karyawan, atau sekedar
lokasi pemasaran duta arta. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi risiko
adanya kecurangan.
5. Sebaiknya dilakukan perangkapan pekerjaan untuk lebih meningkatkan
internal check.
6. Konfirmasi pernyataan piutang kepada debitur diperlukan untuk mencegah
terjadinya lapping oleh duta arta. Dengan cara ini data yang dicatat dalam
piutang dapat dicek pula oleh debitur yang bersangkutan sehingga
pengiriman pernyataan piutang secara periodik ini akan lebih menjamin
ketelitian data akuntansi yang dicatat perusahaan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Diana Anastasia, Lilis Setiawati., 2011, Sistem Informasi Akuntansi
Perancangan, Proses dan Penerapan, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Boynton, C. William, Raymond N.Johnson dan Walker G.Kell, 2003. Modern
Auditing edisi ketujuh jilid 1, Erlangga, Jakarta.
George, H. Bodnar, dan William S. Hopwood, 2003, Sistem Informasi
Akuntansi jilid 1, PT Indeks kelompok Gramedia, Jakarta.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004, Standar Profesi Audit
Internal, Yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta
Krismiaji, 2002,Sistem Informasi Akuntansi, AMP YKPM, Jakarta.
Melinda, Handayani, 2009, Uji Pengendalian Terhadap Siklus Penjualan dan
Penerimaan Kas Studi Kasus pada CV. Maju Jaya Semarang.
Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana (tidak dipublikasikan).
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta
Romney B. Marshall dan Paul John Steinbart, 2006, Sistem Informasi
Akuntansi jilid 2 edisi ke sembilan, Salemba Empat, Jakarta.
Wilkinson, Joseph W., 1993, Sistem Akunting dan Informasi jilid 1, Bina Rupa
Aksara, Jakarta.
Download