1 Pendahuluan Latar belakang masalah Suatu perusahaan pada saat didirikan mempunyai visi dan misi yang berbeda tetapi pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu membangun suatu entitas yang baik dan mencapai laba yang diinginkan. Pengendalian internal dapat membantu suatu perusahaan untuk mencapai target kinerja dan profitabilitas serta mencegah hilangnya aktiva suatu entitas. Seperti yang dinyatakan oleh the American Institute of Certified Accountans, pengendalian internal harus mencapai empat sasaran yaitu : melindungi aset perusahaan (yaitu sumber daya termasuk data dan informasi), memastikan ketepatan dan keandalan data dan informasi akuntansi (artinya menjaga agar data dan informasi bebas dari kesalahan dan menyediakan hasil yang konsisten bila memproses data yang serupa), mendorong efisiensi di semua operasi perusahaan, dan mendorong kapatuhan terhadap prosedur yang ditetapkan manajemen (Wilkinson,1993:198). Kesimpulannya, pengendalian internal yang baik dapat membantu suatu entitas untuk mencapai laba dan keberhasilan yang diinginkan. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan. Semakin tinggi volume penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh. Penjualan merupakan unsur utama dalam memperbesar pendapatan perusahaan. Untuk dapat bertahan dan menjadi unggul dalam persaingan, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik sehingga tujuan utama perusahaan tercapai yaitu mencapai laba yang maksimal secara efektif, efisien dan ekonomis, untuk memastikan penjualan dalam kondisi yang baik, 2 maka diperlukan pengendalian internal yang baik dalam perusahaan. Jika pengendalian internal perusahaan tergolong lemah, maka secara otomatis perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Selain perusahaan harus memperhatikan pengendalian internal pada penjualannya, salah satu yang harus diperhatikan juga adalah pengendalian internal pada penerimaan kas. Karena penerimaan kas adalah bagian akhir dari sebuah transaksi penjualan, baik itu penjualan tunai atau kredit. Suatu perusahaan dapat menjalankan operasinya sehari-hari dengan baik jika didukung dengan pengendalian internal yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Penjualan dan penerimaan kas merupakan unsur utama dari siklus pendapatan. Aktivitas yang harus dicatat adalah penerimaan order dari pelanggan, penjualan, dan penerimaan kas. Penjualan dan penerimaan kas merupakan dua hal yang saling berkaitan erat karena setiap kali terjadi transaksi penjualan, pada akhirnya akan menimbulkan penerimaan kas. Keterkaitan tersebut dapat ditinjau dari setiap transaksi penjualan tunai dan kredit. Dalam hal ini, apabila terdapat kelemahan pengendalian pada pendapatan, khususnya pada proses transaksi penjualan, maka akan memberikan pengaruh pada proses penerimaan kas, baik penerimaan tunai maupun untuk proses penagihan pada penjualan secara kredit. Untuk itulah diperlukan adanya pengendalian internal yang baik dan mendukung sistem akuntansi keduanya. Tanpa adanya pengendalian internal yang baik pada siklus pendapatan, khususnya pada sistem penjualan dan penerimaan kas akan mengakibatkan semakin besarnya risiko kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan, dan juga dapat menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dana pada perusahaan tersebut. Penjualan yang dilakukan perusahaan selama ini menggunakan dua metode, yaitu 3 secara tunai dan kredit. Dengan bertambahnya permintaan terhadap produkproduk yang dijual, maka perlu adanya penerapan pengendalian internal mengenai penjualan tunai atau kredit dan penerimaan kas yang tepat dan sesuai untuk mencegah terjadinya risiko penyimpangan atau kecurangan yang akan mengakibatkan terancamnya kelangsungan hidup perusahaan. Demikian pula yang terjadi pada PT. Arta Boga Cemerlang yang membutuhkan sistem pengendalian. PT Arta Boga Cemerlang berdiri pada tahun 1985 dan merupakan distributor tunggal OT yang mendistribusikan produk dari sejumlah produsen ke seluruh wilayah di Indonesia. Arta Boga Cemerlang tersebar di kota-kota di seluruh Indonesia salah satunya berada di Salatiga. Arta Boga Cemerlang Salatiga sendiri merupakan anak perusahaan yang melaporkan segala bentuk kegiatan operasionalnya kepada induk perusahaan yang berada di Semarang. Kegiatan operasional utama Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah aktifitas penjualan. Divisi penjualan Arta Boga Cemerlang dibedakan atas dua divisi yaitu divisi satu yang menjual produk food, dan divisi dua yang menjual produk non food. Siklus pendapatan pada Arta Boga Cemerlang terdiri dari berbagai transaksi yaitu penjualan secara kredit, penjualan tunai, penerimaan kas dari penjualan tunai, dan penagihan piutang. Sistem penjualan ini memungkinkan terjadinya berbagai risiko yaitu piutang tak tertagih, keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah di tentukan, risiko retur karena barang rusak atau tidak sesuai pesanan dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan. Dari sini kemudian peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terkait dengan upaya yang digunakan Arta Boga Cemerlang mengenai pengendalian internal agar resiko-resiko tersebut dapat dicegah. 4 . Dalam tulisan ini penulis akan menguraikan standar control menurut unsur pengendalian yang ditetapkan oleh Mulyadi dan Committee of the Sponsoring Organizations (COSO) yang berisi tentang rumusan definisi pengendalian internal, pedoman penilaian serta perbaikan terhadap sistem pengendalian internal, yang penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan dan proses operasional dalam konteks organisasional sehingga perbaikan dan kontol dapat dilakukan secara menyeluruh. Secara garis besar COSO menghadirkan suatu kerangka kerja terkait dengan definisi pengendalian internal, komponen-komponennya dan kriteria pengendalian internal yang dapat dievaluasi. Unsur pengendalian yang diungkapkan Mulyadi merupakan unsur pengendalian internal yang terbatas pada pembahasan aktivitas pengendalian saja, maka dari itu standar COSO digunakan juga untuk mengidentifikasi pengendalian internal secara lebih menyeluruh. Dengan memperhatikan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal siklus pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan pengendalian internal siklus pendapatan serta bisa dijadikan bahan informasi bagi pihak manajemen mengenai pengendalian internal terhadap siklus pendapatan. 5 KIBLAT TEORITIS Sistem Pengendalian Internal Pengendalian Internal adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen (Krismiaji, 2002:218). Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang di pengaruhi oleh jajaran direktur, entitas manajemen, dan karyawan lainnya dirancang untuk memberikan jaminan masuk akal mengenai pencapaian tujuan dalam kategori (a) Pelaporan yang bisa diandalkan, (b) Efektivitas dan efisiensi dari operasi, dan (c) Pemenuhan hukum dan peraturan yang berlaku (Bodnar, 2003:233). Menurut Commitee of Sponsoring Organization (COSO) ada lima komponen pengendalian internal, yaitu : 1. Lingkungan Kontrol Lingkungan kontrol adalah efek kumpulan dari beragam faktor pada pembuatan, penguatan, atau mengurangi efektivitas dari kebijakan dan prosedur khusus, dengan kata lain, lingkungan kontrol mengatur keseluruhan nada dari organisasi dan mempengaruhi kesadaran kontrol dari karyawan. Faktor yang disertakan dalam lingkungan kontrol adalah sebagai berikut : a. Nilai integritas dan etika. Perilaku etis manajer dan karyawan berdampak besar pada keseluruhan pengendalian internal. Manajemen harus mengambil tindakan proaktif 6 untuk memastikan semua karyawan benar-benar sadar akan standar perilaku, di mana manajemen harus berpegang teguh pada nilai-nilai etika meski menghadapi keputusan yang sulit, ini akan menjadi pesan yang positif bagi semua karyawan. b. Komitmen pada kompetensi. Perusahaan harus merekrut karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi kondisi dinamis, karena itu karyawan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang di kerjakan. c. Filosofi manajemen dan gaya operasional. Manajemen harus mengambil tindakan yang aktif untuk menjadi contoh berperilaku etis dengan bertindak sesuai dengan kode etik serta bertanggung jawab untuk menyusun kode etik perusahaan. d. Perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya. Dewan direksi bertanggung jawab untuk memilih komite audit yang beranggotakan orang-orang dari luar perusahaan. Peran komite audit adalah memantau akuntansi perusahaan serta praktek dan kebijakan pelaporan keuangan. e. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan pencerminan wewenang dan tanggung jawab perusahaan. Otorisasi adalah hak yang dimiliki karena posisi formal seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu 7 dan untuk diminta pertanggung jawabannya atas hasil yang dicapai. Penetapan otorisasi dan tanggung jawab berfungsi penting bagi organisasi untuk memberikan deskripsi jelas pekerjaan. f. Kebijakan pada sumber daya manusia. Kegiatan sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan, perlindungan karyawan dan pemberhentian karyawan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk pencapaian operasi yang efisien dan memelihara integritas data. 2. Penilaian risiko Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Langkah yang paling kritis dalam penilaian risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi Internal dan eksternal dan tindakan yang mungkin diperlukan. 3. Aktivitas kontrol Aktivitas kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang di buat untuk membantu dan menjamin bahwa arahan manajemen telah di jalankan. 4. Informasi dan komunikasi Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk mengenali, menyusun, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk mempertahankan akuntabilitas untuk aset dan pasiva 8 yang berhubungan. Sementara komunikasi berhubungan mengenai kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan kontrol. Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur yang memadai, manual kebijakan, dan jenis dokumen lainnya. 5. Pengawasan atau monitoring Pengawasan melibatkan proses berkelanjutan dari penilaian mutu kontrol internal atas waktu dan pengambilan tindakan korektif saat dibutuhkan. Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus berjalan, evaluasi terpisah, atau suatu kombinasi dari keduanya. Aktivitas yang terus berjalan meliputi aktivitas penyeliaan manajemen dan tindakan lain yang bisa diambil karyawan untuk meyakinkan proses kontrol internal efektif yang terus berjalan. Sedangkan pengendalian internal atas siklus pendapatan mencakup hal-hal sebagai berikut (Mulyadi, 2001:221) : 1. Unsur Pengendalian – transaksi penjualan kredit a. Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit. Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya yang sering kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Pemisahan fungsi ini ditujukan untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih. 9 b. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. Dalam sistem penjualan kredit, fungsi akuntansi yang melaksanakan pendataan piutang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi penjualan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi penjualan dan dari fungsi kredit yang mengecek kemampuan pembeli dalam melunasi kewajibannya. Dengan dipisahkannya fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit tersebut maka catatan piutang dapat dijamin ketelitian dan keandalannya serta kekayaan perusahaan dapat dijamin keamanannya, sehingga piutang dapat ditagih. c. Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas. Dengan adanya pemisahan ini diharapkan dapat mencegah adanya manipulasi penerimaan kas dari seorang debitur untuk kepentingan pribadinya dan menutupi kecurangan dengan cara mencatat ke dalam kartu piutang debitur tersebut dari penerimaan kas debitur lainnya. d. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. Dalam melaksanakan kegiatan pokok perusahaan harus diperhatikan unsur pokok sistem pengendalian internal bahwa setiap transaksi harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih dari satu karyawan atau lebih dari satu fungsi. Dengan penggunaan unsur pengendalian tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan satu dicek ketelitiannya dan keandalannya oleh karyawan yang lain. 10 e. Mengotorisasi terjadinya transaksi. Dengan adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya. f. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman dalam pemenuhan order yang di terimanya dari pembeli. g. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order pengiriman). Tembusan order ini bertujuan untuk dibubuhkan tanda tangan dari bagian kredit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko tak tertagihnya piutang. h. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan menandatangani surat order pengiriman. Dokumen surat order pengiriman dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan sebagai bukti telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai dengan perintah pengiriman barang yang telah diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi penagihan dapat 11 segera melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen penagihan piutang. i. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh fungsi penagihan pada fungsi penagihan pada faktur penjualan berarti bahwa : i. Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung. ii. Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual berdasarkan keputusan perusahaan. iii. Fungsi penagihan telah mendasarkan pencantuman informasi kualitas barang yang dikirim oleh faktur penjualan berdasarkan kualitas barang yang tercantum dalam copy surat pengiriman barang dan surat muat. j. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang di beri wewenang untuk itu. Setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk mengubah catatan akuntansi serta membubuhkan tanda tangan. Dengan cara ini maka tanggung jawab atas perubahan catatan akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tersebut, sehingga semua dokumen dan perubahan data yang dicantumkan semua bisa dipertanggung jawabkan. k. Menggunakan formulir bernomor urut cetak. 12 Untuk menciptakan praktek yang sehat formulir penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu, dalam sistem penjualan, formulir pokok surat order pengiriman dan faktur penjualan harus bernomor urut cetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang bersangkutan. l. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada debitur. Dengan cara ini data yang dicatat dalam piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secara periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat perusahaan. m. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang ke dalam buku besar. Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di rekening kontrol piutang dalam buku besar praktek yang sehat mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. 2. Unsur pengendalian – Siklus penerimaan kas. 13 a. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. Untuk menciptakan internal check fungsi penagihan yang bertanggung jawab untuk menagih dan menerima uang dari pelanggan harus dipisahkan dari fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan dan penyetoran uang tunai hasil penagihan ke rekening perusahaan di bank. b. Pemisahan fungsi penerimaan kas dan fungsi akuntansi Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi ini dilakukan untuk menghindari manipulasi catatan piutang kepada debitur untuk kepentingan diri sendiri. c. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama. Hal ini dilakukan untuk menghindari penerimaan kas dari debitur jatuh ke tangan pribadi karyawan. Dengan cek atas nama dan bilyet giro, pembayaran oleh debitur akan terjamin masuk ke dalam rekening giro perusahaan. d. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Hal ini dilakukan agar fungsi penagihan tidak melakukan penagihan piutang dari debitur, kemudian memakai uang tersebut untuk kepentingan pribadi dalam jangka waktu tertentu. e. Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan di setor penuh ke bank dengan segera. 14 Secara periodik fungsi pemeriksa intern melakukan penghitungan kas dan hasil penghitungan tersebut direkam dalam suatu dokumen yang disebut berita acara penghitungan kas, selesai dihitung, kas tersebut disetor ke bank dalam jumlah penuh. f. Para penagih dan kasir harus diasuransikan Untuk menghadapi kemungkinan kecurangan yang dilakukan karyawan, bagian kas dan penagih diasuransikan sehingga jika karyawan yang diserahi tanggung jawab menjaga uang tersebut melakukan kecurangan, asuransi akan menanggung risiko kerugian yang timbul. Siklus pendapatan Siklus pendapatan adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut. Siklus pendapatan sendiri mencatat empat aktivitas atau kejadian ekonomi yaitu : (a) Penerimaan pesanan barang atau jasa dari pelanggan – dicatat dengan menggunakan sistem aplikasi pengolahan pesanan, (b) Pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan – dicatat dengan menggunakan sistem aplikasi pengiriman, (c) Penagihan kepada pelanggan – dicatat dengan menggunakan sistem aplikasi tagihan, (d) Penerimaan kas dari pembelian, baik dari pembelian tunai maupun pelunasan piutang – dicatat dengan menggunakan aplikasi sistem penerimaan kas. (Krismiaji,2002:269) 15 Nalar konsep Konsep pengendalian semakin lama semakin dirasa penting karena menempati posisi yang strategis untuk mencegah adanya kerugian karena ancaman terhadap sistem informasi akuntansi yang semakin lama semakin meningkat baik dari sisi jenis maupun intensitasnya, selain itu kemajuan di bidang pengolahan data juga semakin berkembang sehingga ikut meningkat pula ancaman yang menyertainya. Dalam siklus pendapatan dibutuhkan pengendalian internal, karena dalam siklus yang berhubungan langsung dengan kas rawan terjadinya berbagai bentuk kecurangan. Fungsi dari sistem pengendalian internal yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa : transaksi telah diotorisasi dengan tepat, transaksi yang di catat adalah valid, transaksi yang valid dan diotorisasi telah di catat, semua transaksi telah di catat dengan akurat, semua aktiva telah dilindungi dari kehilangan dan pencurian, dan semua aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif. Sistem pengendalian internal yang handal juga dapat mencegah terjadinya kerugian yang diakibatkan penggunaan sumber daya yang boros dan keputusan manajemen yang tidak akurat. Tujuan umum dari proses pengendalian internal adalah untuk mendukung para pihak yang terlibat dalam kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dikomunikasikan oleh organisasi. Secara rinci tujuan pengendalian internal tersebut adalah : Keandalan dan integritas Informasi keuangan dan operasi, kegiatan operasi dilaksanakan secara efisien dan mencapai hasil yang diharapkan secara efektif, keamanan aset organisasi, serta kegiatan dan 16 keputusan organisasi berada dalam koridor kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundangan yang berlaku. METODE PENELITIAN Jenis Data Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara sales manajer dengan pertanyaan wawancara terlampir (lampiran 1) dan observasi berkaitan dengan pengendalian internal siklus pendapatan. Data sekunder adalah dokumen yang terkait dengan siklus pendapatan yang berupa laporan penjualan harian, laporan penjualan bulanan, faktur penjualan cash, faktur penjualan kredit, rekap pengiriman barang per konsumen ,dan laporan analisis umur piutang (Lampiran 2). Prosedur pengumpulan data dan teknik analisis Agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai maka prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengumpulan fakta perusahaan dengan wawancara dan observasi serta meminta dokumen berupa bukti transaksi siklus pendapatan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis sistem Pengendalian internal adalah analisis kualitatif deskriptif. Analisa yang dilakukan adalah dengan membandingkan teori-teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi pada 17 perusahaan, berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Langkah analisis yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami Prosedur terkait siklus pendapatan pada PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga dengan melakukan wawancara kepada sales manajer selaku pemimpin perusahaan. 2. Memahami prosedur pengendalian internal yang diterapkan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga dengan melakukan observasi berdasarkan komponenkomponen pengendalian internal. 3. Mengidentifikasi efektivitas pengendalian dengan membandingkan prosedur yang telah diterapkan perusahaan dengan standar COSO dan unsur pengendalian menurut Mulyadi kemudian mengidentifikasi kelemahannya. ANALISIS DATA Sejarah PT Arta Boga Cemerlang Salatiga PT. Arta Boga Cemerlang merupakan distributor tunggal produk Orang Tua (OT) yang mendistribusikan produk dari sejumlah produsen ke seluruh wilayah Indonesia. Cikal bakal Arta Boga Cemerlang sebagai perusahaan distribusi telah dimulai sejak tahun 1948. Saat ini PT. Arta Boga Cemerlang merupakan perusahaan distribusi terbesar di Indonesia yang mengkhususkan diri pada pendistribusian produk kebutuhan sehari-hari meliputi beragam kategori, yang masing-masing kategori mencakup lebih dari satu merek. Saat ini divisi penjualan Arta Boga Cemerlang dibedakan atas dua divisi, yaitu divisi food dan 18 non food. Divisi food sendiri terbagi menjadi dua yaitu divisi makanan dan divisi minuman. Pasar tradisional dilayani oleh tim pengecer dan tim grosir, sedangkan pasar modern dilayani oleh tim supermarket, minimarket, dan hypermarket. Ada pun beberapa produk yang didistribusikan seperti baterai ABC Carbon Zinc, ABC alkaline, Kratingdeng, Kiranti, Oops, produk Formula dan wafer Tanggo menjadi produk andalan yang pemimpin pasaran. PT Arta Boga Cemerlang Salatiga yang pertama terletak di Jalan Imam Bonjol, namun karena ada kebijakan baru dari kantor pusat di Jakarta yang menyatakan bahwa anak perusahaan tidak diizinkan memiliki gudang sendiri, maka kemudian kantor cabang Salatiga berpindah ke tempat yang lebih sempit tanpa memiliki gudang persediaan, kantor yang kedua ini masih di daerah Imam Bonjol. Setelah itu kemudian keluarlah kebijakan baru lagi dari kantor pusat bahwa setiap anak perusahaan harus memiliki gudang persediaan tersendiri, maka sejak tahun 2009 kantor cabang Salatiga pindah ke jalan Soekarno Hatta sampai sekarang. Saat ini PT Arta Boga Cemerlang Salatiga dikepalai oleh Bapak Alfeus Kristiawan Putra yang menjabat sebagai Sales Manajer tunggal yang mempunya wewenang dan tanggung jawab penuh atas semua aktivitas penjualan yang diterima. PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga merupakan cabang dari pusat Semarang yang beralamatkan di JL. Jenderal Gatot Subroto, Kawasan Industri Candi Blok A nomor 1. Segala aktivitas penjualan harus dilaporkan kepada kantor pusat di Semarang. Karena PT Arta Boga Cemerlang Salatiga hanya merupakan cabang perusahaan saja maka aktivitas utama yang dilakukan hanya aktivitas pendapatan saja, sedangkan yang berhubungan dengan aktivitas pengeluaran sepenuhnya diatur oleh pusat. Persediaan barang sendiri PT Arta Boga Cemerlang 19 Salatiga mendapatkan suplai dari depo cabang kota lain, dari produsen langsung, dan dari depo Pusat. Sedangkan wilayah pemasarannya terbatas di wilayah Salatiga antara lain Pudak Payung, Tengaran, Beringin, Ngablak, Sumowono, dan Bandungan. Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan kegiatan pokok perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut dibentuk unit-unit organisasi untuk melaksanakan tugas perusahaan. Berikut gambaran struktur organisasi PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga : Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. 20 Pada PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga wewenang tertinggi berada di tangan Sales Manajer yang merangkap fungsi sebagai fungsi kredit. Jumlah karyawan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah 23 orang dengan rincian struktur organisasi sebagai berikut : 1. Sales Manager : Merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi yang mengepalai seluruh karyawan dalam organisasi. 2. Supervisor Organisasi : Merupakan jabatan yang berada di tingkatan ke2 setelah Sales Manajer. Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan sales manajer namun supervisor operasional tidak bertanggung jawab langsung kepada sales manajer. 3. Kepala Gudang : Merupakan karyawan yang berada di bawah sales manajer. Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan sales manager namun juga tidak mempunyai tanggung jawab secara langsung kepada sales manajer. 4. Kasir : Merupakan tingkatan yang berada di bawah sales manajer dan supervisor operasional namun tidak bertanggung jawab secara langsung. Kasir mempunyai cakupan pekerjaan yang berhubungan dengan sales manajer, supervisor operasional, dan duta arta. 5. Duta Arta atau Sales : Merupakan tingkatan di bawah sales manajer sekaligus bertanggung jawab secara langsung kepada sales manajer. Duta arta memiliki cakupan pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor operasional, kepala gudang dan kasir. 21 6. Pengurus gudang tetap : Merupakan karyawan di bawah kepala gudang yang bertanggung jawab langsung kepada kepala gudang dan merupakan pegawai tetap dalam organisasi. 7. Pengurus gudang honorer : Merupakan karyawan di bawah kepala gudang yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala gudang namun belum menjadi pegawai tetap dalam perusahaan. 8. Admin Manual : Merupakan tingkatan di bawah supervisor operasional yang bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor operasinal. admin manual juga berada di bawah kasir namun tidak bertanggung jawab secara langsung kepada kasir. Admin manual mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor operasional, kasir, admin entry dan sopir/asisten penjualan. 9. Admin Entry : Merupakan tingkatan di bawah supervisor operasional yang bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor operasional. Admin entry juga berada di bawah kasir namun tak bertanggung jawab secara langsung. Admin entry mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor operasional, kasir, admin manual dan sopir/asisten penjualan. 10. Sopir/asisten penjualan : Merupakan tingkatan di bawah supervisor operasional yang bertanggung jawab secara langsung kepada supervisor operasional. Sopir/asisten penjualan juga berada di bawah kasir namun tidak bertanggung jawab secara langsung. Sopir/asisten penjualan mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan supervisor operasional, kasir, Admin manual dan Admin entry. 22 11. FEA : Merupakan karyawan yang tidak berhubungan langsung dan tidak bertanggung jawab kepada siapa pun. FEA merupakan Audit Internal yang bertanggung jawab menjaga aset di dalam perusahaan 12. Satpam : Merupakan karyawan di dalam perusahaan yang tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Satpam hanya bertugas menjaga keamanan perusahaan. Dalam Organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari karyawan yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut. Oleh karena itu dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk melaksanakan transaksi, berikut fungsi penjualan yang ditetapkan dalam PT. Arta Boga Cemerlang : 1. Fungsi Penjualan Fungsi penjualan bertanggung jawab menerima order pembelian, input data dan detail pesanan pada PDA, menginformasikan kepada pelanggan kapan barang akan di kirim, meminta otorisasi kepada fungsi kredit, dan melakukan pelaporan pada fungsi pencatatan. Fungsi penjualan juga memiliki tanggung jawab untuk memperluas jangkauan penjualan, serta melakukan promosi produk baru. Pada saat melakukan order fungsi penjualan membawa PDA yang memiliki sistem linkport sehingga diketahui persediaan apa saja yang masih bisa di order oleh pelanggan. Dari sistem ini dipastikan bahwa tidak akan terjadi back order dikarenakan tidak tersedianya persediaan. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan Duta Arta. 23 2. Fungsi Kredit Fungsi Kredit bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan langsung kondisi toko, uji kelayakan toko, menentukan batas kredit, meneliti status kredit pelanggan,dan memberikan otorisasi kredit. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan sales manajer. 3. Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggung jawab dalam menjaga aset perusahaan berupa persediaan, mengatur susunan gudang, melakukan opname persediaan secara berkala, menghitung suplai persediaan yang datang, melakukan bongkar muat barang, memberikan otorisasi atas alih statis dan keadaan retur barang, menyiapkan barang yang dipesan sesuai surat bongkar muat barang, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan kepala gudang dan di bantu oleh pengurus gudang. 4. Fungsi Pengiriman. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman, menjamin bahwa barang yang keluar dari perusahaan sudah mendapat otorisasi dari yang berwenang, serta bertanggung jawab penuh atas penyerahan barang kepada pelanggan. Dalam struktur organisasi fungsi pengiriman berada di tangan bagian supir atau biasa disebut asisten penjualan. 5. Fungsi penagihan. Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk menyerahkan faktur penjualan kepada pelanggan serta melakukan penagihan sesuai dengan faktur 24 penjualan dan melakukan pelaporan atas penerimaan kas dari pelanggan kepada bagian pencatatan dan bagian keuangan. Dalam struktur organisasi fungsi penagihan merangkap fungsi dengan bagian penjualan yaitu berada di tangan duta arta. 6. Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang, mencetak laporan penjualan, menyiapkan surat bongkar muat barang, surat tembusan pengiriman, dan surat penagihan sales, serta melaporkan aktivitas penjualan ke pusat. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan admin manual dan admin entry. 7. Fungsi Keuangan. Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk menerima kas yang telah dilakukan oleh fungsi penagihan serta melaporkan hasil penagihan serta melakukan penyetoran ke bank. Dalam struktur organisasi fungsi ini berada di tangan kasir. Berikut dokumen yang di gunakan PT Arta Boga Cemerlang: 1. Surat order pengiriman dan tembusannya. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari : • Surat Order pengiriman. • Tembusan gudang (surat bongkar muat gudang) 2. Faktur dan tembusannya. • Faktur penjualan • Tembusan piutang. 25 • Surat order pengiriman (rekap pengiriman barang) Merupakan dokumen yang memberikan otorisasi kepada bagian pengiriman barang untuk menyerahkan barang ke pelanggan. Prosedur Pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. Prosedur pendapatan PT Arta Boga Cemerlang dimulai dengan pemesanan order oleh konsumen kepada Duta Arta. Duta Arta mencatat data pemesanan barang dalam sistem linkport dalam PDA, setelah pencatatan data pembelian dilakukan, kemudian data dicetak dan diserahkan ke Sales manajer untuk diotorisasi, kemudian order penjualan yang telah diotorisasi di serahkan kepada bagian pencatatan untuk dilakukan input data dalam sistem linkport, dari data yang di input kemudian dicetak 4 lembar faktur, surat pengiriman barang, surat bongkar muat barang dan laporan penjualan. Laporan penjualan kemudian dikirimkan ke kantor pusat Semarang. Berdasarkan surat bongkar muat barang, bagian gudang kemudian menyiapkan barang yang akan dikirimkan. Barang kemudian diserahkan kepada bagian pengiriman sementara surat bongkar muat barang diarsipkan berdasarkan tanggal oleh bagian gudang. Bagian pengiriman menerima surat pengiriman barang dan faktur rangkap empat dari bagian pencatatan dan menerima barang dari bagian gudang. Sebelum melakukan pengiriman bagian pengiriman terlebih dahulu melakukan pengecekan barang berdasarkan surat pengiriman barang dan faktur. Kemudian barang dikirim kepada pelanggan. Pelanggan menerima barang dan melakukan pengecekan kondisi dan kesesuaian barang, serta menandatangani faktur sebagai bukti pelanggan telah 26 menerima barang. Lembar ke empat (hijau) diserahkan kepada pelanggan sementara 3 lembar faktur dibawa kembali bagian pengiriman. Kemudian bagian pengiriman menandatangani faktur dan surat pengiriman barang sebagai bukti telah melakukan pengiriman barang. Kemudian faktur rangkap tiga dan surat pengiriman barang di serahakan ke bagian pencatatan dan di input ke dalam sistem dan menghasilkan dokumen penagihan sales. Surat pengiriman barang diarsipkan berdasarkan tanggal, faktur rangkap ke tiga (kuning) dikirim ke kantor pusat. Faktur rangkap dua dan dokumen penagihan diserahkan ke bagian order penjualan. Bagian order penjualan memeriksa kesesuaian faktur dengan dokumen penagihan sales kemudian melakukan penagihan kepada pelanggan. Pelanggan melakukan pembayaran sesuai dengan faktur yang telah di tanda tangani oleh Duta Arta, kemudian faktur ke satu (putih) di terima pelanggan sebagai bukti pelunasan, sementara faktur rangkap ke dua ( merah ) dan uang di serahkan sales. Sales kemudian melakukan pencocokan antara faktur dokumen penagihan dan uang yang diterima pelanggan dan di serahkan kepada bagian pencatatan. Bagian pencatatan menerima dokumen penagihan fatur penjualan dan uang kemudian melakukan input data ke dalam sistem komputer, di hasilkan laporan setoran sales. Dokumen penagihan sales dan faktur penjualan diarsipkan berdasarkan tanggal. Sementara uang dan laporan setoran sales di serahkan kepada bagian kasir. Kasir menerima uang dan laporan setoran sales kemudian input data ke dalam sistem komputer dan dihasilkan laporan realisasi penjualan yang dikirim ke kantor pusat. Sementara uang disetorkan ke bank dan laporan setoran sales diserahkan ke manajer. 27 Secara umum fungsi pencatatan kas masuk dilakukan oleh kasir dan pencatatan transaksi manual dilakukan oleh admin manual dan pencatatan transaksi terkomputerisasi dilakukan oleh admin entry. Berikut digambarkan flowchart prosedur penjualan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga : 28 Flowchart siklus pendapataan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. Bagian penjualan Otorisasi kredit Pencatatan Mulai Order pelanggan Order pelangan disetujui Input data pelanggan Membuat faktur, pengiriman barang, bongkar muat, dan laporan penjualan Menerima pesanan pelanggan Mencatat pesanan dalam PDA Info pelanggan Surat pengirman barang Faktur penjualan Laporan penjualan Surat bongkar muat barang Surat order Order pelanggan disetujui 2 Kantor pusat 3 2 4 Faktur penjualan Penagihan sales Penagihan pelanggan Input data dan cetak surat pengiriman barang Penagihan sales Faktur penjualan Surat pengirman barang pelanggan Surat pengirman barang Faktur penjualan v Terima pembayar an pelanggan D Kantor pusat Faktur penjualan Faktur penjualan Penagihan sales Faktur penjualan 2 uang 3 Penagihan sales 3 Faktur penjualan uang Penagihan sales Input data dan cetak laporan setoran sales Faktur penjualan Penagihan sales Laporan setoran sales uang D 5 Gambar 4.2 Flowchart siklus pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga 29 Gambar 4.3 Flowchart siklus pendapatan PT Arta Boga Cemerlang Salatiga (lanjutan) 30 Deskripsi Pengendalian Internal Pada PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga. Tabel 4.1 Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga Indikator 1. Lingkungan Pengendalian. a. Integritas dan nilai etika. - Peraturan tertulis. - Pemberlakuan sanksi. - Penetapan jam kerja. b. Komitmen terhadap kompetensi. - Perekrutan karyawan. - Pengikatan karyawan. - Pelatihan. c. Filosofi dan gaya operasional perusahaan. -Turun tangan pihak manajemen dalam pekerjaan lapangan. - Pendekatan untuk memonitoring risiko bisnis. - Sikap terhadap pemrosesan transaksi. - Sikap terhadap pelaporan keuangan. - Pemahaman risiko tentang sistem informasi. Kekuatan Kelemahan 31 Tabel 4.1 (lanjutan) Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga Indikator - Data penjualan di input dan di laporakan secara lengkap. d. Partisipasi dewan direksi. - Peran Audit Internal. e. Struktur organisasi. - Gambaran struktur organisasi. - Pemberian tugas dan wewenang. - Penanganan terhadap transaksi. f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab. g. Kebijakan praktek SDM. - Promosi dan kenaikan gaji. - Usaha peningkatan kinerja karyawan. - Bonus. - Fidelity bonding. - Rotasi pekerjaan. 2. Penaksiran risiko. - Penanganan persediaan. - Perubahan internal. - Perubahan eksternal. Kekuatan Kelemahan 32 Tabel 4.1 (lanjutan) Pengendalian Internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga Indikator - Kekuatan Kelemahan Lini produk. 3. Aktivitas pengendalian. - Prosedur otorisasi. - Pemisahan tugas. - Review dan analisis laporan. - Pengolahan informasi. - Pengecekan fisik. - Pengendalian pemrosesan informasi. 4. Informasi dan Komunikasi. - Pemenuhan asersi (keberadaan, kelengkapan,hak dan kewajiban,penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan). - Komunikasi. 5. Pemantauan - Ketepatan waktu. - Pengawasan. Dari tabel 4.1 Pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan dapat dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pengendalian internal yang 33 mengacu pada COSO (Comite of Sponsiring Organizations of treadway Commision). Berikut penjelasan pengendalian internal yang telah dilaksanakan oleh perusahaan berdasarkan komponen-komponen tersebut : 1. Lingkungan pengendalian. a. Integritas dan Etika. PT Arta Boga Cemerlang Salatiga memiliki visi dan misi yang tertulis jelas, namun belum memiliki peraturan tertulis yang diberlakukan kepada karyawan. Perusahaan hanya menyampaikan peraturan kepada karyawan secara lisan, dengan tidak adanya peraturan tertulis akan menyebabkan karyawan kurang memahami apa saja peraturan yang berlaku di dalam perusahaan, perusahaan hanya menghimbau kepada para karyawannya agar melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing. Perusahaan memberlakukan sanksi yang tegas kepada karyawan yang dinilai melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian perusahaan dalam bentuk apapun. Jika karyawan dinilai melakukan tindakan yang melanggar hukum dan tidak menunjukkan etika yang baik maka karyawan akan diproses secara hukum. Adapun peraturanperaturan lain untuk menjaga kelancaran aktivitas perusahaan, misalnya penetapan jam kerja kepada semua karyawan. Semua karyawan diharuskan melakukan absensi sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan, jika karyawan mengalami keterlambatan maka karyawan diwajibkan untuk melapor kepada Supervisor Operasional. 34 b. Komitmen terhadap Kompetensi. Karyawan yang diterima dan bekerja pada PT Arta Boga Cemerlang merupakan karyawan yang telah melalui beberapa tahapan proses seleksi karyawan. Proses seleksi dilakukan untuk mengetahui kemampuan karyawan yang akan bekerja pada PT. Arta Boga Cemerlang. Penyeleksian ini didasarkan pada minat dan bidang dari karyawan tersebut. Di sini karyawan dituntut untuk mengerti tugas, tanggung jawab dan wewenang yang telah diberikan perusahaan, sehingga tidak terjadi penggandaan tugas dalam bekerja. Karyawan diharapkan dapat bekerja dengan efektif sesuai dengan jabatan yang diampunya. Dalam melakukan perekrutan karyawan, perusahaan tidak mengutamakan pengalaman sebagai syarat karena pada dasarnya perusahaan mencari karyawan yang benar-benar ingin bekerja sesuai dengan posisi yang diinginkannya sehingga karyawan diharapkan memiliki komitmen untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Untuk meningkatkan kompetensi, perusahaan melakukan sesi pelatihan melalui penyampaian teori dan praktek lapangan. Ditetapkan pula masa training selama tiga bulan, jika karyawan dinilai layak maka perusahaan akan mengikat karyawan dengan masa kontrak yang berbeda pada setiap bagian. c. Filosofi manajemen dan gaya operasi. Manajer memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas penjualan perusahaan, dari tanggung jawab inilah manajer turut 35 serta dalam aktivitas penjualan secara langsung, manajer turut serta dengan duta arta dalam melakukan order, selain untuk memberikan contoh, turut serta manajer dalam melakukan order juga dimaksudkan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kinerja duta arta. Perusahaan juga menunjuk bagian khusus yaitu FEA (Front End Audit) sebagai audit internal, yang bertugas untuk menjaga dan memastikan tidak ada penyimpangan pada semua aset perusahaan, melakukan cek terhadap setoran bank, dan memastikan semua penjualan telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Beberapa cara yang di tempuh perusahaan agar dapat meminimalisir risiko di antaranya dilakukan dengan melakukan penagihan piutang sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang ditetapkan yaitu dua minggu setelah dilakukan pengiriman barang kepada pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kredit macet atau lapping, namun apabila pada waktunya piutang tak tertagih maka selanjutnya akan diproses sesuai dengan kebijakan dan ketetapan perusahaan dan jika terjadi piutang tak tertagih maka penghapusan piutang tertagih harus berdasarkan otorisasi dari sales manajer dan kepala cabang. Perusahaan menggunakan sistem Linkport untuk mempermudah pemrosesan dan pencatatan transaksi, namun akses terhadap sistem hanya diberikan pada bagian tertentu dengan user name dan passwort, dengan adanya user name dan password maka 36 akan diketahui siapa saja yang mengakses transaksi dan bisa dipertanggung jawabkan bila ditemukan suatu kejanggalan dalam sistem. Setiap transaksi dicatat ke dalam sistem dan dilaporkan secara lengkap ke bagian terkait. Laporan penjualan berisi tanggal, jumlah dan kualitas barang yang terjual. Pelaporan harian per duta arta dilakukan untuk pengecekan performa duta arta. Untuk meminimalisir segala resiko yang ada, manager juga melakukan review kinerja harian kepada duta arta dan mengevaluasi hasil penjualan, selain melakukan kontrol terhadap penjualan, perusahaan juga melakukan kontrol terhadap segala aktivitas operasional perusahaan, misalnya : segala pelaporan keuangan harus dicek oleh supervisor operasional sebelum dilaporkan ke kantor pusat. d. Perhatian dan arahan oleh dewan direksi. Perusahaan Arta Boga Cemerlang juga melakukan perekrutan karyawan bagian FEA yang bertugas memantau pencatatan perusahaan, dan segala aktivitas yang berhubungan dengan aset perusahaan. FEA berperan sebagai audit internal perusahaan. e. Struktur organisasi. Perusahaan telah memiliki struktur organisasi secara tertulis yang secara umum bertujuan untuk memisahkan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dalam setiap fungsi atau bagian yang terdapat di dalam perusahaan. Bagi PT. Arta Boga 37 Cemerlang, struktur organisasi merupakan gambaran yang menjelaskan mengenai hubungan, kerja sama dari karyawan untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi PT. Arta Boga Cemerlang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, yang disertakan pula dengan penjabaran tugas, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing bagian atau fungsi. Penanganan terhadap transaksi dilakukan oleh lebih dari satu bagian, dengan demikian terjadi internal check di antara unit organisasi. Penilaian terhadap kemampuan karyawan dilakukan dengan review kinerja. f. Penetapan wewenang dan tanggung jawab. PT Arta Boga Cemerlang sudah memiliki penetapan wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing bagian menurut struktur organisasinya, maka dari itu masing-masing karyawan mengetahui dengan jelas pekerjaan yang menjadi tugasnya dan pekerjaan yang bukan merupakan tugasnya. g. Kebijakan dan praktek SDM Jika prestasi karyawan dinilai baik dan memenuhi standar kerja yang ditetapkan maka pengajuan gaji serta promosi akan dipertimbangkan. Untuk meningkatkan penjualan, ditetapkan intensif bagi karyawan lapangan yang memiliki prestasi kerja yang melebihi target, intensif yang dijanjikan diharapkan akan memberikan meningkatkan motivasi penjualan khusus (Duta kepada arta dan karyawan Sales untuk Manajer). Perusahaan menunjuk bagian khusus untuk melakukan pengawasan 38 dan pemantauan, baik yang diterjunkan dari pusat maupun karyawan khusus dalam perusahaan. Namun sayangnya setelah masa training terlewati tidak ada kebijakan perusahaan dalam melakukan peningkatan karyawan dengan pelatihan khusus. Perusahaan menilai pelatihan khusus sudah tidak diperlukan lagi dan dianggap tidak efektif. Perusahaan juga tidak mengasuransikan karyawan (fidelity bonding), perusahaan hanya melakukan tindakan hukum jika terjadi kecurangan. PT. Arta Boga cemerlang tidak melakukan pemberlakuan rotasi pekerjaan kepada karyawannya. Perusahaan menilai rotasi kerja tidak efektif dan mengharuskan karyawan untuk melakukan adaptasi. 2. Penaksiran risiko. Dalam menangani persediaan, khususnya produk makanan dan minuman, perusahaan tentunya harus memperhatikan tanggal kadaluwarsa persediaannya, maka dari itu pihak perusahaan menetapkan tugas kepada kepala gudang untuk mengatur tata letak gudang, melakukan pengecekan gudang dan melakukan bongkar muat barang agar persediaan yang datang terlebih dahulu juga terjual lebih dahulu. Perubahan kondisi akan dilaporkan karyawan kepada manajer dan akan dilakukan pengarahan secara langsung oleh sales manajer. Dalam menghadapi perubahan lingkungan internal perusahaan, supervisor operasional dan FEA ditunjuk untuk melakukan pemantauan dan tindakan perbaikan terhadap segala perubahan internal perusahaan. Perusahaan membeli 39 informasi dari pihak luar untuk mengetahui perubahan eksternal, mulai dari minat pasar, persaingan antar perusahaan untuk tetap menarik minat konsumen, serta tetap dilakukan promosi untuk produk baru. Perusahaan tetap melakukan seleksi terhadap produk yang diminati pasar serta melakukan inovasi baru untuk menyesuaikan minat pasar. Selama ini perusahaan mampu mengikuti perubahan minat pasar. Perusahaan selalu berusaha memperluas lini produknya untuk menjangkau kebutuhan konsumennya, namun luasnya lini produk yang dimilik perusahaan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk meningkatkan pengendaliannya. 3. Aktivitas pengendalian Di dalam perusahaan, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu perusahaan mengatur bagaimana pembagian wewenang dan otorisasi untuk setiap bagian. Karena otorisasi yang memadahi dalam perusahaan sangat diperlukan mendukung untuk mendukung jalannya siklus pengesahan pendapatan dokumen dan yang mendukung pengendalian internal yang memadahi. Dengan adanya otorisasi ini, perusahaan dapat mengesahkan semua dokumen yang telah diotorisasi untuk ditindak lanjuti ke bagian berikutnya sehingga tidak terjadi penyalahgunaan dokumen. Hal ini dapat dilihat dengan adanya cap atau tanda tangan oleh pihak yang berwenang 40 baik dari fungsi penjualan, kredit, penerimaan kas, pengiriman maupun bagian gudang sebagai bukti bahwa dokumen tersebut telah diotorisasi dan telah sah untuk dilanjutkan ke bagian selanjutnya. Pemisahan tugas telah dilakukan sesuai dengan struktur organisasi yang telah dimiliki oleh perusahaan. Dalam melakukan pengolahan transaksi, perusahaan menggunakan sistem linkport, dan untuk laporan yang dihasilkan akan dilakukan analisis oleh supervisor operasional dan review kinerja oleh sales manajer. Penghitungan dan penyesuaian dengan catatan persediaan dilakukan secara berkala oleh bagian gudang, dilakukan juga pengecekan oleh FEA dan Internal audit dari pusat. Akses terhadap persediaan diserahkan sepenuhnya kepada kepala gudang dengan pengawasan FEA. Pemisahan wewenang dalam pelaksana transaksi dilakukan oleh fungsi yang berbeda, untuk pelaksana transaksi oleh duta arta dan wewenang transaksi oleh sales manajer. Perusahaan sudah memiliki sistem yang terkomputerisasi yaitu linkport, hal ini membantu memudahkan dalam pengerjaan pencatatan transaksi, dan untuk mengakses data diperlukan password agar diketahui siapa saja yang melakukan akses data. 4. Informasi dan komunikasi Perusahaan telah memiliki sistem akuntansi yang cukup memadahi dengan adanya prosedur-prosedur yang memperhatikan bagaimana transaksi yang terjadi dicatat, diklasifikasikan dan 41 kemudian dilaporkan. Dalam praktek pelaksanaannya perusahaan telah memenuhi semua asersi, pemenuhan asersi tersebut dilakukan dengan : pencatatan transaksi berdasarkan dokumen pendukung, pencatatan dilakukan sesuai dengan tahap pencatatan, saldo piutang telah dicatat dan dihitung dengan benar, pencatatan dan penerimaan kas sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan segala aktivitas penjualan dan kas masuk dilaporkan ke bagian terkait. Pihak manajemen mengadakan rapat mingguan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Komunikasi tidak hanya disampaikan dari atasan kepada karyawan, namun karyawan juga dapat menyampaikan masukan kepada pihak manajemen. 5. Pengawasan atau monitoring Pada PT. Arta Boga Cemerlang, laporan penjualan dilaporkan tepat waktu, pemantauan dan tindakan perbaikan akan segera dilakukan bila terjadi penyimpangan. Bentuk pemantauan lain yang dilakukan antara lain : Supervisor Operasional melakukan pengecekan terhadap dokumen penjualan, laporan penjualan, cek, dan setoran bank. Dengan adanya pemantauan harian ini maka diharapkan kemungkinan terjadinya salah penghitungan semakin sedikit dan risiko terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh bagian keuangan semakin kecil. Kepala gudang dan FEA melakukan pengecekan secara rutin terhadap persediaan barang di gudang. Dengan adanya pengecekan secara rutin terhadap persediaan barang diharapkan 42 bila terjadi ketidakcocokan antara persediaan gudang dan kartu persediaan akan segera diketahui dan ditindak lanjuti. Tabel 4.2 Pengendalian Internal siklus penjualan PT. Arta Boga Cemerlang. Unsur pengendalian 1. Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit. 2. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. 3. Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas. 4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. 5. Mengotorisasi terjadinya transaksi. 6. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. 7. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order pengiriman). 8. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan menandatangani surat order pengiriman. Sesuai Tidak sesuai 43 Unsur Pengendalian Tidak Sesuai sesuai 9. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. 10. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang di beri wewenang untuk itu. 11. Menggunakan formulir bernomor urut cetak. 12. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada debitur. 13. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang ke dalam buku besar. Dari tabel 4.2 mengenai Pengendalian internal siklus penjualan maka dapat diuraikan kesesuaian penerapan Pengendalian internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah sebagai berikut : 1. Memisahkan fungsi penjualan dan fungsi kredit. Fungsi penjualan dilakukan oleh Duta Arta, namun pemberian otorisasi penjualan dan batas kredit tetap dilaksanakan oleh sales manajer berdasarkan ketentuan yang telah ditelusuri oleh fungsi kredit. Pemisahan fungsi ini ditujukan untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih dikarenakan kecenderungan fungsi penjualan untuk menjual barang 44 sebanyak-banyaknya yang sering kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. 2. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. Fungsi pencatatan transaksi dilakukan oleh beberapa karyawan yang saling berhubungan namun memiliki tugas yang berbeda, sehingga pencatatan dipastikan tercatat dengan benar. Antara fungsi pencatatan, fungsi penjualan, dan fungsi kredit dilakukan oleh karyawan yang berbeda. Dengan dipisahkannya fungsi akuntansi dari fungsi penjualan dan fungsi kredit tersebut maka catatan piutang dapat dijamin ketelitian dan keandalannya serta kekayaan perusahaan dapat dijamin keamanannya, sehingga piutang dapat ditagih 3. Memisahkan fungsi akuntansi dan fungsi kas. Fungsi pencatatan dilakukan oleh admin manual dan admin entri, kemudian berdasarkan surat setoran sales yang di cetak oleh fungsi pencatatan, Duta Arta melakukan pelaporan dan penyetoran kas kepada kasir. Dengan adanya pemisahan ini diharapkan dapat mencegah adanya manipulasi penerimaan kas dari seorang debitur untuk kepentingan pribadinya dan menutupi kecurangan dengan cara mencatat ke dalam kartu piutang debitur tersebut dari penerimaan kas debitur lainnya 4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi. 45 Setiap transaksi akan melibatkan lebih dari satu karyawan dan juga dilakukan pengecekan oleh FEA untuk lebih menjamin tercapainya internal control. 5. Mengotorisasi terjadinya transaksi. Setiap order penjualan baik penjualan tunai maupun kredit harus mendapat otorisasi dari Sales manajer. Dengan adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya 6. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. Berdasarkan data faktur penjualan yang telah diotorisasi sales manajer dan Duta Arta, dicetak tembusan pengiriman barang dan di serahkan kepada sopir selaku fungsi pengiriman barang. Dengan demikian fungsi penjualan bertanggung jawab atas perintah pengiriman yang di tujukkan kepada fungsi pengiriman dalam pemenuhan order yang di terimanya dari pembeli. 7. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order pengiriman). Berdasarkan surat order Duta Arta yang telah diotorisasi oleh sales manajer kemudian dicetak faktur penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko tak tertagihnya piutang. 46 8. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan menandatangani surat order pengiriman. Setelah melakukan pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan, dibubuhkan juga tanda tangan dari konsumen sebagai bukti konsumen telah menerima barang sesuai dengan order yang dilakukan. 9. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. Fungsi penagihan melakukan penagihan berdasarkan surat penagihan sales. Fungsi pencatatanlah yang melakukan pengecekan terhadap bukti terkait yang dilaporkan oleh fungsi pengiriman. Informasi tentang harga dan kualitas barang tercatat otomatis oleh sistem yang ada, sehingga fungsi penagihan tidak bisa melakukan manipulasi harga. 10. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. Pencatatan dilakukan oleh admin manual dan di input ke sistem oleh admin entry berdasarkan faktur yang diotorisasi oleh sales manajemen dan kas masuk dicatat berdasarkan surat tagihan sales. Dengan cara ini maka tanggung jawab atas perubahan catatan akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tersebut, sehingga semua dokumen dan perubahan data yang dicantumkan semua bisa dipertanggung jawabkan. 11. Menggunakan formulir bernomor urut cetak. Formulir dicetak dengan nomor cetak urut menggunakan sistem linkport PT Arta Boga Cemerlang. Untuk menciptakan praktek yang sehat formulir 47 penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. 12. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada debitur. Tidak ada pengiriman pernyataan piutang kepada konsumen, dengan alasan bahwa umur piutang perusahaan hanya dua minggu. Jadi pengiriman pernyataan piutang dianggap tidak efektif, bila ada piutang perusahaan yang tak tertagih maka fungsi penagihan harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap piutang, jika penentuan batas waktu sudah terlampaui maka akan dilakukan penarikan barang. Konfirmasi piutang hanya berdasarkan faktur penjualan. 13. Merekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang ke dalam buku besar. Dilakukan pengontrolan umur piutang oleh admin manual dan rekonsiliasi buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di rekening kontrol piutang dalam buku besar praktek yang sehat mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. 48 Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas. Tabel 4.3 Pengendalian Internal Siklus Penerimaan Kas PT. Arta Boga Cemerlang Unsur pengendalian 1. Sesuai Tidak Sesuai Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. 2. Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi. 3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama dengan cara pemindahbukuan sehingga menjamin masuknya pembayaran ke dalam rekening giro perusahaan. 4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 5. Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan di setor penuh ke bank dengan segera. 6. Para penagih dan kasir harus diasuransikan. Dari tabel 4.3 mengenai Pengendalian internal siklus penerimaan kas maka dapat diuraikan kesesuaian penerapan Pengendalian internal PT. Arta Boga Cemerlang Salatiga adalah sebagai berikut : 49 1. Memisahkan fungsi akuntansi dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. Fungsi pencatatan dilakukan oleh admin manual dan admin entry, fungsi penagihan dilakukan oleh duta arta, sedangkan fungsi penerimaan kas dilakukan oleh kasir, kemudian kasir melakukan pelaporan kas ke kantor pusat. Hal ini dilakukan untuk menciptakan internal check fungsi penagihan yang bertanggung jawab untuk menagih dan menerima uang dari pelanggan dan fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan dan penyetoran uang tunai hasil penagihan ke rekening perusahaan di bank. 2. Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi Fungsi penerimaan kas dan fungsi pencatatan piutang masing-masing dilakukan oleh bagian yang berbeda. Bagian kasir hanya melakukan pelaporan kas yang di terima sementara admin entry dan manual bertugas melakukan pencatatan dan peninjauan terhadap penagihan serta memastikan umur piutang tak tertagih konsumen tidak melewati batas. Memisahkan fungsi penerimaan kas dari fungsi akuntansi ini dilakukan untuk menghindari manipulasi catatan piutang kepada debitur untuk kepentingan diri sendiri. 3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama dengan cara pemindahbukuan sehingga menjamin masuknya pembayaran ke dalam rekening giro perusahaan. Dalam penerimaan pembayaran perusahaan menerima pembayaran dalam bentuk apa pun termasuk penerimaan melalui bilyet giro ataupun 50 penerimaan cek, namun hanya cek atas nama yang diterima. Dan pembayaran melalui bilyet giro harus terlebih dahulu didaftarkan dan disetujui oleh sales manajer. Hal ini dilakukan untuk menghindari penerimaan kas dari debitur jatuh ke tangan pribadi karyawan. Dengan cek atas nama dan bilyet giro, pembayaran oleh debitur akan terjamin masuk ke dalam rekening giro perusahaan. 4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Penagihan didasarkan pada surat penagihan sales yang dicetak oleh admin entry. Hal ini dilakukan agar fungsi penagihan tidak melakukan penagihan piutang dari debitur, kemudian memakai uang tersebut untuk kepentingan pribadi dalam jangka waktu tertentu. 5. Hasil penghitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan di setor penuh ke bank dengan segera. Setelah menerima uang dari sales maka kasir akan membuat laporan kas masuk yang kemudian di laporkan ke pusat, sementara uang kas yang masuk disetorkan ke bank. Penyetoran dilakukan setiap hari setelah penghitungan kas masuk. 6. Para penagih dan kasir harus diasuransikan Perusahaan tidak melakukan asuransi untuk menjaga asetnya dari adanya kecurangan. Perusahaan hanya akan melakukan tindakan hukum jika karyawan melakukan kecurangan. Sebenarnya pengasuransian karyawan yang berhubungan langsung dengan kas adalah untuk menghadapi kemungkinan kecurangan yang dilakukan karyawan, bagian kas dan 51 penagih diasuransikan sehingga jika karyawan yang diserahi tanggung jawab menjaga uang tersebut melakukan kecurangan, asuransi akan menanggung risiko kerugian yang timbul. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis COSO dan unsur pengendalian, dapat disimpulkan bahwa pengendalian yang telah diterapkan pada PT. Arta Boga Cemerlang sudah efektif, baik dari lingkungan kontrol, penilaian risiko, aktivitas kontrol, informasi dan komunikasi,maupun dari segi pengawasan. Sistem pengendalian internal siklus pendapatan PT. Arta Boga Cemerlang sudah sesuai dengan unsur-unsur pengendalian namun masih terdapat kelemahankelemahan pada beberapa unsur pengendalian, antara lain : 1. Tidak ada penetapan peraturan tertulis, hanya terdapat sanksi bagi pelaku karyawan yang melakukan tindakan yang dinilai merugikan perusahaan. 2. Perusahaan tidak mengasuransikan karyawannya, sehingga bila terjadi kecurangan yang mengakibatkan kerugian perusahaan, perusahaan yang akan menanggungnya. 3. Lini produk yang luas bisa menjadi suatu aspek kekuatan sekaligus kelemahan bagi perusahaan. 52 4. Perusahaan tidak melakukan rotasi kepada semua bagian, rotasi hanya diberlakukan untuk sales manager. Untuk wilayah pemasaran duta arta juga tidak dilakukan rotasi sehingga ada peluang untuk melakukan kecurangan. 5. Perusahaan tidak melakukan perangkapan pekerjaan, duta arta melakukan penjualan seorang diri. Sales manajer hanya melakukan pemantauan dan terjun lapangan secara langsung sesekali saja, sehingga risiko kecurangan oleh duta arta masih sering terjadi, meskipun sering kali terdeteksi dengan segera. 6. Fungsi pencatatan tidak mengirimkan surat pernyataan piutang kepada debitur. SARAN Berdasarkan hasil penelitian Sistem pengendalian internal siklus pendapatan PT Arta Boga Cemerlang, ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk lebih mengembangkan sistem pengendalian yang telah diterapkan perusahaan, yaitu : 1. Sebaiknya dibuat peraturan tertulis, sehingga semua bentuk pelanggaran diberlakukan sanksi tegas dan karyawan mengerti akan tanggung jawabnya, tentunya dengan adanya peraturan tertulis karyawan akan lebih mengerti peraturan yang diterapkan perusahaan dan menghindari adanya kerancuan dalam mengerti dan mematuhi peraturan perusahaan. 53 2. Pengasuransian karyawan yang berhubungan langsung dengan kas dirasa cukup penting sehingga jika terjadi kerugian yang diakibatkan karyawan, kekayaan perusahaan tidak berkurang. 3. Dengan adanya lini produk yang luas membuat perusahaan lebih memperhatikan pengendalian khususnya pengendalian dari segi persediaan. 4. Sebaiknya dilakukan rotasi pekerjaan pada semua karyawan, atau sekedar lokasi pemasaran duta arta. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi risiko adanya kecurangan. 5. Sebaiknya dilakukan perangkapan pekerjaan untuk lebih meningkatkan internal check. 6. Konfirmasi pernyataan piutang kepada debitur diperlukan untuk mencegah terjadinya lapping oleh duta arta. Dengan cara ini data yang dicatat dalam piutang dapat dicek pula oleh debitur yang bersangkutan sehingga pengiriman pernyataan piutang secara periodik ini akan lebih menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat perusahaan. 54 DAFTAR PUSTAKA Diana Anastasia, Lilis Setiawati., 2011, Sistem Informasi Akuntansi Perancangan, Proses dan Penerapan, C.V Andi Offset, Yogyakarta. Boynton, C. William, Raymond N.Johnson dan Walker G.Kell, 2003. Modern Auditing edisi ketujuh jilid 1, Erlangga, Jakarta. George, H. Bodnar, dan William S. Hopwood, 2003, Sistem Informasi Akuntansi jilid 1, PT Indeks kelompok Gramedia, Jakarta. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004, Standar Profesi Audit Internal, Yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta Krismiaji, 2002,Sistem Informasi Akuntansi, AMP YKPM, Jakarta. Melinda, Handayani, 2009, Uji Pengendalian Terhadap Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas Studi Kasus pada CV. Maju Jaya Semarang. Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan). Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta Romney B. Marshall dan Paul John Steinbart, 2006, Sistem Informasi Akuntansi jilid 2 edisi ke sembilan, Salemba Empat, Jakarta. Wilkinson, Joseph W., 1993, Sistem Akunting dan Informasi jilid 1, Bina Rupa Aksara, Jakarta.