BAB 1 MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS

advertisement
1
Standar
kompetensi
15 Mengapresia
. si karya seni
teater
Kompetensi Dasar
Indikator
15.1 Mengidentifikasi makna
dan peranan pertunjukan
teater non tradisional
mancanegara (NonAsia)
dalam konteks kehidupan
budaya masyarakat
1) Menjelaskan teater non tradisional
2) Menyeburkan jenis teater non
tradisional.
3) Mengidentifikasi makna pertunjukan
teater non tradisional mancanegara
(NonAsia) dalam konteks kehidupan
budaya masyarakat
4) Mengidentifikasi peranan
pertunjukan teater non tradisional
mancanegara (NonAsia) dalam
konteks kehidupan budaya
masyarakat
BAB 1
MAKNA DAN PERANAN TEATER
DALAM KONTEKS KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT
A.Pengertian Teater
Beberapa definisi teater dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai berikut:
Teater /téater/ n 1 gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dsb : di -- yg
baru itu diputar film perang; drama Shakespeare, “Hamlet” akan dipertunjukkan di -- yg
baru itu; 2 ruangan besar dng deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk
mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah: 3 pementasan drama sbg suatu seni atau
profesi; seni drama; sandiwara; drama;
-- absurd Sen aliran penulis drama pertengahan abad XX, yg lakonnya menyajikan kesiasiaan segala makna, tujuan, usaha, dan keberhasilan alam semesta;
-- epik Sas teater bergaya antirealistik yg dapat mengundang penonton untuk mengamati
tokoh dan watak, bukan untuk mengidentifikasi diri dng mereka;
-- keliling kelompok drama yg pementasannya berpindah-pindah dr satu tempat ke tempat
yg lain dng membawa semua peralatannya;
-- mini kata Sen teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal
mungkin kata-kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa
suasana dan kejadian yg mengarah kpd suatu gambaran samar yg dapat diberi makna
oleh penonton;
-- terbuka tempat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton
sandiwara atau film;
ber·te·a·ter v bersandiwara;
me·ne·a·ter·kan v mementaskan; memanggungkan: kelompok teater itu ~ drama perjuangan
Pangeran Diponegoro
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
2
Pengertian drama dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat kita uraikan sebagai
berikut:
Drama adalah komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan
dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg dipentaskan: dia gemar menonton --;
2 cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk
pertunjukan teater; 3 cak kejadian yg menyedihkan;
-- absurd Sas drama yg sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan,
tematik;
-- baca Sas naskah drama yg hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan;
-- borjuis Sas drama yg bertema tt kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18);
-- domestik drama yg menceritakan kehidupan rakyat biasa;
-- duka Sas 1 drama yg khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; 2
drama yg melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yg luar biasa yg
berakhir dng malapetaka atau kesedihan; tragedi;
-- dukaria Sas drama dng alur yg sebenarnya lebih cocok untuk drama duka, tetapi
berakhir dng kebahagiaan;
-- heroik Sas drama yg merupakan peniruan bentuk tragedi dan yg selalu bertemakan cinta
dan nama baik;
-- liris Sas drama yg berbentuk puisi;
-- liturgis drama yg pementasannya digabungkan dng upacara kebaktian gereja (dl Abad
Pertengahan);
-- mini kata Sas drama yg dialognya pendek-pendek;
-- misteri drama keagamaan yg berisi cerita-cerita dr Alkitab;
-- moralis drama keagamaan yg bersifat alegoris berisi konflik antara kebajikan dan
kejahatan;
-- rakyat drama yg timbul dan berkembang sesuai dng festival rakyat yg ada (terutama di
pedesaan);
-- realis Sas drama yg ditulis sesuai dng konsep aliran realisme dl teater;
-- ria Sen drama ringan yg sifatnya menghibur walaupun selorohan di dalamnya dapat
bersifat menyindir dan berakhir dng kebahagiaan; komedi;
-- rumah tangga drama yg menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yg realistis;
-- satire Sas drama yg berisi sindiran, umumnya bersifat komedi;
-- satu babak lakon yg terdiri atas satu babak, berpusat pd satu tema dng sejumlah kecil
pemeran gaya, latar, serta pengaluran yg ringkas;
-- sejarah drama yg ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yg disusun secara
longgar dan mengikuti urutan waktu;
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
3
-- tari Sen drama yg dilakonkan dng tari-tarian;
-- tendens Sas drama yg berisi masalah sosial, spt kepincangan yg terjadi dl masyarakat;
pen·dra·ma·an n 1 proses, cara, perbuatan melakonkan sbg drama: tidak lama lagi ~
peristiwa pembunuhan itu akan dilaksanakan oleh kelompok Teater Kecil; 2 penyajian novel,
cerita pendek, atau puisi yg dipentaskan sesuai dng prinsip-prinsip drama; 3 ki proses, cara,
perbuatan menjadikan suatu peristiwa dsb mengesankan atau mengharukan.
Istilah teater dan drama pada masa kini lebih cenderung memiliki makna yang sama,
sehingga batasan drama atau teater berdasarkan denisi kamus, teater atau drama adalah suatu
cerita yang disusun dalam naskah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui
tingkah laku (akting) dan dialog yang melibatkan konflik atau emosi untuk dipentaskan atau
dipertontonkan.
B. Bentuk Teater
berbagai ragam drama/teater yang berkembang dimasyarakat lokal. nasional, maupun
internasional. ragam drama/teater yang ada secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu: teater tradisional dan teater modern, lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Teater Tradisional
teater tradisional merupakan teater atau drama yang berkembang secara turun-menurun
dimasyarakat pendukungnya. ragam teater tradisonal yang berkembang dimasyarakat
dibedakan menjadi dua yaitu: teater tradisional kerakyatan, dan teater klasik. teater
tradisional berkembang dilingkungan masyarakat pada umumnya, sedangkan teater klasik
banyak berkembang dilingkungan kehidupan istana atau kerajaan sebagaimana layaknya
perkembangan seni pada umumnya.
a. Teater rakyat
Teater rakyat berkembang di lingkungan masyarakat, ragam teater tradisional kerakyatan
setiap daerah memiliki perbedaan yang disebabkan tradisi yang berbeda. berikut contoh
teater tradisional yang berkembang saat ini diantaranya:
1) Ketoprak
Ketoprak merupakan bentuk teater tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, teater
ketoprak banyak digunakan masyarakat di Jawa Tengah untuk hiburan dan pertunjukkan.
Ketoprak sebagai hiburan banyak digunakan saat pesta pernikahan, sunatan, bersih desa,
syukuran. Ketoprak sebagai media hiburan pementasannya secara sederhana yaitu: (1)
penonton dengan pemain sejajar, (2) menggunakan pembatas tobong (kain pembatas
pemain dengan penonton), (3) disajikan di ruangan rumah penyelenggara. Ketoprak
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
4
berfungsi sebagai pertunjukkan disajikan sebagai berikut: (1) Pemain ketoprak dengan
penonton tempat dan jarak berbeda, (2) disajikan menggunakan panggung yang didesain
khusus sesuai cerita, (3) unsur penunjang pergelarannya lebih lengkap, dan
mengedepankan keindahan, (4) pemainnya professional. Sumber cerita yang digunakan
untuk pergelaran ketoprak sebagai berikut:
a) Cerita yang bersumber dari sejarah, sumber cerita ini dapat berupa sejarah raja-raja
yang pernah ada di nusantara, sejarah perjuangan bangsa.
b) Cerita yang bersumber legenda, merupakan cerita yang dikait-kaitkan dengan
terjadinya suatu tempat, misal
c) Cerita bersumber dari Babad
d) Cerita carangan
Pola penyajian ketoprak sebagai berikut:
a) Bagian awal pertunjukkan
Pada bagian ini meliputi patalun (membunyikan gamelan sebagai simbol untuk
mngundang para pemain maupun penonton bahwa pertunjukkan segera dimulai),
pertunjukkan
tari
gambyongan
(sekelompok
penari
perempuan
sebagai
penyambutan tamu undangan).
b) Bagian inti pertunjukkan
Pada bagian ini meliputi prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1, adegan 2.
konflik awal, Pelawak, adegan puncak cerita, akhir cerita.
c) Bagian akhir pertunjukkan
Pada bagian akhir pertunjukkan menampilkan lantunan gending/lagu musik
gamelan sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas terselenggarakannya
pementasan ketoprak, dan juga kepada penonton yang hadir menyaksikan
pergelaran ketoprak.
Musik pengiring pergelaran ketoprak memiliki kekhususan yaitu menggunakan keprak
(kentongan dari bambu atau kayu sebagai pengatur iringan pergelaran untuk memulai
maupun mengakhiri musik iringan gamelan).
2) Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Timur, ludruk memiliki
keunikan yaitu semua pemainnya laki-laki, sehingga tokoh cerita perempuan yang
memerankan seorang laki-laki. Ludruk befungsi sebagai hiburan, pertunjukkan, maupun
penerangan. pola penyajian ludruk hampir sama dengan ketoprak yaitu
a) Bagian awal pertunjukkan meliputi: patalun (lagu/gending awal sebagai simbol akan
segera dimulai pertunjukkan ludruk), tari ngremo (tari untuk menyambut tamu).
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
5
b) Bagian inti pertunjukkan meliputi: prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1,
adegan 2, konflik 1, pelawak, klimaks cerita, akhir cerita.
c) Bagian akhir pertunjukkan, merupakan ucapan terima kasih kepada Tuhan, dan
semua penonton atas selesainya pertunjukkan ludruk.
Sumber cerita yang digunakan bersumber pada sejarah perjuangan, legenda, babad, dan
cerita carangan (yaitu cerita yang dibuat sendiri oleh penulis naskah dikait-kaitkan dengan
kehidupan manusia dan lingkungannnya).
3) Lenong
Lenong merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Barat khususnya
masyarakat Sunda dan Betawi. Pemain lenong terdiri dari laki-laki dan perempuan, teater
tradisi lenong banyak digemari oleh masyarakat pendukungnya. lenong banyak disajikan
saat untuk acara pesta pernikahan, sunatan , maupun untuk syukuran yang diselenggarakan
masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,
maupun cerita buatan penulis naskah.
b. Teater klasik
Teater klasik merupakan teater yang berkembang dilingkungan kaum bangsawan,
jenis teater sudah ada sejak zaman kerajaan Romawi, sedangkan teater klasik di Indonesia
berkembang di lingkungan istana, seperti Seni Langendriyan. Langendriyan merupakan
pertunjukkan campuran seni teater, seni tari, seni musik yaitu dengan menampilkan suatu
cerita yang diiringi musik gamelan dialognya berupa tembang (lagu), serta gerakan
tokohnya dengan gerak tari.
2. Teater Modern
Istilah modern dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah terbaru; mutakhir:; sikap dan
cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Berdasarkan batasan
tersebut karakteristik teater modern sebagai berikut: (1) tidak terikat aturan baku, (2)
sumber cerita bebas, (2) Imajinasi penulis cerita tidak dibatasi ruang dan waktu, (3)
penggarapan cerita menggunakan teknologi masa kini, (4) bersifat kreatif, inovatif, praktis,
dan mengedepankan logika. Jenis teater modern dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Teater Modern Konvensional
Teater konvensional merupakan teater modern yang pola penggarapannya sebagaimana
yang biasa dilakukan teater modern pada umumnya. Pola yang dilakukan untuk
penggarapan teater modern pada umumnya menjadi sebuah teoeri yang dapat dipelajari,
misal cara penulisan naskah teater, menjadi sutradara yang baik, menjadi actor yang baik,
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
6
pengambilan gambar dilapangan dan lain-lain. Teori yang dikembangkan menjadi sebuah
ilmu seperti sinematografi.
b. Teater Modern Eksperimental
Istilah éksperiméntal dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna bersangkutan
dng percobaan, sehingga teater modern eksperimental merupakan pengembangan teater
untuk tujuan inovasi sebagai terobosan baru dalam perwujudan unsur-unsur penulisan
naskah, dan penggarapan cerita. teater modern eksperimental diharapkan menghasilkan
karya teater yang luar biasa.
C. Jenis-Jenis Teater
Jenis teater yang berkembang beragam, berdasarkan pementasannya teater jenis teater
dibedakan sebagai berikut:
1.
Drama/teater panggung
Drama atau teater yang dipentaskan di panggung proscenium, arena, ataupun panggung
pendopo. Drama jenis ini dipentaskan secara langsung, sehingga penonton dapat
menyaksikan pertunjukkan secara langsung.
2.
Teater mini kata
Teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal mungkin katakata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa suasana dan
kejadian yg mengarah kepada suatu gambaran samar yg dapat diberi makna oleh penonton.
3.
Teater radio
Tetaer radio adalah teater yang berbentuk dialog vocal tanpa kehadiran fisik actor putar
tayang melaui radio, sehingga penonton tidak dapat menyaksikan kehadiran fisik pemain,
melainkan mendengarkan narasi, dialog, dan diperkuat dengan musik.
4.
Teater dan sajak
Teater dan sajak merupakan teater yang dialognya berbentuk sajak, sehingga pemain
jenis teater ini harus mempunyai kemampuan membaca sajak.
5.
Pantomime
Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan
ekspresi wajah (biasanya diiringi musik).
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
7
6.
Opera
Opera adalah bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan
iringan orkes atau musik instrumental; contoh: opera sabun serial drama radio atau
televisi yang alurnya berbelit-belit, sarat dengan lakon yang sentimental, mendebarkan,
dan mengharukan.
7.
Sendratari
Sendratari adalah seni, drama, dan tari; drama atau cerita yg disajikan dl bentuk tarian
tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).
8.
Tablo
Tablo adalah pertunjukan lakon tanpa gerak atau dialog, teater ini berfungsi memberikan
gambaran pesan simbolis kepada penonton. Tablo biasa digunakan diawal pertunjukkan
diperkuat efek musik pengiring, tata lampu yang bertujuan meyampaikan inti cerita yang
dibawakan.
9.
Teater Keliling
Kelompok drama yag pementasannya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan membawa semua peralatannya.
10. Lawak
Tetaer atau drama lucu fungsinya lebih cenderung untuk hiburan, sehingga pemainpemainnya sekaligus pelawak, misal: Srimulat.
11. Telenovela
Telenovela adalah novel yang ditayangkan di layar televisi, biasanya dibagi menjadi
beberapa episode, sehingga waktu tayang sangat panjang, contoh: telenovela Marymar.
12. Film
Film adalah selaput tipis yg dibuat dr seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan
dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dl bioskop): lakon
(cerita) gambar hidup. Jenis ini biasa dipentaskan digedung-gedung bioskop atau sering
disebut film layer lebar. ragam film diantaranya:
a.
Film dokumenter dokumentasi dl bentuk film mengenai suatu peristiwa bersejarah
atau suatu aspek seni budaya yg mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat
penerangan dan alat pendidikan;
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
8
b.
Film horor film cerita yg mengisahkan cerita-cerita yg menyeramkan;
c.
Film kartun film hiburan dl bentuk gambar lucu yg mengisahkan tt binatang dsb;
d.
Film laga film yg banyak berisi tt aksi, perkelahian, atau keributan;
e.
Film murahan 1 film yg diproduksi dng biaya murah; 2 film yg tidak bermutu;
f.
Film seri film dng tokoh-tokoh utama yg sama tetapi dng cerita-cerita yg berbeda;
g.
Film serial film yg ceritanya berseri (beruntun);
h.
Film silat film yg mengisahkan tt cerita Cina dengan banyak menampilkan adegan
perkelahian dng adu ketangkasan bermain silat;
13. Sinetron
Sinetron adalah film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti
televisi;
C. Makna dan Peran Pertunjukan Teater
Keberadaan teater untuk memenuhi kebutuhan manusia akan rasa, rasa senang, puas,
haru, heran, kagum dan sebagainya. Seni teater merupakan sarana pemenuhan
kebutuhan batin seseorang, dalam jiwa manusia terdapat unsur cipta (pikiran), rasa
(perasaan), dan karsa (kemauan). Perkembangan ketiga aspek kejiwaan manusia harus
seimbang, sehingga manusia dapat hidup seimbang antara kondisi lahir dengan kondisi
batin untuk mewujudkan manusia utuh. Memahami makna dan peran dalam
pertunjukan teater sangat keduanya berkaitan erat, karena peran atau fungsi sebuah
pertunjukan memiliki makna tertentu pada kelompok masyarakat pendukung maupun
masyarakat penikmatnya. Lebih jelas untuk memahami makna dan peran suatu
pertunjukan diuraikan sebagai berikut:
1. Peran dan Makna Teater Untuk Upacara
Dalam kehidupan manusia purba mempercayai animisme, dinamisme, totemisme.
Kegiatan upacara selalu diikuti dialog dan akting, bunyi-bunyian, untuk menambah
kesakralan, dialog yang dilakukan berupa pengucapan mantera dari generasi satu ke
generasi berikutnya dilakukan mentradisi. Adapun Fungsi teater dalam upacara
meliputi:
a.
Teater untuk upacara keagamaan, misal (1) kegiatan upacara Ngaben
masyarakat hindu di Bali sebagai upacara pembakaran jasad orang yang
meninggal memiliki makna menuju kesempurnaan roh yang meninggal, (2)
upacara Tiwah di masyarakat Dayak memiliki makna untuk kesempurnaan
kehidupan akhir roh nenek moyang yang telah meninggal dikehidupan alam
atas.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
9
b.
Teater berfungsi untuk upacara adat berkaitan peristiwa alamiah, misal upacara
adat masyarakat di lereng gunung Tengger melakukan upacara dengan tujuan
memohon keselamatan masyarakat yang hidup di lingkungan sekitar gunung
Tengger.
c.
Teater untuk upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia, misal
acara turun atau menginjak tanah di masyarakat Jawa yang dilakukan anak
balita pertama kali mulai belajar berjalan.
Fungsi teater untuk upacara bisa mengalami pergeseran fungsi seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, pergeseran fungsi bisa berubah dari teater upacara
keagamaan menjadi teater teater pertunjukkan, untuk hiburan, dan fungsi lainnya.
2. Makna dan Peran Teater Sebagai Hiburan
Teater berfungsi sebagai hiburan merupakan pertunjukkan teater untuk memberikan
kepuasan penikmat. Fungsi teater sebagai hiburan mengedepankan kepuasan,
keakraban, pemain dengan penonton, dan kadang jarak pemain dengan penonton tidak
berbeda dimana penonton dapat ikut menari. Berbagai teater tradisi yang berfungsi
untuk hiburan misalnya pertunjukan ludruk di acara khitanan.
3. Makna dan Peran Teater Sebagai Pertunjukkan
Teater sebagai pertunjukkan mengedepankan aspek keindahan dialog dan akting, musik,
tata busana, tata rias, tata cahaya, dan tata panggung. Teater untuk pertunjukkan dapat
berasal dari teater tradisi, atau jenis teater modern yang telah diolah, diperindah,
sehingga memiliki keindahan dalam pementasan. Fungsi teater untuk pertunjukkan
berbeda dengan fungsi teater untuk hiburan, jenis teater untuk pertunjukkan pemain dan
penonton berbeda maksudnya pemain menyajikan teater pada tempat khusus, lebih
mengedepankan aspek artistik, dan estetis, misal pementasan teater dilakukan acara
tertentu dan tempat tertentu seperti acara peringatan sumpah pemuda.
4. Makna dan Peran Teater Sebagai Media Pendidikan
Fungsi teater sebagai media pendidikan merupakan penyajian teater yang bertujuan
untuk pembelajaran, misal pertunjukkan teater yang diadakan untuk ujian akhir studi,
suatu pertunjukan teater yang diadakan untuk dilakukan analisis tertentu dalam rangka
penelitian, teater yang diajarkan di sekolah, dan lain-lain. Jenis teater yang digunakan
untuk media pendidikan dapat teater tradisi kerakyatan, teater klasik, maupun teater
modern.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
10
Standar
kompetensi
15 Mengapresia
. si karya seni
teater
Kompetensi Dasar
15.2
15.3
Menunjukkan sikap
apresiatif terhadap unsur
estetis teater non
tradisional Mancanegara
(NonAsia) berdasarkan
pengamatan pertunjukan
Menunjukkan sikap
apresiatif terhadap pesan
moral (kearifan lokal)
teater non tradisional
Mancanegara (NonAsia)
Indikator
1) Menjelaskan apresiasi teater non
tradisional.
2) Menjelaskan nilai estetis teater
non tradisional.
3) Melakukan pengamatan teater non
tradisional
4) Menyimpulkan pesan moral
(kearifan local) sebuah
pertunujukan teater non
tradisional.
5) Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap pesan moral (kearifan
lokal) teater non tradisional
Mancanegara (NonAsia)
BAB II
APRESIASI SENI TEATER
A. Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni.
Karya seni ada dicipta untuk
kebutuhan manusia. Aktivitas manusia memerlukan sentuhan seni,
mulai dari bangun
sampai dengan tidur kembali. Manusia kadang tidak menyadari pentingnya unsur seni dalam
kehidupannya. Seni itu indah, indahnya seni hasil dari olah budi manusia. Keindahan seni
tidak akan bertentangan dengan norma yang berlaku, karena kehidupan seni identik dan
seiring dengan masyarakat pendukungnya. Masyarakat tradisi, modern, maupun masyarakat
bangsawan memiliki seni yang dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya. Meski begitu
kehidupan seni memiliki sifat universal, misal masyarakat modern membutuhkan kehadiran
seni tradisi, seni klasik, begitu sebaliknya masyarakat tradisi menerima keberadaan seni
modern. Pada hakekatnya seni untuk memenuhi kebutuhan rasa setiap manusia.
Berdasarkan jenisnya seni memiliki keragaman, yakni seni musik, tari, rupa, sastra
dan seni teater. Nilai keindahan seni teater sifatnya abstrak yang dapat ditangkap oleh
penikmatnya melalui simbol dalam struktur teater. Struktur teater merupakan realitas dari
satu kesatuan simbol yang diungkapkan melalui unsur tema, dialog dan akting musik, busana,
rias, arena pementasan, maupun melalui pencahayaan. Seperti yang diungkapkan Langer
(dalam Jazuli, 2001: 5) sebagai berikut:
...form” in its abstract sense means structure, articulation, a whole resulting from the
relation of mutually dependent factors, or more preciselly, the way that whole is put together.
Bentuk abstrak merupakan struktur suatu sistem yang didalamnya terkandung faktor-faktor
saling keterkaitan membentuk satu kesatuan yang utuh.
Seni teater memiliki fungsi sosial, dan individu. Karya seni teater diciptakan
senimannya tidak hanya untuk dinikmati penciptanya saja melainkan untuk dapat dinikmati
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
11
orang lain. Kegiatan apresiasi teater sangat diperlukan agar suatu karya teater dikenal,
dinikmati, ditonton, dihargai, dan dinilai oleh orang lain. Kegiatan apresiasi karya teater
didominasi unsur rasa, sehingga kepuasan yang diperoleh penikmat “Indah atau kurang
indah” bukan “Benar atau salah”. Alasan inilah pentingnya seni teater diajarkan di sekolah
untuk tumbuh kembang aspek rasa dalam jiwa siswa.
Seni teater merupakan salah satu cabang seni yang unsur medianya dialog dan akting,
namun tidak sembarang dialog dan akting dapat dikelompokkan seni teater. Dialog dan
akting yang dimaksud dalam seni teater adalah dialog dan akting yang disusun terencana
sebagai penggambaran kehidupan, sehingga memiliki kesatuan makna tertentu. Oleh karena
itu pembelajaran seni teater sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai estetis pada siswa.
Jazuli (2001: 113) mengatakan bahwa aspek artistik teater meliputi: musik, tema, tata
busana dan tata rias, pentas, dan tata lampu atau sering disebut tata sinar/cahaya dan tata
suara. Begitu juga nilai artistik untuk teater klasik pada aspek-aspek tersebut memiliki nilai
estetis tersendiri. Teater klasik memiliki nilai etika yang kuat, contohnya teater klasik
disajikan pada acara tertentu di keraton, dan dilakukan dengan tata cara tertentu. Nilai
estetika teater klasik terdapat pada unsur dialog dan akting, busana, rias, musik, dan unsur
pendukung lain. Penanaman nilai etika, estetika sangat diperlukan bagi siswa.
B. Apresiasi Seni Teater
Apresiasi asal kata dari bahasa Inggris appreciation yang artinya pengertian,
penghargaan. Kegiatan apresiasi seni teater mencakup kegiatan melihat atau menonton,
mengamati, menilai, dan menghargai karya seni teater, lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Melihat atau Menonton Karya Seni Teater
Kegiatan untuk melihat suatu pertunjukkan karya teater tidak hanya melibatkan
indera penglihatan dan pendengaran saja, melainkan melibatkan komponen indera seperti
pendengaran, karena pertunjukkan teater menyajikan unsur dialog dan akting, busana,
rias, panggung, tata cahaya, alat musik, yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan
dan pendengaran. Unsur bunyi musik iringan pertunjukkan karya teater dapat dinikmati
melalui indera pendengaran. Kegiatan melihat, menonton pertunjukkan karya teater
dinikmati seseorang melalui beberapa komponen indera secara terpadu, tidak hanya
indera penglihatan dan pendengaran atau pendengaran saja.
Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat, menonton, atau menikmati
suatu pertunjukkan karya seni teater dengan alasan berbeda-beda. Seseorang datang
melihat pertunjukkan karena kebetulan, dan tidak memiliki tujuan untuk mengetahui
lebih lanjut cenderung pasif, sedang melihat pertunjukkan karya seni teater karena alasan
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
12
rasa keingintahuan terhadap pertunjukkan teater yang digelar maka akan melakukan
secara aktif untuk mendapatkan data dari pertunjukkan teater. Alasan, latar belakang, dan
tujuan
untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan teater akan
mempengaruhi tingkat apresiasi seseorang.
2. Mengamati Karya Seni Teater
Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1991
:136). Kegiatan mengamati pertunjukkan karya seni merupakan kegiatan melakukan
obsevasi atau pengamatan dan pencatatan secara sistematik berbagai data atau informasi
dari pertunjukkan karya teater.
Kegiatan mengamati pertunjukkan karya teater dilakukan berdasarkan tujuan untuk
mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara terencana didasarkan
pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati akan mendapatkan data atau
informasi yang dapat dipertangungjawabkan perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1)
menetapkan tujuan mengamati pertunjukkan karya teater, (2) menyusun kisi-kisi
pengamatan pertunjukkan karya teater, (3) menyusun lembar pengamatan pertunjukkan,
(4) menyiapkan alat perekam data, (5) mengamati pertunjukkan karya teater.
Kegiatan mengamati pertunjukkan teater kaitannya apresiasi dilakukan secara
langsung oleh
pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang digunakan
dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan dalam satu rangkaian
untuk melakukan apresiasi pertunjukkan karya teater, berikut contoh lembar pengamatan
pertunjukkan teater:
Jenis Pertunjukkan
Hari, Tanggal
Waktu Pengamatan
Tujuan Pengamatan
No
Aspek-aspek yang diamati
Lembar Observasi
: ………………
: ……………...
: …………….
: ……………..
5
Skala Penilaian
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Keterangan:
5 = Sangat bagus
4 = bagus
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
Keterangan
13
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
Komentar
: ..…………………………………………………………………..
.……………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
Observer
(…………………………..)
3. Menilai Karya Seni Teater
Penilaian pertunjukkan teater dalam kaitannya apresiasi sangat subjektif, hal itu
tergantung dari tingkat pemahaman seseorang terhadap pertunjukkan teater yang
diapresiasi. Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap pertunjukkan teater akan
memberikan penilaian yang berbeda dengan orang atau penikmat awam. Penonton atau
penikmat yang memiliki dasar pengetahuan yang cukup terhadap pertunjukkan yang
dilihat akan memberikan penilaian lebih objektif berdasarkan kriteria-kriteria telaah
teoritis, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri unsur subjektivitas dalam penilaian
karya seni masih ada. Penonton yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan
pertunjukkan yang diamati ada kecenderungan sesuai selera pribadi, hal itu tidak berarti
salah penilaian karena dalam menilai seni tidak ada ukuran benar atau salah melainkan
ukurannya sangat indah, indah, cukup indah, kurang indah, atau sangat kurang indah
yang tidak didasarkan kriteria standar. Meskipun tidak adanya ukuran penilaian yang
standar, perlu ada rambu-rambu untuk menilai pertunjukkan teater didasarkan pada
telaah secara teoritis, Penilaian suatu pertunjukkan teater perlu memperhatikan kriteriakreteria yang berkaitan unsur-unsur didalamnya.
4. Menghargai karya seni teater
Penghargaan karya teater yang disajikan berkaitan dengan nilai-nilai yang
ditangkap oleh penikmatnya. Nilai-nilai tersebut meliputi: nilai religious, nilai
pendidikan, nilai penerangan, nilai sosial. Penghargaan merupakan sebuah pengakuan
yang berasal dari pendukung atau penikmatnya. Penghargaan karya seni teater memiliki
peran sangat penting berkaitan dengan kelesteateran karya seni teater di masa
mendatang. Penikmat telah yang mampu memberikan penghargaan terhadap karya teater
yang diapresiasi berarti telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya teater
itu.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
14
Penghargaan terhadap karya teater dapat memumbuhkan minat, kemauan untuk
melestarikan, dan mengembangkan teater. Oleh karenanya seseorang tidak akan
menyajikan suatu karya teater secara sembarangan misal untuk mengamen di jalanan,
sehingga nilai adi luhung suatu karya teater akan tetap terjaga. Penghargaan yang paling
baik adalah dengan diajarkan suatu karya teater melalui lembaga pendidikan sehingga
makin karya teater makin digemari, dan diapresiasi semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi karya
teater merupakan kegiatan untuk melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan
menghargai karya teater yang dilakukan penikmatnya khususnya dan masyarakat
pendukung pada umumnya. Oleh karena itu apresiasi karya teater melalui berbagai
pertunjukkan teater sangat penting untuk kelestarian dan pengembangan di masa
mendatang terhadap generasi muda.
C. Pentingnya Apresiasi
Apresiasi sangat penting terhadap keberadaan karya itu sendiri maupun
penikmatnya, untuk mendorong kreativitas untuk mencipta karya seni. Begitu penting
apresiasi karya seni, perlu diulas secara mendalam manfaat apresiasi karya seni seperti
berikut ini:
1.
Manfaat apresiasi bagi karya seni itu sendiri
Suatu karya seni akan memiliki manfaat atau nilai mana kala di apresiasi oleh penikmat,
tanpa diapresiasi tak memiliki nilai berarti. Manfaat apresiasi bagi karya seni sebagai
berikut:
a.
Apresiasi bermanfaat untuk kelestaraian karya seni itu sendiri.
Kegiatan apresiasi dapat dilakukan melalui pameran seni untuk seni rupa, melaui
suatu pertunjukkan untuk karya seni teater, musik, dan tetater. Pameran atau
pertunjukkan yang diselenggaran memberikan kesempatan pada penikmat seni untuk
mengapresiasi,
sehingga
keberadaan
seni
diakui
masyarakat
untuk
tetap
dilesteaterkan.
b.
Apresiasi bermanfaat untuk menentukan nilai suatu karya seni itu sendiri.
Bernilai atau tidaknya suatu karya seni setelah diapresiasi oleh penikmat seni, karena
kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai, dan menghargai
suatu karya seni.
2.
Manfaat apresiasi bagi penikmat atau penonton.
Apresiasi sangat bermanfaat bagi penikmat atau orang yang melakukan apresiasi,
meskipun manfaat yang didapat setiap penikmat tidaklah sama. Hal itu sangat berkaitan
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
15
erat pengetahuan yang melatarbelakangi apresiator, dan tujuan melakukan apresiasi.
Manfaat apresiasi bagi penikmat seni sebagai berikut:
a. Apresiasi bagi penikmat seni untuk mendapatkan kepuasan batin.
Seseorang datang melihat suatu pameran atau pertunjukkan karya seni untuk
mendapatkan kepuasan batin berupa senang, kagum, heran dan sebagainya. Kepuasan
yang didapat setiap penikmat lebih bersifat subjektif setiap individu.
b.
Apresiasi bagi penikmat seni untuk menumbuhkan kreativitas
Seseorang melakukan apresiasi suatu karya seni akan mendapatkan pengalaman
estetis terhadap karya seni yang diapresiasi, sehingga pengalaman yang didapat
mengilhami
seseorang untuk mengembangkan suatu karya seni baru. Kegiatan
apresiasi yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih dikenal dengan istilah
apresiasi kreatif, tetapi tidak semuanya kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang
mengilhami untuk mencipta karya baru, sehingga apresiai yang dilakukan untuk
mendapatkan kepuasan semata.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
16
Standar
kompetensi
16 Mengekspres
ikan diri
melalui karya
seni teater
Kompetensi Dasar
16.1
Mengeksplorasi teknik
olahtubuh, pikiran, dan
suara
Indikator
Menjelaskan prinsip-prinsip acting
Menjelaskan sumber atau faktor
mempengaruhi kekuatan akting.
Melakukan latihan pernapasan
Melakukan olah vokal
Melakukan latihan akting
BAB III
DASAR-DASAR AKTING
A.Prinsip Akting
1. Prinsip Order
Pengertian order dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu
perintah untuk
melakukan sesuatu. Berdasarkan batasan tersebut prinsip order dalam tetaer merupakan
akting yang harus dilakukan pemeran atau tokoh dalam teater karena tuntutan naskah
teater, sehingga maksud penulis cerita, penafsiran sutradara, dan yang harus dilakukan
pemain memiliki persepsi sama. Pada prinsip order seorang pemain tidak dapat melakukan
akting secara improvisasi, semua terkonsep pada naskah yang telah dibuat, meski begitu
bukan berarti tokoh atau pemain sebagai robot melainkan pemain dapat membawakan
tuntutan naskah dengan jati diri sendiri.
2. Harmonis
Prinsip harmonis dalam akting adalah suatu prinsip berakting dimana seorang pemain
harus melakukan akting selaras emosi dalam diri dengan gerak tubuh, selaras dengan latar
adegan, selaras kaitannya interaksi tokoh atau peran lain. Oleh karena itu jangan sampai
melakukan akting emosi dari dalam dengan gerak tubuh berbeda, contoh: akting marah
harus diawali emosi dalam diri marah, kemudian gerak tubuh mengikuti emosi tidak ada
kesan dibuat-buat melainkan selayaknya orang marah.
3. Prinsip Keutuhan
Prinsip keutuhan dalam akting berkaitan erat dengan tema, sub tema, yang lebih konkrit
ditunjukkan oleh karakter peran dalam teater, misalnya sama peran antagonis yang
diperankan orang yang sama tetapi judul dan tema teater berbeda, maka karakteristiknya
berbeda, dan aktingnya juga tidak sama.
4. Kontrol
Prinsip control dalam akting merupakan suatu keadaan sadar diantara tidak sadar yang
dilakukan pemeran teater, maksudnya seorang pemeran sadar akan dirinya sendiri, tetapi
dilain pihak harus mampu memerankan orang lain sebagaimana tuntutan naskah layaknya
kehidupan yang alami sosok peran yang dibawakan. Oleh karena itu selepas diarena teater
seorang pemain harus kembali pada jati diri sendiri.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
17
B.Sumber Kekuatan Akting
1. Faktor Internal
a. Tubuh
Tubuh sebagai media akting terutama mimik, dan diperkuat anggota tubuh yang lain
seperti tangan, kaki, misal; marah bentuk mimik kerutan dahi, mata tajam, kedua alis
mengerut seperti bergabung, kemudian diperkuat dengan tangan mengepal atau
memukul meja atau menghempaskan sesuatu dan hentakan kaki. Suara atau vocal orang
marah dengan nada makin meninggi, keras, diperkuat dengan tubuh akan makin kuat
akting marah yang dilakukan seseorang.
b. Intelegensi
Seorang pemain teater harus memiliki kecerdasan untuk memahami naskah,
menafsirkan karakter yang akan dibawakan, dan melakukan akting sesuai tuntutan
naskah, contoh: untuk peran tokoh ediot tidak harus mengambil anak ediot tetapi
diperankan orang normal yang memiliki kemampuan akting anak ediot.
c. Imajinasi
Istilah Imajinasi menurut arti kamus adalah daya pikir untuk membayangkan (dl anganangan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan
kenyataan atau pengalaman seseorang. Imajinasi atau khayalan seorang pemeran teater
sangat penting untuk melakukan akting, karena pemain dipanggung membawakan
sosok orang lain yang harus dibawakan sebagaimana kehidupan alami dengan kata lain
tidak dibuat-buat.
d. Bakat
Pengertian bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak
lahir, untuk mengetahui bakat seseorang perlu dilakukan tes bakat yang biasanya
diselenggarakan lembaga yang menangani psikologi. Bakat bermain teater seseorang
akan terlihat saat belajar dan bermain teater, dimana anak yang memiliki bakat akan
lebih cepat memahami dan mengaplikasikan peran dipanggung.
e. Minat dan kemauan
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Anak
yang memiliki minat cukup tinggi terhadap seni teater akan mendorong dirinya aktif
belajar dan bermain teater. Kemauan adalah kehendak atau keinginan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Minat dan kemauan seseorang untuk belajar dan bermain teater
sangat berpengaruh keberhasilan bermain teater.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
18
2. Faktor Eksternal
a. Naskah, naskah teater seyogyanya ditulis dengan menggunakan kalimat yang mudah
dipahami oleh sutradara, maupun pemerannya.
b. Penafsiran Sutradara, penafsiran sutradara terhadap naskah yang dibuat penulisnya
seharusnya sama, sehingga cerita teater itu tidak melenceng dari naskahnya.
c. Kondisi Produksi, kondisi produksi menyangkut team prodiksi, alat yang diperlukan
untuk produksi teater.
d. Keadaan Pentas, keadaan pentas sangat mempengaruhi akting seperti: setting
panggung, unsur tata musik, tata cahaya, dan penonton.
e. Hubungan Antar Pemain, hubungan antar pemeran teater harus serasi dan saling
mengisi, saling memahami, saling toleransi, dan melengkapi kekurangan antar
pemeran.
C.Pernafasan
1. Pernafasan Dada, pernafasan dada dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyakbanyaknya dan udara yang masuk ditahan di dada untuk dikeluarkan perlahan-lahan.
Pernafasan dada kurang menguntungkan jika untuk vocal keras, sehingga jenis
pernafasan ini jarang digunakan.
2. Pernafasan Perut, pernafasan perut adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya dan
udara yang masuk ditahan diperut, pernafasan ini juga jarang digunakan untuk dialog
teater.
3. Pernafasan diafragma, jenis pernafasan diafragma dilakukan dengan cara menghirup
udara sebanyak-banyaknya dan udara yang masuk mengisi dada dan perut secara
seimbang, jenis pernafasan ini paling banyak digunakan karena suara yang keluarkan
lebih rilek, udara ditampung sebagian di dada dan perut kemudian dikeluarkan secara
seimbang sambil emosi dalam jiwa.
D.Olah Vokal
Ada beberapa cara melakukan olah vocal yang dapat dilakukan oleh pemeran teater,
diantaranya:
1. Menyanyi Solo, Duet, Koor
Seorang pemeran dapat berlatih vocal dengan cara menyayi solo, duet, ataupun koor
dengan menghayati syair lagu yang dinyanyikan
2. Baca Puisi
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
19
Olah vocal dapat dilakukan dengan cara membaca puisi dengan memperhatikan tempo,
aksen, intonasi, jeda yang benar, dengan suara lantang, serta penuh penghayatan.
3. Berpidato
Olah vocal dapat dilakukan dengan berpidato, dalam pidato seseorang mampu
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan struktur bahasa benar, dan memperhatikan
intonasi, jeda, dan tempo.
4. Membaca Naskah Drama
Membaca naskah drama dilakukan untuk memahami, dan menghayati dialog, dan
mendialogkan sesuai intonasi, tempo, dan jeda yang benar.
E.Kejelasan Ucapan dan Tekanan Ucapan
1. Kejelasan Ucapan
a. latihan ucapan atau kejelasan vocal, dapat dilakukan dengan cara latihan pengucapan
vocal, seperti: aaaaaaaaaaaaaaaaaaa..., iiiiiiiiiiiiiii.... uuuuuuuuu..., eeeeeeeeeee...,
ooooooooo ... dengan bentuk mulut yang benar.
b. latihan ukuran kejelasan ucapan suku kata, frase. klausa, dan kalimat, berlatih
mengucapkan berikut ini:
(1) suku kata seperti: a-ku, ta-ta, ka-mu
(2) berlatih frase, istilah frse dalam kamus besar bahasa indonesia adalah gabungan
dua kata atau lebih yg bersifat nonpredikatif (msl gunung tinggi disebut frasa krn
merupakan konstruksi nonpredikatif), jenis frase meliputi:
 Frase adverbial frasa endosentris berinduk satu yg induknya adverbia dan
modifikatornya adverbia lain atau partikel;
 Frase adjektival frasa endosentris berinduk satu yg induknya adjektiva dan
modifikatornya adverbia;
 Frase apositif frasa endosentris berinduk banyak yg bagian-bagiannya tidak
dihubungkan dng penghubung (sering kali dng jeda) dan yg masing-masing
menunjuk pd referen yg sama dl alam di luar bahasa;
 Frase eksosentris frasa yg keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yg
sama dng salah satu konstituennya;
 Frase endosentris frasa yg keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yg
sama dng salah satu konstituennya;

Frase parataktis frasa koordinatif yg tidak mempergunakan penghubung;
 Frase verbal 1 frasa endosentris berinduk satu yg induknya verba dan
modifikatornya berupa partikel modal; 2 bagian dr kalimat yg berupa verba dng
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
20
atau tanpa objek dan/atau keterangan dl kaidah struktur frasa dan yg berfungsi
sbg predikat, seperti: gunung tinggi, berkata jujur.
(3) Berlatih kalimat, dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat disertai
penghayatan makna kalimat tersebut.
c. latihan berbisik, berbisik merupakan penyampaian pesan kepada orang lain dengan
cara suara lirih dekat pendengaran lawan main/teman bermain teater.
2. Tekanan Ucapan
a. Tekanan Dinamik, dilakukan dengan cara mengucapkan keras atau lirihnya ucapan
bahasa yang disampaikan kepada orang lain.
b. Tekanan Tempo, latihan cepat atau lambatnya suara atau dialog yang dikemukakan.
c. Tekanan Nada, berkaitan dengan tinggi rendahya nada ucapan, misal ucapan orang
marah berbeda dengan nada suara untuk orang menesehati.
F. Timing Dalam Permainan Teater
1. Melakukan gerakan sebelum ucapan, dilakukan apabila pemain mengekspresikan pesan
melalui gerak terlebih dahulu baru meyampaikan pesan atau ucapan.
2. Melakukan gerakan sambil ucapan, akting yang lakukan dengan ucapan yang diperkuat
melalui gerak tubuh pemain teater.
3. Melakukan gerakan setelah ucapan, dilakukan dengan cara dialog vocal lebih dahulu
baru diperjelas dengan ekspresi dalam bentuk gerak tubuh.
G.
Tempo Permainan Teater
1. Adegan penting dengan tempo lambat, tempo permainan teater ini digunakan untuk
menyampaikan pesan atau inti permasalahan yang sebelumnya tempo permainan
teaternya cepat.
2. Adegan kurang penting dengan tempo cepat, jenis tempo permainan teater ini biasanya
dignakan dari tempo lambat ke tempo makin meningkat cepat, sehingga grafik tempo
permainan maupun konfliknya makin makin lama makin cepat dan kompleks.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
21
3. Adegan sangat penting dengan diberi hening sejenak, tempo jenis ini dilakukan untuk
memberikan kejutan dan rasa penasaran pada penonton.
H. Pengekspresian Dialog Tokoh Dalam Pementasan Drama
Dalam mengekspresikan dialog drama perlu memperhatikan hal-hal berikut: (1)
memahami dialog drama dengan seksama, (2) berkonsentrasi pada karakter yang akan
dibawakan, (3) mengontrol emosi, (4) konsisten pada karakter yang telah dipelajari.
Seorang pemain agar mampu menghayati dan mengekspresikan naskah ke dalam dialog
perlu melakukan hal-hal berikut:
(1) penghayatan watak, watak tokoh dapat dianalisis dalam tiga dimensi yaitu: keadaan
fisik, keadaan fisik, dan keadaan sosiologis.
(2) mengekspresikan dialog, untuk dapat mengekspresikan dengan wajar dan alami di
panggung perlu memperhatikan: (a) penggunaan bahasa meliputi lafal, intonasi jeda,
dan logat/dialek daerah, (b) ekspresi tubuh dan mimik muka harus sesuai dengan
dialog, (c) kemampuan improvisasi diluar naskah agar lebih hidup dan alami.
I. Pendeskripsian Perilaku Manusia Melalui Dialog Naskah Drama
Mendeskripsikan atau melukiskan watak pelaku dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan watak pelaku dengan bentuk lahir dan temperamennya, hal ini dapat
dilakukan melalui pengambaran tokoh ke dalam betuk fisik pemain baik melalui rias
karakter, tata busana, dan temperamennya.
2. Melukiskan reaksi pelaku terhadap peristiwa tertentu, perilaku suatu tokoh dalam
drama dapat diwujudkan melalui reaksi pelaku tehadap peristiwa tertentu, sehingga
perilaku orang bijaksana, sabar, pemarah, atau emosional terlihat saat memberikan
reaksi suatu peristiwa tertentu yang dihadapi.
3. Melukiskan pandangan tokoh atau pelaku lain terhadap pelaku utama, misal: tokoh
tertentu dalam suatu teater menyampaikan secara lisan tentang kepribadian tokoh
utama dalam suatu adegan.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
22
J. Penggunaan Gerak-Gerik, Intonasi, dan Mimik Sesuai Watak Tokoh
Dalam Drama
Untuk mendapatkan gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang wajar dan alami
seorang aktor perlu melakukan eksplorasi, latihan, dan ada pengalaman panggung. gerakgerik seorang aktor di panggung perlu memperhatikan hal berikut: (a) gerak panggung
dilakukan jika ada maksud dan tujuan, (b) gerak panggung menarik perhatian penonton,
(c) gerak-gerik yang dilakukan mempertimbangkan timing, (d) gerak panggung dilakukan
lebih banyak gerak maju, bukan mundur atau menyamping, (e) gerak pangung
memperhatikan tempo permainan.
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajar untuk menunjukkan emosi yang dialami
pemain atau tokoh yang dibawakan, misal: marah, sedih, senang, dll. sedangkan intonasi
berbicara menunujukkan tinggi rendahnya nada berbicara, hal itu semua dilakukan sesuai
dan selaras dengan gerak gerik, dan mimik yang diekspresikan.
Soal latihan
Kerjakan soal berikut secara benar!
1. Jelaskan prinsip-prinsip akting!
2. Jelaskan sumber-sumber akting!
3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk olah vokal!
4. Jelaskan kejelasan ucapan dan tekanan ucapan!
5. Jelaskan timing dan tempo permainan teater!
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
23
Standar
kompetensi
16 Mengekspres
ikan diri
melalui karya
seni teater
Kompetensi Dasar
16.2
16.3
16.4
16.5
Merancang karya teater
kreatif yang
dikembangkan dari teater
non tradisional
Mancanegara (NonAsia)
Menerapkan prinsip
kerjasama dalam berteater
Menyiapkan pertunjukan
teater kreatif yang
diciptakan sendiri
Menggelar pertunjukan
teater kreatif yang
diciptakan sendiri
Indikator
1) Menjelaskan unsur Pementasan
Teater
2) Merancang karya teater modern
3) Membentuk kelompok Tim Produksi
karya film sendiri
1) Melakukan adegan sesuai skenario
2) Melakukan teknik pengambilan
gambar sesuai kaidah dalam
sinematografi.
3) Melakukan editing hasil pengambilan
gambar
Membentuk panitia pameran kecil karya
film sederhana di tingkat kelas
Melakukan pertunjukan film sederhana
karya sendiri.
BAB IV
UNSUR-UNSUR TEATER
A. Komponen-Komponen Pementasan Teater
Pementasan suatu teater harus terpenuhi komponen-komponen sebagai berikut,
diantaranya:
1. Naskah
Unsure naskah memegang peranan penting dalam teater atau drama sebelum menentukan
unsure-unsur drama lain. Langkah-langkah penyusunan naskah teater dilakukan sebagai
berikut: (1) menentukan tema teater, (2) menentukan judul teater, (3) menentukan sub
tema adegan, (4) menyusun alur cerita, (5) menentukan tokoh cerita protagonis,
antagonis, dan tokoh tritagonis, (6) menentukan adegan dan episode, (7) penyusunan
naskah teater, lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tema teater, sumber tema teater dibedakan menjadi dua yaitu: (1) sumber internal , (2)
sumber eksternal. Sumber internal berasal dari diri penulis cerita seperti imajinasi
penulis, kehidupan pribadi penulis dll, sedangkan sumber eksternal berasal daru luar
diri penulis meliputi sumber kehidupan antar manusia, binatang, tumbuhan, dan
lingkungan.
b. Judul teater, syarat judul teater meliputi; judul menarik pembaca, singkat padat dan
jelas, menggambarkan isi teater.
c. Sub tema, merupakan uraian dari tema teater ke dalam sub tema yang intinya tidak
menyimpang dari tema yang dikembangkan, sehingga menjadi kerangka sebuah cerita.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
24
d. Alur cerita, alur cerita yang dikembangkan didasarkan kerangka cerita yang telah
dibuat, sehingga alur cerita yang disusun runtut dari awal sampai akhir. Alur yang
dikembangkan dapat menggunakan pola alur maju, alur mundur, maupun alur
gabungan.
e. Penentuan tokoh dan karakternya, setelah alur cerita disusun dari awal sampai akhir,
penulis naskah dapat menentukan tokoh-tokoh yang dibutuhkan untuk mendukung
tetaer sekaligus karakternya.
f. Penentuan alur cerita ke dalam adegan, dan episode beserta tokoh yang berperan,
untuk dikembangkan menjadi adegan serta latar tempat, waktu, dan suasana.
g. Penyusunan naskah teater, penyusunan naskah teater didalamnya terdapat unsure
berikut: (1) narasi didalamnya berisi tema adegan,latar tempat, waktu, dan suasana, (2)
nama tokoh, (3) kalimat dialog, (4) keterangan laku tokoh penulisannya di belakang
kalimat dialog diapit tanda kurung.
2. Pemain
Pemain atau actor adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam drama, pemain
tetaer harus memiliki kemampuan sebagai berikut, diantaranya: kemampuan akting,
kemampuan bahasa lisan, kemampuan memahami peran yang akan dibawakan,
kemampuan mengaplikasikan cerita di panggung secara diri sendiri maupun dengan
pemeran (tokoh) lain.
3. Sutradara
Sutradara adalah orang yang mengatur, mengelola pementasan teater atau drama, sehingga
tugas sutragara meliputi: menginterprestasikan naskah drama, menjelaskan alur cerita
melalui naskah teater kepada pemain, memilih pemain sesuai peran yang akan dibawakan,
mengarahkan pemain, menuangkan ide artistik panggung, menghitung biaya produksi
pementasan teater, mengevaluasi hasil akhir produksi teater.
4. Tempat
Pengertian tempat memiliki dua makna yaitu (1) tempat pementasan teater berupa
panggung atau ruang tempat pertunujukkan, (2) latar tempat, waktu, dan suasana suatu
adegan disajikan.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
25
5. Kerabat kerja
Kerabat kerja atau sering disebut tim produksi memiliki peran penting untuk pementasan
teater, tim produksi yang menyiapkan segalanya mulai dari perencanaan pementasan
sampai akhir pementasan.
6. Properti
properti teater meliputi perlengkapan yang dibutuhkan pementasan teater, maupun
perlengkapan panggung.
7. Penonton
Kehadiran penonton sangat penting untuk sebuah pementasan, tanpa penonton suatu
pertunjukkan tidak akan memiliki makna. Penontonlah yang menjadi sasaran pesan atau
amanat yang akan disampaikan dalam pementasan teater.
B. Teater Berdasarkan Unsurnya
1. Unsur Pokok Teater
Unsur pokok teater atau drama meliputi: (1) unsur suara atau dialog, (2) unsur laku
(akting), lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Unsur Suara (dialog)
Salah satu media menyampaikan pesan atau amanat pertunujkkan teater melalui suara
atau vocal. Vocal sebagai media pengungkapan berupa kalimat lisan yang diungkapkan
melaui dialog..
b. Unsur gerak Laku (akting)
Pementasan teater tidaklah semua melalui dialog lisan, tetapi ada juga teater yang
diungkapkan melalui gerak laku (akting) saja seperti teater jenis pantomime, drama
mini kata, tablo. Selain itu penyampaian pesan dapat dilakukan melalui media suara
maupun akting untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
2. Unsur Pelengkap Pementasan Teater
Unsure pelengkap pementasan teater meliputi sebagai berikut:
a. Unsur Busana (kostum)
Busana dalam teater memiliki fungsi berikut: (1) sebagai pelindung dan penutup badan,
(2) untuk memperindah, (3) memperkuat karakter tokoh yang dibawakan. Fungsi utama
kostum teater adalah untuk memperkuat karakter tokoh, sehingga busana yang
dikenakan pemain sesui dengan peran yang dibawakan, contohnya; peran penjahat
memakai pakaian serba hitam, kaca mata hitam, membawa golok dll.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
26
b. Unsur Tata Rias
Rias dalam teater berfungsi sebagai berikut: (1) untuk memperkuat karakter, watak,
serta kondisi fisik peran yang dibawakan, misal; peran orang tua usia 80 tahun
dilakukan rias wajah keriput, rambut putih, (2) memberikan efek naturalis seperti
kondisi nyata, misal membuat luka tubuh .
c. Unsur Tata Musik
Fungsi musik dalam pementasan teater sebagai ilustrasi suasana adegan, tetapi ada
teater tertentu fungsi musik sangat dominan selain pemberi suasana juga memiliki
fungsi pemandu dan pemangku irama seperti opera sabun.
d. Unsur Tata Cahaya
Tata cahaya dalam pertunjukkan teater memiliki fungsi (1) sebagai penerangan umum,
(2) sebagai pemberi efek suasana adegan.
e. Unsur Tata Panggung
Unsur panggung untuk drama tertentu sangat penting keberadaannya, panggung
merupakan tempat pementasan, tempat mengekspresikan lakon. Ada jenis teater yang
tidak memerlukan tata panggung untuk pertunjukkannya misal film, sinetron,
telenovela, jenis teater modern ini tempat pementasan bisa gedung bioskop, dan
televisi.
Soal Latihan
Kerjakan soal berikut secara benar!
1. Jelaskan langkah-langkah penyusunan naskah teater!
2. Jelaskan komponen-komponenpementasan teater!
3. Jelaskan unsur pokok teater!
4. Jelaskan unsur pelengkap penyajian teater!
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
27
DAFTAR PUSTAKA
Darpo. 2010. Pendidikan Seni Tari. Yogyakarta: Datamedia
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamzah, Adjib. 1985. Pengantar Drama. Bandung: CV Rosda
Kosasih.2007. Bahasa Indonesia Untuk SMA.Bandung: Y. Rama Widya.
Suwito. 1991. Teknik Olah Vocal.Jakarta: CV. Titik Terang.
Seni Teater Kelas XII
Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)
Download