DEFINISI Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan. DASAR HUKUM UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Kekayaan Negara/ Daerah; dan PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pendanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan oleh Pemerintah Pusat disesuaikan dengan beban dan besar/ kecilnya wewenang yang dilimpahkan/ ditugaskan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada dasarnya merupakan bagian anggaran Kementerian/ Lembaga yang dialokasikan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). Kegiatan yang didanai dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan lingkup kewenangan dan Tupoksi Kementerian/ Lembaga. Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Kuasa Pengguna Anggaran. Kegiatan yang didanai dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi bersifat non-fisik, yang antara lain berupa: sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian. Kegiatan yang didanai dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan bersifat fisik, yang antara lain berupa: pengadaan barang, seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan, dan irigasi, serta kegiatan yang bersifat fisik lainnya. Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan RKA-K/L yang telah diterima dari Kementerian/Lembaga kepada DPRD setempat pada saat pembahasan RAPBD berkaitan dengan kegiatan Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan di daerahnya. JENIS KEGIATAN Kegiatan yang didanai adalah kegiatan yang menurut undangundang telah ditetapkan sebagai urusan pemerintahan di luar 6 urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan/atau yang menjadi tupoksi Kementerian/Lembaga. PENGANGGARAN Dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan merupakan bagian anggaran Kementerian/Lembaga yang dialokasikan melalui Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). KETENTUAN Pendanaan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang/penugasan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian/Lembaga kepada Gubernur/ Bupati/Walikota. Religius Kompeten Transparan Integritas PENYALURAN Dana Dekonsentrasi disalurkan melalui Rekening Kas Umum Negara; Pada setiap awal tahun anggaran Gubernur menetapkan SKPD sebagai pelaksana kegiatan Dekonsentrasi, sementara Kepala Daerah menetapkan SKPD sebagai pelaksana Tugas Pembantuan. Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN oleh KPPN dilakukan berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. Penerbitan SPM oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran didasarkan pada alokasi dana yang tersedia dalam DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPA> Pelaksanaan pembayaran tagihan atas beban APBN tersebut dapat dilakukan dengan cara: Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS); Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP); Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU); Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU). Dalam hal terdapat sisa anggaran lebih atas pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, sisa tersebut merupakan penerimaan APBN. Dalam hal terdapat saldo kas atas pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, saldo tersebut harus disetor ke Rekening Kas Umum Negara. Inovatif Profesional Dalam hal menghasilkan penerimaan, maka penerimaan tersebut merupakan penerimaan APBN dan disetor ke Rekening Kas Umum Negara sesuai dengan peraturan perundangundangan. PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN Penatausahaan keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dalam pelaksanaan Tugas Pembantuan dan Desentralisasi. Penatausahaan keuangan dalam Pelaksanaan Tugas Pembantuan dilakukan secara terpisah dari penatausahaan keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Desentralisasi. SKPD menyelenggarakan penatausahaan uang/ barang dalam rangka Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan secara tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SKPD menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi kepada Gubernur dan laporan pelaksanaan Tugas Pembantuan kepada Gubernur/ Bupati/Walikota. Laporan pertanggungjawaban seluruh pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga yang memberikan pelimpahan wewenang. Laporan pertanggungjawaban seluruh pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang menugaskan. Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan secara nasional kepada Presiden sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PEMERIKSAAN Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan. Pembinaan tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang meliputi pemberian pedoman, fasilitasi dan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi. Menteri Keuangan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; Pengawasan tersebut dilaksanakan dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan serta mengikuti ketentuan yang berlaku bagi APBN. Pemeriksaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, yaitu UU No. 15 Tahun 2004, dimana pemeriksaan atas pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dilakukan oleh instansi pemeriksa keuangan negara. POLA HUBUNGAN PENYELENGGARAAN DEKON/TP ANTAR INSTANSI STATUS BARANG DALAM PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Semua barang yang diperoleh dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan menjadi barang milik negara. Barang Milik Negara dimaksud dapat dihibahkan kepada Daerah. Barang Milik Negara yang dihibahkan kepada Daerah wajib dikelola dan ditatausahakan oleh Daerah. Barang Milik Negara yang tidak dihibahkan kepada Daerah wajib dikelola dan ditatausahakan oleh Kementerian/ Lembaga yang memberikan pelimpahan wewenang dan penugasan. Nasionalis DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Dekonsentrasi & Tugas Pembantuan Gedung Sutikno Slamet Lantai 16 Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp. 021-350.3442 Faks. 021-350.3443 Gedung Sutikno Slamet Lantai 16 Produktif Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 • Telp. 021-350.3442 • Faks. 021-350.3443 www.djpk.depkeu.go.id