p3m stie bank bpd jateng

advertisement
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS INDUSTRI JAMU
TRADISIONAL
(Studi pada PT. Sido Muncul Semarang)
Oleh :
Suhaji
STIE Widya Manggala
Email: [email protected]
Abstract
Traditional medicine industries (Jamu Tradisional) in
Indonesia face many challenges. The bad image from herb
industries that use chemical (BKO), foreign competitors, and few
government contribution, makes the traditional medicine business
environment becomes more complex. This study aims to analyze the
business environment of traditional medicine industries, especially
of PT Sido Muncul from the external environment, industries
competitive from Porter’s model and SWOT Analysis. The result of
analysis shows that from three business environment, PT Sido
Muncul has many strengths to compete in Traditional medecine
industries. Although there are many challenges, but there are still
many opportunities in that industry. PT Sido Muncul, one of the
herb industry leaders in Indonesia, had to be good response to the
environment and by its strength, the company will have good
prospect in the future.
Keywords: Business Environment, Traditional Medicine
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Gejolak krisis keuangan global yang juga berdampak pada perekonomian
nasional seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam memilih prioritas
kebijakan. Dalam hal ini, pemerintah harus memprioritaskan sektor bisnis dan
industri yang memiliki keunggulan, baik dari sisi bahan baku yang berasal dari
sumber daya alam di dalam negeri maupun penyerapan sumber daya manusia
(SDM) yang cukup besar. Salah satunya adalah industri jamu dan obat tradisional
di Indonesia yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri serta mampu
menyerap puluhan juta tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung. Ini
berbeda dengan sektor industri lainnya yang kerap mendapatkan fasilitasi dan
insentif. (2008, Suara Karya)
Meskipun terjadi krisis global, namun Industri jamu nasional tampaknya
bisa bertahan bahkan bertumbuh. Buktinya, produsen jamu tetap optimistis omzet
69
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
usaha mereka bakal tumbuh 15 persen tahun 2009 (2009, Kompas. Com). Ekspor
jamu pada tahun 2008 mencapai Rp. 7,3 trilyun. Bahkan Gabungan Pengusaha
Jamu Indonesia (GPJI) menargetkan ekspor jamu tahun 2010 sebesar Rp 10
trilyun dan pada 2015 mencapai Rp 16 trilyun. (http://matanews.com, 2009)
Selama ini industri jamu dan obat tradisional masih dipandang sebelah
mata oleh pemerintah. Jadi, kalangan pengusaha selalu berupaya sendiri untuk
menyosialisasikan serta memperkenalkan manfaat produk jamu dan obat
tradisional berbahan baku alamiah tersebut. Padahal industri jamu di Indonesia
memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara produsen lain. Selain
ketersediaan bahan baku dan SDM yang memadai, harga produk jamu dan obat
tradisional Indonesia juga kompetitif dan jumlahnya mampu memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat serta terbukti menyehatkan dan tak memiliki efek
samping.
Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat, citra buruk produk jamu
yang disinyalir mengandung Bahan Kimia Obat Keras (BKO), ditambah
banyaknya persaingan baik di dalam maupun dari luar negeri, akan semakin
menentukan maju mundurnya industri jamu ke depan. Apabila tidak direspon
dengan sungguh-sungguh, maka tidak menutup kemungkinan banyak perusahaan
jamu yang gulung tikar.
PT Sido Muncul sebagai salah satu produsen jamu dan obat-obatan
tradisional mempunyai tantangan yang sama dalam kesempatan bersaing dengan
para perusahaan jamu lainya untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas
dan pengembangan usaha bisnisnya. Dengan kemampuan produksi yang
sekarang ini telah mencapai 800 ton per bulan, PT Sido Muncul merupakan
produsen jamu terbesar di Indonesia. Selain untuk memenuhi permintaan pasar
domestik, Sido Muncul juga melayani ekspor, antara lain ke Hongkong,
Australia, Asean dan Timur Tengah.
Dengan kondisi umum PT Sido Muncul yang sedemikian merupakan
tantangan baru baginya untuk memanfaatkan celah pasar yang sekarang ada
dengan menampilkan performa yang lebih baik dibanding dengan industri obatobatan sejenis. Sekarang tinggal bagaimana kondisi peluang pasar yang ada ini
dapat dimanfaatkan oleh PT Sido Muncul untuk memperbesar tingkat
penjualannya di masa mendatang.
Rumusan Masalah
Untuk menghadapi persaingan dalam industri yang digelutinya, PT Sido
Muncul harus memahami lingkungan bisnis yang ada, memahami tingkat
persaingan dan juga memahami kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang
yang dihadapi, sehingga rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah kondisi lingkungan bisnis, tingkat persaingan industri, serta
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang di hadapi PT Sido Muncul?
70
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Telaah Pustaka
Lingkungan Bisnis (Perusahaan)
Dalam usaha mengembangkan prestasinya, perusahaan diharuskan
memahami dan menganalisis kekuatan lingkungan yang mengelilinginya.
Dasar pemikiran mengapa analisis lingkungan harus dilakukan adalah General
System Theory. Menurut teori ini, organisasi dewasa ini lebih merupakan suatu
sistem yang terbuka (open systems). Oleh karena itu, organisasi sangat
dipengaruhi dan berinteraksi secara konstan dengan lingkungan yang
melingkupinya. Dengan demikian tugas utama yang paling penting bagi
manjemen perusahaan dalam hal ini adalah memastikan bahwa pengaruh
tersebut dapat disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan
kontribusi optimal terhadap keberhasilan dan pencapaian daya saing organisasi
secara keseluruhan. (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1996).
Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan
lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang tak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan eksternal terbagi atas dua subkategori, yaitu lingkungan jauh (Umum) dan lingkungan industri. Lingkungan
jauh/umum adalah lingkungan yang tidak langsung berhubungan dengan
perusahaan. Lingkungan industri adalah lingkungan yang terdiri dari perusahaanperusahaan yang sejenis. Sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan yang
dapat dikendalikan perusahaan, yang banyak berhubungan dengan fungsi-fungsi
manajemen perusahaan, seperti pemasaran, SDM, keuangan dan Operasional.
Lingkungan Eksternal Jauh (Umum)
Lingkungan eksternal jauh terdiri dari lingkungan idiologi, politik/hukum,
ekonomi, sosial – budaya – teknologi serta pertahanan – keamanan, baik itu
internasional, regional, nasional maupun lokal. Aspek-aspek ini ada yang
menunjang dan ada yang tidak menunjang.
Lingkungan eksternal dekat adalah aspek pasar (persaingan sempurna,
persaingan tidak sempurna, oligopoli, duopoli, dan monopoli), maupun industri
dimana badan usaha itu beroperasi. Lingkungan ini sedikit banyak dapat
dipengaruhi oleh badan usaha, sedangkan lingkungan jauh merupakan “given”
artinya tidak dapat dipengaruhi oleh badan usaha. Lingkungan ini memunculkan
tantangan dan peluan bagi perusahaan.
Lingkungan Industri
Menurut Porter (1985), penentu dasar pertama dari kemampulabaan suatu
perusahaan adalah daya tarik industri. Kemampulabaan industri tidak bergantung
pada bagaimana tampaknya produk bersangkutan atau apakah fungsi itu
mencakup teknologi tinggi atau rendah, tetapi pada struktur industri. Di dalam
industri apapun, aturan persaingan dicakup dalam lima kekuatan bersaing, yaitu
masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti, kekuatan pertawaran
pembeli, kekuatan pertawaran pemasok, dan persaingan di antara pesaing-
71
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
pesaing yang ada, seperti terlihat pada Gambar 1. Kekuatan masing-masing dari
kelima kekuatan bersaing merupakan fungsi struktur industri, atau karekteristik
ekonomi dan teknis yang mendasari suatu industri.
Kelima kekuatan tersebut menentukan kemampulabaan industri karena
mempengaruhi harga, biaya, dan memerlukan investasi perusahaan di dalam
suatu industri – elemen-elemen laba investasi (return on investment atau ROI).
Di dalam suatu industri, kekuatan pembeli mempengaruhi harga yang dapat
dibebankan oleh perusahaan seperti halnya ancaman produk pengganti. Kekuatan
pembeli juga dapat mempengaruhi biaya dan investasi karena pembeli yang kuat
menuntut pelayanan yang mahal.
Kekuatan tawar-menawar pemasok
menentukan biaya bahan mentah dan masukan lain. Intensitas persaingan
mempengaruhi harga dan juga biaya persaingan di dalam bidang-bidang seperti
pabrik, pengembangan produk, iklan dan tenaga penjualan. Ancaman masuk dari
pesaing baru membatasi harga dan menentukan investasi yang diperlukan untuk
menghalangi masuknya pendatang baru.
Gambar 1. Kekuatan Bersaing dalam Industri
Sumber: Porter, dikutip dari http://www.valuebasedmanagement.net/(22 Januari
2009)
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan. Lingkungan ini sering disebut lingkungan yang dapat
dikendalikan. Perusahaan sendiri menurut pola pikir sekarang merupakan
kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang
nantinya dapat digunakan untuk membentuk market position tertentu. Dengan
demikian analisa lingkungan internal akan mencakup analisa mengenai
sumberdaya, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.
72
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Metode Penelitian
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari buku, koran, dan internet.
Metoda Analisis Data
Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan metoda analisis deskriptif
kualitatif, yaitu analisis terhadap fenomena atau populasi tertentu dengan tujuan
untuk menjelaskan aspek-aspek relevan dengan fenomena yang diamati,
menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti dan mengkaji berbagai aspek
dalam fenomena tertentu. Analisis data akan dilakukan terhadap lingkungan
perusahaan yang terdiri dari analisis lingkungan jauh, lingkungan industri
(analisis persaingan dalam industri dari Porter), serta analisis internal yang
dilakukan dengan analisis kekuatan dan kelemahan, serta ditambah ancaman dan
peluang yang ada, yang sering disingkat SWOT. Dari analis tersebut akan bisa
dilihat prospek industri/perusahaan di masa mendatang.
Hasil dan Pembahasan
Analis Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar
organisasi (perusahaan). Faktor-faktor ini biasanya tidak berhubungan langsung
dengan operasional suatu perusahaan, yang terdiri atas lingkungan ekonomi,
demografi, sosial budaya, politik dan hukum, teknologi, faktor ekologi serta
faktor luar negeri.
1) Lingkungan Ekonomi
Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam yang melimpah.
Dengan produk-produk yang memanfaatkan kekayaan alamnya diharapkan
Indonesia mampu bersaing dalam produk-produk obat-obatan tradisional
yang diproduksi oleh sentra-sentra industri jamu yang ada di Indonesia. Kita
ketahui kondisi lingkungan ekonomi Indonesia terkena krisis sejak
pertengahan tahun 1997, telah menjadikan merosotnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika. Hal ini menjadikan tingkat inflasi menjadi
meningkat dengan signifikan, yang akhirnya berpengaruh kepada
kemampuan daya beli masyarakat. Penurunan kemampuan daya beli ini
terjadi tidak hanya pada barang-barang tertentu saja, tetapi berdampak pada
hampir seluruh barang konsumsi. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat
dihindari adalah kebutuhan obat-obatan. Dengan terjadinya krisis maka harga
obat-obatan farmasi menjadi meningkat dengan tajam. Naiknya harga obatobatan menurut harian Bisnis Indonesia mencapai 500 persen. Hal ini
disebabkan oleh masih banyaknya kandungan impor dalam produk tersebut.
Untuk mengantisipasi keperluan obat yang masih dibutuhkan, masyarakat
mulai melirik pada alternatif lain, yang mempunyai fungsi sama, yaitu pada
obat tradisional. Keuntungan bagi perusahaan-perusahaan jamu umumnya
73
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
dan PT Sido Muncul khususnya yaitu mereka dapat memulai terlebih dahulu
dengan pasar dalam negeri yaitu untuk menanamkan image yang baik
terhadap konsumen. Karena kita ketahui Indonesia dengan jumlah penduduk
menurut perkiraan BPS tahun 2010, kurang lebih 234 juta jiwa merupakan
pasar yang potensial untuk dijadikan landasan dalam menuju pasar yang
global.
2) Lingkungan Demografi
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 menurut perkiraan BPS
adalah sebesar 234,2 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara
berpenduduk terbesar ke-4 di seluruh dunia setelah RRC, India, dan Amerika
Serikat. Namun demikian dengan tingkat penyebaran penduduk serta tingkat
kemakmuran penduduk yang tidak merata (banyak terpusat di pulau Jawa),
para pelaku bisnis dalam industri jamu, terutama jamu anti pereda stres
dituntut untuk lebih jeli dalam memasarkan produknya. Hal ini berkaitan
dengan distribusi angka penderita stres yang didominasi pada kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Alasan yang sangat jelas
dikemukakan bahwa pada kota-kota besar ada suatu perubahan yang sangat
cepat sejalan dengan adanya krisis ekonomi. Perubahan-perubahan yanga
dapat dirasakan misalnya melonjaknya harga kebutuhan pokok, banyaknya
karyawan yang dirumahkan, munculnya pengangguran, dan meningkatnya
kriminalitas
3) Lingkungan Teknologi
Kehadiran teknologi internet menjadikan perusahaan semakin dekat
dengan konsumen. Teknologi internet digunakan oleh PT Sido Muncul
sebagai upaya untuk promosi secara on line. PT Sido Muncul membuat
homepage
khusus
untuk
perusahaan
dengan
alamat
http://www.sidomuncul.co.id.. homepage ini ditujukan untuk pelanggan yang
tergolong user internet dengan maksud pelanggan dapat memperoleh
sejumlah informasi yang jelas tentang perusahaan. Kemajuan teknologi
sangat mendukung perusahaan dalam rangka menghasilkan beragam jenis
produk atau proses produksi yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Perkembangan teknologi menjadikan perusahaan jamu dengan mudah
mengembangkan produknya ke dalam bentuk tablet dan kapsul, bahkan dapat
menghilangkan rasa pahit. Tidak hanya dari segi variasi produk, yang paling
utama disini PT. Sido Muncul telah mengangkat jamu Tradisional setara
dengan obat karena mempunyai standar Farmasi. Hal ini ditunjukkan, pada
tahun 2000, PT Sido Muncul telah menerima dua sertifikat yaitu, Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB).
4) Lingkungan Ekologi
Limbah yang dihasilkan dari suatu industri secara umum dapat
mencemari air, tanah, udara, dan suara. Sektor ekonomi yang merupakan
penyumbang terbesar limbah ini dapat disebutkan antara lain dari sektor
agrikultur, industri, aquaculture, dan pertambangan. Dilihat dari proses
74
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
produksinya, industri jamu merupakan salah satu industri yang dapat
dikatakan tidak menghasilkan limbah yang berbahaya karena sebagian proses
yang terjadi merupakan pemisahan fisik dan hanya sedikit melibatkan bahan
kimia. Untuk industri jamu limbah yang perlu mendapat perhatian khusus
berasal dari kemasan yang digunakan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
limbah plastik tidak dapat dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisma
yang ada di dalam tanah. Karenanya walaupun sudah ditanam dalam tanah,
tidak akan terjadi perubahan wujud. Dengan demikian sampah plastik perlu
mendapat perhatian yang serius sehingga akibat yang ditimbulkan sedapat
mungkin diminimalkan. PT Sido Muncul tidak ingin khadirannya
menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk
melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani
limbah cair, PT Sido Mnncul memiliki instalasi pengolahan air limbah
sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk
menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat akan diolah menjadi pupuk
organic, yang bisa digunakan untuk member pupuk tanaman.
5) Lingkungan Politik dan Hukum
Hari kesehatan nasional pada tanggal 24 November 1998, telah
menjadikan suatu peristiwa penting bagi dukungan perkembangan industri
obat tradisional di Indonesia. Presiden Habibie yang mencanangkan hari
kesehatan dengan tema "kembali ke alam, manfaatkan obat asli Indonesia",
telah mendorong masyarakat untuk menggunakan obat tradisional dalam
penyembuhan penyakit. Hal ini selain memberikan pilihan harga yang lebih
murah di saat kondisi ekonomi yang belum membaik, juga menawarkan daya
penyembuhan yang tidak kalah dengan obat-obatan Farmasi (Kompas, 1998).
Sayangnya dukungan pemerintah terhadap industri jamu sangat kurang. Hal
ini ditunjukkan dengan tidak adanya pendidikan formal mengenai jamu. Juga
sistem pengawasan yang lemah, terlihat dengan maraknya pengrajin jamu
dan pengusaha yang mencampur produknya. Akibatnya citra industri jamu
menjadi buruk. Selain itu terbitnya UU No. 23 tahun 1992 tentang Ketentuan
Kesehatan, sangat menghambat pertumbuhan jamu tradisional. Juga
Peratutan Pemerintah (PP) No 17 tahun 1986 dimana perusahaan jamu
tradisional di bawah pembinaan Kementerian Perindustrian. Seharusnya
perusahaan jamu tradisional juga mendapatkan pembinaan dari kementerian
kesehatan. Bentuk dukungan pemerintah yang diharapkan antara lain
perubahan peraturan yang berlaku, adanya perlindungan/proteksi pemerintah,
mengalokasikan dana penelitian serta mengkoordinasi kegiatan tersebut. Ini
juga diiringi oleh para pengusaha jamu yang memperhatikan masalah litbang.
Diketahui bahwa industri jamu Indonesia memiliki kemampuan untuk
menjadi negara industri maju dengan industri jamu di dunia.
6) Lingkungan Politik Luar Negeri
Industri jamu di Indonesia berpeluang untuk melakukan ekspor lebih
besar, mengingat permintaan pasar di luar negeri saat ini sangat tinggi,
seperti di negara-negara Timur Tengah, Asia dan Eropa. Apalagi selama ini
75
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai spesies tanaman kedua
terbesar di dunia terbesar setelah Brazil. Sayangnya, peluang itu belum bisa
dimanfaatkan secara optimal oleh kalangan industri jamu di dalam negeri.
Padahal produk jamu di Indonesia sudah dikenal sejak dulu, baik secara
empiris dan ilmiah, sehingga dari sisi pemasaran sudah mendukung dan
kompetisinya pun cukup tinggi.
Keadaan ini dapat dijadikan acuan oleh industri jamu di Indonesia
untuk mempersiapkan diri, seperti kita ketahui isu utama politik luar negeri
saat ini adalah era perdagangan bebas yang sudah semakin dekat. Bila kita
mengacu pada pelaksanaan AFTA yaitu pada tahun 2003 yang tinggal tiga
tahun lagi dari sekarang. Kita ketahui bahwa pada era tersebut industriindustri yang menjadi akan saling bersaing dan salah satu industri yang
menjadi unggulan Indonesia adalah industri yang mampu mengembangkan
hal-hal yang sifatnya tradisional dengan sentuhan teknologi didalamnya,
seperti jamu.
Dalam era globalisasi tersebut, timbul peluang bagi industri jamu di
Indonesia terutama bagi PT Jamu Sido Muncul yang produksinya jamunya
telah diekspor ke beberapa negara Asia seperti Taiwan, Brunei Darussalam,
Malaysia, Hongkong, dan Singapura. Kita ketahui bahwa pada era globalisasi
terjadi perubahan pola konsumsi dimana kecenderungan untuk kembali ke
alam (back to nature). Perubahan ini juga terjadi pada pola konsumsi untuk
obat-obatan dan dalam hal ini industri jamu menjadi industri yang strategis.
Disamping peluang, era globalisasi juga merupakan ancaman. Seperti
kita ketahui industri obat-obatan tradisional dari negeri Cina sudah banyak
mendapatkan tempat bagi para konsumennya, sehingga ini merupakan
ancaman bagi industri jamu di Indonesia umumnya dan PT Jamu Sido
Muncul khususnya, sehingga bagi PT Jamu Sido Muncul sendiri ini
merupakan tantangan untuk mempersiapkan atau berbenah diri dalam
menghadapi ancaman tersebut.
7) Lingkungan Sosial Budaya
Jamu merupakan ramuan asli Indonesia. Sebagai obat tradisional asli
Indonesia, jamu sudah dikenal sejak jaman dulu. Meskipun pada awalnya
digunakan oleh para bangsawan namun pada perkembangannya jamu juga
semakin banyak digunakan oleh rakyat biasa. Dari harganya, dengan
kandungan bahan yang hampir semuanya berasal dari lokal, menjadikan
harga obat tradisional tidak begitu terpengaruh oleh kondisi krisis ekonomi
yang terjadi. Pemikiran bahwa fungsinya masih sama, yaitu mengobati
penyakit, penggunaan obat tradisional di masyarakat menjadi meningkat.
Sebelum ini memang ada anggapan bahwa jamu tradisional merupakan
konsumsi kelas bawah. Anggapan yang demikian yang menyebabkan
kalangan menngah ke atas menjadi agak segan menggunakan obat-obatan
tradisional. Selain kurang "elit" jika dilihat, gambaran masyarakat modern
dirasakan menjadi kurang jika mengkonsumsi obat tradisional. Sekarang
76
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
ketika harga obat semakin tidak terjangkau, obat tradisional mulai
mandapatkan tempat di hati masyarakat.
Analisis Tingkat Persaingan dalam Industri
Pada bagian ini, analisis akan ditekankan pada pengunaan lima kekuatan
kompetisi dari Michael E Porter. Secara rinci analisis kompetisi dari PT Sido
Muncul adalah sebagai berikut:
Ancaman Produk Pengganti
Kehadiran barang substitusi baik langsung ataupun tidak, jelas akan
menggerogoti pangsa pasar produk jamu. Produk pengganti akan memberikan
alternatif bagi konsumen untuk menentukan pilihannya. Ancaman produk
substitusi dari industri jamu adalah obat-obatan kimia yang telah dipergunakan
sejak lama oleh para ahli kesehatan dalam menangani kesehatan pasiennya. Obatobatan kimia masih dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai satusatunya obat untuk pencegahan dan penyembuhan suatu penyakit. Seiring dengan
datangnya krisis moneter belakangan ini, yang salah satu dampaknya adalah
meningkatnya harga obat-obatan kimia hampir sebesar 400%, menyebabkan
beralihnya pandangan masyarakat ke arah obat-obatan tradisional. PT Sido
Muncul sendiri telah berusaha meningkatkan citra jamu tradisional menyamai
obat kimia dengan membuat standar farmasi bagi produk jamunya.
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Konsumen memberikan pengaruh terhadap kompetisi yang terjadi antar
perusahaan sejenis dalam suatu industri, mengingat salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan dalam memasarkan produknya adalah memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, tentu saja di samping tujuan lain perusahaan
itu sendiri.
Konsumen dalam hal ini memiliki kebebasan memilih produk obat-obatan
dipasaran selain jamu, misalnya obat kimia dari berbagai perusahaan, selain
berbagai merek perusahaan jamu yang begitu banyak. Bargaining position dari
konsumen muncul dikarenakan banyaknya suplier yang ada. Oleh karena itu,
Suplier atau dalam hal ini produsen dituntut menampilkan produk beserta
atributnya yang berbeda, yang terbaik sesuai dengan preferensi konsumen.
Preferensi konsumen sangat ditentukan faktor faktor marketing mix, yaitu:
produk, harga, distribusi dan promosi. Dalam hal ini PT Sido Muncul telah
berhasil mendapatkan preferensi konsumen yang baik, terbukti pangsa pasarnya
yang semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Kedudukan suplier dalam suatu industri memberikan pengaruh yang besar,
terutama dalam upaya penentuan harga dan kualitas barang produksi yang akan
digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan para konsumennya.
Tragisnya hampir 90% industri jamu yang berstatus IKOT (industri kecil obat
tradisional) yaitu industri jamu dengan modal di bawah Rp 600 juta sering
mengalami kesulitan kelangkaan bahan baku obat jamu. Hal ini merupakan suatu
77
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
hal yang dilematis, sebab pada saat di mana jamu sudah menjadi pengobatan
alternatif masyarakat yang cukup terjangkau di saat harga obat paten mahal,
justru banyak perusahaan jamu tidak dapat memenuhi permintaan yang
disebabkan tidak adanya jaminan dari suplier atas kiriman bahan baku.
Kekurangan bahan baku akhir-akhir ini disinyalir karena pemasok lebih suka
mengekspor bahan baku tersebut ke Asia dan Eropa menyusul meningkatnya
nilai kurs dolar AS.
Hal demikian tidaklah terjadi pada PT Sido Muncul, karena perusahaan ini
tidak menggantungkan bahan baku produknya kepada pemasok, tetapi
perusahaan ini memiliki lahan tersendiri yang berfungsi sebagai pemasok intern.
Kelancaran bahan baku ini merupakan nilai tersendiri bagi PT Sido Muncul
dibanding pesaing-pesaingnya dalam menghadapi "Kekuatan tawar menawar
pemasok".
Ancaman Pendatang Baru
Kehadiran pesaing baru dalam suatu pasar akan membawa kemampuan
yang baru pula dalam menjamin keseimbangan pasar dan sumber daya.
Kehadiran pendatang baru dalam industri jamu disebabkan oleh economics of
scale. Selama kurun waktu yang cukup panjang ini, kehadiran jamu masih
sangat sedikit hal ini jika dikembalikan pada faktor-faktor penyebab kemunculan
barrier to entries, tampaklah bahwa faktor-faktor di atas masih merupakan faktor
utama yang mempengaruhi masuknya suatu perusahaan dalam industri ini.
Pendatang baru yang akan masuk pada industri jamu tentu saja akan
memperhitungkan dengan matang untuk ikut bermain pada pasar jamu, karena di
dalamnya PT Sido Muncul dengan serius telah mempersiapkan diri dengan
sangat baik.
Persaingan Di Antara Penjual
Titik berat kompetisi antar perusahaan pesaing produsen jamu pada
dasarnya didasari oleh upaya tiap perusahan untuk memperkuat posisi pasarnya
dan mengungguli kekuatan kompetisi dari pesaing. Berdasarkan kondisi ini,
perusahan dalam menghadapi pesaingnya menekankan pada sejumlah taktik
dengan penekanan utama pada upaya memenangkan persaingan diantara
pesaingnya. Kompetisi semakin kuat ketika perusahaan yang bersaing
menekankan/memiliki perbedaan ide tentang kompetisi. Faktor-faktor inilah yang
kemudian mendasari kuat lemahnya persaingan antar perusahaan dalam upaya
mengungguli kekuatannya di arena persaingan tersebut. Dalam industri obatabatan tradisional (jamu) sendiri, sampai dengan saat ini terdapat sekitar 600
industri jamu besar dan kecil, sementara jumlah pengrajin jamu mencapai 400
pengrajin. Untuk pemain nasional sendiri jangkauan pasarnya sampai sekarang
hanya ada beberapa perusahaan, yaitu Sido Muncul, Air Mancur, Nyonya
Meneer, dan Jamu Jago. Dari banyaknya perusahaan jamu yang ada, PT Sido
Muncul sangat siap untuk bersaing secara sehat dengan perusahaan jamu lainnya.
78
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Analisis SWOT
Analisis dilakukan terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan,
serta kapabilitas dari perusahaan. Pengamatan terutama ditujukan pada struktur
pasar, persaingan dan bauran perusahaan.
Kekuatan-Kekuatan Perusahaan
Memiliki SDM yang handal
PT Sido Muncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat
pendidikan yang bervariasi dan ditempatkan sesuai keahliannya. Sido Muncul
juga memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi,
farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dan
lain-lain.
Saluran distribusi yang luas
Saluran distribusi PT Jamu Sido Muncul telah dapat menjangkau seluruh
Indonesia dan bahkan telah berhasil mencapai luar negeri. Saat ini Sido Muncul
telah menaungi 100 ribu pedagang jamu melalui 92 distributor yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia
Kerjasama Ilmiah
Agar produk dapat senantiasa berkembang sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan kemajuan tekhnologi, kerjasama dilakukan dengan lembagalembaga ilmu pengetahuan, baik dimata masyarakat maupun dunia " ke-ilmu-an
", seperti: Universitas Diponegoro Semarang, PPOT Universitas Gadjahmada
Jogjakarta, Fakultas Farmasi Universitas Widya Mandala Surabaya, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma Jogjakarta, Lembaga penelitian Institut
Tekhnologi Bandung, Balai Penelitian Tanaman Obat Depkes di Tawangmangu,
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, di Bogor.
Produknya sudah diekspor
Sebagian dari produk PT Jamu Sido Muncul telah berhasil menembus
pasar manca negara. Misalnya Kuku Bima Ener-G yang mengandung bahan
Ginseng dan Royal Jelly telah dipasarkan ke Suriname, Filipina, Hongkong,
Malaysia, Singapura, dan Negara kawasan Asean lainnya.
Bagian Riset dan Development yang baik
Bagian Riset dan Development dalam PT Jamu Sido Muncul telah
berfungsi dengan baik, setiap produk yang akan dipasarkan telah diperiksa
dengan teliti oleh bagian ini, PT Jamu Sido Muncul juga mengadakan kerja sama
dengan beberapa universitas untuk mengembangkan produknya, selain itu PT
Jamu Sido Muncul juga merupakan satu-satunya produsen jamu di Indonesia
yang telah memiliki laboratorium jamu. PT Sido Muncul merupakan satu-satunya
produsen jamu yang memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik (CBOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
79
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Produk berkualitas dan terjangkau harganya
Dikarenakan adanya R & D yang baik sehingga roduk-produk yang
dihasilkan oleh PT Jamu Sido Muncul telah melewati quality control yang ketat,
mulai dari bahan baku, bahan pembantu, produk setengah jadi, sampai dengan
produk akhir, produk tersebut juga telah melewati tiga kali laboratorium
pemeriksaan mutu, sehingga dipastikan bahwa kualitas produk perusahaan ini
telah terjamin.
Banyak mendapatkan penghargaan
PT Sido Muncul sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan,
diantaranya: Best Encouragement Product 2003", tingkat ASEAN untuk
produk minuman Turmeric Natural Drinks/ Kunyit Asam, Anugerah "Solo
Customer Satisfaction Index ( SCSI ) 2003”, sebagai merek Jamu
terpopuler; Penghargaan "Best Brand" dari Frontier dan majalah SWA,
untuk produk KukuBima; Merek Dagang Unggulan Indonesia 2003;
Penghargaan dari Departemen Perhubungan dan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi untuk program Mudik Lebaran Gratis ke-13 kali,
tahun 2002; Peraih "Cakram Award 2002", untuk kategori Pengiklan
terbaik 2002; Penghargaan "ICSA 2002", untuk produk Kuku
Bima/Kategori Jamu dan Obat Kuat Pria; Penghargaan "ICSA 2002",
untuk produk Kuku Bima/ Kategori Jamu dan Obat Kuat Pria; Penerima
Kehati Award 2001, kategori Pelaku Bisnis Peduli Lingkungan; Penerima
Sertifikat CPOTB dan CPOB 2000, sebagai perusahaan Jamu pertama di
Indonesia yang melakukan standarisasi Farmasi.
Kelemahan-Kelemahan Perusahaan
Untuk saat ini PT Sido Muncul hampir tidak bisa ditemukan kelemahan
yang mendasar, karena perusahaan ini sudah sedemikian mengantisipasi segala
kemungkinan perubahan lingkungan yang akan terjadi. Dengan kekuatan yang
dimiliki hampir tidak ditemukan kelemahan-kelemahannya. Satu yang pernah
mengganggu promosi adalah permasalahan bintang iklan yang tersandung
masalah keluarganya, tetapi hal itu ternyata tidak mengganggu kinerja
keseluruhan PT Sido Muncul.
Peluang-peluang Bagi Perusahaan
Adanya gerakan back to nature
Adanya kecenderungan gerakan back to nature atau kembali kea lam,
diseluruh dunia menyebabkan terbukanya peluang pasar baik di luar maupun
dalam negeri bagi industri perjamuan di Indonesia, khususnya PT Jamu Sido
Muncul. Gerakan back to nature mendorong untuk mengkunsumsi obat-obatan
dari alam yang mempunyai yang hampir tidak memiliki efek samping.
80
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Pasar yang semakin luas dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi
Pasar bagi jamu tradisional masih luas mengingat hanya 30 persen dari
penduduk Indonesia yang sudah terjangkau oleh obat-obatan modern. Pasar yang
luas ini masih dapat berkembang karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang
relatif masih tinggi dan ditunjang pula oleh tradisi atau budaya minum jamu yang
mengakar dalam masyarakat Indonesia. Di apsar duniapun obat tradisional juga
semakin diminati orang. Di China misalnya, kunsumsi obat-obat tradisional
mencapai 30-50 persen dari total kunsumsi obat oleh penduduknya. Di Amerika
dan Eropa, nilai pembelanjaan untuk obat-obat tradisional mencapai puluhan juta
dollar per tahunnya.
Produk-produk khusus
Peningkatan bentuk jamu yang lebih memenuhi kebutuhan dan selera
konsumen seperti menghilangkan rasa pahit, aroma yang menarik, persepsi lebih
efektif dari jamu tradisional, pemakaian yang lebih praktis, serta pemasaran yang
lebih luas dan modern akan membuka peluang pasar baru bagi PT Jamu Sido
Muncul. Disamping itu kehadiran industri kosmetika tradisional yang
menggunakan jamu juga merupakan peluang baru bagi PT Jamu Sido Muncul.
Bahan Baku yang melimpah
Industri jamu hampir tidak memiliki ketergantungan impor. Bahkan LIPI
menyebutkan Indonesia memiliki 30.000 spesies tumbuhan obat dari total 40.000
yang ada di dunia. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa masih banyak peluang
untuk menemukan obat-obat tradisional baru untuk berbagai penyakit. Karena
dari 30.000 spesies yang ada di Indonesia, baru sekitar 180 spesies yang sudah
digunakan sebagai bahan obat, dari sekitar 950 spesies yang berkhasiat sebagai
obat.
Ancaman-ancaman Bagi Perusahaan
Perijinan untuk pasar luar negeri
Produk jamu Indonesia sudah merambah ke laur negeri, seperti Malaysia,
Vietnam, Afrika dan Nigeria. Agar dapat memasuki pasar luar negeri, PT Jamu
Sido Muncul harus mendapatkan ijin dari pemerintah yang bersangkutan.
Pasalnya, meyakinkan sebuah negara agar memberikan izin masuk produk jamu
adalah tak mudah. Sebab, citra negatif yang berkembang selama ini, jamu
tradisional Indonesia memiliki kandungan (bercampur) zat kimia. Belum lagi
hambatan proteksi yang justru sudah diterapkan pasar lama, seperti Thailand dan
Malaysia. Kedua negara ini menerapkan syarat label cara pembuatan obat
tradisional yang baik (CPOTB) bagi produk jamu Indonesia. Industri jamu
Indonesia sendiri termasuk PT Sido Muncul sebenarnya telah menerapkan sistem
uji klinis atau fitofarmaka, sehingga mutu jamu lebih teruji dan terbukti
khasiatnya. Selain itu, diberlakukan standar untuk produk jamu utuh berupa
CPOTB. Namun, fitofarmaka dan CPOTB tersebut terkadang belum diakui
negara-negara lain.
81
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Perusahaan jamu pesaing
Selain pesaing yang banyak dari dalam negeri, persaingan industri jamu
juga datang dari luar negeri. Persaingan dari luar negeri terutama datang dari
China yang terkenal dengan obat tradisionalnya. Disamping itu meskipun bahan
jamu di Indonesia banyak macamnya, namun komponen bahanbaku industry
jamu nasional kini hampir didera krisis. Permintaan kencur yang tinggi untuk
jamu tidak didukung budi daya nasional, sehingga hasil produksinya makin
menipis. Akibatnya, baying-bayang impor kencur mulai mengikuti, terutama dari
China, Myanmar, Vietnam, dan India.
Efek negatif dari jamu ber-BKO
Obat-obatan tradisional yang beredar di Indonesia tidak seluruhnya sudah
lolos uji sertifikasi dari BPOM. Banyak jamu yang langsung diedarkan secara
mandiri dan ternyata banyak yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) yang
berbahaya terhadap tubuh manusia. Hal ini berimbas pada jamu secara
keseluruhan, dimana image jamu tradisional cenderung negative.
Simpulan
Industri jamu tradisional di Indonesia mengahadapi berbagai tantangan
lingkungan yang kurang menguntungkan. Adanya citra buruk yang ditimbulkan
oleh sebagian perusahaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya, persaingan
dari luar negeri, ditambah kurangnya perhatian pemerintah membuat lingkungan
bisnis industri jamu tradisional semakin kompleks. Namun demikian, dilihat dari
sisi peluang industri juga masih bisa diharapkan, mengingat segmen pasarnya
yang semakin besar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini
membuat industri jamu masih layak untuk terus dikembangkan. PT Sido Muncul
sebagai salah satu pemain utama industri jamu tradisional di Indonesia, telah
dengan sigap merespon lingkungan bisnis yang semakin dinamis.
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap berbagai lingkungan dan
analisis SWOT dihasilkan sebagai berikut:


Dari segi lingkungan jauh, baik lingkungan ekonomi, demografi, teknologi,
ekologi, luar negeri, politik dan hukum, dan sosial budaya, semuanya hampir
merupakan peluang bagi PT Sido Muncul untuk terus mengembangkan
bisnisnya.
Hasil analisis tentang lingkungan industri, menunjukkan bahwa dalam segi
ancaman pendatang baru, meskipun mudah untuk masuk ke industri, namun
standar yang tinggi akan sulit dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan baru.
Jadi perusahaan baru akan berpikir untuk masuk industri tersebut. Dari segi
kekuatan pemasok, PT Sido Muncul sudah memiliki tanaman bahan baku
sendiri sehingga tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Dari tawar
menawar pembeli, meskipun pasar begitu besar namun konsumen sudah
memiliki preferensi yang baik terhadap produk-produk PT Sido Muncul.
Demikian juga untuk ancaman produk pengganti dan persaingan di antara
penjual, PT Sido Muncul sudah siap menghadapi semuanya.
82
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011

ISSN 1411 - 1497
Dari analisis SWOT, PT Sido Muncul banyak memiliki kekuatan dan
peluang yang melebihi kelemahan dan ancamannya, sehingga di masa
mendatang prospek perusahaan akan tetap menjanjikan.
Keterbatasan
Penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan data sekunder
melalui media Koran dan internet. Analisis dilakukan secara obyektif terhadap
data sekunder yang diperoleh dari media tersebut. Untuk penelitian berikutnya
akan lebih baik dilakukan dengan menambah data primer, misalnya bagaimana
pendapat manajemen tarhadap lingkungan bisnis yang dihadapinya atau dengan
menyebar kuesioner terhadap para pelanggan tentang bagaimana persepsinya
terhadap jamu tradisional khususnya yang diproduksi oleh PT Sido Muncul.
Daftar Pustaka
Chow, Irene, et.al, 1997. Business Strategy: An Asia Pacific Focus. Prentice
Hall. Singapore
Kotler, P (1997), Marketing management : Analisis, Planning, Implementation,
And Control, Eight Edition, Prentice Hall. Inc, New Jersy
Kusnandar dan Marimin (2003). Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan
Analisis Struktur Kelembagaannya. Jurnal teknol dan Industri Pangan,
Volumen XIV.
Pearce, John A. II dan Robinson, Richard B. Jr. (1988), Corporate Strategies, A
Selection Reading from Business Week, Volume II, Singapore : McGrawHill Book Co.
Porter, Michael E (1985), Competitive Advantage, Free Press Publishing, New
York
Purnomo S. H. dan Zulkieflimansyah (1996). Manajemen Strategi ; Sebuah
Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sinar Harapan (2002), Industri Jamu, Potensi Besar Dukungan Kurang
Thomson Jr., Athur A. Dan A.J. Strickland III (1995), Strategic Management:
Consept And Case, Eight Edition
Wheelen, Thomas L. And J Hunger (1995), Strategic Management And Business
Policy, Fifth Edition, Addision-Wesley Publishing Company
Suara Karya (2008). Prospek Produk Jamu dan Obat Herbal Indonesia ke Dunia
Sangat Besar. 19 Oktober
Suara Merdeka (2007). Kualitas Jamu diminta Ditingkatkan. Jumat, 13 April.
Kompas.com. Rabu, 4 Maret 2009
83
P3M
STIE BANK BPD JATENG
Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011
ISSN 1411 - 1497
Sumber internet:
http://.www.bappenas.go.id (2008). Perkembangan Ekonomi Indonesia. Tanggal
22 Nopember.
http://.bataviase.co.id (2009). Sido Muncul Rintis Waralaba Hotel. Tanggal 2
Desember.
http://.bataviase.co.id (2010). Segudang Masalah Demografi. Tanggal 30 April.
http://matanews.com, 2009
http://sidomuncul.waytodeal.com
http://sidomuncul.com
http://www.surya.co.id (2010). Jamu Tradisional di Tengah Himpitan Produk
China, Omzet Penjual Drop, Produsen Kritis. Sabtu, 6 Februari.
84
Download