pengaruh tummy time exercise terhadap kemampuan lama

advertisement
PENGARUH TUMMY TIME EXERCISE TERHADAP
KEMAMPUAN LAMA MENGANGKAT KEPALA PADA POSISI
TENGKURAP BAYI USIA 3 – 4 BULAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
ALUSIA SARI SOFIA
NIM J 110 0910 011
SKRIPSI
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapat gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi
PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ALUSIA SARI SOFIA / J110090011
“ PENGARUH TUMMY TIME EXERCISE TERHADAP KEMAMPUAN
LAMA MENGANGKAT KEPALA PADA POSISI TENGKURAP BAYI
USIA 3 – 4 BULAN”
( Dibimbing oleh Agus Widodo, SST.Ft, M.Fis dan Sugiono,SST.Ft)
Latar belakang: Salah satu upaya tercapainya potensi genetik pertumbuhan dan
perkembangan motorik bayi adalah dengan pemberian stimulasi. Upaya stimulasi
yang dimaksud dapat berupa tummy time exercise. Tummy time exercise yaitu
latihan penumpuan berat badan dengan memposisikan bayi pada perut atau
tengkurap. Manfaat dari tummy time exercise meningkatkan kontrol kepala dan
menguatkan otot leher, bahu, lengan dan punggung. Chartered Physiotherapist in
Paediatrics merekomendasikan tummy time karena mencegah terjadinya delay
atau penundaan bayi mendapatkan keterampilan-keterampilan gerakan.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh tummy time exercise terhadap
kemampuan lama mengangkat kepala pada posisi tengkurap bayi usia 3– 4 bulan.
Metode penelitian: dengan pendekatan quasi experiment dan desain penelitian
pre and post test with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
bayi mengikuti pijat bayi di Rumah Bersalin An-Nuur dan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Kartasura. Total sampel 12 responden yang memenuhi kriteria
inklusi dengan rincian pada kelompok perlakuan 6 responden, sedangkan pada
kelompok kontrol terdapat 6 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan
menggunakan Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test.
Hasil penelitian: uji Wilcoxon Test menunjukkan hasil p = 0,026 < 0,05 yang
berarti ada pengaruh tummy time exercise terhadap kemampuan lama mengangkat
kepala pada posisi tengkurap bayi usia 3-4 bulan. Hasil uji Mann-Whitney Test
menunjukkan hasil p = 0,002 < 0,05 yang berarti ada perbedaan kemampuan lama
mengangkat kepala pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kesimpulan: tummy time exercise dapat berpengaruh terhadap kemampuan lama
mengangkat kepala pada bayi usia 3-4 bulan.
Kata kunci: tummy time exercise, kemampuan mengangkat kepala, bayi usia
3-4 bulan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik,
dinamik dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi
ada faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor bawaan yang
diturunkan melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dan faktor lingkungan merupakan faktor di sekeliling bayi yang
menentukan tercapai atau tidaknya potensi genetik (Widodo, 2008).
Salah satu upaya tercapainya potensi genetik pertumbuhan dan
perkembangan motorik bayi adalah dengan pemberian stimulasi. Stimulasi yaitu
suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat optimal (Departemen Kesehatan,
2009). Pemberian stimulasi dapat berupa terapi latihan yang merupakan bentuk
latihan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kondisi yang lebih baik dan
akan memberikan rangsangan pada tubuh secara berkelanjutan (Hall dan Brody,
2004; Widodo 2008 ).
Upaya stimulasi yang dimaksud dapat berupa tummy time exercise. Tummy
time exercise yaitu latihan penumpuan berat badan dengan memposisikan bayi
pada perut atau tengkurap. Manfaat dari tummy time exercise meningkatkan
kontrol kepala dan menguatkan otot leher, bahu, lengan dan punggung. Chartered
Physiotherapist in Paediatrics merekomendasikan tummy time karena mencegah
terjadinya delay atau penundaan bayi mendapatkan keterampilan-keterampilan
gerakan.
Dalam penelitian Widodo (2009) exercise (terapi latihan) dengan posisi
tengkurap pada bayi usia 1-4 bulan mampu meningkatkan kemampuan bayi
mengangkat kepala. Dan dalam penelitian Guidetti (2011) yang memberikan
perangkat bermain saat tummy time dengan sampel 2,5-3 bulan terdeteksi kualitas
yang lebih baik dari pada awal percobaan dibandingkan pada akhir percobaan
yang dibuktikan dengan durasi yang lebih lama dari kontrol leher melawan
gravitasi.
Kemampuan mengangkat kepala pada usia 3 bulan 45-90 derajat selama 1
menit sedangkan usia 4 bulan mampu mengangkat kepala selama lebih dari 1
menit. Kemampuan kontrol kepala sangat diperlukan dalam persiapan
perkembangan selanjutnya pada bayi yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan lebih baik pada area motorik yang utama dalam kemampuan
mengendalikan berbagai gerakan dan aktivitas fisik lainnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis ingin melakukan
penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh tummy time exercise terhadap
kemampuan lama mengangkat kepala pada posisi tengkurap bayi usia 3-4 bulan.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat umum.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
tummy time exercise terhadap kemampuan lama mengangkat kepala pada posisi
tengkurap bayi usia 3 – 4 bulan.
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Motorik Bayi
a.
Perkembangan Kontrol Kepala
Setiap bayi yang baru lahir belum memiliki kontrol kepala yang bagus
karena berat kepala lebih besar dari badannya dan otot lehernya masih lemah.
Dengan bertambahnya usia bayi akan mampu mengontrol kepala karena
merupakan landasan dasar dari semua gerakan seperti duduk dan berjalan.
Perkembangan bayi dalam mengontrol kepala saat baru lahir, bayi akan
sepenuhnya bergantung pada orang lain terutama ibunya untuk menopang kepala
dan leher. Kondisi ini akan berlangsung setidaknya pada bulan pertama atau lebih
(Bararah, 2010). Pada usia 1-2 bulan, bayi sudah bisa mengangkat kepalanya
sebentar serta memutar ke sisi kanan dan kiri ketika sedang berbaring. Sekitar usia
6-8 minggu, ia sudah cukup kuat untuk mengangkat kepala dan ketika digendong
di bahu sudah bisa menahan kepalanya meskipun dengan gemetar dan tidak lama
(Bararah, 2010). Pada usia 3-4 bulan bayi akan dapat mengangkat kepala hingga
45 derajat saat tengkurap dan bisa dilakukan berulang-ulang kali. Otot lehernya
pun sudah berkembang dan mulai cukup kuat untuk menopang kepala, namun
bayi belum sepenuhnya bisa mengontrol kepala sendiri. Bayi usia 3 bulan
memiliki kemampuan mengangkat kepala 45-90 derajat selama 1 menit
sedangkan, Usia 4 bulan bayi mengangkat kepala selama lebih dari 1 menit dan
bertumpu dengan lengan bawah (Iglowstein, 2003 ; Widodo 2009). Sedangkan,
saat usia 5 bulan bayi sudah menunjukkan otot lehernya yang semakin kuat. Dan
saat berusia 6 bulan, bayi dapat menahan kepalanya dengan mantap dan tegak
serta akan lentur ke depan saat orang lain membantunya menarik ke posisi duduk.
Setelah bayi bisa mengontrol kepalanya dengan baik dan kuat, maka ia
akan melanjutkannya ke posisi duduk, berguling dan merangkak. Pengendalian
terhadap posisi kepala juga diperlukan untuk menelan makanan padat dan duduk
di kursi yang lebih tinggi.
b.
Perkembangan motorik kasar
Bayi usia kurang lebih 3 bulan gerakan reflek yang terjadi pada saat masih
dalam kandungan masih dominan. Gerakan ini diluar kesadaran bayi, tidak
terkoordinasi dan merupakan gerak primitif. Gerak motor kasar muncul jika gerak
reflek telah hilang. Gerak reflek pada bayi antara lain refleks hisap yaitu reflek
yang muncul bila menyentuh puting susu ke ujung mulut bayi, maka secara
otomatis ia akan melakukan gerakan menghisap. Reflek ini akan hilang pada usia
2-3 bulan.Refleks genggam yaitu reflek yang muncul jika meletakkan jari telunjuk
ke telapak tangan bayi, bayi otomatis akan menggenggam jari. Reflek ini akan
hilang di atas usia 2 bulan. Refleks leher (tonic neck refleks) terjadi ketika pada
posisi terlentang, bayi menoleh ke satu sisi maka akan terjadi ekstensi atau
peningkatan tonus ( kekuatan otot ) pada lengan dan sisi tersebut. Reflek ini mulai
hilang pada usia 5-6 bulan. Rooting refleks jika pipi bayi disentuh kepala akan
menoleh kearah stimulus dan mulut terbuka. Reflek ini hilang pada usia 3-4 bulan.
Refleks moro timbul bila dikagetkan secara tiba-tiba atau mendengar suara keras,
bayi melakukan gerakan refleks yaitu melengkungkan badan (bagian punggung)
dan mendorongkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan
tersebut, kaki dan tangan bayi digerakan ke depan. Reaksi ini biasanya diiringi
dengan tangisan yang keras. Refleks moro akan hilang saat usia 3-6 bulan.
Pada penelitian Triandri (2011) gerak motorik kasar yang timbul setelah
gerak reflek pada usia 3-4 bulan antara lain mengangkat kepala sampai 45°,
mengangkat dada dengan bertopang tangan, menggerakkan kepala ke kiri dan ke
kanan, belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya dan membalas senyum ketika diajak bicara atau tersenyum.
c.
Optimalisasi Tumbuh Kembang
Menurut Sekartini (2011) untuk mencapai tumbuh kembang optimal, bayi
membutuhkan tiga hal, yaitu asuh (nutrisi & lingkungan), asih (kasih sayang), dan
asah (stimulasi). Kebutuhan asuh adalah kebutuhan akan nutrisi, perawatan
kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap, perumahan,
pakaian dan perawatan dasar kesehatan. Kebutuhan asih yaitu pemberian kasih
sayang. Pemberian kasih sayang (asih) ini akan memberikan rasa aman dan
percaya diri pada anak. Basic trust atau konsep dasar percaya diri pada anak perlu
dibentuk sejak dini, terutama pada satu tahun pertama kehidupan anak. Intinya
adalah pemenuhan segera apa yang dibutuhkan oleh anak saat itu. Kebutuhan asah
yaitu dengan pemberian stimulasi/rangsangan (asah) juga perlu diberikan sejak
dini, bahkan sejak kehamilan usia 6 bulan. Selanjutnya stimulasi diberikan sesuai
dengan tahapan usia si kecil. Ketiga kebutuhan dasar ini terutama harus diberikan
oleh orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Tentunya pemenuhan ini akan
berbeda jenis dan proporsinya sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.
Kemampuan Mengangkat Kepala Saat Tengkurap
a. Definisi Kemampuan Mengangkat Kepala
Dikutip dari penelitian Triandri (2011) kemampuan adalah kapasitas
seseorang dalam melakukan gerakan dan mempertahankan suatu gerakan dalam
hal ini yaitu gerakan mengangkat kepala pada bayi saat posisi tengkurap dan
mempertahankan keseimbangan kepalanya pada posisi tengkurap, dalam waktu
kurang lebih 30 detik setiap kali bayi mengangkat kepalanya.
Dimana keseimbangan dalam mengontrol kepala merupakan interaksi
yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan
somatosensorik) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang
dimodifikasi atau diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal (Febriyanti, 2010). Dipengaruhi juga faktor lain seperti usia, motivasi,
lingkungan, kognisi, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.
b. Mekanisme kontrol kepala
Mekanisme kontrol kepala membutuhkan sensasi keseimbangan. Sensasi
keseimbangan dicapai dengan sensasi visual, vestibular dan propioseptif.
Apparatus vestibularis organ yang paling penting (Swartz, 1995).
Apparatus
vestibularis terdiri dari dua struktur yang terletak di dalam tulang temporalis dekat
koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolith ( sakulus dan utrikulus ).
Fungsi dari apparatus vestibularis sendiri adalah untuk memberikan informasi
yang penting untuk sensasi keseimbangan dan koordinasi gerakan-gerakan kepala
dengan gerakan mata dan gerakan postur.
Akselerasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah
menyebabakan pergerakan endolimfe sehingga kupula ikut bergerak. Selain itu
adanya akselerasi atau deselerasi juga akan menimbulkan endolimfe mengalami
kelembaman dan tertinggal bergerak ketika kepala mulai rotasi sehingga
endolimfe yang sebidang dengan gerakan kepala akan bergeser ke arah
berlawanan dengan gerakan kepala. Hal ini juga menyebabkan kupula menjadi
condong ke arah berlawanan dengan arah gerakan kepala dan sel-sel rambut
dalam kupula ikut bergerak bersamaan dengan kupula. Apabila gerakan kepala
berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama maka endolimfe yang awalnya
diam tidak ikut bergerak (lembam) akan menyusul gerakan kepala dan sel-sel
rambut akan kembali ke posisi tegak. Ketika kepala melambat dan berhenti akan
terjadi hal sebaliknya.
Sel rambut pada apparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 2050 stereosilia. Pada saat stereosilia bergerak searah dengan kinosilium akan
meregangkan tip link, yang menghubungkan stereosilia dengan kinosilium. Tip
link yang teregang akan membuka saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel-sel
rambut sehingga akan menyebabkan Ca 2+ dan K+ masuk ke dalam sel sehingga
terjadi depolarisasi sedangkan pada saat stereosilia bergerak berlawanan arah
dengan kinosilium maka tip link tidak teregang dan saluran-saluran ion gerbang
mekanis di sel-sel rambut akan tertutup sehingga akan menyebabkan Ca 2+ dan
K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Sel rambut
akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf vestibular.
Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf vestibulokoklearis dan
akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Dari nukleus vestibularis akan
ke cerebellum untuk pengolahan koordinasi, ke neuron motorik otot-otot
ekstremitas dan badan untuk pemeliharaan keseimbangan dan postur yang
diinginkan, ke neuron motorik otot-otot mata untuk kontrol gerakan mata dan ke
SSP untuk persepsi gerakan dan orientasi.
Pada sakulus dan utrikulus, sel-sel rambut di organ otolit ini juga menonjol
ke dalam sat lembar gelatinosa di atasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut.
Proses ini sama dengan pada kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan
utrikulus terdapat otolith yang menyebabkan gerakan akan menjadi lebih lembam.
Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan sakulus
berfungsi dala kemiringan kepala menjauhi posisis horizontal.
Tummy Time Exercise
a. Pengertian Tummy Time Exercise
Tummy time adalah waktu yang digunakan bayi untuk tengkurap atau
bertumpu pada perutnya, sambil melakukan berbagai aktivitas (Odih,2010).
Exercise di sini berupa terapi latihan. Terapi latihan adalah bentuk latihan untuk
meningkatkan dan mengoptimalkan kondisi yang lebih baik akan memberikan
rangsangan pada tubuh secara berkelanjutan (Hall dan Brody, 2004; Widodo
2009). Adanya rangsangan dan latihan diberikan pada bayi akan mempengaruhi
kemampuan motorik dan kecerdasan. Jadi tummy time exercise adalah terapi
latihan yang diberikan pada bayi saat tengkurap atau bertumpu pada perutnya.
b. Manfaat Tummy Time
Tummy time memiliki banyak manfaat dalam menunjang perkembangan
kemampuan motorik bayi antara lain menurut Shapiro dalam Odih (2010) tummy
time merangsang kemampuan bayi untuk menjaga keseimbangan tubuh,
melakukan koordinasi pada paha, dan mengontrol gerakan kepala. Selain itu,
dalam posisi tengkurap, bayi berlatih menggunakan tangannya untuk meraih
sesuatu. Itu adalah kemampuan yang menjadi bekal untuk merangkak. Selain itu,
dalam posisi tengkurap, bayi membiasakan diri untuk melihat apa yang ada di
sekelilingnya dari sudut pandang berbeda, melatih bayi mengangkat leher dan
memutar kepala sambil menjaganya agar tetap tegak, sehingga otot leher dan
bahunya kuat menurut Jana dalam Odih (2010).
c. Pelaksanaan Tummy Time Exercise
Pelaksanaan tummy time dengan memposisikan bayi tengkurap pada
permukaan yang datar. Tummy time dilakukan sambil melakukan aktivitas, dalam
hal ini dengan exercise atau latihan. Exercise yang diberikan berupa terapi latihan
untuk menstimulasi mengangkat kepala. Dalam penelitian Widodo (2009) untuk
merangsang bayi mengangkat kepala diberikan latihan dengan cara posisi tidur
tengkurap, pada kedua tungkai bawah kaki dipegang dengan satu tangan dan
tangan satunya diletakkan pada punggung atas diberikan sentuhan yang lembut.
Pada penelitian Guidetti (2011) pemberian perangkat bermain berupa
bantal berbentuk “U” atau mini boppy membantu bayi dalam posisi tidur
tengkurap lebih lama dengan diletakkan pada dada setinggi axila.
Pada penelitian ini peneliti memberikan tummy time exercise dengan
memberikan bantal berbentuk “U” setinggi axila dengan memberikan stimulasi
pada punggung untuk merangsang bayi mengangkat kepala. Penggunaan bantal
“U” merujuk dari penelitian Guidetti (2011) pemberian perangkat bermain berupa
bantal berbentuk “U” atau mini boppy membantu bayi dalam posisi tidur
tengkurap lebih lama dengan diletakkan pada dada setinggi axila. Pada penelitian
tersebut terdapat peningkatan durasi mengontrol kepala melawan gravitasi lebih
lama.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukanadalah Quasi Eksperiment. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre and post test with control group design,
karena melibatkan suatu tindakan dan dua kelompok di observasi sebelum dan
sesudah melakukan tindakan. Desain ini bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya
hubungan
sebab
akibat
yang
muncul
sesudah
diberikan
perlakuan,kemudian hasil dari perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok perlakuan didapatkan bahwa
nilai p adalah 0,027 ini berarti nilai p < 0,05 Ho ditolak, ada pengaruh tummy time
exercise terhadap kemampuan lama mengangkat kepala pada posisi tengkurap.
Pada kelompok kontrol juga didapatkan pengaruh dimana nilai p = 0,026. Namun
setelah diuji beda ternyata pada kelompok perlakuan lebih berpengaruh terhadap
kemampuan mengangkat kepala dengan p = 0,002.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian uji statistik, disimpulkan bahwa tummy
time exercise dapat berpengaruh terhadap kemampuan lama mengangkat kepala
pada bayi usia 3-4 bulan.
Saran
1. Bagi ibu dan keluarga
a. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap tummy time
exercise terhadap kemampuan mengangkat kepala pada posisi tengkurap.
Oleh karena itu diharapkan ibu dan keluarga membiasakan posisi tengkurap
saat bayi bermain atau terjaga untuk meningkatkan kualitas perkembangan
anak.
b. Keluarga dan ibu disarankan memberikan bantal U untuk menyangga saat
tengkurap dan memberikan mainan untuk menstimulus mengangkat kepala
saat tengkurap.
c. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh pijat bayi terhadap
kemampuan mengangkat kepala pada waktu posisi tengkurap. Oleh karena
itu diharapkan ibu untuk memberikan stimulasi pijat pada bayi.
2. Bagi peneliti lain
a. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah
sampel atau subyek yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat lebih baik.
b. Peneliti lain dapat memberikan tummy time exercise dengan sampel bayi
yang mengalami gangguan tumbuh kembang.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Pediatrics. 2008. Back to sleep, tummy to play. Diakses
tanggal 1/12/2012. www.healthychildcare.org/pdf/SIDStummytime.pdf
Anonim. Tanpa Tahun. The Inner Ear: The Vestibular Apparatus. Diakses tanggal
28/1/2013 http://www.neurophys.wisc.edu/h&b/textbook/textindex.html
Bararah, V. 2010. Kapan Bayi Bisa Mengangkat Kepalanya Sendiri?. Diakses
tanggal
26/2/2013.
http://health.detik.com/read/2010/10/06/131525/1456903/764/kapanbayi-bisa-mengangkat-kepalanya-sendiri
Case-Smith,J. dan Bigsby, R. 2000. Posture and Fine Motor Assessment of
Infants. Philadelphia: Therapy Skill Builders
Departemen Kesehatan. 2009. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Dudek-Shriber, L dan Zelazny, S. 2007. The Effects Of Prone Positioning On
The Quality And Acquisition Of Developmental Milestones In FourMonth-Old Infants. Pediatric Physical Therapy 19(1):48-55
Elliot, J. 2006. Babies Need 'Tummy Time' To Develop. Diakses 26/1/2013.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/5128144.stm
Febriyanti, Y. 2011. Pengaruh Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Teknik Slow Reversal dan Stabilizing Reversal Terhadap Keseimbangan
Pada Lansia. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Guidetti, J. M. 2011. The Effectiveness of Infant Positioning Equipment on Time
Spent in Wakeful Prone. Toledo: University of Toledo
Hidayat, A. A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Hihiko, Koringa. 2012. Tummy Time, Rolling and Crawling. New Zaeland: Sports
NZ
Ireland,
J.
2011.
Baby
Neck
Exercise.
Diakses
27/1/2013.
http://www.livestrong.com/article/231755-baby-neck-exercises/
Jafar, N. 2005. Pertumbuhan Bayi. Makalah Ilmiah. Makasar: Universitas
Hasanudin
Judarwanto, W. dan Dewi, N. 2012a. Peranan Gizi Pada Perkembangan Motorik
Pada
Anak.
Diakses
27/6/2013.
http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/29/peranan-giziadaperkembangan-motorik-pada-anak/
.2012b. Stimulasi Dini Pada Bayi Prematur. Diakses
29/6/2013.http://childrengrowup.wordpress.com/2012/01/29/stimulasidini-pada-bayi-prematur/
Lee, H. M. dan Galloway J. C. 2012. Early Intensive Postural and Movement
Training Advances Head Control in Very Young Infants. Physical
Therapy 92(7): 935-947
Odih, R. A. 2010. Tummy Time, Asyiknya Bermain Sambil Tengkurap. Diakses
tanggal
24/1/2013.
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/19443/Tummy-TimeAsyiknya-Bermain-Sambil-Tengkurap/pojokcerdas/pojokcerdas/tandatanda-awal-kecerdasan-si-kecil
Putz, R., dan R. Pabst. 2000 . Atlas Anatomi Sobotta. Edisi 21. Jakarta : EGC
Riyadi, S., Ratnaningsih, dan Intarti. 2012. Tumbang Cara Praktis Orang Tua
Untuk Memantau Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Robson, R.H. 2012. The Ears, Hearing and Balance. Diakses tanggal 30/6/2013.
http://www.patient.co.uk/health/the-ears-hearing-and-balance
Salls, J. S., Silverman, L.N., dan Gatty, C.M. (2002). The Relationship Of Infant
Sleep And Play Positioning To Motor Milestone Acheivement. The
American Journal of Occupational Therapy 56 :577-580
Stein, M. 2007. Infants Need Daily “Tummy Time” For Early Motor
Development. Journal Watch Pediatrics & Adolescent Medicine 6(3): 18
Suryaningsih, L. 2011. Otak Bayi Perempuan VS Laki-laki. Diakses tanggal
30/6/2013. http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/30138/OtakBayi-Perempuan-vs-Laki-Laki
Swartz, M.H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: ECG
Triandari, R. A. 2011. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kemampuan Mengangkat
Kepala Pada Posisi Tengkurap Bayi Usia 3-4 Bulan. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Widodo, A. 2009. Efektivitas Terapi Latihan Posisi Tidur Tengkurap Pada
Perkembangan Head Steady at Shoulder Bayi Usia 1-4 Bulan. Profesi
(4): 29
Download