Risa!ahPeltemuan !!miah Pene/ilian dan Pengembangan ~!ikasi !SOlopdan Radias~ 2fXJl PENGAMATAN KLINIS DAN SEROLOGIS PADA DOMBA PASCA V AKSINASI L3 IRADIASI CACINGHAEMONCHUS CONTORTUSDALAM un SKALA LAPANGAN Sukardji Partodilwdjo* dan Enull Raharjo** * PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN, Jakarta ** PusvetmaSmabaya ABSTRAK PENGAMATAN KLINIS DAN SEROLOGIS PADA DOMBA PASCA VAKSINASI L3 IRADIASI CACING HAEMONCHUS CONTORroS DALAM UJI SKALA LAPANGAN. Suatu penelitian telah dilakukan padacacingH. contorlussalahsatujenis cacingNematodayang terdapatdidalam saluran abomaswnatau lambung dombadan kambing. Kasuspenyakit ini di lapangancukup tinggi dapat mencapai60%. Tujuan daTipenelitian ini adalahuntuk melihatpengaruhvaksinasi10.000L3 iradiasi pasca tantangan 10.000 L3 galur ganas.Parameteryang diamati adalah klinis, gambarandarah,jumlah cacing dewasadalam lambung,dan serologis.Rancanganpercobaanyang digunakanadalahacak lengkapdengan memakai uji antarperlakuandari DUNCAN. Digunakan4 perlakuanyaitu kontrol (K), VI = Vaksinasi2x tanpa tantangan,V2 = Vaksinasi 2x dengantantangan,dan N = Normal. Dari basil pengamatansemua parameterterlihat bahwapadaperlakuanV2 memiliki 4 parameterunggulanartinyanilainya lebih tinggi dari pada perlakuanlainnya yaitu rataandata telur cacing = 1654epg (P < 0,01)karenapengaruhiradiasi dapat menggangguprosesreproduksicacing.Rataanleukosit= 8,22ribu/rnl (P < 0,05)batasanhewannormalantara 8 -12 ribu/ml berarti mmnpumetlangkaliIIfeksi tantaIlgL3 gmlasdari luar. Rataantotal protein 9,47mg/rnl (P < 0,05), hat ini kemungkinanterbentuknyazat-zatganunaglobulin. Rataancacingdewasa= 335 (P < 0,01) berarti pemberianvaksinasidantantangdi lambungdombabernrtiL3 sudahtidak mampulagi mencapaidaur hidup yang sempurnakarenapengaruhiradiasi. SedangkanVI memiliki 3 parameterunggulanantara lain eritrosit = 6,11 juta (P < 0,05)berartikarenapengaruhiradiasitidak adapenurunandalammemproduksidarah merah. RataanlIb = 7,77 mglO/o (P < 0,05), naik turulmyakandUllganlIb identik dengannaiknyadarahmerah yang terbentuk pascavaksinasi.Palatabilitasdalam mengkonsumsi pakan tiap individu dombajuga berbeda adayang napsumak81Ulya baik dan adayangsudahsangatberkurang.Kesirnpulallbahwa dari basil penelitian ini perlakuan vaksinasigandapascatantangpada V2 adalahmernpunyaitendensikekebalanoptimal yang lebih baik daripadaperlakuanlainnya. ABSTRACT CLINICAL AND SEROLOGICAL OBSERVATION ON POST VACCINATION SHEEP WIm IRRADIATED HAEMONCHUS CONTORTUSI.J IN mE FIELD TEST. An experimentwas caITiedout to H. contorlus(L3), it is one of the Nematodawonns presentitl abomasUlllor gasterof sheepor goat. The diseasecase in the field was high enough,may reach60%. The ann of this researchis to fmd out the effect of vaccination irradiated 10.000L3 post challengewith wild strain 10.000L3. The parameter observedwere clinic, blood description,nUlnberof adult wonns in the serologicabomasUlll.The research designwas completerandomizedtest with treatmenttestby DUNCAN. With 4 treatmentsas follows: Control (K), V! = twice vaccinationswithout challenge,V2 = twice vaccinationswith challengeatld N = Normal. From the observationresult, all parametershowedthat on V2 treatmenthave4 good parameters,meansthat it have better value than other treatmetltsthat is the averngeof wonn eggs = 1654 epg (P < 0,01). The irradiation can effect the processworm production.The averageleucocyte= 8,22 thousand/ml(P < 0.05), while in normal atlllnal is aroUlld8-12 thousand/lul,it meansthat it has capabilityagainstinfection ofL3 wild strainchallengefrom the out side.The averngeof total protelll is 9,47 mgilnI (P < 0,05), which may causeby the formation of gammaglobulin. The averngeof adult worm = 335 ( P < 0,01),mean with the vaccination and challetlgein abomaSUlll of sheep, L3 is not ableto reachthe perfectlife cycle causeby irradiation. While VI have 3 better value parametersthose are erythrocyte= 6, II million (P < 0,05), it mean the effect of irradiation causeno reductionof the red blood production.The averageof Hb = 7,77 mgi% (P < 0,05), the swinging of Hb level dependon red blood level which is formed on postvaccination.The palatabilityof food consumptionof eachindividual sheepalso deferent,someof themhave good appetiteand the other have no appetite.The conclusionof this researchis that the multiple vaccinationtreatmentpost challengeon V2 tend to haveoptimal immunity which is betterthanthe respondof othertreatments. PENDABULUAN Haemonchuscon/or/us adalah salah satujenis cacing saluraIl penCenlaaIlpacta tenlak mnlinansia, khususnya domba dan kaInbing. Cacing ini rnenyebabkan penyakityang disebuthaernonchiosisdan bersifat endemis serta dapat rnenyebabkankerugian yang cukupbesar.Akibat langsWlgdari parasitini pacta tenlak tidak sejelas seperti yang ditirnbulkan oleh bakteri dan virus, tetapi penyakit berkernbang terns 349 RisalahPertemuanIlmiahPene/iliandanPengembangan AplikasiIsolopdanRadias42fXJ/ meDeros, sehingga pada akhimya yang terserang akan mengalami kekurusan daD kematian terotama pada domba muda, hal ini menurut URQUHART dkk. (i). Manifestasi dari gangguaIl parasit tersebut adalall beropa kekurosan, turunnya daya tahaIl tubulI, terhambatnya pertumbuhan, selain itu juga dapat menyebabkan kematiaIl. Kerogian yang banyak ditimbulkaIl oleh parasit cacing ini adalah merampas sari makanan induk semang, merosak jaringan tubuh atau mukosa saluran pencemaan, serta menghisap darah (anaemis). Gejala akut yang diperlihatkan adalah menyebabkan banyaknya darah yang dihisap daD keluar meialui dinding abomasuDl, sehingga domba mengalami anaemia. Menurut SOOD (2], kehadiran cacing ini dalam lambung akan mengganggu pencemaan daD absorbsi protein, kalsium dan fosfor, meningkatkan keasaman laInbung dan plasma pepsinogen serta abomastis, sehingga domba akan menderita hipoproteinemia daD katabolisme protein yang cepat. THOMAS daD ALl (3], menyatakan menurunnya kadar protein serum pada domba bunting juga akan menurun akibat infeksi cacing H. contortus di Indonesia. Penyebaran haemonchosis sangat luas, di Jawa, prevalensinya pacta domba mencapai 67% KUSUMAMIHARDJA (4], dan PARTOUTOMO (5]. Di Sumatera pactadomba 88,50% (BERIAJA Y A dkk.) [6], daD di Sumatera Barat yaitu di Kabupaten Solok dan Agam pada domba mencapai 60% daIl 42,88% AZFIRMAN [7]. Sedangkan tingkatan kerugian akibat infeksi yang kritis dapat menyebabkan penurunan bobot badan sampai 30% daD aIlgka kematian mencapai 28% BERIAJA Y A (8]. Upaya penangguiangan penyakit ini, biasanya dengan menggunakan obat cacing dan perbaikan manajemen. Strategi yang baik dalam pengendalian penyakit ini oleh SCALLIG (9] yaitu penggmlaaD obat cacing daD manajemen pemelibaraan yang baik, tetapi pemal<aian obat cacing yang berulang diluar kontrol. Salah satu cara yang tepat untuk menangguiangi penyakit ini adalah dengan menggunakan vaksin baik yang dibuat secara konvensional maupun dengaIl iradiasi, EMERY dkk. [to] menyatakc'Ul ballwa yang mendorong pesatnya perkembangan vaksin sekarang ini kc1fenabesamya masalall yang ditimbulkan resistensi obat cacing. HARO UN dan HILL YER [ il ] telall membuktikan iradiasi ionisasi menurunkan patogenitas dari larva parasit tanpa mempengaruhi potensi antigen parasit tersebut, URQUHART dkk. (12J. Telali banyak meneliti tentang kekebalan pada temak pasca vaksinasi dengan beberapa jenis parasit yang teiah diiradiasi dengan sinar gamma kobait-60 dosis 60 Gy terhadap metacercaria dari cacing Fasciola hepatica (i3], peneliti lain BITAKARAMIRE [14] dengan menggunakan sinar gamma juga terlmdap cacing hati dengan dosis 200-800 Gy sedangkan PEARCE dan SlIER [15J telah melakukan penelitian dan meiaporkan bahwa vaksinasi dengan menggw1akall iradiasi wltuk filaria dapat memberikaIl tanggap kebal terlmdap bewan percobaan dan menyarankan untuk dapat dilakukan penelitiaIl yang serupa untuk p.,1fasityang lain. Untuk P3TIR Pusvetma dan Balivet Bogor bekerjasama untuk melakukan penelitian bersama daiam rangka pembuatan 350 vaksin H. contortus iradiasi. Untuk proses pembuatan vaksin dengan iradiasi secam komersial, allan tanpa syarat, para pakar F AO, WHO, dan Division of Atomic Energy in Food and Agriculture, telah merekomendasikan pacta lAEA sejak tanggal 11 Mei 1968 [16]. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh vaksinasi L3 iradiasi dari cacing H. contortus terltadap tanggap kebal yang terjadi pactadomba dalam rangka uji coba skala lapangan. BAHAN DAN METODE Temak yang digunakan dalaln penelitian ini adalahdomba muda sebanyak12 ekor. Larva infektif H. contortus diperoleh dari Balivet Bogor yang dikoleksi dari cacing dewasa yang diambil dari abomasumdomba yang dipotong dijagal atau stok dombakhususyang telah terinfeksi cacing ini, Cacing dibiarkanuntuk bertelurdalam cawan petri selamasatu malam,Cacing dewasayang masih mengandungterns digems, agar telur-telurnyakeluar. Telur-telur terebut dipupuk dalam media vermikulite. Satu minggu kemudian larva yang tumbuh disimpan dalam cairnn fisiologis pada suhu4 °C. Sebelumdi~ dihitung jumlahnya berdasarkankonsentrasi tiap m1 larutan. Larva tiga tersebut kemudian diiradiasi di P3TIR denganmenggunakaniradiator2000Gy/jam. Larva tiga yang telah diiradiasi dianggapsebagaikandidat vaksin kemudian dikirim ke Pusvetma untuk diinokulasikan padadombayang telall disiapkandi suatu lokasi yang telah ditentukansebelumnya,berjarak kurang lebih 10 Km dari Pusvetma. Percoban ini menggunakanRancangari Acak Lengkapdengan4 perlakuan(K, VI, V2 daDN). K = Kelompok yang hanya mendapat tantangan 10.000L3 infektif V I = Kelompok yang divaksinasi 2 kali dengan selang waktu 14 bari. Dosis inokuIasi 10.000L3 iradiasi,tanpatantangan. V2 = Kelompok yang vaksinasi 2 kali dengan selangwaktu 14 hari, dosis inokulasi 10.000 L3, dengantantallgan. N = Kelompoknonnal. Uji antar perlakuandigunakanDUNCAN. Cara pengambilansampel mulai dari satu dan dua minggu pasca vaksinasi I. Dua minggu pasca vaksinasi II, dilanjutkan satu, dua , daDtiga rninggu pascatantang. Parameteryang diamati meliputi : robot badan, telur cacing, pack cell volume (pCV), Haemaglobin (Hb), eritrosit,leukosit,total proteindan cacingdewasa. BASIL DAN PEMBAHASAN Rataan bobot badan tertinggi diluar perlakuan domba Normal ialah VI = 14,60 kg. Karena darah banyak mengandungzat-zattnakananyang diperlukan tubuh yaitu air, protein, mineral serta bahan organik lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak, sehingga akibat Risalah Perfemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isalop dan RadiJsi, 200 1 kehilangan darall yang dilrisap cacing ctalam lambung akan menyebabkan tergmlggunya pertumbullaIl, Iml ini terjadi pacta perlakuan K =: 12,75 kg. Penurunan be rat badan ini sesuai dengml pendapat dari SMYTH [17] yang menyatakan ballwa 4000 cacing akan menghisap darah 600 nun perhari dan menurut SEDDON dan ALBISTON [18] darall yang terhisap oleh satu cacing perhari sebanyak 0,49 lnl. Penctapc'ltdari DARGIE [19] bahwa nilai intake pakan dari 4 kelompok yang diteliti pengaruhnya terhadap pertumbuhan bobot badan sesuai dengan kemampuan merespon palatabilitas masingmasing individu domba terhadap pakan yang diberikan, juga tergantung kesehatan domba, temyata pengaruhnya sangat nyata P < 0,01, seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan produksi telur cacing tiap gram tinja (epg) yang terendah pacta kelompok V2 = 1654, llai ini karena pengaruh iradiasi, menyebabkan terjadinya kerusakan pacta sel-sel dc1fi cacing, sellingga mengganggu proses pembelahan sel, reproduksi dan proses fisiologis lailmya, ill sesuai dengan penctapat dari BITAK ARAMIRE akibat pengaruh iradiasi menyebabkan terjadinya kerusakan pacta DNA, RNA dan lnakrO molekil yang tak dapat kembali Donnal seperti semula. Menurut JARRET dkk. [20] mensinyalir bahwa pacta kelompok domba yang divaksinasi kemudian ditaIltang yaitu V2 mulai terlihat telur cacing pactahari 18 pasca taIltaIlg, tetapi dalam perkembangml cacing dewasa membutuhkan waktu 18 -21 llarl, perkembangan selanjutnya terlihat bahwa pengaruh iradiasi masih mampu menstimulir cacing menjadi dewasa tek'lpi bila diilueksikan kembali ke domba tidak mampu menglmsilkan telur cacing normal, berarti cacing dari abOfllc'lSUmtersebut telah menjadi steril, tidak mampu berkembang biak lagi. Padc'lperlakuan N masih acta produksi telur cacing sebab dari awal penelitian pembebasan telur cacing kurang sempuma. Perbedaan antar kelompok sangat nyata P < 0,01, seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan dari perubah PCV atau perubah hematokrit menurut SIEGMUND [21] yang menyatakan bahwa naik turunnya hematokrit acta hubungannya dengan pembentukan eritrosit, bila pacta perlakuan VI = 25,60% sedangkan produksi serum. Peningkatan ini kemungkinan karena terbenhtknya zat-zat seperti gamma globin yang menyusun antibodi. Rataan cacing dewasa dalam Imnbung pasca seksi yang terendall pada V2 = 335, berarti tanggapkebalnya cukup baik apalagi setelah diberi tantangan, ini sesuai dengan pendapat CULBERTSON [24] yaitu pemberian infeksi ulang padadombabila sejumlahparasityang ditemukanpada temak yang divaksin kemudian ditantang lebih dari kelompok kontrol, diduga telah terbentuk kekebalan dalan tubuh temak sebagai tanggapan pemberian vaksinasi. SedangkanSMYlli daD CHRISTIE [25], menyatakan bahwa pemberian infeksi ulang pada dombayang telah kebal, mampumengusircacingmuda yang baru masuk. Hal ini diperkuat oleh pendapat BITAKARAMIRE bahwa akibat pengaruh iradiasi, banyak L3 tidak maInpu mencapai daur hidup yang sempurnadi daJmnImnbung,pengaruhnyasangatnyata P < 0,01, seperti terlihat pada Tabel 1. Namun pelakuaniradiasiVI clanV2 dibanding N memberikan Imsil tidak berbeda (P < 0,05) terhadap nilai bobot badan, PCV, eritrosit, jumlah telur cacing (epg) daD jumlall ::acngdewasadalamImnbung. eritrositnya juga tertinggi yaitu 6,11 juta/ml berarti perlakuaIl yang menggunakan iradiasi VI ini tidak mengalami anemia karena tetap didukung oleh produksi eritriosit yang tinggi [22], pengaruimya nyata P < 0,05 seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan eritrosit tertinggi VI = 6,11 juta/lnil, jUlnlall eritrosit tidak mengalami Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepadaBapak Pimpinan lnstansi terkait yaitu P3TIR, PusvetIna dan Balivet yang telah memberikan kesempataIlsertasegalabantuansehinggapenelitian ini dapat diselesaikan,juga pada star dan teknisi yang terkait dalampenelitianini. penurunan karena tidak acta kerusakan eritrosit pacta suatu perlakuan karelm tidak sesuai dengan pembentukannya artinya pembentukannya sangat lmnbat, pengaruimya antar perlakuan nyata P<0,05, seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan leukosit pactaV2 = DAFTARPUSTAKA 8,22 ribu mempunyai nilai tertinggi, menurut SCALM [23] domba yang normal nilai leukosit antara 8 -12 ribu/mil, berarti lnampu melk'lllgkal infeksi dari luar berupa tantangan, pengaruimya nyata P<0,05, seperti terlihat pacta Tabel. Nilai total protein serum merata yang diperiksa V2 = 9,738 fig/mil. Nilai total protein serum rerata antara kelompok yang divaksin dan tidak divaksin berbeda nyata (P < 0,05). Pemberian vaksinasi dengan larva iradiasi meningkatkan nilai total protein KESIMPULAN Dari basil percobaandapatdisimpulkan bahwa vaksin L3 iradiasi 500 Gy, dari 7 parameteryang diamati untuk perlakuan iradiasi V2 masing-masing terdapat4 parameteryang mempunyai nilai lebih dari pactakontrol (K) yaitu jumlah telur cacing, leukosit, totoal protein daD cacing dewasa dalam lambung. Berarti per!akuan vaksinasi V2 iradiasi mempunyai tendensimemberikantanggap kebal yang lebih baik dari pactakelompok kontrol (K), perlakuan V2 dapat dikatakan mempunyai kelebihan sebab mampu menangkaiinfeksi cacingdari luar (tantangan). UCAPAN TERIMA KASm URQUHART, G.M. W.F.H. JARRET, W.F. JENNINGS, W.I.M. Mc. MULLIGAN. "Immunityto H. contortusRelationshipbetween Age an Successfulvaccination with irradiated larvae",Am.J. Vet. Res.1§.(1996)23-29. 2. SOOD, M.L., "HaemonchusIn India. Trends and Prespective in Parasitology", Cambridge University,(1981)51-88. Risalah Pel1emuan Ilmiah Penell~ian dan Pengembangan -'\Olikasi IsOlop dan Radiasi, 2001 3. THOMAS, R.J. and ALl, "TIle effect of Haemonchus contortus on the Pregnant and LactatingEwe". New York, (1983)19-27. 14.BITAKARAMIRE, P.K. "RadioisotopesStudieson F. gigantica infection of cattle, Isotopes and Radiation",IAEA Vienna(1970). KUSUMAMIHARDJA, Pengaruh Musim, Umur, Waktu Penggembalaan Terhadap Derajat Infestasi Nematoda Saluran PenCeffic'lan Domba. Oisertasi IPB Bogor (19820. 15.PEARCE, E.l., and SHER A., "Immunity to Helminths Immunology and Cell Biology", Section2 (1990)375-379. 16. INTERNATIONAL 50 PARTOUTAMOo S., Diagnosa Penyakit Parasiter dengan ELISA (Enzym Linked Immunosorbet ATOMEC ENERGY AGENCY. "Radiation Protection Procedure", SavetyNo. 38., VielUla,(1972)32-39. Assay),Wartazoa1 (2) (1982)21-23. 6. BERIAJAY A, and STEVENSON,P., "The effectof Anthimintic Treatmenton The Weight Gain of Village Sheep" Proc. The 3rd AAAP Animal ScienceCongress1 (1985)519-521. 7 AZFIRMAN. A. NAIM. L., dan RAHIM. P., Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan UNAND, Padang (1984). 8. BERlAJAYA, GATOT ADIWINATA, dan SUKARDll. P., Sturn PendalmluaIlTentang Larva Cacing Haemonchus contortus Yang Diiradiasi Pacta Kelinci. Risalah Pertemuan IlIniall, PAIR-BATAN, Jakarta,(1993)31-36. 9. SCALLIG, H.D.F.H., W.A.F. VAN LEEUWEN, W.E. BERRADIRA and W.M.I. HENDRIX, "Serum Antibodi responses of texel Shepp ExperimentallyInfected with H. con/or/us" Res. Vet. Sci. ~ (1994)63-68. 10.EMERY, D.L.Mc. CLIURE, S.l. and WAGLAND, B.M., "Production of Vaccines Agains Gastrointestinasi Nematoda of Livestock, Immunologi and cell Biologi", 71 (1983) 463- 17. SMYTH, J.D., "lIltroduction to Animal Parasitology Hoddenand Slughton",London (1962)21-28. 18.SEDDON, H.R., and ALBISTON, HH.E., "Helmintll Infestation" Commond Wealtll of Austrlia, Departmentof Helth (1967)32-39. 19.DARGIE, J.D., "Aplication of radioisotopic techniquesto the study of red cell and plasma protein", Soc. Parasitology, lAEA, Vienna (1970) 21-29. 20.JARRET, W.F.H., F.W. JENNINGS, W.I.M.Mc. INTRY., W. MULLIGAN and N.C.C. SHARP, "Studies IlllJnwtity to H. contortus infection vaccination of sheepusing single dose of Xirradiatedlarvae" Amj. Vet.Res 20 (28) (1959) 527-530. 21.SIEGMUND. D.H., "The Merc VeterinaryManual", Fith Edition merc and co. Inc, Rahway, USA (1979)32-36. 22. SOULSBY, E.J.L., "Helmintlls, Anthropods and Protozoa of Domestical Animal:, SeventhEd. Ballere tindal London. (1982)27-51. 472. HAROUN, E.T.M., and Hll..LYER. G.V., "Resistance to Fascioliasis", Review Vet. parasitol. 20 (1986)83-93. 12. URQUHART, G.M., aIld W.F.H. JARRET. "Relationsheepof Age to the ImmlUleResponse in tile helminth Infection isotopesand Relation in ParasitlogyII", Vienna(1970). 13. TONAMEX, J. "SUbcutaIleUS lImnU11ization of Guine Pig With E. wiparuslarvasattenuatedand Radiationin ParasitologyII", Vienna(1970). 352 23.SCALM, O.W., "Textbook Veterinary Hematology", Leada, Febiger, Philadelphia (1985)231-239. 24. CULBERTSON, J.T., "Immunity Against Animal Parasites", Columbia University Press. New (1961)340-348. 25. SMYTH, W.D., and CHRISTIE M.G., "Haemonchus con/or/us local and serwn antibodi insheep imm1U1issedwitll irradiated larvae"Int.J. for Pars.§ (1978)219-223. Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian don Pengembangan .l\lJlikasi lsalop don RadiaSl; 2(XJ 1 Tabell. Basil rataanparameterbobotbadan,jumlah telur cacing, PCV, Hb, eritrosit, leukosit dan cacingdewasadi lambungdari perlakuanVI, V2, K, N. Keterangan: = Vaksinasi2x tanpatantangan VI V2 = Vaksinasi2x dengantantangan = Kontrol infektif K = Nonna! N