PENGAMATAN KLINIS DAN SEROLOGIS PADA - ANSN

advertisement
Risa!ahPeltemuan !!miah Pene/ilian dan Pengembangan ~!ikasi !SOlopdan Radias~ 2fXJl
PENGAMATAN KLINIS DAN SEROLOGIS PADA DOMBA PASCA
V AKSINASI L3 IRADIASI CACINGHAEMONCHUS
CONTORTUSDALAM un SKALA LAPANGAN
Sukardji Partodilwdjo* dan Enull Raharjo**
* PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN, Jakarta
** PusvetmaSmabaya
ABSTRAK
PENGAMATAN KLINIS DAN SEROLOGIS PADA DOMBA PASCA VAKSINASI L3
IRADIASI CACING HAEMONCHUS CONTORroS DALAM UJI SKALA LAPANGAN. Suatu
penelitian telah dilakukan padacacingH. contorlussalahsatujenis cacingNematodayang terdapatdidalam
saluran abomaswnatau lambung dombadan kambing. Kasuspenyakit ini di lapangancukup tinggi dapat
mencapai60%. Tujuan daTipenelitian ini adalahuntuk melihatpengaruhvaksinasi10.000L3 iradiasi pasca
tantangan 10.000 L3 galur ganas.Parameteryang diamati adalah klinis, gambarandarah,jumlah cacing
dewasadalam lambung,dan serologis.Rancanganpercobaanyang digunakanadalahacak lengkapdengan
memakai uji antarperlakuandari DUNCAN. Digunakan4 perlakuanyaitu kontrol (K), VI = Vaksinasi2x
tanpa tantangan,V2 = Vaksinasi 2x dengantantangan,dan N = Normal. Dari basil pengamatansemua
parameterterlihat bahwapadaperlakuanV2 memiliki 4 parameterunggulanartinyanilainya lebih tinggi dari
pada perlakuanlainnya yaitu rataandata telur cacing = 1654epg (P < 0,01)karenapengaruhiradiasi dapat
menggangguprosesreproduksicacing.Rataanleukosit= 8,22ribu/rnl (P < 0,05)batasanhewannormalantara
8 -12 ribu/ml berarti mmnpumetlangkaliIIfeksi tantaIlgL3 gmlasdari luar. Rataantotal protein 9,47mg/rnl (P
< 0,05), hat ini kemungkinanterbentuknyazat-zatganunaglobulin. Rataancacingdewasa= 335 (P < 0,01)
berarti pemberianvaksinasidantantangdi lambungdombabernrtiL3 sudahtidak mampulagi mencapaidaur
hidup yang sempurnakarenapengaruhiradiasi. SedangkanVI memiliki 3 parameterunggulanantara lain
eritrosit = 6,11 juta (P < 0,05)berartikarenapengaruhiradiasitidak adapenurunandalammemproduksidarah
merah. RataanlIb = 7,77 mglO/o
(P < 0,05), naik turulmyakandUllganlIb identik dengannaiknyadarahmerah
yang terbentuk pascavaksinasi.Palatabilitasdalam mengkonsumsi
pakan tiap individu dombajuga berbeda
adayang napsumak81Ulya
baik dan adayangsudahsangatberkurang.Kesirnpulallbahwa dari basil penelitian
ini perlakuan vaksinasigandapascatantangpada V2 adalahmernpunyaitendensikekebalanoptimal yang
lebih baik daripadaperlakuanlainnya.
ABSTRACT
CLINICAL AND SEROLOGICAL OBSERVATION ON POST VACCINATION SHEEP
WIm IRRADIATED HAEMONCHUS CONTORTUSI.J IN mE FIELD TEST. An experimentwas
caITiedout to H. contorlus(L3), it is one of the Nematodawonns presentitl abomasUlllor gasterof sheepor
goat. The diseasecase in the field was high enough,may reach60%. The ann of this researchis to fmd out
the effect of vaccination irradiated 10.000L3 post challengewith wild strain 10.000L3. The parameter
observedwere clinic, blood description,nUlnberof adult wonns in the serologicabomasUlll.The research
designwas completerandomizedtest with treatmenttestby DUNCAN. With 4 treatmentsas follows: Control
(K), V! = twice vaccinationswithout challenge,V2 = twice vaccinationswith challengeatld N = Normal.
From the observationresult, all parametershowedthat on V2 treatmenthave4 good parameters,meansthat it
have better value than other treatmetltsthat is the averngeof wonn eggs = 1654 epg (P < 0,01). The
irradiation can effect the processworm production.The averageleucocyte= 8,22 thousand/ml(P < 0.05),
while in normal atlllnal is aroUlld8-12 thousand/lul,it meansthat it has capabilityagainstinfection ofL3 wild
strainchallengefrom the out side.The averngeof total protelll is 9,47 mgilnI (P < 0,05), which may causeby
the formation of gammaglobulin. The averngeof adult worm = 335 ( P < 0,01),mean with the vaccination
and challetlgein abomaSUlll
of sheep, L3 is not ableto reachthe perfectlife cycle causeby irradiation. While
VI have 3 better value parametersthose are erythrocyte= 6, II million (P < 0,05), it mean the effect of
irradiation causeno reductionof the red blood production.The averageof Hb = 7,77 mgi% (P < 0,05), the
swinging of Hb level dependon red blood level which is formed on postvaccination.The palatabilityof food
consumptionof eachindividual sheepalso deferent,someof themhave good appetiteand the other have no
appetite.The conclusionof this researchis that the multiple vaccinationtreatmentpost challengeon V2 tend
to haveoptimal immunity which is betterthanthe respondof othertreatments.
PENDABULUAN
Haemonchuscon/or/us adalah salah satujenis
cacing saluraIl penCenlaaIlpacta tenlak mnlinansia,
khususnya domba dan kaInbing. Cacing ini
rnenyebabkan
penyakityang disebuthaernonchiosisdan
bersifat endemis serta dapat rnenyebabkankerugian
yang cukupbesar.Akibat langsWlgdari parasitini pacta
tenlak tidak sejelas seperti yang ditirnbulkan oleh
bakteri dan virus, tetapi penyakit berkernbang terns
349
RisalahPertemuanIlmiahPene/iliandanPengembangan
AplikasiIsolopdanRadias42fXJ/
meDeros, sehingga pada akhimya yang terserang akan
mengalami kekurusan daD kematian terotama pada
domba muda, hal ini menurut URQUHART dkk. (i).
Manifestasi dari gangguaIl parasit tersebut adalall
beropa kekurosan, turunnya daya tahaIl tubulI,
terhambatnya pertumbuhan, selain itu juga dapat
menyebabkan kematiaIl. Kerogian yang banyak
ditimbulkaIl oleh parasit cacing ini adalah merampas
sari makanan induk semang, merosak jaringan tubuh
atau mukosa saluran pencemaan, serta menghisap darah
(anaemis). Gejala akut yang diperlihatkan adalah
menyebabkan banyaknya darah yang dihisap daD keluar
meialui
dinding
abomasuDl, sehingga domba
mengalami anaemia. Menurut SOOD (2], kehadiran
cacing ini dalam lambung akan mengganggu
pencemaan daD absorbsi protein, kalsium dan fosfor,
meningkatkan
keasaman laInbung dan plasma
pepsinogen serta abomastis, sehingga domba akan
menderita hipoproteinemia daD katabolisme protein
yang cepat. THOMAS daD ALl (3], menyatakan
menurunnya kadar protein serum pada domba bunting
juga akan menurun akibat infeksi cacing H. contortus di
Indonesia. Penyebaran haemonchosis sangat luas, di
Jawa, prevalensinya pacta domba mencapai 67%
KUSUMAMIHARDJA
(4], dan PARTOUTOMO (5].
Di Sumatera pactadomba 88,50% (BERIAJA Y A dkk.)
[6], daD di Sumatera Barat yaitu di Kabupaten Solok
dan Agam pada domba mencapai 60% daIl 42,88%
AZFIRMAN [7]. Sedangkan tingkatan kerugian akibat
infeksi yang kritis dapat menyebabkan penurunan bobot
badan sampai 30% daD aIlgka kematian mencapai 28%
BERIAJA Y A (8]. Upaya penangguiangan penyakit ini,
biasanya dengan menggunakan obat cacing dan
perbaikan manajemen. Strategi yang baik dalam
pengendalian penyakit ini oleh SCALLIG (9] yaitu
penggmlaaD obat cacing daD manajemen pemelibaraan
yang baik, tetapi pemal<aian obat cacing yang berulang
diluar kontrol. Salah satu cara yang tepat untuk
menangguiangi
penyakit
ini
adalah
dengan
menggunakan vaksin baik yang dibuat secara
konvensional maupun dengaIl iradiasi, EMERY dkk.
[to] menyatakc'Ul ballwa yang mendorong pesatnya
perkembangan vaksin sekarang ini kc1fenabesamya
masalall yang ditimbulkan resistensi obat cacing.
HARO UN dan HILL YER [ il ] telall membuktikan
iradiasi ionisasi menurunkan patogenitas dari larva
parasit tanpa mempengaruhi potensi antigen parasit
tersebut, URQUHART
dkk. (12J. Telali banyak
meneliti tentang kekebalan pada temak pasca vaksinasi
dengan beberapa jenis parasit yang teiah diiradiasi
dengan sinar gamma kobait-60 dosis 60 Gy terhadap
metacercaria dari cacing Fasciola hepatica (i3],
peneliti
lain
BITAKARAMIRE
[14]
dengan
menggunakan sinar gamma juga terlmdap cacing hati
dengan dosis 200-800 Gy sedangkan PEARCE dan
SlIER [15J telah melakukan penelitian dan meiaporkan
bahwa vaksinasi dengan menggw1akall iradiasi wltuk
filaria dapat memberikaIl tanggap kebal terlmdap bewan
percobaan dan menyarankan untuk dapat dilakukan
penelitiaIl yang serupa untuk p.,1fasityang lain. Untuk
P3TIR Pusvetma dan Balivet Bogor bekerjasama untuk
melakukan penelitian bersama daiam rangka pembuatan
350
vaksin H. contortus iradiasi. Untuk proses pembuatan
vaksin dengan iradiasi secam komersial, allan tanpa
syarat, para pakar F AO, WHO, dan Division of Atomic
Energy
in
Food
and
Agriculture,
telah
merekomendasikan pacta lAEA sejak tanggal 11 Mei
1968 [16]. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat
pengaruh vaksinasi L3 iradiasi dari cacing H. contortus
terltadap tanggap kebal yang terjadi pactadomba dalam
rangka uji coba skala lapangan.
BAHAN DAN METODE
Temak yang digunakan dalaln penelitian ini
adalahdomba muda sebanyak12 ekor. Larva infektif
H. contortus diperoleh dari Balivet Bogor yang
dikoleksi dari cacing dewasa yang diambil dari
abomasumdomba yang dipotong dijagal atau stok
dombakhususyang telah terinfeksi cacing ini, Cacing
dibiarkanuntuk bertelurdalam cawan petri selamasatu
malam,Cacing dewasayang masih mengandungterns
digems, agar telur-telurnyakeluar. Telur-telur terebut
dipupuk dalam media vermikulite. Satu minggu
kemudian larva yang tumbuh disimpan dalam cairnn
fisiologis pada suhu4 °C. Sebelumdi~
dihitung
jumlahnya berdasarkankonsentrasi tiap m1 larutan.
Larva tiga tersebut kemudian diiradiasi di P3TIR
denganmenggunakaniradiator2000Gy/jam. Larva tiga
yang telah diiradiasi dianggapsebagaikandidat vaksin
kemudian dikirim ke Pusvetma untuk diinokulasikan
padadombayang telall disiapkandi suatu lokasi yang
telah ditentukansebelumnya,berjarak kurang lebih 10
Km dari Pusvetma.
Percoban ini menggunakanRancangari Acak
Lengkapdengan4 perlakuan(K, VI, V2 daDN).
K
= Kelompok yang hanya mendapat tantangan
10.000L3 infektif
V I = Kelompok yang divaksinasi 2 kali dengan
selang waktu 14 bari. Dosis inokuIasi
10.000L3 iradiasi,tanpatantangan.
V2 = Kelompok yang vaksinasi 2 kali dengan
selangwaktu 14 hari, dosis inokulasi 10.000
L3, dengantantallgan.
N = Kelompoknonnal.
Uji antar perlakuandigunakanDUNCAN. Cara
pengambilansampel mulai dari satu dan dua minggu
pasca vaksinasi I. Dua minggu pasca vaksinasi II,
dilanjutkan satu, dua , daDtiga rninggu pascatantang.
Parameteryang diamati meliputi : robot badan, telur
cacing, pack cell volume (pCV), Haemaglobin (Hb),
eritrosit,leukosit,total proteindan cacingdewasa.
BASIL DAN PEMBAHASAN
Rataan bobot badan tertinggi diluar perlakuan
domba Normal ialah VI = 14,60 kg. Karena darah
banyak mengandungzat-zattnakananyang diperlukan
tubuh yaitu air, protein, mineral serta bahan organik
lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pengganti jaringan yang rusak, sehingga akibat
Risalah Perfemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isalop dan RadiJsi, 200 1
kehilangan darall yang dilrisap cacing ctalam lambung
akan menyebabkan tergmlggunya pertumbullaIl, Iml ini
terjadi pacta perlakuan K =: 12,75 kg. Penurunan be rat
badan ini sesuai dengml pendapat dari SMYTH [17]
yang menyatakan ballwa 4000 cacing akan menghisap
darah 600 nun perhari dan menurut SEDDON dan
ALBISTON [18] darall yang terhisap oleh satu cacing
perhari sebanyak 0,49 lnl. Penctapc'ltdari DARGIE [19]
bahwa nilai intake pakan dari 4 kelompok yang diteliti
pengaruhnya terhadap pertumbuhan bobot badan sesuai
dengan kemampuan merespon palatabilitas masingmasing individu domba terhadap pakan yang diberikan,
juga
tergantung
kesehatan
domba,
temyata
pengaruhnya sangat nyata P < 0,01, seperti terlihat pacta
Tabel 1. Rataan produksi telur cacing tiap gram tinja
(epg) yang terendah pacta kelompok
V2 = 1654, llai
ini karena pengaruh iradiasi, menyebabkan terjadinya
kerusakan pacta sel-sel dc1fi cacing, sellingga
mengganggu proses pembelahan sel, reproduksi dan
proses fisiologis lailmya, ill sesuai dengan penctapat
dari BITAK ARAMIRE
akibat pengaruh iradiasi
menyebabkan terjadinya kerusakan pacta DNA, RNA
dan lnakrO molekil yang tak dapat kembali Donnal
seperti semula. Menurut JARRET dkk. [20] mensinyalir
bahwa pacta kelompok domba yang divaksinasi
kemudian ditaIltang yaitu V2 mulai terlihat telur cacing
pactahari 18 pasca taIltaIlg, tetapi dalam perkembangml
cacing dewasa membutuhkan waktu 18 -21
llarl,
perkembangan selanjutnya terlihat bahwa pengaruh
iradiasi masih mampu menstimulir cacing menjadi
dewasa tek'lpi bila diilueksikan kembali ke domba tidak
mampu menglmsilkan telur cacing normal, berarti
cacing dari abOfllc'lSUmtersebut telah menjadi steril,
tidak mampu berkembang biak lagi. Padc'lperlakuan N
masih acta produksi telur cacing sebab dari awal
penelitian pembebasan telur cacing kurang sempuma.
Perbedaan antar kelompok sangat nyata P < 0,01,
seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan dari perubah PCV
atau perubah hematokrit menurut SIEGMUND [21]
yang menyatakan bahwa naik turunnya hematokrit acta
hubungannya dengan pembentukan eritrosit, bila pacta
perlakuan VI
= 25,60% sedangkan produksi
serum. Peningkatan ini kemungkinan karena
terbenhtknya zat-zat seperti gamma globin yang
menyusun antibodi. Rataan cacing dewasa dalam
Imnbung pasca seksi yang terendall pada V2 = 335,
berarti tanggapkebalnya cukup baik apalagi setelah
diberi tantangan, ini sesuai dengan pendapat
CULBERTSON [24] yaitu pemberian infeksi ulang
padadombabila sejumlahparasityang ditemukanpada
temak yang divaksin kemudian ditantang lebih dari
kelompok kontrol, diduga telah terbentuk kekebalan
dalan tubuh temak sebagai tanggapan pemberian
vaksinasi. SedangkanSMYlli daD CHRISTIE [25],
menyatakan bahwa pemberian infeksi ulang pada
dombayang telah kebal, mampumengusircacingmuda
yang baru masuk. Hal ini diperkuat oleh pendapat
BITAKARAMIRE bahwa akibat pengaruh iradiasi,
banyak L3 tidak maInpu mencapai daur hidup yang
sempurnadi daJmnImnbung,pengaruhnyasangatnyata
P < 0,01, seperti terlihat pada Tabel 1. Namun
pelakuaniradiasiVI clanV2 dibanding N memberikan
Imsil tidak berbeda (P < 0,05) terhadap nilai bobot
badan, PCV, eritrosit, jumlah telur cacing (epg) daD
jumlall ::acngdewasadalamImnbung.
eritrositnya juga tertinggi yaitu 6,11 juta/ml berarti
perlakuaIl yang menggunakan iradiasi VI ini tidak
mengalami anemia karena tetap didukung oleh produksi
eritriosit yang tinggi [22], pengaruimya nyata P < 0,05
seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan eritrosit tertinggi
VI = 6,11 juta/lnil, jUlnlall eritrosit tidak mengalami
Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepadaBapak Pimpinan lnstansi terkait yaitu P3TIR,
PusvetIna dan Balivet yang telah memberikan
kesempataIlsertasegalabantuansehinggapenelitian ini
dapat diselesaikan,juga pada star dan teknisi yang
terkait dalampenelitianini.
penurunan karena tidak acta kerusakan eritrosit pacta
suatu perlakuan
karelm tidak
sesuai dengan
pembentukannya artinya pembentukannya sangat
lmnbat, pengaruimya antar perlakuan nyata P<0,05,
seperti terlihat pacta Tabel 1. Rataan leukosit pactaV2 =
DAFTARPUSTAKA
8,22 ribu mempunyai nilai tertinggi, menurut SCALM
[23] domba yang normal nilai leukosit antara 8 -12
ribu/mil, berarti lnampu melk'lllgkal infeksi dari luar
berupa tantangan, pengaruimya nyata P<0,05, seperti
terlihat pacta Tabel. Nilai total protein serum merata
yang diperiksa V2 = 9,738 fig/mil. Nilai total protein
serum rerata antara kelompok yang divaksin dan tidak
divaksin berbeda nyata (P < 0,05). Pemberian vaksinasi
dengan larva iradiasi meningkatkan nilai total protein
KESIMPULAN
Dari basil percobaandapatdisimpulkan bahwa
vaksin L3 iradiasi 500 Gy, dari 7 parameteryang
diamati untuk perlakuan iradiasi V2 masing-masing
terdapat4 parameteryang mempunyai nilai lebih dari
pactakontrol (K) yaitu jumlah telur cacing, leukosit,
totoal protein daD cacing dewasa dalam lambung.
Berarti per!akuan vaksinasi V2 iradiasi mempunyai
tendensimemberikantanggap kebal yang lebih baik
dari pactakelompok kontrol (K), perlakuan V2 dapat
dikatakan mempunyai kelebihan sebab mampu
menangkaiinfeksi cacingdari luar (tantangan).
UCAPAN TERIMA KASm
URQUHART, G.M. W.F.H. JARRET, W.F.
JENNINGS, W.I.M.
Mc.
MULLIGAN.
"Immunityto H. contortusRelationshipbetween
Age an Successfulvaccination with irradiated
larvae",Am.J. Vet. Res.1§.(1996)23-29.
2. SOOD, M.L., "HaemonchusIn India. Trends and
Prespective in Parasitology", Cambridge
University,(1981)51-88.
Risalah
Pel1emuan
Ilmiah Penell~ian dan Pengembangan
-'\Olikasi IsOlop dan Radiasi, 2001
3. THOMAS, R.J. and ALl, "TIle effect of
Haemonchus contortus on the Pregnant and
LactatingEwe". New York, (1983)19-27.
14.BITAKARAMIRE, P.K. "RadioisotopesStudieson
F. gigantica infection of cattle, Isotopes and
Radiation",IAEA Vienna(1970).
KUSUMAMIHARDJA,
Pengaruh Musim, Umur,
Waktu
Penggembalaan Terhadap Derajat
Infestasi Nematoda Saluran PenCeffic'lan
Domba.
Oisertasi IPB Bogor (19820.
15.PEARCE, E.l., and SHER A., "Immunity to
Helminths Immunology and Cell Biology",
Section2 (1990)375-379.
16. INTERNATIONAL
50 PARTOUTAMOo S., Diagnosa Penyakit Parasiter
dengan ELISA (Enzym Linked Immunosorbet
ATOMEC
ENERGY
AGENCY. "Radiation Protection Procedure",
SavetyNo. 38., VielUla,(1972)32-39.
Assay),Wartazoa1 (2) (1982)21-23.
6. BERIAJAY A, and STEVENSON,P., "The effectof
Anthimintic Treatmenton The Weight Gain of
Village Sheep" Proc. The 3rd AAAP Animal
ScienceCongress1 (1985)519-521.
7 AZFIRMAN.
A. NAIM. L., dan RAHIM. P.,
Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan UNAND,
Padang (1984).
8. BERlAJAYA,
GATOT ADIWINATA,
dan
SUKARDll. P., Sturn PendalmluaIlTentang
Larva Cacing Haemonchus contortus Yang
Diiradiasi Pacta Kelinci. Risalah Pertemuan
IlIniall, PAIR-BATAN, Jakarta,(1993)31-36.
9. SCALLIG, H.D.F.H., W.A.F. VAN LEEUWEN,
W.E. BERRADIRA and W.M.I. HENDRIX,
"Serum Antibodi responses of texel Shepp
ExperimentallyInfected with H. con/or/us" Res.
Vet. Sci. ~ (1994)63-68.
10.EMERY, D.L.Mc. CLIURE, S.l. and WAGLAND,
B.M., "Production of Vaccines Agains
Gastrointestinasi Nematoda of Livestock,
Immunologi and cell Biologi", 71 (1983) 463-
17. SMYTH, J.D., "lIltroduction to Animal Parasitology
Hoddenand Slughton",London (1962)21-28.
18.SEDDON, H.R., and ALBISTON, HH.E.,
"Helmintll Infestation" Commond Wealtll of
Austrlia, Departmentof Helth (1967)32-39.
19.DARGIE, J.D., "Aplication of radioisotopic
techniquesto the study of red cell and plasma
protein", Soc. Parasitology, lAEA, Vienna
(1970) 21-29.
20.JARRET, W.F.H., F.W. JENNINGS, W.I.M.Mc.
INTRY., W. MULLIGAN and N.C.C. SHARP,
"Studies IlllJnwtity to H. contortus infection
vaccination of sheepusing single dose of Xirradiatedlarvae" Amj. Vet.Res 20 (28) (1959)
527-530.
21.SIEGMUND. D.H., "The Merc VeterinaryManual",
Fith Edition merc and co. Inc, Rahway, USA
(1979)32-36.
22. SOULSBY, E.J.L., "Helmintlls, Anthropods and
Protozoa of Domestical Animal:, SeventhEd.
Ballere tindal London. (1982)27-51.
472.
HAROUN,
E.T.M.,
and
Hll..LYER.
G.V.,
"Resistance to Fascioliasis", Review Vet.
parasitol. 20 (1986)83-93.
12. URQUHART,
G.M.,
aIld
W.F.H.
JARRET.
"Relationsheepof Age to the ImmlUleResponse
in tile helminth Infection isotopesand Relation
in ParasitlogyII", Vienna(1970).
13. TONAMEX,
J.
"SUbcutaIleUS lImnU11ization of
Guine Pig With E. wiparuslarvasattenuatedand
Radiationin ParasitologyII", Vienna(1970).
352
23.SCALM,
O.W.,
"Textbook
Veterinary
Hematology", Leada, Febiger, Philadelphia
(1985)231-239.
24. CULBERTSON, J.T., "Immunity Against Animal
Parasites", Columbia University Press. New
(1961)340-348.
25. SMYTH,
W.D., and CHRISTIE
M.G.,
"Haemonchus con/or/us local and serwn
antibodi insheep imm1U1issedwitll irradiated
larvae"Int.J. for Pars.§ (1978)219-223.
Risalah Peltemuan
Ilmiah Penelilian
don Pengembangan
.l\lJlikasi lsalop don RadiaSl; 2(XJ 1
Tabell. Basil rataanparameterbobotbadan,jumlah telur cacing, PCV, Hb, eritrosit, leukosit
dan cacingdewasadi lambungdari perlakuanVI, V2, K, N.
Keterangan:
= Vaksinasi2x tanpatantangan
VI
V2 = Vaksinasi2x dengantantangan
= Kontrol infektif
K
= Nonna!
N
Download