INTEGUMEN (Kulit) Kulit adalah lapisan terluar yang menyelubungi permukaan tubuh suatu sme, oleh karenanya kulit atau Integumentum mempunyai fungsi utama sebagai pelindung terhadap jaringan alat-alat tubuh yang ada di bawahnya. Secara rinci fungsi perlindungan tubuh oleh kulit, meliputi: • perlindungan mekanik/fisik terhadap jaringan di bawahnya • mencegah kekeringan dan gangguan terhadap keseimbangan air dalam tubuh • membantu mengatur pemindahan panas antara tubuh dengan lingkungan • menjaga masuknya mikroorganisme dan materi yang dapat menimbulkan kerusakan di dalam tubuh • membantu pemapasan, sekresi, indra dan lain-lain. a. Struktur kulit Struktur dan fungsi umumnya saling berkaitan. Dari melihat strukturnya dapat diperkirakan fungsinya demikian pula sebaliknya. Dengan memperhatikan fungsinya sebagai alat pelindung tubuh, maka lapisan kulit terluar harus tersusun dari sel-sel epithelium yang berkaitan erat satu sama lain melalui perekat interselular. Dengan memahami fungsi kulit tersebut diatas, maka struktur kulit Avertebrata dan Vertebrata mempunyai pola dasar sebagai berikut: Kulit Avertebrata tersusun dari : - Kultikula (lapisan nonselular) - epidermis Kulit Vertebrata tersusun dari : - epidermis - dermis Kutikula pada Avertebrata dapat sangat tipis, misal pada Annelida tetapi dapat pula sangat tebal misal pada Arthropoda sehingga berfungsi sebagai eksoskeleton. Lapisan kultikula sendiri sebenarnya adalah suatu substansi yang disekresikan oleh sel-sel epidermis yang ada di bawahnya. Ekdisis pada Avertebrata adalah nengelupasan kutikula tersebut. Pada Tetrapoda: epidermis tersusun dan epithelium berlapis terbagi menjadi 3 lapisan (: stratum) yaitu: berturut-turut dan dalam ke luar adalah: - Stratum germinativum, berbatasan dengan dermis - Stratum transitional, - Stratum corneum Stratum germinativum: tersusun dari sel-sel embrional, aktif membelah membentuk sel-sel baru, sehingga sel-sel lama terdesak ke arah permukaan. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga sel-sel yang jauh dari dermis akan kekurangan makanan dan O2 dan bentuknya menjadi memipih, dan terbentuklah stratum transitional yang tersusun dari sel-sel yang kekurangan O2 dari makanan tersebut. Karena aktivitas stratum germinativum berjalan terus maka sel-sel pada stratum transitional akan makin terdesak keluar sehingga akhimya mati karena tidak memperoleh makanan dari O2 lagi. Stratum corneum tersusun dari sel-sel yang telah mati tersebut, yang mana bagian ini dapat mengelupas bila terdesak terus oleh lapisan di bawahnya dan ini disebut ekdisis pada Vertebrata. Penyusun utama stratum corneum (lapisan tanduk) ini adalah keratin yaitu sustu jenis protein yang tidak larut dalam air. Dengan sifatnya yang tidak larut dalam air inilah maka kehilangan air dan tubuh dan masuknya air ke dalam tubuh dapat dicegah, sehingga air dalam tubuh tetap seimbang. Selain itu, keratin juga tahan terhadap bakteri sehingga dapat mencegah infeksi. Dermis, tersusun dari jaringan pengikat kollagen/elastis, pembuluh darah, saraf, jaringan lemak, sel-sel otot, sel-sel kelenjar. Di bawah dermis terdapat jaringan subkutan, sel-sel pigmen dan lain-lain. Embriologi kulit: Epidermis berasal dari lapisan ektoderm sedang dermis berasal dari lapisan mesoderm. Ikan, mempunyai epidermis tipis hanya terdiri dari 1 lapis sel, yang mana sel-selnya ada yang mengalami modifikasi membentuk sel kelenjar mukosa yang mensekresikan mukus ke permukaan lapisan epidermis sehingga permukaan kulit ikan licin. Pada dermis ikan, selain berisi pembuluh darah, saraf, jaringan pengikat, sel-sel otot, sel pigmen juga terdapat sisik yang terbentuk dan bahan tulang yang terbentuk melalui proses ossifikasi. Amfibi adalah Vertebrata pertama yang menuju ke darat. Karena di darat radiasi sinar matahari lebih tinggi dari pada di air maka Vertebrata terestrial harus mengembangkan stratum corneum (lapisan tanduk) yang dapat melindungi tubuh hewan tersebut dan efek radiasi, sehingga epidermis Vertebrata terestrial terbagi menjadi beberapa lapisan seperti tersebut di atas. Dermis relatif tipis berisi pembuluh darah, saraf, kelenjar. Pembuluh darah dalam jumlah cukup besar pada kulit katak sebab kulit juga berfungsi sebagai alat respirasi terutama pada saat metamorfosis dimana insang sudah mulai mereduksi sedang pulmo belum berkembang penuh. Reptil: Stratum corneum pada Reptilia berkembang lebih baik lagi, karena dapat membentuk squama melalui proses kornifikasi. Dermis tipis tersusun dari jaringan pengikat, pembuluh darah, saraf, sel-sel otot dan sel-sel pigmen. Ular mempunyai jaringan pengikat kolagen dalam jumlah banyak sehingga dapat disamak. Burung : Epidermis burung tipis dan halus kecuali di daerah kaki dan lengan. Pada kaki stratum corneum membentuk sisik (squama). Bulu yang menutupi tubuhnya adalah merupakan modifikasi stratum corneum. Dermis pada Ayes tipis tersusun atas jaringan pengikat, saraf, pembuluh darah dan sel-sel otot polos. Kelenjar minyak pada burung adalah modifikasi sel-sel epidermis dan disebut glandula Uropygialis yang terletak di ujung ekor. Minyak yang disekresikan oleh kelenjar tersebut berfungsi untuk meminyaki bulu. Mamal: Kulit mamal tebal terutama dermisnya. Tebal kulit bervariasi tergantung species dan lokasi dimana kulit terletak. Berbeda dengan Vertebrata sebelumnya, kulit mamal mempunyai bangunan-bangunan yang merupakan modifikasi epidermis; antara lain: rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat. Dermis mamal tebal berisi pembuluh darah, sel-sel otot polos, kelenjar, jaringan pengikat dan saraf. Kulit mamal banyak yang disamak karena dermis mengandung jaringan pengikat kolagen yang tebal. b. Derivat Kulit Telah disampaikan di depan bahwa pada kulit Vertebrata timbul bangunan yang merupakan derivat dan epidermis maupun derivat dan dermis. Derivat epidermal, ialah: sisik (: squama) pada reptil, pada kaki burung, bulu pada burung dan rambut pada mamal, kuku dan tanduk adalah derivat stratum corneum epidermis. Bulu terbentuk dengan cara evaginasi (penonjolan keluar) stratum coeneum diikuti oleh lapisan yang ada di bawahnya termasuk dermis. Sedangkan rambut terbentuk dengan cara yang sama, hanya kebalikannya ialah bangunan yang akan meniadi folikel rambut terbentuk dari invaginasi (penonjolan ke arah dalam) dari stratum corneum dan lapisan-lapisan yang ada di bawahnya termasuk dermis. Kelenjar-kelenjar pada kulit, semuanya adalah modifikasi sel-sel epidermis, walaupun Ietaknya tertanam dalam dermis. Adapun derivat dari dermis adalah sisik pada ikan, tanduk pada rusa.