1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejarah perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kondisi perekonomian yang pasang surut menyebabkan perlu adanya keselarasan dan keharmonisan kebijakan antara pemerintah dengan Bank Indonesia, yakni dari sisi fiskal dan moneter. Meskipun sering kali terjadi trade off dalam pengambilan sebuah putusan kebijakan, namun hal tersebut dapat diminimalisasi dengan memitigasi sejumlah risiko yang akan ditimbulkan dari putusan kebijakan tersebut. Setiap arah kebijakan tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kondisi perekonomian, namun untuk mengecap keberhasilan tersebut diperlukan waktu yang tidak sebentar serta pemikiran-pemikiran yang inovatif, modern, dan realistik. Indonesia memiliki karakteristik dualisme, oleh karena itu dengan adanya industrialisasi kini mulai meminggirkan sisi tradisional dari Indonesia. Dimulainya industrialisasi menyebabkan sejumlah permasalahan yang timbul di dalam negeri. Salah satu tuntutan atas industrialisasi tersebut adalah kestabilan perekonomian dalam negeri. Dalam menghadapi persaingan global suatu Negara memerlukan kondisi perekonomian yang kuat dan stabil. Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur yang digunakan dalam menilai suatu kekuatan perekonomian. Kurs 2 dapat didefinisikan sebagai perbandingan nilai/harga atas pertukaran dua mata uang yang berbeda (Nopirin, 2011). Bagi Negara yang menganut perekonomian terbuka, kondisi perekonomian sangat erat kaitannya dengan kurs. Aktivitas perdagangan akan sangat dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang asing karena uang digunakan sebagai alat transaksi perekonomian. Semakin tinggi dan semakin kuat nilai suatu mata uang terhadap mata uang lainnya maka akan sangat menguntungkan bagi Negara tersebut karena Negara tersebut mendapatkan gains (from trade) dari aktivitas perdagangannya baik impor maupun ekspor. Kondisi perekonomian Indonesia mengalami begitu banyak dinamika di tahun 1980-an. Pada tahun 1983 terjadi resesi global dan berdampak pada perekonomian Indonesia. Pada saat itu inflasi di Indonesia mencapai 11,46% yang diikuti dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu deregulasi perbankan yang berisi mempertinggi efisiensi dan mobilisasi dana. Kebijakan tersebut diambil karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kemudian pada tahun 1985 perekonomian Indonesia mulai bergerak ke arah positif yang ditunjukkan dengan menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika hal tersebut juga dibarengi dengan deflasi sehingga menempatkan inflasi Indonesia pada posisi normal. Selama kurun waktu 31 tahun mulai dari tahun 1981 sampai dengan 2012, mata uang rupiah telah mengalami pelemahan 8 kali lipat. Sejak awal 1981 3 nilai 1 dolar Amerika adalah 643, dan pada tahun 2012 menjadi 96701. Perlemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, dan Bank Indonesia sebagai bank yang bertugas menjaga kestabilan nilai rupiah dituntut untuk terus memberikan rencana yang strategis demi terciptanya kestabilan perekonomian dalam negeri. Namun demikian, apabila dicermati dengan seksama terdapat fenomena yang tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh para ekonom. Pada tahun 2009 tingkat suku bunga domestik mengalami penurunannya itu sebesar 40,47%. Berdasarkan teori apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga maka akan diikuti dengan melemahnya nilai tukar suatu mata uang, namun pada kenyataannya pada tahun 2009 Indonesia mengalami apresiasi atas nilai tukar terhadap dolar Amerika atau penurunan sebesar 6,62%. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut peneliti tertarik untuk menguji pengaruh variabel jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, dan ekspor neto terhadap nilai tukar rupiah pada dollar Amerika selama 31 tahun terakhir (1981-2012). Pada penelitian tersebut dapat diperoleh hasil yang akan menunjukkan apakah teori-teori yang dikemukakan oleh para ekonom masih menjadi teori yang dapat diterapkan di masa sekarang atau tidak. Maka penulis memberi judul pada penelitian ini yaitu “Faktor-faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Kurs Rupiah terhadap Dollar AmerikaTahun 1981-2012”. 1 Table 4.1 4 B. Batasan Masalah Penelitian Pembatasan masalah penelitian secara spesifik sangat penting agar dalam penelitian yang dilakukan tidak terjadi perluasan dalam pembahasannya, sehingga laporan penelitian yang disajikan dapat lebih fokus dan terarah pada permasalahan utama dalam penelitian ini. Adapun pembatasan tersebut antara lain : 1. Objek yang diteliti adalah nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika dari tahun 1981-2012. 2. Beberapa variabel yang diteliti adalah nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika sebagai varibel dependen, sedangkan tingkat suku bunga internasional (SIBOR), jumlah uang beredar, dan ekspor neto Indonesia sebagai variabel independen. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh ekspor neto terhadap kurs mata uang rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012? 2. Bagaimanakah pengaruh jumlah uang beredar terhadap kurs mata uang rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012? 3. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga (SIBOR) terhadap kurs mata uang rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012? 5 D. Tujuan Penelitian Penelitian yang berjudul Faktor-faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor neto terhadap kurs rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar terhadap kurs rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012. 3. Mengetahui pengaruh tingkat suku bunga (SIBOR) terhadap kurs rupiah pada dollar Amerika tahun 1981-2012. E. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat teoritis, untuk mengetahui dan memahami masalah fluktuasi mata uang rupiah secara mendalam sehingga dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang terjadi saat ini maupun di masa yang akan datang. 2. Manfaat praktis, diharapakan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan masalah serupa. 3. Manfaat kebijakan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan penelitian ini dapat memberikan solusi alternatif bagi permasalahan yang terjadi di 6 bidang moneter khususnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika.