1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerak bumi terbagi atas beberapa lempeng tektonik besar, kebanyakan besar
aktivitas vulkanologi terjadi di lempeng ini. Salah satu zona vulkanik aktif di
dunia yang paling terkenal adalah cincin api. Membentang dari pesisir barat
Amerika lalu sepanjang kepulauan di Alaska dan turun ke pesisir timur Asia.
Indonesia merupakan negara di Asia yang dilaui oleh cincin api tersebut. Selain
diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta diantara samudera Hindia
dan samudera Pasifik, Indonesia juga berada pada pertemuan tiga lempeng dunia
yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, yang berpotensi menimbulkan bencana
gempa bumi dan tsunami apabila lempeng-lempeng tersebut bertumbukan. Dan
juga, Indonesia kaya akan gunung berapi, hingga tahun 2012 terdapat 127 gunung
berapi aktif, 76 di antaranya berbahaya, dan beberapa dapat menimbulkan gempa
dan tsunami seperti letusan Gunung Krakatau di selat Sunda pada tahun 416 M
dan tanggal 27 Agustus 1883 yang menimbulkan tsunami setinggi 30-40 meter
dan menyebabkan sekitar 36 ribu korban jiwa di pesisir barat Jawa dan selatan
Sumatera.
Gempa bumi yang terjadi dapat menimbulkan adanya dislokasi atau perubahan
dasar laut. Dislokasi yang terjadi secara tiba-tiba ini akan menimbulkan perubahan
elevasi permukaan baru sehingga dapat menyebabkan perubahan muka air di
atasnya yang disebut gelombang. Gelombang yang seperti ini akan segera
menjalar ke segala arah yang disebut dengan tsunami (Triatmadja, 2010).
Tsunami juga dapat diartikan perpindahan badan air atau gelombang laut yang
terjadi karena adanya gangguan impulsif yaitu perubahan bentuk dari dasar laut
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba
(Pond dan Pickard, 1983).
1
2
Kota Bandar Lampung adalah kota yang terletak di selatan pulau Sumatera yang
rawan terhadap bencana tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung berapi,
longsoran bawah laut dan atau gelombang tinggi dari samudera Indonesia.
Berdasarkan Peta Indeks Resiko Bencana Tsunami Provinsi Lampung
(BNPB,2010), Kota Bandar Lampung memiliki tingkat ancaman bencana tsunami
tinggi.
Pada kawasan pesisir Kota Bandar Lampung merupakan wilayah yang
sarat akan kepadatan penduduk baik lokal ataupun wisatawan.
Seiring
pertambahan jumlah penduduk yang mendiami wilayah pesisir pantai yang tinggi,
kurangnya upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah kota serta kurangnya
pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya
bencana tsunami, maka hal tersebut dapat meningkatkan resiko bencana tsunami,
sehingga sangat diperlukan adanya rencana mitigasi yang baik dalam
mengevakuasi penduduk agar terhindar dan guna mengurangi jatuhnya korban
jiwa penduduk di daerah rawan bencana, untuk memperkecil resiko bencana.
Tahun 2011 Pemerintah Kota Bandar Lampung menerbitkan peraturan daerah
nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bandar Lampung tahun 2011-2030 yang mana didalamnya telah di atur mengenai
jalur evakuasi, serta ruang evakuasi bencana. Namun kajian akan kondisi jalur
atau ruang evakuasi layak atau tidak masih di rasa cukup kurang. Hasil dari
simulasi yang didapat dalam penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran
kondisi baik dalam segi ruang evakuasi ataupun jalur evakuasinya. Karena waktu
antara peringatan kedatangan gelombang tinggi atau tsunami hingga mencapai
daratan sangat singkat, sehingga dibutuhkan persiapan yang cepat pula. Oleh
karena itu untuk mengurangi resiko akibat bencana baik itu korban jiwa dan
kerugian harta benda, perlu diupayakan mitigasi nonstruktural dengan melakukan
simulasi kesiapsiagaan tsunami di Kota Bandar Lampung.
3
Gambar 1.1 Peta Indeks Resiko Tsunami Provinsi Lampung
(sumber : http://geospasial.bnpb.go.id/)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan tesis ini adalah menstudi kemungkinan bagaimana evakuasi vertikal
menolong kesiapsiagaan masyarakat, sehingga kajiannya ditujukan terhadap
lokasi-lokasi mana saja yang dapat dijadikan sebagai titik aman bencana.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tesis ini ialah mengkaji berbagai macam kemungkinan jalur
dan titik evakuasi dalam upaya mitigasi bencana tsunami sehingga dapat diperoleh
hasil yaitu jalur dan titik lokasi evakuasi yang efektif dan efisien.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Simulasi Evakuasi Tsunami (SET) berbasis multiagent yang digunakan
merupakan simulasi komputasi atau komputer yang melakukan bermacam
4
kemungkinan dengan menghiraukan seberapa besar tinggi run-up tsunami
ketika mencapai daratan.
2. Menggunakan dua jenis data dari lapangan yaitu yang pertama, data
lingkungan yang berkaitan dengan lokasi atau titik yang aman dan yang
terdampak seperti jaringan jalan, karakteristik jalan, lebar jalan, dan lain-lain.
Kedua, data yang terkait agen (penduduk), yang menggambarkan kondisi dari
masyarakat mencakup jumlah penduduk, usia, waktu evakuasi, dan lain-lain.
3. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Evacuware Version 2.0
tahun 2011 (Hak Cipta Prof. Ir. Radianta Triatmadja, Ph.D.)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu dengan bantuan kemajuan komputer dan
teknologi diharapkan dapat memberi pengetahuan dan informasi penting kepada
masyarakat daerah Kecamatan Bumi Waras dan Teluk Betung Selatan berupa
informasi lokasi evakuasi vertikal yang efektif dan efisien.
Dan juga dapat
menjadi bahan evaluasi dan kajian serta masukan kepada pemerintah Kota Bandar
Lampung dalam hal penyelenggaraan penanggulangan bencana agar upaya
mitigasi pra-bencana tsunami menjadi lebih baik sehingga dampak bencana
tersebut baik yang bersifat kerugian materil berupa harta benda maupun korban
jiwa dapat dikurangi apabila nantinya bencana tersebut benar-benar terjadi.
Download