1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu
negara,
dan
sumber
penerimaan
tersebut
digunakan
dalam
proses
pembangunan suatu negara. Menurut Dharma dan Ardiana (2016) pajak
adalah salah satu sumber utama penerimaan
negara yang dibayar oleh
masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk
secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang
diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Fungsi
pemungutan pajak ada 2 (dua) yaitu sebagai Regulerend dan Budgeting.
Dalam menjalankan fungsi regulerend, pajak digunakan dalam pelaksanaan
kebijakan pemerintah bidang sosial dan ekonomi. Dalam menjalankan fungsi
sebagai budgeting, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara,
sehingga dalam pemungutannya harus optimal (Adisamartha dan Noviari,
2015).
Penerimaan pajak di Indonesia masih belum mampu dicapai dengan
maksimal khususnya penerimaan pajak dari sektor Pertambangan . Hal ini
dibuktikan dengan adanya data efektviitas pemungutan pajak migas dan nonmigas dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dari tahun 2011-2015
1
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil bahkan semakin turun.
Efektifitas pemungutan pajak dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Efektifitas Pemungutan Pajak Migas dan Non-Migas di Indonesia
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Target
Migas
Non Migas
Migas
Non Migas
Migas
Non Migas
Migas
Non Migas
Migas
Non Migas
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
65,230,670,000,000
366,746,349,922,000
67,916,730,000,000
445,733,430,000,000
74,277,980,000,000
464,481,876,000,000
83,889,790,000,000
485,976,868,000,000
49,534,791,000,000
629,835,345,164,000
Realisasi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
73,095,496,754,938
354,683,553,082,514
83,460,868,001,301
377,942,175,058,445
88,747,448,408,293
413,808,305,275,411
87,445,663,200,967
453,078,754,802,823
49,671,556,135,321
544,455,381,617,738
Efektivitas
Pemungutan
Pajak
112,06%
96,71%
122,89%
84,79%
119,48%
89,09%
104,24%
93,23%
100,28%
86,44%
Sumber: Kemenkeu, 2016
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pajak migas tahun 2011-2015
menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil. Penerimaan pajak migas
dari tahun 2011-2014 mengalami kenaikan namun dari tahun 2014-2015
mengalami penurunan. Sedangkan untuk penerimaan pajak non-migas tahun
2011-2015 terus mengalami kenaikan tetapi tidak sesuai dengan yang
ditargetkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak.
Dari uraian angka diatas semakin menjelaskan perlu adanya
pengoptimalan penerimaan pajak khususnya dari sektor Pertambangan oleh
pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak
demi percepatan
pembangunan nasional. Namun pemerintah dan wajib pajak mempunyai
kepentingan yang berbeda dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Pemerintah
ingin terus menaikkan penerimaan negara melalui pajak guna membiayai
penyelenggaraan pemerintah, sedangkan wajib pajak ingin membayar pajak
2
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
sekecil mungkin karena dengan membayar pajak akan mengurangi
pendapatan
atau
laba
bersih
perusahaan.
Untuk
mengurangi
atau
meminimalkan jumlah pembayaran pajak tersebut banyak hal yang dilakukan
oleh wajib pajak baik secara legal atau ilegal. Menurut Darmawan dan
Sukartha (2014) terdapat 2 (dua) usaha pengurangan pembayaran pajak, yaitu
penghindaran pajak (tax avoidance) secara legal, dan penggelapan pajak (tax
evasion) secara ilegal.
Menurut Dewinta dan Setiawan (2016) tax avoidance adalah usaha
pengurangan pajak, dengan memanfaatkan pengecualian dan potongan yang
diperkenankan dalam peraturan perpajakan atau menunda pajak yang belum
diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku, dalam hal ini sebagai
pengambil kebijakan adalah pimpinan perusahaan. Disatu sisi tax avoidance
menurunkan penerimaa negara yang akhirnya akan merugikan negara itu
sendiri, tetapi disisi lain perusahaan yang melakukan tax avoidance tidak
dapat dijatuhkan sanksi oleh pemerintah karena secara hukum tidak ada
aturan yang dilanggar. Dari sisi perusahaan sah untuk dilakukan tetapi tidak
selalu diinginkan dari sisi pemerintah, hal inilah yang membuat tax avoidance
bersifat unik (Maharani dan Suardana, 2014). Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan tax avoidance antara lain :
leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan.
Leverage yaitu tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk
membiayai aktivitas operasinya. Adanya penambahan jumlah hutang suatu
perusahaan akan menyebabkan adanya beban bunga yang semakin bertambah
3
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pula yang harus dibayarkan. Beban bunga yang timbul atas hutang tersebut
akan mengurangi pembayaran pajak karena beban bunga menjadi pengurang
laba bersih perusahaan sehingga keuntungan yang maksimal dapat dicapai
(Dharma dan Ardiana, 2016). Laba kena pajak perusahaan cenderung lebih
kecil apabila perusahaan tersebut menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan daripada perusahaan yang menggunakan sumber pendanaan yang
berasal dari penerbitan saham, sehingga dapat digolongkan adanya tindakan
penghindaran pajak (tax avoidance) (Surbakti, 2012 ).
Return on assets (ROA) merupakan salah satu pendekatan yang dapat
mencerminkan
profitabilitas
suatu
perusahaan.
Pendekatan
ROA
menunjukkan bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan
menggunakan total aset yang dimilikinya. ROA juga memperhitungkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang terlepas dari
pendanaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik performa perusahaan
dengan menggunakan aset dalam memperoleh laba bersih (Darmawan dan
Sukartha, 2014). Perusahaan yang memiliki laba tinggi cenderung
menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak dikarenakan
perusahaan dengan laba yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari
adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013).
Sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (tax
avoidance).
Intensitas aset tetap perusahaan merupakan gambaran banyaknya
investasi perusahaan terhadap aset tetap perusahaan (Darmadi, 2013).
4
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Perusahaan yang memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk aset tetap
dapat menjadikan beban depresiasi sebagai beban yang dapat dikurangkan
dari penghasilan atau bersifat deductible expense. Karena beban depresiasi
yang bersifat deductible akan menyebabkan laba kena pajak perusahaan
menjadi berkurang yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pajak yang
harus dibayar perusahaan, hal ini akan mengindikasikan perusahaan
melakukan penghindaran pajak (Mulyani dkk, 2014).
Faktor intensitas persediaan juga dapat memengaruhi tax avoidance
selain leverage, profitabilitas dan intensitas aset tetap. Tingginya tingkat
persediaan dalam perusahaan akan menimbulkan tambahan beban bagi
perusahaan. PSAK 14 no. 13 menyatakan adanya beberapa pemborosan yang
ditimbulkan akibat tingginya tingkat persediaan, beban-beban tersebut
meliputi beban bahan, beban tenaga kerja, beban produksi, beban
penyimpanan, beban administrasi dan umum, dan beban penjualan. Beban
tersebut akan diakui sebagai beban di luar persediaan itu sendiri (Adisamartha
dan Noviari, 2015). Beban-beban tersebut akan mengurangi laba bersih
perusahaan dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah pembayaran pajak
perusahaan.
Hal
ini
akan
mengindikasikan
perusahaan
melakukan
penghindaran pajak.
Terdapat hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel leverage
yang dilakukan oleh Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang
pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada
perusahaan manufaktur di BEI, menemukan bahwa leverage berpengaruh
5
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
positif terhadap penghindaran pajak. Menurut Mulyani dkk, (2014) yang
meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan, koneksi politik dan
reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak, menemukan bahwa
leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Menurut Dewinta
dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, umur
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax
avoidance, menunjukkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance.
Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel profitabilitas yang
dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh
ukuran
perusahaan,
umur
pertumbuhan penjualan
perusahaan,
profitabilitas,
leverage,
dan
terhadap tax avoidance menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Siregar
dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di BEI,
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran
pajak. Menurut Marfu’ah (2015) yang meneliti tentang pengaruh return on
asset, leverage, ukuran perusahaan kompensasi rugi fiskal dan koneksi politik
terhadap tax avoidance menyebutkan bahwa return on assets sebagai proxy
dari profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel intensitas aset tetap
yang dilakukan oleh Meisiska (2016) yang meneiti tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas pembayaran pajak pada wajib pajak
6
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
badan, menunjukkan hasil bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif
terhadap tarif pajak efektif. Semakin rendah tarif pajak efektif maka semakin
tinggi adanya penghindaran pajak (tax avoidance). Artinya intensitas aset
tetap berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Dharma dan
Ardiana (2016) yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset tetap,
ukuran perusahaan, dan koneksi politik terhadap tax avoidance, menghasilkan
bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Menurut Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang pengaruh
likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap pada
tingkat agresivitas wajib pajak badan, menyatakan bahwa intensitas aset tetap
tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak badan.
Hasil penelitian terdahulu terkait variabel intensitas persediaan yang
dilakukan oleh Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang
pengaruh likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap
pada tingkat agresivitas wajib pajak badan menyatakan bahwa intensitas
persediaan berpengaruh positif pada tingkat agresivitas pajak. Menurut
Surbakti (2012) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan dan
reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak di perusahaan industri
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan bahwa
inventory intensity berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
Menurut Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
7
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
manufaktur di BEI menunjukkan hasil bahwa inventory intensity tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Dharma dan
Ardiana (2016), yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset
tetap, ukuran perusahaan dan koneksi politik terhadap tax avoidance pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2014. Alasan peneliti mereplikasi penelitian Dharma dan Ardiana
(2016) adalah selain untuk menguji kembali konsistensi hasil penelitian
terdahulu juga untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, dengan mengajukan variabel lain sebagai variabel independen
yaitu profitabilitas dan intensitas persediaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dharma dan Ardiana
(2016) terletak pada penggunaan variabel, sampel penelitian dan tahun
penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel leverage, profitabilitas,
intensitas aset tetap dan intensitas persediaan. Alasan peneliti mengeliminasi
variabel ukuran perusahaan dan koneksi politik karena ukuran perusahaan
dalam penelitian Dharma dan Ardiana (2016) diproxykan dengan total aset,
sedangkan intensitas aset tetap juga dihitung dengan membandingkan total
aset tetap dengan total aset, karena ditakutkan terjadi data yang
heteroskedastisitas maka dari itu peneliti mengeliminasi variabel ukuran
perusahaan dan mengganti dengan variabel profitabilitas dengan alasan
peneliti ingin mengetahui bukti empiris pengaruh variabel profitabilitas
terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel koneksi politik dalam
8
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
penelitian Dharma dan Ardiana (2016) tidak memiliki pengaruh terhadap
tax avoidance dan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Marfu’ah (2015) dan Alfia (2015) variabel koneksi politik tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance, maka dari itu peneliti mengeliminasi
variabel koneksi politik dan mengganti dengan variabel intensitas
persediaan dengan alasan karena peneliti ingin mengetahui bukti empiris
pengaruh intensitas persediaan terhadap tax avoidance. Tahun penelitian
pada penelitian ini adalah 2012-2015, dengan alasan laporan keuangan yang
digunakan peneliti adalah laporan keuangan yang paling up to date.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Alasan peneliti
mengganti sampel penelitian karena penelitian yang dilakukan Dharma dan
Ardiana (2016) menggunakan perusahaan Manufaktur dan beberapa
penelitian
terdahulu
seperti
Maharani
dan
Suardana
(2014),
Mulyani,darminto dan Endang (2014), Adisamartha dan Noviari (2015),
Dewinta dan Setiawan (2016) juga menggunakan perusahaan Manufaktur
sebagai sampel penelitian, oleh karena itu perusahaan Pertambangan dalam
penelitian ini dipilih sebagai faktor pembeda dengan penelitian sebelumnya.
Alasan peneliti memilih perusahaan Pertambangan karena perusahaan
Pertambangan adalah salah satu perusahaan yang berkontribusi besar pada
penerimaan pajak negara yaitu 58,6% yang berasal dari penerimaan pajak
migas 2,9% dan pajak non-migas (Kemenkeu, 2016). Tetapi melihat adanya
data dari Kementerian ESDM bahwa terdapat 7.834 perusahaan
9
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Pertambangan yang di data oleh Direktorat Jenderal Pajak, sebesar 24%
tidak memiliki NPWP, serta sekitar 35% yang tidak melaporkan SPT, hal ini
menandakan perusahaan pertambangan belum secara keseluruhan membayar
pajaknya atau dapat dikatakan perusahaan melakukan penghindaran pajak
(Industry, 2016). Kemudian adanya data tax amnesty periode juli-september
2016 mencapai Rp 94 triliun (Pajak, 2016). Dari jumlah WP sektor tambang
dan minerba hanya 16,2% WP yang mengikuti program tax amnesty dengan
nilai tebusan hanya 221 miliar kemudian pada WP Pertambangan minyak gas
hanya 6,1% WP yang mengikuti program tax amnesty (Okezone, 2016).
Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi penghindaran pajak secara legal, terutama bagi pembuat
kebijakan perpajakan, hal ini penting karena dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut pembuat kebijakan perpajakan dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak
akan melakukan strategi untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Dengan
demikian diharapkan dapat
memberikan kontribusi kepada praktisi
penyelenggara perusahaan agar dapat berhati-hati dalam melakukan
penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam penyelundupan pajak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas
dapat
dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap ETR sebagai proksi tax
avoidance pada perusahaan Pertambangan?
10
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ETR sebagai proksi tax
avoidance pada perusahaan Pertambangan?
3. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap ETR sebagai
proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan?
4. Apakah intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap ETR sebagai
proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini yaitu :
a. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari leverage terhadap ETR
sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.
b. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari profitabilitas terhadap ETR
sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.
c. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas aset tetap terhadap
ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.
d. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas persediaan terhadap
ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.
2. Manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Bagi Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan kajian ilmu perpajakan mengenai tax avoidance, serta
menambah pengetahuan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi
tax avoidance yaitu leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan
intensitas persediaan.
11
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b. Bagi pembuat kebijakan perpajakan
Untuk dapat lebih memperhatikan hal-hal yang bisa digunakan
oleh perusahaan dalam rangka penghindaran pajak yang dapat
mengurangi pendapatan negara dari sektor pajak.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
kepada praktisi penyelenggara perusahaan agar dapat lebih berhati-hati
dalam melakukan penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam
penyelundupan pajak.
d. Bagi peneliti lain
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya serta dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam
penelitian ini.
12
Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download