Isi

advertisement
I. PENDAHULUAN
Saat ini dimana saja, sulit untuk menghindari dari informasi atau tulisan
tentan teknologi informasi (TI) dan Internet. Hal ini tidak saja terjadi di negara
Amerika sana, akan tetapi di Indonesia juga. Surat kabar dan majalah dipenuhi
dengan cerita sukes dan gagal dari individu atau perusahaan yang merangkul TI
dan Internet. Teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya
informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal
ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi. Teknologi pengolah
informasi ini memang memiliki nilai jual, seperti contohnya teknologi database,
dan security. Aplikasi internet telah banyak dimanfaatkan baik oleh perusahaan
maupun individu dan kecenderungannya akan menjadi life style suatu society
dimana untuk melakukan transaksi perdagangan, kirim surat hiburan dll semua
berbasis internet.
O’Brien (1999) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai
sekelompok orang, prosedur, dan sumberdaya yang mengumpulkan, mengubah,
dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi. Sumberdaya tersebut
terdiri atas sumberdaya manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), sumberdaya data, dan jaringan (network). Salah satu kategori dari
sistem informasi yang secara umum diaplikasikan didalam kegiatan bisnis adalah
sistem informasi manajemen berbasis web, atau yang lazim dikenal dengan istilah
internet. Menurut Rosen (2000), internet merupakan suatu jaringan global yang
terbentuk dari jaringan kecil, berhubungan dengan jutaan komputer di dunia dan
terhubung dengan infrastruktur telekomunikasi. Bertolak dari definisi tersebut,
maka keberadaan internet dalam dunia bisnis khususnya dalam rangka
menyambut era perdagangan bebas menjadi sangat penting.
Tanpa terasa, era perdagangan bebas telah semakin dekat, yang ditandai
dengan munculnya AFTA, WTO/GATT, dan bentuk-bentuk perserikatan bisnis
global lainnya. Terkait dengan bisnis global tersebut, maka sistem informasi
manajemen dan berbagai bentuk pengembangannya menjadi semakin penting.
Oleh karena itu, sistem informasi manajemen harus mampu menciptakan
aksesibilitas, akurasi, validasi, dan generalisasi informasi dalam rangka
mendukung peningkatan daya saing bisnis yang bersangkutan (Mc. Leod, 1995).
Namun demikian, pengembangan sistem informasi manajemen yang optimal
tidaklah mudah, karena arah pengembangan tersebut harus searah dengan
kebutuhan bisnis sebuah organisasi secara global, tanpa mengesampingkan
faktor eksternal maupun faktor internal organisasi, serta kondisi persaingan
dengan para kompetitornya. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh
Schiefer dan Fritz (2003) bahwa fokus dari sistem informasi manajemen dalam
kegiatan bisnis adalah menyediakan informasi manajerial yang berkaitan erat
dengan faktor-faktor keberhasilan kritis (critical success factors) organisasi, baik
1
ditinjau dari aspek internal, maupun eksternal dalam rangka pengembangan
bisnis di pasar global (Gambar 1).
Kebutuhan Informasi
Sumber-Sumber
Informasi
Sistem
Pendistribusian
Pencarian
Informasi
Dokumen Informasi
Faktor Sukses
Kritis
Kebutuhan
Informasi
Pendukung
Bisnis
Gambar 1. Sistem Informasi Bisnis (Schiefer dan Fritz, 2003)
II. PENGERTIAN E-BISNIS
Definisi E-Business
Begitu banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur dan
internet. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
a. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama
seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan
teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi.
b. E- business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar
organisasi maupun dari organisasi ke konsumen.
c. Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi,
koordinasi, dan manajemen organisasi.
d. E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan
transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling
mudah terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun
grosir.
e. Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman,
fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan
mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama
dengan pemanfaatan teknologi internet.
2
f. Menghubungkan sistem teknologi informasi tradisional dengan internet akan
menjadi sebuah e-business.
g. E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian,
penjualan, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis.
Istilah e-business pertama kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun
1997.
h. Perusahaan di internet; Penggunaan internet untuk pengelolaan bisnis
misalnya untuk menghubungkan dengan konsumen, supplier, pekerja, dan
rekan bisnis.; Perusahaan yang menggunakan teknologi internet.
i. Definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk
berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan
internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan
e-business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi
mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan
bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka
memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah
ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan ebusiness termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah
perusahaan manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke
supplier, sebuah lembaga keuangan membagi informasi tentang perbankan,
credit card, dll dengan konsumen mereka, dan sebagainya.
j. E-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang
dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk
meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu bisnis.
III. PERBEDAAN ANTARA E-COMMERCE DAN E-BUSINESS
Banyak orang tahu tentang istilah e-commerce, namun hanya sedikit yang
mengetahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara e-commerce dan ebusiness. Istilah e-commerce lebih dikenal daripada istilah e-business padahal
keduanya tidaklah sama, namun kedua istilah ini tampaknya dikerucutkan menjadi
satu istilah saja yaitu e-commerce mencakup juga sebagai e-business.
Sebelumnya, perlu diketahui dan dipahami juga arti dari kedua istilah tersebut
supaya pada pembahasan e-commerce yang lebih khusus kedua istilah ini tidak
diperdebatkan lebih jauh.
E-Commerce
E-commerce merupakan kepanjangan dari Electronic Commerce yang berarti
perdagangan yang dilakukan secara elektronik. Seperti halnya e-mail (Electronic
3
Mail) yang artinya sudah diketahui yaitu pengiriman surat secara elektronik.
Dalam buku Introduction to Information Technology, e-commerce berarti
perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer,
atau pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan computer,
termasuk Internet (Turban, 2005:181).
Apabila dipilah e-commerce terdiri dari huruf e yang berarti elektronik dan
commerce yang berarti perdagangan. Pada perdagangan konvensional dikenal
adanya penjual dan pembeli, lalu perdagangan sesungguhnya ada barang atau
jasa yang dijual dan tentu ada pembelinya. Kata ‘perdagangan’ itu sendiri berdiri
dengan arti sekedar tawar menawar antara penjual dan pembeli, lalu apabila
keduanya sepakat maka barulah dilakukan transaksi. Perdagangan yang seperti
ini terjadi hanya ‘sesaat’ dan tidak ada relasi yang berarti antara penjual dan
pembeli, dalam hal ini perdagangan hanyalah sekedar kegiatan menjual dan
membeli.
E-Business
Ketika orang mengatakan “saya ada bisnis orang itu,” tentu saja banyak orang
berpikir bahwa kegiatan yang akan dilakukan adalah kegiatan yang merupakan
transaksi dan berisi tentang penjualan dan pembelian barang, padahal kegiatan
yang akan dilakukan belum tentu seperti yang orang pikirkan. Kegiatan berbisnis
bukan hanya kegiatan demi mencari keuntungan berupa uang tetapi juga
keuntungan yang bersifat abstrak seperti reputasi, kemitraan, dan kepercayaan
dalam bertransaksi.
E-business memiliki karakteristik tujuan yang sama dengan bisnis secara
konvensional, hanya saja e-business memiliki scope yang berbeda. Bisnis
mengandalkan pertemuan antar pebisnis seperti halnya rapat ditempat khusus,
atau sekedar untuk berkenalan dengan partner bisnis, sedangkan e-business
mengandalkan media Internet sebagai sarana untuk memperoleh tujuannya.
Menurut Turban, e-business atau bisnis elektronik merujuk pada definisi ecommerce yang lebih luas, tidak hanya pembelian dan penjualan barang serta
jasa, tetapi juga pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-learning,
dan transaksi elektronik dalam perusahaan (2005:182).
IV.
E- Bisnis
e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran
barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi
dan transaksi, dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia
4
bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk,
dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung
pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian
besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini
pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat
kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan
tersebut dapat kita lihat dari beberapa sudut pandang, yaitu pelaku e-business,
alat atau media atau sumber daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang
menjadi sasaran, tujuannya, dan keuntungan yang diberikan. Hasilnya sebagai
berikut:
• Pelaku E-Business
‐ Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
• Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan
‐ Teknologi informasi dan komunikasi
‐ Komputer, data yang telah terkomputerisasi
‐ internet
• Kegiatan Sasaran
‐ Kegiatan bisnis
‐ Proses bisnis utama
‐ Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi
‐ Operasi bisnis utama
• Tujuan
‐ Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
‐ Transformasi proses bisnis
‐ Sharing informasi
• Keuntungan
- Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi
- Memberikan nilai bisnis yang berbeda
- Efisien
- Peningkatan produktivitas dan keutungan
Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu
arti utuh, yaitu:
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi,
individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis
utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa
5
keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan
produktivitas dan profit.
Contoh: Harian Kompas yang juga memiliki e-bisnis Kompas Online. Kompas
menjalankan proses bisnis utamanya berupa penyediaan berita dan distribusinya,
tidak lagi hanya melalui media cetak saja tetapi juga melalui internet. Keutungan
yang dapat diberikan Kompas online dapat diakses oleh seluruh penduduk di
Indonesia (bahkan dunia), up to date, memangkas biaya kertas, dapat diakses 24
jam, dll.
Hubungan E-Business dengan E-Government, E-Commerce, E-Learning
Untuk mengetahui hubungan antara e-business dengan e-governent, ecommerce, e-learning dan “e”-“e” lainnya dapat diperoleh dengan cara memfilter
istilah-istilah tersebut menggunakan definisi e-business yang telah ditetapkan
sebelumnya. Arti istilah-istilah tersebut perlu diketahui terlebih dahulu, kemudian
melihat kesesuaian antara definisinya dengan definisi e-business.
Dari situ kita dapat leihat hubungan di antara keduanya.
1. E-Government
E-Government (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh
pemerintah untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk,
perusahaan-perusahaan, dan pemerintahan lainnya. Bentuk e-government
ada 4 macam, yaitu government-to-customer, government-to-business,
government-to-employees, dan government-to-government.
E-Government dilakukan oleh pemerintah dan menggunakan teknologi
informasi. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk mendukung proses
bisnis-nya berupa pertukaran informasi dan pelayanan kepada penduduk,
perusahaan, dan pemerintah lainya. EGovernment dapat memberikan
keutungan berupa kemudahan dalam pembuatan KTP, pembayaraan pajak,
penyediaan data demografi, dan sebagainya. E-Government adalah adalah ebisnis yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan proses bisnisnya,
yaitu pemerintahan dan layanan masyarakat.
2. E-Commerce
E-Commerce (EC) adalah pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui
sistem elektronik seperti internet dan jaringan komputer lainnya.
E-Commerce adalah bagian dari e-business karena adanya penggunaan
teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk
menjalankan proses bisnis utama beruapa pembelian dan penjualan.
3. E-Learning
6
E-Learning adalah istilah payung yang menggambarkan pembelajaran yang
dilakukan menggunakan komputer, biasanya terkoneksi dengan jaringan, dan
memberikan kita kesempatan untuk belajar hampir setiap waktu, di mana pun.
E-Learning dapat menjadi bagian dari e-business jika pembelajaran menjadi
salah satu proses bisnis utama dari organisasi. Misalnya, perusahaan yang
menyediakan e-learning bagi pembelajaran karyawan pada intranetnya.
Contoh yang lain, Cisco Systems yang membuka kelas online. Cisco dalam
satu tahun dapat menghasilkan 16 Dollar untuk setiap 1 Dollar yang
dihabiskan pada program e-learning.
Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan
calon pembeli secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace).
Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari
konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka
untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis
yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa.
Seluruh perusahaan, tanpa perduli ukuran dan jenisnya, dapat menerapkan
konsep e-Business, karena dalam proses penciptaan produk maupun jasanya,
setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi.
7 strategi taktis untuk sukses dalam e-Business
1. Fokus. Produk-produk yang dijual di internet harus menjadi bagian yang
fokus dari masing-masing manajer produk.
2. Banner berupa teks, karena respons yang diperoleh dari banner berupa teks
jauh lebih tinggi dari banner berupa gambar.
3. Ciptakan 2 level afiliasi. Memiliki distributor penjualan utama dan agen
penjualan kedua yang membantu penjualan produk/bisnis.
4. Manfaatkan kekuatan e-mail. E-mail adalah aktivitas pertama yang paling
banyak digunakan di Internet, maka pemasaran dapat dilakukan melalui email atas dasar persetujuan.
5. Menulis artikel. Kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau
sosialisasi, sehingga produk dapat dipasarkan melalui tulisan-tulisan yang
informatif.
6. Lakukan e-Marketing. Sediakan sebagian waktu untuk pemasaran secara
online.
7. Komunikasi instan. Terus mengikuti perkembangan dari calon pembeli atau
pelanggan tetap untuk menjaga kepercayaan dengan cara komunikasi
langsung.
7
Kesempurnaan untuk Pemasaran & Penjualan
WEB adalah sebuah sistem di internet yang memungkinkan setiap orang untuk
'tampil' selama 24 jam sehari. Khususnya dokumen yang ditempatkan di
komputer yang tersambung di internet sepanjang hari. Orang lain, lewat internet
bisa menggunakan salah satu program browser untuk melihat dokumen tersebut.
Mereka meng'browse' internet dengan membaca tulisan, gambar, warna, film,
suara atau program interaktif lainnya, yang lebih menarik daripada aktifitas bisnis
biasanya. Orang yang melihatnya, menunjukkan aktifitasnya dengan cara
memilih beberapa pilihan dengan mengarahkan dan menentukan pilihannya
lewat mouse, dan akhirnya komputer internet yang memprosesnya meresponnya
berupa suara, daftar atau tampilan lainnya yang sesuai dengan pilihannya dan
dikirimkan kepadanya.
Berikut adalah beberapa kemungkinan dari kegiatan pemasaran dan penjualan
lewat WWW :
 Katalog virtual yang terdiri dari tulisan dan gambar berwarna, mudah untuk
diperbaharui dengan cepat sehingga orang lain dapat mengetahuinya dengan
segera.
 Formulir Pemesanan di layar komputer.
 Layanan pelanggan secara Online, didukung dengan informasi gambar, foto,
suara dan tulisan
 Distribusi produk dan pengumuman bisnis secara global, tanpa biaya
mencetak dan kirim.
 Formulir tanggapan, permintaan dan survei, dengan data yang dikumpulkan
dalam suatu dokumen yang bisa digunakan sesuka Anda.
V.
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN
BISNIS
Teknologi informasi merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat
lebih kompetitif. Teknologi informasi akan mendukung terciptanya suatu
sistem informasi yang dibutuhkan oleh konsumennya.
8
Mengaplikasikan suatu sistem informasi yang berbasis teknologi di dalam
suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut
antara lain:
1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan
operasional, dan manajerial.
2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam
bentuk yang sesuai.
3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan
Penerapan teknologi informasi yang sesuai di suatu perusahaan bukanlah
suatu hal yang mudah. Banyak hal yang harus diperhitungkan seperti
manajemen perusahaan, budaya perusahaan, biaya pengadaan perangkat
keras maupun lunak, operator, perawatan dan kesiapan masyarakat
menerima sistem yang dikembangkan bila dilibatkan sebagai end user.
Suatu sistem informasi yang baik dan dapat dikatakan berhasil apabila
mampu menyediakan data dan memiliki kemampuan analisis penghitungan
data. Dalam suatu perusahaan, setiap tingkatan manajemen mempunyai
kebutuhan yang berbeda terhadap perencana, sistem informasi yang
dikembangkan harus mampu menjawab setiap kebutuhan tersebut. Dengan
demikian suatu sistem informasi manajemen yang baik harus mampu
memberikan dukungan pada proses-proses berikut:
1. Proses perencanaan
2. Proses pengendalian
3. Proses pengambilan keputusan
Proses perencanaan akan memerlukan suatu model, data masukan, dan
manipulasi model untuk menghasilkan keluaran berupa suatu rencana.
Secara ringkas, dukungan suatu sistem informasi pada proses perencanaan
dapat dilikat pada tabel berikut:
Dukungan SIM Dalam Proses Perencanaan
Kebutuhan
Model
Perencanaan
Dukungan Sistem Informasi



Data Masukan

Dukungan analitik dalam pengembangan struktur dan
persamaan model.
Data historis untuk analisis hubungan, perkiraan dan
perencanaan.
Suatu penggerak model perencanaan untuk dijalankan
pada suatu komputer.
Data historis ditambah analisis dan manipulasi data
untuk membangkitkan data masukan yang berdasarkan
9
data historis.
Manipulasi
Model


Penggunaan komputer untuk menjalankan suatu
model.
Manipulasi data lainnya berdasarkan teknik peramalan
dan ekstrapolasi.
Implementasi teknologi informasi bagi perusahaan selain memiliki manfaat
juga dapat menyebabkan kerugian. Di satu sisi, jika dijalankan dengan
perhitungan yang matang maka akan menghasilkan keuntungan yang luar
biasa, namun jika kurang bijaksana dalam penerapannya maka akan
menyebabkan kerugian dan bahkan dapat membuat perusahaan colaps.
Ada tiga fisi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menerapkan teknologi
informasi yaitu:
1. Mempertahankan daya saing, dan mendukung usaha stay on position
2. Meningkatkan daya saing dibanding pesaing terdekat
3. Merubah aturan dalam bisnis
Beberapa perusahaan Indonesia yang telah berhasil mengimplementasikan
TI dengan baik seperti BCA. BCA sukses dengan sistem klikBCA dan Tunai
BCA, dimana kesuksesan ini menjadikan positioning BCA lebih unggul
dibanding pesaingnya.
Perkembangan pasar yang cenderung menilai
penerapan TI di dunia perbankan sebagai suatu komponen yang wajib
dimiliki, akan memaksa industri perbankan mengimplementasikan sistem TI
secepat mungkin untuk dapat tetap bersaing.
TI di dunia bisnis dapat diimplementasi dalam berbagai bidang, sebagai salah
satu komponen pendukung pengambil keputusan menjadikan TI dapat
diterapkan di bidang peternakan/perikanan, pertambangan, pengolahan
makanan, manufaktur, trading dan lain sebagainya.
Untuk Indonesia
persentase bidang usaha yang menerapkan TI, yang terbanyak adalah
lembaga keuangan non bank.
Sumber daya manusia mutlak untuk dipersiapkan dengan serius jika
perusahaan ingin menerapkan suatu sistem teknologi informasi. Hal ini
sering menjadi salah kaprah di pihak eksekutif dengan menganggap
karyawan dapat mengalami masa transisi selama penerapan sistem baru,
dapat dianggap menjadi pemecahan masalah. Akibatnya implementasi
sistem informasi berjalan tersendat-sendat, karena karyawan dipaksa untuk
10
melakukan perubahan skill, kompetensi, proses kerja, perilaku, mindset,
komitmen secara bersamaan. Belum lagi munculnya efek politik di dalam
perusahaan seperti pengurangan karyawan, sponsorship dan lain
sebagainya. Perencanaan yang matang dan jauh hari sebelum sistem baru
diterapkan perlu dipikirkan oleh pihak eksekutif agar transformasi sistem
yang dilakukan tidak menemui kendala di kemudian hari. Evaluasi yang
konsisten terhadap kelemahan dalam penerapan sistem baru dapat
mengurangi resiko gagalnya penerapan sistem teknologi informasi di suatu
perusahaan.
Teknologi Informasi (TI) secara potensial merupakan suatu bentuk strategi
perusahaan. Lingkungan komunitas TI juga memandang bahwa aplikasi TI
merupakan suatu bagian strategi organisasi, karena berkaitan dengan fungsi
perencanaan, dan pengendalian manajemen organisasi. Untuk mengurangi
resiko kegagalan TI, maka perusahaan yang akan mengimplementasikan
suatu sistiem informasi haruslah:
1. Pemisahan divisi TI dengan account tersendiri. Tujuannya, mencatat
biaya berikut kontribusi keuntungan yang terjadi dari kontribusi investasi
TI. Sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana efisiensi dan
efektifitas pemanfaatan investasi yang telah dialokasikan untuk TI.
2. Melaksanakan change management. Tujuan change management adalah
berusaha agar perubahan TI diikuti oleh perubahan proses bisnis dan
organisasi. Hal ini harus mampu dilaksanakan baik oleh pemimpin atau
pemilik perusahaan maupun tenaga operasional dan non operasional.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan agar program change management
berjalan dengan baik, antara lain:
a. Membangun dukungan top level management terhadap proyek TI
yang sedang dikerjakan (sponsorship).
b. Mempunyai visi tentang proyek yang sedang dikerjakan (direction).
c. Membangun komitmen seluruh tim yang terlibat dalam program
change management (commitment).
d. Membangun kompetensi dan transfer teknologi (competence).
3. Pemilihan perangkat TI yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Peranti TI yang melebihi kebutuhan bisnis justru akan menjadi beban.
4. Investasi TI harus seimbang dengan investasi SDM. Dalam artian,
kualitas SDM yang ada diperusahan harus mampu mengoperasikan TI
yang ada.
Ketika suatu sistem teknologi informasi yang diterapkan tidak mencapai
sasaran maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
11
1. Melihat kembali tujuan dari implementasi TI, dengan menggambarkan
kembali arsitektur bisnis TI yang ada akan menentukan ruang lingkup,
kompleksitas, jangkauan layanan, piranti TI dan investasi yang telah
ditanamkan.
2. Tentukan fasilitas pengolahan dan frekuensi pemanfaatan, identifikasi
potensi pelanggan, ukur manfaat dan buat acount terpisah.
3. Memonitor dan memperbaiki implementasi yang belum berjalan baik,
membuat program change management.
4. Perlu disadari bahwa investasi TI membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk
menikmati hasilnya
12
VI.
PEMANFAATAN e BISNIS DALAM PERUSAHAAN
Supply Chain Management
SCM berfokus pada pengembangan sumber dan proses pengadaan yang
paling efisien dan efektif dengan pemasok untuk produk dan layanan yang
dibutuhkan oleh bisnis. Kegiatan bisnis tergantung dari bagaimana
manajemen suatu perusahaan dan apa yang perusahaan tersebut butuhkan
untuk tetap bertahan dan berkembang. Perkembangan teknologi dan
komunikasi data yang pesat semakin memudahkan dalam bertukar informasi
apalagi setelah penggunaan teknologi internet diterapkan disegala bidang
termasuk bisnis terutama dalam pengelolaan supply chain.
Teknologi Informasi dan Suply Chain Management
Supply Chain Management adalah manajemen dalam hubungan organisasi
dimana setiap organisasi mempunyai jalur hubungan dengan lainya secara
upstream maupun downstream dengan proses yang berbeda untuk
menghasilkan nilai dalam bentuk barang atau jasa untuk konsumen.
Akhir-akhir ini, konsep SCM telah menjadi paradigma yang populer. Akibat
adanya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) yang
memuat didalamnya teknologi perpindahan data elektronik (EDI), internet dan
Word Wide Web (WWW), kompleksitas dari sistem SCM meningkat.
Meningkatnya kompleksitas SCM juga dipengaruhi oleh perusahaan yang
melakukan
kegiata
bisnis
secara
online
(E-Commerce).
Teknologi informasi lebih mempunyai peran dalam mendukung kolaborasi
dan koordinasi supply chain melalui pemanfaatan bersama informasi.
Teknologi informasi juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dalam hal inilah, dibutuhkan kekuatan analitis dari komputer untuk
menyediakan bantuan untuk mengambil keputusan. Teknologi Informasi
mempunyai peranan penting dalam mendukung kinerja perusahaan yaitu
akan menciptakan strategi yang bermanfaat dengan memungkinkan
perencanaan strategi secara terpusat dengan operasi terpusat. Teknologi
informasi mempunyai dampak yang sangat besar dalam SCM.
Enterprise Resource Planning ( ERP )
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang secara de facto adalah aplikasi
yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan
dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana,
13
manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP
dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem distribusi,
sistem manufaktur, sistem maintenance dan sistem human resource.
ERP berkonsentrasi pada efisiensi internal perusahaan distribusi, produksi
dan proses keuangan. ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah
sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun
jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis
yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan. Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah
industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya
operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dan
lain-lain), biaya kerugian akibat ‘machine fault’ dan lain-lain.
Customer Relationship Management
Customer relationship management menggunakan teknologi informasi dalam
menciptakan suatu sistem yang terintegrasi dalam proses pelayanan
konsumen dalam bidang sales, marketing dan customer service yang
berinteraksi dengan konsumen perusahaan. Fokus CRM meningkatkan
kepuasan konsumen melalui proses sales , marketing dan pelayanan
konsumen.
Enterprise collaboration systems
Enterprise collaboration systems (ECS) menekankan pada komunikasi,
koordinasi dan kolaborasi antar anggota dalam suatu perusahaan bisnis.
Teknologi informasi menyediakan media kepada anggota untuk sharing
informasi,komunikasi ide, koordinasi antar anggota dalam usaha mencapai
tujuan perusahaan. Tools for Enterprise collaboration terbagi dalam dalam 3
hal :
1. Electronic communication skills : E-mail,Web Publishing,faxing and voice
mail.
2. Electronic conferencing tools : Videoconferencing, data conferencing, chat
systems,discussion forum.
3. Collaborative work management tools.
14
VII.
PEMANFAATAN e BISNIS DENGAN SEMUA STAKEHOLDERS
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan
memperlihatkan bahwa e-bisnis dapat memberikan manfaat :
1.
Mendapatkan pelanggan baru.
Studi yang menyebutkan bahwa manfaat penggunaan e-bisnis dalam bisnis
adalah mendapatkan pelanggan baru. Digunakannya e-bisnis memungkinkan
perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari
pasar domestik maupun pasar luar negeri.
2.
Menarik konsumen untuk tetap bertahan.
Dengan adanya layanan e-banking membuat nasabah tidak berpindah ke
bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang
berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama.
3.
Meningkatkan mutu layanan.
Dengan adanya e-bisnis memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan
layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat
memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
konsumen.
4.
Melayani konsumen tanpa batas waktu.
Pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu
perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu
perusahaan tersebut.
15
VIII.
PERKEMBANGAN E-BISNIS
Ada banyak alasan mengapa masyarakat bisnis harus berhubungan dengan
internet dan memang satu segmen internet yang sangat cepat
pertumbuhannya adalah bidang komersial. Internet memang menciptakan
suatu lingkungan sebagai lahan untuk melakukan bisnis. Terdapat banyak
cerita mengenai bisnis kecil dan besar yang berhasil meningkatkan investasi
mereka yang relatif kecil dengan mengeluarkan biaya hubungan ke internet.
Mereka mencari informasi pada internet, memelihara hubungan dengan para
pelanggan atau menyediakan layanan online dan membuka toko maya.
Perusahaan yang selalu memperhatikan kebutuhan para pelanggannya
dengan mendengarkan suara mereka kini dapat melakukannya pada internet.
Bisnis di internet yang berhasil adalah bisnis yang menyediakan informasi
dengan cara pasif yakni menyediakan arsip yang berisi informasi tentang
mereka dan katalog mereka sehingga setiap orang dapat mencarinya ketika
membutuhkan. Bisnis di internet dapat berupa B2B, B2C atau B2G dan ecommerce merupakan bagian dari e-business. Media yang menjembatani
kegiatan bisnis ini adalah adanya website yang merupakan perwakilan dari
usaha dan jaringan internet.
Website sebagai media dagang online merupakan bagian dari internet.
Website adalah salah satu sumberdaya internet yang memiliki sifat interaktif,
bebas jarak, bebas dimensi dan masih banyak keunggulan lainnya. Karena
sifat-sifat inilah maka website menjadi media yang efektif untuk melakukan
16
bisnis. Internet tentu saja lebih besar daripada website, tetapi apa saja tentang
internet dapat diakses oleh suatu hubungan dari web pages. Inilah yang
menyebabkan akhir-akhir ini internet menjadi payung besar di semua lini mulai
dari berita, artikel sampai bisnis di internet.
Sudah banyak contoh perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan
sistem online dengan cara membangun website untuk kepentingan bisnis
mereka. Akan tetapi banyak juga yang tidak berhasil bahkan tidak sedikit yang
kemudian ambruk dan website ini tidak terawat.
Bagaimanakah peranan website dalam menopang bisnis yang kita lakukan?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melangkah
mempergunakan website sebagai media bisnis. Pertama, di tingkat riil suatu
bisnis pasti memiliki produksi dan konsumsi yang ditengah-tengahnya terdapat
distribusi. Lain dengan bisnis di dunia maya dengan fasilitas website, website
bukan media distribusi. Peran website hanya merupakan diversifikasi usaha
dari sebuah bisnis riil yang telah berjalan karena usaha tersebut harus
mendapatkan dukungan agar bisa membiayai website tersebut. Ini berarti
website hanya merupakan media untuk lebih memperluas jaringan pasar. Agar
jaringan pasar lebih terbuka maka website sendiri harus dikelola sesuai
fungsinya dan dipasarkan agar konsumen mengetahui keberadaannya dalam
mempermudah komunikasi bisnis. Ketika pengelolaan dan pemasaran website
salah maka dapat dipastikan website tidak akan menopang bisnis dan mungkin
akan membebani bisnis. Apabila website tersebut hanya membebani bisnis
maka kemungkinan yang akan muncul adalah wesite tersebut tidak terpelihara,
sehingga updating informasinya pun menjadi tidak kontinyu. Bila ini terjadi
maka website tersebut akan menjadi bumerang bagi bisnis tersebut.
Era perdagangan di masa mendatang nantinya akan merupakan information
based economy era yang akan sangat bergantung pada infrastruktur informasi
nasional (NII) di setiap negara dalam mengantisipasi bentuk perdagangan
global.
10 Prospek E-business Di Indonesia
Peristiwa “crash”-nya perusahaan-perusahaan berbasis internet (dotcom)
pada kuartal pertama tahun 2000 dan krisis ekonomi dunia belakangan ini
yang telah berpengaruh terhadap turunnya semarak industri teknologi
17
informasi mendatangkan pertanyaan di kalangan praktisi manajemen
mengenai prospek konsep eBusiness di tanah air. Cara termudah merekareka prospek eBusiness di masa mendatang adalah dengan cara melakukan
analisa trend yang terjadi di lingkungan masyarakat bisnis di Indonesia.
Walaupun secara umum trend yang terjadi terkait erat dengan
kecenderungan perkembangan eBusiness pada negara-negara lain di dunia,
namun ada beberapa aspek yang unik terjadi di negara berkembang
semacam Indonesia. Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan
eBusiness yang terjadi sepanjang 5 tahun terakhir, dapat disimpulkan
berbagai kecenderungan yang dapat menggambarkan paling tidak 10
prospek eBusiness di Indonesia.
eBusiness Type
Dilihat dari jenis eBusiness, nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat
elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital
relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara yang
sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (eCommerce).
Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi
perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan
dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan
kooperasi digital yang terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep
backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan lain
sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan
dengan mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis eBusiness ini
didasarkan pada suatu riset yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih
40% dari biaya total perusahaan habis dialokasikan untuk mengurusi hal-hal
yang berkaitan dengan lalu lintas informasi secara konvensional.
Community
Berdasarkan pengalaman, agaknya lebih mudah menciptakan kebutuhan
(demand creation) kepada kalangan generasi muda, dibandingkan dengan
usaha untuk merubah pola hidup para generasi dewasa dan tua untuk mulai
menggunakan berbagai teknologi informasi berbasis internet. Dengan kata
lain, sukses terbesar lebih mudah diperoleh bagi mereka yang berkonsentrasi
pada eBusiness untuk menciptakan produk atau jasa yang dapat dijual
kepada kalangan baru ini (net generation) karena teknologi informasi telah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup mereka. Jika perusahaan
tetap ingin mencoba untuk menjual produk atau jasa kepada pasar lama
(pengguna dewasa dan generasi lama), maka harus mencoba menggunakan
18
medium teknologi konvensional untuk menjualnya, seperti melalui telepon
atau faksimili. Contohnya adalah dengan menjual fasilitas jasa semacam
chatting atau game kepada para mahasiswa dan remaja; sementara untuk
para orang tua ditawarkan fasilitas SMS (Short Message System) melalui
medium handphone.
Content
Dengan adanya internet, ternyata yang paling banyak mengeruk keuntungan
secara finansial bukanlah para pengguna individual (end users), melainkan
sejumlah perusahaan yang membutuhkan berbagai informasi yang tersedia di
internet sebagai bahan baku langsung maupun tidak langsung terhadap
produk atau jasa yang diciptakan perusahaan tersebut. Contohnya adalah
menjamurnya berbagai koran-koran yang terbit di daerah-daerah tingkat dua
di tanah air, yang sebagian besar beritanya ternyata diambil dari informasi
yang didapat oleh para wartawannya melalui internet. Contoh lain yang telah
mendatangkan industri tersendiri adalah penjualan ribuan CD (Compact Disc)
yang berisi program-program gratis (freeware) yang dapat didownload
dengan mudah dan cuma-cuma dari situs semacam www.download.com.
Dengan dipergunakannya internet sebagai medium infomediary ini, maka
jelas terbuka peluang bagi eBusiness yang dapat memberikan isi atau jenis
data maupun informasi (content) yang eksklusif bagi yang membutuhkan dan
menjualnya dengan harga premium (semacam Reuters, AOL, atau
Compuserve). Content yang dijual tersebut dapat diperjual-belikan dalam
bentuk data mentah, maupun yang telah diolah menjadi informasi dan/atau
knowledge yang memiliki value atau nilai tinggi.
Technology Devices
Lambat laun, teknologi berkomunikasi digital melalui PC akan ditinggalkan
karena peralatan tersebut dinilai cukup sulit untuk dipelajari dan digunakan
oleh kaum awam. Sebagai penggantinya, sejumlah teknologi pervasive
computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan mikroprosesor di
dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana (mobile) akan secara luas
dipasarkan. Yang belakangan ini telah menjadi trend adalah PDA (Personal
Digital Assistant) atau Palm OS Organizer yang memungkinkan pengguna
untuk melakukan hubungan langsung ke internet dan melakukan browsing
dari alat-alat tersebut. Dengan kata lain, peluang eBusienss terbuka lebar
bagi mereka yang bergerak pada penyediaan berbagai perlengkapan
teknologi, hardware maupun software, yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan di atas. Sebutlah misalnya teknologi berbasis WAP (Wireless
19
Application Protocols) akan menjadi primadona dalam waktu dekat ini;
terlebih-lebih jika melihat geografis Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia.
Access Channels
Berkembangnya teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) semacam
internet dan website menawarkan berbagai keuntungan bagi perusahaan
yang berniat mengimplementasikan kanal akses tersebut. Dengan
mempertimbangkan bahwa teknologi tersebut masih tergolong baru dikenal di
negara berkembang, maka perusahaan cenderung memperlakukan teknologi
tersebut sebagai media alternatif dalam berkomunikasi (internal maupun
eksternal) disamping media konvensional lain yang masih efektif
dipergunakan. Jika pada akhirnya mereka yang berkepentingan secara
perlahan-lahan beralih mempergunakan teknologi yang baru, maka
perusahaan akan secara gradual mulai meninggalkan media konvensional
yang cenderung lebih lambat dan mahal. Contohnya adalah ATM yang
dipergunakan oleh industri perbankan yang masih “co-exist” dengan
kehadiran teller dan kantor cabang. Namun di beberapa tempat dimana
pelanggan mulai terbiasa melakukan transaksi melalui ATM, maka
keberadaan kantor cabang dapat mulai ditiadakan. Melihat kenyataan ini,
maka perusahaan eBusiness yang dapat menyediakan berbagai cara untuk
menunjang pengembangan kanal akses-kanal akses baru akan memiliki
pasar yang relatif besar di industri.
Regulation
Dengan berpegang pada prinsip bahwa eBusiness berkaitan erat dengan
serangkaian aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka
pemerintah Indonesia akan mengikuti negara-negara maju lainnya dalam
menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) eBusiness yang kondusif.
Seperti yang terjadi di Indonesia, eBusiness akan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri
swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan
ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang
sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah harus mulai merubah
strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan oleh
pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan
dimiliki oleh perusahaan-perusahaan eBusiness yang benar-benar memiliki
keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para
pesaingnya.
20
Organization
Kajian yang mendalam terhadap fenomena eBusiness di tanah air
memperlihatkan bahwa tantangan implementasi konsep baru ini lebih
dikarenakan alasan-alasan sosiologis dibandingkan dengan aspek
teknologinya. Artinya, faktor-faktor budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku
memegang peranan penting yang menentukan sukses tidaknya sosialisasi
penggunaan teknologi informasi di dalam perusahaan. Dengan berpegang
pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people are hard to change”, maka
aspek manajemen perubahan (change management) harus benar-benar
diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya merupakan prospek
eBusiness yang sangat besar untuk digarap, karena terbukti bahwa mereka
yang mampu membantu perusahaan untuk dapat secara efektif
bertransformasi ke konsep eBusiness akan dipercaya oleh manajemen dalam
mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya, peluang besar
akan diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi
eBusiness yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada
perusahaan-perusahaan tradisional.
Change Strategy
Transformasi dari model bisnis konvensional menuju eBusiness adalah
permasalahan metodologi perubahan. Perusahaan-perusahaan di negaranegara berkembang, karena alasan budaya dan aspek-aspek lainnya, lebih
memilih
metode
evolusi
dibandingkan
dengan
revolusi
dalam
mengimplementasikan perubahan tersebut. Yang menjadi pertimbangan
utama tidak saja dari segi efektif tidaknya penerapan konsep baru di dalam
organisasi, namun lebih jauh berkaitan dengan besar-kecilnya resiko yang
harus dihadapi perusahaan dalam masa transisi tersebut (misalnya berkaitan
dengan model bisnis baru yang ingin diimplementasikan). Hal ini berarti
merupakan prospek besar bagi mereka yang memiliki metode penerapan
eBusiness secara bertahap, terbukti efektif, dan memiliki resiko kegagalan
yang kecil. Dalam kaitan ini, seringkali perusahaan eBusiness bekerja-sama
dengan perusahaan konsultan manajemen untuk membangun metodologi
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tertentu.
Business Process
Dari sekian banyak perusahaan eBusiness yang berkembang di tanah air,
terbukti bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang
mampu mengawinkan konsep traditional physical value chain (rangkaian
21
proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses
bisnis virtual). Di mata pelanggan eBusiness, ada tiga alur yang sangat
penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen
jual-beli, dan alur pembayaran transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur
produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian proses bisnis
konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan
pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet). Untuk dapat sukses,
perusahaan harus handal dalam menangani ketiga alur entiti tersebut.
Prospek besar tersedia bagi mereka yang memiliki produk atau jasa berkaitan
dengan penggabungan traditional physical value chain dengan virtual value
chain seperti yang dikemukakan di atas.
System Approach
Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah
kenyataan bahwa eBusiness baru dapat berkembang jika komponenkomponen lain dalam lingkungan sistem eBusiness turut tumbuh dan
berkembang secara serentak. Apalah artinya sebuah komunitas internet yang
besar dan kebutuhan transaksi eCommerce yang tinggi misalnya, namun
tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan
jaminan keamanan yang memadai bagi para pelaku eBusiness. Dengan kata
lain, kesempatan berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat
menutupi kepincangan-kepincangan perkembangan sistem eBusiness secara
keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur dan
suprastruktur eBusiness di Indonesia.
Pustaka:
Turban, Efraim, Kelly Rainer dan Richard E. Potter. 2005. Introduction to
Information Technology, diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary dkk. dengan
judul Pengantar Teknologi Informasi, Jakarta: Salemba Infotek, 2006.
Goegle
22
23
Download