PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA

advertisement
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP
BIAYA UTANG (COST OF DEBT)
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
BUSTANUL ARIPIN
NIM: 1111082000029
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436H
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP
BIAYA UTANG (COST OF DEBT)
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
BUSTANUL ARIPIN
NIM: 1111082000029
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
Yusro Rahma, SE., MSi
NIP. 19800506 200801 2 016
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436H
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 6 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama
: Bustanul Aripin
2. NIM
: 1111082000029
3. Jurusan
: Akuntansi/Akmen
4. Judul Skripsi
: Pengaruh
Kepemilikan
Institusional, dan
Keluarga,
Kepemilikan
Kepemilikan Manajerial terhadap
Biaya Utang (Cost of Debt) (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 April 2015
1.
Rizqon Halal Syah Aji, M.Si
NIP. 19790405 201101 1 005
(__________________________)
Penguji I
2.
Hepi Prayudiawan, SE, MM, Ak, CA
NIP. 19720516 200901 1 006
(__________________________)
Penguji II
3.
Zuwesty Eka Putri, M.AK
NIP. 19800416 200901 2 006
(__________________________)
Penguji III
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 25 Agustus 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama
: Bustanul Aripin
2. NIM
: 1111082000029
3. Jurusan
: Akuntansi/Akmen
4. Judul Skripsi
: Pengaruh
Kepemilikan
Keluarga,
Kepemilikan
Pengaruh
Keluarga,
Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan
dan
Kepemilikan
Manajerial
terhadap
Institusional,
Manajerial
Biaya Utangdan
(Cost Kepemilikan
of Debt) (Studi
Empiristerhadap
pada
Biaya
UtangManufaktur
(Cost of yang
Debt).
Studi diEmpiris
pada
Perusahaan
Terdaftar
Bursa Efek
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Indonesia
Indonesia Tahun
2010-2013).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Juni 2015
1. Dr. Amilin, SE, M.Si.,Ak
NIP. 19730615 200501 1 009
(______________________)
Ketua
2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760924 200604 2 002
(______________________)
Sekretaris
3. Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
(______________________)
Pembimbing I
4. Yusro Rahma, SE., MSi
(______________________)
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Bustanul Aripin
No. Induk Mahasiswa
: 1111082000029
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya.
Jakarta, 12 Juli 2015
(Bustanul Aripin)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI
1. Nama
: Bustanul Aripin
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Bogor, 6 Juni 1993
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jalan Indah II RT 001 RW 07 No 7
Kelurahan Curug, Keamatan Bojongsari,
Kota Depok
II.
6. Telepon
: 089690519789
7. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
1. TKA Nurul Iman
: Tahun 1998-1999
2. SDN Curug 01
: Tahun 1999-2005
3. SMP Islam Parung
: Tahun 2005-2008
4. SMK Al-Hasra
: Tahun 2008-2011
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS SMP Islam Parung sebagai sekretaris (2009-2010)
2. OSIS SMK Al-Hasra sebagai wakil 2 (2011-2012)
3. Karang Taruna IREMNI (2008-sekarang)
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar 4 Pilar Goes To Campus: “Sosialisasi Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika”, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
vi
2. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan
Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”
Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah,
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Raiman
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Bogor, 13 Februari 1972
3. Ibu
: Evitria
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Bogor, 9 September 1972
5. Adik
: Silvi Hasana
6. Tempat, Tanggal Lahir
: Bogor, 29 Nopember 1998
7. Anak ke
: 1 dari 2 bersaudara
vii
THE EFFECT OF FAMILY OWNERSHIP, INSTITUTIONAL OWNERSHIP,
AND MANAGERIAL OWNERSHIP ON COST OF DEBT
(Empirical Study on Manufacture Companies Which Were Listed in
Indonesian Stock Exchange for Period on 2010-2013)
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of family ownership,
institutional ownership, and managerial ownership on cost of debt, an empirical
study in manufacture companies that listed in Indonesia Stock Exchange for
period 2010-2013. This research used sample number are 18 companies that
acquired by using purposive sampling method. Analysis method was used multiple
regression analysis with SPSS program version 20.
The result showed that family ownership has significant effect on cost of
debt, institutional ownership has no significant effect on cost of debt, and
managerial ownership has significant effect on cost of debt.
Keyword: corporate governance, family ownership, institutional ownership,
managerial ownership, cost of debt.
viii
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP
BIAYA UTANG (COST OF DEBT)
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kepemilikan
keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya
utang, studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak
18 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan program SPSS
versi 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga
berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan terhadap biaya utang.
Kata kunci: corporate governance, kepemilikan keluarga, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, biaya utang.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain ucapan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan, dan
kesempatan bagi penulis dan atas semua limpaham rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Kepemilikan
Keluarga,
Kepemilikan
Institusional,
dan
Kepemilikan
Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost of Debt) (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan bagi
semua umat manusia.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus dielesaikan sebagai syarat
untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bantuan, saran,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku, Ibunda Evitria dan Ayahanda Raiman serta adikku
tersayang Silvi Hasana atas segala kasih sayang, perhatian, semangat,
dukungan, doa yang tiada henti, dan selalu memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
sangat baik, selalu bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi,
memberikan pengarahan serta motivasi yang tidak henti kepada penulis
untuk menyelesaikan skrispi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak
berikan selama ini.
5. Ibu Yusro Rahma SE.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dengan baik kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan karyawan Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menuntut
ilmu yang menjadi bekal bagi penulis serta motivasi yang tidak henti-henti
diberikan kepada penulis.
7. Teman-teman Akuntansi A 2011 dan Akuntansi 2011 yang telah
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman SMK Al-Hasra sebagai tempat berbagi pengalaman dan
bercerita mengenai banyak hal baik akademis maupun non-akademis yang
membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2015
(Bustanul Aripin)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ........................................................ v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi
Abstract ......................................................................................................... viii
Abstrak ......................................................................................................... ix
Kata Pengantar ........................................................................................... x
Daftar Isi ...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xvi
Daftar Gambar ........................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xviii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian ............................................ 11
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 11
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 13
A. Tinjauan Literatur .................................................................. 13
1. Teori Agensi ..................................................................... 13
xii
2. Good Corporate Governance (GCG) ............................... 15
3. Kepemilikan Keluarga ...................................................... 17
4. Kepemilikan Institusional ................................................. 19
5. Kepemilikan Manajerial ................................................... 21
6. Biaya Utang (Cost of Debt) .............................................. 23
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 26
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .......... 31
1. Kepemilikan Keluarga dengan Biaya Utang
(Cost of Debt) ................................................................... 31
2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang
(Cost of Debt) ................................................................... 33
3. Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang
(Cost of Debt) ................................................................... 34
4. Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan
Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang
(Cost of Debt) ................................................................... 35
D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 36
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................ 38
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 38
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 38
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 39
D. Metode Analisis Data ............................................................ 40
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 40
xiii
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 41
a. Uji Normalitas .............................................................. 41
1) Analisis Grafik ........................................................ 41
2) Analisis Statistik ...................................................... 42
b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 43
c. Uji Autokorelasi ........................................................... 44
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 46
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 47
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 48
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................... 49
b. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .............................................................. 50
E. Operasionalitas Variabel ....................................................... 51
1. Kepemilikan Keluarga (X1) .............................................. 51
2. Kepemilikan Institusional (X2) ......................................... 52
3. Kepemilikan Manajerial (X3) ........................................... 53
4. Biaya Utang (Cost of Debt) (Y) ........................................ 53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 55
B. Analisis dan Pembahasan ...................................................... 57
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 57
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 60
a. Uji Normalitas .............................................................. 61
xiv
1) Analisis Grafik ........................................................ 61
2) Analisis Statistik ...................................................... 63
b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 64
c. Uji Autokorelasi ........................................................... 65
d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 66
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 69
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 70
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................... 71
b. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .............................................................. 72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 77
A. Kesimpulan ............................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................... 78
Daftar Pustaka ............................................................................................. 79
Lampiran ..................................................................................................... 83
xv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ………………………… 27
3.1
Tabel Uji Durbin-Watson ………………………………... 46
3.2
Operasional Variabel Penelitian …………………………. 54
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ……………………. 56
4.2
Daftar Nama Perusahaan ………………………………… 57
4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………….. 58
4.4
Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov (K-S) ……… 64
4.5
Hasil Uji Multikolinieritas ……………………………….. 65
4.6
Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 66
4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman ……………. 68
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………….. 70
4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) …………. 71
4.10
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) …………………………………………….. 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ……………………………………… 37
4.1
Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram …………………. 62
4.2
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot ….. 62
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot ……….. 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel …………. 84
2
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Keluarga ……..
85
3
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional …
86
4
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Manajerial …...
87
5
Hasil Perhitungan Variabel Biaya Utang (Cost of Debt)...
88
6
Hasil Statistik Deskriptif ………………………………… 89
7
Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ………………… 89
8
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot …. 90
9
Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov- Smirnov (K-S) …….. 90
10
Hasil Uji Multikolinieritas ………………………………. 91
11
Hasil Uji Autokorelasi …………………………………… 91
12
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot ……….
91
13
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman ……………
92
14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………… 92
15
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………..
16
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
93
(Uji Statistik t) …………………………………………… 93
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan yang ingin tumbuh menjadi perusahaan besar pasti
membutuhkan modal. Sedangkan modal dapat dipenuhi dari berbagai sumber,
yaitu internal dan eksternal. Dari sumber internal adalah laba ditahan,
sedangkan sumber eksternal adalah modal pemilik atau pinjaman (utang) dari
pihak kreditur. Namun dalam pengelolaannya, perusahaan akan meminjam
dana (utang) kepada pihak eksternal apabila modal dari internal kurang
mencukupi. Teori pecking order menyebutkan bahwa perusahaan lebih
mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas
pendanaan (Crutchley et. al., 1999:187).
Penelitian-penelitian
sebelumnya
menyatakan
bahwa
struktur
kepemilikan suatu perusahaan mempengaruhi biaya utang. Perusahaan
dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi memiliki insentif yang relatif
berbeda dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi dan
biasanya merupakan investor jangka panjang dalam perusahaan sehingga
berpotensi
kuat
mengurangi
agency
conflict
dengan
kreditur
atau
bondholders. Perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi
dapat ditemukan pada perusahaan milik keluarga yang merupakan mayoritas
jenis perusahaan publik Indonesia. Perusahaan ini umumnya dimiliki secara
mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikan sahamnya terkonsentrasi
1
pada keluarga tertentu (Septian dan Panggabean, 2014:8). Perdana dan
Kusumastuti
(2011:149)
menunjukkan
bahwa
kepemilikan
keluarga
berkorelasi positif dengan biaya utang perusahaan. Hal ini karena kreditur
tidak akan mungkin mempertimbangkan proporsi kepemilikan keluarga
dalam membebankan biaya utang kepada perusahaan milik keluarga. Proporsi
kepemilikan
keluarga
tidak
menandakan
risiko
perusahaan
juga
mempengaruhi kreditur dalam menentukan jumlah biaya utang yang akan
dibebankan kepada perusahaan. Anderson et. al., (2002:2) menemukan bahwa
perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki biaya utang yang lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Hal ini disebabkan
karena agency cost di antara pemegang saham dan manajer pada perusahaan
dengan kepemilikan keluarga lebih rendah.
Salah satu kasus mengenai biaya utang perusahaan yang berhubungan
dengan struktur kepemilikan perusahaan adalah perusahaan kertas milik
keluarga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, PT
Kertas Nusantara (PT KN) yang pada tahun 2011 lalu terancam gulung tikar.
Sebab Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU) PT KN atas PT Multi Alphabet
Dinamika (PT MAD). Jika dalam waktu 45 hari PT KN tidak bisa membayar
utang sebesar Rp 142 miliar, maka perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut.
Pernyataan ini dikatakan langsung oleh Ketua Majelis Hakim, Tjokorda Rai
Suamba –yang sebelumnya merupakan hakim anggota dan menjadi hakim
ketua setelah hakim ketua sebelumnya ditangkap KPK dalam kasus suap-2
dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jalan Gajah
Mada, Jakarta. Tjokorda menilai permohonan putusan sesuai dengan UU
Kepailitan (Savitri, 2011).
Kasus ini bermula ketika PT KN meminjam uang dari PT MAD
sebesar Rp 142 miliar dalam kurun 2000-2003. Namun karena ada masalah,
PT KN tidak bisa membayar kewajiban pembayaran utang. Oleh sebab itu,
PT MAD meminta PT KN di pailitkan. Kuasa hukum PT MAD meminta
kepada PT KN untuk membayar utang ditambah denda keterlambatan utang
yang totalnya menjadi Rp 194 miliar. PT KN sendiri mengakui adanya
kemacetan dan kemunduran perusahaan sehingga mengalami kesulitan dan
tidak memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan kewajiban kepada para
debitur. Ian Siregar yang merupakan kuasa hukum PT KN menyatakan
pembelaannya bahwa para pemohon PKPU masih memiliki sumber daya
potensial berupa aset-aset yang masih digunakan secara maksimal. Juga
memiliki calon investor baru untuk menjalankan kegiatan usaha kembali.
Namun ketika ditanya terkait putusan hakim, Ian belum berani berkomentar.
Termasuk juga tentang posisi terakhir Prabowo dalam perusahaan (Umi,
2011).
Perusahaan lain di Indonesia yang mengalami kasus hampir serupa
dengan PT KN adalah perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie
Brothers. Founder Independent Research & Advisory Indonesia Lin Che Wei
menuturkan, menurut risetnya, sepuluh perusahaan utama Bakrie memiliki
utang sebesar USD7,84 miliar, setara dengan Rp75,26 triliun. Direktur
3
Eksekutif Kata Data, Metta Dharmasaputra mengungkapkan Bakrie berisiko
gagal bayar (default) atas utang-utangnya. Hal ini disebabkan penurunan
tajam harga batubara dunia. Nilai aset Bakrie turun karena pergerakan harga
komoditas. Ketika harga naik, mereka menggandakan taruhan mereka.
Namun, sulit bagi mereka untuk menjual aset untuk membayar utang, karena
banyak saham mereka sudah digadaikan (Agustian, 2012)
Metta menjelaskan, menurut laporan keuangan kuartal 1 2012, ada
tiga perusahaan Bakrie dengan utang terbesar, yakni Bakrie and Brothers Tbk
memiliki total utang Rp 8,6 triliun dengan total jatuh tempo 2012 Rp 2,3
triliun. Bumi Resources Tbk tercatat berutang US$ 3,69 miliar dengan total
jatuh tempo pada 2012 US$ 62 juta. Bumi Resources Mineral Tbk berutang
US$ 295 miliar dengan total jatuh tempo US$ 12 juta. Tingginya rasio utang
membuat harga saham sejumlah perusahaan Grup Bakrie di Bursa Jakarta dan
London terus tertekan sejak awal 2011. Kata Data mencatat saham PT Bumi
Resources Tbk turun sebanyak 77 persen dan PT Bakrie and Brothers turun
29 persen. Sementara itu, harga saham Bumi Plc. di London merosot 74
persen, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk sebesar 36 persen (Thertina,
2012).
Berdasarkan kasus diatas, permasalahan terjadi ketika manajemen
tidak
dapat
membayar
kewajibannya,
sehingga
terjadi
perpindahan
kepemilikan atas aset dari pemegang saham kepada kreditur. Dalam kontrak
atas utang terdapat agency problem antara pemegang saham, manajemen dan
kreditur. Manajemen memiliki kewajiban untuk melunasi bunga beserta
4
pokoknya kepada kreditur yang memiliki klaim atas aset perusahaan. Namun,
manajemen juga dikontrak oleh pemegang saham untuk dapat memberikan
return atau deviden kepada pemegang saham (Septian dan Panggabean,
2014:2).
Harahap dan Wardhani (2012) dalam Kusumawati dan Juniarti
(2014:173) menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga
tinggi memiliki tingkat konflik keagenan yang lebih rendah dengan
perusahaan yang kepemilikan keluarganya rendah. Kepemilikan saham dalam
jumlah besar berarti bahwa tingkat pengendalian yang dimiliki terhadap
perusahaan pun besar. Penggunaan pengendalian ini meningkatkan insentif
pemegang saham untuk meningkatkan keuntungan pribadi dan sebagai
akibatnya, kreditur mengantisipasi resiko tersebut dengan biaya utang yang
lebih tinggi. Namun Anderson et. al., (2002:2) berpendapat bahwa dengan
adanya proporsi kepemilikan keluarga yang tinggi, maka pihak keluarga yang
dalam hal ini memiliki tingkat pengendalian perusahaan yang tinggi akan
melindungi kepentingannya dengan mengurangi resiko sekecil mungkin.
Resiko yang dapat dikurangi bisa berupa mengurangi penggunaan utang
sebagai sumber pendanaan perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga
dijelaskan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh generasi berikutnya atau
keturunan dari pendiri perusahaan memiliki kinerja yang lebih rendah
daripada perusahaan keluarga yang masih dipimpin oleh pendirinya. Hal ini
disebabkan karena keturunan dari pendiri perusahaan memperoleh puncak
5
pimpinan perusahaan karena warisan, bukan dari hasil kerja keras dan
kualitas dari individu mereka. Sedangkan pendiri perusahaan merupakan
pekerja keras dan memiliki kualitas yang pada akhirnya kinerja perusahaan
ini yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi pihak kreditur dalam
memberikan kredit dan menentukan besarnya biaya utang bagi perusahaan.
Selain kepemilikan keluarga, sebagian besar perusahaan publik juga
dikuasai oleh institusi. Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan
saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank
atau institusi lain (Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Peningkatan
kepemilikan institusi dalam perusahaan menyediakan insentif yang besar bagi
investor untuk secara aktif mengawasi dan mempengaruhi kebijakan
manajemen perusahaan tersebut. Pengawasan perusahaan oleh investor
institusional dapat membuat manajer lebih fokus kepada kinerja perusahaan
dan kurang memperhatikan perilaku yang menguntungkan diri sendiri.
Berbeda dengan kepemilikan keluarga, penelitian yang dilakukan oleh
Bhojraj dan Sengupta (2003:20) menemukan bahwa kepemilikan institusional
dapat mengurangi biaya utang perusahaan yang diukur dengan bond yield.
Hal ini dikarenakan adanya monitoring yang efektif oleh oleh pihak
institusional dapat menyebabkan penggunaan utang menurun (Crutchley et.
al., 1999:178). Roberts dan Yuan (2006:21) menemukan bukti yang kuat
bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya peminjaman secara
signifikan.
Penelitian
yang
dilakukan
ini
mengindikasikan
bahwa
kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya pinjaman bank karena
6
dengan kepemilikan institusi yang besar membuat pihak diluar perusahaan
melakukan monitoring yang lebih ketat terhadap pihak manajemen, sehingga
manajemen didorong untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya
kinerja perusahaan membuat risiko perusahaan menjadi lebih kecil sehingga
return yang diinginkan oleh kreditur pun lebih rendah. Lebih lanjut, dampak
kepemilikan institusional menjadi lebih kuat untuk perusahaan yang memiliki
tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi.
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif baik secara statistik
maupun ekonomi terhadap biaya utang. Kepemilikan institusional adalah
jumlah persentase hak suara yang dimiliki institusi (Beiner et. al., 2003 dalam
Gul et. al., 2012:269). Hubungannya menjadi lebih kuat dengan tingginya
tingkat asimetri informasi. Investor institusional berperan secara aktif dalam
corporate governance dengan mengurangi tingkat risiko dari perusahaan
tempat
mereka
menginvestasikan
portofolionya
melalui
pengawasan
manajemen yang efektif. Penelitiannya membuktikan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Crutchley
et. al., (1999) dan Bhojraj dan Sengupta (2003). Crutchley et. al., (1999) yang
menyatakan bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan
agency costs, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak
institusional menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena
peranan utang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh
kepemilikan institusional.
7
Konsentrasi kepemilikan manajerial adalah konsentrasi kepemilikan
lain yang umum dimiliki oleh perusahaan publik. Meskipun demikian, jumlah
konsentrasi kepemilikan ini tidaklah signifikan di perusahaan publik di
Indonesia. Penelitian terbaru dari Jelinek dan Stuerke (2009:7) menunjukan
bahwa di atas level tertentu, untuk beberapa industri, kepemilikan saham
manajerial hanya secara marjinal mendorong utilitas aset yang efisien tetapi
tidak dapat secara signifikan mencegah pengeluaran yang berlebihan.
Kepemilikan manajerial merupakan perwujudan dari prinsip transparansi.
Dalam mengelola perusahaan manajemen harus transparan agar tidak terjadi
konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik (Juniarti
dan Sentosa, 2009:89).
Mehran (1992) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:89) mengartikan
kepemilikan manajerial sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh
manajemen. Joher et. al., (2006) dalam Susan dan Trisnawati (2011:133)
menunjukkan bahwa Hubungan positif antara pertumbuhan perusahaan dan
kepemilikan manajerial bisa berasal dari keuntungan informasi orang dalam
tentang prospek pertumbuhan perusahaan. Manajer, karena pengetahuan
mereka yang lebih baik dari proyek-proyek yang dilakukan oleh perusahaan,
akan lebih cenderung daripada rata-rata investor untuk berinvestasi pada
prospek pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi lebih mungkin
untuk terlibat dalam manajemen laba, karena manajer memiliki informasi
pribadi tentang nilai proyek di masa mendatang dan karenanya tindakan
mereka tidak mudah diamati oleh pemegang saham.
8
Hasil penelitian Anderson et. al., (2005) dalam Juniarti dan Sentosa
(2009:91) menunjukkan bahwa debtholders secara signifikan meminta risk
premium yang lebih rendah pada perusahaan yang memiliki kepemilikan
manajerial besar. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa mekanisme
corporate governance yang lain, seperti board independence, executive
compensasion, dan shareholders yang besar memiliki pengaruh yang penting
terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dan cost of debt. Penelitian
ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa (2010)
yang menganalisis hubungan antara kepemilikan manajerial dengan biaya
utang pada perusahaan-perusahaan publik di Jepang.
Shuto dan Kitagawa (2010:41) menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki hubungan positif dengan biaya utang yang diukur dengan
interest
rate
spread.
Sehingga
pada
akhirnya
pihak
kreditur
mengompensasikan hal tersebut dengan membebankan biaya utang yang
lebih tinggi kepada perusahaan. Sedangkan pemegang saham yang tidak
terdiversifikasi atau hanya terkonsentrasi pada pihak tertentu saja memiliki
orientasi untuk investasi jangka panjang sehingga lebih memperhitungkan
resiko dari investasi yang dilakukannya. Dengan demikian, konflik
kepentingan antara kreditur dan pemegang saham menjadi berkurang yang
mengakibatkan pada menurunnya biaya utang yang dibebankan oleh kreditur
kepada perusahaan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan utang
yang dalam penelitian ini di analisis melalui kepemilikan keluarga,
kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial.
9
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian
yang dilakukan oleh Kamaliah et. al. (2013) yang meneliti mengenai
pengaruh struktur kepemilikan perusahaan terhadap manajemen laba.
Adapun perbedaan-perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kamaliah et.
al. (2013) adalah sebagai berikut:
1. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian Kamaliah et. al. (2013)
adalah manajemen laba. Sedangkan variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah biaya utang (cost of debt) yang dipaparkan oleh
Juniarti dan Sentosa (2009).
2. Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengambil sampel
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sedangkan pada penelitian Kamaliah et. al. (2013) mengambil sampel
perusahaan berkepemilikan ultimat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
3. Variabel kepemilikan keluarga dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan dummy seperti yang dipaparkan dalam penelitian Rebecca
dan Siregar (2013). Sedangkan dalam penelitian Kamaliah et. al. (2013)
diukur dengan persentase proporsi saham keluarga dengan total saham
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian ini karena cukup penting mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi biaya utang (cost of debt). Selain itu juga, peneliti
ingin
mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
variabel
independen
10
mempengaruhi variabel dependen. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan
Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost
of Debt) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013).
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap biaya utang (cost of debt) secara parsial?
2. Apakah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap biaya utang (cost of debt) secara
simultan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
a. Menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional
dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt)
perusahaan secara parsial.
b. Menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional
dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt)
perusahaan secara simultan.
11
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya biaya utang perusahaan sehingga
perusahaan dapat menanggulangi hal tersebut.
b. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi kepada investor
mengenai perusahaan yang dapat mengendalikan biaya utang sehingga
investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
c. Kreditur
Penelitian ini diharapkan dapat membantu kreditur sebagai dasar
pertimbangan bagi pihak kreditur dalam memberikan kredit dan
menentukan besarnya biaya utang bagi perusahaan.
d. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan ilmu
pengetahuan
dan
wawasan
serta
memberi
kontribusi
dalam
pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
utang serta menjadi dasar untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya
yang lebih baik lagi.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976:5) menjelaskan bahwa teori keagenan
adalah teori yang menjelaskan mengenai sebuah fenomena ketidaksamaan
kepentingan antara principal dan agent. Hubungan keagenan adalah
sebuah kontrak antara pihak pemegang saham (principal) dan pihak
manajer perusahaan (agent). Inti dari hubungan keagenan adalah adanya
pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian. Adanya perbedaan
kepentingan antara kedua belah pihak dapat menimbulkan konflik
keagenan. Corporate governance merupakan respon perusahaan terhadap
konflik tersebut. Aspek-aspek corporate governance seperti kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan
jumlah anggota komite audit dipandang sebagai mekanisme kontrol yang
tepat untuk mengurangi konflik keagenan (Rustiarini, 2010:4).
Teori
agensi
berhubungan
erat
dengan
Good
Corporate
Governance karena hal ini berkaitan dengan hubungan atau kontrak antara
principal dan agent dalam mengelola suatu perusahaan. Manajer yang
merupakan Agent diberikan wewenang oleh pemegang saham yang
bertindak
sebagai
pihak
principal
untuk
melakukan
operasional
perusahaan, sehingga agent lebih banyak memiliki informasi dibandingkan
13
principal. Hal ini kemudian menimbulkan ketimpangan informasi yang
dimiliki oleh kedua pihak tersebut yang disebut dengan asimetri informasi.
Dengan adanya asimetri informasi ini, memungkinkan bagi agent untuk
melakukan manipulasi data dalam pengungkapan informasi yang
menurutnya tidak diharapkan oleh principal. Oleh karena itu diperlukan
pihak ketiga yang independen, yaitu akuntan publik yang memberikan
jasanya untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agent.
Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunitis manajer
maka pemegang saham harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan
tersebut, biaya tersebut disebut dengan biaya keagenan (agency cost)
(Dewi, 2008:49). Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial yaitu memberikan kesempatan pada
manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk
menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Karena akan menjadi
suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer akan bertindak untuk
kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Inilah
yang menjadi masalah dasar dalam agency theory yaitu adanya konflik
kepentingan (Christiawan dan Tarigan, 2007:1).
Menurut Scott (2000) dalam Lisa (2012:44), terdapat dua macam
asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek
14
perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin
dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang
saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang
saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun
pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya
secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Eisenhardt (1989) dalam Lisa (2012:45) mengemukakan tiga asumsi sifat
dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri
(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu
menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia
tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk
manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya
tidaknya informasi yang disampaikan.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI),
Good Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola)
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang
kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
15
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012:85). GCG
digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur hubungan antara
manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas suatu
perusahaan dengan kata lain sebagai bentuk perlindungan investor adanya
perbedaan kepentingan pemegang saham (principal) dengan pihak
manajemen (agent). Penerapan corporate governance menuntut adanya
perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama
pemegang saham minoritas.
Sedangkan Good Corporate Governance menurut Tjager dan Deny
(2005) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:89) didefinisikan sebagai suatu
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh
perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mencapai bisnis yang efisien,
menguntungkan, serta efektif dalam mengelola resiko dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan stakeholders. Dengan adanya Good
Corporate Governance akan dapat membantu dan mengurangi masalah
yang timbul dalam teori agensi. Karena dalam teori agensi dijelaskan
bahwa terdapat hubungan antara principal dan agent dimana principal
memberikan wewenang dan kekuasaan kepada agent untuk mengelola
perusahaannya. Hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan, karena
masing-masing pihak tentu akan mengutamakan kepentingannya demi
memperoleh keuntungan.
16
Kaihatu (2006:2) menjelaskan terdapat lima prinsip dasar dari
Good Corporate Governance secara umum yaitu:
1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem,
dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat
serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola
secara
profesional
tanpa
benturan
kepentingan
dan
pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
3. Kepemilikan Keluarga
Kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan saham oleh individu
maupun perusahaan yang bukan publik (Faccio dan Lang, 2002 dalam
Kamaliah et. al., 2013:5). Sedangkan Menurut La Porta et. al., (1998:22)
17
kepemilikan keluarga
merupakan kepemilikan dari
individu
dan
kepemilikan dari perusahaan tertutup (di atas 5%) yang bukan perusahaan
publik, negara, atupun institusi keuangan. Berdasarkan definisi ini, maka
perusahaan dengan kepemilikan keluarga tidak hanya terbatas pada
perusahaan yang menempatkan anggota keluarganya pada posisi CEO,
komisaris atau posisi manajemen lainnya. Perusahaan dengan kepemilikan
keluarga merupakan mayoritas jenis perusahaan di Indonesia. Perusahaan
ini umumnya dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau
kepemilikian sahamnya terkonsentrasi pada keluarga tertentu (Ayub,
2008:13).
Suatu perusahaan dapat dikatakan dimiliki oleh keluarga (family
owned) jika keluarga tersebut merupakan controlling shareholders, atau
mempunyai saham setidaknya 20% dari voting rights dan merupakan
pemilik saham tertinggi dibandingkan dengan shareholders lainnya
(Chakrabarty, 2009 dalam Kamaliah et. al., 2013:5). Perusahaan publik di
Indonesia memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan perusahaan di
Asia pada umumnya. Perusahaan-perusahaan di Asia secara historis dan
sosiologis adalah perusahaan-perusahaan uang dimiliki atau di kontrol oleh
keluarga (Claessens et. al., 1999:3). Meskipun perusahaan-perusahaan
tersebut tumbuh dan menjadi perusahaan publik, namun kontrol tetap
dipegang oleh keluarga dan masih begitu signifikan.
Pada awalnya, perusahaan keluarga merupakan perusahaan tertutup
dan mendanai kegiatan usahanya dari modal sendiri dan didukung oleh
18
pinjaman pihak luar. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan
pasar modal, banyak dari perusahaan yang dikategorikan sebagai family
ownership ini kemudian menjadi perusahaan terbuka. Dengan menjadi
perusahaan terbuka, maka rasio dan profit dari perusahaan menjadi terbagi
dengan pihak luar. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh lebih
banyak dana dan melakukan ekspansi usahanya dengan menjadi
perusahaan terbuka (Ayub, 2008:11).
Keluarga sebagai pemegang saham mayoritas dapat menggunakan
tingkat pengendalian yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan pribadi
pada beban yang ditanggung oleh saham minoritas. Perusahaan dengan
kepemilikan keluarga, kerap terjadi sengketa kepentingan antara pemegang
saham
mayoritas
dengan
pemegang
saham
minoritas.
Sengketa
kepentingan pada perusahaan ini disebabkan karena pemegang saham
mayoritas umumnya memiliki kontrol yang sangat besar terhadap
perusahaan tersebut. Claessens et. al., (1999:12) menyatakan bahwa
kontrol ini dilakukan melalui struktur piramida dan kepemilikan silang
(crossholding) di antara beberapa perusahaan. Model ini sangat umum
terjadi di semua Negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada
akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau
institusi lain (Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Para investor
institusional ini biasanya bertindak sebagai pihak yang memonitor
19
jalannya sebuah perusahaan, dan dalam melakukan monitoring investor
institusional ini lebih berpihak kepada para pemegang saham. Kepemilikan
institusional ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan.
Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan
mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan
yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja
manajemen (Dian dan Lidyah, 2014:2). Pengawasan yang dilakukan oleh
investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang
dilakukan. Menurut Nuraina (2012:112) semakin tinggi kepemilikan
institusional pada suatu perusahaan maka akan semakin kuat kontrol
eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost, sehingga
perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan adanya
kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada
tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial
distress dan risiko kebangkrutan.
Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi
kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring
terhadap manajer menjadi lebih baik (Wiranata dan Nugrahanti, 2013:18).
Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk
mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang
20
lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional terhadap
manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat
digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang
saham. Hal ini disebabkan karena jika tingkat kepemilikan manajerial
tinggi dapat berdampak buruk terhadap perusahaan karena menimbulkan
masalah pertahanan, yang berarti jika kepemilikan manajerial tinggi, para
manajer memiliki posisi yang kuat untuk melakukan suatu kontrol
terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham eksternal akan
mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para manajer.
5. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh
pihak menajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Agnes, 2013:4). Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai persentase
saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris. Kepemilikan manajerial
dapat mengurangi konflik keagenan karena apabila pihak manajemen
mempunyai bagian dari perusahaan maka manajemen akan maksimal
dalam menjalankan aktivitas perusahaan dan mengurangi kecurangan yang
terjadi didalam manajemen (Dian dan Lidyah, 2014:2). Dalam
kepemilikan ini, manajer perusahaan selain sebagai pengelola juga
bertindak sebagai pemegang saham pada perusahaan tersebut.
Menurut Widarjo et. al., (2010:10) Manajer dengan kepemilikan
saham yang tinggi dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja
21
perusahan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif
yang terima oleh manajer akan meningkat pula. Sebaliknya, apabila
kepemilikan saham oleh manajer itu rendah, maka akan meningkatkan
biaya keagenan. Hal ini dikarenakan manajer tidak akan melakukan hal
yang memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun manajer akan
melakukan hal demi kepentingannya sendiri dengan menggunakan sumber
daya perusahaan.
Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah
satu cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan
meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak
baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari para pemegang
saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena
manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari
pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen akan
lebih berhari-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena manajemen
akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang
diambil. Selain itu manajemen juga ikut menganggung kerugian apabila
keputusan yang diambil oleh mereka salah.
Namun semakin tinggi tingkat kepemilikan manajerial akan
menyebabkan pemegang saham eksternal semakin sulit memantau
tindakan manajer dalam perusahaan (Morck et. al., 1988 dalam
22
Wicaksono, 2002:15). Hal ini mengakibatkan pihak pemegang saham
eksternal seperti institusi akan sulit untuk melakukan monitoring. Selain
dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, memperbaiki kinerja
perusahaan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan
institusional. Semakin besar kepemilikan institusional akan meningkatkan
pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga mengurangi
minat manajer untuk memperbesar kepemilikannya (Ismiyanti dan Hanafi,
2004 dalam Imanta dan Satwiko, 2011:70). Dengan kepemilikan saham
yang dimilikinya dan dengan adanya pihak institusi yang mengawasi,
manajer akan lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan.
6. Biaya Utang (Cost of Debt)
Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan
pendanaan. Pada umumnya sumber pendanaan perusahaan terdiri dari
utang dan ekuitas atau saham. Fokus penelitian ini adalah sumber
pendanaan perusahaan dimana salah satunya adalah dengan menggunakan
utang. Utang merupakan salah satu cara memperoleh dana dari pihak
eksternal yaitu kreditur. Dana yang diberikan oleh kreditur dalam hal
pendanaan terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi
perusahaan, dimana biaya utang (cost of debt) merupakan tingkat bunga
yang diterima oleh kreditur sebagai tingkat pengembalian yang
diisyaratkan (Yunita, 2012:90). Pada kondisi perusahaan yang memiliki
biaya utang yang tinggi maka perusahaan berusaha menutupi keadaan
perusahaan yang sebenarnya agar tidak terjadi penurunan harga saham.
23
Namun, di sisi lain investor memerlukan pengungkapan yang memadai
untuk menjamin apakah investasinya memiliki risiko yang sesuai dengan
apa yang di perkirakan.
Fabozzi
(2007)
dalam
Juniarti
dan
Sentosa
(2009:91)
mendefinisikan bahwa cost of debt sebagai tingkat pengembalian (bunga)
yang diinginkan kreditur saat memberikan pendanaan kepada perusahaan.
Sedangkan menurut Singgih (2008) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:91),
cost of debt adalah tingkat bunga sebelum pajak yang dibayar perusahaan
kepada pemberi pinjamannya. Cost of debt ini diukur sebagai beban bunga
yang dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan
jumlah rata-rata pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang
berbunga selama tahun tersebut Pittman dan Fortin (2004:7).
Dengan menggunakan utang sebagai sumber pendanaan, maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan utang, perusahaan memperoleh tax shield yang
akan menurunkan cost of capital dan meningkatkan nilai perusahaan.
b. Manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat
membayar bunga beserta pokoknya, sehingga secara tidak langsung
dengan
adanya
kontrak
dengan
kreditur,
manajemen
akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
c. Adanya komitmen dari manajemen untuk beroperasional secara efisien
dalam penggunaan dana tersebut.
d. Membuat manajemen selalu melakukan monitoring kepada perusahaan.
24
Selain keuntungan, penggunaan utang yang cukup besar juga dapat
menimbulkan risiko bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak kreditur
yang menyediakan dana bagi perusahaan memiliki klaim atas aset yang
dijaminkan (collateral). Oleh sebab itu, semakin besar utang yang dimiliki
perusahaan, maka akan besar pula risiko yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan harus tumbuh dan berkembang, sehingga mampu
memenuhi kewajiban antara lain untuk membayar kepada kreditur, baik
bunga maupun pokoknya. Namun, bila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan tersebut dapat dinyatakan pailit atau
bangkrut (Boedi et. al., 2008 dalam Septian dan Panggabean, 2014:2). Hal
ini merupakan konsekuensi atas penggunaan dana dari pihak ketiga
(perbankan, lembaga keuangan lain, atau pihak lainnnya) sehingga secara
tidak langsung manajemen telah melibatkan kreditur sebagai controlling
system untuk mendorong perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dan
ikut mengawasi kinerja perusahaan.
Dalam kontrak atas utang terdapat agency problem antara
pemegang saham, manajemen dan kreditur. Manajemen memiliki
kewajiban untuk melunasi bunga beserta pokoknya kepada kreditur yang
memiliki atas aset perusahaan. Namun manajemen juga dikontrak oleh
pemegang saham untuk dapat memberikan return atau deviden kepada
pemegang saham. Permasalahan terjadi ketika manajemen tidak dapat
membayar kewajibannya sehingga terjadi pemindahan kepemilikan atas
aset dari pemegang saham kepada kreditur. Selain itu, dalam perjanjian
25
pinjaman juga diatur mengenai maksimum deviden yang dapat dibagikan
kepada pemegang saham agar struktur kepemilikan dapat terus terjaga
untuk meningkatkan growth perusahaan dan terjaminnya pengembalian
terhadap kreditur (Ross et. al., 2008 dalam Septian dan Panggabean,
2014:2).
Untuk meminimumkan agency problem tersebut, dibutuhkan
mekanisme yang dapat meningkatkan keyakinan dari pihak ketiga.
Kreditur yang merupakan penyedia dana, memiliki kebutuhan untuk
memastikan dana yang dipinjamkan akan digunakan dengan baik dan
efisien oleh debitur. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya asimetri
informasi yaitu kreditur memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk
mengetahui informasi dan kinerja perusahaan (Ross et. al., 2008 dalam
Septian dan Panggabean, 2014:2).
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai kepemilikan keluarga, kepemilikan institusi dan
kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan biaya
utang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
26
No
1.
2.
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
Peneliti
Judul Penelitian
(Tahun)
Persamaan
Perbedaan
Ida Bagus Putra Analysis of The Impacts of
Menggunakan
Penelitian ini tidak
Perdana, Retno
Family Ownership on a
variabel
menggunakan
Kusumastuti
Company’s Costs of Debt
kepemiikan
variabel kepemilikan
(2011)
keluarga dan
manajerial dan
variabel biaya
variabel kepemilikan
utang (cost of debt) institusional, sampel
penelitian seluruh
perusahaan yang
terdaftar di BEI
tahun 2007-2009
Juniarti dan
Pengaruh Good Corporate Menggunakan
Penelitian ini
Agnes Andriyani Governance, Voluntary
variabel
tidak menggunakan
Sentosa (2009)
Disclosure
kepemilikan
variabel kepemilikan
terhadap Biaya Utang
institusional,
keluarga
(Costs of Debt)
kepemilikan
manajerial sebagai
proksi dari GCG
dan biaya utang
(cost of debt)
27
Berlanjut ke halaman berikutnya
Hasil Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan keluarga memiliki
pengaruh positif terhadap biaya
utang, sedangkan pendiri CEO/
ketua tidak berpengaruh
terhadap biaya utang.
Hasil penelitian membuktikan
bahwa secara parsial
kepemilikan institusional dan
kualitas audit berpengaruh
signifikan terhadap cost of debt.
Sementara itu proporsi
komisaris independen
kepemilikan manajerial,
voluntary disclosure dan
variabel kontrol tidak
berpengaruh
signifikan terhadap cost of debt.
No
3.
4.
Peneliti
(Tahun)
Mudrika
Alamsyah Hasan
dan Poppy
Nurmayanti
(2013)
Ronald C.
Anderson, Sattar
A. Mansi, dan
David M. Reeb
(2002)
Judul Penelitian
Effect Of Managerial
Ownership, Free Cash
Flow and Size Company
Policy on Debt
(Empirical Study on
Industrial Enterprises
Basic and Chemicals
Listed in BEI)
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan
Tidak terdapat
variabel
variabel kepemilikan
kepemilikan
keluarga,
manajerial, variabel kepemilikan
dependen mengenai institusional, dan
utang
variabel independen
diganti dengan
kebijakan utang,
perusahaan industri
kimia dasar di BEI
tahun 2009-2011
sebagai sampel
Founding Family
Ownership and the Agency
Cost of Debt
Berlanjut ke halaman berikutnya
Menggunakan
variabel
kepemilikan
keluarga, dan
variabel biaya
utang (cost of debt)
Tidak terdapat
variabel kepemilikan
manajerial dan
kepemilikan
institusional
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepemilikan
manajerial, arus kas bebas,
dan ukuran perusahaan secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan
utang (debt to equity ratio )
pada tingkat kepercayaan 95%
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa
kepemilikan keluarga
mengurangi biaya utang (cost
of debt)
28
No
5.
6.
Peneliti
(Tahun)
Yulisa Rebecca
dan Sylvia
Veronica Siregar
(2013)
Dwi Sukirni
(2012)
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metode Penelitian
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Pengaruh Corporate
Menggunakan
Penelitian ini tidak
Governance Index,
variabel
menggunakan
Kepemilikan Keluarga, dan kepemilikan
variabel kepemilikan
Kepemilikan Institusional
keluarga,
manajerial
terhadap Biaya Ekuitas dan kepemilikan
Biaya Utang
institusional, dan
biaya utang
Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Deviden dan
Kebijakan Utang Analisis
terhadap Nilai Perusahaan
29
Berlanjut ke halaman berikutnya
Variabel
kepemilikan
manajerial dan
kepemilikan
institusional
Tidak terdapat
variabel kepemilikan
keluarga dan biaya
utang, seluruh
perusahaan yang
terdaftar di BEI
tahun 2008-2010
sebagai sampel
Hasil Penelitian
Kepemilikan keluarga
memiliki efek positif yang
signifikan terhadap cost of
equity , tetapi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap cost of debt .
Kepemilikan institusional
tidak berpengaruh signifikan
terhadap cost of equity , tetapi
memiliki efek negatif yang
signifikan terhadap cost of
debt.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial secara
signifikan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan institusi
berpengaruh signifikan positif
pada nilai perusahaan.
Kebijakan dividen tidak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
No
7.
8.
Peneliti
(Tahun)
Akinobu Shuto
dan Norio
Kitagawa
(2010)
Starga Lamora P,
Vince dan
Kamaliah
(2013)
Tabel 2.1 (lanjutan)
Metode Penelitian
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
The Effect of Managerial
Menggunakan
Tidak terdapat
Ownership on the Cost of
Variabel
variabel kepemilikan
Debt: Evidence from Japan kepemilikan
keluarga dan
manajerial dan
kepemilikan
biaya utang
institusional, sampel
menggunakan
perusahaan yang ada
di Jepang
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan
Kepemilikan Keluarga
terhadap
Manajemen Laba (Earning
Management) pada
Perusahaan
Berkepemilikan Ultimat
Yang Terdaftar di BEI
Menggunakan
variabel
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan
institusional, dan
kepemilikan
manajerial
Tidak terdapat
variabel biaya utang,
sampel
menggunakan
perusahaan
berkepemilikan
ultimat yang
terdaftar di BEI
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
menemukan bahwa
kepemilikan manajerial
memiliki pengaruh positif
terhadap biaya utang yang
diukur dengan interest rate
spread
kepemilikan manajerial juga
memiliki korelasi yang lebih
tinggi dengan interest rate
spread pada saat biaya agensi
utang pada obligasi sudah
lebih besar.
Kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba, sedangkan
kepemilikan keluarga
berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba
30
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Kepemilikan Keluarga dengan Biaya Utang (Cost of Debt)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson et. al.,
(2002:2) perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki biaya utang
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Hal ini
dapat disebabkan karena perusahaan dengan kepemilikan keluarga
memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengurangi agency conflict
antara pemegang saham dan manajer. Semakin besar proporsi kepemilikan
dari keluarga diperusahaan, maka semakin besar resiko yang harus
ditanggung jika perusahaan tidak berjalan dengan baik (Demsetz dan
Lehn, 1985:1168). Rebecca dan Siregar (2013:23) dalam penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan
Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya
Utang” menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh
signifikan terhadap biaya utang.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kepemilikan keluarga juga
dianggap
dapat
meningkatkan
biaya
utang
perusahaan.
Dalam
penelitiannya, Perdana dan Kusumastuti (2011:150) menemukan bahwa
kepemilikan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya
utang. Pada umumnya, perusahaan dengan kepemilikan saham yang
terkonsentrasi dapat ditemukan pada perusahaan milik keluarga dimana
perusahaan ini dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau
kepemilikan sahamnya terkonsentrasi pada keluarga tertentu. Ketika
31
kepemilikan keluarga adalah pemegang saham mayoritas perusahaan,
mereka
cenderung
menggunakan
kontrol
yang
dimiliki
untuk
meningkatkan keuntungan pribadi pada beban yang ditanggung oleh
pemegang saham minoritas sehingga investor akan menginginkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi untuk mengompensasi risiko tersebut
(Dyck dan Zingales, 2004 dalam Rebecca dan Siregar, 2013:5).
Perusahaan dengan kepemilikan keluarga juga cenderung untuk
menggunakan utang dalam membiayai perusahaan daripada menerbitkan
saham baru karena mereka ingin melindungi kontrol yang dimilikinya
terhadap perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan tingkat utang
perusahaan menjadi lebih tinggi dan resiko yang ditanggung oleh
perusahaan
pun
menjadi
lebih
besar
sehingga
pihak
kreditur
mengantisipasi resiko tersebut dengan biaya utang yang lebih tinggi.
Kepemilikan saham dalam jumlah besar berarti bahwa tingkat
pengendalian yang dimiliki terhadap perusahaan pun besar (Lease et. al.,
1988:269). Oleh sebab itu, perusahaan dengan kepemilikan keluarga
sebagai pemegang saham mayoritas memiliki insentif untuk melakukan
transfer kekayaan melalui aktivitas pendanaan, seperti pembayaran dividen
yang melebihi batas tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak kreditur.
Dengan demikian, kepemilikan keluarga diyakini berpengaruh positif
terhadap biaya utang perusahaan karena adanya insentif-insentif tersebut
akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh kreditur sehingga biaya
32
utang perusahaan pun menjadi lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas,
maka diajukan hipotesis alternatif yang pertama sebagai berikut:
Ha1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang.
2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang (Cost of Debt)
Juniarti dan Sentosa (2009:96) menemukan adanya pengaruh yang
signifikan antara kepemilikan institusional dengan biaya utang perusahaan.
Hubungan ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Roberts
dan Yuan (2009) serta oleh Bhojraj dan Sengupta (2003) yang
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya
utang secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan
institusional memberikan pengaruh yang berarti sebagai tindakan
monitoring yang dilakukan kepada pihak manajemen. Semakin besar
tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif pula
mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Sehingga kreditur
memandang resiko perusahaan rendah dan tentu saja hal ini berdampak
pada cost of debt yang ditanggung perusahaan sebagai return yang diminta
oleh kreditur.
Elyasiani et. al., (2007:2) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peran penting terhadap biaya utang. Hal ini
dikarenakan investor institusional berada pada posisi yang lebih baik untuk
mempelajari kondisi perusahaan dan mendapat manfaat yang lebih besar.
Perhatian yang diberikan oleh investor institusional dapat menciptakan
33
reputasi perusahaan yang lebih baik di pasar modal sehingga
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh biaya utang yang lebih
rendah. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Rebecca dan
Siregar (2013:22) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. Berdasarkan penjelasan
keterkaitan kepemilikan institusional dengan biaya utang (cost of debt) di
atas, maka diajukan hipotesis alternatif kedua sebagai berikut:
Ha2 : Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap
biaya utang.
3. Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt)
Adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent akan
selalu menjadi konflik yang terus terjadi dalam perusahaan. Pihak
principal fokus terhadap kesejahteraan pribadinya melalui pembagian
dividen yang diperoleh. Sedangkan pihak agent akan komisi atas kerja
kerasnya dalam menjalankan operasional. Tujuan ini terkadang saling
berlawanan. Pihak pemilik sering kali tidak dapat merealisasikan dividen
atas modal ketika perusahaan dibawah kontrol manajemen telah
menggunakan utang yang relatif tinggi. Kas seharusnya dibagikan menjadi
dividen justru digunakan membayar utang beserta bunganya. Dari sinilah
konflik kepentingan mulai terjadi.
Salah satu penelitian mengenai kepemilikan manajerial dan biaya
utang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa (2010) yang menghasilkan
kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
34
terhadap biaya utang (cost of debt). Bagnani et. al., (1994) dalam Shuto
dan Kitagawa (2010:13) berpendapat bahwa pada tingkat kepemilikan
yang rendah, kepemilikan manajerial berkorelasi positif dengan biaya
utang karena masalah risiko-pergeseran. Namun hasil tersebut berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009) yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Berdasarkan uraian
keterkaitan kepemilikan manajerial dengan biaya utang (cost of debt) di
atas, maka diajukan hipotesis alternatif yang ketiga sebagai berikut:
Ha3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang.
4. Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan
Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt)
Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diuji beberapa faktor
yang mempengaruhi biaya utang (cost of debt), diantaranya melakukan
penelitian dengan menguji hubungan kepemilikan keluarga, kepemilikan
institusional, dan kepemilikan manajerial. Adapun penelitian mereka
menunjukkan adanya hubungan positif maupun negatif faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya utang (cost of debt) tersebut. Penelitian-penelitian
tersebut dilakukan oleh Perdana dan Kusumastuti (2011), Juniarti dan
Sentosa (2009), Anderson et. al., (2002) Rebecca dan Siregar (2013), serta
Shuto dan Kitagawa (2010).
35
Berdasarkan pada hal tersebut, dari keterkaitan antara kepemilikan
keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial dengan
biaya utang (cost of debt) yang telah diuraikan tersebut maka dapat
dirumuskan melalui hipotesis alternatif keempat yang diajukan sebagai
berikut:
Ha4 : Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (Cost
of Debt).
C. Kerangka Pemikiran
Gambar berikut ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam
model
penelitian
mengenai
pengaruh
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang
(cost of debt).
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Judul: Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan
Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Biaya Utang (Cost of Debt)
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2013
Teori pendukung : Agency Theory
Kepemilikan
Keluarga (X1)
Biaya Utang (Cost
of Debt) (Y)
Kepemilikan
Institusional (X2 )
Kepemilikan
Manajerial (X3)
Model Analisis :
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian masuk dalam kategori penelitian kausalitas, yaitu
penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua
variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial
terhadap biaya utang (cost of debt). Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2013.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Pemilihan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
dengan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya agar
diperoleh sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan digolongkan sebagai perusahaan manufaktur sesuai dengan
kategori yang dikembangkan oleh BEI yang tercantum dalam IDX Fact
Book dan tidak mengalami delisting selama tahun 2010-2013.
2. Laporan tahunan perusahaan tersedia lengkap selama tahun 2010-2013.
38
4. Perusahaan memiliki data struktur kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial selama tahun 2010-2013.
5. Perusahaan tidak memiliki nilai ekuitas negatif.
6. Perusahaan memiliki utang berbunga (interest bearing debt), baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
7. Perusahaan memiliki beban bunga dalam laporan keuangannya.
8. Data-data perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia untuk
seluruh tahun pengamatan.
Sampel penelitian ini dipilih berasal dari satu industri dengan maksud
untuk menghindari perbedaan karakteristik perusahaan yang bergerak di
industri manufaktur dengan perusahaan yang bergerak di industri nonmanufaktur sehingga terjadi keseragaman data. Selain itu, industri
manufaktur dipilih karena jumlah perusahaan dalam industri ini paling
banyak dibandingkan dengan industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan
yaitu melakukan
studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan
bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian. Pada tahap
ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data
yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara
pengolahan data. tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan
39
untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab
persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data
kuantitatif yang diperoleh.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data
diperoleh dari laporan keuangan dan annual report perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013.
Laporan tahunan tersebut diperoleh dari website BEI dengan alamat website
www.idx.co.id, website perusahaan, dan IDX Fact Book.
D. Metode Analisis Data
Metode
analisis
data
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical
Product and Services Solutions) for windows 20. Setelah data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan
analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
40
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemelencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19). Jadi dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan
untuk memberi gambaran mengenai kepemilikan keluarga, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dan cost of debt).
2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari melakukan uji asumsi klasik adalah untuk memastikan
bahwa nilai dari parameter atau estimator yang ada bersifat BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator) atau mempunyai sifat yang linear, tidak bias,
dan varians minimum. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160).
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
41
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Pada uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik tersebut atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah
sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu dalam penelitian
ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik
42
Kolmogorov- Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov
memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05 berarti regresi
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:165).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah
sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:105):
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel–variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel–variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen
tidak
berarti
bebas
dari
multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
43
3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan
lawannya (b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengartian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregresi
terhadap
variabel
independen
lainnya.
Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
dari observasi satu ke observasi lainnya. (Ghozali, 2013:110). Gejala
autokorelasi ini umumnya muncul pada data time series dimana kondisi
antara satu waktu dengan waktu lainnya dapat berhubungan karena ada
efek tertentu yang terbawa dari observasi periode sebelumnya.
44
Dampaknya adalah estimasi standar error dan varians koefisien regresi
yang didapat akan menjadi
bias sehingga menyebabkan koefisien
signifikansi atau R² yang besar. Kondisi ini dapat menimbulkan
interpretasi yang tidak tepat.
Salah satu cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi adalah
dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Dalam uji ini, akan
digunakan tabel DW untuk menentukan besarnya nilai DW-Stat pada
tabel statistik pengujian. Tabel DW dapat dicari dengan t=jumlah
observasi dan k=jumlah variabel independen. Angka-angka yang
diperlukan dalam uji DW adalah dl (angka yang diperoleh dari tabel
DW batas bawah), du (angka yang diperoleh dari tabel DW batas atas),
4-dl, dan 4-du. Untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi akan dijelaskan pada tabel 3.1 berikut ini.
45
Tabel 3.1
Tabel Uji Durbin-Watson
Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi
positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi
positif
No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif
No Decision
4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi
positif ataupun negatif
Tidak ditolak
du < d < 4 - du
Sumber: Ghozali, 2013:111
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Dalam penelitian ini, asumsi
heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
46
SRESID dan ZPRED. Jika pada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013:139). Selain menggunakan analisis grafik scatterplot
untuk membuktikan lebih lanjut apakah terdapat heteroskedastisitas
pada model regresi maka dapat di uji juga dengan menggunakan
diagnosis spearman (Algifari, 2010:86).
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1
(satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai
yang mendekati
memberikan
hampir
satu
semua
berarti
variabel-variabel
informasi
yang
independen
dibutuhkan
untuk
memprediksi variasi variabel dependen, secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
yang tinggi (Ghozali, 2013:97).
Kesalahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
47
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap
variabel
dependen.
Oleh
karena
itu
banyak
peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke
dalam model (Ghozali, 2013:97).
4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, untuk melihat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat menggunakan analisis regresi berganda (Multiple
Regression Analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk
mengukur dan mengetahui besarnya hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk menguji
hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model yang
digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh kepemilikan
keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap
biaya utang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
48
Keterangan:
Y
: Biaya Utang (Cost of Debt) (COD)
a
: Konstanta
b1 b2 b3
: Koefisien regresi
X1
: Kepemilikan Keluarga (FAM)
X2
: Kepemilikan Institusional (INST)
X3
: Kepemilikan Manajerial (MANJ)
e
: Kesalahan Regresi (regression error)
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F merupakan uji keseluruhan model regresi. Pengujian pada
dasarnya dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen/terikat
(Ghozali, 2013:98). Contoh hipotesis yang digunakan dalam uji F
adalah:
H0 : x1,x2,x3 = 0 (variabel-variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen)
Ha : x1,x2,x3 ≠ 0 (variabel-variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
49
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
(2) Membandingkan nilai F perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0
ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2013:98).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variansi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang
hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau:
H0 : βi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : βi ≠0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Cara pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali,
2013:99) :
(1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang
50
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain hipotesis alternatif diterima.
(2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif.
E. Operasionalitas Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang akan digunakan yang disertai dengan operasional seta cara
pengukurannya. Variabel-variabel tersebut ditunjukan pada model berikut:
1. Kepemilikan Keluarga (X1)
Menurut La Porta et. al., (1998:22), kepemilikan keluarga
didefinisikan sebagai kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari
perusahaan tertutup (di atas 5%), yang bukan perusahaan publik, negara,
ataupun institusi keuangan. Penelitian ini menggunakan persentase
kepemilikan keluarga dalam struktur saham perusahaan, seperti yang
digunakan oleh Ayub (2008). Untuk analisis sensitivitas, kepemilikan
keluarga akan diukur dengan variabel dummy, yaitu 1 untuk perusahaan
dengan kepemilikan keluarga 20% atau lebih dan 0 untuk perusahaan
dengan kepemilikan keluarga kurang dari 20%. Ukuran ini mengacu pada
PSAK 15 (revisi 2009) yang menyatakan jika investor memiliki, secara
langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara investee, maka
investor dianggap mempunyai pengaruh signifikan (Rebecca dan Siregar,
2013:12). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau
51
tidaknya
pengaruh
signifikan
(bukan
hanya
besaran
persentase
kepemilikan) oleh kepemilikan keluarga yang mempengaruhi besarnya
biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan.
2. Kepemilikan Institusional (X2)
Kepemilikan institusional yaitu proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dalam persentase
saham yang dimiliki oleh investor institusional dalam suatu perusahaan
(Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Hal ini merupakan salah
satu cara untuk memonitori kinerja manajer dalam mengelola perusahaan
sehingga dengan adanya kepemilikan oleh institusi lain diharapkan bisa
mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer (Kamaliah
et. al., 2013:5). Pemegang saham institusi biasanya merupakan institusi
keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, investment
banking, maupun institusi lainnya (Veronica, 2005 dalam Kamaliah et. al.,
2012:8). Variabel kepemilikan institusional diukur dengan persentase
kepemilikan institusi dalam struktur saham perusahaan (Juniarti dan
Sentosa, 2009:94).
INST =
Jumlah saham institusi
Total saham
52
3. Kepemilikan Manajerial (X3)
Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam mengambil keputusan (direktur
dan komisaris) (Hasan dan Nurmayanti, 2013:225). Kepemilikan
manajerial diukur dengan dengan persentase jumlah saham yang dimiliki
oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
(Juniarti dan Sentosa, 2009:94).
MANJ =
Saham yang dimiliki manajer
Total saham
4. Biaya Utang (Cost of Debt) (Y)
Biaya utang dapat didefinisikan sebagai tingkat pengembalian
(yield rate) yang diharapkan oleh kreditur saat melakukan pendanaan
dalam suatu perusahaan (Fabozzi, 2007 dalam Rebecca dan Siregar,
2013:11). Biaya utang dihitung dari besarnya beban bunga yang
dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan ratarata jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut (interest bearing
debt) atau disebut juga dengan metode weighted average. Metode ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009).
COD =
Interest Expense
Average interest bearing debt
53
Tabel di bawah ini menunjukkan operasional variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No
Variabel
Kepemilikan
Keluarga
1
Rebecca dan
Siregar (2013)
Kepemilikan
Institusional
2
Indikator
Menggunakan variabel dummy, yang
artinya perusahaan yang memiliki
kepemilikan keluarga bernilai 1 dan
bernilai 0 untuk perusahaan yang tidak
memiliki kepemilikan keluarga.
INST = Jumlah saham institusi / total
saham
Skala
Pengukuran
Nominal
Rasio
Juniarti dan
Sentosa (2009)
Kepemilikan
Manajerial
3
Hasan dan
Nurmayanti
(2013)
MANJ = Saham yang dimiliki manajer
/ total saham
Rasio
COD = Interest Expense / Average
interest bearing debt
Rasio
Biaya Utang
(cost of debt)
4
Juniarti dan
Sentosa (2009)
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan
manufaktur adalah suatu perusahaan yang memproses barang mentah
menjadi barang jadi untuk dijual. Metode sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria
sampel, diperoleh sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan per tahun
dimana periode pengamatan yang digunakan adalah periode 2010 sampai
dengan periode 2013 sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 72.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari annual report dan laporan keuangan perusahaan
manufaktur tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. Data ini diperoleh melalui
situs resmi perusahaan dan situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
alamat website www.idx.co.id. Mengenai rincian sampel penelitian dapat
dilihat pada tabel 4.1 pada halaman selanjutnya.
55
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010
128
Perusahaan manufaktur yang delisting selama tahun 2010-2013
(3)
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan tahunan
secara lengkap selama tahun 2010-2013
(19)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki interest bearing
debt
(4)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki struktur
kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial
(79)
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki beban bunga
(5)
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian
dalam setahun
Sumber : Data sekunder yang diolah
18
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian berjumlah 18
perusahaan. Dengan tahun pengamatan sebanyak 4 tahun berturut-turut, maka
total sampel menjadi 72 sampel yaitu 18 perusahaan x 4 tahun observasi.
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan
dalam penelitian ini. Adapun nama perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 pada halaman
selanjutnya.
56
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Astra Auto Part Tbk.
AUTO
2
Barito Pasific Tbk.
BRPT
3
Eterindo Wahanatama Tbk.
ETWA
4
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
5
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
KBRI
6
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
7
Langgeng Makmur Industry Tbk.
LMPI
8
Lionmesh Prima Tbk
LMSH
9
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA
10 Pan Brothers Tbk.
PBRX
11 Prima alloy steel Universal Tbk.
PRAS
12 Sekar Laut Tbk.
SKLT
13 Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
14 Indo Acitama Tbk.
SRSN
15 Sunson Textile Manufacturer Tbk.
SSTM
16 Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
SULI
17
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Tbk.
18 Voksel Electric Tbk.
Sumber: Data sekunder yang diolah
ULTJ
VOKS
B. Analisis dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness dari masing57
masing variabel (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). Mean
digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang bersangkutan.
Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang
bersangkutan bervariasi dari
rata-rata. Nilai maksimum digunakan
untuk mengetahui nilai terbesar dari data yang bersangkutan. Nilai
minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang
bersangkutan.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial dengan variabel dependennya yaitu biaya utang (cost of debt).
Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif seperti
yang terlihat dalam tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
FAM
72
,00
1,00
,5000
,50351
INST
72
,00
,68
,2858
,21893
MANJ
72
,00
,26
,0463
,07003
COD
72
,01
,38
,0926
,04954
Valid N (listwise)
72
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 72 sampel yang berasal dari annual
report dan laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan sektor
58
manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20102013. Berdasarkan pada hasil tersebut maka semua data sampel dapat
diolah dan tidak terdapat kehilangan data.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Biaya Utang (Cost of
Debt). Hasil statistik deskriptif di atas memperlihatkan bahwa nilai
tertinggi sebesar 0,38 dan nilai terendahnya sebesar 0,01. Nilai rata-rata
dari variabel dependen ini adalah sebesar 0,09. Nilai standar deviasi
variabel ini sebesar 0,05. Hal ini berarti bahwa sebesar 0,05 data
bervariasi dari rata-rata.
Variabel
independen
pertama
pada
penelitian
ini
adalah
kepemilikan keluarga. Pada variabel ini diukur dengan menggunakan
dummy dimana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki struktur
kepemiikan keluarga dan kategori 0 untuk perusahan yang tidak memiliki
struktur kepemilikan keluarga. Hasil dari statistik deskriptif kepemilikan
keluarga memperlihatkan nilai
rata-rata
sebesar 0,50 dengan nilai
tertinggi sebesar 1 dan nilai terendah sebesar 0. Nilai standar deviasi
untuk data kepemilikan keluarga adalah sebesar 0,50.
Variabel Independen yang kedua pada penelitian ini adalah
kepemilikan
institusional.
Cara
perhitungan
rasio
kepemilikan
institusional yaitu dengan cara membagi jumlah saham yang dimiliki
oleh institusional dengan jumlah total saham yang beredar. Dari hasil
statistik deskriptif diperoleh rata-rata sebesar 0,29. Nilai tertinggi dari
59
kepemilikan institusional sebesar 0,68, lalu nilai terendah sebesar 0,00
dan nilai standar deviasi kepemilikan institusional sebesar 0,22.
Variabel
Independen
adalah kepemilikan manajerial.
yang
ketiga
pada
Cara perhitungan
penelitian
ini
rasio kepemilikan
manajerial yaitu dengan cara membagi jumlah saham yang dimiliki oleh
manajer dengan jumlah total saham yang beredar. Dari hasil statistik
deskriptif diperoleh rata-rata dari rasio kepemilikan manajerial sebesar
0,05. Nilai tertinggi yaitu sebesar 0,26, lalu nilai terendah yaitu sebesar
0,00 dan standar deviasi dari kepemilikan manajerial sebesar 0,07.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik
bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam
penelitian ini. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini
adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas.
Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan
adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah biaya
utang (cost of debt). Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai
yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
60
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk menguji normalitas digunakan dua cara, yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Normalitas data dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data atau (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data
menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Adapun
untuk melihat hasil uji normalitas data dengan analisis grafik maupun
dengan uji statistik adalah sebagai berikut:
1) Analisis Grafik
Uji normalitas dengan analisi grafik dilakukan dengan
metode grafik histogram dan Probability Plot (P-Plot). Hasil
pengujian normalitas dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar
4.1 dan 4.2 pada halaman selanjutnya.
61
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
62
Dengan melihat tampilan pada grafik histogram dalam
gambar 4.1 memberikan pola distribusi yang mendekati normal,
sedangkan pada gambar 4.2, grafik normal probability plot
menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu, dalam penelitian
ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Hasil
uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan
pengujian
normalitas
statistik
dengan
nilai 1,068. Hasil
data 0,204; hal ini menunjukkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat
signifikansinya melebihi 0,05. Hasil pengujian normalitas data
dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada tabel 4.4
pada halaman selanjutnya.
63
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
72
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
,03880197
Absolute
,126
Positive
,126
Negative
-,062
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1,068
,204
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah
b. Uji Multikolinieritas
Untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antar variabel bebas (Independen) maka diperlukan suatu
pengujian, yaitu uji multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari perhitungan nilai tolerance serta
Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi disimpulkan
tidak ada masalah multikolinieritas adalah apabila memiliki tolerance
lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF)
lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2013:106). Selengkapnya hasil pengujian
asumsi klasik multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 pada
halaman selanjutnya.
64
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
FAM
,830
1,204
INST
,814
1,229
MANJ
,962
1,040
(Constant)
1
a. Dependent Variable: COD
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua
variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan
mendekati angka 1. Nilai tolerance yang dihasilkan untuk variabel
kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial adalah sebesar 0,830; 0,814; dan 0,962; sedangkan nilai
VIF yang dihasilkan untuk variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan
institusional, dan kepemilikan manajerial adalah sebesar 1,204; 1,229;
1,040. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel independen dalam model persamaan regresi dapat
digunakan dalam penelitian ini karena tidak ditemukan masalah
multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan bertujuan untuk menguji apakah
dalam regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk
65
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji
Durbin-Watson (DW test). Hasil dari uji Durbin-Watson dapat dilihat
pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
,622
a
,387
Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate
,359
,03965
1,759
a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
b. Dependent Variable: COD
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan dari hasil tabel 4.6 dapat diketahui nilai DurbinWatson sebesar 1,759. Selanjutnya hasil tersebut dibandingkan
dengan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 72
(n=72), dan variabel independen sebanyak 3 (k=3). Dari nilai tabel
diperoleh nilai batas bawah (dl) sebesar 1.5323 dan nilai batas atas (du)
sebesar 1,7054.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah
autokorelasi karena nilai D-W sebesar 1,759 lebih besar daripada nilai
batas atas (du) sebesar 1,7054 dan nilainya kurang dari 4-1,7054 (4 –
du).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan dengan pengamatan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada
66
atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,
jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Peneliti menggunakan grafik scatterplot serta uji
spearman untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Hasil dari kedua uji
tersebut disajikan pada gambar 4.3 dan tabel 4.7 berikut ini.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
67
Gambar uji scatterplot pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa
data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola
tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model
regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sehingga model
regresi layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian
hipotesis. Untuk memperkuat
bukti bahwa model regresi pada
penelitian
heteroskedastisitas
ini
tidak
terdapat
maka
peneliti
melakukan pengujian spearman yang disajikan pada tabel 4.7 di bawah
ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Uji Spearman
Correlations
FAM
,079
.
,006
,964
,510
72
72
72
72
**
1,000
-,137
,160
,006
.
,252
,180
72
72
72
72
-,005
-,137
1,000
,203
,964
,252
.
,087
72
72
72
72
Correlation Coefficient
,079
,160
,203
1,000
Sig. (2-tailed)
,510
,180
,087
.
72
72
72
72
Sig. (2-tailed)
Spearma
N
n's rho
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Absut
1,000
Sig. (2-tailed)
Correlation Coefficient
MANJ
Absut
-,005
N
INST
MANJ
**
Correlation Coefficient
FAM
INST
N
-,322
-,322
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Sekunder Diolah
68
Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil dari uji spearman yang
dimana nilai signifikan (Sig. (2-tailed)) masing-masing variabel
memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas dan
model regresi ini dapat digunakan untuk pengujian hipotesis pada
penelitian ini.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang kecil menjelaskan
bahwa variabel-variabel independen memiliki kemampuan yang terbatas
dalam menjelaskan variasi variabel dependen, dan juga sebaliknya
semakin besar koefisien determinasi maka semakin baik dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Pada penelitian ini Adjusted R2
digunakan untuk menggambarkan kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen dan tidak terpaku pada R2 karena
R2 memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan pada model. Hasil dari uji koefisien determinasi
disajikan pada tabel 4.8 pada halaman berikutnya.
69
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
,622
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,387
,359
,03965
a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
b. Dependent Variable: COD
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa Adjusted R2 sebesar
0,359 yang menjelaskan bahwa variabel biaya utang (cost of debt) dapat
dijelaskan sebesar 0,359 atau 35,9% oleh variabel kepemilikan keluarga,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Artinya variabelvariabel dependen pada penelitian ini hanya menjelaskan variasi variabel
independen sebesar 35,9% saja, sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,1%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
Variabel tersebut yaitu komisaris independen, kualitas audit, voluntary
disclosure, free cash flow, size company, corporate governance index, dan
kebijakan deviden (Juniarti dan Sentosa (2009), Hasan dan Nurmayanti
(2013), Rebecca dan Siregar (2013), Dwi (2012)).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui gambaran dari hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian
ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi simultan (uji
statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).
70
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat pada
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:98). Jika nilai probability F lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability
F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Hasil uji
signifikansi simultan pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
a
ANOVA
Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
Regression
,067
3
,022
1Residual
,107
68
,002
Total
,174
71
14,282
,000
b
a. Dependent Variable: COD
b. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan pada tabel 4.9 menunjukkan nilai F hitung sebesar
14,282 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai ini lebih kecil
dari 0,05 (sig < 0,05) yang artinya hipotesis alternatif Ha4 diterima dan
H0
ditolak
yang
menunjukkan
bahwa
kepemilikan
keluarga,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh
secara simultan terhadap biaya utang (cost of debt).
71
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji
signifikansi
parameter
individual
(uji
statistik
t)
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha. Hasil dari uji signifikansi parameter
individual disajikan pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
,104
,012
FAM
1
INST
-,038
,010
-,027
MANJ
,333
t
Sig.
Beta
8,624
,000
-,388
-3,724
,000
,024
-,119
-1,126
,264
,069
,471
4,865
,000
a. Dependent Variable: COD
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.10 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara
variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut:
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
biaya utang (cost of debt)
72
Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan
keluarga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang artinya Ha diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh secara
signifikan terhadap biaya utang (cost of debt), dan menolak H0 yang
menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap biaya utang (cost of debt).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Anderson
et. al., (2002) yang menemukan bahwa proporsi kepemilikan keluarga
memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang, yang konsisten
dengan hipotesis. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan yang
lakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013) yang menemukan bahwa
kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang yang mungkin disebabkan karena agency problem antara manajer
dan pemegang saham dapat berkurang pada perusahaan dengan
kepemilikan keluarga, meskipun terjadi agency problem antara
pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas.
Dalam
penelitian
ini,
pemegang
obligasi
memandang
kepemilikan keluarga sebagai struktur organisasi yang lebih baik
melindungi kepentingan mereka sendiri (Anderson et. al., 2002).
Dengan alasan tersebut, pihak keluarga akan berusaha untuk
meminimalisir resiko perusahaan demi kepentingan mereka sendiri,
oleh karena itu semakin tinggi tingkat kepemilikan keluarga maka
73
tingkat biaya utang (cost of debt) akan semakin rendah. Biaya utang
yang kreditur bebankan pada perusahaan juga akan lebih rendah jika
perusahaan memiliki catatan yang baik dari pemerintahan. Kreditur
seperti bank dan lembaga pembiayaan lainnya yang sering berurusan
dengan
anggota
keluarga
(yang
mengelola
perusahaan)
akan
menganggap bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh keluarga akan
memberikan tingkat maksimum seperti pengembalian yang akan
mengurangi risiko mereka sebagai kreditur.
Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh kepemilikan institusional terhadap
biaya utang (cost of debt).
Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan
institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,264. Tingkat
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara
signifikan terhadap biaya utang (cost of debt) ditolak. Dan menerima H0
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rebecca dan Siregar (2013) serta Juniarti dan Sentosa (2009) yang
dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cosy of debt),
artinya semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin
kecil biaya utang perusahaan yang dibebankan.
74
Kesimpulannya, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
biaya utang (cost of debt). Hal ini dikarenakan proporsi kepemilikan
institusional yang relatif rendah jika dibandingkan dengan kepemilikan
keluarga di perusahaan Indonesia, sehingga kendali dan monitoring
lebih besar dipegang oleh keluarga yang memiliki saham di perusahaan
tersebut yang menyebabkan kehadiran pihak institusi tidak terlalu
mempengaruhi
biaya
utang
perusahaan.
Selain
itu,
terdapat
kemungkinan bahwa pihak institusional tidak melakukan tindakan
pengawasan karena tindakan tersebut membutuhkan biaya yang cukup
besar (Ashbaugh et. al., 2004).
Hasil uiji hipotesis 3: Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
biaya utang (cost of debt).
Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan
manajerial memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt), dan menolak H0
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009). Dalam penelitiannya,
Juniarti dan Sentosa (2009) menyimpulkan bahwa kepemilikan
75
manajerial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang (cost of debt) karena proporsi kepemilikan manajerial yang
cenderung sedikit menyebabkan pihak manajemen merasa enggan
untuk bekerja semaksimal mungkin. Hal tersebut dikarenakan
manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan kebijakan
utang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Namun
penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Shuto dan Kitagawa
(2010) yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang (cost of debt).
Dengan
meningkatnya
kepemilikan
manajerial,
manajer
perusahaan menjadi lebih mungkin untuk membuat keputusan investasi
dan pendanaan yang melibatkan risiko tinggi yang konsisten dengan
kepentingan pemegang saham, dengan mengorbankan para pemegang
obligasi. Sejak pemegang obligasi tahu bahwa kepentingan mereka
mungkin bertentangan dengan kepentingan pemilik-manajer, mereka
akan menuntut tingkat bunga yang lebih tinggi pada obligasi
perusahaan sebagai kompensasi atas risiko tambahan pada risk-shifting
oleh pemilik-manajer (Shuto dan Kitagawa, 2010). Tingkat bunga yang
lebih tinggi ini adalah cara pemegang obligasi mendapatkan
perlindungan harga terhadap kemungkinan bahwa pemilik-manajer
akan mengambil tindakan yang menguntungkan pemegang saham tetapi
merugikan bondholders.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap
biaya utang (cost of debt) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013, baik secara simultan
maupun secara parsial. Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang
telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost
of debt). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Perdana dan Kusumastuti (2011), namun tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013).
2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang (cost of debt). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013) serta Juniarti dan Sentosa
(2009). Namun didukung oleh Ashbaugh et. al., (2004).
3. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost
of debt). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Shuto dan Kitagawa (2010), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian
dari Juniarti dan Sentosa (2009).
77
4. Kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan secara simultan terhadap biaya utang
(cost of debt).
B. Saran
Berikut adalah saran dari peneliti yang dapat dipertimbangkan bagi
penelitian yang akan datang. Saran ini diharapkan dapat dikembangkan lebih
baik lagi sehingga akan memberikan manfaat yang lebih baik.
1. Penelitian ini menggunakan proksi dari good corporate governance
(kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial) sebagai variabel
independennya. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi
lain dari good corporate governance atau dapat menambahkan variabel
independen baru untuk menyempurnakan penelitian ini.
2. Periode waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 4
tahun (2010, 2011, 2012, dan 2013). Untuk penelitian selanjutnya dapat
menambahkan periode tersebut agar lebih terlihat konsistensi dari
variabel-variabel penelitian yang digunakan.
3. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel.
Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel jenis perusahaan
lain, sehingga dapat mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya
utang (cost of debt) pada perusahaan jenis lain.
78
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Negeri Padang,
2013.
Agustian, Widi, “Bakrie 'Miskin' Gara-Gara Utang Rp75 Triliun”, diakses
melalui http://economy.okezone.com/read/2012/11/29/320/724884/bakriemiskin-gara-gara-utang-rp75-triliun, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul
12.15 WIB.
Algifari, “Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi”, BPFE Yogyakarta, 2010.
Anderson, Ronald C., Sattar A. Mansi, and David M. Reeb, ”Founding Family
Ownership and The Agency Cost of Debt”, Journal of Accounting and
Economics, 2002.
Ashbaugh, Hollis, Daniel W. Collins, dan Ryan LaFond, “Corporate Governance
and the Cost of Equity Capital”, University of Wisconsin, Madison, 2004.
Ayub, Maydeliana, “Pengaruh Family Ownership Terhadap Cost of Debt
(Penelitian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)”. Tesis,
Jakarta: Universitas Indonesia, 2008.
Bhojraj, Sanjeev, dan Partha Sengupta, “Effect of Corporate Governance on Bond
Ratings and Yields: The Role of Institutional Investors and Outside
Directors”, Cornell University, 2003.
Brickley, James A., Ronald C Lease, dan Clifford W. Smith, Jr, “Ownership
Structure and Voting on Antitakover Amendments”, Journal of Financial
Economics, 1988.
Christiawan, Yulius Jogi, dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajeral: Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 9, No. 1, Mei, 2007, 1-8.
Claessens, Stijn, Simeon Djankov, and Larry H.P. Lang, “The Separation of
Ownership and Control in East Asian Corporations”, Chinese University
of Hong Kong, 1999.
Crutchley, Claire E, et. al., “Agency problems and the simultaneity of financial
decision making The role of institutional ownership”, International
Review of Financial Analysis, Vol.8, No.2, 1999, 177–197.
Demsetz, Harold, dan Kenneth Lehn, “The Structure of Corporate Ownership:
Causes and Consequences”, The Journal of Political Economy, 1985.
79
Dewi, Sisca Christiany, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol. 10, No. 1, Jakarta, 2008, 47-58.
Dian, Fachrur, dan Rika Lidyah, “Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai
Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar Di BEI”, Jurnal STIE
MDP, 2014.
Elyasiani, Elyas, Jingyi (Jane) Jia, Connie X. Mao, “Institutional Ownership
Stability and the Cost of Debt”, Temple University, 2007.
Fortin, Steve, dan Jeffrey Pittman, “Auditor Choice and the Cost of Debt Capital
for Newly Public Firms”, McGill University, 2004.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketujuh, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Gul, Sajid, et. al., “Agency Cost, Corporate Governance and Ownership Structure
(The Case of Pakistan)”, International Journal of Business and Social
Science, Vol. 3, No. 9, 2012.
Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Press, Jakarta, 2012.
Hasan, M Alamsyah, dan Poppy Nurmayanti, “Effect of Managerial Ownership,
Free Cash Flow and Size Company Policy on Debt (Empirical Study On
Industrial Enterprises Basic And Chemicals Listed In BEI)”, Jurnal Sosial
Ekonomi Pembangunan, No. 9, 2013, 218-233.
Imanta, Dea, dan Rutji Satwiko, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan
Manajerial”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, 2011, 67-80.
Jelinek, Kate, dan Pamela S Stuerke, “The Nonlinear Relation between Agency
Costs and Managerial Equity Ownership: Evidence of Decreasing Benefits
of Increasing Ownership”, University of Rhode Island, 2009.
Jensen,
M, and W. Meckling, “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,
1976.
Juniarti, dan Agnes A. Sentosa, “Pengaruh Good Corporate Governance,
Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt)”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 2, 2009, 88-100.
Kaihatu, Thomas S., ”Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.8, No. 1, 2006.
80
Khan, M. Kaleem, et. al., “Relationship of Family Ownership and Agency Cost of
Debt in Pakistani Firms”, Sci.Int.(Lahore), 2013, 401-409.
Kusumawati, Ivana Teddy, dan Juniarti, “Pengaruh Family Control Terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Industri Dasar dan Kimia”,
Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, 2014.
La Porta, Rafael, et. al., “Corporte Ownership Around The World”, Harvard
University, 1998.
Lamora P, Starga, Vince, dan Kamaliah, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Keluarga terhadap
Manajemen Laba (Earning Management) pada Perusahaan
Berkepemilikan Ultimat yang Terdaftar di BEI”, Universitas Riau,
Pekanbaru, 2013.
Lisa, Oyong, “Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan Dalam
Hubungan Keagenan”, Jurnal WIGA, Vol. 2, No. 1, 2012.
Nuraina, Elva, “Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),
Vol. 19, No. 2, 2012, 110 – 125.
Perdana, Ida Bagus Putra, dan Retno Kusumastuti, “Analysis of The Impacts of
Family Ownership on a Company’s Costs of Debt”, Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Vol. 18, No. 2, 2011.
Rebecca, Yulisa, dan S. Veronica Siregar, “Pengaruh Corporate Governance
Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap
Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Universitas Indonesia, 2013.
Retno M, Reny Dyah, dan Denies Priantinah, “Pengaruh Good Corporate
Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)”, Jurnal Nominal, 2012.
Roberts, Gordon S. dan Lianzeng Yuan, “Does Institutional Ownership Affect the
Cost of Bank Borrowing?”, 2006.
Rustiarini, Ni Wayan, “Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan”, Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
Savitri, Isma, “Pabrik Kertas Prabowo Terancam Gulung Tikar”, diakses melalui
http://nasional.tempo.co/read/news/2011/06/09/063339670/pabrik-kertasprabowo-terancam-gulung-tikar, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 11.45 WIB.
81
Septian, Muhamad, dan Rosita R Panggabean, “Pengaruh Good Corporate
Governance dan Kepemilikan Keluarga terhadap Biaya Utang: Studi
Empiris terhadap Perusahaan yang Masuk dalam Daftar Kompas 100
Periode Agustus 2013-Januari 2014”, Universitas Bina Nusantara, 2014.
Shuto, Akinobu, dan Norio Kitagawa, “The effect of managerial ownership on the
cost of debt: Evidence from Japan”, Kobe University, 2010.
Sukirni, Dwi, “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan”,
Jurnal Universitas Negeri Semarang, 2012.
Susan, dan Estralita Trisnawati, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Melakukan Auditor Switch”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 2,
2011, 131-144.
Thertina, Martha, “Utang Bakrie Rp 21,4 triliun dan US$ 5,7 miliar”, diakses
melalui
http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/09/06/088427915/utangbakrie-rp-21-4-triliun-dan-us-5-7-miliar, pada tanggal 8 Juli 2015 pukul
11.20 WIB.
Umi,
“Perusahaan Prabowo Terancam Bangkrut”, diakses melalui
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/225682-perusahaan-prabowoterancam-pailit, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB.
Wicaksono, Adhi Anjar, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Publik,
Ukuran Perusahaan, Ebit/Sales dan Total Hutang/Total Aset terhadap
Nilai Perusahaan yang Telah Go Public dan Tercatat di Bursa Efek
Indonesia”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2002.
Widarjo, Wahyu, Bandi, dan Sri Hartoko, “Pengaruh Ownership Retention,
Investasi Dari Proceeds, dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai
Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto,
2010.
Wiranata, Yulius A, dan Yeterina W. Nurgrahanti, “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di
Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, 2013, 15-26.
www.idx.com
Yunita, Nancy, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Voluntary
Disclosure dan Biaya Hutang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol
1, No. 1, 2012.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1
Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel
No
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Astra Auto Part Tbk.
AUTO
2
Barito Pasific Tbk.
BRPT
3
Eterindo Wahanatama Tbk.
ETWA
4
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
5
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
KBRI
6
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
7
Langgeng Makmur Industry Tbk.
LMPI
8
Lionmesh Prima Tbk
LMSH
9
Mulia Industrindo Tbk.
MLIA
10 Pan Brothers Tbk.
PBRX
11 Prima alloy steel Universal Tbk.
PRAS
12 Sekar Laut Tbk.
SKLT
13 Selamat Sempurna Tbk.
SMSM
14 Indo Acitama Tbk.
SRSN
15 Sunson Textile Manufacturer Tbk.
SSTM
16 Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
SULI
17
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Tbk.
18 Voksel Electric Tbk.
ULTJ
VOKS
84
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Keluarga
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kode
Perusahaan
AUTO
BRPT
ETWA
INDF
KBRI
KLBF
LMPI
LMSH
MLIA
PBRX
PRAS
SKLT
SMSM
SRSN
SSTM
SULI
ULTJ
VOKS
2010
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
85
FAM
2011
2012
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
2013
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kode
Perusahaan
AUTO
BRPT
ETWA
INDF
KBRI
KLBF
LMPI
LMSH
MLIA
PBRX
PRAS
SKLT
SMSM
SRSN
SSTM
SULI
ULTJ
VOKS
2010
0,0246
0,6001
0,0572
0,5005
0,3700
0,0397
0,5975
0,3222
0,4145
0,4352
0,0037
0,5654
0,0560
0,0733
0,3572
0,0532
0,1572
0,2769
86
INST
2011
2012
0,0246 0,0246
0,6001 0,6001
0,0572 0,0572
0,5007 0,5007
0,3579 0,3006
0,0396 0,0506
0,5975 0,5975
0,3222 0,3222
0,4145 0,4145
0,6839 0,6829
0,0036 0,0036
0,5654 0,5654
0,0816 0,1038
0,0733 0,0733
0,3572 0,3572
0,0532 0,0532
0,1572 0,1572
0,2769 0,2769
2013
0,0246
0,6001
0,0572
0,5007
0,2183
0,0889
0,5975
0,3222
0,4194
0,6474
0,1613
0,5654
0,1003
0,0733
0,3572
0,1519
0,1570
0,3250
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Manajerial
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kode
Perusahaan
AUTO
BRPT
ETWA
INDF
KBRI
KLBF
LMPI
LMSH
MLIA
PBRX
PRAS
SKLT
SMSM
SRSN
SSTM
SULI
ULTJ
VOKS
2010
0,0008
0,0049
0,0006
0,0005
0,0664
0,0002
0,0002
0,2562
0,0004
0,0133
0,0591
0,0013
0,0604
0,0002
0,0750
0,0121
0,1797
0,0078
87
MANJ
2011
2012
0,0008 0,0008
0,0049 0,0049
0,0008 0,0008
0,0005 0,0002
0,1020 0,0806
0,0002 0,0004
0,0002 0,0002
0,2562 0,2562
0,0006 0,0006
0,0042 0,0042
0,0627 0,0591
0,0013 0,0013
0,0604 0,0604
0,0002 0,1207
0,0806 0,0572
0,0121 0,0121
0,1797 0,1797
0,0438 0,0439
2013
0,0006
0,0153
0,0008
0,0002
0,0548
0,0004
0,0002
0,2562
0,0006
0,0041
0,0496
0,0013
0,0604
0,0942
0,0806
0,0096
0,1780
0,0945
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Biaya Utang (Cost of Debt)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kode
Perusahaan
AUTO
BRPT
ETWA
INDF
KBRI
KLBF
LMPI
LMSH
MLIA
PBRX
PRAS
SKLT
SMSM
SRSN
SSTM
SULI
ULTJ
VOKS
2010
0,1084
0,1015
0,1276
0,1060
0,0083
0,1132
0,0975
0,1877
0,0080
0,0659
0,1116
0,0740
0,0958
0,0604
0,1349
0,0677
0,0988
0,1158
88
COD
2011
2012
0,0945 0,0924
0,1014 0,0700
0,0985 0,0609
0,0777 0,0941
0,0168 0,0472
0,1587 0,1014
0,0924 0,1076
0,2064 0,1949
0,0641 0,0575
0,0581 0,0583
0,0999 0,0960
0,0923 0,0632
0,0918 0,0796
0,0468 0,0631
0,1007 0,0937
0,0744 0,0538
0,0870 0,0665
0,0916 0,0922
2013
0,1028
0,0397
0,0748
0,1597
0,1124
0,0726
0,1124
0,3780
0,0778
0,0692
0,0797
0,0860
0,0773
0,0859
0,1116
0,0481
0,0745
0,0791
Lampiran 6
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
FAM
72
,00
1,00
,5000
,50351
INST
72
,00
,68
,2858
,21893
MANJ
72
,00
,26
,0463
,07003
COD
72
,01
,38
,0926
,04954
Valid N (listwise)
72
Lampiran 7
Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram
89
Lampiran 8
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot
Lampiran 9
Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov- Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
72
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
,03880197
Absolute
,126
Positive
,126
Negative
-,062
Kolmogorov-Smirnov Z
1,068
Asymp. Sig. (2-tailed)
,204
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
90
Lampiran 10
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
FAM
,830
1,204
INST
,814
1,229
MANJ
,962
1,040
(Constant)
1
a. Dependent Variable: COD
Lampiran 11
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
,622
a
,387
Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate
,359
,03965
a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
b. Dependent Variable: COD
Lampiran 12
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot
91
1,759
Lampiran 13
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman
Correlations
FAM
,079
.
,006
,964
,510
72
72
72
72
**
1,000
-,137
,160
,006
.
,252
,180
72
72
72
72
-,005
-,137
1,000
,203
,964
,252
.
,087
72
72
72
72
Correlation Coefficient
,079
,160
,203
1,000
Sig. (2-tailed)
,510
,180
,087
.
72
72
72
72
Sig. (2-tailed)
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
Spearma
N
n's rho
Correlation Coefficient
MANJ
Sig. (2-tailed)
-,322
N
Absut
Absut
-,005
1,000
N
INST
MANJ
**
Correlation Coefficient
FAM
INST
N
-,322
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
,622
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,387
a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
b. Dependent Variable: COD
92
,359
,03965
Lampiran 15
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
a
ANOVA
Model
Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
Regression
,067
3
,022
1Residual
,107
68
,002
Total
,174
71
14,282
,000
b
a. Dependent Variable: COD
b. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST
Lampiran 16
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
,104
,012
FAM
1
INST
-,038
,010
-,027
MANJ
,333
t
Sig.
Beta
8,624
,000
-,388
-3,724
,000
,024
-,119
-1,126
,264
,069
,471
4,865
,000
a. Dependent Variable: COD
93
Download