PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP BIAYA UTANG (COST OF DEBT) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: BUSTANUL ARIPIN NIM: 1111082000029 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015M/1436H PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP BIAYA UTANG (COST OF DEBT) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: BUSTANUL ARIPIN NIM: 1111082000029 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001 Yusro Rahma, SE., MSi NIP. 19800506 200801 2 016 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015M/1436H ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Senin, 6 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Bustanul Aripin 2. NIM : 1111082000029 3. Jurusan : Akuntansi/Akmen 4. Judul Skripsi : Pengaruh Kepemilikan Institusional, dan Keluarga, Kepemilikan Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost of Debt) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 6 April 2015 1. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si NIP. 19790405 201101 1 005 (__________________________) Penguji I 2. Hepi Prayudiawan, SE, MM, Ak, CA NIP. 19720516 200901 1 006 (__________________________) Penguji II 3. Zuwesty Eka Putri, M.AK NIP. 19800416 200901 2 006 (__________________________) Penguji III iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, 25 Agustus 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Bustanul Aripin 2. NIM : 1111082000029 3. Jurusan : Akuntansi/Akmen 4. Judul Skripsi : Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Pengaruh Keluarga, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan dan Kepemilikan Manajerial terhadap Institusional, Manajerial Biaya Utangdan (Cost Kepemilikan of Debt) (Studi Empiristerhadap pada Biaya UtangManufaktur (Cost of yang Debt). Studi diEmpiris pada Perusahaan Terdaftar Bursa Efek Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Indonesia Indonesia Tahun 2010-2013). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 Juni 2015 1. Dr. Amilin, SE, M.Si.,Ak NIP. 19730615 200501 1 009 (______________________) Ketua 2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19760924 200604 2 002 (______________________) Sekretaris 3. Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001 (______________________) Pembimbing I 4. Yusro Rahma, SE., MSi (______________________) iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Bustanul Aripin No. Induk Mahasiswa : 1111082000029 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 12 Juli 2015 (Bustanul Aripin) v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI 1. Nama : Bustanul Aripin 2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 6 Juni 1993 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Alamat : Jalan Indah II RT 001 RW 07 No 7 Kelurahan Curug, Keamatan Bojongsari, Kota Depok II. 6. Telepon : 089690519789 7. Email : [email protected] PENDIDIKAN 1. TKA Nurul Iman : Tahun 1998-1999 2. SDN Curug 01 : Tahun 1999-2005 3. SMP Islam Parung : Tahun 2005-2008 4. SMK Al-Hasra : Tahun 2008-2011 5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2011-2015 III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. OSIS SMP Islam Parung sebagai sekretaris (2009-2010) 2. OSIS SMK Al-Hasra sebagai wakil 2 (2011-2012) 3. Karang Taruna IREMNI (2008-sekarang) IV. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar 4 Pilar Goes To Campus: “Sosialisasi Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. vi 2. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia” Untuk Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. V. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Raiman 2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 13 Februari 1972 3. Ibu : Evitria 4. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 9 September 1972 5. Adik : Silvi Hasana 6. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 29 Nopember 1998 7. Anak ke : 1 dari 2 bersaudara vii THE EFFECT OF FAMILY OWNERSHIP, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, AND MANAGERIAL OWNERSHIP ON COST OF DEBT (Empirical Study on Manufacture Companies Which Were Listed in Indonesian Stock Exchange for Period on 2010-2013) ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the effect of family ownership, institutional ownership, and managerial ownership on cost of debt, an empirical study in manufacture companies that listed in Indonesia Stock Exchange for period 2010-2013. This research used sample number are 18 companies that acquired by using purposive sampling method. Analysis method was used multiple regression analysis with SPSS program version 20. The result showed that family ownership has significant effect on cost of debt, institutional ownership has no significant effect on cost of debt, and managerial ownership has significant effect on cost of debt. Keyword: corporate governance, family ownership, institutional ownership, managerial ownership, cost of debt. viii PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP BIAYA UTANG (COST OF DEBT) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang, studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 18 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. Kata kunci: corporate governance, kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, biaya utang. ix KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan, dan kesempatan bagi penulis dan atas semua limpaham rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost of Debt) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan bagi semua umat manusia. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus dielesaikan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bantuan, saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tuaku, Ibunda Evitria dan Ayahanda Raiman serta adikku tersayang Silvi Hasana atas segala kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan, doa yang tiada henti, dan selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. x 3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang sangat baik, selalu bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi, memberikan pengarahan serta motivasi yang tidak henti kepada penulis untuk menyelesaikan skrispi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 5. Ibu Yusro Rahma SE.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dengan baik kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Seluruh Dosen dan karyawan Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menuntut ilmu yang menjadi bekal bagi penulis serta motivasi yang tidak henti-henti diberikan kepada penulis. 7. Teman-teman Akuntansi A 2011 dan Akuntansi 2011 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman SMK Al-Hasra sebagai tempat berbagi pengalaman dan bercerita mengenai banyak hal baik akademis maupun non-akademis yang membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Jakarta, Juli 2015 (Bustanul Aripin) xi DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................ i Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya ........................................................ v Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi Abstract ......................................................................................................... viii Abstrak ......................................................................................................... ix Kata Pengantar ........................................................................................... x Daftar Isi ...................................................................................................... xii Daftar Tabel ................................................................................................. xvi Daftar Gambar ........................................................................................... xvii Daftar Lampiran ......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 11 C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian ............................................ 11 1. Tujuan Penelitian .............................................................. 11 2. Manfaat Penelitian ............................................................ 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 13 A. Tinjauan Literatur .................................................................. 13 1. Teori Agensi ..................................................................... 13 xii 2. Good Corporate Governance (GCG) ............................... 15 3. Kepemilikan Keluarga ...................................................... 17 4. Kepemilikan Institusional ................................................. 19 5. Kepemilikan Manajerial ................................................... 21 6. Biaya Utang (Cost of Debt) .............................................. 23 B. Penelitian Sebelumnya .......................................................... 26 C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .......... 31 1. Kepemilikan Keluarga dengan Biaya Utang (Cost of Debt) ................................................................... 31 2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang (Cost of Debt) ................................................................... 33 3. Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt) ................................................................... 34 4. Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt) ................................................................... 35 D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 38 A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 38 B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 38 C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 39 D. Metode Analisis Data ............................................................ 40 1. Statistik Deskriptif ............................................................ 40 xiii 2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 41 a. Uji Normalitas .............................................................. 41 1) Analisis Grafik ........................................................ 41 2) Analisis Statistik ...................................................... 42 b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 43 c. Uji Autokorelasi ........................................................... 44 d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 46 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 47 4. Uji Hipotesis ..................................................................... 48 a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................... 49 b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................................................. 50 E. Operasionalitas Variabel ....................................................... 51 1. Kepemilikan Keluarga (X1) .............................................. 51 2. Kepemilikan Institusional (X2) ......................................... 52 3. Kepemilikan Manajerial (X3) ........................................... 53 4. Biaya Utang (Cost of Debt) (Y) ........................................ 53 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 55 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 55 B. Analisis dan Pembahasan ...................................................... 57 1. Statistik Deskriptif ............................................................ 57 2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 60 a. Uji Normalitas .............................................................. 61 xiv 1) Analisis Grafik ........................................................ 61 2) Analisis Statistik ...................................................... 63 b. Uji Multikolinieritas ..................................................... 64 c. Uji Autokorelasi ........................................................... 65 d. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 66 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 69 4. Uji Hipotesis ..................................................................... 70 a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................... 71 b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................................................. 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 77 A. Kesimpulan ............................................................................ 77 B. Saran ...................................................................................... 78 Daftar Pustaka ............................................................................................. 79 Lampiran ..................................................................................................... 83 xv DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ………………………… 27 3.1 Tabel Uji Durbin-Watson ………………………………... 46 3.2 Operasional Variabel Penelitian …………………………. 54 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ……………………. 56 4.2 Daftar Nama Perusahaan ………………………………… 57 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………….. 58 4.4 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov (K-S) ……… 64 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ……………………………….. 65 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 66 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman ……………. 68 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………….. 70 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) …………. 71 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …………………………………………….. 72 xvi DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………… 37 4.1 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram …………………. 62 4.2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot ….. 62 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot ……….. 67 xvii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel …………. 84 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Keluarga …….. 85 3 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional … 86 4 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Manajerial …... 87 5 Hasil Perhitungan Variabel Biaya Utang (Cost of Debt)... 88 6 Hasil Statistik Deskriptif ………………………………… 89 7 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ………………… 89 8 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot …. 90 9 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov- Smirnov (K-S) …….. 90 10 Hasil Uji Multikolinieritas ………………………………. 91 11 Hasil Uji Autokorelasi …………………………………… 91 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot ………. 91 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman …………… 92 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………… 92 15 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ……….. 16 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual 93 (Uji Statistik t) …………………………………………… 93 xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang ingin tumbuh menjadi perusahaan besar pasti membutuhkan modal. Sedangkan modal dapat dipenuhi dari berbagai sumber, yaitu internal dan eksternal. Dari sumber internal adalah laba ditahan, sedangkan sumber eksternal adalah modal pemilik atau pinjaman (utang) dari pihak kreditur. Namun dalam pengelolaannya, perusahaan akan meminjam dana (utang) kepada pihak eksternal apabila modal dari internal kurang mencukupi. Teori pecking order menyebutkan bahwa perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan (Crutchley et. al., 1999:187). Penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa struktur kepemilikan suatu perusahaan mempengaruhi biaya utang. Perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi memiliki insentif yang relatif berbeda dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi dan biasanya merupakan investor jangka panjang dalam perusahaan sehingga berpotensi kuat mengurangi agency conflict dengan kreditur atau bondholders. Perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat ditemukan pada perusahaan milik keluarga yang merupakan mayoritas jenis perusahaan publik Indonesia. Perusahaan ini umumnya dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikan sahamnya terkonsentrasi 1 pada keluarga tertentu (Septian dan Panggabean, 2014:8). Perdana dan Kusumastuti (2011:149) menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berkorelasi positif dengan biaya utang perusahaan. Hal ini karena kreditur tidak akan mungkin mempertimbangkan proporsi kepemilikan keluarga dalam membebankan biaya utang kepada perusahaan milik keluarga. Proporsi kepemilikan keluarga tidak menandakan risiko perusahaan juga mempengaruhi kreditur dalam menentukan jumlah biaya utang yang akan dibebankan kepada perusahaan. Anderson et. al., (2002:2) menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki biaya utang yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Hal ini disebabkan karena agency cost di antara pemegang saham dan manajer pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga lebih rendah. Salah satu kasus mengenai biaya utang perusahaan yang berhubungan dengan struktur kepemilikan perusahaan adalah perusahaan kertas milik keluarga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, PT Kertas Nusantara (PT KN) yang pada tahun 2011 lalu terancam gulung tikar. Sebab Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) PT KN atas PT Multi Alphabet Dinamika (PT MAD). Jika dalam waktu 45 hari PT KN tidak bisa membayar utang sebesar Rp 142 miliar, maka perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut. Pernyataan ini dikatakan langsung oleh Ketua Majelis Hakim, Tjokorda Rai Suamba –yang sebelumnya merupakan hakim anggota dan menjadi hakim ketua setelah hakim ketua sebelumnya ditangkap KPK dalam kasus suap-2 dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jalan Gajah Mada, Jakarta. Tjokorda menilai permohonan putusan sesuai dengan UU Kepailitan (Savitri, 2011). Kasus ini bermula ketika PT KN meminjam uang dari PT MAD sebesar Rp 142 miliar dalam kurun 2000-2003. Namun karena ada masalah, PT KN tidak bisa membayar kewajiban pembayaran utang. Oleh sebab itu, PT MAD meminta PT KN di pailitkan. Kuasa hukum PT MAD meminta kepada PT KN untuk membayar utang ditambah denda keterlambatan utang yang totalnya menjadi Rp 194 miliar. PT KN sendiri mengakui adanya kemacetan dan kemunduran perusahaan sehingga mengalami kesulitan dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan kewajiban kepada para debitur. Ian Siregar yang merupakan kuasa hukum PT KN menyatakan pembelaannya bahwa para pemohon PKPU masih memiliki sumber daya potensial berupa aset-aset yang masih digunakan secara maksimal. Juga memiliki calon investor baru untuk menjalankan kegiatan usaha kembali. Namun ketika ditanya terkait putusan hakim, Ian belum berani berkomentar. Termasuk juga tentang posisi terakhir Prabowo dalam perusahaan (Umi, 2011). Perusahaan lain di Indonesia yang mengalami kasus hampir serupa dengan PT KN adalah perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie Brothers. Founder Independent Research & Advisory Indonesia Lin Che Wei menuturkan, menurut risetnya, sepuluh perusahaan utama Bakrie memiliki utang sebesar USD7,84 miliar, setara dengan Rp75,26 triliun. Direktur 3 Eksekutif Kata Data, Metta Dharmasaputra mengungkapkan Bakrie berisiko gagal bayar (default) atas utang-utangnya. Hal ini disebabkan penurunan tajam harga batubara dunia. Nilai aset Bakrie turun karena pergerakan harga komoditas. Ketika harga naik, mereka menggandakan taruhan mereka. Namun, sulit bagi mereka untuk menjual aset untuk membayar utang, karena banyak saham mereka sudah digadaikan (Agustian, 2012) Metta menjelaskan, menurut laporan keuangan kuartal 1 2012, ada tiga perusahaan Bakrie dengan utang terbesar, yakni Bakrie and Brothers Tbk memiliki total utang Rp 8,6 triliun dengan total jatuh tempo 2012 Rp 2,3 triliun. Bumi Resources Tbk tercatat berutang US$ 3,69 miliar dengan total jatuh tempo pada 2012 US$ 62 juta. Bumi Resources Mineral Tbk berutang US$ 295 miliar dengan total jatuh tempo US$ 12 juta. Tingginya rasio utang membuat harga saham sejumlah perusahaan Grup Bakrie di Bursa Jakarta dan London terus tertekan sejak awal 2011. Kata Data mencatat saham PT Bumi Resources Tbk turun sebanyak 77 persen dan PT Bakrie and Brothers turun 29 persen. Sementara itu, harga saham Bumi Plc. di London merosot 74 persen, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk sebesar 36 persen (Thertina, 2012). Berdasarkan kasus diatas, permasalahan terjadi ketika manajemen tidak dapat membayar kewajibannya, sehingga terjadi perpindahan kepemilikan atas aset dari pemegang saham kepada kreditur. Dalam kontrak atas utang terdapat agency problem antara pemegang saham, manajemen dan kreditur. Manajemen memiliki kewajiban untuk melunasi bunga beserta 4 pokoknya kepada kreditur yang memiliki klaim atas aset perusahaan. Namun, manajemen juga dikontrak oleh pemegang saham untuk dapat memberikan return atau deviden kepada pemegang saham (Septian dan Panggabean, 2014:2). Harahap dan Wardhani (2012) dalam Kusumawati dan Juniarti (2014:173) menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga tinggi memiliki tingkat konflik keagenan yang lebih rendah dengan perusahaan yang kepemilikan keluarganya rendah. Kepemilikan saham dalam jumlah besar berarti bahwa tingkat pengendalian yang dimiliki terhadap perusahaan pun besar. Penggunaan pengendalian ini meningkatkan insentif pemegang saham untuk meningkatkan keuntungan pribadi dan sebagai akibatnya, kreditur mengantisipasi resiko tersebut dengan biaya utang yang lebih tinggi. Namun Anderson et. al., (2002:2) berpendapat bahwa dengan adanya proporsi kepemilikan keluarga yang tinggi, maka pihak keluarga yang dalam hal ini memiliki tingkat pengendalian perusahaan yang tinggi akan melindungi kepentingannya dengan mengurangi resiko sekecil mungkin. Resiko yang dapat dikurangi bisa berupa mengurangi penggunaan utang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga dijelaskan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh generasi berikutnya atau keturunan dari pendiri perusahaan memiliki kinerja yang lebih rendah daripada perusahaan keluarga yang masih dipimpin oleh pendirinya. Hal ini disebabkan karena keturunan dari pendiri perusahaan memperoleh puncak 5 pimpinan perusahaan karena warisan, bukan dari hasil kerja keras dan kualitas dari individu mereka. Sedangkan pendiri perusahaan merupakan pekerja keras dan memiliki kualitas yang pada akhirnya kinerja perusahaan ini yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi pihak kreditur dalam memberikan kredit dan menentukan besarnya biaya utang bagi perusahaan. Selain kepemilikan keluarga, sebagian besar perusahaan publik juga dikuasai oleh institusi. Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Peningkatan kepemilikan institusi dalam perusahaan menyediakan insentif yang besar bagi investor untuk secara aktif mengawasi dan mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan tersebut. Pengawasan perusahaan oleh investor institusional dapat membuat manajer lebih fokus kepada kinerja perusahaan dan kurang memperhatikan perilaku yang menguntungkan diri sendiri. Berbeda dengan kepemilikan keluarga, penelitian yang dilakukan oleh Bhojraj dan Sengupta (2003:20) menemukan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya utang perusahaan yang diukur dengan bond yield. Hal ini dikarenakan adanya monitoring yang efektif oleh oleh pihak institusional dapat menyebabkan penggunaan utang menurun (Crutchley et. al., 1999:178). Roberts dan Yuan (2006:21) menemukan bukti yang kuat bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya peminjaman secara signifikan. Penelitian yang dilakukan ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya pinjaman bank karena 6 dengan kepemilikan institusi yang besar membuat pihak diluar perusahaan melakukan monitoring yang lebih ketat terhadap pihak manajemen, sehingga manajemen didorong untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan membuat risiko perusahaan menjadi lebih kecil sehingga return yang diinginkan oleh kreditur pun lebih rendah. Lebih lanjut, dampak kepemilikan institusional menjadi lebih kuat untuk perusahaan yang memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif baik secara statistik maupun ekonomi terhadap biaya utang. Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki institusi (Beiner et. al., 2003 dalam Gul et. al., 2012:269). Hubungannya menjadi lebih kuat dengan tingginya tingkat asimetri informasi. Investor institusional berperan secara aktif dalam corporate governance dengan mengurangi tingkat risiko dari perusahaan tempat mereka menginvestasikan portofolionya melalui pengawasan manajemen yang efektif. Penelitiannya membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Crutchley et. al., (1999) dan Bhojraj dan Sengupta (2003). Crutchley et. al., (1999) yang menyatakan bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan agency costs, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional. 7 Konsentrasi kepemilikan manajerial adalah konsentrasi kepemilikan lain yang umum dimiliki oleh perusahaan publik. Meskipun demikian, jumlah konsentrasi kepemilikan ini tidaklah signifikan di perusahaan publik di Indonesia. Penelitian terbaru dari Jelinek dan Stuerke (2009:7) menunjukan bahwa di atas level tertentu, untuk beberapa industri, kepemilikan saham manajerial hanya secara marjinal mendorong utilitas aset yang efisien tetapi tidak dapat secara signifikan mencegah pengeluaran yang berlebihan. Kepemilikan manajerial merupakan perwujudan dari prinsip transparansi. Dalam mengelola perusahaan manajemen harus transparan agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik (Juniarti dan Sentosa, 2009:89). Mehran (1992) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:89) mengartikan kepemilikan manajerial sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Joher et. al., (2006) dalam Susan dan Trisnawati (2011:133) menunjukkan bahwa Hubungan positif antara pertumbuhan perusahaan dan kepemilikan manajerial bisa berasal dari keuntungan informasi orang dalam tentang prospek pertumbuhan perusahaan. Manajer, karena pengetahuan mereka yang lebih baik dari proyek-proyek yang dilakukan oleh perusahaan, akan lebih cenderung daripada rata-rata investor untuk berinvestasi pada prospek pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi lebih mungkin untuk terlibat dalam manajemen laba, karena manajer memiliki informasi pribadi tentang nilai proyek di masa mendatang dan karenanya tindakan mereka tidak mudah diamati oleh pemegang saham. 8 Hasil penelitian Anderson et. al., (2005) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:91) menunjukkan bahwa debtholders secara signifikan meminta risk premium yang lebih rendah pada perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial besar. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang lain, seperti board independence, executive compensasion, dan shareholders yang besar memiliki pengaruh yang penting terhadap hubungan antara kepemilikan manajerial dan cost of debt. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa (2010) yang menganalisis hubungan antara kepemilikan manajerial dengan biaya utang pada perusahaan-perusahaan publik di Jepang. Shuto dan Kitagawa (2010:41) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki hubungan positif dengan biaya utang yang diukur dengan interest rate spread. Sehingga pada akhirnya pihak kreditur mengompensasikan hal tersebut dengan membebankan biaya utang yang lebih tinggi kepada perusahaan. Sedangkan pemegang saham yang tidak terdiversifikasi atau hanya terkonsentrasi pada pihak tertentu saja memiliki orientasi untuk investasi jangka panjang sehingga lebih memperhitungkan resiko dari investasi yang dilakukannya. Dengan demikian, konflik kepentingan antara kreditur dan pemegang saham menjadi berkurang yang mengakibatkan pada menurunnya biaya utang yang dibebankan oleh kreditur kepada perusahaan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan utang yang dalam penelitian ini di analisis melalui kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. 9 Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Kamaliah et. al. (2013) yang meneliti mengenai pengaruh struktur kepemilikan perusahaan terhadap manajemen laba. Adapun perbedaan-perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kamaliah et. al. (2013) adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian Kamaliah et. al. (2013) adalah manajemen laba. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya utang (cost of debt) yang dipaparkan oleh Juniarti dan Sentosa (2009). 2. Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan pada penelitian Kamaliah et. al. (2013) mengambil sampel perusahaan berkepemilikan ultimat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Variabel kepemilikan keluarga dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan dummy seperti yang dipaparkan dalam penelitian Rebecca dan Siregar (2013). Sedangkan dalam penelitian Kamaliah et. al. (2013) diukur dengan persentase proporsi saham keluarga dengan total saham perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi biaya utang (cost of debt). Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen 10 mempengaruhi variabel dependen. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost of Debt) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap biaya utang (cost of debt) secara parsial? 2. Apakah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap biaya utang (cost of debt) secara simultan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk: a. Menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) perusahaan secara parsial. b. Menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) perusahaan secara simultan. 11 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: a. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya utang perusahaan sehingga perusahaan dapat menanggulangi hal tersebut. b. Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi kepada investor mengenai perusahaan yang dapat mengendalikan biaya utang sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. c. Kreditur Penelitian ini diharapkan dapat membantu kreditur sebagai dasar pertimbangan bagi pihak kreditur dalam memberikan kredit dan menentukan besarnya biaya utang bagi perusahaan. d. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan serta memberi kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya utang serta menjadi dasar untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976:5) menjelaskan bahwa teori keagenan adalah teori yang menjelaskan mengenai sebuah fenomena ketidaksamaan kepentingan antara principal dan agent. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pihak pemegang saham (principal) dan pihak manajer perusahaan (agent). Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian. Adanya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak dapat menimbulkan konflik keagenan. Corporate governance merupakan respon perusahaan terhadap konflik tersebut. Aspek-aspek corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik keagenan (Rustiarini, 2010:4). Teori agensi berhubungan erat dengan Good Corporate Governance karena hal ini berkaitan dengan hubungan atau kontrak antara principal dan agent dalam mengelola suatu perusahaan. Manajer yang merupakan Agent diberikan wewenang oleh pemegang saham yang bertindak sebagai pihak principal untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agent lebih banyak memiliki informasi dibandingkan 13 principal. Hal ini kemudian menimbulkan ketimpangan informasi yang dimiliki oleh kedua pihak tersebut yang disebut dengan asimetri informasi. Dengan adanya asimetri informasi ini, memungkinkan bagi agent untuk melakukan manipulasi data dalam pengungkapan informasi yang menurutnya tidak diharapkan oleh principal. Oleh karena itu diperlukan pihak ketiga yang independen, yaitu akuntan publik yang memberikan jasanya untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agent. Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunitis manajer maka pemegang saham harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan tersebut, biaya tersebut disebut dengan biaya keagenan (agency cost) (Dewi, 2008:49). Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan manajerial yaitu memberikan kesempatan pada manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Karena akan menjadi suatu ancaman bagi pemegang saham jika manajer akan bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency theory yaitu adanya konflik kepentingan (Christiawan dan Tarigan, 2007:1). Menurut Scott (2000) dalam Lisa (2012:44), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek 14 perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Eisenhardt (1989) dalam Lisa (2012:45) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. 2. Good Corporate Governance (GCG) Dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Good Corporate Governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak 15 dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012:85). GCG digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas suatu perusahaan dengan kata lain sebagai bentuk perlindungan investor adanya perbedaan kepentingan pemegang saham (principal) dengan pihak manajemen (agent). Penerapan corporate governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama pemegang saham minoritas. Sedangkan Good Corporate Governance menurut Tjager dan Deny (2005) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:89) didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mencapai bisnis yang efisien, menguntungkan, serta efektif dalam mengelola resiko dan bertanggung jawab dengan memperhatikan stakeholders. Dengan adanya Good Corporate Governance akan dapat membantu dan mengurangi masalah yang timbul dalam teori agensi. Karena dalam teori agensi dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara principal dan agent dimana principal memberikan wewenang dan kekuasaan kepada agent untuk mengelola perusahaannya. Hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan, karena masing-masing pihak tentu akan mengutamakan kepentingannya demi memperoleh keuntungan. 16 Kaihatu (2006:2) menjelaskan terdapat lima prinsip dasar dari Good Corporate Governance secara umum yaitu: 1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. 2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. 4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. 3. Kepemilikan Keluarga Kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan saham oleh individu maupun perusahaan yang bukan publik (Faccio dan Lang, 2002 dalam Kamaliah et. al., 2013:5). Sedangkan Menurut La Porta et. al., (1998:22) 17 kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari perusahaan tertutup (di atas 5%) yang bukan perusahaan publik, negara, atupun institusi keuangan. Berdasarkan definisi ini, maka perusahaan dengan kepemilikan keluarga tidak hanya terbatas pada perusahaan yang menempatkan anggota keluarganya pada posisi CEO, komisaris atau posisi manajemen lainnya. Perusahaan dengan kepemilikan keluarga merupakan mayoritas jenis perusahaan di Indonesia. Perusahaan ini umumnya dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikian sahamnya terkonsentrasi pada keluarga tertentu (Ayub, 2008:13). Suatu perusahaan dapat dikatakan dimiliki oleh keluarga (family owned) jika keluarga tersebut merupakan controlling shareholders, atau mempunyai saham setidaknya 20% dari voting rights dan merupakan pemilik saham tertinggi dibandingkan dengan shareholders lainnya (Chakrabarty, 2009 dalam Kamaliah et. al., 2013:5). Perusahaan publik di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan perusahaan di Asia pada umumnya. Perusahaan-perusahaan di Asia secara historis dan sosiologis adalah perusahaan-perusahaan uang dimiliki atau di kontrol oleh keluarga (Claessens et. al., 1999:3). Meskipun perusahaan-perusahaan tersebut tumbuh dan menjadi perusahaan publik, namun kontrol tetap dipegang oleh keluarga dan masih begitu signifikan. Pada awalnya, perusahaan keluarga merupakan perusahaan tertutup dan mendanai kegiatan usahanya dari modal sendiri dan didukung oleh 18 pinjaman pihak luar. Namun seiring dengan perkembangan ekonomi dan pasar modal, banyak dari perusahaan yang dikategorikan sebagai family ownership ini kemudian menjadi perusahaan terbuka. Dengan menjadi perusahaan terbuka, maka rasio dan profit dari perusahaan menjadi terbagi dengan pihak luar. Selain itu, perusahaan juga dapat memperoleh lebih banyak dana dan melakukan ekspansi usahanya dengan menjadi perusahaan terbuka (Ayub, 2008:11). Keluarga sebagai pemegang saham mayoritas dapat menggunakan tingkat pengendalian yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan pribadi pada beban yang ditanggung oleh saham minoritas. Perusahaan dengan kepemilikan keluarga, kerap terjadi sengketa kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Sengketa kepentingan pada perusahaan ini disebabkan karena pemegang saham mayoritas umumnya memiliki kontrol yang sangat besar terhadap perusahaan tersebut. Claessens et. al., (1999:12) menyatakan bahwa kontrol ini dilakukan melalui struktur piramida dan kepemilikan silang (crossholding) di antara beberapa perusahaan. Model ini sangat umum terjadi di semua Negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 4. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Para investor institusional ini biasanya bertindak sebagai pihak yang memonitor 19 jalannya sebuah perusahaan, dan dalam melakukan monitoring investor institusional ini lebih berpihak kepada para pemegang saham. Kepemilikan institusional ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen (Dian dan Lidyah, 2014:2). Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan. Menurut Nuraina (2012:112) semakin tinggi kepemilikan institusional pada suatu perusahaan maka akan semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost, sehingga perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan. Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik (Wiranata dan Nugrahanti, 2013:18). Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang 20 lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Hal ini disebabkan karena jika tingkat kepemilikan manajerial tinggi dapat berdampak buruk terhadap perusahaan karena menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti jika kepemilikan manajerial tinggi, para manajer memiliki posisi yang kuat untuk melakukan suatu kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para manajer. 5. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak menajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Agnes, 2013:4). Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris. Kepemilikan manajerial dapat mengurangi konflik keagenan karena apabila pihak manajemen mempunyai bagian dari perusahaan maka manajemen akan maksimal dalam menjalankan aktivitas perusahaan dan mengurangi kecurangan yang terjadi didalam manajemen (Dian dan Lidyah, 2014:2). Dalam kepemilikan ini, manajer perusahaan selain sebagai pengelola juga bertindak sebagai pemegang saham pada perusahaan tersebut. Menurut Widarjo et. al., (2010:10) Manajer dengan kepemilikan saham yang tinggi dalam perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerja 21 perusahan, karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka insentif yang terima oleh manajer akan meningkat pula. Sebaliknya, apabila kepemilikan saham oleh manajer itu rendah, maka akan meningkatkan biaya keagenan. Hal ini dikarenakan manajer tidak akan melakukan hal yang memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun manajer akan melakukan hal demi kepentingannya sendiri dengan menggunakan sumber daya perusahaan. Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari para pemegang saham. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen akan lebih berhari-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut menganggung kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah. Namun semakin tinggi tingkat kepemilikan manajerial akan menyebabkan pemegang saham eksternal semakin sulit memantau tindakan manajer dalam perusahaan (Morck et. al., 1988 dalam 22 Wicaksono, 2002:15). Hal ini mengakibatkan pihak pemegang saham eksternal seperti institusi akan sulit untuk melakukan monitoring. Selain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, memperbaiki kinerja perusahaan juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan institusional. Semakin besar kepemilikan institusional akan meningkatkan pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga mengurangi minat manajer untuk memperbesar kepemilikannya (Ismiyanti dan Hanafi, 2004 dalam Imanta dan Satwiko, 2011:70). Dengan kepemilikan saham yang dimilikinya dan dengan adanya pihak institusi yang mengawasi, manajer akan lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan. 6. Biaya Utang (Cost of Debt) Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pendanaan. Pada umumnya sumber pendanaan perusahaan terdiri dari utang dan ekuitas atau saham. Fokus penelitian ini adalah sumber pendanaan perusahaan dimana salah satunya adalah dengan menggunakan utang. Utang merupakan salah satu cara memperoleh dana dari pihak eksternal yaitu kreditur. Dana yang diberikan oleh kreditur dalam hal pendanaan terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan, dimana biaya utang (cost of debt) merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditur sebagai tingkat pengembalian yang diisyaratkan (Yunita, 2012:90). Pada kondisi perusahaan yang memiliki biaya utang yang tinggi maka perusahaan berusaha menutupi keadaan perusahaan yang sebenarnya agar tidak terjadi penurunan harga saham. 23 Namun, di sisi lain investor memerlukan pengungkapan yang memadai untuk menjamin apakah investasinya memiliki risiko yang sesuai dengan apa yang di perkirakan. Fabozzi (2007) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:91) mendefinisikan bahwa cost of debt sebagai tingkat pengembalian (bunga) yang diinginkan kreditur saat memberikan pendanaan kepada perusahaan. Sedangkan menurut Singgih (2008) dalam Juniarti dan Sentosa (2009:91), cost of debt adalah tingkat bunga sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya. Cost of debt ini diukur sebagai beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah rata-rata pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang berbunga selama tahun tersebut Pittman dan Fortin (2004:7). Dengan menggunakan utang sebagai sumber pendanaan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan sebagai berikut: a. Dengan menggunakan utang, perusahaan memperoleh tax shield yang akan menurunkan cost of capital dan meningkatkan nilai perusahaan. b. Manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat membayar bunga beserta pokoknya, sehingga secara tidak langsung dengan adanya kontrak dengan kreditur, manajemen akan meningkatkan kinerja perusahaan. c. Adanya komitmen dari manajemen untuk beroperasional secara efisien dalam penggunaan dana tersebut. d. Membuat manajemen selalu melakukan monitoring kepada perusahaan. 24 Selain keuntungan, penggunaan utang yang cukup besar juga dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak kreditur yang menyediakan dana bagi perusahaan memiliki klaim atas aset yang dijaminkan (collateral). Oleh sebab itu, semakin besar utang yang dimiliki perusahaan, maka akan besar pula risiko yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus tumbuh dan berkembang, sehingga mampu memenuhi kewajiban antara lain untuk membayar kepada kreditur, baik bunga maupun pokoknya. Namun, bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut dapat dinyatakan pailit atau bangkrut (Boedi et. al., 2008 dalam Septian dan Panggabean, 2014:2). Hal ini merupakan konsekuensi atas penggunaan dana dari pihak ketiga (perbankan, lembaga keuangan lain, atau pihak lainnnya) sehingga secara tidak langsung manajemen telah melibatkan kreditur sebagai controlling system untuk mendorong perusahaan dalam meningkatkan pendapatan dan ikut mengawasi kinerja perusahaan. Dalam kontrak atas utang terdapat agency problem antara pemegang saham, manajemen dan kreditur. Manajemen memiliki kewajiban untuk melunasi bunga beserta pokoknya kepada kreditur yang memiliki atas aset perusahaan. Namun manajemen juga dikontrak oleh pemegang saham untuk dapat memberikan return atau deviden kepada pemegang saham. Permasalahan terjadi ketika manajemen tidak dapat membayar kewajibannya sehingga terjadi pemindahan kepemilikan atas aset dari pemegang saham kepada kreditur. Selain itu, dalam perjanjian 25 pinjaman juga diatur mengenai maksimum deviden yang dapat dibagikan kepada pemegang saham agar struktur kepemilikan dapat terus terjaga untuk meningkatkan growth perusahaan dan terjaminnya pengembalian terhadap kreditur (Ross et. al., 2008 dalam Septian dan Panggabean, 2014:2). Untuk meminimumkan agency problem tersebut, dibutuhkan mekanisme yang dapat meningkatkan keyakinan dari pihak ketiga. Kreditur yang merupakan penyedia dana, memiliki kebutuhan untuk memastikan dana yang dipinjamkan akan digunakan dengan baik dan efisien oleh debitur. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya asimetri informasi yaitu kreditur memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk mengetahui informasi dan kinerja perusahaan (Ross et. al., 2008 dalam Septian dan Panggabean, 2014:2). B. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai kepemilikan keluarga, kepemilikan institusi dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan biaya utang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 26 No 1. 2. Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Metode Penelitian Peneliti Judul Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan Ida Bagus Putra Analysis of The Impacts of Menggunakan Penelitian ini tidak Perdana, Retno Family Ownership on a variabel menggunakan Kusumastuti Company’s Costs of Debt kepemiikan variabel kepemilikan (2011) keluarga dan manajerial dan variabel biaya variabel kepemilikan utang (cost of debt) institusional, sampel penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 Juniarti dan Pengaruh Good Corporate Menggunakan Penelitian ini Agnes Andriyani Governance, Voluntary variabel tidak menggunakan Sentosa (2009) Disclosure kepemilikan variabel kepemilikan terhadap Biaya Utang institusional, keluarga (Costs of Debt) kepemilikan manajerial sebagai proksi dari GCG dan biaya utang (cost of debt) 27 Berlanjut ke halaman berikutnya Hasil Penelitian Penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang, sedangkan pendiri CEO/ ketua tidak berpengaruh terhadap biaya utang. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial kepemilikan institusional dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. Sementara itu proporsi komisaris independen kepemilikan manajerial, voluntary disclosure dan variabel kontrol tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of debt. No 3. 4. Peneliti (Tahun) Mudrika Alamsyah Hasan dan Poppy Nurmayanti (2013) Ronald C. Anderson, Sattar A. Mansi, dan David M. Reeb (2002) Judul Penelitian Effect Of Managerial Ownership, Free Cash Flow and Size Company Policy on Debt (Empirical Study on Industrial Enterprises Basic and Chemicals Listed in BEI) Tabel 2.1 (lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Menggunakan Tidak terdapat variabel variabel kepemilikan kepemilikan keluarga, manajerial, variabel kepemilikan dependen mengenai institusional, dan utang variabel independen diganti dengan kebijakan utang, perusahaan industri kimia dasar di BEI tahun 2009-2011 sebagai sampel Founding Family Ownership and the Agency Cost of Debt Berlanjut ke halaman berikutnya Menggunakan variabel kepemilikan keluarga, dan variabel biaya utang (cost of debt) Tidak terdapat variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang (debt to equity ratio ) pada tingkat kepercayaan 95% Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga mengurangi biaya utang (cost of debt) 28 No 5. 6. Peneliti (Tahun) Yulisa Rebecca dan Sylvia Veronica Siregar (2013) Dwi Sukirni (2012) Tabel 2.1 (lanjutan) Metode Penelitian Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh Corporate Menggunakan Penelitian ini tidak Governance Index, variabel menggunakan Kepemilikan Keluarga, dan kepemilikan variabel kepemilikan Kepemilikan Institusional keluarga, manajerial terhadap Biaya Ekuitas dan kepemilikan Biaya Utang institusional, dan biaya utang Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Utang Analisis terhadap Nilai Perusahaan 29 Berlanjut ke halaman berikutnya Variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional Tidak terdapat variabel kepemilikan keluarga dan biaya utang, seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 sebagai sampel Hasil Penelitian Kepemilikan keluarga memiliki efek positif yang signifikan terhadap cost of equity , tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of debt . Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity , tetapi memiliki efek negatif yang signifikan terhadap cost of debt. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusi berpengaruh signifikan positif pada nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. No 7. 8. Peneliti (Tahun) Akinobu Shuto dan Norio Kitagawa (2010) Starga Lamora P, Vince dan Kamaliah (2013) Tabel 2.1 (lanjutan) Metode Penelitian Judul Penelitian Persamaan Perbedaan The Effect of Managerial Menggunakan Tidak terdapat Ownership on the Cost of Variabel variabel kepemilikan Debt: Evidence from Japan kepemilikan keluarga dan manajerial dan kepemilikan biaya utang institusional, sampel menggunakan perusahaan yang ada di Jepang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Keluarga terhadap Manajemen Laba (Earning Management) pada Perusahaan Berkepemilikan Ultimat Yang Terdaftar di BEI Menggunakan variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial Tidak terdapat variabel biaya utang, sampel menggunakan perusahaan berkepemilikan ultimat yang terdaftar di BEI Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang yang diukur dengan interest rate spread kepemilikan manajerial juga memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan interest rate spread pada saat biaya agensi utang pada obligasi sudah lebih besar. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba 30 C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Kepemilikan Keluarga dengan Biaya Utang (Cost of Debt) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson et. al., (2002:2) perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki biaya utang yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki dorongan yang lebih besar untuk mengurangi agency conflict antara pemegang saham dan manajer. Semakin besar proporsi kepemilikan dari keluarga diperusahaan, maka semakin besar resiko yang harus ditanggung jika perusahaan tidak berjalan dengan baik (Demsetz dan Lehn, 1985:1168). Rebecca dan Siregar (2013:23) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang” menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kepemilikan keluarga juga dianggap dapat meningkatkan biaya utang perusahaan. Dalam penelitiannya, Perdana dan Kusumastuti (2011:150) menemukan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang. Pada umumnya, perusahaan dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat ditemukan pada perusahaan milik keluarga dimana perusahaan ini dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikan sahamnya terkonsentrasi pada keluarga tertentu. Ketika 31 kepemilikan keluarga adalah pemegang saham mayoritas perusahaan, mereka cenderung menggunakan kontrol yang dimiliki untuk meningkatkan keuntungan pribadi pada beban yang ditanggung oleh pemegang saham minoritas sehingga investor akan menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk mengompensasi risiko tersebut (Dyck dan Zingales, 2004 dalam Rebecca dan Siregar, 2013:5). Perusahaan dengan kepemilikan keluarga juga cenderung untuk menggunakan utang dalam membiayai perusahaan daripada menerbitkan saham baru karena mereka ingin melindungi kontrol yang dimilikinya terhadap perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan tingkat utang perusahaan menjadi lebih tinggi dan resiko yang ditanggung oleh perusahaan pun menjadi lebih besar sehingga pihak kreditur mengantisipasi resiko tersebut dengan biaya utang yang lebih tinggi. Kepemilikan saham dalam jumlah besar berarti bahwa tingkat pengendalian yang dimiliki terhadap perusahaan pun besar (Lease et. al., 1988:269). Oleh sebab itu, perusahaan dengan kepemilikan keluarga sebagai pemegang saham mayoritas memiliki insentif untuk melakukan transfer kekayaan melalui aktivitas pendanaan, seperti pembayaran dividen yang melebihi batas tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak kreditur. Dengan demikian, kepemilikan keluarga diyakini berpengaruh positif terhadap biaya utang perusahaan karena adanya insentif-insentif tersebut akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh kreditur sehingga biaya 32 utang perusahaan pun menjadi lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis alternatif yang pertama sebagai berikut: Ha1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. 2. Kepemilikan Institusional dengan Biaya Utang (Cost of Debt) Juniarti dan Sentosa (2009:96) menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dengan biaya utang perusahaan. Hubungan ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Yuan (2009) serta oleh Bhojraj dan Sengupta (2003) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya utang secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan institusional memberikan pengaruh yang berarti sebagai tindakan monitoring yang dilakukan kepada pihak manajemen. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif pula mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Sehingga kreditur memandang resiko perusahaan rendah dan tentu saja hal ini berdampak pada cost of debt yang ditanggung perusahaan sebagai return yang diminta oleh kreditur. Elyasiani et. al., (2007:2) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peran penting terhadap biaya utang. Hal ini dikarenakan investor institusional berada pada posisi yang lebih baik untuk mempelajari kondisi perusahaan dan mendapat manfaat yang lebih besar. Perhatian yang diberikan oleh investor institusional dapat menciptakan 33 reputasi perusahaan yang lebih baik di pasar modal sehingga memungkinkan perusahaan untuk memperoleh biaya utang yang lebih rendah. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Rebecca dan Siregar (2013:22) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. Berdasarkan penjelasan keterkaitan kepemilikan institusional dengan biaya utang (cost of debt) di atas, maka diajukan hipotesis alternatif kedua sebagai berikut: Ha2 : Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. 3. Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt) Adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent akan selalu menjadi konflik yang terus terjadi dalam perusahaan. Pihak principal fokus terhadap kesejahteraan pribadinya melalui pembagian dividen yang diperoleh. Sedangkan pihak agent akan komisi atas kerja kerasnya dalam menjalankan operasional. Tujuan ini terkadang saling berlawanan. Pihak pemilik sering kali tidak dapat merealisasikan dividen atas modal ketika perusahaan dibawah kontrol manajemen telah menggunakan utang yang relatif tinggi. Kas seharusnya dibagikan menjadi dividen justru digunakan membayar utang beserta bunganya. Dari sinilah konflik kepentingan mulai terjadi. Salah satu penelitian mengenai kepemilikan manajerial dan biaya utang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa (2010) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan 34 terhadap biaya utang (cost of debt). Bagnani et. al., (1994) dalam Shuto dan Kitagawa (2010:13) berpendapat bahwa pada tingkat kepemilikan yang rendah, kepemilikan manajerial berkorelasi positif dengan biaya utang karena masalah risiko-pergeseran. Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Berdasarkan uraian keterkaitan kepemilikan manajerial dengan biaya utang (cost of debt) di atas, maka diajukan hipotesis alternatif yang ketiga sebagai berikut: Ha3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang. 4. Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial dengan Biaya Utang (Cost of Debt) Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diuji beberapa faktor yang mempengaruhi biaya utang (cost of debt), diantaranya melakukan penelitian dengan menguji hubungan kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Adapun penelitian mereka menunjukkan adanya hubungan positif maupun negatif faktor-faktor yang mempengaruhi biaya utang (cost of debt) tersebut. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Perdana dan Kusumastuti (2011), Juniarti dan Sentosa (2009), Anderson et. al., (2002) Rebecca dan Siregar (2013), serta Shuto dan Kitagawa (2010). 35 Berdasarkan pada hal tersebut, dari keterkaitan antara kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial dengan biaya utang (cost of debt) yang telah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif keempat yang diajukan sebagai berikut: Ha4 : Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (Cost of Debt). C. Kerangka Pemikiran Gambar berikut ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt). 36 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Judul: Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang (Cost of Debt) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 Teori pendukung : Agency Theory Kepemilikan Keluarga (X1) Biaya Utang (Cost of Debt) (Y) Kepemilikan Institusional (X2 ) Kepemilikan Manajerial (X3) Model Analisis : Regresi Berganda Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian masuk dalam kategori penelitian kausalitas, yaitu penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. B. Metode Penentuan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya agar diperoleh sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan digolongkan sebagai perusahaan manufaktur sesuai dengan kategori yang dikembangkan oleh BEI yang tercantum dalam IDX Fact Book dan tidak mengalami delisting selama tahun 2010-2013. 2. Laporan tahunan perusahaan tersedia lengkap selama tahun 2010-2013. 38 4. Perusahaan memiliki data struktur kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial selama tahun 2010-2013. 5. Perusahaan tidak memiliki nilai ekuitas negatif. 6. Perusahaan memiliki utang berbunga (interest bearing debt), baik jangka pendek maupun jangka panjang. 7. Perusahaan memiliki beban bunga dalam laporan keuangannya. 8. Data-data perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia untuk seluruh tahun pengamatan. Sampel penelitian ini dipilih berasal dari satu industri dengan maksud untuk menghindari perbedaan karakteristik perusahaan yang bergerak di industri manufaktur dengan perusahaan yang bergerak di industri nonmanufaktur sehingga terjadi keseragaman data. Selain itu, industri manufaktur dipilih karena jumlah perusahaan dalam industri ini paling banyak dibandingkan dengan industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan lain yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara pengolahan data. tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan 39 untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data diperoleh dari laporan keuangan dan annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013. Laporan tahunan tersebut diperoleh dari website BEI dengan alamat website www.idx.co.id, website perusahaan, dan IDX Fact Book. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for windows 20. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, 40 minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). Jadi dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran mengenai kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan cost of debt). 2. Uji Asumsi Klasik Tujuan dari melakukan uji asumsi klasik adalah untuk memastikan bahwa nilai dari parameter atau estimator yang ada bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau mempunyai sifat yang linear, tidak bias, dan varians minimum. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160). 1) Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat 41 menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Pada uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik tersebut atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik 42 Kolmogorov- Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas a > 0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:165). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:105): 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel–variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel–variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 43 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya (b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengartian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari observasi satu ke observasi lainnya. (Ghozali, 2013:110). Gejala autokorelasi ini umumnya muncul pada data time series dimana kondisi antara satu waktu dengan waktu lainnya dapat berhubungan karena ada efek tertentu yang terbawa dari observasi periode sebelumnya. 44 Dampaknya adalah estimasi standar error dan varians koefisien regresi yang didapat akan menjadi bias sehingga menyebabkan koefisien signifikansi atau R² yang besar. Kondisi ini dapat menimbulkan interpretasi yang tidak tepat. Salah satu cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Dalam uji ini, akan digunakan tabel DW untuk menentukan besarnya nilai DW-Stat pada tabel statistik pengujian. Tabel DW dapat dicari dengan t=jumlah observasi dan k=jumlah variabel independen. Angka-angka yang diperlukan dalam uji DW adalah dl (angka yang diperoleh dari tabel DW batas bawah), du (angka yang diperoleh dari tabel DW batas atas), 4-dl, dan 4-du. Untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi akan dijelaskan pada tabel 3.1 berikut ini. 45 Tabel 3.1 Tabel Uji Durbin-Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du Sumber: Ghozali, 2013:111 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Dalam penelitian ini, asumsi heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara 46 SRESID dan ZPRED. Jika pada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Selain menggunakan analisis grafik scatterplot untuk membuktikan lebih lanjut apakah terdapat heteroskedastisitas pada model regresi maka dapat di uji juga dengan menggunakan diagnosis spearman (Algifari, 2010:86). 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati memberikan hampir satu semua berarti variabel-variabel informasi yang independen dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:97). Kesalahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. 47 Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013:97). 4. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur dan mengetahui besarnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Model yang digunakan dalam regresi berganda untuk melihat pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e 48 Keterangan: Y : Biaya Utang (Cost of Debt) (COD) a : Konstanta b1 b2 b3 : Koefisien regresi X1 : Kepemilikan Keluarga (FAM) X2 : Kepemilikan Institusional (INST) X3 : Kepemilikan Manajerial (MANJ) e : Kesalahan Regresi (regression error) a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F merupakan uji keseluruhan model regresi. Pengujian pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2013:98). Contoh hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah: H0 : x1,x2,x3 = 0 (variabel-variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen) Ha : x1,x2,x3 ≠ 0 (variabel-variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita 49 menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. (2) Membandingkan nilai F perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2013:98). b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variansi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 : βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : βi ≠0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:99) : (1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang 50 menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. (2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif. E. Operasionalitas Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang akan digunakan yang disertai dengan operasional seta cara pengukurannya. Variabel-variabel tersebut ditunjukan pada model berikut: 1. Kepemilikan Keluarga (X1) Menurut La Porta et. al., (1998:22), kepemilikan keluarga didefinisikan sebagai kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari perusahaan tertutup (di atas 5%), yang bukan perusahaan publik, negara, ataupun institusi keuangan. Penelitian ini menggunakan persentase kepemilikan keluarga dalam struktur saham perusahaan, seperti yang digunakan oleh Ayub (2008). Untuk analisis sensitivitas, kepemilikan keluarga akan diukur dengan variabel dummy, yaitu 1 untuk perusahaan dengan kepemilikan keluarga 20% atau lebih dan 0 untuk perusahaan dengan kepemilikan keluarga kurang dari 20%. Ukuran ini mengacu pada PSAK 15 (revisi 2009) yang menyatakan jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai pengaruh signifikan (Rebecca dan Siregar, 2013:12). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau 51 tidaknya pengaruh signifikan (bukan hanya besaran persentase kepemilikan) oleh kepemilikan keluarga yang mempengaruhi besarnya biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan. 2. Kepemilikan Institusional (X2) Kepemilikan institusional yaitu proporsi kepemilikan saham yang dimiliki institusional pada akhir tahun yang diukur dalam persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional dalam suatu perusahaan (Tarjo, 2008 dalam Dian dan Lidyah, 2014:2). Hal ini merupakan salah satu cara untuk memonitori kinerja manajer dalam mengelola perusahaan sehingga dengan adanya kepemilikan oleh institusi lain diharapkan bisa mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer (Kamaliah et. al., 2013:5). Pemegang saham institusi biasanya merupakan institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, investment banking, maupun institusi lainnya (Veronica, 2005 dalam Kamaliah et. al., 2012:8). Variabel kepemilikan institusional diukur dengan persentase kepemilikan institusi dalam struktur saham perusahaan (Juniarti dan Sentosa, 2009:94). INST = Jumlah saham institusi Total saham 52 3. Kepemilikan Manajerial (X3) Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam mengambil keputusan (direktur dan komisaris) (Hasan dan Nurmayanti, 2013:225). Kepemilikan manajerial diukur dengan dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar. (Juniarti dan Sentosa, 2009:94). MANJ = Saham yang dimiliki manajer Total saham 4. Biaya Utang (Cost of Debt) (Y) Biaya utang dapat didefinisikan sebagai tingkat pengembalian (yield rate) yang diharapkan oleh kreditur saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan (Fabozzi, 2007 dalam Rebecca dan Siregar, 2013:11). Biaya utang dihitung dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan ratarata jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut (interest bearing debt) atau disebut juga dengan metode weighted average. Metode ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009). COD = Interest Expense Average interest bearing debt 53 Tabel di bawah ini menunjukkan operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian No Variabel Kepemilikan Keluarga 1 Rebecca dan Siregar (2013) Kepemilikan Institusional 2 Indikator Menggunakan variabel dummy, yang artinya perusahaan yang memiliki kepemilikan keluarga bernilai 1 dan bernilai 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan keluarga. INST = Jumlah saham institusi / total saham Skala Pengukuran Nominal Rasio Juniarti dan Sentosa (2009) Kepemilikan Manajerial 3 Hasan dan Nurmayanti (2013) MANJ = Saham yang dimiliki manajer / total saham Rasio COD = Interest Expense / Average interest bearing debt Rasio Biaya Utang (cost of debt) 4 Juniarti dan Sentosa (2009) 54 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan manufaktur adalah suatu perusahaan yang memproses barang mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan per tahun dimana periode pengamatan yang digunakan adalah periode 2010 sampai dengan periode 2013 sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 72. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari annual report dan laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013. Data ini diperoleh melalui situs resmi perusahaan dan situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada alamat website www.idx.co.id. Mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 pada halaman selanjutnya. 55 Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian Kriteria Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 128 Perusahaan manufaktur yang delisting selama tahun 2010-2013 (3) Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan tahunan secara lengkap selama tahun 2010-2013 (19) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki interest bearing debt (4) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki struktur kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial (79) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki beban bunga (5) Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dalam setahun Sumber : Data sekunder yang diolah 18 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian berjumlah 18 perusahaan. Dengan tahun pengamatan sebanyak 4 tahun berturut-turut, maka total sampel menjadi 72 sampel yaitu 18 perusahaan x 4 tahun observasi. Sampel tersebut dipilih karena memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 pada halaman selanjutnya. 56 Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Astra Auto Part Tbk. AUTO 2 Barito Pasific Tbk. BRPT 3 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 4 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 5 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 6 Kalbe Farma Tbk. KLBF 7 Langgeng Makmur Industry Tbk. LMPI 8 Lionmesh Prima Tbk LMSH 9 Mulia Industrindo Tbk. MLIA 10 Pan Brothers Tbk. PBRX 11 Prima alloy steel Universal Tbk. PRAS 12 Sekar Laut Tbk. SKLT 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 14 Indo Acitama Tbk. SRSN 15 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM 16 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI 17 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. 18 Voksel Electric Tbk. Sumber: Data sekunder yang diolah ULTJ VOKS B. Analisis dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness dari masing57 masing variabel (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). Mean digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari data yang bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang bersangkutan. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial dengan variabel dependennya yaitu biaya utang (cost of debt). Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FAM 72 ,00 1,00 ,5000 ,50351 INST 72 ,00 ,68 ,2858 ,21893 MANJ 72 ,00 ,26 ,0463 ,07003 COD 72 ,01 ,38 ,0926 ,04954 Valid N (listwise) 72 Sumber : Data sekunder yang diolah Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 sampel yang berasal dari annual report dan laporan keuangan yang dipublikasi oleh perusahaan sektor 58 manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20102013. Berdasarkan pada hasil tersebut maka semua data sampel dapat diolah dan tidak terdapat kehilangan data. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Biaya Utang (Cost of Debt). Hasil statistik deskriptif di atas memperlihatkan bahwa nilai tertinggi sebesar 0,38 dan nilai terendahnya sebesar 0,01. Nilai rata-rata dari variabel dependen ini adalah sebesar 0,09. Nilai standar deviasi variabel ini sebesar 0,05. Hal ini berarti bahwa sebesar 0,05 data bervariasi dari rata-rata. Variabel independen pertama pada penelitian ini adalah kepemilikan keluarga. Pada variabel ini diukur dengan menggunakan dummy dimana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki struktur kepemiikan keluarga dan kategori 0 untuk perusahan yang tidak memiliki struktur kepemilikan keluarga. Hasil dari statistik deskriptif kepemilikan keluarga memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 0,50 dengan nilai tertinggi sebesar 1 dan nilai terendah sebesar 0. Nilai standar deviasi untuk data kepemilikan keluarga adalah sebesar 0,50. Variabel Independen yang kedua pada penelitian ini adalah kepemilikan institusional. Cara perhitungan rasio kepemilikan institusional yaitu dengan cara membagi jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dengan jumlah total saham yang beredar. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh rata-rata sebesar 0,29. Nilai tertinggi dari 59 kepemilikan institusional sebesar 0,68, lalu nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai standar deviasi kepemilikan institusional sebesar 0,22. Variabel Independen adalah kepemilikan manajerial. yang ketiga pada Cara perhitungan penelitian ini rasio kepemilikan manajerial yaitu dengan cara membagi jumlah saham yang dimiliki oleh manajer dengan jumlah total saham yang beredar. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh rata-rata dari rasio kepemilikan manajerial sebesar 0,05. Nilai tertinggi yaitu sebesar 0,26, lalu nilai terendah yaitu sebesar 0,00 dan standar deviasi dari kepemilikan manajerial sebesar 0,07. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah biaya utang (cost of debt). Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: 60 a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas digunakan dua cara, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data atau (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Adapun untuk melihat hasil uji normalitas data dengan analisis grafik maupun dengan uji statistik adalah sebagai berikut: 1) Analisis Grafik Uji normalitas dengan analisi grafik dilakukan dengan metode grafik histogram dan Probability Plot (P-Plot). Hasil pengujian normalitas dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 pada halaman selanjutnya. 61 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram Sumber : Data sekunder yang diolah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Normal Probability Plot Sumber : Data sekunder yang diolah 62 Dengan melihat tampilan pada grafik histogram dalam gambar 4.1 memberikan pola distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada gambar 4.2, grafik normal probability plot menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas. 2) Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2013:163). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan pengujian normalitas statistik dengan nilai 1,068. Hasil data 0,204; hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat signifikansinya melebihi 0,05. Hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada tabel 4.4 pada halaman selanjutnya. 63 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 72 a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation 0E-7 ,03880197 Absolute ,126 Positive ,126 Negative -,062 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 1,068 ,204 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data sekunder yang diolah b. Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (Independen) maka diperlukan suatu pengujian, yaitu uji multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari perhitungan nilai tolerance serta Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi disimpulkan tidak ada masalah multikolinieritas adalah apabila memiliki tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 (Ghozali, 2013:106). Selengkapnya hasil pengujian asumsi klasik multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 pada halaman selanjutnya. 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF FAM ,830 1,204 INST ,814 1,229 MANJ ,962 1,040 (Constant) 1 a. Dependent Variable: COD Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan mendekati angka 1. Nilai tolerance yang dihasilkan untuk variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,830; 0,814; dan 0,962; sedangkan nilai VIF yang dihasilkan untuk variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial adalah sebesar 1,204; 1,229; 1,040. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model persamaan regresi dapat digunakan dalam penelitian ini karena tidak ditemukan masalah multikolinieritas. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk 65 mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Hasil dari uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,622 a ,387 Std. Error of the Durbin-Watson Estimate ,359 ,03965 1,759 a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST b. Dependent Variable: COD Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan dari hasil tabel 4.6 dapat diketahui nilai DurbinWatson sebesar 1,759. Selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 72 (n=72), dan variabel independen sebanyak 3 (k=3). Dari nilai tabel diperoleh nilai batas bawah (dl) sebesar 1.5323 dan nilai batas atas (du) sebesar 1,7054. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi karena nilai D-W sebesar 1,759 lebih besar daripada nilai batas atas (du) sebesar 1,7054 dan nilainya kurang dari 4-1,7054 (4 – du). d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan dengan pengamatan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada 66 atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Peneliti menggunakan grafik scatterplot serta uji spearman untuk mendeteksi heteroskedastisitas. Hasil dari kedua uji tersebut disajikan pada gambar 4.3 dan tabel 4.7 berikut ini. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot Sumber : Data sekunder yang diolah 67 Gambar uji scatterplot pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke pengujian hipotesis. Untuk memperkuat bukti bahwa model regresi pada penelitian heteroskedastisitas ini tidak terdapat maka peneliti melakukan pengujian spearman yang disajikan pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Spearman Correlations FAM ,079 . ,006 ,964 ,510 72 72 72 72 ** 1,000 -,137 ,160 ,006 . ,252 ,180 72 72 72 72 -,005 -,137 1,000 ,203 ,964 ,252 . ,087 72 72 72 72 Correlation Coefficient ,079 ,160 ,203 1,000 Sig. (2-tailed) ,510 ,180 ,087 . 72 72 72 72 Sig. (2-tailed) Spearma N n's rho Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Absut 1,000 Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient MANJ Absut -,005 N INST MANJ ** Correlation Coefficient FAM INST N -,322 -,322 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data Sekunder Diolah 68 Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil dari uji spearman yang dimana nilai signifikan (Sig. (2-tailed)) masing-masing variabel memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas dan model regresi ini dapat digunakan untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang kecil menjelaskan bahwa variabel-variabel independen memiliki kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan variasi variabel dependen, dan juga sebaliknya semakin besar koefisien determinasi maka semakin baik dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pada penelitian ini Adjusted R2 digunakan untuk menggambarkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen dan tidak terpaku pada R2 karena R2 memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan pada model. Hasil dari uji koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.8 pada halaman berikutnya. 69 Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b Model Summary Model 1 R ,622 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,387 ,359 ,03965 a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST b. Dependent Variable: COD Sumber : Data sekunder yang diolah Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa Adjusted R2 sebesar 0,359 yang menjelaskan bahwa variabel biaya utang (cost of debt) dapat dijelaskan sebesar 0,359 atau 35,9% oleh variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Artinya variabelvariabel dependen pada penelitian ini hanya menjelaskan variasi variabel independen sebesar 35,9% saja, sedangkan sisanya yaitu sebesar 64,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Variabel tersebut yaitu komisaris independen, kualitas audit, voluntary disclosure, free cash flow, size company, corporate governance index, dan kebijakan deviden (Juniarti dan Sentosa (2009), Hasan dan Nurmayanti (2013), Rebecca dan Siregar (2013), Dwi (2012)). 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui gambaran dari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). 70 a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang terdapat pada model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Hasil uji signifikansi simultan pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) a ANOVA Model Sum of df Mean Square F Sig. Squares Regression ,067 3 ,022 1Residual ,107 68 ,002 Total ,174 71 14,282 ,000 b a. Dependent Variable: COD b. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan pada tabel 4.9 menunjukkan nilai F hitung sebesar 14,282 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) yang artinya hipotesis alternatif Ha4 diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh secara simultan terhadap biaya utang (cost of debt). 71 b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Hasil dari uji signifikansi parameter individual disajikan pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error ,104 ,012 FAM 1 INST -,038 ,010 -,027 MANJ ,333 t Sig. Beta 8,624 ,000 -,388 -3,724 ,000 ,024 -,119 -1,126 ,264 ,069 ,471 4,865 ,000 a. Dependent Variable: COD Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 4.10 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut: Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya utang (cost of debt) 72 Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan keluarga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang artinya Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt), dan menolak H0 yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Anderson et. al., (2002) yang menemukan bahwa proporsi kepemilikan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang, yang konsisten dengan hipotesis. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan yang lakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013) yang menemukan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang yang mungkin disebabkan karena agency problem antara manajer dan pemegang saham dapat berkurang pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga, meskipun terjadi agency problem antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Dalam penelitian ini, pemegang obligasi memandang kepemilikan keluarga sebagai struktur organisasi yang lebih baik melindungi kepentingan mereka sendiri (Anderson et. al., 2002). Dengan alasan tersebut, pihak keluarga akan berusaha untuk meminimalisir resiko perusahaan demi kepentingan mereka sendiri, oleh karena itu semakin tinggi tingkat kepemilikan keluarga maka 73 tingkat biaya utang (cost of debt) akan semakin rendah. Biaya utang yang kreditur bebankan pada perusahaan juga akan lebih rendah jika perusahaan memiliki catatan yang baik dari pemerintahan. Kreditur seperti bank dan lembaga pembiayaan lainnya yang sering berurusan dengan anggota keluarga (yang mengelola perusahaan) akan menganggap bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh keluarga akan memberikan tingkat maksimum seperti pengembalian yang akan mengurangi risiko mereka sebagai kreditur. Hasil uji hipotesis 2: Pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang (cost of debt). Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,264. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt) ditolak. Dan menerima H0 sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013) serta Juniarti dan Sentosa (2009) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cosy of debt), artinya semakin besar kepemilikan institusional maka akan semakin kecil biaya utang perusahaan yang dibebankan. 74 Kesimpulannya, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hal ini dikarenakan proporsi kepemilikan institusional yang relatif rendah jika dibandingkan dengan kepemilikan keluarga di perusahaan Indonesia, sehingga kendali dan monitoring lebih besar dipegang oleh keluarga yang memiliki saham di perusahaan tersebut yang menyebabkan kehadiran pihak institusi tidak terlalu mempengaruhi biaya utang perusahaan. Selain itu, terdapat kemungkinan bahwa pihak institusional tidak melakukan tindakan pengawasan karena tindakan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar (Ashbaugh et. al., 2004). Hasil uiji hipotesis 3: Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt). Tabel 4.10 menunjukkan hasil bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt), dan menolak H0 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti dan Sentosa (2009). Dalam penelitiannya, Juniarti dan Sentosa (2009) menyimpulkan bahwa kepemilikan 75 manajerial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost of debt) karena proporsi kepemilikan manajerial yang cenderung sedikit menyebabkan pihak manajemen merasa enggan untuk bekerja semaksimal mungkin. Hal tersebut dikarenakan manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan kebijakan utang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Namun penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Shuto dan Kitagawa (2010) yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Dengan meningkatnya kepemilikan manajerial, manajer perusahaan menjadi lebih mungkin untuk membuat keputusan investasi dan pendanaan yang melibatkan risiko tinggi yang konsisten dengan kepentingan pemegang saham, dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Sejak pemegang obligasi tahu bahwa kepentingan mereka mungkin bertentangan dengan kepentingan pemilik-manajer, mereka akan menuntut tingkat bunga yang lebih tinggi pada obligasi perusahaan sebagai kompensasi atas risiko tambahan pada risk-shifting oleh pemilik-manajer (Shuto dan Kitagawa, 2010). Tingkat bunga yang lebih tinggi ini adalah cara pemegang obligasi mendapatkan perlindungan harga terhadap kemungkinan bahwa pemilik-manajer akan mengambil tindakan yang menguntungkan pemegang saham tetapi merugikan bondholders. 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013, baik secara simultan maupun secara parsial. Berdasarkan penelitian dan pengumpulan data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Perdana dan Kusumastuti (2011), namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013). 2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rebecca dan Siregar (2013) serta Juniarti dan Sentosa (2009). Namun didukung oleh Ashbaugh et. al., (2004). 3. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya utang (cost of debt). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shuto dan Kitagawa (2010), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Juniarti dan Sentosa (2009). 77 4. Kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan secara simultan terhadap biaya utang (cost of debt). B. Saran Berikut adalah saran dari peneliti yang dapat dipertimbangkan bagi penelitian yang akan datang. Saran ini diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi sehingga akan memberikan manfaat yang lebih baik. 1. Penelitian ini menggunakan proksi dari good corporate governance (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial) sebagai variabel independennya. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi lain dari good corporate governance atau dapat menambahkan variabel independen baru untuk menyempurnakan penelitian ini. 2. Periode waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 4 tahun (2010, 2011, 2012, dan 2013). Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode tersebut agar lebih terlihat konsistensi dari variabel-variabel penelitian yang digunakan. 3. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel jenis perusahaan lain, sehingga dapat mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) pada perusahaan jenis lain. 78 DAFTAR PUSTAKA Agnes, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Negeri Padang, 2013. Agustian, Widi, “Bakrie 'Miskin' Gara-Gara Utang Rp75 Triliun”, diakses melalui http://economy.okezone.com/read/2012/11/29/320/724884/bakriemiskin-gara-gara-utang-rp75-triliun, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 12.15 WIB. Algifari, “Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi”, BPFE Yogyakarta, 2010. Anderson, Ronald C., Sattar A. Mansi, and David M. Reeb, ”Founding Family Ownership and The Agency Cost of Debt”, Journal of Accounting and Economics, 2002. Ashbaugh, Hollis, Daniel W. Collins, dan Ryan LaFond, “Corporate Governance and the Cost of Equity Capital”, University of Wisconsin, Madison, 2004. Ayub, Maydeliana, “Pengaruh Family Ownership Terhadap Cost of Debt (Penelitian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)”. Tesis, Jakarta: Universitas Indonesia, 2008. Bhojraj, Sanjeev, dan Partha Sengupta, “Effect of Corporate Governance on Bond Ratings and Yields: The Role of Institutional Investors and Outside Directors”, Cornell University, 2003. Brickley, James A., Ronald C Lease, dan Clifford W. Smith, Jr, “Ownership Structure and Voting on Antitakover Amendments”, Journal of Financial Economics, 1988. Christiawan, Yulius Jogi, dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, 2007, 1-8. Claessens, Stijn, Simeon Djankov, and Larry H.P. Lang, “The Separation of Ownership and Control in East Asian Corporations”, Chinese University of Hong Kong, 1999. Crutchley, Claire E, et. al., “Agency problems and the simultaneity of financial decision making The role of institutional ownership”, International Review of Financial Analysis, Vol.8, No.2, 1999, 177–197. Demsetz, Harold, dan Kenneth Lehn, “The Structure of Corporate Ownership: Causes and Consequences”, The Journal of Political Economy, 1985. 79 Dewi, Sisca Christiany, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, Jakarta, 2008, 47-58. Dian, Fachrur, dan Rika Lidyah, “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar Di BEI”, Jurnal STIE MDP, 2014. Elyasiani, Elyas, Jingyi (Jane) Jia, Connie X. Mao, “Institutional Ownership Stability and the Cost of Debt”, Temple University, 2007. Fortin, Steve, dan Jeffrey Pittman, “Auditor Choice and the Cost of Debt Capital for Newly Public Firms”, McGill University, 2004. Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketujuh, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Gul, Sajid, et. al., “Agency Cost, Corporate Governance and Ownership Structure (The Case of Pakistan)”, International Journal of Business and Social Science, Vol. 3, No. 9, 2012. Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Press, Jakarta, 2012. Hasan, M Alamsyah, dan Poppy Nurmayanti, “Effect of Managerial Ownership, Free Cash Flow and Size Company Policy on Debt (Empirical Study On Industrial Enterprises Basic And Chemicals Listed In BEI)”, Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, No. 9, 2013, 218-233. Imanta, Dea, dan Rutji Satwiko, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Manajerial”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, 2011, 67-80. Jelinek, Kate, dan Pamela S Stuerke, “The Nonlinear Relation between Agency Costs and Managerial Equity Ownership: Evidence of Decreasing Benefits of Increasing Ownership”, University of Rhode Island, 2009. Jensen, M, and W. Meckling, “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, 1976. Juniarti, dan Agnes A. Sentosa, “Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 2, 2009, 88-100. Kaihatu, Thomas S., ”Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.8, No. 1, 2006. 80 Khan, M. Kaleem, et. al., “Relationship of Family Ownership and Agency Cost of Debt in Pakistani Firms”, Sci.Int.(Lahore), 2013, 401-409. Kusumawati, Ivana Teddy, dan Juniarti, “Pengaruh Family Control Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Industri Dasar dan Kimia”, Business Accounting Review, Vol. 2, No. 1, 2014. La Porta, Rafael, et. al., “Corporte Ownership Around The World”, Harvard University, 1998. Lamora P, Starga, Vince, dan Kamaliah, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Keluarga terhadap Manajemen Laba (Earning Management) pada Perusahaan Berkepemilikan Ultimat yang Terdaftar di BEI”, Universitas Riau, Pekanbaru, 2013. Lisa, Oyong, “Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan Dalam Hubungan Keagenan”, Jurnal WIGA, Vol. 2, No. 1, 2012. Nuraina, Elva, “Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 19, No. 2, 2012, 110 – 125. Perdana, Ida Bagus Putra, dan Retno Kusumastuti, “Analysis of The Impacts of Family Ownership on a Company’s Costs of Debt”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 18, No. 2, 2011. Rebecca, Yulisa, dan S. Veronica Siregar, “Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Universitas Indonesia, 2013. Retno M, Reny Dyah, dan Denies Priantinah, “Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)”, Jurnal Nominal, 2012. Roberts, Gordon S. dan Lianzeng Yuan, “Does Institutional Ownership Affect the Cost of Bank Borrowing?”, 2006. Rustiarini, Ni Wayan, “Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010. Savitri, Isma, “Pabrik Kertas Prabowo Terancam Gulung Tikar”, diakses melalui http://nasional.tempo.co/read/news/2011/06/09/063339670/pabrik-kertasprabowo-terancam-gulung-tikar, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 11.45 WIB. 81 Septian, Muhamad, dan Rosita R Panggabean, “Pengaruh Good Corporate Governance dan Kepemilikan Keluarga terhadap Biaya Utang: Studi Empiris terhadap Perusahaan yang Masuk dalam Daftar Kompas 100 Periode Agustus 2013-Januari 2014”, Universitas Bina Nusantara, 2014. Shuto, Akinobu, dan Norio Kitagawa, “The effect of managerial ownership on the cost of debt: Evidence from Japan”, Kobe University, 2010. Sukirni, Dwi, “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Universitas Negeri Semarang, 2012. Susan, dan Estralita Trisnawati, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 2, 2011, 131-144. Thertina, Martha, “Utang Bakrie Rp 21,4 triliun dan US$ 5,7 miliar”, diakses melalui http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/09/06/088427915/utangbakrie-rp-21-4-triliun-dan-us-5-7-miliar, pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 11.20 WIB. Umi, “Perusahaan Prabowo Terancam Bangkrut”, diakses melalui http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/225682-perusahaan-prabowoterancam-pailit, pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB. Wicaksono, Adhi Anjar, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial dan Publik, Ukuran Perusahaan, Ebit/Sales dan Total Hutang/Total Aset terhadap Nilai Perusahaan yang Telah Go Public dan Tercatat di Bursa Efek Indonesia”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2002. Widarjo, Wahyu, Bandi, dan Sri Hartoko, “Pengaruh Ownership Retention, Investasi Dari Proceeds, dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010. Wiranata, Yulius A, dan Yeterina W. Nurgrahanti, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, 2013, 15-26. www.idx.com Yunita, Nancy, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Voluntary Disclosure dan Biaya Hutang”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1, No. 1, 2012. 82 LAMPIRAN 83 Lampiran 1 Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Astra Auto Part Tbk. AUTO 2 Barito Pasific Tbk. BRPT 3 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 4 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 5 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 6 Kalbe Farma Tbk. KLBF 7 Langgeng Makmur Industry Tbk. LMPI 8 Lionmesh Prima Tbk LMSH 9 Mulia Industrindo Tbk. MLIA 10 Pan Brothers Tbk. PBRX 11 Prima alloy steel Universal Tbk. PRAS 12 Sekar Laut Tbk. SKLT 13 Selamat Sempurna Tbk. SMSM 14 Indo Acitama Tbk. SRSN 15 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM 16 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI 17 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. 18 Voksel Electric Tbk. ULTJ VOKS 84 Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Keluarga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kode Perusahaan AUTO BRPT ETWA INDF KBRI KLBF LMPI LMSH MLIA PBRX PRAS SKLT SMSM SRSN SSTM SULI ULTJ VOKS 2010 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 85 FAM 2011 2012 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 2013 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Institusional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kode Perusahaan AUTO BRPT ETWA INDF KBRI KLBF LMPI LMSH MLIA PBRX PRAS SKLT SMSM SRSN SSTM SULI ULTJ VOKS 2010 0,0246 0,6001 0,0572 0,5005 0,3700 0,0397 0,5975 0,3222 0,4145 0,4352 0,0037 0,5654 0,0560 0,0733 0,3572 0,0532 0,1572 0,2769 86 INST 2011 2012 0,0246 0,0246 0,6001 0,6001 0,0572 0,0572 0,5007 0,5007 0,3579 0,3006 0,0396 0,0506 0,5975 0,5975 0,3222 0,3222 0,4145 0,4145 0,6839 0,6829 0,0036 0,0036 0,5654 0,5654 0,0816 0,1038 0,0733 0,0733 0,3572 0,3572 0,0532 0,0532 0,1572 0,1572 0,2769 0,2769 2013 0,0246 0,6001 0,0572 0,5007 0,2183 0,0889 0,5975 0,3222 0,4194 0,6474 0,1613 0,5654 0,1003 0,0733 0,3572 0,1519 0,1570 0,3250 Lampiran 4 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Manajerial No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kode Perusahaan AUTO BRPT ETWA INDF KBRI KLBF LMPI LMSH MLIA PBRX PRAS SKLT SMSM SRSN SSTM SULI ULTJ VOKS 2010 0,0008 0,0049 0,0006 0,0005 0,0664 0,0002 0,0002 0,2562 0,0004 0,0133 0,0591 0,0013 0,0604 0,0002 0,0750 0,0121 0,1797 0,0078 87 MANJ 2011 2012 0,0008 0,0008 0,0049 0,0049 0,0008 0,0008 0,0005 0,0002 0,1020 0,0806 0,0002 0,0004 0,0002 0,0002 0,2562 0,2562 0,0006 0,0006 0,0042 0,0042 0,0627 0,0591 0,0013 0,0013 0,0604 0,0604 0,0002 0,1207 0,0806 0,0572 0,0121 0,0121 0,1797 0,1797 0,0438 0,0439 2013 0,0006 0,0153 0,0008 0,0002 0,0548 0,0004 0,0002 0,2562 0,0006 0,0041 0,0496 0,0013 0,0604 0,0942 0,0806 0,0096 0,1780 0,0945 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Variabel Biaya Utang (Cost of Debt) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kode Perusahaan AUTO BRPT ETWA INDF KBRI KLBF LMPI LMSH MLIA PBRX PRAS SKLT SMSM SRSN SSTM SULI ULTJ VOKS 2010 0,1084 0,1015 0,1276 0,1060 0,0083 0,1132 0,0975 0,1877 0,0080 0,0659 0,1116 0,0740 0,0958 0,0604 0,1349 0,0677 0,0988 0,1158 88 COD 2011 2012 0,0945 0,0924 0,1014 0,0700 0,0985 0,0609 0,0777 0,0941 0,0168 0,0472 0,1587 0,1014 0,0924 0,1076 0,2064 0,1949 0,0641 0,0575 0,0581 0,0583 0,0999 0,0960 0,0923 0,0632 0,0918 0,0796 0,0468 0,0631 0,1007 0,0937 0,0744 0,0538 0,0870 0,0665 0,0916 0,0922 2013 0,1028 0,0397 0,0748 0,1597 0,1124 0,0726 0,1124 0,3780 0,0778 0,0692 0,0797 0,0860 0,0773 0,0859 0,1116 0,0481 0,0745 0,0791 Lampiran 6 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FAM 72 ,00 1,00 ,5000 ,50351 INST 72 ,00 ,68 ,2858 ,21893 MANJ 72 ,00 ,26 ,0463 ,07003 COD 72 ,01 ,38 ,0926 ,04954 Valid N (listwise) 72 Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram 89 Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability-Plot Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov- Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 72 a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation 0E-7 ,03880197 Absolute ,126 Positive ,126 Negative -,062 Kolmogorov-Smirnov Z 1,068 Asymp. Sig. (2-tailed) ,204 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 90 Lampiran 10 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF FAM ,830 1,204 INST ,814 1,229 MANJ ,962 1,040 (Constant) 1 a. Dependent Variable: COD Lampiran 11 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,622 a ,387 Std. Error of the Durbin-Watson Estimate ,359 ,03965 a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST b. Dependent Variable: COD Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot 91 1,759 Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Spearman Correlations FAM ,079 . ,006 ,964 ,510 72 72 72 72 ** 1,000 -,137 ,160 ,006 . ,252 ,180 72 72 72 72 -,005 -,137 1,000 ,203 ,964 ,252 . ,087 72 72 72 72 Correlation Coefficient ,079 ,160 ,203 1,000 Sig. (2-tailed) ,510 ,180 ,087 . 72 72 72 72 Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Spearma N n's rho Correlation Coefficient MANJ Sig. (2-tailed) -,322 N Absut Absut -,005 1,000 N INST MANJ ** Correlation Coefficient FAM INST N -,322 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Lampiran 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b Model Summary Model 1 R ,622 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,387 a. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST b. Dependent Variable: COD 92 ,359 ,03965 Lampiran 15 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) a ANOVA Model Sum of df Mean Square F Sig. Squares Regression ,067 3 ,022 1Residual ,107 68 ,002 Total ,174 71 14,282 ,000 b a. Dependent Variable: COD b. Predictors: (Constant), MANJ, FAM, INST Lampiran 16 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error ,104 ,012 FAM 1 INST -,038 ,010 -,027 MANJ ,333 t Sig. Beta 8,624 ,000 -,388 -3,724 ,000 ,024 -,119 -1,126 ,264 ,069 ,471 4,865 ,000 a. Dependent Variable: COD 93