Alokasi Anggaran Sektor Perumahan Harus Ditingkatkan Direktur

advertisement
Dirjen Pembiayaan Perumahan: Alokasi Anggaran Sektor Perumahan Harus Ditingkatkan
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Maurin Sitorus, mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk sektor perumahan harus
ditingkatkan. Hal tersebut disampaikan dalam wawancara dengan majalah BUMN Track di kantor
Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/7).
Alokasi anggaran untuk sektor perumahan di Indonesia, imbuh Maurin, lebih kecil dibandingkan
dengan negara asia lainnya.
“Pemerintah Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 0,1 persen dari produk domestik brutonya
untuk sektor perumahan, jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan Filipina sekitar 0,31 persen”,
tuturnya.
Negara – negara Asia lainnya seperti Thailand mengalokasikan 2,21% untuk sektor perumahan.
Kalau dilihat dari sektor swasta, mortgage atau kredit perumahan sekitar 3,2 % dari PDB, kurang
lebih sekitar Rp. 330 Triliun, di Singapura 53% dari PDB-nya, Malaysia 30%, Thailand 15% dan
China 19 %. “Kalau kita melihat resources yang dialokasikan sektor swasta dan pemerintah masih
kecil”, terang Maurin.
Rendahnya alokasi anggaran untuk sektor perumahan ini sebagai salah satu penyebab backlog
perumahan di Indonesia selain juga disebabkan oleh kemiskinan yang ada saat ini. Hal tersebut
sebagai penyebab berkurangnya daya beli masyarakat, sehingga kepemilikan rumah masih
rendah.
Untuk meningkatkan alokasi anggaran di sektor perumahan, imbuh Maurin, kita saat ini memiliki
Rancangan Undang – Undangan Tabungan Perumahan Rakyat (RUU Tapera) dan telah masuk
Program Legislasi Nasional (prolegnas). “Apabila RUU Tapera menjadi Undang – undang, ini akan
menjadi resources yang powerful untuk sektor perumahan, karena beban APBN akan berkurang
besar”, ucap Maurin. (SRP)
Biro Komunikasi Publik
page 1 / 1
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download