Pembiayaan Perumahan Tahun 2016 Akan Jauh Lebih Bagus

advertisement
Pembiayaan Perumahan Tahun 2016 Akan Jauh Lebih Bagus
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan, Maurin Sitorus, mengatakan bahwa pembiayaan
perumahan tahun 2016 akan jauh lebih bagus, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dikarenakan Program Sejuta Rumah masuk dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). Hal tersebut disampaikan oleh Maurin dalam sesi wawancara khusus dengan beberapa
media nasional, di ruang kerja Dirjen Pembiayaan Perumahan, Kantor Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Jakarta, Rabu (08/07).
Pernyataan Maurin tersebut didukung oleh data bahwa pemerintah dalam hal ini KemenPUPR
sudah mengajukan pagu indikatif untuk pembiayaan perumahan tahun 2016 ke Kementerian
Keuangan (Kemenkeu). “Pagu Indikatif yang kita ajukan ke Kemenkeu adalah sebesar Rp. 9,3
triliun untuk KPR FLPP, sementara untuk subsidi selisih suku bunga sebesar 900 miliar”, papar
Maurin.
Skim KPR FLPP (Kredit Kepemilikan Rumah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)
dan skim subsidi selisih bunga (SSB) rencananya akan diterapkan oleh KemenPUPR tahun 2016.
Adapun mekanismenya adalah, pemerintah akan menerapkan terlebih dahulu skim KPR FLPP
untuk rentang waktu dari bulan Januari tahun 2016 atau sampai dana untuk skim KPR FLPP habis.
“Selanjutnya, apabila KPR FLPP tahun 2016 telah habis, kita akan memberlakukan skim subsidi
selisih suku bunga. Hal ini sama dengan konsep pembiayaan yang akan dijalankan di tahun 2015
ini”, terang Maurin.
Dari alokasi anggaran sebesar Rp. 9,3 Triliun melalui skim KPR FLPP ini menurut Maurin dapat
membangun perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar 100.000 unit.
Terkait skim SSB, dananya 100% disiapkan oleh perbankan, pemerintah nanti yang akan
membayar selisih suku bunganya, yaitu selisih suku bunga KPR FLPP dan suku bunga komersil.
“Pemberlakuan skim subsidi selisih bunga ini tidak akan merugikan perbankan. Keuntungan Bank
akan tetap dan masyarakat berpenghasilan rendah atau debitur tetap membayar suku bunga
page 1 / 3
sebesar lima persen”, kata Maurin.
Sebagai informasi tambahan, saat ini realisasi KPR FLPP di tahun 2015, dari bulan Januari – Mei
mencapai sebesar 28.740 unit dan mulai bulan Agustus sampai Desember 2015, pemerintah akan
memberlakukan skim SSB yang diperkirakan dapat menyerap sekitar 55.000 unit rumah.
Selain itu, di tahun 2015 ini juga pemerintah mengalokasikan anggaran untuk subsidi uang muka
sebesar Rp. 220 Milyar untuk 55.000 unit rumah. Selanjutnya, yang menjadi persoalan sekarang
adalah, apakah MBR dapat mengakses fasilitas skim SSB dan subsidi uang muka secara
bersamaan?
Menanggapi hal tersebut, Maurin menyatakan bahwa hal tersebut dimungkinkan, akan tetapi
menurut Maurin, pemerintah akan memperketat peraturan terkait dengan persyaratan bagi MBR
untuk mengakses KPR FLPP maupun Subsidi uang muka.
Potensi Pembiayaan Lainnya
Lebih jauh lagi, Maurin juga mengatakan bahwa pemerintah memiliki potensi pembiayaan lain
untuk skim SSB yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang saat ini jumlah
mencapai Rp. 1 (satu) triliun dan dikelola oleh Badan Layanan Umum – Pusat Pembiayaan
Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BLU – PPP, KemenPUPR).
“Penggunanan PNPB dari BLU – PPP sudah disetujui oleh Wakil Presiden dan kita butuh
peraturan presiden untuk pelaksanaannya. Draftnya sendiri sudah kita buat”, ucap Maurin.
Penerimaan negara bukan pajak ini, imbuh Maurin, diterima oleh BLU – PPP dari Asosiasi Real
Estate Indonesia (REI) yang dikenakan atas penyaluran FLPP yang sebelumnya 0,5 % dan sejak
suku bunga FLPP turun dari 7,25% menjadi 5%, PNBP yang diserahkan REI turun menjadi 0,3%.
“Kedua, penghasilan BLU – PPP ini dari dana – dana yang ditempatkan di bank pelaksana, ada
suku bunganya, inilah sumbernya”, ujar Maurin.
Pada kesempatan lain, Maurin menyatakan bahwa ada bank asing yang tertarik untuk membantu
pembiayaan perumahan. “Potensi pembiayaan lainnya adalah pinjaman langsung dari bank asing
seperti, World Bank, IFC dan ADB. Mereka tertarik untuk membantu sektor perumahan”, tutur
page 2 / 3
Maurin. (SRP)
Biro Komunikasi Publik
page 3 / 3
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download