Situasi Ketenagakerjaan di Indonesia

advertisement
Disampaikan oleh : Sjaiful DP
PETA SUMBER DAYA MANUSIA






Penduduk (2011)
:
Angkatan Kerja (2011):
Pengangguran (2011) :
Pekerja formal
:
Pekerja informal
:
Orang miskin
:
237.641.326.
119.527.546.
8.12 juta.
39.20 juta.
62.82 juta.
32.530.000.
PETA PERUSAHAAN DAN
SERIKAT PEKERJA/BURUH
 Perusahaan tercatat
 Mempekerjakan > 50 orang
25 s/d 49 orang
25 orang
 Pemborong/Subkontraktor
(data dari 20 propinsi)
 Penyedia Jasa Tenaga Kerja
(data dari 20 propinsi)
 Federasi SP/SB
(SP tingkat perusahaan)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
207.640.
14.637 (7%).
39.575 (19%).
153.428 (74%).
1.467 dengan
77.617 orang.
1.946 dengan
138.977 orang.
95.
11.766 termasuk
BUMN 170.
PETA HUBUNGAN INDUSTRIAL








Mediator
Konsiliator
Arbiter
Peraturan Perusahaan
PKB
LKS Bipartit
Pekerja ter-PHK (2008 s/d 2010)
Mogok kerja (2008 s/d 2010)
: 1.198.
: 232.
: 60.
: 42.191.
: 10.659.
: 12.099.
: 98.851.
: 545 kasus,
melibatkan 374.869
pekerja, 2.839.117
jam kerja hilang.
Lanjutan
 Kecelakaan (2008 s/d 2010): 9.700 peristiwa.
133 meninggal
(terbesar transportasi).
288 cacat.
 Pengawas tersedia
: 2.089 orang.
Yang dibutuhkan
: 3.463 orang.
Dalam kenyataannya pengawas diatas lebih kurang
karena banyak yang pension, atau dialih tugaskan
oleh Pemerintah Daerah.
BEBERAPA MASALAH
 Jumlah Serikat Pekerja/Buruh yang banyak,
sangat berpotensi mendatangkan perbedaan
prinsip, visi, dibarengi kuatnya persaingan yang
kadang tidak sehat.
 Akses Serikat Pekerja/Buruh lemah terhadap
pemerintah dan pengusaha.
Kurangnya Pimpinan Organisasi yang
professional dihampir semua lini kepemimpinan.
 Peraturan Perundang-Undangan yang kurang
flexible bahkan berbenturan satu sama lain,
sementara penerapannya tidak terkontrol oleh
pengawas atau mediator.
Lanjutan
 Lambat mengantisipasi kebijakan ekonomi
global.
 Kebijakan yang lebih “export oriented”,
sehingga kebutuhan dalam negeri sukar
terpenuhi.
 Perlindungan atas kepastian kerja, kepastian
penghasilan dan jaminan social masih lemah
terutama Pekerja PKWT, sub-kontarktor,
pemborong pekerjaan dan Penyedia Jasa
Pekerja.
BEBERAPA SARAN
 SP/SB supaya memperkuat diri dan
meningkatkan kwalitas sumber daya manusianya terutama pimpinannya.
 Mampu menyusun PKB yang bermutu dan tidak
sekedar menyalin peraturan perundangundangan.
 Meyakinkan pengusaha, betapa pentingnya
pelatihan kerja.
 Mendorong pemerintah membatasi import
barang yang sudah diproduksi dalam negeri dan
mendahulukan kebutuhan dalam negeri.
Lanjutan
 SP/SB supaya bersatu dalam visi dan missi.
 Mendorong dapat dilaksanakannya social
dialogue.
 Memperjuangkan agar semua Pekerja,
diberlakukan prinsip “upah yang sama bagi
pekerjaan yang bobotnya sama”.

Semua Pekerja tanpa membedakan status
diberi akses berorganisasi dan perlindungan
sosial.
Download