minggu-4-perjanjian

advertisement
ASPEK HUKUM DALAM BISNIS
PENGAJAR :
SONNY TAUFAN, MH.
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS INDUSTRI
POLITEKNIK STMI JAKARTA
MINGGU Ke 4
Istilah
Common Law
Civil Law (Indonesia)
Contract
Agreement
Agree
Pact
Covenant
Treaty
Kontrak
Sewa
Perjanjian
Persetujuan
Perikatan
Sonny Taufan, MH.
2
Pengertian
3

Prof. Subekti


Perikatan → hubungan hukum antara 2 pihak/lebih,
dimana satu pihak berhak menuntut, sementara pihak lain
berkewajiban memenuhi tuntutan
Perjanjian → suatu peristiwa dimana seorang berjanji
pada orang lain atau 2 orang saling berjanji untuk
melakukan suatu prestasi
Perjanjian ≠ Kontrak ≠ Perikatan ??
Sonny Taufan, MH.
4

Menurut Ps. 1313 KUHPerdata
“Suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap suatu orang atau lebih lainnya”


Dalam praktek tidak dibedakan istilah kontrak atau
perjanjian atau perikatan.
Dalam teori dibedakan istilah perjanjian atau perikatan
Sonny Taufan, MH.
Sistematika Buku III KUHPerdata
Sumber perikatan
Prestasi
Syarat sahnya perikatan
Wanprestasi
Keadaan memaksa
Resiko s.d hapusnya
perikatan
5
Bagian Umum (1233-1456)
Buku III
Lex specialis derogat lex generalis
Bagian Khusus
Asas keb.
berkontrak
Nominat 15 Perj.
Inominat
Sumber:
•Peraturan Per UU
•Kebiasaan
1319
Sistem Terbuka
Sonny Taufan, MH.
Pengaturan Hukum Perikatan
6





Buku ke III
Bab I s.d Bab IV tentang Perikatan Pada Umumnya
Bab V s.d Bab VII tentang Perjanjian Khusus
Lihat pasal 1319 KUHPerdata
Ketentuan Bagian Umum berlaku juga pada perjanjianperjanjian yang diatur dalam KUHD
Sonny Taufan, MH.
Perjanjian
7
Dalam perjanjian setidak-tidaknya melibatkan 2 pihak:
 Yaitu pihak yang mengajukan penawaran dan pihak
yang menerima penawaran tersebut
 Dalam KUHPerdata disebutkan bahwa kedua belah
pihak itu adalah pihak yang berkewajiban untuk
melakukan prestasi (debitur) dan pihak yang berhak
menuntut terlaksananya prestasi tersebut (kreditur)
Sonny Taufan, MH.
Sumber Perikatan
8
Kongret
Pacta Sunt Servanda
Peristiwa hukum
Perjanjian (1313)
PERIKATAN
Ps. 1233
UU saja
UU
1354, 1359
Halal
Krn Prb Man.
PMH (1365)
Sonny Taufan, MH.
9
3 Macam Prestasi (Ps. 1234 KUHPerdata)
1.
Memberikan sesuatu (to Geven)
2.
Berbuat sesuatu (to Doen)
3.
Tidak berbuat sesuatu (Niet Doen)
Sonny Taufan, MH.
Perikatan Menurut Doktrin
10



Dilihat dari segi prestasi
 Timbal Balik → saling memenuhi kewajiban utamanya
 Timbal Balik Tidak Sempurna → saling memenuhi tetapi kewajiban tp tidak
seimbang. Misal perjanjian pemberian kuasa (ps. 1792-1808)
 Perjanjian Sepihak → hanya 1 pihak yang mempunyai kewajiban. Misal
perjanjian hibah (ps. 1666)
Dilihat dari segi pembebanan
 Perjanjian Tanpa Beban → perjanjian hibah (pemberi hibah tidak menarik
manfaat bagi dirinya sendiri)
 Perjanjian Atas Beban (perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak
melakukan prestasi)
Dilihat dari segi kesepakatan
 Perjanjian Konsesual → lahir pada saat tercapainya kata sepakat diantara
para pihak
 Perjanjian Riel → lahir disamping kata
sepakat
Sonny
Taufan, MH.juga diiikuti dengan
penyerahan barang
Perikatan Menurut KUHPerdata
11
A.
B.
Perikatan untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu
Bersyarat → jika digantungkan pada suatu peristiwa tertentu yang akan datang dan
masih belum terjadi. Ada 2 macam:
1.
2.
C.
D.
E.
F.
G.
Syarat tangguh
Syarat batal
Ketetapan waktu
Alternatif (manasuka)
Tanggung menanggung → Ps. 18 KUHD → firma, dikatakan tiap persero
bertanggung jawab secara tanggung menanggung untuk perikatan firma
Dapat dibagi/tidak dapat dibagi → prestasi dalam hal terdapat beberapa orang
debitur/kreditur
Ancaman hukuman → diwajibkan pada debitur untuk menjamin pelaksanaan
perikatannya, melakukan sesuatu perbuatan, jika perikatan tidak terpenuhi.
Ancaman hukum mengandung 2 maksud:
1.
2.
Untuk mendorong debitur melaksanakan kewajibannya
Membebaskan kreditur dari pembuktian tentang jumlah/besarnya
kerugian yang diderita.
Sonny Taufan, MH.
Asas-asas hukum kontrak
12
Ada bbrp asas yg berlaku dlm hk kontrak baik yg secara
tegas diatur di dlm maupun di luar KUHPer sbb:
(1) Asas hk kontrak bersifat mengatur
Sifat mengikatnya hk kontrak dibagi dlm dua bagian, yakni:
hukum yg bersifat memaksa (dwingen recht) dan hukum yg
bersifat mengatur (aanvullen recht)
Hukum ttg kontrak pd prinsipnya tergolong dlm hk yg
mengatur. Artinya bahwa hk tsb baru berlaku sepanjang
Sonny Taufan, MH.
para pihak tdk mengaturnya lain,
kecuali UU menentukan lain
(2) Asas kebebasan berkontrak
(freedom of contract)
13
1)
2)
3)
4)
Artinya para pihak bebas membuat kontrak dan
mengatur sendiri isi kontrak tsb, sepanjang memenuhi
ketentuan sbb :
Memenuhi syarat sbg suatu kontrak
Tdk dilarang oleh undang-undang
Sesuai dgn kebiasaan yg berlaku
Dilaksanakan dgn itikad baik
Asas kebebasan berkontrak ini merupakan refleksi dari
sistem terbuka (open system) dari hk kontrak tsb
Sonny Taufan, MH.
(3) Asas pacta sunt servanda
14
Asas ini mengajarkan bahwa suatu kontrak yang dibuat
secara sah mempunyai ikatan hukum yg penuh (janji itu
mengikat)
KUHPer juga menganut prinsip ini dgn menentukan bahwa
suatu kontrak berlaku seperti undang-undang bagi para
pihak (pasal 1338 KUHPer)
Sonny Taufan, MH.
4.Asas konsensual
15
Maksud dari asas konsensual ini adalah bahwa suatu kontrak
sudah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat
(asalkan syarat-syarat sahnya kontrak telah terpenuhi)
Berarti mulai saat itu sudah timbul hak dan kewajiban di
antara para pihak dan kontrak sudah mempunyai akibat
hukum.
Pengecualian: terhadap bbrp jenis kontrak tertentu
disyaratkan dalam bentuk tertulis, atau harus dibuat oleh
atau dihadapan pejabat tertentu
Sonny Taufan, MH.
5. Asas obligatoir
16
Maksud dari asas obligatoir adalah bahwa setelah sahnya suatu
kontrak, maka kontrak tsb sudah mengikat, ttp baru sebatas
menimbulkan hak dan kewajiban di antara para pihak dan
pd tahap ini hak milik belum berpindah ke pihak lain.
Untuk memindahkan hak milik perlu adanya penyerahan
(levering)
Mengenai saat mengikatnya kontrak dan peralihan hak milik ini
ada 3 teori:
1.
Kontrak bersifat obligatoir
2.
Kontrak bersifat riil
Kontrak bersifat final
3.
Sonny Taufan, MH.
6. Asas itikad baik (goede trouw)
17
Asas itikad baik dapat disimpulkan dr pasal 1338(3)
KUHPer yg berbunyi : “perjanjian harus dilaksanakan dgn
itikad baik”
Maksudnya bahwa para pihak yakni kreditur dan debitur
harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yg teguh atau kemauan baik
dr para pihak.
Sonny Taufan, MH.
7. Asas kepribadian (personalitas)
18
Asas kepribadian merupakan asas yg menentukan bahwa
seseorang yg membuat kontrak hanyalah untuk
kepentingan perseorangan saja.
Ps 1315 KUHPer :” pd umumnya seseorang tdk dpt
mengadakan perikatan atau perjanjian selain utk
dirinya sendiri.”
Ps 1340 KUHPer :” perjanjian hanya berlaku antar pihak
yg membuatnya.”
Sonny Taufan, MH.
Pengecualian
19
Ps 1317 KUHPer yg berbunyi :” Dapat pula perjanjian
diadakan utk kepentingan pihak ketiga, bila suatu
perjanjian yg dibuat utk diri sendiri, atau suatu
pemberian orang lain, mengandung suatu syarat
semacam itu.” (ttg perjanjian utk pihak ketiga)
Ps 1318 KHUPer merupakan perjanjian utk kepentingan :
Dirinya sendiri
a.
b.
Ahli warisnya, dan
c.
Orang-orang yg memperoleh hak darinya.
Sonny Taufan, MH.
Syarat-syarat sahnya perjanjian
20
Kesepakatan (Consensus)
Subjektif
Kecakapan (Capacity)
Ps. 1320 KUHPerdata
Hal tertentu (Certanty of Terms)
Objektif
Sebab yang halal (Legality)
Sonny Taufan, MH.
Kesepakatan (Consensus)
21
•
Kekhilafan
Bebas
•
Inti atau pokok perjanjian (objek/prestasi)
thd suatu konsep
Ketidaksesuaian kontrak dgn negosiasi
Paksaan
•Psychis (vis compulsiva) → relatif
•Bukan paksaan fisik
Penipuan
Suatu rangkaian kebohongan yg diatur
perlu dipertimbangkan:
•Taraf pendidikan
•Kecakapan org yang ditipu
Sonny Taufan, MH.
22

Kesepakatan berarti ada persesuaian kehendak yang
bebas antara para pihak mengenai hal-hal pokok yang
diinginkan dalam perjanjian. Dalam hal ini, antara para
pihak harus mempunyai kemauan yang bebas (sukarela)
untuk mengikatkan diri, di mana kesepakatan itu dapat
dinyatakan secara tegas maupun diam-diam. Bebas di sini
artinya adalah bebas dari kekhilafan (dwaling, mistake),
paksaan (dwang, dures), dan penipuan (bedrog, fraud).
Secara a contrario, berdasarkan pasal 1321 KUHPer,
perjanjian menjadi tidak sah, apabila kesepakatan terjadi
karena adanya unsur-unsur kekhilafan, paksaan, atau
penipuan.
Sonny Taufan, MH.
Kecakapan (Capacity)
23
Ps. 1330 KUHPerdata
•Orang belum dewasa
•Dibawah pengampuan
•Orang perempuan
Orang
Subjek Hukum
Badan Hukum
Sonny Taufan, MH.
Hal Tertentu (Certainty of Terms)
24
Ps. 1333 KUHPerdata
Pokok
Prestasi
Ps. 1234 KUHPerdata
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
Sonny Taufan, MH.
Objek Perjanjian
Hal tertentu
25

Sesuatu yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban
kedua belah pihak, yang paling tidak barang yang
dimaksudkan dalam perjanjian ditentukan jenisnya.
Menurutpasal 1333 KUHPer, objek perjanjian tersebut
harus mencakup pokok barang tertentu yang sekurangkurangnya dapat ditentukan jenisnya. Pasal 1332
KUHPer menentukan bahwa objek perjanjian adalah
barang-barang yang dapat diperdagangkan
Sonny Taufan, MH.
Sebab yang halal (legality)
26


Yang dimaksud dengan Sebab adalah isi perjanjian itu
sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
oleh para pihak (Ps. 1337 KUHPerdata)
Isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa yang
diperbolehkan atau legal (geoorloofde oorzaak) yaitu:
1.
2.
3.
4.
Undang-undang
Ketertiban umum (openbare orde/public policy)
Kesusilaan (zenden/morality)
PATIHA (Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian)
Sonny Taufan, MH.
Tidak terlaksananya perjanjian
27
Terdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu:
Wanprestasi
1.
2.
Overmacht atau keadaan memaksa
1. Wanprestasi

Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan atau lalai

Bentuknya
1.
2.
3.
4.


Tidak melaksanakan perjanjian
Tidak sempurna melaksanakan
Terlambat melaksanakan
Melakukan hal yang tidak boleh
Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah/akta sejenis
yang menyatakan lalai atau demi perikatannya (SOMASI)
Hukuman (akibat) bagi debitur lalai
1.
2.
3.
4.
Ganti rugi
Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian
Peralihan resiko
Membayar biaya perkara
Sonny Taufan, MH.
Pasal 1320 KUHPerdata
28
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
 1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian
 2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
Syarat SUBJEKTIF
 3. Suatu hal tertentu
 4. Sebab yang halal
Syarat OBJEKTIF
Sonny Taufan, MH.
29
Jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat subjektif,
maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan.
Sedangkan, jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat
objektif, maka perjanjian tersebut adalah batal demi
hukum.
Sonny Taufan, MH.
Dapat Dibatalkan
30

Salah satu pihak dapat memintakan pembatalan itu.
Perjanjiannya sendiri tetap mengikat kedua belah pihak,
selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan
pihak yang berhak meminta pembatalan tadi (pihak
yang tidak cakap atau pihak yang memberikan
sepakatnya secara tidak bebas).
Sonny Taufan, MH.
Batal Demi Hukum
31

Perjanjian dari semula dianggap tidak pernah ada
dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu
perikatan.
Sonny Taufan, MH.
Hukuman terhadap wanprestasi
Segala pengeluaran yang nyatanyata sudah dikeluarkan
32
Ad 1. ganti rugi
Biaya
Pembatasan ganti rugi
1. Ps. 1247
2. Ps. 1248
Ganti rugi:
1. Bersifat material
2. Bersifat immaterial
Ganti Rugi
Rugi
Kerusakan barang-barang
kreditur akibat kelalaian
debitur
Bunga
Kerugian yang berupa
Kehilangan keuntungan
Sonny Taufan, MH.
33
Ad. 2 Pembatalan Perjanjian
• Tujuannya → membawa kedua belah pihak kemabli pada keadaan sebelum perjanjian
• Pasal 1266 KUHPerdata → perikatan bersyarat → syarat batal, selalu dianggap ada
dicantumkan dalam perjanjian yang timbal balik, manakala salah satu pihak tidak
memenuhi kewajiban tidak batal demi hukum tapi dapat dimintakan pembatalan pada
hakim. Yang membatalkan perjanjian bukan kelalaian tetapi putusan hakim
Ad. 3 Peralihan Resiko
• Resiko → kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa di luar
kesalahan salah satu pihak yang menimpa objek perjanjian
• Pasal 1237 → resiko dalam perjanjian pemberian barang
“Sejak lahirnya perjanjian resiko di tanggung oleh orang yang berhak menagih
pembayaran”
•
•
Pasal 1460 → resiko dalam jual beli → berdasarkan jenis barangnya. Ps. 1461 s.d
1464
Pasal 1545 → resiko dalam perjanjian tukar menukar
Ad. 4 Pembayaran Ongkos Perkara
• Pasal 18 (1) HIR
“Debitur lalai/kalah, diwajibkan membayar biaya perkara”
Sonny Taufan, MH.
2. Keadaan Memaksa (overmacht)
34



Overmacht/force majeur
Tiga unsur overmacht adalah
1. Tidak memenuhi prestasi
2. Ada sebab yang terletak diluar kesalahan debitur
3. Faktor penyebab itu tidak dapat diduga sebelumnya dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada debitur
Dua ajaran tentang overmacht:
1. Ajaran yang objektif (de objektive overmachtsleer) atau absolut


2.
Ajaran yang subjektif (de subjective overmachtsleer) atau relatif



Dalam keadaan memaksa
Unsur impossibilitas
Dalam keadaan memaksa
Unsur diffikultas
Bentuk keadaan memaksa
1. Bentuk umum → karena iklim, kehilangan, dan pencurian
2. Bentuk khusus → undang-undang, peraturan pemerintah, dan
Sonny Taufan, MH.
pemogokan
Hapusnya perikatan
35
Dalam praktek hapusnya perikatan:
 Jangka waktunya berakhir
 Dilaksanakan objek perjanjian
 Kesepakatan dua belah pihak
 Pemutusan secara sepihak
 Adanya putusan pengadilan
Pasal 1381 KUHPerdata
 Pembayaran
 Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan barang
(konsinyasi)
 Pembaharuan hutang (novasi)
 Perjumpaan hutang (kompensasi)
 Percampuran hutang
 Pembebasan hutangnya
 Musnahnya barang yang terhutang
 Batal dan pembatalan
 Berlakunya syarat batal
 Lewatnya waktu (daluarsa)
Sonny Taufan, MH.
Kesimpulan
36

Hapusnya perikatan dapat terjadi karena beberapa sebab yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi:
1. Karena pemenuhan perikatan itu sendiri, yaitu pembayaran, penawaran
pembayaran tunai disertai penyimpanan atau penitipan, pembaharuan
hutang
2. Karena terjadi suatu peristiwa perdata yang menghapuskan kewajiban
kedua belah pihak dalam perikatan, yaitu terjadi perjumpaan hutang, dan
percampuran hutang
3. Karena terjadi suatu perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban
debitur dalam perikatan yaitu pembebasan hutang oleh kreditur
4. Karena musnahnya objek dalam perikatan, dalam hal ini dikaitkan dengan
suatu kebendaan yang harus diserahkan (jadi yang terkait dengan
perikatan untuk meyerahkan sesuatu)
5. Karena tidak terpenuhi syarat lahirnya suatu perikatan
6. Karena terpenuhinya syarat batal dalam suatu perikatan bersyarat
7. Karena lewatnya waktu (daluarsa)
Sonny Taufan, MH.
37
SELESAI
Sonny Taufan, MH.
Download