12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peran yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, melakukan perkembangan terhadap perusahaan dan untuk pencapaian tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Masyarakat awam pada umumnya seringkali menyamakan pemasaran dengan penjualan. Pandangan ini terlalu sempit karena penjualan hanya satu dari beberapa aspek yang ada pada pemasaran. Pemasran berusaha mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen pasar sasarannya serta bagaimana memuaskan mereka melalui proses pertukaran dengan tetap memperhatikan semua pihak dan tujuan yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Dikutip dari Kotler & Armstrong (2008), pemasaran berarti mengatur pasar untuk membuat hubungan dengan pelanggan agar menguntungkan. Bagaimanapun, membangun hubungan dengan pelanggan akan sangat berdampak. Pada saat ini, teknologi digital, dari Web sites dan online social networks hingga telepon, dapat memperdayakan pelanggan dan membuat pemasaran menjadi lebih interaktif. 12 13 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan kegiatan yang dirancang untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran pertukaran yang memberikan manfaat atau keuntungan melalui suatu analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang terancang untuk menciptakan target organisasi (Kotler dan Amstrong, 2008). Menutut Kotler dan Keller (2009), “Manajemen pemasaran adalah suatu seni atau ilmu yang mempelajari tentang cara pemilihan dan memperoleh target pasar, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan dengan menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan keunggulan suatu nilai kepada pelanggan”. Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu yang mempelajari tentang cara pemilihan dan memperoleh target pasar, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan melalui analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang terencana untuk mencapai target organisasi. 2.2 Media Sosial 2.2.1 Pengertian Media Sosial Menurut Zarella (2010), sosial Media adalah paradigma media baru dalam konteks industri pemasaran. Weber (2009) juga menyatakan bahwa 14 media tradisional seperti TV, radio dan koran memfasilitasi komunikasi satu arah sementara media sosial komunikasinya dua arah dengan mengijinkan setiap orang dapat mempublikasikan dan berkontribusi lewat percakapan online. Sedangkan O’Reilly (2005) berpendapat sosial media adalah platform yang mampu memfasilitasi berbagai kegiatan seperti mengintegrasikan situs web, interaksi sosial, dan pembuatan konten berbasis komunitas. Melalui layanan sosial media dapat memfasilitasi konten, komunikasi dan percakapan. Pemakai dapat membuat atau cocreate, mengatur, mengedit, mengomentari, mentag, mendiskusikan, menggabungkan, mengkoneksikan dan berbagi konten. Berbagai layanana sosial media dapat ditemukan di internet seperti RSS dan feed sindikasi web lain, blog, wiki, berbagi foto, video, podcast, sosial media, sosial bookmark, mashup, widget, microbloging, dan lainlain. Aplikasi teknologi ini memfasilitasi interaksi dan kolaborasi. Pemilik konten dapat melakukan posting atau menambahkan konten, tapi pengguna lain memiliki kemampuan untuk memberikan kontribusi konten. Peran media sosial semakin diakui dalam mendongkrak kinerja bisnis ataupun merek. Efektivitas pemanfaatan tergantung pada bagaimana pemilik merek menggunakannya untuk produk yang dipasarkannya. Media sosial menurut Kaplan dan Haenlein (2010) adalah sekumpulan aplikasi berbasis internet yang membangun fondasi berdasarkan ideological dan technological berdasar web.20, dan yang memungkinkan penciptaan pertukaran user-generated content. 15 2.2.2 Jenis Media Sosial Menurut Mayfield yang dikutip oleh Badri (2011), menyebutkan saat ini ada tujuh jenis media sosial, namun inovasi dan perubahan terus terjadi. Media sosial yang ada saat ini : Social Networks : Situs yang memberikan fasilitas kepada penggunanya untuk membangun halaman web pribadi dan kemudian terhubung dengan teman-temannya untuk berbagi konten dan komunikasi. Contohnya : MySpace, facebook, Linkendln, Bedo, dll. Blog : Merupakan jurnal online yang biasanya ditampilkan mulai dari berita baru hingga berita-berita sebelumnya, saat ini blog lebih dikenal sebagai situs pribadi, dimana setiap orang dapat membuat situs atau halaman pribadi menggunakan sarana blog dan menulis apapun yang diinginkan pada situs pribadinya tersebut. Wikis : Website yang memperbolehkan siapa saja untuk mengisi atau mengedit informasi di dalamnya, berlaku sebagai sebuah dokumen atau database komunal. Misalnya : wikipedia. Podcasts : Berupa file-file audio dan video yang tersedia atau dapat diakses dengan cara berlangganan (subscribe) eMeil, melalui services. Contoh : Apple iTunes. Forum : Sebuah area untuk diskusi secara online, seputar topik dan minat tertentu yang disediakan oleh pengembang forum. Forum sudah ada jauh sebelum media sosial popular, dan menjadi elemen yang kuat dan popular di kalangan komunitas online. Contoh : Kaskus. 16 Content Communities : Komunitas yang mengorganisasi dan membagikan konten-konten tertentu. Contoh : YouTube, Flickr, Slideshare. Microblogging : Jejaring sosial yang dikombinasi dengan blog berukuran mini, dimana konten berukuran kecil didistribusikan secara online. Contoh : Twitter. Terdapat beberapa penelitian mengenai media sosial, bagaimana para pelaku bisnis dapat menumbuhkan bisnis mereka menggunakan media sosial. Tiga pertanyaan terbesar marketer terjawab disini : (1) Bagaimana mengukur ROI pada media sosial? (2) Bagaimana jalan terbaik menggunakan media sosial? (3) Kenyataannya sebagian besar marketer baru saja mengetahui mengenai media sosial. Yang dimana sebanyak 65% dari mereka baru saja menggunakan media sosial selama satu bulan. Dan keuntungan terbesar dari menggunakan media sosial untuk marketing adalah exposure kepada bisnis, meningkatkan traffic, dan membangun partnership baru. Pertanyaan saat ini muncul mengenai bagaimana peran program penelitian marketing. Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan fakta bahwa untuk listen in ‘didengarkan’ diperbincangkan pada media sosial memiliki imbas positif terhadap brand yang dibawa. Sehingga media sosial menjadi salah satu faktor penting saat ini untuk mengembangkan bisnis. 17 2.2.3 Social Media Marketing Social media marketing dapat berarti peluang untuk meraih sebuah brand melalui video viral atau dengan bergabung dalam sebuah pembicaraan. Untuk melakukan itu, sebuah perusahaan harus dapat memahami motivasi masyarakat bergabung dalam sebuah media sosial dan kemungkinan menarik hati masyarakat yang berada di media sosial tersebut. Dengan kebangkitan media sosial, kecepatan dan jangkauan dari Word of Wouth (WoM) menjadikan sebuah penghargaan terhadap barang dan jasa dapat meningkat pesat. Disaat yang sama, sejumlah besar perusahaan sedang mengembangkan teknologi untuk dapat memecahkan bagaiman mempergunakan kekuatan WOM untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan perbaikan marketing dan yang terpenting meningkatkan nilai pemegang saham. 2.3 YouTube dan Blog 2.3.1 Pengertian YouTube YouTube adalah situs video bersama terbesar di web dan merupakan situs ketiga yang paling sering dikunjungi di internet. YouTube telah mengubah wajah web, dan hampir tidak ada pemasar di YouTube yang tidak mampu mendapatkan keuntungan (Zarrella : 2010). Menurut McNealy dalam Castronovo (2012), YouTube adalah situs media sosial kedua paling banyak dicari setelah Google. YouTube 18 juga paling banyak menyajikan iklan melalui video sebelum konsumen melihat video berikutnya, pemasar memanfaatkan kekuatan video untuk menarik konsumen agar melihat produk yang ditawarkan melalui iklannya di Youtube. Perusahaan mempertahankan iklan di YouTube karena banyaknya konsumen yang tidak sengaja membuka dan melihat iklannya sebelum konsumen melihat video sebenarnya. Dengan demikian, maka semakin banyak keuntungan yang diraih oleh perusahaan tersebut. 2.3.2 Pengertian Blog Sebuah Blog adalah cara yang baik dan universal bagi perusahaan untuk mendorong terjadinya word-of-mount secara positif melalui konten yang disajikan. Blog memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan yang berarti dengan target mereka atau konsumen, sehingga meningkatkan loyalitas pelanggan dan jumlah pendukung sebagai pihak ke tiga bagi perusahaan. Sebuah Blog dianggap menjadi alat pemasaran yang sukses ketika percakapan di Blog berubah menjadi dengungan online untuk perusahaan (Niederhoffer, 2007). 2.3.3 Iklan Pada Media Sosial Semakin berkembangya media pengakses internet dewasa ini membuat semua orang dari berbagai kalangan mampu untuk mengakses media sosial secara real time hal ini berdampak pula pada pengguna media sosial yang semakin berkembang dari waktu ke waktu hingga Perusahaan percaya hal ini dapat di gunakan sebagai trend marketing baru yang mampu menarik konsumen. Saat ini trend marketing melalui media sosial 19 yang berkembang di sebut sebagai Social Marketing. Sosial Marketing sendiri menurut Varcoe adalah penggunaan konsep pemasaran komersial, tools dan program yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku individu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan masyarakat. YouTube dan Blog pun menyadari pula bahwa hal tersebut mampu menjadi peluang bisnis yang baru. Oleh sebab itu, Youtube dan Blog menyediakan jasa Advertising untuk perusahaan baik berbayar ataupun tidak untuk memasarkan produknya. 2.4 Guerilla Marketing 2.4.1 Pengertian Guerilla Marketing Guerilla Marketing adalah ide yang cemerlang, yang melibatkan pelanggan dalam mengejutkan, aktivitas pemasaran yang tidak konvensional. Di seluruh dunia, ahli pemasaran, peneliti, dan penemu bersemangat mencoba untuk menemukan deskripsi dari Guerilla Marketing, karena tidak ada definisi resmi dari istilah yang ada sejauh ini. Banyak penjelasan demikian telah diciptakan dan meskipun mereka berbeda dalam kata-kata mereka, mereka kebanyakan memiliki karakteristik sebagai berikut dari Guerilla Marketing, yaitu: Creative, tidak konvensional, mengejutkan dan efisien. Menurut Bieri dalam Katharina (2008) Guerilla Marketing adalah strategi pemasaran, yang saat ini sebagian besar digunakan untuk 20 Marketing Mix atau Promotion. Ini adalah bentuk pemasaran, yang melibatkan konsumen dalam pengalaman iklan. Kampanye gerilya marketing menampilkan ide-ide kreatif secara dinamis dengan metode konvensional di tempat di mana iklan paling tidak diharapkan. Tujuannya adalah untuk mengganggu, mengejutkan, dan menghidupkan konsumen. Guerilla marketing harus menyenangkan, keluar dari iklan lanskap tidak jenuh dan tidak mengganggu. Komunikasi pemasaran klasik melalui iklan TV, iklan koran, Spots Radio, dan Direct Meil tidak benar-benar menggairahkan pelanggan lagi. Bentuk konvensional di sisi lain dapat mencapai kegembiraan. Gerilya Marketing, Viral Marketing, dan Word-ofMouth Marketing adalah konsep yang mendapatkan kenaikan penting, terutama melalui satu saluran pemasaran yang semakin penting, yaitu Internet. Menurut Levinson dalam Katharina (2008), Guerilla Marketing adalah serangkaian cara promosi yang tidak biasa, ala gerilyawan, dengan budget yang sangat rendah, lebih mengutamakan kreativitas, energi yang menggelegak untuk mencapai tujuan, serta imajinasi yang cerdas ketimbang dana yang besar untuk mempromosikan suatu produk. Sehingga guerilla marketing dapat membantu hampir semua bisnis untuk memangkas marketing expenses untuk mendapatkan maksimum payoff dari investasi marketing yang mereka lakukan. Jika dilihat dari artinya, guerilla marketing (orang sering menyalah artikan dengan gorilla) adalah strategi marketing murah dengan cara-cara 21 yang unconventional. Mengapa disebut gerilya, karena serangan yang dilakukan memang dengan cara gerilya: tidak tampak di permukaan, tibatiba menyerang dan kemudian menghilang (Rahmat Susanta, 2014). Sebuah kesimpulan yang salah berpikir bahwa anggaran yang lebih rendah berarti kegiatan Guerilla Marketing nya memerlukan sedikit usaha. Keterlibatan untuk sukses Guerilla Marketing yang tinggi adalah, bahan utama dari Energi dan waktu. Sejauh ini definisi Guerilla Markering digambarkan dalam tahun 1980 itu dilihat sebagai bagian integral dari strategi bisnis, sementara sekarang di abad 21 hal ini terutama strategi komunikasi. Bagian berikut ini akan menghubungkan kedua belah pihak dan menjelaskan apa yang mempengaruhi Guerilla Marketing untuk mengembangkan dengan penggunaan saat ini, yaitu : Pengembangan teknologi Perkembangan ini telah berubah misalnya cara pelanggan berperilaku. Meningkatkan transparansi melalui internet memungkinkan pembeli untuk mendapatkan informasi produk, membandingkan mereka secara langsung dengan pesaing, dan dengan mudah melakukan pembelian di seluruh dunia. Bisnis beradaptasi prosedur yang sesuai dengan perkembangan pasar dan teknologi. Terutama cara-cara pemasaran yang inovatif untuk mempromosikan produk dan merek yang ingin dikeluarkan. Dalam perkembangan ini Gerilya Marketing mengalami peningkatan penting karena semakin banyak bisnis menuntut solusi yang berorientasi praktek untuk hasil jangka pendek, menurut Levinson dalam Katharina (2008). 22 Keseragaman vs Kreativitas tujuan pemasar untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang loyal, tapi karena pasar dan lingkungan telah berubah begitu cepat, maka cara untuk mendapatkan pelanggan juga telah berubah. Menurut Levinson dalam Katharina (2008) dengan strategi guerilla marketing nya mendukung keyakinan bahwa prospek harus terkena pesan pemasaran yang sama sesering mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa orang perlu melihat iklan hingga 13 kali sebelum mereka memahami produk tersebut dan hal itu dapat bermanfaat bagi mereka. Akibatnya pemilik usaha didesak untuk mempublikasikan nama, logo, dan pesan pada setiap kesempatan. Pelanggan tidak bisa pergi ke mana pun tanpa dibanjiri dengan iklan. Sayangnya pelanggan tidak tertarik dalam komunikasi pemasaran klasik seperti dulu. Akibatnya mereka tidak memahami dan mengingat pesan sesudahnya. Tentu saja untuk usaha ini adalah aktivitas yang sangat mahal yang tidak membawa keberhasilan yang diinginkan. Perusahaan di seluruh dunia berinvestasi miliaran dalam kegiatan tradisional, yang sering tidak terjangkau bagi perusahaan kecil. Solusinya adalah bentuk pemasaran yang hemat biaya yang menonjol di tengah kerumunan periklanan dan menarik perhatian pelanggan bahkan pemasaran yang berubah begitu cepat didunia saat ini. Dari setiap kegiatan 23 Guerilla Marketing, pemasar harus selalu datang dengan ide-ide baru untuk menyoroti merek mereka dan memberikan efek kejutan. Pada akhirnya efek kejutan dapat menciptakan reaksi yang paling positif dari pelanggan. Tujuannya adalah untuk menciptakan brand awareness lebih. Aspek Guerilla Marketing juga sesuai dengan kebutuhan hari ini, jauh dari keseragaman dan insistensi terhadap kreativitas dan fleksibelitas. 2.4.2 Guerilla Marketing dalam Marketing Mix Menurut Bieri dalam Katharina (2008) Guerilla Marketing berubah selama bertahun-tahun. Di masa lalu itu adalah filosofi bisnis yang mempengaruhi semua aspek bisnis yang sama. Gerilya Marketing sering hanya digunakan dalam bentuk kampanye. Perusahaan sering beroperasi sesuai dengan filosofi pemasaran tradisional mereka, tetapi Guerilla Marketing untuk kampanye tunggal berbeda. Ada keseimbangan dalam bauran pemasaran bergeser ke arah salah satu dari 4 P. Angka 2 menunjukkan bahwa 70% dari kampanye memusatkan perhatian mereka pada promosi. Sisanya 30% menempatkan fokus mereka sama-sama pada harga, tempat, dan produk. 24 Marketing Mix Promotion Price Place Produc 70% 10 % 10% 10% Gambar 2.1 Marketing Mix Contoh berikut ini menunjukkan kampanye di mana fokusnya adalah pada salah satu dari 4 P. Berikut ini penting untuk menjelaskan bahwa kadang-kadang hanya salah satu dari 10% dari Marketing Mix dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip Guerilla Marketing. Sisanya 90% dapat dimasukkan ke pendekatan pemasaran tradisional. Guerilla Promotion (70%) Dalam kebanyakan kasus Guerilla Marketing muncul dalam bentuk promosi. Meskipun Guerilla Marketing mencoba untuk menjadi berbeda dari strategi pemasaran tradisional, menggunakan saluran yang sama untuk membawa pesan seperti public relations, advertising, sales promotion, atau direct Meil serta instrumen khusus yang dijelaskan sebelumnya. Guerilla Pricing (10 %) Fokus strategi Guerilla Marketing dalam bentuk harga. Meskipun kita hidup di dunia di mana harga meMeinkan peran besar dalam keputusan pembelian, hanya 10 % dari semua kegiatan Guerilla fokus pada harga. Ini menggambarkan cara baru untuk membedakan diri dari sisa kompetisi. 25 Sebuah penawaran berupa acara yang cerdas dan kompetitif masih merupakan faktor keberhasilan untuk beberapa kampanye. Guerilla Mendistribusikan Place (10 %) Distribusi produk juga bisa menjadi pengalaman khusus bagi pelanggan. Sebuah distribusi yang baik dapat meningkatkan penjualan tinggi. Guerilla Producting ( 10 % ) Kemasan, bentuk, dan merek bisa menjadi sarana untuk Guerilla Marketing. 2.4.3 Tujuan Guerilla Marketing Efek Guerilla Marketing dari ukuran perusahaan adalah dalam independen umum. Namun perusahaan yang lebih besar dapat memiliki keuntungan, karena mereka memiliki lebih berarti, lebih banyak otak, dan lebih banyak ide. Oleh karena itu mereka dapat mencapai lebih banyak prestasi dan dampaknya. Siapa pun yang menerapkan Guerilla Marketing ingin mendapatkan perhatian untuk merek mereka. Namun, harapan di Guerilla Marketing berbeda. Untuk organisasi kecil dan menengah dan merek tidak ada nama, profitabilitas meMeinkan peran fundamental. Ketika menerapkan Guerilla Marketing, fokus mereka adalah pada peningkatan kesadaran merek dan memenangkan cakupan. Perusahaan internasional yang beroperasi dengan merek-merek mapan, di sisi lain, menggunakan Guerilla Marketing untuk 26 mengarahkan merek mereka ke arah tertentu. Diferensiasi merek dapat menjadi tujuan, atau menyebarkan pesan merek iklan klasik dengan teknik konvensional. 2.4.4 Pelaksanaan Guerilla Marketing Guerilla Marketing dilakukan secara offline daripada online. Tindakan ini memiliki karakter yang dinamis, mengikuti prinsip "hit and run", mereka muncul dan menghilang dengan cepat. Berikut efek kejutan lebih penting daripada dialog dengan pelanggan potensial. Eicher (2011) menyatakan ia menggunakan Guerilla Marketing dengan instrumen gerilya Sensasi yang tinggi, karena memenuhi permintaan pers untuk bahan grafis spektakuler terbaik dan karena itu sering dikutip. Untuk menarik perhatian, tindakan harus sangat emosional, menceritakan sebuah cerita yang baik dan mengandung unsur interaktif. Ini disebut pendekatan multimodal. Guerilla Marketing pada penampilan perusahaan kecil sering lebih radikal dan di ambang menyeberangi garis. Dengan demikian itu adalah menyuarakan pentingnya bahwa iklan tersebut tidak dengan mengorbankan penonton. Jika tujuan untuk kesadaran dan publisitas ditempatkan lebih tinggi daripada kepentingan rakyat, maka citra merek akan rusak. Perusahaan-perusahaan internasional yang lebih ragu-ragu daripada perusahaan kecil bila menggunakan Guerilla Marketing. Karena mereka ingin membangun citra merek yang terkonsentrasi di seluruh dunia, kegiatan pemasaran mereka membutuhkan banyak pegangan. 27 2.5 Events - Based Marketing 2.5.1 Pengertian Events – Based Marketing Meskipun media sosial menjadi alat pemasaran yang sedang booming saat ini, namun pendekatan pemasaran melalui event juga dapat menjadi stimulus yang patut di perhitungkan. Pendekatan ini menjadi populer karna langkahnya waktu yang dimiliki business owner untuk berinteraksi langsung dengan konsumennya. Events based marketing atau trigger based marketing atau event driven marketing tidak selalu dibatasi hanya melalui internet. Metode ini mengakibatkan terjadi komunikasi dua arah antara produk dan individu, memaksimalkan pesan agar mencapai target market dan menghasilkan one-to-one response. Sebuah event dapat mengubah perilaku konsumen, pola pikir, keadaan pribadi serta pola interaksi antara individu dengan produk tertentu agar individu dapat mengambil keputusan yang tepat. Event yang sukses di tandai dengan adanya kecocokan yang tinggi antara brand personality dengan event tersebut serta kemampuan untuk menyuguhkan hiburan dan menumbuhkan kegembiraan bagi audience yang merupakan target pasar perusahaan (Samu & Wymer, 2009). Apabila Event berhasil, maka tidak hanya akan menumbuhkan jumlah customer baru namun juga menambah keterikatan antara suatu produk dan individu yang akan meningkatkan loyalitas konsumen. Dalam pelaksanaannya, ada empat komponen penting yang menjadi kunci keberhasilan Event Based Marketing. Yaitu: 28 1. Event Analysis Serangkaian data yang telah dikumpulkan dari pelaksanaan event terdahulu yang mengidentifikasi tingkat kesuksesan serta kemungkinan keberhasilan bagi event selanjutnya. 2. Event Detection Kelanjutan dari hasil event analysis yang mengidentifikasi profile konsumen, target market, dan lain-lain sehingga perusahaan bisa menentukan prosedur strategis. 3. Event Based Campaign Management Setelah ditentukan prosedur strategis, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan. 4. Event Opportunity Measurement Hasil evaluasi dari event yang dilaksanakan. Konklusi dari event opportunity measurement ini harus mencakup: catatan pos-pos yang dinilai berhasil, catatan pos-pos event yang dinilai gagal beserta alasannya, hasil keseluruhan dari event (Doyle, 2010). 2.5.2 Kelebihan dan Kelemahan Events-based Marketing Dalam pelaksanaannya, sebuah eventmarketing memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya adalah: 29 Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Event-based Marketing Keunggulan Events-based Marketing Kelemahan Events-based Marketing - Dapat berinteraksi langsung dengan customer. - Customer datang hanya untuk mengikuti kegiatan event-nya saja, bukan untuk mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa perusahaan. - Memperkenalkan citra perusahaan dengan produknya secara langsung. - Menciptakan pengalaman (experience) dari event yang dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi customer. - Dapat digunakan sebagai sarana kegiatan CSR perusahaan. - Konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktivitas Word of Mouth kepada orang-orang sekitarnya. - 2.5.3 Event menjadi sarana edukasi tentang produk ke masyarakat. Tujuan Event Marketing Tujuan Events-based Marketing menurut Jefkins dalam Rofiq (2010) menjelaskan bahwa terdiri dan tiga bagian, yaitu: 1. Tujuan-tujuan periklanan: a. Mengiklankan produk yang tidak boleh diklankan dimedia tertentu. b. Memasang iklan dilokasi kegiatan atau liputan yang dapat menjangkau orang banyak. c. Mempromosikan produk secara spesifik. 30 2. d. Memperkenalkan produk baru. e. Menggali berbagai peluang lain di bidang periklanan. Tujuan-tujuan Humas. a. Menciptakan atau mempertahankan citra merek perusahaan. b. Membangun citra perusahaan. c. Meinperkenalkan identitas perusahaan. d. Mengakrabkan nama perusahaaan. e. Menonjolkan keramah tamahan. f. Merangsang minat para wartawan untuk dating meliput. 3. Tujuan-tujuan pemasaran. a. Memposisikan sebuah produk b. Mendukung operasi para agen penyalur. c. Melancarkan suatu perubahan didalam kebijakan pemasaran perusahaan. 2.5.4 d. Meluncarkan suatu produk. e. Membuka cabang-cabang baru. f. Pemasaran internasional. g. Merangsang para konsumen untuk menggunakan suatu produk Pemasaran Events-based Marketing Dalam pemasaran, usaha untuk memengaruhi dan menarik minat konsumen dilakukan dengan menggunakan konsep bauran pemasaran (marketing- mix) yang dikenal 4P (product, price, place, promotion). Konsep yang sama berlaku dalam memasarkan event. Goldblatt dalam 31 Hastjarjo (2012) menambahkan satu P (public relations) dalam konsep tersebut menjadi 5P (product, price, place, public relation dan positioning). Menurut Hoyle dalam Hastjarjo (2012) menggunakan istilah positioning untuk menggantikan istilah promotion. Penjelasan singkat sebagai berikut: 3. Place 2. Price 1. Product 5. Positionin g 4. Public Relation Gambar 2.2 Konsep 5P dalam Pemasaran Event Sumber: Hoyle dalam Hastjarjo (2012). 1. Product Menurut Hoyle dalam Hastjarjo(2012) pada event, produk dapat berupa event pendidikan, event pemasaran, event olah raga, festival, pameran atau berupa reuni keluarga. Pemasar harus dapat menonjolkan tiga aspek produk event tersebut untuk menarik pengunjung dan peserta, yaitu: latar belakang penyelenggraan event, manfaat produk bagi khalayak sasaran event dan keunikan produk. 32 2. Price Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengunjung untuk hadir pada suatu event. Setiap event diselenggarakan untuk tujuan yang berbeda-beda dengan falsafah keuangan yang berbeda pula. Ada event yang penyelenggaranya tidak memikirkan laba saat menetapkan harga karena event bertujuan menciptakan kesadaran atau dukungan khalayak pada suatu organisasi. Sebaliknya, event yang menganut falsafah keuangan berorientasi laba bertujuan menghasilkan laba sebesar mungkin menurut Hoyle dalam Hastjarjo (2012). 3. Place Lokasi yang bagus akan menghasilkan nilai yang tinggi. Dalam pemasaran event, lokasi atau tempat di mana event akan diselenggarakan juga dapat mempengaruhi segalanya. Lokasi penyelenggaraan event tidak hanya akan menentukan siapa pesertanya atau audiensnya, tetapi juga karakter event itu sendiri menurut Hoyle dalam Hastjarjo (2012). 4. Public relations Tugas pemasar di sektor ini adalah mengarahkan, membimbing, dan membujuk khalayak sasaran dengan berbagai taktik dan cara untuk membangkitkan minat kepesertaan khalayak pada event. Melalui persepsi yang dibangun public relations, orang lainlah yang mengatakan sesuatu tentang event tersebut. Opini atau penilaian yang disampaikan oleh pihak ketiga itu akan menghasilkan kepercayaan masyarakat terhadap event menurut Hoyle dalam Hastjarjo (2012). 33 Pada umumnya, public relations dalam 5P tidak berbeda dengan publicrelations sebagai alat promosi dalam bauran promosi (promotion mix). Dalam 5P, public relations adalah salah satu kunci utama dalam memasarkan event, artinya public relations bukan hanya sebagai upaya untuk membangun citra positif organisasi dan produk yang dihasilkan, tetapi seharusnya merupakan hal yang harus dilaksanakan. Yang mengindikasikan public relations digunakan sebagai pelaksanaan 5P bisa dilihat melalui waktu pelaksanaannya yang lebih dahulu daripada alat promosi lainnya serta banyaknya sarana public relations yang digunakan. 5. Positioning Positioning adalah segala usaha yang dilakukan pemasar untuk menempatkan produknya pada posisi yang prima dalam benak (persepsi) konsumen agar bisa bersaing dengan produk lain dalam memenuhi kebutuhan konsumen menurut Hoyle dalam Hastjarjo (2012). Positioning berhubungan dengan usaha menempatkan posisi suatu event di benak konsumen (peserta, pengunjung, sponsor) melalui sarana-sarana tertentu yang berbeda atau lebih baik dibandingkan event pesaing. Sarana-sarana tersebut dapat diwujudkan melalui komunikasi pemasaran yang alat komunikasinya antara lain: advertising, direct marketing, public relations and publicity, personal selling, sales promotion, word of mouth serta social media. 34 2.6 Search Engine Optimization (SEO) 2.6.1 Pengertian Search Engine Optimization (SEO) Search engine adalah sebuah database halaman web (disebut indeks), metode untuk menemukan halaman web dan mengindeks mereka, dan cara untuk mencari database. Search engine mengandalkan spider-software yang mengikuti hyperlink untuk menemukan halaman web baru untuk indeks dan memastikan bahwa halaman yang telah diindeks tetap up to date (Malaga,2007). Curran (2004) menyatakan bahwa Search engine optimization adalah proses untuk meningkatkan posisi website sehingga website tersebut dapat muncul pada urutan teratas dari hasil pencarian pada mesin pencari. Proses tersebut mencakup ratusan dari elemen website. Contoh elemen yang di gunakan oleh mesin pencari untuk menentukan relevansi adalah usia dari situs tersebut, seberapa sering konten di tambahkan, rasio keywords atau istilah untuk jumlah total dari konten serta kualitas dan jumlah situs eksternal yang terhubung ke situs tersebut (Sullivan, 2003). Sedangkan Hubspot, sebuah perusahhan konsultan SEO di Cambridge, mendefinisikan Search Engine Optimization sebagai teknik yang membantu menaikan ranking website di pencarian organic search engine. 35 Gambar 2.3.Pembagian Hasil Pencarian di Google 2.6.2 Tujuan Search Engine Optimization (SEO) Dalam jurnal S.Spain (2010) menjelaskan, tujuan SEO adalah untuk meningkatkan jumlah pengunjung web dengan peringkat situs web organisasi sangat tinggi dalam hasil pencarian menggunakan kata kunci yang paling tepat menggambarkan penawaran promosi melalui situs web. Oleh karena itu, teknik promosi SEO yang efektif dapat menghasilkan penjualan yang lebih tinggi dan pendapatan yang lebih besar. Jika semua jenis organisasi berencana untuk menggunakan internet marketing untuk penjualan dikenali dan dorongan dari solusi yang ditawarkan secara online, itu adalah bahan penting untuk mengetahui banyak tentang bagaimana SEO, teknik promosi online yang inovatif, dapat bekerja lebih efektif dan efisien. 36 2.7 Brand Awarenes 2.7.1 Pengertian Brand Awarenes Brand awareness adalah kekuatan keberadaan sebuah brand di benak konsumen (Ross,2006) Brand awareness meliputi suatu proses mulai dari perasaan tidak mengenal merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah satu satunya dalam kelas produk atau jasa tertentuya itu apabila suatu merek sudah menetap di benak konsumen maka akan sulit bagi merek lain untuk menggantikan tempatnya, sehingga meskipun konsumen disuguhi pesan-pesan pemasaran yang berbeda-beda, konsumen akan tetap selalu mengingat merek yang telah dikenal sebelumnya. Diketahui bahwa brand yang kuat dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty (David Aaker.1991) ternyata brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari yang paling rendah unawarebrand sampai dengan tingkat yang paling tinggi yaitu Top ofMind, yang digambarkan dalam sebuah piramida. top of mind brand recall brand recognition unaware of a brand Gambar 2.4 Piramida Brand awareness Sumber : David A.Aker (1997) 37 1. Unaware of a brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida brand awareness di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. Saat sudah sadar, konsumen hanya sekedar tahu saja dan itu pun tidak ada di dalam pikiran mereka kecuali brand tersebut benar-benar dihadapkan didepan mata mereka. Contoh: Saat konsumen akan membeli Pasta gigi, Konsumen baru menyadari ada pasta gigi merk Siwak karena melihat pada rak penjualan. 2. Brand Recognition adalah keadaan dimana konsumen sudah tahu, sadar, dan punya pengetahuan sebuah merek di dalam kepala mereka (sudah tertanam). Di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Contoh: Konsumen memiliki Pengalaman Gigi sensitif maka yang ada di benak mereka saat memilih pasta gigi adalah merk Sensodyne. 3. Brand Recall adalah kemampuan untuk mengambil sebuah brand dari memori ketika diberikan kategori produk, keinginan yang dipenuhi oleh suatu kategori, atau pembelian atau kegunaan situasi sebagai isyarat. Contoh: Saat memilih pasta gigi, konsumen sudah memiliki beberapa merk di benaknya seperti close up, ciptadent dan lain lain. 4. Top of Mind adalah brand yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen apabila dihadapkan pada situasi tertentu. Contoh: Pepsodent sebagai merek yang pertama kali muncul dalam benak konsumen saat memilih pasta gigi. 38 Terdapat 4 indikator yang bisa digunakan untuk mengukur seberapa jauh konsumen sadar akan sebuah brand, antara lain: o Recall yaitu seberapa jauh konsumen mampu mengingat ketika dihadapkan pada pertanyaan merek apa saja yang mampu di ingat. o Recognition yaitu seberapa jauh konsumen mampu mengenali merek tersebut dalam kategori tertentu. o Purchase yaitu apakah konsumen akan memasukkan suatu merek kedalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk. o Consumption yaitu apakah konsumen masih mampu untuk mengingat suatu merek ketika sedang mengkonsumsi produk dengan merek lain. Manfaat dari Awareness dapat dilihat dari 4 Value yang diciptakan oleh Brand awareness, yaitu: o Anchor to which other associations can be attached: Asosiasi akan muncul akibat dari Brand awareness. Asosiasi tersebut kemudian dapat di perkuat sehingga mampu melekat kuat pada memori seseorang. o Familiarity/Liking: Adalah gambaran preferensi seseorang dimana orang tersebut akan menyukai sesuatu yang lebih familiar di banding yang tidak. o Substance/Commitment: Semakin tinggi tingkat awareness konsumen atas suatu brand, maka akan semakin tinggi komitmen yang terbentuk baik dari sisi konsumen ataupun dari sisi brand tersebut. 39 o Brand to consider: Saat proses pembelian, yang pertama dilakukan adalah mempertimbangkan pilihan alternatif. Proses recall menjadi penting karna biasanya tidak banyak brand yang muncul pada tahap ini. Brand pertama yang muncul dalam benak seseorang akan mendapatkan keuntungan yang lebih dibandikan dengan brand yang memiliki tingkat recall rendah. 2.8 Pemikiran Terdahulu 1. Satria Anandita (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Media Sosial terhadap Guerilla Marketing dan Brand Pada Produk Online Shop”. Dalam hasil penelitian ini, media sosial berpengaruh signifikan terhadap proses pemasaran melalui cara gerilya. Diketahui bahwa dengan guerilla marketing yang kuat, konsumen dapat tertarik dan penasaran oleh iklan yang mereka lihat di akun media sosial. Semakin kuat proses guerilla yang diperlihatkan, maka semakin besar pula minat konsumen untuk melihat produk apa yang sedang dipasarkan pada saat itu. 2. Angga Saputra (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Kepuasan, Kualitas, Dan Events Based Marketing Terhadap Iklan Situs Media Sosial Facebook Pada Mahasiswa Fe Undip Semarang”. Diketahui bahwa kepuasan, kualitas pelangan dan Events Based Marketing berpengaruh positif terhadap Media Sosial akan 40 minat mahasiswa terhadap acara yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dipasarkan. 3. Ade Fitria Rosa (2012) dalam penelitiannya yang “Analisis Persepsi Dan Sikap Pengguna Search Engine Google Terhadap Iklan Yang Ditayangkan Pada Halaman Hasil Pencarian”. Metode yang digunakan metode korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket, wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Hasil yang didapat adanya hubungan yang cukup berarti antara persepsi dengan sikap konsumen terhadap iklan yang ditayangkan pada halaman pencari. 2.9 Kerangka Pemikiran Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Guerilla Marketing (Y1) H1 H4 MediaSosial (X) Events – Based Marketing (Y2) H2 H3 Search Engine Optimization (SEO) H5 Brand Awareness (Z) H6 H7 Gambar 2.5 Kerangka Berfikir 41 2.10 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono 2008), berkenaan dengan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Media Sosial berpengaruhi terhadap Guerilla Marketing H2 : Media Sosial berpengaruhi terhadap Events-based Marketing H3 : Media Sosial berpengaruh terhadap Search Engine Optimization (SEO) H4 : Guerilla Marketing berpengaruh terhadap Brand Awareness H5 : Events-based Marketing berpengaruh terhadap Brand Awareness H6 : Search Engine Optimization berpengaruh terhadap BrandAwareness H7 : Media Sosial berpengaruh terhadap Brand Awareness