THE EFFECT OF SITUATIONAL FACTORS AND PRODUCT ON CONSUMER BUYING DECISION IN HYPERMART AT MANADO CITY Nova Christian Mamuaya Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Manado (UNIMA) E-mail: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor situasional dan non situasional (produk), baik secara parsial maupun simultan, terhadap keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado. Faktor-faktor situasional dan non situasional yang diteliti didasarkan pada teori Belk; tiga faktor situasional dari Belk mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan perspektif waktu sedangkan faktor non-situasional (produk) mencakup kualitas produk dan keragaman produk. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling, terdiri dari 60 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen utama berupa kuesioner, jawaban responden diukur dengan Skala Likert 5 titik. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan fisik, lingkungan sosial, perspektif waktu, kualitas produk dan keragaman produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian konsumen dan keragaman produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado. Kata kunci: Faktor Situasional, Faktor Produk, Keputusan Pembelian Konsumen, Hipermarket, Manado. ABSTRACT This research aims to understand and analyze the effect of situational and non-situational factors (product), partially or simultaneously, on the consumer buying decision in hypermart at Manado City. The observed situational and non-situational factors are based on Belk Theory; three situational factors of Belk includes physical surroundings, social surroundings, and temporal perspective, while non-situational factors (product) include product quality and assortment. Sampling has been developed through accidental sampling, consists of 60 respondents. Data has been collected by main instrument of questionnaire, 5-point Likert Scale to measure the respondents’ answer, data analysis using multiple linier regression. The results of research indicate that physical surroundings, social surroundings, temporal perspective, product quality and assortment have positive and significant effect partially or simultaneously on consumer buying decisions and product assortment has dominant effect on consumer buying decision in hypermart at Manado City. Keywords: Situational Factors, Product Factors, Consumer Buying Decision, Hypermart, Manado. 1. memunculkan bermacam-macam bentuk Pendahuluan Pada era perkembangan globalisasi dunia saat bisnis ini untuk bisnis eceran di kota-kota besar di Indonesia. Bisnis eceran merupakan memenuhi berbagai preferensi konsumen sebuah mata rantai yang penting dalam terhadap jalur pemasaran, karena memainkan peran 132 barang dan jasa, telah DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 di samping sebagai pemasar juga sebagai modern. Salah satu bentuk atau format pelanggan dan bisnis eceran modern berskala besar yang distributor. Di antara para pemasar yang dibangun dan dikelola secara modern di ada, bisnis eceran merupakan pemasar Kota Manado adalah hipermarket, yang yang paling terlihat oleh konsumen akhir menawarkan berbagai macam pilihan yang berada dalam posisi strategis untuk barang dengan harga murah. Hipermarket memperoleh umpan balik dari para telah menjadi sasaran belanja baru bagi konsumen dan menyampaikan berbagai konsumen dan bahkan menjadi tren gagasan kepada para produsen dan para belanja baru. bagi para produsen perantara dalam jalur pemasaran. Saat ini di Kota Manado terdapat Era globalisasi telah mengakibatkan tempat berbelanja dengan format pergeseran pola belanja konsumen yang hipermarket yaitu hypermart. Tampaknya lebih suka berbelanja di pasar modern kehadiran ritel dengan format hipermarket (mini semakin market, hipermarket) supermarket daripada di atau menggeser peranan pasar pasar tradisional dan toko-toko eceran lainnya, tradisional. Hasil survey AC Nielsen karena selain konsep one stop shopping Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan lokasi strategis hipermarket di tengah kota laju pertumbuhan rata-rata pasar modern dan pelayanan lebih baik dengan berbagai jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 16% per fasilitas yang memberikan kenyamanan tahun, dibandingkan pasar tradisional berbelanja bagi konsumen. yang hanya mencapai 5% per tahun Dengan semakin berkembangnya (Pulungan et al., 2007). Hingga akhir bisnis eceran modern di Kota Manado, tahun 2007, pertumbuhan pasar ritel khususnya hipermarket, di satu sisi modern di Indonesia diprediksi berada tentunya membawa keuntungan bagi pada angka 18%. Pertumbuhan tersebut konsumen jauh meninggalkan pertumbuhan pasar banyak pilihan tempat bagi mereka untuk ritel di negara Asia lain, yang berdasarkan berbelanja. Tetapi di sisi lain akan riset AC Nielsen Indonesia, rata-rata menimbulkan ancaman bagi pengelola hanya 7% per tahun (Yunice, 2007). hipermarket itu sendiri, karena harus Kota Manado sebagai kota terbesar dengan tersedianya lebih menghadapi persaingan yang semakin di Sulawesi Utara merupakan lahan ketat tersendiri bagi tumbuhnya bisnis eceran konsumen yang ada. Sebagai konsekuensi DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 dalam memperebutkan jumlah 133 dalam menghadapi persaingan yang cuaca, dan susunan atau bentuk yang semakin ketat, maka pihak pengelola tampak dari barang dagangan atau hipermarket harus senantiasa memahami material lain di sekitar obyek stimuli. perilaku konsumen secara keseluruhan Lingkungan sosial memberikan tambahan agar yang mendalam terhadap gambaran suatu dapat kelangsungan mempertahankan hidup dan dapat situasi. Kehadiran orang lain, merumuskan strategi pemasaran dengan karakteristiknya, perannya yang nyata, tepat. perilaku dan interaksi antarpribadi yang terjadi konsumen secara keseluruhan, pihak merupakan contoh-contoh yang relevan. pengelola hipermarket harus mengetahui Perspektif waktu adalah dimensi tentang proses pengambilan keputusan situasi yang dapat ditentukan dalam konsumen, di mana salah satu tahapnya satuan-satuan yang berkisar dari time of adalah keputusan pembelian (Kotler, day (jam, hari, bulan) hingga season of 2005). year (musim). Waktu dapat juga diukur Untuk memahami Literatur pemasaran menyatakan bahwa banyak mempengaruhi konsumen. faktor yang keputusan dapat pembelian Faktor-faktor tersebut dari sehubungan dengan beberapa kejadian atau peristiwa masa lalu atau yang akan datang untuk situasional. Hal partisipan ini (peserta) memberikan digolongkan ke dalam dua kategori besar, gambaran-gambaran seperti waktu sejak yaitu faktor situasional dan faktor non- pembelian terakhir, waktu sejak atau situasional Faktor hingga makan terakhir, dan batasan- situasional menunjuk pada semua faktor batasan waktu yang ditentukan melalui yang terkait dengan waktu dan tempat komitmen-komitmen terlebih dahulu. (Belk, 1975). tertentu yang terlepas dari karakteristik Definisi tugas adalah fitur suatu individu dan produk, yang mencakup situasi yang mencakup maksud/niat atau variabel-variabel kebutuhan untuk memilih, berbelanja, lingkungan sosial, lingkungan fisik, perspektif waktu, definisi tugas, dan keadaan terdahulu. atau memperoleh informasi tentang pembelian secara umum ataupun khusus Lingkungan fisik adalah fitur suatu dan tugas mungkin menggambarkan situasi yang paling mudah terlihat, yang peran-peran pembeli dan penjual yang mencakup lokasi geografis dan institusi, berbeda yang dirasakan dekorasi, keadaan terdahulu merupakan kelompok 134 suara, aroma, penerangan, individu; dan DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 fitur yang terakhir yang mencirikan suatu terjadi. Situasi terkait dengan waktu dan situasi, yang mencakup suasana hati tempat (seperti kegelisahan hati, kesenangan, (jangka permusuhan, dan kegairahan) atau kondisi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sementara (seperti uang kontan yang perilaku konsumen pada saat karakteristik tersedia, kelelahan, dan keadaan sakit) individu dan produk tidak begitu kuat yang dibawa oleh konsumen ke dalam (Hawkins et al., 2007). Oleh karena itu, situasi tersebut. Sedangkan faktor non- situasi selalu menjadi penting dan harus situasional menunjuk pada karakteristik- menjadi perhatian bagi para pemasar. karakteristik yang umum dan stabil dari individu atau produk. Karakteristik tertentu, bersifat pendek) sementara sehingga dapat Beberapa peneliti telah melakukan studi tentang hubungan atau pengaruh individu seperti misalnya kepribadian, faktor kecerdasan, jenis kelamin, dan ras; situasional produk terhadap perilaku sedangkan karakteristik produk seperti pembelian, namun kebanyakan penelitian misalnya citra merk, kualitas, ukuran dan hanya memfokuskan fungsi produk. faktor situasional Situasi, obyek, dan karakteristik individu merupakan situasional dan faktor pada atau non pengaruh faktor non- situasional tertentu. Berkaitan dengan sumber-sumber lingkungan fisik, perilaku belanja dapat pengaruh pada perilaku konsumen (Belk, diubah dengan cara penataan barang 1975. Namun situasi lebih mampu untuk dagangan (Simonson & Winer, 1992); menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola penampilan dalam karena mempengaruhi proses untuk membeli (DeShields et al., 1996); konsumsi selalu terjadi dalam konteks tata letak barang dagangan mempengaruhi situasi tertentu. Oleh karena itu, sebelum perilaku belanja konsumen (Stassen et al., memahami proses keputusan, penting 1999). Berkaitan dengan lingkungan untuk mengembangkan terlebih dahulu sosial, pemahaman tentang situasi. Para pemasar keluarga perlu memahami situasi-situasi yang pembelian konsumen (Beardon et al., mempengaruhi pembelian produk mereka 1989). Saran-saran dari teman atau dan bagaimana mereka melayani pembeli- keluarga memperkuat ketetapan hati pembeli sasaran ketika situasi-situasi ini konsumen untuk membeli. Pelanggan dari perilaku keputusan konsumen, pembelian dan DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 fisik tenaga penjualan keputusan konsumen kehadiran teman-teman mempengaruhi atau keputusan 135 suatu pusat pembelanjaan cenderung dagangan mempengaruhi perilaku belanja membeli konsumen (Stassen et al., 1999). lebih banyak produk dan menghabiskan lebih banyak uang ketika Berdasarkan pada latar belakang ditemani (Nicholls et al., 1994). Berkaitan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dengan perspektif penelitian ini adalah sebagai berikut: waktu dapat waktu, perspektif mengubah perilaku 1. Untuk mengetahui dan menganalisis berbelanja secara signifikan, kekurangan pengaruh lingkungan fisik terhadap waktu dapat mengurangi pembelian yang keputusan pembelian konsumen di direncanakan hipermarket Kota Manado. maupun yang tidak direncanakan (Nicholls et al., 1997); 2. Untuk mengetahui dan menganalisis ketersediaan waktu, sebagai variabel pengaruh lingkungan sosial terhadap perspektif keputusan pembelian konsumen di waktu, pembelian mempengaruhi yang tidak direncanakan, peralihan merk dan jumlah pembelian hipermarket Kota Manado. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis (Park et al., 1989). Penelitian tentang pengaruh perspektif waktu terhadap pengaruh keputusan pembelian konsumen di faktor situasional juga menghasilkan perbedaan-perbedaan yang signifikan saat dilakukan di negara-negara hipermarket Kota Manado. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis berbeda pada waktu yg sama (Nicholls et pengaruh kualitas produk terhadap al., 1996; Zhuang et al., 2006). keputusan pembelian konsumen di Berkaitan dengan faktor non- situasional produk, faktor produk dengan dimensinya seperti reliabilitas, estetika, daya kinerja, tahan, spesifikasi, penerimaan hipermarket Kota Manado. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis fitur, pengaruh pelayanan, terhadap keputusan di dan kualitas konsumen mempengaruhi perilaku Manado. pembelian (Mowen & Minor, 2003); dan 6. keragaman produk pembelian hipermarket Kota Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas produk, lingkup produk dan pengaruh ketersediaan mempengaruhi lingkungan sosial, perspektif waktu, pembelian dan kepuasan konsumen (Binta kualitas produk, dan keragaman & Cloulow, 2006); dan keragaman barang produk secara simultan terhadap 136 produk lingkungan fisik, DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 keputusan pembelian konsumen di orang lain, karakteristiknya, hipermarket Kota Manado. perannya yang nyata, dan interaksi antarpribadi yang terjadi merupakan 2. contoh-contoh yang relevan. Tinjauan Teori 2.1 Faktor Situasional dan Non- 3. Pespektif waktu: dimensi dari Situasional situasi yang dapat ditentukan dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi satuan-satuan yang berkisar dari keputusan pembelian konsumen time of day (jam, hari, bulan) hingga dibedakan ke dalam dua kategori besar, season of year (musim). Waktu yaitu faktor situasional dan faktor non- dapat situasional Faktor dengan beberapa kejadian atau situasional didefinisikan sebagai berikut: peristiwa masa lalu atau yang akan “Situational factors refer to “all those datang untuk partisipan (peserta) factors particular to a time and place of situasional. Hal ini memberikan observation which do not follow from a gambaran-gambaran seperti waktu knowledge of personal and stimulus sejak pembelian terakhir, waktu attributes and which have a demonstrable sejak atau hingga makan terakhir, and systematic effect on current behavior” dan batasan-batasan waktu yang (Belk, 1975). ditentukan (Belk, 1975). Faktor-faktor situasional terdiri dari (Belk, 1975): 1. 2. juga diukur melalui sehubungan komitmen- komitmen terlebih dahulu. 4. Definisi tugas: fitur suatu situasi Lingkungan fisik: fitur suatu situasi yang mencakup maksud/niat atau yang paling mudah terlihat. Fitur ini kebutuhan untuk mencakup lokasi geografis dan berbelanja, atau institusi, dekorasi, suara, aroma, informasi tentang pembelian secara penerangan, cuaca, dan susunan umum ataupun khusus. Dan, tugas atau bentuk yang tampak dari mungkin menggambarkan peran- barang dagangan atau material lain peran pembeli dan penjual yang di sekitar obyek stimuli. berbeda yang dirasakan individu. Lingkungan sosial: memberikan 5. memilih, memperoleh Keadaan terdahulu: kelompok fitur tambahan yang mendalam terhadap yang terakhir yang mencirikan suatu gambaran suatu situasi. Kehadiran situasi, yang mencakup suasana hati DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 137 (seperti kegelisahan hati, Kualitas produk didefinisikan dan sebagai berikut: ”Kualitas produk adalah kegairahan) atau kondisi sementara kemampuan produk untuk melaksanakan (seperti uang kontan yang tersedia, fungsinya, kelelahan, dan keadaan sakit) yang keawetan, dibawa oleh konsumen ke dalam kemudahan dipergunakan dan diperbaiki situasi tersebut. serta atribut bernilai yang lain” (Kotler & Berdasarkan definisi di atas, faktor Armstrong, 2008). Besterfield et al. situasional dalam penelitian ini adalah (1999) yang dikutip dalam Simamora sekumpulan faktor yang terkait dengan (2002) melihat kualitas dari performa dan waktu dan tempat tertentu yang terlepas harapan, dari karakteristik individual dan produk memenuhi atau melampaui harapan, maka serta memiliki pengaruh pada perilaku produk itu berkualitas. Konsumen saat ini konsumen, yang mencakup lingkungan memilih produk yang bermutu tinggi fisik; lingkungan sosial dan perspektif dengan penyesuaian harga yang relatif waktu. rendah. Utami (2008) mengemukakan kesenangan, permusuhan, Faktor non-situasional didefinisikan termasuk di keandalan, apabila dalamnya ketepatan, performa dapat pendapat mengenai kesesuaian harga sebagai berikut: Non-situational factors dengan refer to “those general and lasting ”keputusan penetapan harga semakin characteristics of an individual or an penting object, for example, personality, intellect, cenderung mencari nilai barang (value) gender and race for an individual; and ketika mereka membeli barang dagang brand image, quality, size and function for atau jasa, dimana dinilai disini berarti an hubungan antara apa yang diperoleh object that can be purchased (products)” (Belk, 1975). dalam karena sebagai pelanggan berikut: saat ini pelanggan (barang dan jasa) dan apa yang Berdasarkan definisi di atas, faktor non-situasional kualitas penelitian ini harus dibayar untuk mendapatkan manfaat barang tersebut”. adalah karakteristik yang umum dan stabil Tjiptono (2008) menyatakan bahwa dari produk, yang mencakup kualitas dalam mengevaluasi suatu keputusan produk dan keragaman produk (barang pembelian yang menitikberatkan pada dagangan). kepuasan terhadap kualitas produk mengacu pada berbagai faktor antara lain: 138 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 1. Kinerja: karakteristik produk inti 6. Kemampuan pelayanan: meliputi yang meliputi merek, atribut- dengan kecepatan, kompetensi, atribut yang dapat diukur, dan kenyamanan aspek-aspek kinerja individu. keluhan yang memuaskan. serta penaganan 2. Fitur: dapat berbentuk produk 7. Estetika: dilihat melalui panca tambahan dari suatu produk inti indera manusia, seperti suatu yang dapat menambah nilai dari produk suatu produk. konsumen bentuk 3. Kesesuaian: ketetapan yang terdengar fisik oleh suatu dalam produk yang menarik, model atau menyesuaikan barang yang akan desain yang artistik, warna dan dijual sebagainya. dengan konsumen kebutuhan dapat menarik 8. Kualitas yang dipersepsikan: citra konsumen melakukan pembelian, dan hal ini seperti yang dikemukakan tanggung oleh terhadap produk. Utami (2006): ”Setiap departemen store harus dapat reputasi Utami produk jawab (2008) serta perusahaan mendefinisikan menyediakan barang tapat atau keragaman produk sebagai sejumlah SKU sesuai dengan waktu misalnya: dalam kategori breadth yang baik dan penetapan penyediaan saat barang dept yang juga dapat digunakan saling pada saat hari raya, barang atau bergantian. produk yang dibutuhkan oleh dikemukakan Ma’ruf konsumen”. keragaman produk 4. Keandalan: berkaitan Hal yang serupa (2006) juga yaitu (assortment) dengan menunjuk pada keanekaragaman kategori timbulnya kemungkinan dengan produk yang terdiri dari wide dan deep. suatu produk mengalami keadaan Assortment peritel harus sesuai dengan tidak harapan belanja pasar sasarannya. Itulah berfungsi pada suatu periode. 5. Daya tahan: berkaitan dengan yang sebenarnya menjadi keberhasilan bisnis berapa lama produk dapat terus memenangkan persaingan perusahaan digunakan (mencakup umur teknis sejenisnya. Utami (2006:155), dan umur ekonomis pengguna produk ) . Menurut semakin DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 tinggi ritel kunci pengelolaan dalam barang 139 dagang, semakin besar juga jumlah stock barang cadangan. Memilih cadangan yang tepat dijadikan sebagai saran panjualan, adalah kunci sukses dari perencanaan dimana keberagaman, karena jika barang terlalu dijadikan sebagai alat efektif dalam rendah maka ritel akan kehilangan beberapa tahap proses pembelian penjualan dan pelanggan. yang biasanya digunakan untuk Keragaman produk juga bisa dilihat yang dianjurkan saran membangun penjualan prefensi dapat dapat pembeli, dari kualitas barang yang ditawarkan, keyakinan dan aksi. Barang tersebut sehingga seperti konsumen tertarik dengan produk-produk baru, ragam kualitas produk dan rentang produk konsumen sering kali menerima yang diperdagangkan. Hal ini sesuai sesuatu yang berbeda, jadi sangat dengan penjelasan menurut Ma’ruf (2006) tepat untuk membeli produk yang bahwa baru yang disarankan dipasaran. keinganan konsumen atas keragaman barang membuat peritel harus 2. Merek yang bervariasi, kategori menyediakan barang dagangan yang barang dagang yang beranekaragam banyak jenisnya dan banyak pilihan atas dari beberapa merek yang dijual masing-masing jenis. Menurut Utami oleh (2006), proses perancanaan keberagaman beberapa merek dapat memenuhi semua ritel menghadapi masalah yang dan memuaskan segala kebutuhan paling dan keinginan pelanggan. dasar untuk memperoleh keuntungan yang bersaing dan dapat 3. pengecer. Tersedianya Berbagai desain produk dan warna, menopang keseluruhan rencana kerja ritel selain pengecer menyediakan tersebut. barang dagang dengan berbagai Menurut Utami (2008), hal penting merek yang bervariasi, untuk dapat dari keragaman produk yang perlu membuat konsumen lebih tertarik dipertimbangkan adalah: hingga memutuskan untuk membeli 1. Ketersediaan produk baru, maka pengecer harus menyediakan permintaan untuk berbagai macam desain dari produk beberapa SKU yang memuaskan. ataupun warna dari suatu produk Menurut Utami (2008), ketersediaan yang bervariasi. persentase produk baru berkaitan dengan saran penjualan, yaitu terdapat beberapa 140 4. Berbagai variasi produk, berbagai merek dengan berbagai desain DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 produk juga warna dari suatu produk banyak ragam kategori dan sempit merupakan keanekaragaman suatu yaitu sedikit ragam kategori produk. produk. Menurut Utami (2006), 5. 2. Deep, yaitu banyaknya item pilihan kesesuaian jumlah barang yang dalam meliputi banyaknya variasi produk produk yang meliputi banyaknya yang dijual dan banyaknya item pilihan (warna, ukuran, bahan, dan pilihan lain-lain) dalam setiap kategori dalam masing-masing masing-masing kategori kategori produk. produk dan dangkal yaitu sedikit Ketersediaan berbagai merek dan pilihan dalam setiap kategori produk untuk dipilih, penyediaan produk. berbagai merek dan produk untuk Aspek wide dan deep menurut dipilih disini adalah ketersediaan Ma’ruf (2006) dapat diklasifikasikan akan dengan menjadi empat (4) jenis assortment yaitu produk antara lain: barang berbagai dagang merek dan bervariasi bagi konsumen. Menurut 1. Sempit dan dalam: sedikit kategori (2008), pilihan produk atau barang produk dagang baru yang akan dipajang kategori disediakan banyak pilihan, dalam rak-rak penjualan akan sangat biasanya bergantung pada evaluasi terhadap seperti category killer. kebutuhan konsumen akan produk 2. Lebar tetapi masing-masing dilakukan dan dalam: oleh gerai banyaknya yang ingin dibeli pada ritel tersebut kategori produk jenis yang masing- maka masing dengan banyak pilihan, peritel menyiapkan dituntut barabg untuk dagangan biasanya dengan variasi produk dalam ruang panjangnya. dilakukan oleh gerai seperti hypermarket. 3. Keanekaragaman kategori dalam Lebar dan dangkal: banyaknya kategori produk tetapi masing- keragaman produk mempunyai beberapa masing klasifikasi berdasarkan jenisnya menurut pilihan, Ma’ruf (2006) adalah sebagai berikut: dilakukan oleh gerai seperti general 1. Wide, yaitu banyaknya variasi kategori produk yang dijual meliputi hanya tersedia contohnya sedikit biasanya discounter. 4. Sempit dan dangkal: sedikit kategori produk jenis yang masing – masing DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 141 dengan sedikit pilihan, contoh muncul, dan bagaimana kebutuhan convenience store dan minimarket. atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu ini. 2.2 Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2005), 2. Pencarian Informasi pengambilan keputusan merupakan suatu Seorang konsumen yang mulai kegiatan individu yang secara langsung tertugah minatnya mungkin akan terlibat atau dalam mendapatkan dan mungkin tidak mencari mempergunakan barang yang ditawarkan. informasi yang lebih banyak lagi. Tahap-tahap proses keputusan pembelian Jika dorongan konsumen adalah terdiri kuat, dari: pengenalan masalah, dan obyek yang dapat pencarian informasi, penilaian alternatif, memuaskan kebutuhan itu tersedia, keputusan membeli, dan perilaku setelah konsumen akan membeli obyek itu. pembelian (Kotler, 2005). Jika tidak, kebutuhan konsumen itu 1. tinggal Pengenalan Masalah Proses pembeli dimulai dengan pengenalan dalam ingatannya. Konsumen mungkin atau tidak berusaha untuk memperoleh menyadari informasi lebih lanjut atau sangat suatu perbedaan antara keadaan aktif mencari informasi sehubungan sebenarnya dengan kebutuhan itu. kebutuhan. masalah mengendap Pembeli dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari 3. Penilaian Alternatif Setelah melakukan pencarian dalam diri pembeli atau dari luar. informasi Para mengenal tentang banyak hal, selanjutnya yangdapat konsumen pemasar berbagai perlu hal menggerakkan harus mungkin melakukan atau penilaian tentang beberapa alternatif minat tertentu dalam konsumen. yang ada dan menentukan langkah Para meneliti selanjutnya. Penilaian ini tidak memperoleh dapat dipisahkan dari pengaruh jawaban, apakah kebutuhan yang sumber-sumber yang dimiliki oleh dirasakan atau masalah yang timbul, konsumen pemasar konsumen kebutuhan sebanyak perlu untuk (waktu, uang dan apa yang menyebabkan semua itu 142 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 4. informasi) maupun risiko keliru melakukan dalam penilaian. mungkin harga barang dianggap Keputusan Membeli terlalu mahal, atau mungkin karena Setelah tahap-tahap awal tadi karena tidak sesuai dengan keinginan atau dilakukan, sekarang tiba saatnya gambaran bagi pembeli untuk menentukan sebagainya. pengambilan keputusan apakah jadi keharmonisan dan meminimumkan membeli atau tidak. Keputusan ketidakpuasan membeli menyangkut jenis produk, mengurangi bentuk penjual, lain sesudah pembelian, atau juga kuantitas, kualitas dan sebagainya. pembeli harus mengeluarkan waktu Untuk lebih banyak lagi untuk melakukan produk, setiap merk, pembelian ini, sebelumnya Untuk dan mencapai pembeli harus keinginan-keinginan perusahaan atau pemasar perlu evaluasi sebelum membeli. mengetahui atas Keputusan pembelian itu sendiri menyangkut terdiri dari lima sub keputusan, yaitu: misalnya: keputusan merk, keputusan pemasok, berapa banyak usaha yang harus keputusan jumlah pembelian, keputusan dilakukan oleh konsumen dalam waktu pembelian, dan keputusan metode pemilihan (motif pembayaran (Kotler, 2005). Sedangkan motive), menurut Swastha dan Handoko (2000), yang keputusan pembelian mencakup tujuh hal, menentukan kesan terhadap sebuah yaitu: keputusan tentang jenis produk, toko, dan motif langganan yang keputusan sering keputusan tentang merek, keputusan jawaban pertanyaan perilaku yang konsumen, penjualan langganan/patronage faktor-faktor 5. pembelian, apakah menjadi latar belakang tentang bentuk produk, pembelian konsumen. tentang penjualannya, keputusan tentang Perilaku setelah pembelian jumlah produk, keputusan tentang waktu Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami pembelian, dan keputusan tentang cara pembayaran. beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kemungkinan memiliki kepuasan. bahwa ketidakpuasan ada Berdasarkan pembelian tahapan konsumen, proses keputusan pembeli pembelian merupakan salah satu tahap setelah dari proses tersebut. Pada tahap ini DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 143 konsumen tindakan sesungguhnya pembelian melakukan terhadap Berkaitan dengan lingkungan sosial, suatu Beardon et al. (1989) menemukan bahwa produk. Bagi pemasar, memahami proses kehadiran teman-teman atau keluarga keputusan pembelian sangat penting mempengaruhi karena proses tersebut merupakan sebuah konsumen. Saran-saran dari teman atau pendekatan penyelesaian masalah pada keluarga memperkuat ketetapan hati kegiatan manusia untuk membeli suatu konsumen untuk membeli. Pelanggan dari produk dalam memenuhi kebutuhan dan suatu pusat pembelanjaan cenderung keinginannya. membeli keputusan lebih banyak pembelian produk dan menghabiskan lebih banyak uang ketika 2.3 Faktor Situasional, Non- Situasional dan Keputusan Pembelian Faktor situasional dalam penelitian ditemani (Nicholls et al., 1994). Berkaitan dengan perspektif waktu, Nicholls et al. (1997) menemukan bahwa ini adalah sekumpulan faktor yang terkait perspektif dengan waktu dan tempat tertentu yang perilaku berbelanja secara signifikan, terlepas dari karakteristik konsumen kekurangan waktu dapat mengurangi individual dan produk serta memiliki pembelian yang direncanakan maupun pengaruh pada perilaku konsumen, yang yang tidak direncanakan; Park et al. mencakup lingkungan fisik, lingkungan (1989) menemukan bahwa ketersediaan sosial, dan perspektif waktu. waktu, sebagai variabel perspektif waktu, fisik, Berkaitan dengan Simonson dan lingkungan dapat mengubah mempengaruhi pembelian yang tidak (1992) direncanakan, peralihan merk dan jumlah menemukan bahwa perilaku belanja dapat pembelian. Penelitian tentang pengaruh diubah dengan cara penataan barang faktor situasional juga menghasilkan dagangan; (1996) perbedaan-perbedaan yang signifikan saat bahwa penampilan fisik dilakukan di negara-negara berbeda pada DeShields menemukan tenaga penjualan Winer waktu et al. mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli; dan Stassen et al. (1999) menemukan bahwa waktu yg sama (Nicholls et al., 1996; Zhuang et al., 2006). Faktor non-situasional dalam tata letak barang dagangan mempengaruhi penelitian ini adalah karakteristik yang perilaku belanja konsumen. umum dari produk, yang mencakup kualitas produk dan keragaman produk. 144 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 Faktor produk dengan dimensi kualitas merupakan penerimaan pada perilaku konsumen. Namun faktor mempengaruhi perilaku sumber-sumber pembelian (Mowen & Minor, 2003); situasional kualitas produk, lingkup produk dan menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola ketersediaan dalam produk mempengaruhi lebih pengaruh perilaku mampu konsumen, keputusan & Cloulow, 2006); Stassen et al. (1999) konsumsi selalu terjadi dalam konteks menemukan bahwa keragaman barang situasi tertentu. konsumen. dan karena pembelian dan kepuasan konsumen (Binta dagangan mempengaruhi perilaku belanja pembelian untuk proses Berdasarkan tinjauan teori di atas, dapat digambarkan model penelitian Menurut Belk situasional (1975), dan faktor sebagai berikut. non-situasional Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial Keputusan Pembelian Perspektif Waktu Kualitas Produk Keragaman Produk Gambar 1. Model Penelitian 2. 2.4. Hipotesis Berdasarkan model penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis terhadap sebagai Lingkungan terhadap sosial keputusan berpengaruh pembelian konsumen di hipermarket Kota berikut: 1. Lingkungan Manado. fisik keputusan berpengaruh 3. pembelian Perspektif terhadap waktu keputusan berpengaruh pembelian konsumen di hipermarket Kota konsumen di hipermarket Kota Manado. Manado. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 145 4. 5. Kualitas produk terhadap keputusan pembelian perspektif waktu (X3), kualitas produk (X4), dan keragaman produk (X5); konsumen di hipermarket Kota sedangkan variabel terikat (Y) adalah Manado. keputusan pembelian konsumen. Keragaman terhadap 6. berpengaruh produk berpengaruh Untuk mempermudah pemahaman pembelian dari konsep dasar yang digunakan, maka keputusan konsumen di hipermarket Kota definisi operasional variabel Manado. dijelaskan sebagai berikut: Lingkungan fisik, lingkungan sosial, 1. dapat Lingkungan fisik (X1) adalah aspek perspektif waktu, kualitas produk, fisik dan tempat yang konkrit dari dan lingkungan suatu hipermarket, yang keragaman simultan produk berpengaruh secara terhadap keputusan pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado. meliputi: a. Penataan produk pada rak penjualan, artinya penempatan barang dagangan pada rak-rak 3. Metode Penelitian Jenis penjualan penelitian ini dibuat sedemikian merupakan rupa, sehingga tampak menarik. penelitian survei, yaitu penelitian yang b. Penampilan karyawan, artinya mengambil sampel dari suatu populasi penampilan pramuniaga yang dan menggunakan menarik kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang utama. Dengan demikian, dikategorikan research, penelitian sebagai yaitu dalam melayani pelanggan. ini c. Keadaan berdesakan di dalam explanatory toko, artinya tingkat kesesakan penelitian yang yang dirasakan oleh pelanggan menjelaskan hubungan kausal antara yang variabel-variabel barang yang ditata pada lantai penelitian melalui pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 2006). disebabkan kepadatan area-area penjualan. d. Tata letak toko, artinya Sesuai dengan tujuan penelitian ini, penempatan rak penjualan variabel yang akan diuji meliputi variabel sedemikian rupa sehingga bebas dan variabel terikat. Variabel- pelanggan mudah mendapatkan variabel bebas (X) terdiri dari lingkungan barang yang diinginkan. fisik 146 (X1), lingkungan sosial (X2), DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 2. Lingkungan sosial (X2) adalah dipergunakan dan diperbaik serta aspek kehadiran orang lain yang atribut bernilai yang lain; yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi : secara individual, yang meliputi: a. Tingkat batas waktu kadaluarsa a. Pengaruh teman, artinya sejauh barang mana saran teman sejawat dapat mempengaruhi konsumen b. Kualitas terbaik sesuai dengan keputusan berbelanja harga yang ditawarkan. di c. Kualitas terbaik dibandingkan hipermarket. b. Pengaruh 3. dengan toko lain. keluarga, artinya 5. Keragaman Produk (X5) adalah sejauh mana saran anggota banyaknya keluarga dapat mempengaruhi kategori produk yang ditawarkan keputusan konsumen berbelanja hipermarket, yang meliputi : di hipermarket. a. Tingkat Perspektif waktu (X3) adalah karakteristik situasional yang berhubungan dengan pilihan ketersediaan dalam produk baru b. Tingkat ketersediaan merk yang pengaruh bervariasi waktu pada keputusan pembelian c. Tingkat ketersediaan berbagai konsumen, yang meliputi: variasi produk a. Waktu ke tempat perbelanjaan, 6. Keputusan pembelian konsumen artinya lamanya waktu yang (Y) adalah keputusan konsumen dibutuhkan untuk membeli produk (barang konsumen ke hipermarket. b. Waktu 4. item dagangan) di hipermarket, yang berbelanja, artinya meliputi : lamanya waktu yang dihabiskan a. Keputusan tentang jenis produk konsumen selama berbelanja di b. Keputusan jumlah pembelian hipermarket. c. Keputusan waktu pembelian Kualitas Produk kemampuan (X4) produk adalah Populasi sasaran penelitian ini untuk adalah seluruh konsumen yang membeli melaksanakan fungsinya, termasuk produk (barang dagangan) di hipermarket di dalamnya keawetan, keandalan, Kota Manado yang ditetapkan sebagai ketepatan, lokasi kemudahan DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 penelitian. Penentuan ukuran 147 sampel penelitian ini mengacu pada peneliti dari sumber pertama, yaitu pedoman yang dikemukakan oleh Roscoe konsumen yang berbelanja di hipermarket (1975) dalam Sekaran (2006) bahwa Kota Manado. Instrumen utama dalam dalam penelitian multivariat (termasuk pengumpulan data primer dilakukan analisis regresi berganda), ukuran sampel dengan memberikan daftar pernyataan sebaiknya minimal 10 kali dari jumlah tertulis kepada responden untuk dijawab, variabel dalam studi. Pada penelitian ini yaitu jumlah variabel yang diteliti sebanyak 6 wawancara secara langsung dilakukan variabel, yang mencakup 5 variabel bebas untuk memperjelas maksud pernyataan (lingkungan fisik, lingkungan sosial, pada perspektif waktu, kualitas produk dan responden menjawabnya, sehingga fungsi keragaman produk) dan 1 variabel terikat wawancara pada penelitian ini sebagai (keputusan pendukung kuesioner. pembelian konsumen). Berdasarkan pedoman yang dikemukakan berupa kuesioner. kuesioner dan Selain itu, mempermudah Dalam penelitian ini kuesioner oleh Roscoe (1975) dalam Sekaran (2006) disusun dalam tersebut di atas, maka ukuran sampel pernyataan tertutup minimal sebanyak 10 x 6 = 60 responden. diminta untuk menjawabnya dengan Besarnya populasi tidak diketahui memberikan tanda silang (X). Untuk secara pasti dan peluang atau kesempatan mengukur jawaban responden tersebut bagi setiap anggota populasi untuk dipilih digunakan Skala Likert. Menurut Sekaran menjadi sampel tidak sama, sehingga (2006), metode dalam didesain untuk menelaah seberapa kuat non responden setuju atau tidak setuju dengan teknik pernyataan pada skala 5 titik. Dengan yang pengambilan digunakan sampel probability sampling, adalah dengan accidental sampling. skala kalimat-kalimat Likert dan responden (Likert Scale) demikian rentang nilai pada skala Likert Sumber data utama yang digunakan ini antara skor 1 pada jenjang jawaban dalam penelitian ini adalah data primer. terendah (sangat tidak setuju) dan skor 5 Data primer merupakan data penelitian pada jenjang jawaban tertinggi (sangat yang diperoleh secara langsung dari setuju). sumber media Teknik analisis yang digunakan perantara) (Indriantoro & Supomo, 2002). dalam penelitian ini adalah regresi linier Dalam penelitian ini data primer diperoleh berganda, 148 asli (tidak melalui yang melibatkan sebuah DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 variabel terikat dan dua atau lebih variabel menunjukkan seberapa kuat korelasi bebas (Malhotra, 2005). antara variabel bebas dengan variabel Rumus persamaan regresi berganda terikat. dapat dinyatakan sebagai berikut: Pengujian hipotesis dilakukan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e dengan derajat kepercayaan sebesar 5% Keterangan: dengan derajat kebebasan (degree of Y = keputusan pembelian a = intersep b1 – b5 = koefisien regresi variabel-variabel freedom) / df = (k-1) dan (n-k). Penarikan kesimpulan atas hasil uji hipotesis bebas (X1 – X5) dilakukan menggunakan uji t maupun uji F dengan program SPSS. X1 = lingkungan fisik X2 = lingkungan sosial X3 = perspektif waktu X4 = kualitas produk X5 = keragaman produk e = error Uji t dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel-variabel berpengaruh secara parsial bebas terhadap variabel terikat. Menurut Imam Ghozali Dari hasil analisis regresi berganda (2005), untuk menguji hipotesis dapat mengenai dilakukan dengan cara quick look. Dengan koefisien cara quick look, kriteria pengambilan determinasi (R2 dan Adjusted R2) dan keputusannya adalah apabila nilai t hitung koefisien korelasi (R). Nilai koefisien lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) determinasi apabila dikalikan 100% akan maka Ho dapat ditolak pada derajat dapat diketahui besarnya sumbangan kepercayaan 5% atau dengan kata lain variabel-variabel bebas terhadap variabel hipotesa terikat. Selisihnya (1 – R2) merupakan Sedangkan untuk mengetahui variabel sumbangan variabel lain di luar variabel bebas yang dominan terhadap variabel yang diidentifikasi dalam persamaan terikat digunakan koefisien Beta yang regresi. Nilai koefisien determinasi dalam telah distandarisasi (Ghozali, 2005). akan diperoleh informasi koefisien-koefisien, seperti penelitian ini menggunakan adjusted R2, alternatif (Ha) diterima. Uji F dilakukan untuk menunjukkan karena adanya kelemahan mendasar dari apakah penggunaan R2, yaitu bias terhadap berpengaruh secara simultan terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan variabel terikat. Menurut Ghozali (2005), ke dalam model (Imam Ghozali, 2005). untuk menguji hipotesis dapat dilakukan Sedangkan nilai koefisien korelasi (R) dengan cara quick look. Dengan cara DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 variabel-variabel bebas 149 quick look, kriteria pengambilan Tabel 2. menunjukkan bahwa semua keputusannya adalah apabila nilai F item pertanyaan untuk hitung lebih besar dari 4 maka Ho dapat lingkungan sosial (X2) memiliki nilai ditolak pada derajat kepercayaan 5% atau korelasi yang valid. Dengan demikian, dengan kata lain hipotesa alternatif (Ha) berarti bahwa item-item pertanyaan untuk diterima. variabel lingkungan variabel sosial dapat dilakukan pengujian selanjutnya. 4. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Lingkungan Sosial (X2) 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Pada pengujian validitas instrumen penelitian diperoleh hasil bahwa Kel X2 instrumen penelitian yang digunakan adalah valid. Hal ini ditunjukkan oleh Nomor Validitas item Korelasi Probabilitas(p) X2.1 0,894 0,000 X2.2 0,787 0,000 Sumber: Data primer diolah, (2014) koefisien korelasi (r) yang lebih besar dari Tabel 3. menunjukkan bahwa semua 0,3 (Singgih Santoso, 2002). Tabel 1. menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel perspektif variabel waktu (X3) memiliki nilai korelasi yang lingkungan fisik (X1) memiliki nilai valid. Dengan demikian, berarti bahwa korelasi yang valid. Dengan demikian, item-item pertanyaan untuk variabel berarti bahwa item-item pertanyaan untuk perspektif variabel lingkungan fisik dapat dilakukan pengujian selanjutnya. item pertanyaan untuk waktu Waktu (X3) Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Nomor Fisik (X1) Nomor item Validitas Korelasi Probabilitas(p) (r) X1 dilakukan Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Perspektif pengujian selanjutnya. Kel dapat Validitas Kel item Korelasi Probabilitas(p) X3 X3.1 0,616 0,000 X3.2 0,817 0,000 Sumber: Data primer diolah, (2014) X1.1 0,523 0,000 X1.2 0,870 0,000 X1.3 0,353 0,000 Tabel 4. menunjukkan bahwa semua X1.4 0,710 0,000 item pertanyaan untuk variabel kualitas Sumber: Data primer diolah, (2014) produk (X4) memiliki nilai korelasi yang valid. Dengan demikian, berarti bahwa 150 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 item-item pertanyaan untuk variabel nilai lebih besar dari 0,5 (Singgih Santoso, definisi tugas dapat dilakukan pengujian 2002). selanjutnya. Tabel 6. menunjukkan bahwa semua Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X4) Kel Nomor X4 item pertanyaan untuk variabel lingkungan fisik (X1) adalah reliabel. Validitas Dengan demikian, berarti bahwa item- item Korelasi Probabilitas(p) X4.1 1,000 0,000 X4.2 0,817 0,000 item pertanyaan untuk variabel lingkungan fisik reliabel untuk pengujian selanjutnya. Sumber: Data primer diolah, (2014) Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Fisik (X1) Tabel 5. menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel keragaman produk (X5) memiliki nilai korelasi yang valid. Dengan demikian, Variabel Kel Lingkungan X1 Fisik No Koef Item Alpha X1.1 0,523 X1.3 variabel X1.4 terdahulu Reliabel X1.2 berarti bahwa item-item pertanyaan untuk keadaan Ket dapat Sumber: Data primer diolah, (2014) dilakukan pengujian selanjutnya. Tabel 7. menunjukkan bahwa semua Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Keragaman Nomor item Probabilitas (p) X5 untuk variabel Dengan demikian, berarti bahwa Validitas Korelasi pertanyaan lingkungan sosial (X2) adalah reliabel. Produk (X5) Kel item item pertanyaan lingkungan X5.1 0,399 0,000 X5.2 0,931 0,000 sosial untuk reliabel item- variabel untuk pengujian selanjutnya. Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sumber: Data primer diolah, (2014) Lingkungan Sosial (X2) Variabel Pada instrumen bahwa pengujian penelitian instrumen Kel reliabilitas diperoleh penelitian hasil Lingkungan yang Sosial digunakan adalah reliabel. Hal tersebut X2 No Koef. Item Alpha X2.1 0,577 Ket Reliabel X2.2 Sumber: Data primer diolah, (2014) ditunjukkan oleh koefisien keandalannya / Cronbach Alpha (α) yang mempunyai DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 151 Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tabel 8. menunjukkan bahwa semua Keragaman Produk (X5) item pertanyaan untuk variabel perspektif waktu (X3) adalah reliabel. Dengan demikian, berarti bahwa item-item Variabel Kel Keragaman X5 No Koef Item Alpha X5.1 0,549 pertanyaan untuk variabel perspektif produk waktu Sumber: Data primer diolah, (2014) reliabel untuk pengujian Ket Reliabel X5.2 selanjutnya. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perspektif Waktu (X3) Variabel Kel Perspektif X3 waktu 4.2 Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat untuk dapat No Koef Item Alpha X3.1 0,590 Ket Reliabel menggunakan analisis regresi linier berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Dalam penelitian ini digunakan X3.2 tiga uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, Sumber: Data primer diolah, (2014) heteroskedastisitas, dan multikolonieritas. Tabel 9. menunjukkan bahwa semua Uji autokorelasi tidak dilakukan karena item pertanyaan untuk variabel kualitas data penelitian ini tidak berupa data time produk (X4) adalah reliabel. Dengan series. demikian, berarti bahwa item-item Menurut Ghozali dapat (2005), dilakukan uji pertanyaan untuk variabel definisi tugas normalitas dengan reliabel untuk pengujian selanjutnya. analisis grafik, yaitu dengan melihat Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas tampilan grafik normal plot. Jika data Produk (X4) menyebar di sekitar garis diagonal dan Variabel Kualitas Kel X4 produk No Koef Item Alpha X4.1 0,887 Ket Reliabel mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari tampilan grafik normal X4.2 plot pada Lampiran, terlihat titik-titik Sumber: Data primer diolah, (2014) Tabel 10. menunjukkan bahwa menyebar di sekitar garis diagonal dan semua item pertanyaan untuk variabel penyebarannya mengikuti arah garis keragaman produk (X5) adalah reliabel. diagonal. Dengan Dengan demikian, berarti bahwa item- dikatakan bahwa item pertanyaan untuk variabel keadaan memenuhi asumsi normalitas. terdahulu reliabel untuk demikian, model dapat regresi I pengujian selanjutnya. 152 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 Menurut Ghozali (2005), deteksi ada tidaknya Menurut Ghozali (2005), deteksi heteroskedastisitas ada tidaknya multikolonieritas dilakukan dilakukan dengan melihat apakah ada pola dengan melihat hasil perhitungan nilai tertentu pada grafik scatter plot antara Tolerance atau nilai Variance Inflation SRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y Factor (VIF). Menurut Ghozali (2005), adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu adanya X adalah residual (Y prediksi – Y oleh nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 sesungguhnya) yang telah di-studentized. atau nilai VIF lebih besar dari 10. multikolonieritas Jika terdapat pola seperti titik-titik yang Dari membentuk pola tertentu yang teratur Tolerance (bergelombang, kemudian variabel bebas yang memiliki nilai terjadi Tolerance kurang dari 0,10, yang berarti heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak tidak ada korelasi antar variabel bebas ada pola yang jelas, serta titik-titik yang nilainya lebih dari 95%. Hasil menyebar di atas dan di bawah angka 0 perhitungan pada sumbu Y, maka tidak terjadi Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang heteroskedastisitas. sama, yaitu tidak ada variabel bebas yang melebar menyempit), Hasil maka uji hasil ditunjukkan perhitungan menunjukkan nilai tidak Variance nilai ada Inflation heteroskedastisitas memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. menunjukkan tidak ada pola yang jelas Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada serta ada penyebaran titik-titik, baik di multikolonieritas antar variabel bebas atas maupun di bawah angka 0 pada dalam model regresi. sumbu Y1 (Lampiran A). Hal tersebut mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model Hasil analisis regresi linier berganda digunakan untuk dengan menggunakan program SPSS pembelian dapat diringkas dalam Tabel 11 di bawah regresi layak memprediksi konsumen. keputusan 4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ini. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 153 Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Regresi Unstandardized Standardized Nilai Signifikansi Keterangan Coefficients Coefficient t hitung t B B Konstanta 1,664 - - - Lingkungan 0,044 0,124 2,190 0,031 Signifikan 0,170 0,326 4,706 0,000 Signifikan Perspektif waktu 0,111 0,206 3,056 0,003 Signifikan Kualitas produk 0,182 0,270 3,659 0,000 Signifikan Keragaman 0,797 0,797 12,476 0,000 Signifikan Fisik Lingkungan Sosial produk Nilai F hitung 56,187 Signifikansi F 0,000 Signifikan Sumber: Data primer diolah (2014) Berdasarkan Tabel 11, persamaan 2. Koefisien regresi X1 bertanda regresi sebagai berikut: positif, menunjukkan bahwa apabila Y1 = 1,664 + 0,124X1 + 0,326X2 + lingkungan fisik hipermarket 0,206X3 + 0,270X4 + 0,797X5 menarik, maka keputusan pembelian Adapun interpretasi dari persamaan Konstanta pada persamaan di hipermarket, dalam hal ini jumlah tersebut adalah sebagai berikut: 1. konsumen ini pembelian, akan cenderung meningkat. Demikian pula adalah 1,664, yang menunjukkan sebaliknya, apabila lingkungan fisik bahwa apabila tidak ada variabel hipermarket tidak menarik, maka lingkungan fisik, lingkungan sosial, keputusan pembelian konsumen di perspektif waktu, kualitas produk, hipermarket, dalam hal ini jumlah dan keragaman produk (X1, X2, X3, pembelian, X4, X5 = 0), maka keputusan menurun. pembelian konsumen di hipermarket 3. Koefisien akan regresi cenderung X2 bertanda Kota Manado, dalam hal ini jumlah posititif, menyatakan bahwa apabila pembelian, sebesar 1,664. lingkungan sosial mendukung saat berbelanja di hipermarket, maka 154 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 keputusan konsumen dalam produk yang ditawarkan tidak baik, pembelian di hipermarket, dalam hal maka ini konsumen di hipermarket, dalam hal jumlah pembelian, akan cenderung meningkat. Demikian ini pula sebaliknya, apabila lingkungan cenderung menurun. sosial tidak mendukung, maka 6. Koefisien pembelian, regresi X5 akan bertanda positif, menyatakan bahwa apabila hipermarket, dalam hal ini jumlah keragaman produk yang ditawarkan pembelian, baik, maka keputusan pembelian akan cenderung Koefisien konsumen di hipermarket, dalam hal regresi X3 bertanda ini jumlah pembelian, akan positif, menyatakan bahwa apabila cenderung meningkat. Demikian perspektif waktu mendukung saat pula sebaliknya, keragaman produk berbelanja di hipermarket, maka yang ditawarkan tidka baik, maka keputusan pembelian konsumen di keputusan pembelian konsumendi hipermarket, dalam hal ini jumlah hipermarket, dalam hal ini jumlah pembelian, akan pembelian, meningkat. Demikian cenderung pula akan cenderung menurun. sebaliknya, apabila perspektif waktu Dari uji t didapatkan nilai t hitung tidak mendukung maka keputusan masing-masing konsumen dalam pembelian produk signifikansinya, seperti dapat dilihat pada makanan di hipermarket, dalam hal Tabel 11. Dengan menggunakan metode ini quick look, nilai t hitung masing-masing jumlah pembelian, akan cenderung menurun. 5. jumlah pembelian keputusan pembelian konsumen di menurun. 4. keputusan Koefisien regresi variabel dan variabel bebas lebih besar dari 2 atau nilai X4 bertanda signifikansi t (Sig) lebih kecil dari 0,05; positif, menyatakan bahwa apabila menunjukkan bahwa kualitas produk yang ditawarkan lingkungan fisik (X1), lingkungan sosial baik, maka keputusan pembelian (X2), perspektif waktu (X3), kualitas konsumen di hipermarket, dalam hal produk (X4), dan keragaman produk (X5) ini akan secara parsial berpengaruh positif dan cenderung meningkat. Demikian signifikan terhadap keputusan pembelian pula sebaliknya, apabila kualitas konsumen di hipermarket Kota Manado jumlah pembelian, DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 variabel-variabel 155 (Y). Dengan demikian hipotesis 1 hingga Berdasarkan Tabel 12, nilai R2 hipotesis 5 diterima. Berdasarkan hasil uji sebesar 0,739 sedangkan adjusted R2 t, juga diketahui bahwa variabel yang sebesar 0,726. Nilai koefisien determinasi dominan keputusan digunakan adjusted R2, karena adanya pembelian konsumen di hipermarket Kota kelemahan mendasar penggunaan R2 Manado adalah keragaman yang bias terhadap jumlah variabel bebas produk (X5), standardized yang dimasukkan ke dalam model (Imam mempengaruhi variabel dengan Ghozali, 2005). Nilai adjusted R2 sebesar coefficient Beta terbesar yaitu 0,797. Dari uji F atau ANOVA didapatkan nilai F hitung sebesar 56,187 dengan 0,726 berarti bahwa 72,6% variabel terikat, yaitu keputusan signifikansi = 0.000, seperti dapat dilhat konsumen pada Tabel 11. Dengan menggunakan dijelaskan oleh variasi metode quick look, nilai F hitung lebih variabel bebas, yaitu lingkungan fisik, besar dari 4 atau nilai signifikansi F lebih lingkungan sosial, kecil dari 0,05; menunjukkan bahwa kualitas produk, dan keragaman produk. variabel-variabel lingkungan fisik (X1), Sedangkan sisanya, (100% - 72,6%) = lingkungan sosial (X2), perspektif waktu 27,4% dijelaskan oleh variabel-variabel (X3), kualitas produk (X4), dan keragaman lain di luar model regresi. Nilai koefisien produk (X5) secara simultan berpengaruh korelasi (R) sebesar 0,860 mempunyai arti positif dan signifikan terhadap keputusan bahwa korelasi antara variabel-variabel pembelian konsumen di hipermarket Kota lingkungan Manado (Y). Dengan demikian hipotesis perspektif waktu, kualitas produk dan 6 diterima. keragaman produk dengan keputusan Nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2 dan Adjusted di pembelian hipermarket, fisik, dapat dari kelima perspektif waktu, lingkungan sosial, pembelian konsumen di hipermarket Kota Manado adalah kuat. R2) dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi R R2 Adjusted R2 0,860 0,739 0,726 Sumber:Data primer diolah (2014) 156 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 4.4 mendukung penelitian-penelitian yang Pembahasan situasional berkaitan dengan pengaruh lingkungan lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan sosial, yaitu Beardon et al. (1989) perspektif waktu terhadap keputusan menemukan bahwa kehadiran teman- pembelian konsumen di hipermarket teman Kota Manado keputusan pembelian konsumen. Saran- 4.4.1 Pengaruh faktor Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor situasional dari keluarga mempengaruhi teman atau keluarga fisik memperkuat ketetapan hati konsumen signifikan untuk membeli. Pelanggan dari suatu terhadap keputusan pembelian konsumen pusat pembelanjaan cenderung membeli di hipermarket Kota Manado, yang lebih banyak produk dan menghabiskan ditunjukkan oleh nilai signifikansi t lebih banyak uang ketika ditemani hitung sebesar 0,031 < 0,05. Hasil ini (Nicholls et al., 1994). berpengaruh lingkungan saran atau positif dan mendukung penelitian-penelitian yang Hasil analisis menunjukkan bahwa berkaitan dengan pengaruh lingkungan faktor fisik, yaitu Simonson dan Winer (1992) berpengaruh menemukan bahwa perilaku belanja dapat terhadap keputusan pembelian konsumen diubah dengan cara penataan barang di hipermarket Kota Manado, yang dagangan; (1996) ditunjukkan oleh nilai signifikansi t bahwa penampilan fisik hitung sebesar 0,003 < 0,05. Hasil ini DeShields menemukan tenaga penjualan et al. situasional perspektif positif dan waktu signifikan mempengaruhi mendukung penelitian-penelitian yang keputusan konsumen untuk membeli; dan berkaitan dengan pengaruh perspektif Stassen et al. (1999) menemukan bahwa waktu, yaitu Nicholls et al. (1997) tata letak barang dagangan mempengaruhi menemukan bahwa perspektif waktu perilaku belanja konsumen. dapat mengubah perilaku berbelanja Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor situasional berpengaruh positif lingkungan dan sosial secara signifikan, kekurangan waktu dapat mengurangi pembelian signifikan direncanakan maupun terhadap keputusan pembelian konsumen direncanakan; Park di hipermarket Kota Manado, yang menemukan bahwa ketersediaan waktu, ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sebagai hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini mempengaruhi pembelian yang tidak DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 variabel et yang yang al. perspektif tidak (1989) waktu, 157 direncanakan, peralihan merk dan jumlah yaitu keragaman produk mempengaruhi pembelian. pembelian dan kepuasan konsumen (Binta & Cloulow, 2006); Stassen et al. (1999) 4.4.2 Pengaruh faktor non situasional menemukan bahwa keragaman barang kualitas dagangan mempengaruhi perilaku belanja produk dan keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen. konsumen menunjukkan bahwa keragaman produk di hipermarket Kota Hasil analisis juga atau barang dagangan merupakan variabel Manado Hasil analisis menunjukkan yang paling dominan mempengaruhi bahwa faktor non-situasional kualitas keputusan produk berpengaruh positif dan signifikan hipermarket Kota Manado. Hasil ini tidak terhadap keputusan pembelian konsumen mendukung teori Belk (1975) bahwa di hipermarket Kota Manado, yang faktor situasional lebih mampu untuk ditunjukkan oleh nilai signifikansi t menjelaskan variasi-variasi atau pola-pola hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini dalam perilaku konsumen dibandingkan mendukung penelitian-penelitian yang dengan berkaitan kualitas karakteristik individu, karena keputusan produk, yaitu kualitas penerimaan produk pembelian dan proses konsumsi selalu mempengaruhi terjadi dalam konteks situasi tertentu. dengan pengaruh perilaku pembelian pembelian faktor konsumen obyek (produk) di dan (Mowen & Minor, 2003); kualitas produk, lingkup produk dan ketersediaan produk 4.4.3 Pengaruh mempengaruhi pembelian dan kepuasan lingkungan sosial, perspektif waktu, konsumen (Binta & Cloulow, 2006) kualitas Hasil analisis menunjukkan lingkungan produk, dan fisik, keragaman produk terhadap keputusan pembelian bahwa faktor non-situasional keragaman konsumen produk berpengaruh positif dan signifikan Manado terhadap keputusan pembelian konsumen Hasil di hipermarket analisis bahwa ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sosial, perspektif waktu, kualitas produk hitung sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini dan mendukung penelitian yang berkaitan positif dan signifikan terhadap keputusan dengan pengaruh keragaman produk, pembelian konsumen di hipermarket Kota keragaman fisik, menunjukkan di hipermarket Kota Manado, yang 158 lingkungan Kota produk lingkungan berpengaruh DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 Manado, yang ditunjukkan oleh nilai 3. Perspektif waktu signifikansi F hitung sebesar 0,000 < 0,05. positif Kelima variabel ini mampu menjelaskan keputusan pembelian, artinya bahwa variasi keputusan pembelian konsumen di peningkatan perspektif waktu akan hipermarket Kota Manado sebesar 72,6%, mengakibatkan sisanya sebesar 27,4% dijelaskan oleh keputusan pembelian konsumen di variabel-variabel lain di luar penelitian hipermarket Kota Manado. ini. Hasil ini mendukung teori yang 4. dan berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya Kualitas produk berpengaruh positif dikemukakan oleh Belk (1975) bahwa dan signifikan terhadap keputusan faktor situasional dan non-situasional pembelian, mempunyai pengaruh terhadap perilaku peningkatan kualitas produk akan konsumen, dalam hal ini keputusan mengakibatkan pembelian konsumen. keputusan pembelian konsumen di artinya bahwa meningkatnya hipermarket Kota Manado. 5. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran 5. Berdasarkan hasil analisis, dapat Keragaman positif produk dan berpengaruh signifikan terhadap ditarik kesimpulan dan implikasi sebagai keputusan pembelian, artinya bahwa berikut: peningkatan 1. 2. Lingkungan fisik positif signifikan dan berpengaruh keragaman produk akan mengakibatkan meningkatnya terhadap keputusan pembelian konsumen di keputusan pembelian, artinya bahwa hipermarket Kota Manado. peningkatan lingkungan fisik akan Keragaman produk merupakan mengakibatkan variabel yang meningkatnya dominan keputusan pembelian konsumen di mempengaruhi hipermarket Kota Manado. pembelian konsumen di hipermarket Lingkungan sosial Kota Manado. positif signifikan dan berpengaruh terhadap 6. keputusan Lingkungan fisik, lingkungan sosial, keputusan pembelian, artinya bahwa perspektif waktu, kualitas produk peningkatan lingkungan sosial akan dan mengakibatkan simultan berpengaruh positif dan meningkatnya keragaman keputusan pembelian konsumen di signifikan hipermarket Kota Manado. pembelian, DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 produk terhadap artinya secara keputusan bahwa 159 peningkatan lingkungan fisik, konsumen, harus tampak rapi dalam lingkungan sosial, perspektif waktu, berpakaian (seragam), ramah dan kualitas produk dan keragaman memiliki produk mengakibatkan produk yang dibutuhkan konsumen; meningkatnya keputusan pembelian menghilangkan keadaan berdesakan konsumen di hipermarket Kota di Manado. kepadatan barang dagangan yang akan Berdasarkan kesimpulan dan pengetahuan dalam ditata toko pada tentang menyangkut lantai area-area implikasi, maka dapat dikemukakan saran penjualan di dalam toko (selling sebagai berikut: space) 1. Hasil penelitian menunjukkan operasional dalam ritel istilah disebut floor bahwa lingkungan fisik berpengaruh display atau island display dapat positif terhadap membuat konsumen merasa sesak keputusan pembelian konsumen di dan tidak nyaman dalam berbelanja. hipermarket Manado. Perasaan tidak nyaman dalam diri Lingkungan fisik dalam penelitian konsumen ini dapat mempengaruhi ini keputusan pembeliannya. dan berkaitan signifikan Kota dengan penataan produk pada rak-rak penjualan, penampilan 160 atau karyawan, keadaan 2. Hasil penelitian bahwa menunjukkan lingkungan sosial berdesakan di dalam toko, dan tata berpengaruh positif dan signifikan letak terhadap toko. Pihak pengelola keputusan pembelian hipermarket Kota Manado harus konsumen di hipermarket Kota menata rak-rak Manado. Lingkungan sosial dalam penjualan atau dalam operasional penelitian ini berkaitan dengan supermarket dikenal dengam istilah kehadiran orang lain, baik teman shelf display dibuat sedemikian rupa maupun anggota keluarga, pada saat sehingga dapat menciptakan daya konsumen tarik supermarket. Kehadiran orang lain produk bagi pada konsumen untuk berbelanja berperan membelinya; penampilan karyawan, dapat terutama pramuniaga maupun SPG negatif (Sales Promotion Girl), yang berada keputusan pembelian konsumen, di garis depan dalam melayani dalam hal saran atau himbauan dalam positif di maupun pengambilan DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 untuk membeli atau tidak membeli konsumen, seperti fasilitas parkir produk. Dengan demikian pihak dan penitipan barang yang aman, pengelola tersedianya kereta belanja dorong di Kota Manado selayaknya memberikan (trolley), perlakuan dan pelayanan yang sama pendingin ruangan (AC), musik, baiknya penerangan, terhadap maupun 3. hipermarket teman konsumen atau anggota fasilitas kebersihan, dan Fasilitas-fasilitas sebagainya. tersebut dapat keluarga yang menemani dalam membuat konsumen merasa aman berbelanja. dan nyaman, sehingga konsumen Hasil penelitian bahwa menunjukkan perspektif betah dan dapat menghabiskan waktu waktu yang lebih lama berada di berpengaruh positif dan signifikan supermarket. Semakin lama waktu terhadap yang keputusan pembelian dihabiskan konsumen konsumen di hipermarket Kota supermarket, Manado. Perspektif waktu dalam kemungkinan konsumen membeli penelitian ini berkaitan dengan lebih banyak produk. waktu yang dibutuhkan konsumen 4. semakin di besar Hasil penelitian ini menunjukkan ke supermarket dan waktu yang bahwa kualitas produk berpengaruh dihabiskan konsumen positif dan signifikan secara parsial supermarket. Pihak supermarket dapat di pengelola terhadap keputusan pembelian mengurangi konsumen di hipermarket Kota waktu yang dibutuhkan konsumen Manado. Kualitas produk dalam ke supermarket melalui akses masuk penelitian ini berkaitan dengan ke supermarket yang mudah dan tingkat batas waktu kadaluarsa cepat, mulai dari area parkir hingga barang dagangan, kualitas terbaik akses pintu masuk ke supermarket. sesuai Berkaitan yang ditawarkan, dan kualitas terbaik di dibandingkan dengan toko lain. supermarket, pihak pengelola perlu Dengan demikian, pihak pengelola memperhatikan hipermarket di Kota Manado harus dengan dihabiskan pendukung waktu konsumen fasilitas-fasilitas yang dengan harga yang memberikan memperhatikan dengan teliti tingkat keamanan dan kenyamanan bagi batas waktu kadaluarsa barang DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 161 dagangan terutama produk-produk produk. Dengan demikian pihak makanan, pengelola hipermarket Manado harus dengan 5. menyediakan kualitas produk terbaik sesuai di Kota memperhatikan dengan harga yang ditawarkan dan tingkat ketersediaan produk baru bersaing dengan toko-toko lain. yang dibutuhkan konsumen, merk Hasil penelitian ini menunjukkan yang bervariasi, dan berbagai variasi bahwa produk. keragaman produk berpengaruh positif dan signifikan 6. Masih ada faktor lain, baik faktor secara parsial terhadap keputusan situasional maupun non-situasional pembelian konsumen di hipermarket yang Kota Manado. Hasil penelitian juga pembelian menunjukkan variabel-variabel mempengaruhi keputusan konsumen bahwa keragaman mempunyai pengaruh seperti faktor situasional definisi terhadap keputusan tugas dan keadaan terdahulu serta pembelian konsumen di hipermarket faktor non-situasional karakteristik Kota Manado. Keragaman produk individu, dalam berkaitan memiliki pengaruh dominan untuk dengan tingkat ketersediaan produk meningkatkan keputusan pembelian baru, tingkat ketersediaan merk konsumen di hipermarket Kota yang Manado. produk dominan penelitian bervariasi, ketersediaan ini dan tingkat berbagai variasi yang penelitian selain mungkin ini, saja DAFTAR PUSTAKA Aprily, Y. (2007). Pasar Ritel Indonesia, Pertumbuhan 2007 Diprediksi 18%. Seputar Indonesia. Dharmesta, B., S., Handoko, H. (2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Yogjakarta: BPFE-UGM. Beardon, W.O., Netemeyer, R.G., & Teel, J.E. (1989). Measurement of consumer susceptibility to interpersonal influence. Journal of Consumer Research, 15, 47381. 162 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 Belk, R.W. (1975). Situational variables and consumer behavior. Journal of Consumer Research, (2), 157-64. Utami, C.W. (2006). Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern). Jakarta: Salemba Empat. ----------------------------- . (2008). Manajemen Barang Dagangan dan Bisnis Ritel. Malang: Publishing Bayumedia. Curren, M.T. & Harich, K.R. (1994). Consumers’ mood states: the mitigating influence of personal relevance on product evaluations. Psychology and Marketing, 11 (2), 91107. Dawson, S., Bloch P.H., Ridgway, N.M. (1990). Shopping motives, emotional states and retail outcomes. Journal of Retailing, 66 (4), 408-27. DeShields, O.W., Kara, A., & Kaynak, E. (1996). Source effects in purchase decisions: the impact of physical attractiveness and accent of salespersons. International Journal of Research in Marketing, 13 (1), 89-101. Fandy Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogjakarta: Penerbit Andi. Hawkins, Del I., David, L.M., & Roger, J., B. (2007). Consumer Behavior, Building Marketing Strategy. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Ma’ruf, H. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Imam, G. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran 1. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 163 -------------------------- . (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran 2. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga. Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Alih Bahasa: Ancelia Anitawati Hermawan. Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan. Jilid I. Jakarta: Index Kelompok Gramedia. ---------------- . (2005). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan. Jilid II. Jakarta: Index Kelompok Gramedia. Malhotra, N., K. (2005). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 1. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. ___________. (2005). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 2. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Nicholls, J.A.F. (1997). Time and companionship: key factors in Hispanic shopping behavior. The Journal of Consumer Marketing, 14 (3), 194. Nicholls, J.A.F., Roslow, S., & Dublish, S. (1996). Relationship between situational variables and purchasing in India and the USA. International Marketing Review, 13 (6), 6-21. Nicholls, J.A.F., Roslow, S. & Comer, L.B. (1994). An Anglo mall and Hispanic patronage, in Va´squez-Pa´rraga, A.Z. (Ed.). Bridging the Americas: re-discovery, understanding, partnership. 10th ed. Business Association of Latin American Studies Proceedings, 383. 164 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajeman. Edisi Pertama. Yogjakarta: BPFE-UGM. Park, C.W., Iyer, E.S., Smith, D.C. (1989). The effect of situational factors on in-store grocery shopping behavior: The role of store environment and time available for shopping. Journal of Consumer Research, 15 (4), 422-33. Pulungan, Thomas, Hastono, Sunu, Yania. (2007). Gurita Bisnis Ritel Raksasa. Seputar Indonesia. Roslow, S., Li, T., Nicholls, J.A.F. (2000). Impact of situational variables and demografic attributes in two seasons on purchase behavior. European Journal of Marketing, 34 (9/10), 1167-1180. Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Penerjemah: Kwan Men Yon. Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Simamora, B. (2004). Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Simonson, I. & Winer, R.S. (1992). The influence of purchase quantity and display format on consumer preference for variety, Journal of Consumer Research, 19 (1), 133-8. Singarimbun, M., & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. Singgih Santoso. (2002). SPSS Statistik Multivariate. Jakarta: Elex Media Komputindo. Stassen, R.E., Mittelstaedt, J., & Mittelstaedt, R.A. (1999). Assortment overlap: its effect on shopping patterns in a retail market when the distributions of prices and goods are known. Journal of Retailing, 75 (3), 371-86. DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 165 Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Zhuang, G., Tsang, A.S.L., Zhou, N., Li, F., Nicholls J.A.F. (2006). Impacts of situational Factors on buying decisions in shopping malls, an empirical study with multinational data. European Journal of Marketing, 40 (I/2), 17-43. 166 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA PARA REVIEWER (MITRA BEBESTARI) PADA TERBITAN INI 1. Prof. Roy Sembel (IPMI International Business School, Indonesia) 2. Prof. John J.O.I Ihalauw (Universitas Bunda Mulia, Indonesia) 3. Prof. Jorge Mongay Hurtado (Escuela Superior de Gestion Commercial Y Marketing, Madrid, Spain) 4. Prof. Adrienne R. Isakovic (Capella University, U.S.A and Hamdan bin Mohammad e-University, Dubai, U.A.E) 5. Prof. Chin Uy (University of Santo Tomas, Philippines) 6. Willy Gunadi, Ph.D (Universitas Bina Nusantara, Indonesia) 7. Dr. Iin Mayasari, S.Pd., S.IP., M.M., M.Si (Universitas Paramadina, Indonesia) 8. Dr. Titik Indrawati (Universitas Bina Nusantara, Indonesia) 9. Dr. Sabrina O. Sihombing (Universitas Pelita Harapan, Indonesia) DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 167 DEREMA (DEVELOPMENT AND RESEARCH MANAGEMENT) JURNAL MANAJEMEN UPH Sekilas tentang DeReMa Jurnal Manajemen UPH DeReMa Jurnal Manajemen UPH diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan yang bertujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan buah pikiran akademisi dan praktisi di bidang ilmu manajemen. Topik-topik dalam DeReMa antara lain mencakup manajemen keuangan, pemasaran, manajemen ritel, manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen strategi, bisnis internasional, usaha skala kecil dan menengah, kewirausahaan, dan manajemen pariwisata. DeReMa Jurnal Manajemen diterbitkan sejak tahun 2006 dengan periode penerbitan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Mei, dan September. Hak Cipta atas Karya Ilmiah Naskah yang dikirimkan kepada Dewan Redaksi DeReMa Jurnal Manajemen UPH harus merupakan karya asli yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya atau dalam proses evaluasi di publikasi ilmiah lainnya. Pengecualian diberikan bagi karya ilmiah yang telah dipublikasikan dalam proceedings. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Dewan Redaksi DeReMa berhak untuk menerbitkan karyanya apabila lolos dalam proses evaluasi redaksi DeReMa. Proses Telaah Karya Ilmiah Naskah yang dikirimkan akan melalui proses evaluasi dengan sistem double-blind peer review oleh penelaah yang dipilih oleh Dewan Redaksi dan minimal satu di antaranya adalah anggota Dewan Redaksi. Penelaah ditunjuk berdasarkan pertimbangan kepakaran dan kesesuaian bidang ilmu. Hasil evaluasi akan diberitahukan dalam waktu 2-3 bulan. Atas dasar komentar dan rekomendasi penelaah, Dewan Redaksi akan memutuskan apakah naskah diterima tanpa revisi, diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Naskah yang telah diperbaiki harus dikembalikan kepada Dewan Redaksi dalam waktu yang telah ditentukan. Pengiriman Naskah Naskah dikirimkan melalui elektronik kepada Dewan Redaksi DeReMa Jurnal Manajemen UPH dengan alamat [email protected]. Naskah yang dikirimkan harus mengikuti petunjuk yang telah ditentukan oleh dewan redaksi DeReMa berikut ini: 1. Naskah diketik dengan ukuran A4 dengan marjin batas atas, bawah, dan samping masing-masing 2,5 cm. Naskah diketik rata kanan dan kiri (justified) dengan spasi 11/2. 2. Halaman depan hanya memuat judul artikel, nama penulis, nama institusi/perusahaan tempat penulis berafiliasi, alamat korespondensi, dan abstrak. Naskah tidak lebih dari 20 halaman, termasuk gambar, tabel, dan daftar referensi. Nomor halaman ditempatkan pada bagian pojok kiri bawah. 3. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris maksimal 200 kata dan memuat tidak lebih dari 5 (lima) kata kunci. Penulisan bagian Abstrak berspasi tunggal dan dicetak miring. Abstrak harus menyatakan tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil, dan kontribusinya. 4. Gambar dan tabel diletakkan dalam badan tulisan. Gambar dan tabel diberikan nomor dengan menggunakan format penomoran Arab, contohnya Gambar 1, Tabel 1, dst. Judul gambar diletakkan pada bagian bawah gambar, sementara judul tabel ditempatkan pada bagian atas tabel. 168 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 5. Naskah diketik dengan menggunakan huruf Times sebagai berikut: Ukuran Bold Italics Judul artikel 14 Ya Tidak Nama penulis 12 Ya Tidak Nama institusi/afiliasi 12 Tidak Tidak Abstract 10 Tidak Ya Keywords 10 Tidak Ya Heading 12 Ya Tidak Isi naskah 12 Tidak Tidak Referensi 12 Tidak Tidak Judul gambar dan tabel 10 Tidak Tidak Tulisan dalam gambar dan ≥8 Tidak Tidak tabel New Roman dengan ketentuan Keterangan Centered Centered Centered Justified Justified Justified Justified Justified; Marjin kiri 1 cm Centered - 6. Kutipan ditulis dengan menggunakan format APA (American Psychological Association). Catatan kaki tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam penulisan naskah. Berikut adalah contoh penulisan kutipan dengan menggunaan format APA: a. Sumber kutipan dengan satu penulis: (Goulding, 2005) b. Sumber kutipan dengan dua penulis: (Schiffman & Kanuk, 2010) c. Sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis: (Ghazali et al., 2008) d. Dua sumber kutipan dengan penulis berbeda: (Ghazali et al., 2008; Danielsson, 2009) e. Dua sumber kutipan dengan penulis sama: (Lawson 2003, 2007). Jika tahun publikasinya sama: (Fam, 2008a, 2008b) f. Sumber kutipan dari institusi ditulis dengan menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan, misalnya (BI, 2011) g. Sumber kutipan dari hasil wawancara: (Aldiano, wawancara pribadi, Oktober 12, 2010) 7. Daftar referensi disusun secara berurutan secara abjad dan menggunakan sistem APA (American Psychological Association) yang dapat dilihat lengkapnya di http://www.calstatela.edu/library/guides/3apa.pdf. Berikut adalah contoh penulisan referensi: a. Buku: Goulding, C. (2005). Grounded theory: A practical guide for management, business, and market researchers. London: Sage Publication. b. Artikel atau bagian dalam sebuah buku: Gerke, S. (2000). Global lifestyles under local conditions: The new Indonesian middle class. dalam B.H. Chua (Eds.), Consumption in Asia: Lifestyle and Identities (pp. 135-158). New York, NY: Routledge. c. Artikel jurnal versi cetak: Ghazali, M., Othman, M.S., Yahya, A.Z., & Ibrahim, M.S. (2008). Products and country of origin effects: The Malaysian consumers perception. International Review of Business Research Paper, 4 (2), 91-102 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016 169 d. Artikel jurnal versi elektronik: Danielsson, S. (2009). The impact of celebrities on adolescents clothing choices. Undergraduate Research Journal for the Human Sciences, 8. Retrieved April 2011, from http://www.kon.org/urc/v8/danielsson.html. e. Artikel koran atau majalah: Widyastuti, R.S. (2011, Januari 14). Masih sebatas macan kertas. Kompas, 34. f. Laporan organisasi atau perusahaan: Bank Indonesia. (2011). Perekonomian Indonesia tahun 2010. Jakarta: Bank Indonesia. 170 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 1, Mei 2016