Hubungan Motivasi Belajar .... (Astri Prastiwi) 2.553 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEER ACCEPTANCE DENGAN PRESTASI BELAJAR THE CORRELATION BETWEEN MOTIVATION AND PEER ACCEPTANCE AND LEARNING ACHIEVEMENT Oleh: Astri Prastiwi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar, hubungan peer acceptance dengan prestasi belajar, hubungan motivasi belajar dan peer acceptance dengan prestasi belajar, besarnya sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar, besar sumbangan peer acceptance terhadap prestasi belajar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 128 siswa yang diambil dari 10 Sekolah Dasar yang ada di gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dan dokumentasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji hipotesis menggunakan korelasi sederhana dan korelasi hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dengan sumbangan sebesar 23,3%. Kedua,terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peer acceptance dengan prestasi belajar dengan sumbangan sebesar 24,4%. Ketiga,terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan peer acceptance dengan prestasi belajar siswa dengan sumbangan sebesar 27,41%. Kata kunci : motivasi belajar, peer acceptance, prestasi belajar. Abstract The research aims at knowing the correlation between motivation and the students’ achievement, correlation between peer acceptance and students’ achievement, correlation between motivation and peer acceptance and students’ achievement, the influence’s percentage of motivation toward student’s achievement, the influence’s percentage of peer acceptance toward students’ achievement. The subjects were 128 of grade IV students from 10 elementary schools of Yos Sudarso group, Ngadirojo district, Wonogiri regency. The instruments used for collecting data were scale and documentation. The research show: first, there is a positive and significant correlation between motivation and achievement with the percentage 23,3%, second, there is a positive and significant correlation between peer acceptance and achievement with percentage 24,4%, third, there is a positive and significant correlation between motivation and peer acceptance and achievement with the percentage 27,41% Keywords: Motivation, peer acceptance, achievement. sangat berkaitan dengan kegiatan belajar. PENDAHULUAN Menurut Gagne (dalam Dimyati, 2006:10) Pendidikan dipandang sebagai proses yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan yang bukan semata-mata hanya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia. Proses pendidikan diselenggarakan melalui kegiatan pengajaran, pengarahan, dan bimbingan. Kegiatan tersebut belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari adanya stimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi informasi, lingkungan, menjadi melewati kapasitas pengolahan baru. Dalam kegiatan belajar, seseorang akan mendapatkan 2.554 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-5 2016 pengalaman sebagai dengan dan faktor lingkungan masyarakat. Di sekolah lingkungan. Seseorang akan mengerti mana yang terdapat guru yang dapat membimbing setiap baik untuknya dan mana yang nantinya akan jalannya pembelajaran yang dapat membantu merugikan bagi dirinya sendiri. Dari sebuah memotivasi siswa dalam belajar, sedangkan di pengalaman-pengalaman diperoleh, lingkungan masyarakat terdapat teman sebaya menampung yang harusnya dapat mendorong siswa untuk seseorang akan hasil interaksi yang mampu pengetahuan dan menjadikannya manusia yang belajar. lebih dewasa, sehingga dapat mencapai tujuan dalam hidupnya. Siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berada pada usia kanak-kanak akhir, memiliki untuk keinginan untuk bergaul dengan pihak dari luar. mengetahui ketercapaian tujuan itu adalah dengan Pergaulan itu biasanya dilakukan dengan siswa melihat prestasi belajar yang dimilikinya. Prestasi yang tingkat usianya hampir sama dengannya, hal belajar merupakan hasil yang diharapkan seorang ini biasa disebut dengan teman sebaya. Jika siswa siswa sesuatu. merasa senang dengan hubungan dengan luar, berusaha siswa akan terdorong untuk berperilaku dengan mempelajari materi pelajaran saat malam hari, cara yang dapat diterima orang luar tersebut. menyelesaikan pekerjaan rumah, dan tugas dari Karena guru lainnya, baik secara individu maupun penerimaan sosial sangat kuat pada masa kanak- kelompok. Akan tetapi, banyak sekali faktor yang kanak akhir, pengaruh kelompok teman sebaya dapat mempengaruhi proses belajar siswa dalam lebih kuat dibanding dengan sewaktu masa mencapai prestasi belajarnya dengan baik. prasekolah ketika siswa kecil kurang berminat Cara yang didapat digunakan setelah Seorang mempelajari siswa tentunya Faktor-faktor yang segala telah mempengaruhi proses dan prestasi belajar menurut Hawadi hasrat bermain terhadap dengan teman pengakuan sebaya dan (Hurlock, 2005:257). (Fika Puspitasari, 2008:29) terdapat dua faktor, Aktivitas siswa dalam bermain biasanya yaitu faktor yang berasal dari dalam diri dilakukan dengan siswa lainnya yang memiliki seseorang itu sendiri (faktor internal) dan faktor kesamaan dalam minat bermain. Maka dari itu dari luar diri seseorang itu sendiri (faktor muncullah kelompok-kelompok dalam pergaulan eksternal). Adapun faktor internal meliputi: siswa. kemampuan intelektual, minat, bakat, sikap, pergaulan jika minatnya berbeda dengan teman motivasi berprestasi, konsep diri, dan sistem sebayanya. Hal ini dapat menimbulkan tekanan nilai. adalah pada diri siswa. Tekanan dalam pergaulan terbagi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan menjadi dua jenis, yaitu tekanan yang bersifat lingkungan masyarakat. Dalam hal ini faktor negatif maupun tekanan yang bersifat positif. internal juga berkaitan dengan faktor eksternal, Tekanan yang bersifat negatif adalah tekanan dimana faktor internal dapat di bentuk dari faktor yang mendorong siswa melakukan hal-hal buruk eksternal. Sebagai mana mestinya faktor internal yang juga dilakukan oleh kelompok teman dapat dibentuk dari faktor lingkungan sekolah sebayanya. Lain halnya dengan tekanan yang Sedangkan faktor eksternal Siswa cenderung akan ditolak dari Hubungan Motivasi Belajar .... (Astri Prastiwi) 2.555 bersifat positif, yaitu dorongan untuk giat belajar, memberikan pengaruh yang positif, maka akan dorongan untuk mencapai prestasi yang tinggi, dapat membuat siswa memiliki motivasi dalam maupun persaingan sehat dalam melakukan belajar. Motivasi berprestasi merupakan salah permainan. satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan Adanya tekanan yang positif dalam peer acceptance (penerimaan teman sebaya) dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. diharapkan mampu membawa perubahan pada Klausmeier (dalam Djaali, 2008:110) siswa itu sendiri ke arah yang positif pula, menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas termasuk motivasi dalam mencapai prestasi belajar berprestasi (need to achieve) yang tinggi. Dalam pergaulan dengan teman ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi sebaya Adanya yang dicapai oleh berbagai individu. Dapat penerimaan dalam teman sebaya inilah yang dikatakan dengan kata lain bahwa, motivasi dan mampu belajar terdapat penerimaan. memberikan dorongan untuk anak menjadi lebih baik ataupun sebaliknya bagi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. anak yang mengalami penolakan dalam teman Motivasi dan belajar merupakan dua hal sebaya. Terdapat beberapa kategori penerimaan yang saling mempengaruhi. Belajar adalah suatu teman sebaya menurut Hurlock (1978:294) pembentukan, yang diantaranya adalah star, accepted, isolate, pengurangan perilaku individu. Pembentukan atau finger, beberapa perubahan itu bersifat menetap atau permanen, kategori ini anak dapat memberikan berbagai dan disebabkan oleh adanya latihan yang terarah. dampak bagi anak dalam pertemanan sebayanya. Sedangkan, motivasi menurut Sumadi Suryabrata Penerimaan memberikan (dalam Djaali, 2008:101) adalah keadaan yang itu terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya climber, beberapa neglectee. teman fungsi sebaya bagi Dari ini anak sendiri, diantaranya akan memberikan support yang untuk positif pencapaian bagi anak sehingga dia mampu perubahan, melakukan suatu penambahan aktivitas tujuan. tertentu Motivasi dan guna diartikan mengembangkan dirinya dengan baik. Apabila sebagai suatu dorongan untuk mencapai suatu anak tujuan memiliki support yang positif bagi dirinya sendiri, maka akan membantu anak apabila dalam berprestasi yang baik pula. arah Menurut pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:138) menyatakan bahwa lingkungan kelompok atau penerimaan yang dapat memberikan hasil tercapai. datujuan pada mempertahankan perilaku kepuasan Motivasi memberi kegiatan berprestasi, belajar, serta mendorong siswa untuk memilih dan menyukai kegiatan belajar. teman sebaya dapat mempengaruhi prestasi Seseorang yang memiliki motivasi kuat belajar siswa. Apabila sebuah pergaulan dapat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan terjalin secara positif, maka akan memberikan kegiatan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan ke arah yang lebih positif pula. siswa yang memiliki motivasi belajar akan dapat Seperti halnya, apabila dalam sebuah pergaulan meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih 2.556 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-5 2016 tekun dari pada siswa yang kurang memiliki atau Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, sama sekali tidak mempunyai motivasi belajar. Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa siswa Seseorang dengan intelegensi yang tinggi akan memiliki motivasi dalam belajar yang sedang, gagal jika memiliki motivasi yang rendah. seperti dalam mengerjakan tugas harian dan Dengan kata lain, usaha yang didasari dengan pekerkerjaan rumah. Kehadiran siswa setiap motivasi yang kuat akan melahirkan prestasi yang harinya tergolong sedang, terdapat beberapa baik. Dalam pengertian tersebut seharusnya siswa siswa tidak masuk karena alasan sakit dan hanya setelah mendapatkan motivasi dalam belajarnya izin. Tetapi, ketika jam pembelajaran, siswa secara tidak langsung dalam prestasinya juga kebanyakan cenderung diam dan apabila ditanya meningkat, tetapi kenyataannya banyak siswa oleh guru hanya siswa- siswa aktif yang mau yang motivasi belajarnya menurun, sehingga hal menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. tersebut juga mempengaruhi pada prestasinya. Masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam Berdasarkan hasil wawancara dengan pembelajaran. guru IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Dari data hasil ulangan akhir semester 1, Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri pada tanggal nilai sebelum mengalami perbaikan terdapat nilai 4 Januari 2015, dan dari hasil wawancara dibawah memberikan informasi bahwa pergaulan siswa mengalami kelas IV merupakan pergaulan yang belum semester 1 masih tergolong sedang. Apabila secara dilihat dari hasil ulangan akhir semester tersebut, langsung mendorong siswa untuk standar kelulusa perbaikan rata-rata telah nilai akhir sebelum dalam hal pergaulan merupakan kegiatan yang mereka kurang memenuhi syarat. Selain itu, belum memberikan manfaat seperti halnya berdasarkan hasil wawancara, siswa yang aktif siswa masih sering berkelahi karena hal sepele, dikelas memiliki prestasi baik, sebaliknya siswa apabila siswa yang lain melakukan kesalahan yang pasif di kelas memiliki prestasi yang biasa maka teman sebayanya tidak mengingatkan, saja dan saat melakukan kegiatan ekstrakurikuler disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas masih terdapat dapat IV SD se-Gugus Yos Sudarso, Kecamatan berkelompok dengan siswa yang lain atau Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri masih tergolong masih pilih-pilih teman, serta masih terdapat sedang dan peer acceptance yang dilakukan oleh siswa yang diabaikan dalam setiap kegiatan siswa belum dapat mendorong siswa untuk dan permainan dengan teman sebaya. Apabila meraih prestasi tinggi. dilihat dari siswa hasil yang tidak wawancara rendah. perbaikan ketika berprestasi. Kegiatan yang dilakukan siswa atau mengalami dan Dengan hasil demikian, belajar dapat tersebut, Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menunjukkan bahwa pergaulan yang dilakukan bermaksud melakukan penelitian yang berjudul: oleh siswa kurang bermanfaat dan belum dapat “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Peer mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi Acceptance dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas belajarnya. IV SD se-Gugus Yos Sudarso, Dari pemaparan wali kelas IV SD Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri”. Kecamatan Hubungan Motivasi Belajar .... (Astri Prastiwi) 2.557 Azwar, 2014:3). Skala digunakan untuk METODE PENELITIAN variabel A. Jenis Penelitian motivasi belajar dan peer Penelitian ini termasuk dalam penelitian acceptance, yang masing-masing sebanyak 29 kuantitatif . Tujuan penelitian ini adalah untuk butir instrument dan 30 butir instrumen. menguji korelasi dan signifikansi antara Sedangkan dokumentasi adalah salah satu motivasi belajar dengan prestasi belajar, peer cara untuk mengumpulkan data mengenai acceptance dengan prestasi belajar, serta responden dalam bentuk catatan, transkrip, motivasi belajar dan peer acceptance dengan buku, surat kabar, agenda, majalah, prasasti, prestasi belajar. notulen rapat, lengger, (Suharsimi B. Setting Penelitian Arikunto, Dokumentasi Penelitian Kuantitatif iini dilaksanakan dal pada lain-lain 2013:206). penelitian ini menggunakan nilai semester 1 siswa kelas IV. di Kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. F. Instrumen Penelitian 1. Skala Psikologi C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Jumlah populasi terdiri dari 190siswa, dan jumlah sampel terdiri dari 128 siswa. Alasan pemilihan subjek ini karena motivasi belajar, peer acceptance, dan prestasi belajar siswa G. Metode dan Teknik Analisis Data Analisis penelitian mengacu pada instrumen penelitian digunakan, analisis yaitu data skala dalam psikologi. penelitian ini yang Teknik ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis kuantitatif untuk menganalisis menggunakan teknik analisis data secara statistik deskriptif. Dalam penelitian ini untuk D. Desain Penelitian menggunakan dalam hasil skala dan nilai semester I dengan masih berada pada golongan sedang. Dalam data penelitian ini peneliti penelitian expost facto mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan peer acceptance dengan prestasi belajar siswa menggunakan bantuan program SPSS 20 (Husein Umar, 2005:126). for windows. Untuk mengetahui hipotesis E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik skala dan dokumentasi. skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkapkan terhadap atribut pernyataan melalui tersebut respon (Saifuddin digunakan rumus korelasi product moment, korelasi ganda. dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diajukan, adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Pengujian Hipotesis I Hasil analisis untuk menguji hubungan 2.558 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-5 2016 motivasi belajar dengan prestasi belajar yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. komputer HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN diperoleh rhitung sebesar 0,483 Sedangkan nilai α (alpha) yang diperoleh sebesar Hubungan antara variabel bebas dan 0,000 (0,000<0,05) artinya terdapat hubungan variabel terikat, yaitu: yang signifikan antara motivasi belajar denga 1. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan prestasi belajar. Hasil analisis ini menyatakan Prestasi Belajar Siswa. bahwa terdapat hubungan yang positif dan Hasil signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten 2. Pengujian Hipotesis II analisis Wonogiri adalah nilai rhitung sebesar 0,483 Nilai r = 0,483 artinya Hasil analisis untuk menguji hubungan hubungan antara variabel motivasi belajar antara peer acceptance dengan prestasi belajar dengan dengan bantuan SPSS statistics 20 diperoleh rhitung Koefisien determinasi (r2) sebesar 0,233 hal sebesar 0,494. Sedangkan nilai α ini (alpha) prestasi berarti belajar 23,3% siswa besarnya sedang. sumbangan diperoleh sebesar 0,000 (0,000<0,05) artinya perubahan prestasi belajar ditentukan oleh terdapat hubungan antara peer acceptance dengan motivasi belajar. prestasi belajar. Hasil analisis ini menyatakan Dari hasil perhitungan diketahui nilai α bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peer acceptance dengan prestasi belajar siswa Kelas IV SD Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. 3. Pengujian Hipotesis III (alpha) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) sedangkan nilai thitung sebesar 7,993 (7,993 > 1,980) dan nilai koefisien korelasi bertanda positif. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan Hasil analisis untuk menguji hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi motivasi belajar dan peer acceptance dengan belajar. Hal ini dapat terjadi karena siswa prestasi belajar dengan bantuan SPSS statistics yang memiliki motivasi belajar yang tinggi 20 diperoleh rhitung sebesar 0,521. Sedangkan dari dalam dirinya diharapkan dapat belajar nilai α (alpha) yang diperoleh sebesar 0,000 dengan baik. Karena motivasi belajar yang ada (0,000<0,05) artinya terdapat hubungan yang akan mendorong siswa untuk rajin belajar signifikan antara motivasi belajar dan peer sehingga meningkatkan prestasi belajar yang acceptance diperoleh. dengan prestasi belajar siswa. Hasil analisis ini menyatakan bahwa terdapat Seperti yang telah dijelaskan Dalyono hubungan positif dan signifikan antara motivasi (2009:55) bahwa salah satu faktor internal belajar dan peer acceptance dengan prestasi (berasal belajar siswa kelas IV SD Yos Sudarso, motivasi. Siswa yang memiliki motivasi akan dari dalam diri siswa) adalah Hubungan Motivasi Belajar .... (Astri Prastiwi) 2.559 bersemangat dan sungguh-sungguh dalam yang baik diharapkan dapat terpengaruh melaksanakan kegiatan belajar. Sependapat sehingga belajar dengan baik. dengan pernyataan tersebut, Djaali (2011:99) Sependapat dengan Djaali (2011:99), menyatakan bahwa salah satu faktor yang bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi mempengaruhi pencapaian prestasi belajar pencapaian hasil belajar berasal dari luar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar lingkungan sekitar, dalam hal ini lingkungan yaitu minat atau motivasi. Oleh karena itu, sekitar siswa adalah teman sebaya. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi menurut Dalyono (2009:55) teman sebaya akan mencapai prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor eksternal yang pula kurang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar memiliki motivasi belajar. Sehingga, kuat dengan rajin sehingga mendapat prestasi lemahnya motivasi yang dimiliki siswa akan belajar yang diinginkan secara maksimal. Hal mempengaruhi tersebut dapat terjadi karena siswa yang dibandingkan siswa prestasi yang belajar yang diperoleh. diterima oleh teman-temannya menghabiskan 2. Hubungan Antara Peer Acceptance dengan banyak bersama dengan teman sebayanya sehingga siswa mudah terpengaruh Prestasi Belajar Siswa. Hasil waktu analisis hubungan peer untuk belajar sama seperti temannya. Dengan acceptance dengan prestasi belajar siswa demikian, semakin diterima siswa dalam kelas IV SD Yos Sudarso, Kecamatan pergaulan teman sebaya maka semakin tinggi Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri adalah nilai pula prestasi belajar yang dicapai siswa. rhitung sebesar 0,494 Nilai r = 0,494 artinya 3. Hubungan Motivasi Belajar dan Peer hubungan antara variabel peer acceptance Acceptance dengan Prestasi Belajar Siswa. dengan Hasil analisis hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa sedang. Koefisien determinasi (r2) sebesar 0,244 hal peer ini sumbangan siswa kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, perubahan prestasi belajar ditentukan oleh Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri peer acceptance. adalah nilai rhitung sebesar 0,521. Nilai r = berarti 24,4% Dari hasil besarnya perhitungan diketahui 0,521 acceptance artinya dengan hubungan prestasi antara belajar variabel nilai α (alpha) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) motivasi belajar dan peer acceptance dengan sedangkan nilai thitung sebesar 7,351 (7,531 prestasi belajar sedang. Koefisien determinasi > 1,980) korelasi (r2) sebesar 0,272 hal ini berarti 27,2% tersebut besarnya bertanda dan nilai koefisien positif. Dari hasil sumbangan perubahan diketahui bahwa terdapat hubungan yang prestasi belajar ditentukan oleh motivasi positif belajar dan peer acceptance. dan signifikan antara peer acceptance dengan prestasi belajar siswa. Dari hasil perhitungan diketahui nilai Hal ini dapat terjadi karena siswa yang α (alpha) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) diterima dalam lingkungan teman sebaya sedangkan nilai Fhitung sebesar 23,313 (23,313 2.560 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-5 2016 > 3,08) dan nilai koefisien korelasi bertanda merupakan dorongan dan penggerak dalam positif. Dari hasil tersebut dapat diketahui diri siswa untuk belajar. Dari pendapat bahwa terdapat hubungan yang positif dan tersebut jelas bahwa fungsi dari motivasi signifikan antara motivasi belaar dan peer belajar sebagai daya atau energi penggerak acceptance dengan prestasi belajar siswa yang mendorong siswa untuk belajar guna kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan mencapai tujuan yang diinginkan dalam Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. prestasi belajar yang maksimal. Dapat diartikan bahwa kenaikan atau Dari uraian di atas dijelaskan bahwa peer motivasi belajar dan peer acceptance keduanya tingginya motivasi belajar dan acceptance akan diikuti oleh kenaikan prestasi belajar. bersama-sama mempunyai andil dalam mengoptimalkan proses belajar mengajar yang Apabila siswa tidak diterima dalam sebuah pergaulan dan rendahnya motivasi dapat meningkatkan prestasi belajar yang diperoleh siswa. belajar yang dimiliki siswa maka prestasi belajar yang diperoleh tidak akan maksimal. Sebaliknya, apabila siswa mempunyai SIMPULAN DAN SARAN teman- Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV temannya dan motivasi belajarnya tinggi SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, maka akan diikuti dengan tingginya prestasi Kabupaten Wonogiri pada 128 responden, maka yang diperoleh siswa tersebut. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Ada pergaulan yang diterima oleh Hal tersebut sesuai dengan pendapat korelasi positif dan signifikan antara motivasi Papalia dan Feldman (2014:366), pergaulan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV anak dapat SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, prestasi Kabupaten Wonogiri. Dengan rhitung sebesar 0,483 akademik. Dari pendapat tersebut dapat dan besar sumbangan motivasi belajar terhadap dikatakan acceptance atau prestasi belajar sebesar 23,3%. Ada korelasi sebaya dapat positif dan signifikan antara peer acceptance meningkatkan prestasi belajar seorang siswa. dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Gugus Hal tersebut dapat terjadi karena anak Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten lebih dengan memotivasi untuk bahwa penerimaan sebaya mencapai peer teman mudah sebayanya. sebuah teman oleh teman Wonogiri. Dengan rhitung sebesar 0,494 dan besar diterima dalam sumbangan peer acceptance terhadap prestasi menghabiskan belajar sebesar 24,4%. Ada korelasi positif dan terpengaruh Anak yang pergaulan akan memiliki siginifikan antara motivasi belajar dan peer keinginan yang lebih untuk melakukan hal acceptance dengan prestasi belajar siswa kelas yang sama seperti teman sebayanya. IV waktu dengan teman sebaya Sedangkan menurut Syaiful Bahri (2011:157), bahwa motivasi belajar SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Dengan rhitung sebesar 0,521 dan besar sumbangan motivasi Hubungan Motivasi Belajar .... (Astri Prastiwi) 2.561 belajar dan peer acceptance terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Gugus Yos Sudarso, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri sebesar 27,41%. Papalia, Diane E. & Feldman, Ruth Duskin. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta:Salemba Humanika. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti sampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru : lebih banyak memberikan kegiatan siswa secara berkelompok, sehingga siswa dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan meningkatkan motivasi belajarnya. 2. Bagi Siswa : lebih meningkatkan kegiatan kelompok dan berdiskusi, ikut serta apabila ada kegiatan dengan teman sebaya. 3. Bagi Kepala mengingatkan Hurlock, Elizabeth B. (1987). Perkembangan Anak Jilid 1. (Alih Bahasa: Med. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta:Erlangga Sekolah guru dan : senantiasa siswa untuk membentuk lingkungan yang dapat memacu peningkatan motivasi belajar dan penerimaan teman sebaya dengan kegiatan di luar kelas. 4. Bagi Peneliti Lain: untuk mencari variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta:PT Ribeka Cipta Drs. M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta. Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta. Puspitasari Fika. (2008). Pengaruh Faktor Individu, Keluarga, dan Sekolah, tehadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal MIPA. Hlm 29. Prof. Dr. H. Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara Saifuddin Azwar. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.