BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Keuangan 2.1.1. Definisi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Manajemen Keuangan
2.1.1. Definisi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bagi perusahaan menjadi bagian yang cukup penting
karena
memberikan
pengaruh
besar
dalam
kegiatan
perusahaan
yang
bersangkutan. Untuk mengetahui manajemen keuangan secara lebih jelas, di
bawah diberikan beberapa definisi manajemen keuangan yang dikemukakan oleh
para ahli:
Menurut Darsono (2006:1), definisi manajemen keuangan yaitu “Aktivitas
pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif
mungkin untuk memperoleh laba”. Menurut Farah Margaretha (2007:2),
manajemen keuangan adalah “proses pengembalian keputusan tentang asset,
pembiayaan dari asset tersebut dan pendistribusian dari seluruh cash flow yang
potensial yang dihasilkan dari aset tadi”. Sedangkan menurut Sartono(2001:6),
manajemen keuangan dapat diartikan sebagai “Manajemen dana baik yang
berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara
investasi atau pembelanjaan secara efisien”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara memperoleh,
5
mengelola dan mengalokasikan dana yang diinvestasikan tersebut digunakan
secara efektif dan efisien.
2.1.2. Sepuluh Prinsip Manajemen Keuangan
Prinsip 1 Keseimbangan Risiko dan Pengembalian – Jangan
menambah
risiko
kecuali
terdapat
kompensasi
berupa
tambahan
pengembalian investasi
Para investor pasti menginginkan suatu tingkat pengembalian minimum
yang harus lebih besar dari tingkat inflasi yang diperkirakan atas imbalan dari
keputusan menunda konsumsi pada saat ini. Jika mereka tidak menerima
pengembalian yang cukup atas perkiraan tingkat inflasi yang mungkin terjadi,
maka mereka akan membeli atau menanamkannya pada barang-barang yang
mempunyai kenaikan harga yang tinggi. Tabungan yang memiliki daya beli
(purchasing power) yang terus menurun akan memberikan daya tarik bagi
individu untuk menunda konsumsinya.
Alternatif-alternatif investasi mempunyai sejumlah risiko dan tingkat
pengembalian yang berbeda. Para investor kadang-kadang lebih senang memilih
suatu tingkat pengembalian yang tinggi karena jenis investasi ini menawarkan
suatu tingkat pengembalian yang tinggi juga.Semakin tinggi tingkat pengembalian
suatu investasi, maka semakin tinggi harapan pengembaliannya.
Hubungan risiko pengembalian ini merupakan suatu konsep utama seperti
kita menilai saham, obligasi, dan proyek baru yang diusulkan. Kita juga akan
menghabiskan waktu untuk menentukan bagaimana cara mengukur risiko.
6
Prinsip 2 Nilai Waktu Uang – Uang yang diterima hari ini lebih
berharga dari uang yang diterima di masa depan
Suatu konsep dasar dalam keuangan adalah nilai uang yang dikaitkan
dengan waktu. Uang yang kita terima pada saat ini akan jauh lebih berharga
dibandingkan dengan uang yang akan diterima tahun depan. Kita bisa
mendapatkan bunga uang yang diterima sekarang, sehingga lebih suka
menerimanya sekarang daripada kemudian. Pada ekonomi konsep nilai waktu dari
uang mengacu pada biaya kesempatan (opportunity cost) dalam rangka
menghasilkan pendapatan pada saat sekarang.
Pada bagian ini, kita akan memusatkan pembahasan pada masalah
menciptakan dan mengukur kekayaan dengan menggunakan konsep nilai waktu
uang. Hal ini dilakukan dengan menyertakan seluruh nilai pendapatan dan
pengukuran proyek di masa yang akan datang ke masa sekarang. Jika seluruh
penerimaan melebihi pengeluarannya, maka proyek tersebut dapat diterima karena
dapat memberikan kekayaan; dan jika sebaliknya maka sebaiknya proyek tersebut
ditolak karena tidak menambah kekayaan. Tanpa mengetahui pemahaman dari
nilai waktu uang, maka tidaklah mungkin bagi kita utnuk mengevaluasi suatu
proyek dengan melihat keuntungan dan beban yang akan datang dengan cara yang
tepat dan berarti.
Untuk membawa semua penerimaan dan pengeluaran proyek ke masa
sekarang kita harus mengasumsikan suatu biaya kesempatan dari uang, atau
tingkat suku bunga. Pada dasarnya tingkat suku bunga yang dipakai merupakan
suatu risiko seperti yang telah dijelaskan dalam Prinsip 1: Keseimbangan Risiko
7
dan Pengembalian, yang menggambarkan permintaan akan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi untuk suatu investasi yang lebih berisiko. Sehingga, dalam
menghitung nilai sekarang (present value) dari pendapatan dan pengeluaran yang
akan datang (future benefit and cost) harus dipahami bahwa tingkat suku bunga
yang dipakai akan semakin besar untuk proyek-proyek yang lebih berisiko.
Prinsip 3 Kas-Bukan Laba-adalah Raja
Dalam mengukur kekayaan kita akan menggunakan arus kas (cash flow),
dan bukan keuntungan akuntansi (accounting profit) sebagai alat pengukurannya.
Kita akan menekankan perhatian kita terhadap uang yang ada di tangan kita,
ketika kita dapat menginvestasikannya dan mulai menghasilkan bunga, dan ketika
kita dapat mengembalikannya kepada pemegang saham dalam wujud deviden.
Uang kas adalah sesuatu yang secara riil diterima dan dapat diinvestasikan
kembali oleh perusahaan.Sedangkan keuntungan akuntansi, lebih banyak
menggambarkan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan, daripada
besarnya uang kas yang benar-benar ada. Sebagai contoh : beban modal untuk
membeli mesin atau gedung akan didepresiasikan setiap tahun untuk suatu jangka
waktu tertentu dan akan mengurangi laba perusahaan. Namun, beban yang
berkaitan dengan barang modal ini telah dikeluarkan sekaligus pada waktu
pembeliannya. Dengan demikian, jumlah arus kas ( cash outflow) dan arus kas
masuk ( cash inflow) secara tepat menggambarkan keuntungan (benefit) dan
beban (cost).
8
Prinsip 4 Pertambahan Arus Kas-Satu satunya perubahan yang harus
diperhatikan
Prinsip 3 menyatakan bahwa kita harus menggunakan arus kas sebagai alat
pengukur manfaat dari suatu proyek baru. Proses evaluasi ini akan lebih
diperdalam lagi dengan menekankan pada kas yang diterima perusahaan antara
dua keputusan ; jika perusahaan mengambil dan tidak mengambil proyek tersebut.
Yang terpenting adalah yang kita pikir tentang kenaikan arus kasnya.Pedoman
dalam menentukan apakah arus kas tersebut bersifat incremental adalah dengan
membandingkan aliran kas perusahaan dengan atau tanpa proyek tersebut.
Sebenarnya, kita akan lebih menitikberatkan penggunaan konsep
incremental dari aliran kas serta mempertimbangkan segala konsekuensi dari
semua keputusan berdasarkan kenaikan kasnya.
Prinsip 5 Kondisi Persaingan Pasar – Alasan mengapa sangat sulit
mendapatkan proyek-proyek dengan laba yang luar biasa
Pada pasar yang sangat kompetitif, laba yang sangat besar tidak dapat terus
menerus diperoleh.Jika dalam keadaan suram, bagaimana untuk mendapatkan
proyek yang menguntungkan yaitu suatu proyek yang memiliki tingkat
pengembalian investasi melebihi yang diharapkan (Prinsip 1).Kondisi pasar yang
mempersulit keadaan, menyebabkan kita harus menginvestasikannya di pasar
yang kurang kompetitif. Dua cara yang umum digunakan untuk membuat pasar
menjadi kurang kompetitif adalah dengan melakukan diferensiasi produk (product
differentiation) atau membangun keunggulan harga. Baik diferensiasi produk
terjadi karena iklan, hak paten, pelayanan, atau kualitas, semakin terdiferensiasi
9
produk dari produk saingan, akan semakin sedikit kompensasi yang dihadapi dan
semakin besar kemungkinan memperoleh laba besar.
Kunci untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan pertama dengan
mengerti situasi dan kondisi persaingan pasar dimana perusahaan itu
berada.Kemudian falsafah perusahaan harus diarahkan pada penciptaan dan
pemanfaatn dan ketidaksempurnaan kondisi pasar yang ada apakah melalui
pembedaan produk atau melalui penciptaan keunggulan beban daripada upaya
mencari pasar atau industri baru yang dapat menciptakan keuntungan yang besar.
Industri dengan tingkat persaingan yang sempurna tidak akan bertahan lama.
Pemahaman akan hal ini memungkinkan kita mencari produk yang baik dan
mengukur arus kas proyek dengan tepat. Kita dapat melakukan hal ini jika kami
menyadari bagaimana kekayaan diciptakan dan kesulitan dalam menciptakannya.
Prinsip 6 Pasar Modal yang Efisien – Pasar yang Bergerak Cepat dan
dengan Harga Tepat
Tujuan kita sebagai manajer keuangan adalah menciptakan kekayaan
pemegang saham. Bagaimana cara kita mengukur kekayaan pemegang saham?
Nilai saham adalah yang dimiliki pemegang saham. Untuk memahami apa
penyebab perubahan harga saham, seperti halnya bagaimana surat-surat berharga
seperti saham-saham dan obligasi dinilai harganya di dalam pasar uang, maka
sangat perlu untuk memahami terlebih dahulu konsep pasar yang efisien ( efficient
market ).
Efisien tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat
dampak suatu informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga.Ciri
10
khusus suatu pasar yang efisien ditentukan oleh banyaknya jumlah individu yang
mencari keuntungan yang bereaksi secara independen. Sebagai tambahan, segala
informasi yang berkaitan dengan surat berharga diterima pasar secara random.
Jika hal ini terjadi maka para investor akan bereaksi terhadap informasi baru yang
diterima dengan jalan menjual ataupun membeli surat berharga yang ada sampai
mereka merasa bahwa harga pasar yang terjadi benar-benar telah mencerminkan
informasi baru itu. Dengan hipotesa pasar yang efisien, informasi akan
dicerminkan dari surat-surat berharga secara cepat sehingga tidak ada satu
investorpun memliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Persaingan para investor untuk mendapatkan laba, menunjukkan pendapatan yang
diinginkan serta risiko
yang terkandung
yaitu nilai perusahaan
yang
sesungguhnya.
Apakah implikasi dari pasar efisien untuk kita? Pertama, harga yang sudah
tepat.Harga saham mencerminkan semua informasi yang ada di masyarakat
sehubungan dengan nilai perusahaan. Ini berarti kita dapat menerapkan tujuan kita
untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dengan memusatkan
semua efek dari keputusan kita pada harga saham dengan kondisi lain
diasumsikan tetap. Berupa, pengambilan keputusan yang tepat yang akan
meningkatkan harga saham dan sebaliknya. Kedua, manipulasi pendapatan
melalui perubahan system akuntansi tidak akan mengubah harga saham.
Pemecahan saham (stock split) serta perubahan lain pada metode akuntansi
yang tidak memengaruhi arus kas perusahaan tidak akan tercermin dalam harga
saham. Harga pasar mencerminkan aliran kas yang diharapkan mungkin terjadi
11
bagi pemegang saham.Dengan demikian perhatian kita pada arus kas sebagai alat
mengukur manfaat keuntungan proyek merupakan hal yang tepat dan beralasan.
Prinsip 7 Masalah Keagenan – Manajer tidak akan bekerja bagi
pemilik perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka
Walaupun tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para
pemegang saham, kenyataannya, masalah keagenan dapat terjadi pada saat tujuan
diimplementasikan. Masalah keagenan (agency problem) terjadi akibat pemisahan
tugas manajemen perusahaan dengan para pemegang saham. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan bias mungkin dijalankan oleh para manajer professional yang
sedikit atau tidak sama sekali mempunyai kepemilikan dalam perusahaan itu.
Karena adanya pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik
perusahaan, para manajer bias saja membuat keputusan yang sama sekali tidak
sesuai dengan tujuan memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Mereka
mungkin bekerja dengan tidak semangat, mencoba untuk mendapatkan gaji yang
hanya menguntungkan mereka dan menambah beban bagi para pemegang saham.
Sebagai awal, agen adalah orang yang diberi kekuasaan untuk bertindak atas nama
yang lain, dikenal sebagai prinsipal. Dalam mengatur perusahaan, pemegang
saham
adalah
prinsipal,
sebab
mereka
adalah
pemilik
nyata
dari
perusahaan.Dewan direksi, CEO, para eksekutif perusahaan, dan semuanya
dengan kekuasaan pengambilan keputusan adalah agen (perantara) dari pemegang
saham. Sayangnya, Dewan direksi, CEO, dan eksekutif perusahaan yang lain tidak
selalu melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaik bagi pemegang saham.
Sebagai gantinya, mereka sering kali bertindak untuk kepentingan mereka
12
sendiri.Bukan hanya memungkinkan mereka menguntungkan diri sendiri, dengan
penghasilan tambahan dan gaji, tetapi mereka mungkin juga menghindari proyek
manapun yang mempunyai risiko yang dihubungkan dengan mereka sekalipun
jika proyek besar mereka memberikan pengembalian yang berpotensi dan
kemungkinan kegagalannya sangat kecil. Sebab jika proyek tidak menghasilkan,
agen-agen dari pemegang saham ini akan kehilangan pekerjaan mereka.
Biaya yang berhubungan dnegan masalah keagenan sulit diukur, tetapi ada
kalanya kita lihat pengaruh permasalahan keagenan ini di dalam pasar. Sebagai
contoh, jika pasar merasakan manajemen sebuah perusahaan sedang merusak
kekayaan pemegang saham, kita mungkin akan melihat suatu reaksi positif pada
harga saham ketika manajemen tersebut diganti.
Jika manajemen bekerja untuk para pemilik perusahan, mengapa mereka
tidak diberhentikan saja jika apa yang dilakukannya tidak sesuai kepentingan para
pemegang saham? Dalam teori, para pemegang saham memilih dewan direktur
perusahaan dan dewan direksi pada gilirannya memilih manajemen perusahaan
itu.Sayangnya,
pada
kenyataannya
sistem
tersebut
sering
terjadi
sebaliknya.Manajemen memilih pada calon dewan direksi dan mengalihkan hak
untuk menentukan kepada para pemegang saham.Akibatnya, pemegang saham
hanya memiliki daftar calon yang dipilih oleh manajemen itu. Pada akhirnya para
manajerlah yang sebenarnya memilih para direktur yang kemudian membuat
mereka akan lebih setia kepada para manajer daripada kepada para pemegang
saham.
13
Kita akan menghabiskan waktu untuk mengawasi para manajer dan
mencoba menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan para pemegang
saham. Pengawasan kepada para manajer dapat dilakukan melalui audit laporan
keuangan serta paket kompensasi yang diterimannya. Kepentingan para manajer
dapat diselaraskan dengan kepentingan para pemegang saham. Dengan kata lain,
apa yang terbaik bagi para pemegang saham juga harus terbaik bagi manajer. Jika
tidak maka manajer akan mengambil keputusan hanya berdasarkan kepentingan
mereka semata tanpa memperdulikan kekayaan para pemegang saham.
Prinsip 8 Pembiasan Keputusan Bisnis karena Perpajakan
Kebanyakan
keputusan
sulit
dibuat
manajer
keuangan
tanpa
mempertimbangkan dampak perpajakan. Pada Prinsip 4, hanya tambahan aliran
kas saja yang diterima yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam proses
evaluasi. Secara lebih khusus, tambahan arus kas yang dipertimbangkan adalah
tambahan aliran kas sesudah pajak bersih yang diterima perusahaan.
Dalam mengevaluasi satu proyek baru, maka dapat dilihat bahwa pajak
penghasilan mempunyai peranan yang cukup berarti.Pada saat perusahaan
menganalisis pembelian suatu proyek atau peralatan, besarnya pengembalian
investasi harus dihitung berdasarkan nilai bersih sesudah pajak.Jika tidak, berarti
perusahaan telah mengevaluasi tambahan arus kas masuk yang tidak semestinya.
Pemerintah juga menyadari bahwa masalah perpajakan dapat membiaskan
keputusan bisnis dan memanfaatkan pajak sebagai pendorong untuk memperbesar
pengeluaran dengan berbagai cara. Jika pemerintah ingin menciptakan iklim
investasi yang dapat mendorong timbulnya proyek penelitian dan pengembangan,
14
mungkin pemerintah akan menawarkan kredit pajak investasi untuk proyekproyek tersebut yang akan mengurangi pajak, yang pada gilirannya meningkatkan
arus kas setelah pajak sehingga mengubah proyek penelitian dan pengembangan
yang rugi menjadi menguntungkan. Pemerintah dapat memanfaatkan pajak
sebagai sarana untuk mengarahkan investasi pada proyek penelitian dan
pengembangan dalam rangka menciptakan lapangan kerja bagi penduduk kota.
Prinsip 9 Tidak Semua Risiko Sama – Ada beberapa risiko yang
dapat didiversifikasi
Kebanyakan, masalah keuangan hanya tertuju pada Prinsip 1 :
Keseimbangan Risiko dan Pengembalian. Namun, sebelum kita menggunakan
prinsip 1, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana mengukur
risiko.Namun demikian, diversifikasi juga dapat menyulitkan kita dalam
mengukur risiko sebuah proyek dan aktiva.
Diversifikasi memungkinkan dua kejadian yang berlawanan saling menutupi satu
sama lain, sehingga dapat mengurangi varibilitas secara keseluruhan tanpa harus
mengurangi tingkat pengembalian yang diinginkan.
Cara yang termudah untuk memahami apa yang terjadi jika kita
mengkombinasikan dua proyek yang berbeda. Pada kasus ini arus kas yang
diterima dari kedua proyek bergerak saling berlawanan, jika dikombinasikan
maka varians dari kedua proyek tereliminasi dengan sempurna. Perhatikan bahwa
tingkat pengembalian sama sekali tidak berubah setiap proyek maupun kombinasi
keduanya tetap menghasilkan rata-rata tingkat pengembalian 10%. Pada kasus ini,
tingkat pengembalian yang kondisinya ekstrim optimis dan pesimis saling
15
meniadakan. Seberapa besar risiko ini dapat di eliminasi sangat tergantung pada
pola pergerakan bersama dari kedua aliran kas proyek.
Seperti yang akan kita lihat untuk kebanyakan proyek dan aset. Beberapa
risiko dapat dihapuskan melalui diversifikasi, sedangkan beberapa risiko lain tidak
bisa. Ini akan menjadi suatu pembedaan penting dalam pelajaran kita nanti. Mulai
saat ini haruslah disadari bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko, sehingga
mengukur besarnya risiko dari satu proyek tersebut secara individu atau mengukur
proyek itu berdiri sendiri atau bersama-sama dengan proyek lain yang akan
diterima oleh perusahaan.
Prinsip 10 Melakukan sesuatu yang benar adalah perilaku yang etis,
dan ada banyak dilema etika dalam manajemen keuangan
Perilaku etis berarti melakukan hal yang benar.Namun kesukaran muncul,
ketika berusaha untuk merumuskan melakukan hal yang benar. Masalahnya
adalah bahwa setiap orang mempunyai ukuran nilai masing-masing, yang
membentuk dasar pertimbangan pribadi kita tentang kebenaran apa yang harus
dilakukan. Namun, setiap masyarakat mengadopsi seperangkat peraturan dan
hukum yang merumuskan tentang apa yang dipercayai mengenai melakukan hal
yang benar. Dalam beberapa hal, kami menganggap bahwa hukum yang ada dapat
mencerminkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Setiap individu
memiliki hak untuk menyatakan ketidaksetujuan tentang apa yang disepakati
sebagai melakukan sesuatu yang benar. Apakah masalah etika tersebut benarbenar relevan? Pertama, kesalahan bisnis kadang dapat dimaafkan, namun
kesalahan dalam etika kadang mengakhiri karir dan menghilangkan banyak
16
kesempatan baik di masa yang akan datang. Mengapa? Karena perilaku yang tidak
etis akan menghapus ketidakpercayaan, dan tanpa rasa percaya maka bisnis tidak
mungkin akan berjalan. Kedua, hal yang paling merusak bisnis berdasarkan
pengalaman adalah hilangnya kepercayaan masyarakat akibat perilaku bisnis yang
tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku.
2.2.
Studi Kelayakan
2.2.1. Pengertian Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan tahap yang penting dilakukan sebelum
mengambil keputusan untuk melaksanakan rencana bisnis. Menurut Umar Husein
(2009:8), studi kelayakan merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang
tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Ada perbedaan pengertian mendasar antara studi kelayakan bisnis dengan
studi kelayakan proyek.Studi kelayakan bisnis ditujukan pada kegiatan berbentuk
operasional rutin, yakni pada perusahaan. Sementara itu, kegiatan proyek dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannnya telah digariskan dengan jelas (Husein,
2009 :7)
Secara lebih ringkas,Husein (2009:10) menjelaskan perbedaan antara studi
kelayakan proyek dengan studi kelayakan bisnis dapat dijelaskan sebagai berikut:
17
1.
Tujuan
Studi Kelayakan Proyek : memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil
kerja akhir, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : memiliki tujuan yang lebih umum
dalam bentuk visi dan misi perusahaan, tidak memiliki definisi yang jelas untuk
hasil akhir karena perusahaan diharapkan terus beroperasi.
2.
Biaya
Studi Kelayakan Proyek : telah ditentukan melalui rencana anggaran biaya
proyek, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : biaya awal pendirian ditentukan
dalam bentuk setoran modal, namun dalam perjalanan perusahaan, dapat saja
direncanakan pengeluaran biaya baru sesuai dengan rencana bisnis perusahaan.
3.
Jadwal
Studi Kelayakan Proyek : jadwal telah ditentukan, sedangkan Studi Kelayakan
Bisnis : jadwal ditentukan dalam bentuk rencana kerja tahunan atau rencana bisnis
dalam jangka waktu lebih lama, bersifat lebih umum.
4.
Sumber daya
Studi Kelayakan Proyek : Sumber daya (manusia, mesin, sumber daya alam) telah
ditentukan, sedangkan Studi Kelayakan Bisnis : Sumber daya ditentukan oleh
waktu tertentu dan dapat mengalami perubahan sesuai kebutuhan perusahaan.
5.
Jangka waktu kegiatan
Studi Kelayakan Proyek :Jangka waktu kegiatan bersifat sementara, jadwal
pekerjaan berakhir apabila seluruh pekerjaan selesai, titik awal dan titik akhir
kegiatan-kegiatan telah ditentukan dengan jelas, sedangkan Studi Kelayakan
18
Bisnis : Jangka waktu operasional perusahaan tidak terbatas karena perusahaan
diharapkan terus operasional.
6.
Sifat Kegiatan
Studi Kelayakan Proyek : Bersifat tidak rutin dan tidak berulang-ulang. Jenis dan
intensitas kegiatan hanya berubah sepanjang proyek berlangsung, sedangkan Studi
Kelayakan Bisnis : Umumnya kegiatan bersifat rutin dan berulang.
2.2.2. Manfaat Studi Kelayakan
Studi kelayakan perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan bisnis. Sebuah keputusan bisnis, seperti mendirikan perusahaan,
membangun sebuah pabrik, atau memasarkan suatu produk baru, akan
memerlukan biaya investasi besar. Sementara disisi lain, ada ketidakpastian di
masa mendatang atas rencana bisnis yang akan dijalankan. Oleh sebab itu, studi
kelayakan dilakukan dengan menelaah berbagai aspek untuk mengkaji dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kelangsungan
operasional rencana bisnis tersebut sehingga dapat diketahui, apakah rencana
bisnis tersebut memberikan pengembalian yang layak atas investasi yang telah
dikeluarkan.
Husein (2009:19) menjelaskan ada beberapa pihak yang memerlukan studi
kelayakan, yaitu:
1) Pihak investor
Pada umumnya, investor akan menanamkan investasi pada portofolio yang
dianggap memberikan tingkat pengembalian tertinggi. Ada berbagai
macam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, deposito, properti,
19
maupun pada sektor riil.Studi kelayakan biasanya dilakukan pada sektor
riil dan menjelaskan tingkat pengembalian atas rencana investasi tersebut.
Dengan
demikian,
danainvestasi
pada
investor
suatu
dapat
rencana
menilai
bisnis
apakah
lebih
penempatan
menguntungkan
dibandingkan pada portofolio investasi lain.
2) Pihak kreditur
Pihak kreditur dapat berupa lembaga keuangan seperti bank maupun bukan
lembaga keuangan, seperti perseorangan, dan sebagainya.Pihak kreditur
memerlukan hasil studi kelayakan sebelum memutuskan memberikan
pendanaan atau tidak. Studi kelayakan akan menjelaskan kepada kreditur
kemampuan suatu rencana bisnis untuk mengembalikan pinjaman (pokok
dan bunga pinjaman). Selain itu, di dalam studi kelayakan juga dijelaskan
kebutuhan dana investasi keseluruhan dan jumlah dana pinjaman yang
diperlukan. Dari hal itu, pihak kreditur dapat menilai apakah pihak debitur
memiliki nilai agunan yang cukup untuk rencana pinjaman tersebut.
3) Pihak manajemen perusahaan
Pihak manajemen perusahaan sebagai project leader memerlukan studi
kelayakan untuk mengetahu hal-hal yang terkait, seperti kebutuhan
pendanaan, modal sendiri, pengembalian investasi dari rencana bisnis, dan
sebagainya.
4) Pihak pemerintah dan masyarakat
Penyusunan studi kelayakan perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan
yang
telah
ditetapkan
pemerintah.
20
Penghematan
devisa
negara,
penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja merupakan
contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek
bisnis yang membantu kebijakan pemerintah dapat diprioritaskan untuk
dibantu, misalnya dengan subsidi, keringanan pajak, dan sebagainya.
Pada perusahaan publik, studi kelayakan atas suatu rencana aksi
perusahaan perlu disampaikan kepada pemerintah selaku regulator (dalam
hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan) dan pemerintah memberikan
penilaian kewajaran atas laporan studi kelayakan tersebut.
5) Bagi tujuan ekonomi
Dalam menyusun studi kelayakan, dapat juga dianalisis manfaat yang akan
didapat dan biaya yang ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian
nasional.
2.2.3. Tahapan Studi Kelayakan
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, Umar Husein (2009:21)
menjelaskan terdapat beberapa tahapan studi yang harus dikerjakan, yakni:
1) Penemuan Ide
Dalam menghasilkan ide bisnis, perlu dilakukan penelitian yang
terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai.Jika
terdapat ide proyek lebih dari satu, maka pengambil keputusan biasa
memilih berdasarkan tiga hal. Pertama, ide proyek sesuai dengan intuisi;
kedua, bahwa pengambil keputusan akan mampu melibatkan diri dalam
hal-hal yang bersifat teknis; ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek
untuk menghasilkan keuntungan
21
2) Penelitian
Setelah ide bisnis diperoleh, selanjutnya dilakukan penelitian lebih
mendalam dengan menggunakan metode ilmiah.Tahap yang dilakukan
adalah dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan teori-teori
yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil analisis dengan
alat-alat analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil, serta membuat laporan
hasil penelitian tersebut.
3) Evaluasi
Evaluasi berarti membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria, dimana standar atau kriteria tersebut dapat bersifat kuantitatif
maupun kualitatif.Hal yang dibandingkan dalam evaluasi bisnis adalah
seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat
atau benefit yang diperkirakan akan diperoleh. Ada tiga macam
evaluasi.Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang didirikan.Kedua,
mengevaluasi proyek yang sedang dibangun. Ketiga, mengevaluasi bisnis
yang sudah dioperasikan secara rutin
4) Pengurutan usulan yang layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak dan
terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk
merealisasikan rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka
perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang dianggap paling penting
direalisasikan.
5) Rencana Pelaksanaan
22
Setelah rencana bisnis dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana
kerja pelaksanaan pembangunan proyek, yakni menentukan jenis
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain,
kesiapan manajemen, dan lain-lain.
6) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi pembangunan proyek, Kegiatan
ini membutuhkan menajemen proyek.Apabila proyek selesai dikerjakan,
maka tahap berikut adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin.
2.2.4. Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Berdasarkan disiplin ilmu dan dasarnya, pembagian dan pengkajian aspekaspek studi kelayakan terbagi menjadi 2 bagian (Subagyo,2007 :55), yaitu:
1) Aspek primer, merupakan aspek utama dalam penyusunan studi kelayakan.
Aspek primer terdapat dalam semua sektor usaha, baik industri
manufaktur, perdagangan, maupun jasa. Aspek primer meliputi: (1) aspek
manajemen dan organisasi dan (2) aspek ekonomi dan keuangan.
2) Aspek sekunder, merupakan aspek pelengkap yang disusun berdasarkan
permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan obyek studi, misalkan
analisis mengenai dampak lingkungan. Pada umumnya, aspek ini
dipersyaratkan dalam studi kelayakan yang obyeknya menyangkut sumber
daya alam, seperti proyek pembangunan perumahan (real estate),
pembangunan pabrik pengolahan, dan sebagainya. Sementara, aspek sosial
23
biasanya dipersyaratkan untuk pembangunan sarana dan prasarana publik
yang didanai pemerintah maupun donatur internasional.
Berikut dijelaskan aspek-aspek primer dalam studi kelayakan:
a) Aspek Manajemen dan Organisasi
Tujuan pembahasan aspek ini adalah untuk mengkajipenentuan bentuk
dan struktur yang tepat berdasarkan kebutuhan dalam organisasi. Materi
yang dibahas dalam aspek manajemen dan organisasi antara lain: (1)
struktur dan organisasi perusahaan, (2) analisis pekerjaan (job analysis),
(3) deskripsi pekerjaan (job analysis), (4) kualifikasi tenaga kerja, (5)
proses rekruitmen, (6) sistem pengembangan dan kompensasi.
b) Aspek Ekonomi dan Keuangan
Aspek ekonomi dan keuangan membahas kebutuhan modal dan
investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang
direncanakan, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan keuangan
dan menganalisisnya untuk menentukan kelayakan proyek tersebut.
Tujuan analisis dalam aspek ekonomi dan keuangan adalah untuk
mengevaluasi keseluruhan pembahasan tiap-tiap aspek yang membutuhkan
dana dan modal kerja ke dalam analisis investasi.Materi yang dibahas
dalam aspek ini antara lain : (1) perkiraan modal kerja, (2) perkiraan biaya
investasi, (3) perkiraan harga pokok produksi, (4) perkiraan laba-rugi, (5)
perkiraan neraca, (6) sumber pembiayaan, (7) analisis investasi dan
kelayakan.
2.2.5. Indikator Kelayakan Investasi
24
Analisis kelayakan investasi/bisnis adalah melakukan perhitungan mengenai
kelayakan atau tidaknya suatu bisnis yang akan dilakukan dilihat dari aspek
indikator kelayakan investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang
sedang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi.
Beberapa indikator kelayakan investasi yang perlu di analisi antara lain adalah
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),Profitability Index (PI),
dan Payback Periode
a.
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan salah satu indikator kelayakan investasi yang sering
digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek layak atau tidak.
Perhitungan NPV merupakan net benefit
yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC), atau sering
disebut sebagai Discount Factor. Rumusan dari NPV adalah sebagai
berikut :
= ∑
(
)
– I0
Di mana:
CFt = arus kas per tahun periode t
I0
= investasi awal pada tahun 0
K
= suku bunga (discount rate)
n
= usia proyek yang diharapkan
Kriteria penilaian dapat dinyatakan sebagai berikut :
NPV ≥ 0,0 : diterima
25
NPV ≤ 0,0 : ditolak
b. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa
mendatang, atau penerimaan kas, dengan investasi awal. Rumus yang
dipakai seperti di bawah ini:
=
(1 +
)
Di mana:
t
= tahun ke
n
= jumlah tahun
Io
= investasi awal pada tahun 0
CFt = arus kas bersih per tahun periode t
IRR = tingkat suku bunga yang dicari harganya
Kriteria keputusan ini adalah : Menerima suatu proyek jika tingkat
pengembalian internal lebih besar atau sama dengan tingkat
pengembalian yang diinginkan. Kita menolak proyek jika tingkat
pengembalian internalnya kurang dari tingkat pengembalian yang
diinginkan. Kriteria menerima-menolak ini dapat diterapkan sebagai
berikut :
IRR > tingkat pengembalian yang diinginkan : diterima
IRR < tingkat pengembalian yang diinginkan : ditolak
26
c. Profitability Index (PI)
Metode Profitability Index atau rasio manfaat/biaya dilakukan
dengan menghitung perbandingan antara nilai kini sekarang dengan
nilai kini dari rencana-rencana penerimaan kas bersih di masa
mendatang yang akan datang dari investasi yang telah dilaksanakan.
Rumusan PI adalah sebagai berikut:
=
Kriteria Penilaian :
PI ≥ 1,0 : diterima
PI ≤ 1,0 : ditolak
Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, dimana jika NPV
suatu proyek dikatakan layak (NPV > 0) maka menurut kriteria PI juga
layak (PI > 1) karena keduanya menggunakan variabel yang sama.
d. Payback Period
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment)
dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain, payback period
merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow,
yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya, rasio ini
27
dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.
Rumus payback period adalah:
=
ℎ
1
ℎ
Kriteria Penilaian : Jika payback period lebih pendek waktunya dari
maximum payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima.
Metode Payback Period ini cukup sederhana sehingga mempunyai
kelemahan.Kelemahan
utamanya
yaitu
metode
ini
tidak
memperhatikan konsep nilai waktu dari uang di samping juga tidak
memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. Jadi pada umumnya
metode ini digunakan sebagai pendukung metode lain yang lebih baik.
28
Download