BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konveyor Conveyor adalah salah satu jenis alat pengangkut yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) materialpadatan antara lain tergantung pada : 1. Kapasitas material yang ditangani 2. Jarak Pemindahan material 3. Arah pengangkutan : horizontal, vertikal dan inklinasi 4. Ukuran (size), bentuk (shape), dan sifat dari material (properties). Secara umum Conveyor diklasifikaikan sebagai berikut : 1. Belt Conveyor 2. Chain Conveyor a. Scraper Conveyor b. Appron Conveyor c. Bucket Conveyor 3. Screw Conveyor 4. Pneumatic Conveyor 2.1.1 Belt Conveyor Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupunlogam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. Karakteristik Belt Conveyor : 4 1. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut 2. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan. 3. Kapasitas pengangkutan tinggi. 4. Dapat beroperasi secara continiue 5. Kapasitas dapat diatur. 6. Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m. maksimum sampai dengan 18. 7. Perawatan mudah. Kelemahan dari konstruksi belt conveyor adalah : 1. Biaya perencanaan yang relatif mahal 2. Sudut inklinasi terbatas 2.1.2 Chain Conveyor 2.1.2.1 Scraper Conveyor Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis – jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material ± material ringan yang tidak mudah rusak, seperti: abu, kayu dan kepingan. Karakteristik dan performance dari scaper conveyor : 1. Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°. 2. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. Kapasitas pengangkutan hingga 360ton/jam. Dan harganya murah. Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor : 1. Mempunyai jarak yang pendek. 2. Tenaganya tidak konstan. 3. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap. 2.1.2.2 Apron Conveyor Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor 5 yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuatdari mata rantai yang dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor.Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat. dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu Karakteristik dan performance dan apron conveyor: 1. Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°. 2. Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam. 3. Kecepatan maksimum 100 ft/m. 4. Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. 5. Perawatan murah. Kelemahan -kelemahan apron konveyor : 1. Kecepatan yang relatif rendah 2. Kapasitas pengangkutan yang kecil 3. Hanya satu arah gerakan 2.1.2.3 Bucket Conveyor Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam. Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: 1. Bucket terbuat dari baja 2. Bucket digerakkan dengan rantai Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: 1. Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in 2. Investasi mahal. 2.1.3 Screw Conveyor Screw Conveyor merupakan salah satu jenis Pesawat Pemindah Bahan yang menggunakan prinsip ulir dalam proses kerjanya dengan 6 keistimewaan desainnya yang sederhana. Sedangkan Material yang dipindah oleh screw conveyor terbatas pada jenis material curah. Untuk mendapatkan kapasitas yang diinginkan, bila screw conveyor diputar pada putaran kerja tertentu, variasi Jarak Pitch screw berpengaruh terhadap Daya yang dibutuhkan screw conveyor. Dalam Tugas Akhir ini dianalisa Pengaruh Jarak Pitch screw terhadap Daya yang dibutuhkan screw conveyor. Analisa tersebut dilakukan guna mendapatkan Diameter screw, Panjang satu section screw maksimum, Jarak pitch yang optimal akibat dari nilai Daya yang dibutuhkan oleh screw conveyor. 2.1.4 Pneumatic Conveyor Pneumatic conveyor merupakan salah satu mesin pemindah bahan, khususnya untuk pengangkutan beban curah. Prinsip kerja dari pneumatic conveyor adalah mengalirkan material didalam pipa dengan bantuan aliran udara bertekanan. Perawatan yang relative murah, konsumsi daya yang kecil, dan fleksibilitas pengangkutan merupakan faktor yang menjadikan pneumatic conveying ini banyak digunakan di dunia industri. Adapun parameter yang menjadi focus perancangan adalah proses pengisian material pada feeder, kebutuhan debit dan tekanan udara pengangkutan, proses pembentukan plug, serta kerja compressor. Pneumatic conveyor yang dirancang pada tugas akhir ini adalah jenis high pressure dengan mode aliran plug flow. Feeder yang digunakan adalah twin blow vessel agar proses penyaluran material ke conveying line dapat berlangsung secara kontinu. Hasil yang didapat dari penulisan tugas akhir adalah dibutuhkan tekanan udara pada inlet pipa sebesar 5.5 bar untuk prosses transport batu bara dengan kapasitas 40 ton/jam, dengan jarak pengangkutan horizontal 105 m dan vertikal 20m. 2.2 Motor DC Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan 7 kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan meningkatkan tegangan dinamo sehingga akan meningkatkan kecepatan motor tersebut dan kemudian menurunkan arus medan sehingga akan meningkatkan kecepatan pula. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Prinsip dasar motor DC didasarkan pada suatu gejala bahwa jika suatu penghantar yang berarus dilewatkan pada magnet maka akan menghasilkan suatu gaya gerak. Arah gerak dari penghantar tersebut ditentukan dengan kaidah tangan kiri. Besar gaya gerak yang dihasilkan dapat dihitung melalui persamaan : F = BIl (N) ............................................................................................ (2-1) Dimana : F = Gaya / force (Newton) B = Kepadatan flux magnet (Weber) I = Arus listrik yang mengalir (Ampere) l = Panjang penghantar (Cm) Apabila penghantar terletak disekeliling rotor motor DC, maka akan timbul suatu gerak putar pada penghantar tadi. Karena gerak putar tersebut terjadi akibat adanya pengaruh medan magnet di sekitar rotor tadi. Apabila beban yang bekerja pada motor tidak berubah-ubah, maka timbul suatu daya (P) dengan satuan Watt, 8 Torsi (T) dengan satuan Nm dan kecepatan sudut (ω) dengan satuan rad/s yang dapat dituliskan kedalam persamaan : P = VxI (Watt) .................................................................................................(2-2) π T = π (Nm) .................................................................................................... (2-3) ω= 2ππ 60 .......................................................................................................... (2-4) Gambar 2.1. Bentuk Fisik Motor DC 2.2.1 Mekanisme Kerja Motor DC Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Yaitu meliputi sebagai berikut. ο· Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya ο· Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. ο· Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan. ο· Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran 9 tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok : ο· Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengantorque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan. ο· Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal bervariasi dengan kecepatan operasi. dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan). ο· Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin. 2.2.2 Bagian Utama Motor DC Motor DC adalah salah satu aktuator yang prinsip kerjanya adalah dengan magnet yang menghasilkan kerja berupa putaran. Motor DC paling sering digunakan sebagai aktuator dalam industri. Motor DC terdiri dari 2 bagian, yakni bagian stator (bagian yang diam) dan bagian rotor (bagian yang bergerak/berputar). Bagian stator terdiri dari : ο· Pelindung Mesin Pelindung mesin memiliki fungsi sebagai tempat jalannya fluksi magnet dan sebagai tempat pegangan bagian lain. ο· Kutub Magnet Kutub magnet pada bagian stator berfungsi sebagai pendistribusi fluksi magnet ke bagian rotor. ο· Belitan Kutub Magnet Belitan kutub magnet berfungsi sebagai pembangkit fluksi magnet yang membentuk kutub-kutub magnet. ο· Terminal Terminal sebagai sarana atau tempat penyambungan kabel atau penghantar. 10 ο· Bearing Bearing sebagai bantalan luncur rotor atau sebagai alat mempertahankan posisi rotor. ο· Sikat Sikat sebagai sarana pendistribusian besaran arus listrik dari bagian stator ke bagian rotor atau dari bagian rotor ke bagian stator. Sedangkan bagian rotor, terdiri dari : ο· Inti rotor berfungsi sebagai tempat jalannya fluksi magnet dan sebagai Inti Rotor pemegang belitan rotor. ο· Lilitan Rotor atau Belitan Jangkar Lilitan rotor atau belitan jangkar berfungsi sebagai tempat jalannya arus listrik. ο· Komutator Komutator berfungsi sebagai alat pengubah arus AC pada belitan motor menjadi arus DC. ο· Poros Rotor Poros rotor merupakan bagian rotor yang berfungsi sebagai tempat penjaga posisi rotor. ο· Lamel Lamel merupakan bagian dari komutator yang berfungsi sebagai untuk menghubungkan belitan rotor ke sikat. Rotor Commutator Stator Kutub Medan Gambar 2.2. Prinsip Kerja Motor DC Gambar di atas dapat di jelaskan sebagai berikut : Saat koil atau lilitan dalam armature dialiri arus listrik maka armature akan menjadi magnet, sehingga sisi armature sebelah kiri menjadi magnet kutub utara 11 dan sisi armature sebelah kanan menjadi magnet kutub selatan. Akibatnya magnet stator dan magnet rotor (armature) akan saling bertolak belakang sehingga armature akan berputar. 2.2.3 Jenis Motor DC Power Window Motor power window ini merupakan salah satu jenis dari motor DC yang memiliki spesifikasi 12V, dapat berputar kedua arah dan torsinya cukup kuat, karena motor ini dilengkapi gear yang merangkap langsung dengan motor, sehingga dapat dipasang ke gear dan belt serta drill dengan mudah. Motor DC yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut : ο· Tegangan = 12V DC ο· Daya = 17 Watt ο· Putaran = 71 rpm Gambar 2.3. Motor Power Window 2.3 Motor Servo Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal 12 dari kabel motor. Tampak pada gambar dengan pulsa 1.5 mS pada periode selebar 2 mS maka sudut dari sumbu motor akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau bagianbagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar. Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya. Motor Servo tampak pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Motor Servo Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian control elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan sudut angularnya. Sistem Mekanik Motor Servo tampak pada gambar 2.5 13 Gambar 2.5. Sistem Mekanik Motor Servo Motor servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian memiliki torsi yang kuat karena internal gearnya. Spesifikasi yang digunakan dalam perancangan alat ini meliputi beberapa hal berikut : ο· jalur kabel : power, ground, dan control ο· Sinyal control mengendalikan posisi ο· Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. ο· Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback control. Jenis – jenis motor servo Menurut besar sudutnya, motor servo memiliki 2 jenis, yaitu : ο· Motor Servo Standar 180° Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.\ ο· Motor Servo Continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu). 14 2.4 Dioda Dioda adalah piranti semikonduktor dengan bahan tipe-n yang menyediakan elektron-elektron bebas dan bahan tipe-p yang disatukan (P-N junction). Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah tertentu tetapi dioda akan bekerja sebagai isolator bila tegangan yang diberikan dalam arah berlawanan dari pergerakan elektron pembentuknya. Kristal pn sebagai penyusun dioda akan bekerja jika arus didalamnya hanya dapat mengalir dalam satu arah dan tidak sebaliknya. Hubungan ini disebut dengan rangkaian prategangan maju (forward bias). Pada dioda, kita mengenal potensial barrier yaitu beda potensial pada persambungan. Beda potensial ini menjadi cukup besar untuk menghalangi proses penyebaran difusi selanjutnya dari elektron-elektron bebas. Pada suhu ruangan potensial barrier bekerja sekitar 0,7 Volt untuk Silikon dan 0,3 Volt untuk Germanium. Gambar 2.6 Kurva Dioda Gambar 2.6 merupakan kurva karakteristik dioda pada pra tegangan maju (forward) dan pra tegangan balik (reverse). Dari gambar karakteristik tersebut dapat dianalisa bahwa sebuah dioda akan mengalirkan arus setelah tegangan luar mengatasi potensial barrier, maka arus maju akan menjadi besar. Pada kurva dengan karakteristik balik saat tegangan yang diberikan sama dengan nol, maka tidak ada arus yang mengalir jika tegangan dinaikkan maka arus akan sangat kecil. Saat arus maju terlalu besar maka dioda akan rusak karena disipasi daya terlalu besar. Jika pada arah balik tegangan yang terlalu tinggi akan menimbulkan kedadalan (breakdown) listrik pada dioda. 15 Gambar 2.7 Kurva Dioda Ideal 2.5 Transistor sebagai Switch Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa salah satu fungsi dari transistor adalah sebagai sakelar. Untuk menghasilkan kondisi on/off seperti pada saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya, titik saturasi dan cut off. Transistor akan aktif apabila diberikan arus pada basis transistor sebesar : IB = IB (saturasi) Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yg tertutup (on) sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat kondisi cutoff, transistor seperti sebuah saklar yg terbuka (off) sehingga tidak ada arus yg mengalir dari kolektor ke emitor. Gambar 2.8. Rangkaian Transistor Sebagai Switching Untuk dapat berfungsi sebagai switch, maka titik kerja transistor harus dapat berpindahβpindah dari daerah saturasi (switch dalam keadaan “on”) ke daerah cutβoff (switch dalam keadaan “off”). Untuk jelasnya lihat gambar di bawah ini. 16 Gambar 2.9. Grafik Saturasi Transistror Agar transistor dapat bekerja sebagai saklar, ada beberapa hal yg harus diperhatikan diantaranya : 1. Menentukan IC Ic adalah arus beban yang akan mengalir dari kaki kolektor ke emitor. Besarnya arus beban ini tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dapat dilewatkan oleh transistor. Arus beban ini dapat dicari dengan persamaan berikut : Syarat : πΌπΆ(πππππ ) = π°πͺ πππππ < π°πͺ (π¦ππ±) πππ π πΏ 2. Menentukan hfe transistor Setelah arus beban yang akan dilewatkan pada transistor diketahui maka selanjutnya adalah menentukan transistor yg akan dipakai dgn syarat seperti berikut : βππ > 5 × πΌπΆ (πππππ ) πΌπΆ(max ) 3. Menentukan Rb Setelah transistor yang akan dipakai sebagai saklar telah ditentukan maka selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besarnya Rb ini dapat dicari dengan persamaan berikut: πΌπ΅ = πΌπΆ (πππππ ) βππ 17 Atau dapat pula mancari Ib dengan menggunakan rumus sebagai berikut : πΌπ΅ = Untuk menentukan Rb rumusnya adalah sebagai berikut : π π΅ = πππ − ππ‘ππππ ππ π‘ππ π π΅ ππ΅π΅ − ππ΅πΈ πΌπ΅ 2.6 Relay Relay adalah saklar elektrik otomatis yang didalamnya terdapat lilitan atau induktor magnetik, yang apabila diberi tegangan akan mengakibatkan pegas pada kontak saklar dalam relay tersebut bergerak dikarenakan adanya induksi magnetik. Prinsip kerja dari relay ini adalah ketika ada arus yang melalui kumparan atau lilitan pada relay, maka inti besi akan menjadi magnet yang akan menarik kontak-kontak pada relay. Pada saat kondisi normal (tidak ada tegangan yang masuk ke relay), maka ada suatu pegas yang menarik kontak tersebut sehingga relay tidak akan bekerja. Namun pada saat ada arus yang mengalir pada kumparan, maka gaya magnet yang dihasilkan pada kumparan, mengalahkan kekuatan pegas, sehingga kontak akan tertarik oleh gaya magnet. Besarnya gaya magnet bergantung dari medan di celah udara pada inti magnet, jumlah lilitan kumparan, dan kuat arus yang mengalir. Untuk memperbesar kuat medan magnet dibentuk sirkuit magnet. Kontak-kontak atau kutub-kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu : 1. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai kontak Normally Open (NO). 2. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan kontak Normally Close (NC). 3. Tukar-sambung (Change Over/CO), jenis relay ini mempunyai kontak tengah yang normalnya tertutup tetapi akan membuat kontak dengan yang lain bila relay dialiri listrik. 18 Berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah relay: Gambar 2.10 Jenis Konstruksi Relay Gambar 2.11 Contoh-Contoh Relay 2.7 Microcontroller Mikrokontroler adalah suatu sistem mikroprosesor yang lengkap dan dikemas dalam bentuk sebuah IC (single chip). IC mikrokontroler memiliki perangkat penunjang seperti yang terdapat dalam mikrokomputer yaitu unit pusat pengolahan data (Central Processing Unit), unit memori (ROM dan RAM) dan unit I/O. Selain itu terdapat juga fasilitas -fasilitas seperti timer, counter, dan kontrol interupsi (Interrupt Control). 19 2.7.1 Mikrokontroler ATMega 16 Mikrokontroler ATmega16 secara umum memiliki CPU 8 bit, memori, port I/O yang dapat diprogram, timer dan counter, sumber interupt, ADC, USART, EEPROM, program serial yang dapat diprogram, osilator dan clock. ATmega16 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, artinya isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun di hapus berulang kali. Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi (perintah) berstandar ATmega16 code sehingga tidak membutuhkan external memory (memori luar) untuk menyimpan source code tersebut. ATmega16 dilengkapi dengan 32 jalur I/O yang dapat digunakan untuk mengakses data dari luar dan mengeluarkan data. Komponen ATmega16 dibuat dengan konfigurasi pin dan set intruksinya sesuai dengan standart industri dari keluarga mikrokontroler ATmega16. Gambar berikut merupakan konfigurasi pin dari mikrokontroler ATmega16. Gambar 2.12 Konfigurasi pin ATMEGA16 Fungsi-fungsi tiap pin : 1. Port B, yaitu pin nomor 1 sampai 8 (PB0..PB7) Port I/O 8-bit dengan resistor pull-up internal tiap pin. Buffer port B memiliki kapasitas menyerap dan mencatu. Fasilitas khusus dari port B ini adalah adanya In-System Programming, yakni PB5 sebagai MOSI, PB6 sebagai MISO, PB7 sebagai SCK. 2. Pin nomor 9 (RESET). 20 3. Pin nomor 10 (VCC) sebagai tegangan supply. 5. Pin nomor 12 (XTAL2) sebagai pin keluaran osilator. 6. Pin nomor 13 (XTAL1) sebagai pin masukan osilator. 7. Port D, yaitu pin nomor 14 sampai 21 (PD0..PD7) Port I/O 8-bit dengan resistor pull-up internal tiap pin. Buffer port D memiliki kapasitas menyerap dan mencatu. Fasilitas khusus dari port D ini yakni 4. Pin nomor 11 (GND) sebagai ground. PD0 sebagai RXD, PD1 sebagai TXD. 8. Port C, yaitu pin nomor 22 sampai 29 (PC0..PC7) Port I/O 8-bit dengan resistor pull-up internal tiap pin. Buffer port C memiliki kapasitas menyerap dan mencatu. 9. Pin nomor 30 (AVcc) AVcc adalah pin tegangan masukan untuk A/D converter. AVcc harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan. 10. Pin nomor 31 (GND) dihubungkan ke ground. 11. Pin nomor 32 (AREF) sebagai pin tegangan referensi analog untuk ADC. 12. Port A, yakni pin nomor 33 sampai 40 (PA0..PA7)Port I/O 8-bit dengan resistor pull-up internal tiap pin. Buffer port D memiliki kapasitas menyerap dan mencatu. Fungsi lain dari pin ini adalah sebagai input ADC. 2.8 Pemrograman BASCOM Software aplikasi yang digunakan untuk pemrograman Atmega16 adalah BASCOM (Basic Compiler) AVR. BASCOM AVR ini menggunakan bahasa tingkat tinggi yang merupakan pengembangan dari bahasa Basic. Compiler ini berfungsi untuk mengubah format program kedalam format heksadesimal agar program yang telah dibuat dapat dimengerti oleh mikrokontroler. BASCOM (Basic Compiler) AVR merupakan suatu perangkat lunak untuk memrogram hardware yang diimplementasikan pada mikrokontroler jenis AVR. Kumpulan karakter pada BASCOM terdiri dari karakter alphabet, karakter angka, dan karakter khusus. Karakter alphabet dalam BASCOM terdiri dari huruf kapital 21 (A-Z) dan huruf kecil (a-z). Sedangkan karakter angka pada BASCOM adalah 0 9. Huruf A-H dapat digunakan sebagai bagian angka heksadesimal. Perangkat lunak yang digunakan adalah BASCOM AVR. Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan membuat diagram alir terlebih dahulu dari perangkat lunak yang akan direalisasikan. Pemograman yang akan dibuat adalah dalam bahasa Basic. 2.9 Push Button Push Button adalah salah satu jenis saklar yang secara mendasar fungsinya sama dengan semua saklar lainnya yaitu melakukan kontak nyala-padam (on-off) dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik. Push button adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan (Normally Open), atau justru membuka sirkuit bila ditekan (Normally Close). Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula. Gambar 2.13 Simbol Saklar Push Button Secara Umum Ada beberapa jenis Push Button, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. PTM (push to make) switch atau NOPB (normaly-open push-button) Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan maka akan menutup sirkuit. Contoh tombol PTM atau NOPB adalah seperti yang digunakan sebagai tombol klakson sepedamotor dan mobil. 2. PTB (push to-break) switch) | NCPB (normaly-close push-button) Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan, maka akan membuka sirkuit. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula. Contoh tombol PTB atau NCPB adalah seperti yang digunakan sebagai tombol penyala lampu 22 penerangan-dalam pada pintu kulkas dan pintu mobil, dimana lampu padam bila pintu ditutup dan sebaliknya menyala bila pintu dibuka. Gambar 2.14 Macam-Macam Push Button 23