GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN

advertisement
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN
KELANTAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Pensyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh :
MOHD SUFIAN BIN HARUN
NIM: 108045200011
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JA K A R TA
1431 H / 2010M
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN
KELANTAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
Mohd Sufian Bin Harun
NIM: 108045200011
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag
NIP: 197112121995031001
KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JA K A R TA
1431 H / 2010M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH DI NEGARA
BAGIAN KELANTAN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 02
February 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi
Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syariyyah).
Jakarta, 02 February 2010
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
NIP: 195505051982031012
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
1. Ketua
: Dr. Asmawi,M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197210101997031008
2. Sekretaris
: Sri Hidayati, M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197102151997032002
3. Pembimbing I : Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag.
(..…....……………)
Nip: 197112121995031001
4. Penguji I
: Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM.
(..…....……………)
Nip: 195505051982031012
5. Penguji II
: Dr. Hj, Isnawati Rais, MA.
(..…....……………)
Nip: 195710271985032001
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis ukirkan dan tiada ungkapan
termanis yang dapat penulis bicarakan, hanya pujian dan rasa syukur yang tidak
terhingga kepada Allah SWT yang atas berkat nikmat dan rahmat serta
hidayah-Nya, penulis terus menyelesaikan skripsi ini. Bingkisan shalawat dan
salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW, keluarga baginda, para
sahabat dan tabi’in, serta para penerus perjuangan dalam menegakkan kalimah
Allah.
Walaupun pelbagai halangan dan rintangan yang dilalui terpaksa penulis
menghadapinya dengan sabar dan tabah dalam menyempurnakan penulisan
skripsi ini, namun berkat taufiq dan hidayah-Nya di samping doa dan restu
keluarga tercinta, dorongan, bantuan, bimbingan, dan suntikan semangat dari
pelbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan keterbatasan
kemampuan
yang penulis miliki.
Pada kesempatan ini penulis
ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya, Terutama kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM., Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2.
Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag Ketua dan
Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah, Yang telah memberikan
kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal
perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini;
3.
Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag., Dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan perhatian, bimbingan, kritik, saran, dan motivasi
yang membina dalam proses penulisan;
4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
5. Kepada
para
pimpinan
dan
staf
Perpustakaan
Utama
dan
Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan fasilitas berupa kemudahan bagi
penulis dalam memanfaatkan buku-buku referensi;
6.
Teristimewa buat tatapan Ayahanda Harun bin Hamad, dan Ibunda
Fatimah binti Othman. Terima kasih atas perhatian, segala doa,
kesabaran atas jerih payah, segala pengorbanan yang tidak terbalas
dan senantiasa memberikan semangat serta harapan tanpa jemu
hingga ananda dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
Segala jasa pengorbanan kalian senantiasa terpahat dalam ingatan.
Tiada ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan, melainkan
hanya dengan sebuah kejayaan dalam menuntut ilmu. Keluarga
tercinta Kakanda dan adinda-adinda penulis, Kanda Fauzi, Kanda
Kamal, Kanda Latifah, yang
senantiasa memberi semangat dan
sokongan baik dari segi moral maupun materiil, sepanjang perjalanan
hidup di bumi ini. Terima Kasih karena memahaminya;
7. Kerajaan Malaysia dan Indonesia yang memberikan diriku ruang
untuk beribadah dan berpartisipasi di dunia ini. Kedutaan Besar
Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan yang
diberikan;
8. Dato’ Tuan Guru Haji Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis
Mesyuarat
KUDQI dan seluruh Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI.
Pihak Kolej Universitas Darul Quran Islamiyyah yang telah memberi
kesempatan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dari asatizah dan
ustazah, juga dapat mengenal erti persahabatan dari mahasiswa
KUDQI, MPMKUDQI dan HESIS. Serta staf-staf dan asatizah dan
ustazah di Maa’had Darul Qur’an (MDQ) Rusila Marang;
9. Teman-teman seperjuangan Sheifullah, Ibrahim Zaki, Faiz, Hilman,
Saiful Daulah, Najib, Zahid, Tuan Izzuddin, Fakhri, Yunus, Zaki
Khairuddin, Fawwaz, Razman, Amir, Hadi, Ukasyah, Sabri, Ridzuan,
Saifuddin, Zalani, Muaz dan juga teman yang berada di Asrama Putri
UIN dan kost, tidak lupa juga insan yang dicintai yang senantiasa
memberi semangat dan dukungan. Jutaan terima kasih atas teguran
dan sumbangan yang telah diberikan oleh Mawardi, Mustafa, Harun,
Baihaki, Ust. Hadi, Faizal, Amiluddin dan Khairil. Tidak lupa juga
sahabat-sahabat dari APID, KIDU, IPA yang telah bersama
kecimpung dalam menegakkan kalimat Allah;
10. Sekali lagi Terima kasih daun keladi buat sahabat-sahabat
seperjuangan yang selalu menemani penulis mengharungi pelbagai
hambatan dalam proses penyiapan skripsi ini. “Perjuangan kita belum
selesai !”.
Untuk mereka semua, penulis pribadi tidak bisa membalas kecuali dengan
ucapan ”Jazakumullah Khaira al-Jaza”. Semoga Allah SWT memberi keberkatan
kepada semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian skripsi ini dalam
mengharungi kehidupan. Terakhir, semoga kehadiran skripsi ini dapat mendatangkan
manfaat dan memberikan kontribusi positif bagi pembaca.
Jakarta, 03 Januari 2010
17 Muharram 1431 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9
D. Kajian ( Review ) Studi Terdahulu................................................. 10
E. Metode Penelitian.......................................................................... 12
F. Sistemetik Penulisan...................................................................... 13
BAB II :
PERPEKTIF ISLAM TENTANG PARTISIPASI POLITIK
WANITA
A. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam .................................... 15
B. Kiprah Politik Wanita dalam Sejarah Islam ................................... 23
C. Kedudukan dan Hak-hak Wanita dalam Islam ............................... 30
D. Hak Politik Wanita dalam Islam .................................................... 33
BAB III :
KONDISI SOSIAL POLITIK DI KELANTAN
A. Sejarah Berdirinya Negara Bagian Kelantan .................................. 42
B. Kondisi Geografis Negara Bagian Kelantan................................... 44
C. Komposisi Penduduk Negara Bagian Kelantan .............................. 45
D. Peta Politik di Negara Bagian Kelantan ......................................... 46
BAB IV :
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH PAS DI NEGARA
BAGIAN KELANTAN
A. Latar Belakang Gerakan Dewan Muslimah PAS di Kelantan........ 57
B. Visi Misi dan Struktur Dewan Muslimah PAS di Kelantan........... 62
C. Peluang dan Tantangan Dewan Muslimah PAS di Kelantan ......... 66
D. Analisis Gerakan Politik Wanita Muslimah
PAS di Kelantan............................................................................74
BAB V :
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 86
B. Saran............................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa wanita pada proporsinya yang layak
dan terhormat serta sederajat dengan kedudukan laki-laki, sama dalam
kehormatan manusiawi. Islam menjamin pula hak-hak wanita sebagai individual
yang bebas dan merdeka. Misalnya membeli. Menjual , memiliki, menyewakan,
menggandalikan, bertindak bebas terhadap hak miliknya yang diperoleh dari
perdagangannya atau dari warisan termasuk bidang politik dan lain-lain.
Di dalam firman Allah SWT, bahwa tidak ada perbedaan dari segi
amalan yang dilakukan di antara laki-laki dan wanita, yang penting adalah ikhlas,
termasuk politik karena dengan berkecimpungnya wanita dalam politik juga
merupakan salah satu uslub ataupun cara untuk berdakwah. Berdakwah bukan
hanya di lapangan, malah bisa juga di dalam rumah tangga. Dan yang terpenting
berdakwah bukan hanya tugas bagi kaum laki-laki, tapi kaum wanita juga harus
turut terlibat serta berpartisipasi ke dalam bidang tersebut.
Dalam hadis Rasulullah SAW tidak membatasi pemberian nasehat hanya
pada kaum laki-laki, tetapi juga Rasulullah pernah meminta pendapat pada wanita
seperti yang terjadi dalam peristiwa Hudaibiyah. Maka Ummu Salamah
mengusulkan satu pendapat yang sangat tepat sehingga baginda langsung
menerapkannya dan akhirnya membawa kebaikan yang banyak setelah itu.
Itulah keadilan Islam yang diberikan kepada kaum wanita tentang haknya
dalam menjalankan segala kewajibannya, keikutsertaannya menyelesaikan
permasalahan dari persoalan yang kecil sampai persoalan yang besar termasuk
juga dalam urusan politik dan ketatanegaraan.
Islamlah yang menjadikan kaum wanita sebagai kaum yang terpelajar
dalam berbagai medan aktiviti yang sesuai dengan fitrahnya. Hasan Al-Banna
menganggap
wanita sebagai sebahagian dari masyarakat
yang banyak
mempengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri karena ia adalah umpama
sekolah yang membentuk generasi dan tunas belia. Islam seperti yang difahami
oleh Hasan Al-Banna membenarkan wanita Muslimah menceburi bidang siyasah
bahkan tugas-tugas yang berkaitan dengan peperangan. Mereka berhak
menentukan pendirian siyasahnya dan menceburi serta mengajak orang lain.
Mereka juga boleh melakukan amar ma’ruf dan nahyi mungkar sekalipun
terhadap ketua Negara atau sebagainya. 1
Islam mengangkat martabat wanita dan menjadikan mereka sebagai rekan
kongsi kepada laki-laki di dalam hak-hak dan kewajiban. Islam juga mengiktiraf
hak-hak wanita secara individual, sivil dan siyasah.
1
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Fiqih Siyasah Menurut Imam’ Asy-Syahid Hasan
Al-Banna ( Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada, 2000 ), Cet. Pertama, h.89.
Politik adalah salah satu unsur penting dalam masyarakat manusia
sekaligus menuntut penglibatan massa. Wanita semenjak Adam dan Hawa diutus
kedunia telah ditakdirkan dan dikaklifkan sebahagian daripada massa. Lantas
untuk membahaskan prospek hak Wanita dalam pentas politik di Negara bagian
Kelantan, maka seharusnya difahami dahulu rangkuman politik yang menjadi
medan komitmen tersebut.
Perkataan politik berasal daripada bahasa Yunani, yaitu politikus dari kata
akar polis yaitu negara kota dan dari bahasa Latin yaitu politica yang telah
digunakan sejak abad ke-5 S.M lagi.2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan
politik sebagai ilmu pengetahuan ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan
dan tindakan mengenai pemerintah negara-negara terhadap negara lain dan
kebijakan cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah. 3 Di
dalam Ensiklopedia Indonesia dijelaskan bahwa politik adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pemerintahan, lembaga-lembaga dan proses-proses politik,
kumpulan
penekan,
danhubungan-hubungan
internasional
serta
tata
pemerintahan.4
2
Mustafa Haji Daud, Pengantar Politik Islam ( Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan
Pustaka, 1997 ), Cet. Pertama, h. 1.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembanagan Bahasa Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998 ),
Cet. Pertama, h.694.
4
h.2739.
Ensiklopedia Indonesia, ( Edisi Khusus ) ( Jakarta: PT Lehtiar Baru-van Hoeve, 1980),
Politik dalam bahasa Arab pula adalah siyasah. Di kalangan para ahli fiqh
terdapat dua pendapat:
Pertama: sebagaimana dianut al-Maqrizy menyatakan, siyasah berasal
dari bahasa Mongol, yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan huruf sin
berbaris kasrah di awalnya sehingga dibaca siyasah. Pendapat tersebut didasarkan
kepada sebuah kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa
yang berisi panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi
pelaku tindak pidana tersebut. Sepeninggal Jenghis Khan kitab undang-undang
tersebut diwariskan secara turun temurun kepada anak-anaknya yang secara
bergantian memimpin kerajaan Mughal di India persis, seperti umat muslim
generasi pertama mewarisi al-Qur’an dari Nabi Muhammad SAW. Setelah rajaraja India memeluk Islam isi kitab ilyasa itu kemudian dimodifikasi dengan
memuat hal-hal yang bersumber dari ajaran Islam, semisal penyerahan otoritas
ibadah dan kasus-kasus hokum yang bertalian dengan syari’at Islam kepada qadhi
al-qudhat (hakim agung).
Kedua: sebagaimana dianut Ibn Taghri Birdi, siyasah berasal dari
campuran tiga bahasa, yakni Bahasa Persia, Turki, dan Mongol. Partikel si dalam
bahasa Persia berarti 30. Sedangkan yasa merupakan kosakata Bahasa Turki dan
Mongol yang berarti larangan, dan karena itu, ia dapat juga dimaknai sebagai
hokum atau aturan.5
Ringkasnya bila disebut skenario politik di Malaysia ia akan melibatkan beberapa
aspek, di antaranya:
Pertama: pemerintahan negara dan negeri. Ia melibatkan kedudukan dan
tugas-tugas sebagai Perdana Menteri, Menteri-menteri, Ahli-ahli Parlemen
(Dewan Rakyat dan Dewan Negara), Menteri-menteri Besar, Ketua-ketua
Menteri, Exco-exco Kerajaan Negeri dan Ahli-ahli Dewan Undang Negeri
(Wakil-wakil Rakyat).
Kedua: proses demokrasi kearah pembentukan pemerintahan negara atau
negeri. Ia melibatkan partisipasi dalm partai-partai politik, semua aktivitas pemilu
dan pengundian.
Pengalaman dalam politik di Malaysia adalah lebih menjurus pendapat
pertama dan bukannya siyasah Islami. Ini disebabkan walaupun ada perjuangan
untuk mempraktikkan siyasah yang lebih bersih oleh Partai Islam SeMalaysia,
namun partai pemerintah yaitu Barisan Nasional yang mendominasi arah politik
Malaysia, lebih cenderung kepada pengalaman politik menurut takrifan Barat
(sekular). Maka siapa saja yang terlibat dalam arena politik di Malaysia memang
5
Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran Politik
Islam ((Jakarta: Erlangga, 2008), Cet. Pertama, h. 2-3.
tidak dapat mengelak daripada berhadapan dengan unsur-unsur tipu muslihat,
kerakusan untuk berkuasa dan propaganda-propaganda politik.
Dalam Islam, siyasah adalah wadah dakwah dalam merealisasikan konsep
Imamah dan Khalifah, memastikan Al-Quran dan As-Sunnah unggul sebagai
dustur Negara dan hukum syari’at Islam dilaksanakan. Siyasah juga adalah
wahana tarbiyyah untuk mendidik masyarakat tentang hak, kebenaran dan
keadilan dalam memastikan cita-cita ini tercapai, khususnya Muslimah perlu
meluaskan skop peran dan partisipasi politik. Jestru itu, tugas untuk menyadarkan
kaum wanita di Kelantan tidaklah terbatas kepada isu-isu pembelaan dan hak-hak
wanita saja, sebaliknya ia perlu lebih menyeluruh dan menyentuh segenap lapisan
masyarakat, karena wanita juga merupakan khalifah di muka bumi ini dan
dibebenkan dengan tanggungjawab yang akan dipersoalkan Allah di akhirat
kelak.
Dari pengamatan penulis, realitasnya partisipasi wanita Muslimah dalam
politik di Malaysia khususnya di negara bagian kelantan masa kini bukan hanya
sekadar tidak responsif, malah ramai di kalangan mereka yang tidak prihatin dan
peduli terhadap arus perubahan sosiopolitik negara. Apa yang mereka pikirkan
hanyalah urusan seputar rumahtangga masing-masing saja. Mereka tidak
menyedari bahwa harga BBM, tarif listrik dan air, sembako termasuk susu anak
balita dan obat-obatan melambung naik, SPP universitas dan kolej menjadi tinggi
karena
dikorporatkan.
Pembangunan
yang
tidak
seimbang,
banyaknya
pengangguran, bertambahnya gejala keruntuhan akhlak dan moral di kalangan
muda-mudi, kecanduan narkoba, prostitusi, perjudian, ajaran sesat, korupsi dan
lain sebagainya, semua ini ada kaitannya dengan politik. Dalam perpolitikan
nasional mereka sekadar menjadi pengundi pemilih 5 tahun sekali, itupun masih
ramai yang tidak terlibat langsung dan menyepelekanya.
Seharusnya wanita Muslimah di Kelantan turut berpartisipasi dan terjun
ke lapangan bersama kaum laki-laki dalam arena perpolitikan nasional sesuai
dengan fitrah dan kemampuan mereka untuk melaksanakan agenda mulia yaitu
memelihara dan menbangunkan agama, bangsa dan negara. Tugas ini adalah
harus bagi mereka asalkan gerak kerja dan aktivitasnya senantiasa berada dalam
koridor dan batas syari’at. Misalnya prihatin, peka dan menjadi pemerhati atau
pemantau kepada perjalanan pemerintahan negara dengan mengunakan segenap
ruang demokrasi yang dipraktekkan di Malaysia untuk menegur dan menasehati
pemerintah serta menberikan ide dan solusi kepada permasalahan yang ada.
Mereka juga seharusnya bergiat secara aktif dalam partai atau organisasi social
politik, bisa saja menjadi calon kandidat dalam pemilihan umum, anggota senat di
parlemen yang vocal menyuarakan hak-hak dan urusan kewanitaan, perjuangan
dan menjadi tiang kepada negara.
Kepasifan wanita Muslimah dan minimalnya peran serta partisipasi
mereka dalam perpolitikan di Kelantan, mungkin saja disebabkan oleh faktor
situasi dan kondisi serta cabaran dan halangan yang tidak kurang hebatnya. Di
antaranya adalah tahap penndidikan wanita Kelantan relatifnya agak rendah.
Kalaupun ada yang berpendidikan tinggi,namun tidak ramai dari kalangan mereka
yang ingin ikut serta dalam politik disebabkan kurangnya pendedahan ilmu
tentang politik, mereka menganggap bahwa politik itu hanya urusan bagi kaum
laki-laki saja. Wanita-wanita ini juga kurang berminat untuk membaca dan
mencari informasi, apalagi bacaan-bacaan yang berat dan ilmiah. Mereka asyid
dan enak dengan dunia mereka saja.
Ini merupakan cabaran utama bagi wanita terpelajar dalam arena politik di
kelantan khususnya dari kalangan kepemimpinan dan anggota gerakan Dewan
Muslimat PAS dalam mempertingkatkan kesadaran politik dari kalangan wanita
Muslimah. Yaitu kesadaran untuk memahami tuntutan perubahan dan bertindak
sebagai sebahagian dari massa dalam memastikan keadilan, kesejahteraan,
kemajuan dan pembangunan di tanahair, antara cabaran lainnya yang harus
dituntaskan adalah asaha pembinaan syakhsiyyah, kemampuan, kemahiran dan
mencungkil potensi kepemimpinan dari kalangan wanita Muslimah.
Pembinaan karakteristik kepimpinan ini haruslah berkait rapat dengan
pengetahuan, pengurusan, pentadbiran dan ilmu sains politik. Bagi usaha dan
upaya penyadaran ini, seharusnya yang paling pantas adalah kaum sejenis mereka
sendiri, seperti yang tersebut di atas bahwa ini merupakan cabaran bagi wanita
yang terpelajar khususnya dari Dewan Muslimah PAS sebagai peneraju , ini
karena wanita lebih memahami citarasa serta pola pikir mereka dan lain
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis berminat untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “GERAKAN POLITIK
WANITA MUSLIMAH DI NEGARA BAGIAN KELANTAN” dengan
tinjauan khusus kepada gerakan Dewan Muslimat Partai Islam Se-Malaysia
(PAS). Dalam penelitian ini, penulis coba untuk meneliti tentang apakah visi dan
misi Muslimah dalam perpolitikan di negara bagian Kelantan dan apakah peluang
dan tantangan Dewan Muslimat PAS dalam perpolitikan di negara bagian
Kelantan.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dan keluar dari pembahasan ini, maka
penulis membatasi ruang lingkup masalah mengenai gerakan politik wanita
Muslimah di Negara bagian Kelantan, dengan tinjauan khusus terhadap gerakan
Dewan Muslimat Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Partisipasi mereka dalam
pemerintah, partai dan pemilihan umum serta cabaran dan halangannya.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan ini bersifat komprehensif dan terfokus, maka akan
dirumuskan dalam pokok masalah berbentuk pertanyaan, yaitu:
a. Apakah Visi Misi dan Struktur Dewan Muslimah PAS?
b. Bagaimana partisipasi Dewan Muslimah PAS Kelantan dalam
menghadapi tantangan politik?
c. Bagaimana gerakan Dewan Muslimah PAS di Kelantan
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:
1. Untuk mengetahui Misi dan Visi Dewan Muslimah PAS
2. Untuk mengetahui
partisipasi Dewan Muslimah PAS
dalam
menghadapi tantangan politik di Kelantan
3. Untuk mengetahui secara jelas gerakan Dewan Muslimah PAS di
Kelantan
D. (Review) Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang politik Islam telah dilakukan,
baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara
umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan
tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa
buku maupun skripsi, di antaranya:
Penelitian yang ditulis oleh Sofian Arshad yang berjudul “Hak Non
Muslim di Negara Bagian Kelantan” tahun 2006.6 Penelitian ini di antaranya
membandingkan hak non muslim di sebuah Negara Islam dengan hak non muslim
6
Sofian Arshad, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006).
di Kelantan dan menjelaskan kebijakan pemerintah Negera Bagian Kelantan
dalam menangani hak non muslim di Negera Bagian Kelantan.
Penelitian yang ditulis oleh Sayyida Rifooh yang berjudul “ Wanita dalam
Pentas Politik Menurut Islam” tahun 2004.7 Penelitian ini membahas mengenai
wanita dan politik dalam pandangan Islam.
Penelitian yang ditulis oleh Ahmad Mawardi Bin Abdullah yang berjudul
“Kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat di Kelantan Tahun 1990-2008”
tahun 2008.8 Ahmad Mawardi coba menjalaskan bagaimana kebijakan politik
Islam di Kelantan pada tahun 1990-2008 yang di kepalai oleh Nik Abdul Aziz
Nik Mat mengenai politik, social dan ekonomi.
Dari beberapa kajian (review) terdahulu di atas, khususnya tentang
Kelantan dan politik Islam sebagaimana telah disebutkan di atas, penulis belum
menemukan tulisan yang membahas atau mengkaji gerakan politik wanita
Muslimah di negara bagian Kelantan secara khusus. Adapun penelitian yang
dilakukan
oleh
Sofian
Arshad
dan
Ahmad
Mawardi
Bin
Abdullah
pembahasannya hanya seputar hak non Muslim di Kelantan dan tantangan
pelaksanaan syariat Islam di Malaysia. Penelitian pertama dan kedua walaupun
fokus kajiannya di Kelantan tetapi hanya menjelaskan seputar upaya penerapan
7
Sayyida Rifooh “Wanita dalam Pentas Politik Menurut Islam” , (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004).
8
Ahmad Mawardi Bin Abdullah “kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat di
Kelantan Tahun 1990-2008” , (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).
hukum pidana Islam dan kebijakan politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat.
Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan dalam skripsi ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya. Yaitu tentang gerakan politik wanita Muslimah di
negara bagian Kelantan dalam menfokuskan peran dan pertisipasi wanita dalam
gerakan dewan Muslimah di Kelantan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(Library Recearch). Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang kajiannya
dilaksanakan dengan menelaah dan menelusuri berbagai literatur, karena
memang pada dasarnya sumber data yang hendak digali lebih terfokus pada
studi pustaka. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
deskriptif. Deskriptif di sini dimaksudkan dengan membuat deskripsi secara
sistematis dengan melihat dan menganalisis data-data secara kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik
pengumpulan data dilakukan dokumenter dari bahan-bahan tertulis yakni
dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai relevansi dengan
obyek penelitian. Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data primer
dan sekunder.
Yang termasuk ke dalam sumber data primer adalah dari sekretariat
dalam gerakan Dewan Muslimat PAS di negara Bagian Kelantan. sedangkan
sumber data sekunder adalah buku-buku, literatur-literatur, website yang
berkaitan dengan obyek penelitian. Kemudian data tertier berupa kamus,
jurnal dan artikel.
3. Metode Pembahasan
Dari data yang terkumpul, baik data primer atau sekunder yang didapatkan
oleh penulis, diproses dan diolah data-data tersebut dengan menggunakan
deskriptif dan analitis. Di mana data-data yang terkumpul bersifat pengamatan
dari awal hingga akhir yang menampilkan fakta melalui tehnik pengumpulan
data dengar cara penelitian kepustakaan yaitu dengan melakukan penelasuran
literature atau buku-buku rujukan serta data dari internet yang berkaitan
dengan topik pembahasan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab, setiap bab terdiri dari
beberapa sub bab yang dimaksudkan untuk mempermudahkan dalam penyusunan
serta mempelajarinya dengan sebagai berikut
BAB I.
Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II
Pembahasan perpektik Islam tentang partisipasi politik wanita
meliputi hubungan Islam dan politik. Tentang kiprah wanita dalam
sejarah Islam, kedudukan serta hak-hak mereka yang dijamin oleh
Islam. Dan hak-hak wanita Muslimah dalam politik menurut Islam.
BAB III
Pembahasan tentang sejarah berdirinya negara bagian Kelantan serta
kondisi giografis negara bagian Kelantan. Tentang komposisi
penduduk dan negara bagian Kelantan dibawah kekuasaan Partai Islam
Semalaysia ( PAS ).
BAB IV
Pembahasan utama tentang latar belakang gerakan Dewan Muslimah
serta misi dan visi,peluang dan tantangan,analisis gerakan politik
wanita Muslimah PAS di negara bagian Kelantan.
BAB V
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan refleksi
dari uraian sebelumnya serta halaman terakhir lampiran dan daftar
pustaka.
BAB II
PERPEKTIF ISLAM TENTANG PARTISIPASI POLITIK WANITA
A. Hubungan Agama dan Politik dalam Islam
Banyak tokoh-tokoh pemikir Islam yang merumuskan perumusan
mengenai hubungan agama dan Negara, meskipun pemikiran mereka ada yang
ideal dan ada pula yang bersifat konstekstual dalam menanggapi situasi politik
pada masanya masing-masing. Pada umumnya mereka semua menyepakati bahwa
keberadaan sebuah negara merupakan suatu keharusan. Karena agar dapat
merealisasikan prinsip dan ajaran Islam tentang kehidupan bermasyarakat. Namun
mengenai sejauh mana hubungan dan peran agama dalam sistem ketatanegaraan
yang dimaksudkan, mereka berbeda pendapat.
Munawir Sjadzali menyebutkan bahwa hingga sampai sekarang terdapat
tiga paradigma (aliran) yang berkembang mengenai hubungan agama dan negara
yaitu: Pertama, agama dan negara merupakan satu kesatuan (integrated). Aliran
pertama ini berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata agama dalam
pengertian Barat, yakni sebuah agama yang semata-mata mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan. Namun sebaliknya, Islam merupakan agama yang
sempurna yang lengkap, karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, melainkan mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk
kehidupan bernegara. Para penganut aliran ini pada umumnya berpendirian
bahwa:9 Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat pula
antara lain sistem ketatanegaraan atau politik; oleh karenanya dalam bernegara
umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam dan tidak
perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. Sistem
ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah
dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad SAW dan empat al-Khulafa alRasy’idun. Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain, Syekh Hassan al-Banna,
Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan Maulana al-Maududi.10
Kedua, agama dan negara merupakan dua hal yang terpisah (secularistic).
Aliran kedua ini berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat,
yang tidak ada hubungannya dengan urusan ketatanegaraan. Menurut aliran ini,
Nabi Muhammad SAW hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul
sebelumnya, dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan
yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi SAW tidak
pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai suatu Negara. Tokohtokoh terkemuka aliran ini antara lain Ali Abd al-Raziq dan Thaha Husein.
Ketiga, agama dan negara berhubungan secara timbal balik (symbiotic).
Aliran ketiga ini berpendapat bahwa baik agama maupun negara, keduanya saling
membutuhkan. Karena dengan adanya negara, maka sebuah agama dapat
berkembang dengan baik, sebaliknya agama dapat menjadi kehidupan bernegara
9
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: UI Press, 1993), Cet. Ke-5, h.1.
10
Ibid.
menjadi lebih bermoral. Aliran ini menolak anggapan tentang Islam adalah agama
yang serba lengkap. Di samping itu juga menolak anggapan tentang Islam adalah
ajaran agama murni yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan
tidak ada kaitannya dalam urusan negara.11 Di antara Tokoh-tokoh dari aliran ini
yang cukup menonjol adalah Mohammad Husein Haikal, terkenal buku Hayatu
Muhammad dan Fi Manzil al-Wahyi.
Berkenaan dengan aliran pertama yang berpendapat bahwa agama dan
negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga
mendirikan sebuah negara Islam dengan menerapkan syari’ah adalah merupakan
suatu keharusan. Upaya-upaya untuk menerapkan syari’ah Islam dan mendirikan
negara Islam terus bergilir dari dulu hingga sekarang baik itu yang bersifat negara
Islam lokal (nation state) maupun yang bersifat mendunia yaitu Khilafah
Islamiyah. Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, termasuk tokoh
aliran ini juga adalah Taqiyuddin an-Nabhani pendirikan sebuah partai politik
Islam Internasional yaitu Hizbut Tahrir, yang bertujuan untuk melangsungkan
kehidupan Islam dan mengembang dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Ini
berarti mengajak kaum Muslim untuk kembali hidup secara Islami di Darul Islam
dan di dalam masyarakat Islam. seluruh aktivitas kehidupan di dalamnya diatur
sesuai dengan hukum-hukum syara’. Pandangan hidup yang akan menjadi pusat
perhatiannya adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah, yaitu
Daulah Khilafah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat dan
11
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 3.
dibai’at oleh kaum Muslim untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan
pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. 12
Upaya-upaya penerapan syari’ah dan pembentukan negara Islam tidak
hanya terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah saja, akan tetapi telah
menjalar hampir ke seluruh negara-negara Muslim di seluruh dunia termasuk di
Asia Tenggara. Di Malaysia misalnya ada partai politik yang berjuang untuk
menerapkan syari’ah Islam secara kafah yaitu Partai Islam Se-Malaysia (PAS).
Pemikiran partai ini banyak dipengaruhi oleh tafsir radikal ajaran-ajaran Maulana
Maududi dari Pakistan dan Sayyid Qutb dari Mesir dengan menggunakan metode
dakwah perjuangan al-Ikhwan al-Muslimin13 di Mesir yang didirikan oleh Syeikh
Hasan al-Banna yang bertujuan mendirikan negara Islam di Mesir.14
PAS adalah partai politik yang berasaskan Islam yang berpemahaman
bahwa agama dan negara tidak dapat dipisahkan. Ia juga merupakan partai oposisi
yang berjuang untuk menegakkan Islam ke dalam kehidupan masyarakat
Malaysia. Dengan basis perdesaan dan dukungan kaum ulama konservatif, PAS
yang menganggap dirinya partai politik dan gerakan Islam telah berpartisipasi
dalam pemilu sejak pemilu pertama Malaysia tahun 1955, ketika secara resmi
12
Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir
(Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), Cet. Ke-2, h. 25.
13
John L. Esposito dan John O. Voll, Demokrasi Di Negara-Negara Muslim: Problem
dan Prospek, terj. Rahmani Astuti dari Islam and Democracy (Bandung: Mizan, 1999), Cet.
Pertama, h. 180.
14
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara, h. 146.
menjadi partai politik. PAS secara konsisten terus mendukung dan memperjuangkan negara Islam dan tatanan sosial yang menerapkan hukum syariat. 15
Sebagai partai politik yang berasaskan Islam, PAS memiliki dua tujuan
utama, yaitu: pertama, memperjuangkan terwujudnya sebuah tatanan masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan
hukum-hukumnya menuju keridhaan Allah SWT. Kedua, mempertahankan
kesucian Islam serta kemerdekaan dan kedaulatan negara. 16 Intinya adalah PAS
berusaha untuk memperjuangkan dan mendirikan negara Islam.17
Partai ini sering diberi ciri konservatif, tradisionalis, populis, dan
sovinistis. PAS selalu menyatakan dirinya sebagai pendukung yang sesungguhnya
dari prinsip-prinsip Melayu dan Islam. Ia menyerang UMNO karena tidak mau
memberikan dukungan penuh kepada Islam dan mengkritik berbagai kebijakan
pemerintah. PAS menyerukan berdirinya negara Islam di mana setiap orang
Melayu dapat melaksanakan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan pribadi,
masyarakat dan negara. PAS sangat jelas mengukapkan cita-citanya untuk
15
Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam (Jakarta: Lembaga Studi
Islam, 2004), Cet. Pertama, h. 123.
16
Dalam Pasal 7 Anggaran Dasar PAS dinyatakan bahwa: “Adapun hukum yang
tertinggi sekali dalam pegangan PAS ialah Kitabullah dan Sunah Rasul serta Ijma Ulama dan Qias
yang terang dan nyata”. Perlembagaan PAS (Pindaan 2001) (Selangor: Pejabat Agung PAS Pusat,
2001)
17
Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam (Kuala Lumpur: Partai Islam seMalaysia, 2004), Cet. Ke-4, h. 16.
menerapkan Islamisasi masyarakat (dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan
dan sosial).18
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa menurut aliran pertama
Rasulullah SAW tidak hanya sebatas seorang Nabi atau Rasul biasa seperti halnya
rasul-rasul sebelumnya, akan tetapi Rasulullah SAW juga seorang negarawan
yang telah berhasil dan mencontohkan kepada umatnya mengenai pemerintahan
atau Negara yaitu Negara Madinah. Negara Madinah merupakan sebuah wujud
kegiatan politik Nabi Muhammad SAW di samping untuk memudahkan Nabi
SAW untuk menyebarkan ajaran Islam, salah satu tujuan lainnya adalah untuk
melindungi dan mensejahterakan masyarakat Muslim.
Di dalam sejarah kehidupan politik manusia, Islam telah menyumbangkan
sesuatu yang sangat besar yang tidak ternilai harganya, yaitu suatu “model
negara” yang tidak ada contohnya baik sebelum maupun sesudahnya. Negara
model itu dinamakan “Negara Islam” (Daulah Islamiyyah).19 Negara Islam
merupakan model di dalam berbagai sifat dan berbagai bentuk negara di dunia,
adalah merupakan “modal” bagi umat Islam untuk menyumbangkan segala
kepandaian dan kesanggupan mereka dalam dunia politik. Baik secara teoritis
maupun praktis.
18
19
Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam, h. 125.
Ahmad Zainal Abidin, Konsepsi Politik dan Ideologi Islam, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2002), h. 71.
Mengenai wacana Negara Madinah, banyak para pakar yang memiliki
perbedaan dalam menanggapi hal tersebut. Salah satunya mengatakan bahwa
istilah negara tidak disebut di dalam al-Quran, dan Nabi Muhammad SAW tidak
memberikan contoh yang konkrit tentang keberadaan sebuah negara yang harus
ditegakkan oleh Islam. Pendapat lain mengatakan bahwa secara tidak langsung,
Nabi Muhammad SAW telah meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat
dan bernegara di Madinah. 20 Karena kehidupan Nabi Muhammad SAW di
Madinah telah memenuhi syarat sebuah negara, yaitu adanya rakyat, wilayah,
serta konstitusi.
Meskipun kedudukan Nabi SAW sebagai pemimpin negara bukan
merupakan bagian “tugas” dari kenabiannya, namun kedudukan tersebut dapat
dianggap sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan tugas kenabiannya.
Karena keberadaan negara merupakan salah satu unsur pokok untuk dapat
merialisasikan ajaran Islam dalam kehidupan peribadi maupun kehidupan
bermasyarakat.
Aktivitas-aktivitas Nabi Muhammad SAW di Madinah tidak hanya
sebatas menjalankan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, yaitu untuk menerima dan
menyampaikan wahyu yang diterimanya dari Allah SWT dan untuk disampaikan
kepada manusia. Namun lebih dari itu. Nabi Muhammad SAW juga telah
memberikan contoh teladan di dalam aktivitas keduniawian. Yaitu dengan jalan
20
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945 (Jakarta: UI
Press, 2000), h. 90.
membangun kebutuhan material dan spiritual masyarakat yang terdiri dari
beberapa etnis, penganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda di bawah
kepemimpinannya. Berdasarkan analisa di atas maka dapat diyakini bahwa Nabi
SAW merupakan pemimpin yang sukses dalam menerapkan prinsip keseimbangan antara kemaslahatan dunia dan kemaslahatan akhirat bagi umatnya.21
Di dalam menjalankan aktivitas bernegara. Nabi Muhammad SAW telah
dapat menerapkan prinsip musyawarah, prinsip kebebasan berpendapat, prinsip
persamaan bagi semua lapisan sosial, prinsip keadilah, kesejahteraan sosial,
prinsip persatuan dan persaudaraan, prinsip amar ma’ruf dan nahi mungkar,
prinsip ketaqwaan, prinsip menghormati orang lain dan prinsip-prinsip dasar
kehidupan bernegara lainnya.
Meskipun terdapat perbedaan mengenai wacana negara Madinah, namun
pada akhirnya sejarah pulalah yang dapat membuktikan bahwa setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW, para sahabat yang menjadi pemimpin Islam banyak yang
mengembangkan konsep bernegara ajaran Nabi Muhammad SAW. Dan ini
merupakan karakteristik terdiri dari Islam, yang mampu bersanding dengan
berbagai peradaban dan kebudayaan.
21
Akram Diya Al-Umari, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW, (Jakarta:
Media Dakwah, 1994), h. 61-64.
B. Kiprah Politik Wanita dalam Sejarah Islam
Allah SWT telah menciptakan perempuan agar ia melakukan aktivitas di
kehidupan umum, sebagaimana ia melakukan aktivitas di kehidupan khusus.
Maka Allah SWT telah mewajibkan atas perempuan untuk mengemban da’wah
dan menuntut ilmu tentang apa yang menjadi keharusan dari aktivitas-aktivitas
kehidupannya.
Allah SWT juga telah membolehkan seorang perempuan untuk melakukan
transaksi jual-beli. Kontrak kerja (ijārah), dan perwakilan (wakālah). Maka
perempuan boleh diangkat sebagai pegawai negara, perempuan juga boleh
menangani urusan peradilan (menjabat sebagai qādhī atau hakim) yaitu orang
yang
memutuskan
persengketaan
di
antara
anggota
masyarakat
dan
memberitahukan hukum syara’ yang bersifat mengikat kepada pihak-pihak yang
berdengketa. Telah diriwayatkan dari ‘Umar bin Khattāb ra. bahwa ia pernah
mengangkat asy-Syifā’–seroang perempuan dari kaumnya— untuk menangani
persengketaan di pasar yakni menjabat sebagai qādhī hisbah yang memutuskan
semua mukhālafāt yang terjadi.
Kemudian jika kita pelajari kiprah politik perempuan-perempuan di
sekitar Rasulullah saw, maka yang pertama kita dapati adalah khadijah istri
Rasulallah saw. Siapapun yang membaca sīrah (sejarah hidup) Nabi Muhammad
SAW, akan menemukan bagaimana peran perempuan di zaman perjuangan Nabi
SAW. Suara pertama yang memberikan dukungan perjuangan beliau keluar dari
mulut seorang perempuan yaitu Khadijah ra. Dia termasuk orang yang pertama
masuk Islam, dia juga perempuan pertama yang membenarkan dan memeluk
risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. 22
Khadijah lahir dari keluarga Bani Hasyim; dari kalangan keluarga yang
mulia, jujur, dan pemimpin. Dia besar di kalangan terhormat, terdidik dengan
akhlak yang terpuji, teguh dan cerdik. Kaumnya memberikan julukan baginya AlThāhirah, artinya “yang suci” karena sangat baik akhlaknya dan sopan santunnya,
seakan-akan tanpa cacat.23 Khadijah juga dikenal sebagai perempuan cerdas dan
piawai dalam bidang perdagangan, sukses dalam menjalankan roda-roda
usahanya, serta sanggup membiayai hampir seluruh dakwah Rasulullah saw.24
Sebagai istri, tak seorang pun yang mencela Khadijah, justru pujian yang datang
untuknya. Khadijah mendampingi Rasulullah saw hampir seperempat abad
lamanya. Hidupnya dilalui dengan penuh kesetiaan dan kebajikan. Sebagaimana
yang seharunys dilakukan oleh istri kepada suaminya, Khadijah mendampingi
Rasulullah dalam suka dan duka.25
Dalam
berbagai
kisah
diterangkan
mengenai
upaya
Khadijah
menenangkan Rasulullah saw ketika pertama kali menerima wahyu, yakni saat
22
http://risalaty.multiply.com/journal/item/53, diakses pada tanggal 13 Januari 2010,
pukul 20.13 WIB
23
Syed. A. A. Razwy, Khadijah Yang Agung (Jakarta: Hikmah, 2004), h.17.
24
Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada Shahābiyāt (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 180.
25
Ahmad Khalil Jam’ah, Wanita Yang Dijamin Masuk Syurga (Jakarta: Darul Falah,
2002), h. 16.
Nabi saw baru pertama kali melihat Jibril.26 Dari kisah tentang Khadijah ra. jelas
sekali bahwa apa yang dilakukannya kepada Muhammad saw bukanlah sekedar
perannya sebagai serorang istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Lebih dari
itu, Khadijah sesunguhnya telah menjalankan peran politiknya sebagai seorang
Muslimah yang dengan ketajaman dan kepekaan akalnya, ia mampu mencermati
secara mendalam masalah wahyu dan risalah yang sampai kepada Rasulullah
saw.27 Disamping itu, kepeduliannya yang tinggi tentang berbagai hal yang ada
disekitarnya menunjukkan tingkat kesadaran politik yang tinggi.
Peran serta pada shahābiyyah dalam hijrah-baik ke Habasyah maupun ke
Madinah-jelas merupakan manuver politik, sebagai tanda ketaatan mereka kepada
pimpinannya, yaitu Rasulullah saw. Di samping itu secara politik hijrah ke
Habasyah adalah upaya untuk menyelamatkan perjuangan, agar umat Islam yang
masih sedikit kala itu tidak diberangus oleh kekuatan kaum kafir Quraisy. Dan
Hijrah ke Habasyah ini bersifat temporal. Para shahābiyyah yang ikut serta dalam
hijrah ke Habasyah pun menghadapi kesulitan yang tidak sederhana. Fatimah
binti al-Mujallil, Ramlah binti Auf bin Dhubairah, Fukaihah binti Yasar, dan
Ummu Habibah binti Abu Sufyan ditinggal para suami mereka yang murtad dan
memeluk agama Nasrani.28 Sementara itu, Raithah binti al-Harist bersama anak-
26
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010,
pukul 20.13 WIB
27
28
Najmah Sa’idah, Revisi politik Perempuan Bercermin pada Shahābiyāt, h. 181.
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010,
pukul 20.13 WIB
anaknya Musa, Aisyah, dan Zainab meninggal dalam perjalanan kembali ke
Makkah karena mereka kehabisan air minum.
Asma’ binti Abu Bakar dalam fase hijrah ke Madinah ini menjadi tokoh
yang dicatat sejarah dengan tinta emas. Asma’ masuk Islam saat di Makkah
setelah tujuh belas orang sebelumnya susah menyatakan keislamannya.29 Banyak
keutamaan yang dimilikinya, ayahnya, Abu Bakar al-Shiddiq, adalah sahabat
karib yang paling utama bagi Rasulullah semasa beliau hidup, dan khalifah
pertama sesudah beliau wafat. Asma’ merupakan istri Zubair bin Awwam, salah
satu sahabat terdekat Rasulullah saw dan masuk diantara 10 orang sahabat yang
dijamin masuk surga. Serta putranya yang terkenal yaitu Abdullah bin Zubair.
Asma’ binti Abu Bakar diberi julukan oleh Rasulullah saw sebagai Dzatun
Nithāqayn (wanita yang memiliki dua ikat pinggang). Hal ini terkait dengan
peristiwa ketika tepat dihari Rasulullah saw hendak berangkat hijrah ke Madinah,
Asma’ menyediakan makanan dan minuman untuk perbekalan beliau dan
ayahnya, Abu Bakar. Ketika dia hendak mengikat karung makanan dan qirbah
(tempat air minum), dia tidak mendapat tali sehingga dia segera melepas kain ikat
pinggangnya dan menyobeknya menjadi dua bagian. Karena itulah Rasulullah
saw mendoakannya, semoga Allah mengganti ikat pinggang Asma’ dengan dua
ikat pinggang yang lebih baik dan indah di surga.
Berkaitan dengan peristiwa hijrah ini, ada berbagai hal yang bisa
diteladani yang menggambarkan bagaimana kekuatan berpikir dan berstrategi
29
Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan (Solo: Pustaka Mantiq, 1993), h. 58.
yang dimiliki oleh seorang Muslimah, tentu saja ini berkaitan dengan aktivias
politiknya yang dihasilkan dari kecemerlangan akal yang dimilikinya, bukan
sekedar aktivitasnya mengantarkan makanan saja. Karena Asma’ mengirimkan
makanan untuk dua orang yang berperan penting bagi umat Islam, Rasulullah dan
ayahnya, Abu Bakar, agar keduanya dapat menajalankan misi hijrah dan
penyebarluasan dakwah dengan lancar, hingga tegaknya Daulah Islamiyah di
Madinah.
Contoh lainnya dalam perjalanan hidup para shahābiyyah kita mengenal
Ummu Sulaim binti Milhan, ia adalah seorang perempuan dari golongan anshar
yang memiliki ilmu, pemahaman, keberanian, kemurahan hati, kebersihan dan
keikhlasan bagi Allah SWT dan Rasul-Nya. Dialah perempuan yang melindungi
Nabi di medan perang dan telah banyak hafal hadis Nabi saw.30 Ia adalah ibu dari
seorang sahabat yang mulia, Anas bin Malik. Ada sebuah ungkapan, “Ummu
Sulaim adalah perempuan yang tunduk pada keputusan orang yang dicintainya,
yang biasa membawa tombak dalam peperangan.”
Pada zaman jahiliah, Ummu Sulaim menikah dengan Malik bin Nadhar
dan dikarunia seorang anak laki-laki bernama Anas bin Malik (yang kelak juga
menjadi sahabat yang utama). Ia masuk Islam dan bersama kaumnya ikut
membai’at Nabi pada saat suaminya bepergian. Kemudian dia ajarkan dua kalimat
syahadat kepada putranya Anas yang saat itu masih kecil. Pada waktu suaminya
30
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010,
pukul 20.13 WIB
kembali, ia perkenalkan Islam kepada suaminya tersebut, namun suaminya tidak
menerima bahkan marah kepadanya. Setelah suaminya wafat, ia hendak dilamar
oleh Abu Thalhah yang masih musyrik, lalu Ummu Sulaim menolak lamaran
tersebut karena dia seorang Muslimah sedangkan Abu Thalhah adalah seorang
yang masih menyembah berhala. Menyadari hal tersebut akhirnya Abu Thalhah
memutuskan untuk masuk Islam dan menjadikan keislamnnya itu sebagai mahar
untuk meminang Ummu Sulaim.31
Pada saat perang uhud, ketika kaum Quraisy menuntut balas atas
kekalahannya dalam perang Badar, Ummu Sulaim dan Aisyah binti Abu Bakar
membawa gerabah air untuk minum pasukan Islam. Setelah mereka selesai
menunaikan tugasnya membawa, dan mengantar minuman kepada pasukan yang
haus, mereka kemudian mengobati para pejuang yang terluka.32 Pertempuran
yang terjadi melawan kekuatan musuh-musuh Islam jelas merupakan tindakan
politik, sebab menyangkut upaya mempertahankan daulah Islamiyah.
Diantara aktifitas politik lainnya yang pernah dilakukan oleh shahābiyyah
adalah ikut sertanya mereka dalam baiat kepada Rasulullah saw. Sebelum hijrah
ke Madinah, Rasulullah mengadakan tiga kali pertemuan dengan kaum Anshar
pada musim haji yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada pertemuan
kedua (musim haji tahun ke 12 dari nubuwah) mereka berbaiat kepada Rasulullah
31
32
Abdul Badi’ Shaqr, Wanita-Wanita Pilihan, h. 125-126.
Abdul Aziz, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah (Jakarta; Lembaga Studi Islam,
2004), h. 4-5.
saw. Dan ini disebut Baiat Aqabah pertama. Pada pertemuan ketiga (musim haji
tahun ke 13, 622 M), mereka datang dengan jumlah yang lebih banyak lagi yaitu
73 orang laki-laki dan dua orang perempuan.33 Baiat ini disebut sebagai Baiat
Aqabah kedua atau lazim disebut Baiah Al-Nisā’ dalam beberapa sīrah karena
keterlibatan perempuan di dalamnya.
Ka’ab bin Malik berkata, “ Malam itu kami tidur bersama kaum kami di
kemah kami. Setelah sepertiga malam sudah berlalu, kami keluar dari kemah
seperti janji yang sudah kami sepakati dengan Rasulullah saw. Kami mengendapendap untuk dapat berkumpul di sebuah celah di bukit Aqabah. Ada dua orang
perempuan yang ikut serta, yaitu Nusaibah binti Ka’ab bin Amr bin Mazin
(Ummu Amarah). Dia datang pada malam Aqabah dan juga berbaiat kepada
Rasulullah saw. Dia pulang dan mengajak pada perempuan di Madinah untuk
masuk Islam. Yang kedua adalah Asma’ binti Amr, salah seorang perempuan bani
Salamah (Ummu Mani).”
Dari kisah keteladanan orang-orang terdahulu, ada hal penting yang dapat
kita ambil dari mereka, yaitu kemampuan mereka mensinergikan keseluruhan
peran dan fungsi yang telah Allah bebankan atas mereka, baik sebagai seorang
hamba Allah, sebagai istri dan ibu, maupun sebagai anggota masyarakat. Dari sini
33
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari 2010,
pukul 20.13 WIB
diperlukan adanya kesadaran akan hak-hak politik bagi kaum perempuan serta
aktifitas yang perlu dijalankannya dalam koridor syariat.
C. Kedudukan dan Hak-hak Wanita dalam Islam
Sebelum kedatangan Islam pada abad ke-7, kedudukan wanita dalam
pandangan manusia sangat rendah. Wanita dianggap seperti benda atau harta yang
dapat diperjualkan dan dijadikan alat untuk memuaskan nafsu laki-laki. Mereka
diperlakukan seperti ‘setengah’ manusia.
Agama Yahudi kuno mengatakan penyebab semua dosa adalah wanita,
karena wanitalah yang mengeluarkan Adam dari syurga. Yang lebih aneh lagi
adalah doktrin Kristen di abab pertengahan, ada satu konsili di Roma yang
mempermasalahkan apakah wanita itu manusia atau bukan. Bahkan konsili lain
yang lebih baru mengatakan bahwa wanita itu manusia tetapi tidak berhak untuk
masuk ke syurga.34
Masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam juga tidak kurang
pandangannya yang negetif terhadap wanita. Bahkan yang paling ekstrim dari
mereka ialah pada waktu istrinya mendekati saat-saat bersalin mereka
menyediakan lubang kubur, begitu anaknya lahir wanita langsung dikuburkan.
Itulah yang disinggung oleh Al-Qur’an dalam surat an-Nahl ayat 58 yang berarti,
34
Ali Yafie, Wanita dalam Pandangan Islam: Tuntunan Islam tentang Kemitrasejajaran
Pria dan Wanita, (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999), Cet. Ke-2, h. 32.
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan hitamlah (merah padam) wajah mereka dan dia sangat marah.”35
Akan tetapi setelah agama Islam muncul, dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dan hukum Allah SWT berjalan dalam masyarakat dan negara, barulah
nasib wanita berubah. Mereka tidak lagi dipandang sebagai benda, tetapi telah
mendapat kedudukan yang terhormat dalam masyarakat, menpunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan golongan laki-laki.36 Wanita dan laki-laki itu sama
kedudukannya di sisi Allah SWT, Cuma yang paling mulia dan terhormat di
antara mereka adalah yang paling bertakwa kepada-Nya. Begitu juga dalam soal
amal, ibadah dan kerja, mereka akan mendapat balasan dan ganjaran yang sama
dan setara di sisi Allah Yang Maha Adil.
Di dalam ajaran Islam tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan wanita,
tetapi wanita itu dipandang sebagai mitra sejajar laki-laki yang hormonis. Tidak
ada perbedaan kedudukan laki-laki dan wanita, baik sebagai individu/ hamba
Allah, sebagai anggota keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat. Begitu
pula halnya dalam hak dan kewajiban. Kalaupun ada perbedaan, itu hanyalah
karena akibat fungsi dan tugas utama yang dibebankan kepada masing-masing
jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu
memiliki kelebihan atas yang lain, di mana fungsi dan tugas utama mereka itu
35
36
Ibid.
H,A. Fuad Said, Ketatanegaraan Menurut Syariat Islam (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa Dan Pustaka, 2002), Cet. Pertama, h. 73.
sama-sama penting dan semua dibutuhkan, karena saling menyempurnakan serta
bantu membantu dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. 37
Sesungguhnya standar kemuliaan dan ketinggian yang dicapai oleh wanita
adalah sejauh mana ia menikmati kedudukan dan hak-hak yang dapat
menjaganya, memuliakannya, melindunginya, dan menghargainya. Islam telah
memberikan hak-hak kepada wanita yang secara umum sebagai berikut:
1. Hak-hak Kemanusiaan
Hak-hak yang berkait dengan kemanusiaan:
a.
Hak yang hidup;
b. Persamaan antara laki-laki dan wanita dalam mendapatkan balasan, baik
di dunia maupun di akhirat;
c. Hak dalam mengemukakan pendapat dan musyawarah.
2. Hak Ekonomi
Syari’at Islam telah memberikan karunia kepada wanita yang
terbimbang dengan memberikan hak-hak kepemilikannya secara utuh. Islam
telah memberikan kepada wanita kebebasan penuh untuk mengelola dan
mengatur urusannya, baik yang berkait dengan harta, kepemilikan,
pardagangan atau lainnya. Termasuk dalam kategori ini adalah kebebasan
penuh untuk menggunakan maharnya, bila ia telah bersuami. Ia juga
37
Huzaemah Tahido, Hak dan Kewajiban Pria dan Wanita: Tuntunan Islam tentang
Kemitrasejajaran Pria dan Wanita (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1999), Cet. Ke-2, h. 77.
mempunyai wewenang untuk melakukan akad jual beli, persewaan, serikat,
pegadaian, dan lain sebagainya Allah SWT berfirman,
3. Hak-hak Sosial
a. Hak-hak Sosial yang Terkait dengan Mental;
b. Hak-hak Sosial yang Terkait dengan Harta.
1) Hak mendapatkan nafkah, sebagaimana firman Allah SWT,
2) Hak untuk menyusui anak dan mendapatkan nafkah atas hal tersebut.
D. Hak Politik Wanita dalam Islam
Islam mengakui pentingnya peran wanita dalam kehidupan masyarakat
dan dampaknya pada kehidupan politik. Oleh karena itu, kaum wanita telah
diberikan hak-hak politik yang mencerminkan status mereka yang bermartabat,
terhormat dan mulia dalam Islam.38 Sebagaimana dari hak-hak tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Hak Partisipasi dalam Memilih Pemimpin (Bai’at)
Secara bahasa, kata baiat berarti mubaaya’ah atau melakukan janji
setia dan ketaatan. Ibnu Manzhur mengatakan, “Bai’at adalah ungkapan yang
menggambarkan tentang transaksi dan perjanjian, seakan masing-masing dari
kedua belah pihak menjual apa yang dimilikinya, memberikan ketulusan hati,
ketaatan, dan urusan peribadinya.” Secara terminologi, Ibnu Khaldun
38
Fatimah Umar Nasir, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam (Jakarta: CV.
Cendekla Sentra Muslim,2003), Cet. Pertama, h. 167.
mengatakan, “Bai’at merupakan kontrak dan perjanjian untuk taat. Misalnya,
seorang yang menyampaikan sumpah setia, membuat perjanjian dengan
amirnya, kurang lebih dengan menyatakan bahwa dia akan menyerahkan
pengawasan atas urusannya sendiri dan kaum Muslimin kepadanya dan bahwa
dia tidak akan menandingi kekuasaannya dan bahwa dia akan mentaatinya
dengan melaksanakan semua tugas yang dibebankan kepadanya, baik dia
senangi maupun tidak.”39
Terdapat beberapa jenis bai’at, di antaranya adalah bai’at untuk Islam,
bai’at untuk memberikan pertolongan dan perlindungan, bai’at untuk jihad,
bai’at untuk hijrah, bai’at untuk patuh dan taat, dan bai’at wanita untuk
pemimpin negara.
Abdul Majid az-Zindani dalam bukunya Hak-hak Politik Wanita
dalam Islam menukilkan sebuah hadis yang berbunyi, “Selama sepuluh tahun
Rasulullah mendakwahi orang-orang di rumah-rumah mereka, di musimmusim haji di Mina dan sebagainya. Beliau mengatakan, “Siapa yang
memberiku tempat berlindung, siapa yang mau menolongku sehingga aku
dapat menyampaikan rislah Tuhanku dan ia mendapat surge.” Demikianlah,
hingga Allah mengirimkan kami kepadanya diri Yastrib lalu kami pun
membenarkannya lalu ia menyebut hadis itu, hingga ia mengatakan, “Maka,
berangkatlah tujuh puluh tiga orang laki-laki dan dua wanita. Kami janjikan
39
Ibnu Khaldun, Muqaddimah. Penerjemah Ahmadia Thoha, Muqaddimah (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2005), Cet. Ke-5, h. 258.
kepadanya untuk melakukan bai’at Aqabah. Kami tanyakan kepada Beliau,
“Untuk apa kami membai’atmu?” Beliau menjawab, “Untuk patuh dan taat
dalam keadaan giat maupun malas, untuk berinfak dalam keadaan susah
maupun lapang, untuk memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang
munkar, serta menolongku jika aku nanti dating kalian di Yasrib, sehingga
kalian melindungiku dari hal-hal yang kalian melindungi dari kalian, istriistri, dan anak-anak kalian sendiri, untuk itu kalian mendapatkan surga.”40
Ini adalah bai’at yang diikuti oleh wanita sesuai dengan kemampuan
mereka. Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi SAW menerima bai’at kaum
wanita. Sebenarnya posisi penting yang diduduki kaum wanita dalam Islam
terwujud dalam bai’at dan penegasan atas kelayakannya.
2. Hak Musyawarah dan Mengemukakan Pendapat
Wanita berhak untuk mengemukakan pendapatnya dan member
pertimbangan
kepada pemimpin negara berkenaan dengan berbagai
problematika umum umat. Hal ini telah ditunjukkan oleh keumuman firman
Allah SWT, yang berbunyi sebagai berikut:
*+
,-
'() 456
/)7
,
2☺
(٣٨ :٤٢/ ‫)ارى‬
40

!"#!$%&
.
/1
… 89:;/<
Abdul Majid Az-Zindani, Hak-hak Politik Wanita dalam Islam (Jakarta: al-I’tishom
Cahaya Umat, 2003), Cet. Pertama, h. 152-153.
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki
yang Kami berikan kepada mereka”…(Q.S: Asy-Syura 42: 38)
Tidak ada hal yang mengkhususkan ayat ini untuk laki-laki tanpa
melibatkan wanita. Ketika peristiwa Hudaibiyah, Rasulullah SAW mendapat
saran dari Ummu Salamah yakni ketika para sahabat r.a tidak mau mencukur
dan menyembelih budnah (binatan kurban) mereka. Rasulullah SAW masuk
ke tanda menemui Ummu Salamah lalu menceritakan tanggapan para
sahabatnya. Ummu Salamah berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah baginda
menghendaki itu? Keluarlah dan tidak usah bicara dengan seorang pun di
antara mereka hingga baginda menyembelih badnah (hewan peliharaan). Lalu
panggillah tukang cukur yang akan mencukur rambut baginda.”41
Di antara haknya, hak seorang wanita adalah menulis di media massa,
mengirim surat kepada para pejabat, dan berbagai media lainnya yang dapat
digunakan untuk mengemukakan pendapat dan pikiran.
3. Hak Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar (Pengawasan dan Evaluasi)
Hal ini ditunjukkan oleh nash, sebagaimana terdapat dalam firmanNya, yang berbunyi sebagai berikut:
DEFG?C
8JK4LMNO
41
@ABC
>?
/-=
HBBI$
Asma’ Muhammad Ziyadah, Peran Politik Wanita Dalam Sejarah Islam (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2001), Cet. Pertama, h. 157.
TU RS5IO
P'☺)Q
* XQ 8/'O
G⌧W/4☺)
(١١٠: ٣ /‫… ) ال ان‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk menusia,
menyuruh kepda yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman
kepada Allah”… (Q.S: Ali ‘Imran 3: 110)
Dan firman-Nya, yang berbunyi sebagai berikut:
8/4☺)
459Y'
9E6"I4☺)
RSJK4LMN< # [\' J-
Z
TU 85/<
P'☺)Q
( ٧١:٩ /‫ …) ا‬G*/4☺)
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf mencegah dari yang munkar”… (Q.S:
At-Taubah 9: 71)
Nash-nash ini bersifat umum bagi laki-laki dan wanita. Bahkan
mengandung aspek politik dalam pengawasan terhadap pemerintah, evaluasi,
dan meminta pertanggungjawabannya. Lihatlah hal semacam ini dalam kisah
Umar dengan seorang wanita yang mendebatnya berkenaan dengan mahar.
Ibnu katsir telah meriwayatkan kisah ini dan menganggap pensanadanya baik.
4. Hak Menuntut Penguasa Jika Zalim
Hak ini adalah hak konstitusional yang telah dijamin oleh syari’at bagi
laki-laki maupun wanita. Hal tersebut secara umum tersurat dalam firmanNya,
_I
- AR]N^6<
'`a '`a
KLef
d[NC b4c
dQ
i-jD+6
/O
8QhM
g-*/
X
d![Q:
!ZM
-k⌧X
8/'O i-jI-= 8Q: mb4c
# GP?e n
`)
XQ
v⌧<MNO 4UstDu >? opq
( ٩:٤ /‫)اء‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”(Q.S:Ar-Nissa’4:59)
Kembali kepada Allah dan Rasul, yaitu mengembalikan perkara yang
diperselisihkan itu kepda hukum Allah dan hukum Rasul-Nya SAW.
5. Hak Untuk Ikut Berjihad
Dalam keadaan negara aman jihad merupakan fardhu kifayah yang
hanya diwajibkan ke atas laki-laki yang tertentu saja. Kaum wanita tidak
diwajibkan melibatkan diri dalam perjuangan ini. Walau bagaimana pun
Rasulullah SAW tidak pernah melarang mereka daripada turut serta dalam
kerja-kerja bantuan seperti merawat tentara yang cedera serta keperluan lain.
Tetapi, ketika musuh menyerang sebuah negeri muslim, maka seluruh
penduduk negeri tersebut harus pergi berperang melawan musuh. Dalam
situasi seperti ini, haram bagi siapa pun untuk menolak berperang.
Mengomentari hal ini, Syeikh Mahmud Syalthuth berkata: “Ketika
orang-orang kafir menyerang negeri muslim, maka setiap muslim harus
memerangi dan memukul mundur mereka. Dalam situasi ini, maka boleh
wanita berperang tanpa seizin suaminya, anak tanpa izin ayahnya, dan budak
tanpa seizing majikannya.”
Dalam situasi-situasi seperti ini, di mana jiwa dan harta manusia
terancam, Islam mengajak laki-laki dan wanita untuk bekerjasama
memperbaiki perdamaian dan keharmonisan. 42
Sayyid Quthub menulis: “Allah SWT tidak menjadikan jihad sebagai
suatu kewajiban bagi wanita. Pada saat yang sama, Allah SWT tidak melarang
mereka untuk ikut serta dalam jihad dan terjun dalam beberapa pertempuran
pada masa Nabi SAW. Namun, kejadian seperti itu jarang dan merupakan
kekecualian karena Allah SWT tidak mewajibkan jihad bagi wanita
sebagaimana diwajibkan kepada laki-laki.”43
42
Mahmud Syalthuth, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah (Jeddah, Dar al-Syuruq, 1970), Cet.
Ke-2, h. 228.
6. Hak Untuk Memberikan Perlindungan
Dalam islam, wanita dan juga laki-laki berhak untuk menawarkan
perlindungan dan keamanan kepada siapa pun, sekalipun kepada seorang
musyrik atau musuh perang.
Suaka dapat diberikan oleh seorang laki-laki atau seorang wanita,
muslim merdeka atau budak. Suaka tersebut dengan segera dan secara
otomatis sah tetapi harus dibuat resmi melalui persetujuan penguasa atau
komandan pasukan.44
Islam telah memberikan kepada wanita hak untuk memberikan suaka
dan perlindungan kepada musuhnya. Ummu Hani, anak perempuan Abu
Thalib meriwayatkan dalam sebuah hadis shahih, “Aku mendatangi
Rasulullah SAW pada hari penaklukan Mekah dan berkata, ‘Ya Rasululla!
Kakak laki-lakiku Ali telah menyatakan bahwa dia akan membunuh seorang
laki-laki yang telah aku beri perlindungan. Laki-laki itu adalah si anu bin
Hubaira.’ Rasululla SAW berkata, ‘Ya Ummi Hani! Kami akan memberikan
suaka kepada orang yang telah kamu beri perlindungan.”45
7. Wanita dan Jabatan Penguasa
43
Sayyid Quthub, Fi Dzilalil Al-Qur’an (Beirut: Dar al-Syuruq, 1978), Cet. Ke-2, h.
44
Sayyid Sabiq, Fiqih as-Sunnah (al-Qaherah: Dar al-Rayyan Turats, 1991), Jilid 2, h.
644.
694.
45
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari (Beirut: al-Maktab
al-Islam, Dar al-Soader, t.t.), Jilid 6, h. 195.
Menduduki jabatan penguasa (kepala pemerintahan) dalam Islam
berarti memikul tanggungjawab agama dan juga negara. Hal ini berlaku bagi
kepala negara, gubernur, komandan pasukan dan lain-lain. Berdasarkan
prinsip “pembagian tugas dan tanggungjawab,” jabatan penguasa seperti itu
hanya dapat dipikul oleh laki-laki.
Meskipun demikian, perempuan dapat menduduki jabatan eksekutif
yang tidak begitu berat yang tidak bertentangan dengan peran alamiah dan
utama mereka sebagai ibu dan istri. Umar RA Khalifah kedua, menunjuk AsySyafa’ binti Abdullah al-Adawiyyah sebagai pengelola pasar. Umar Ra mau
mendengarkan sarannya. Umar menjaganya dan kadang-kadang menyerahkan
sebagian urusan pasar kepadanya. Hal ini telah diriwayatkan oleh dua cucu
laki-laki Asy-Syafa’, Abu Bakar dan Usman, anak Ibn Abi Hutsmah.46 Umar
RA menyerahkan tanggungjawab seperti itu kepadanya karena dia pandai
menulis, mempunyai pengetahuan yang luas dan seorang wanita yang
shalihah.
Dengan demikian Islam telah mengangkat martabat dan kehormatan
wanita dengan memberikan dan menetapkan hak-hak dan kewajibankewajiban mereka dalam berbagai aspek dunia bangsa mereka.
46
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari, Jilid 4, h. 341.
BAB III
KONDISI SOSIAL POLITIK DI KELANTAN
A. Sejarah Berdirinya Negara Bagian Kelantan
Nama "Kelantan" dikatakan pencemaran daripada perkataan "gelam
hutam", iaitu nama Melayu bagi pokok Melaleuca leucadendron. Ada juga yang
mengatakan bahawa namanya datang daripada perkataan "kilatan" atau "kolam
tanah".
Sejarah awal Kelantan tidak begitu jelas, tetapi temuan arkeologi
mempertunjukkan kesan petempatan manusia di zaman prasejarah. Kelantan awal
mempunyai perhubungan dengan Empayar Funan, Empayar Khmer, Srivijaya dan
Siam. Kira-kira 1411, Raja Kumar, raja Kelantan, membebaskan negeri itu dari
Siam. Beliau memakai gelaran Sultan Iskandar Shah apabila memeluk Islam.
Kelantan kemudian menjadi sebuah pusat perdagangan yang penting pad akhir
abad ke-15.
Pada 1499, Kelantan menjadi negeri vasal Kesultanan Melaka. Dengan
kejatuhan Melaka pada 1511, Kelantan dibahagikan dan diperintah oleh ketuaketua kecil. Dengan ancaman oleh Siam pada 1603, kebanyakan ketua kecil
Kelantan menjadi anak buah Patani. Kira-kira 1760, seorang ketua kecil Kubang
Labu di Kelantan berjaya dalam penyatuan wilayah Kelantan sekarang. Tidak
lama kemudian, pada 1764, Long Yunos merampas takhta kerajaan dan
mengisytiharkan diri sebagai Raja Kelantan. Walaubagaimanapun, dengan
kemangkatannya, Kelantan dipengaruhi oleh Terengganu.
Pada 1800, Raja Muhammad mengisytiharkan diri sebagai sultan pertama
Kelantan. Pada 1812, baginda melepaskan diri daripada pengaruh Terengganu dan
menjadi negera ufti Siam yang berasingan. Pada 1820-an, Kelantan merupakan
salah satu daripada negeri yang terbanyak penduduk serta termakmur di
Semenanjung Melayu kerana berjaya mengelakkan perang dan pertikaian yang
menimpa negeri-negeri di selatan dan barat. Siam terus memainkan peranan yang
mustahak di Kelantan pada seluruh abad ke-19.
Di bawah syarat Perjanjian British-Siam pada 1909, Siam menyerahkan
tuntutan Kelantan, Terengganu, Kedah dan Perlis kepada Britain, dan Kelantan
menjadi salah satu daripada Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu di bawah
Residen British.
Kelantan merupakan tempat pertama di Malaysia yang ditakluk oleh
Jepang yang menyerangnya pada 8 Desember 1941. Semasa pendudukan Jepang,
Kelantan sekali lagi dikawal oleh Siam, tetapi selepas kekalahan Jepang pada
Agustus 1945, Kelantan memulih kepada pemerintahan British.47
47
http://kalam82.tripod.com/id2.html, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.46
WIB
Kelantan menjadi bagian dari Federasi Malaya pada tanggal 1 Februari
1948 dan bersama-sama dengan negara-negara lain mencapai kemerdekaan pada
31 Agustus 1957. Pada 16 September 1963, Kelantan menjadi salah satu
komponen negara Malaysia.48
B. Kondisi Geografis Negara Bagian Kelantan
Kelantan Darul Naim atau lazim disebut dengan Kelantan merupakan
sebuah negara bagian di antara 14 buah negara bagian lainnya di Malaysia yang
kaya dengan hasil bumi. Luas wilayahnya kurang lebih 14,922 KM², terletak di
Timur Laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan dan
berbatasan dengan Thailand. Kelantan merupakan sebuah negara bagian agraria
(pertanian) yang mempunyai banyak lahan tanaman padi dan perkampungan
nelayan.
Negara bagian ini terdiri dari 10 jajahan (kabupaten) yaitu, Kota Bharu,
Pasir Mas, Tumpat, Pasir Puteh, Bachok, Kuala Krai, Machang, Tanah Merah,
Jeli dan Gua Musang. Bandar utama di Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu
negeri), Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan
Chepa.49 Pada kabupaten inilah terdapat daerah-daerah atau kampung-kampung
sebagai unit terkecil dari sebuah provinsi atau negeri.
48
http://en.wikipedia.org/wiki/Kelantan, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul 10.57
WIB
49
http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari 2010
pukul 15.00 WIB
Negeri Kelantan menikmati iklim tropis yang baik, di mana hampir setiap
tahun hujan turun dengan berselang-seling berdasarkan bulan-bulan tertentu pada
setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan berlangsung selama beberapa hari
atau beberapa bulan yaitu pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu
setiap hari di perkirakan dari 21° C hingga 32° C.50
C. Komposisi Penduduk Negara Bagian Kelantan
Sama seperti Negara-negara Bagian yang lain di Malaysia, Kelantan juga
tidak terlepas dari konteks masyarakat majmuk. Berdasarkan perangkaan 2003,
jumlah pendukduk Negara Bagian Kelantan berjumlah 1.484 juta orang. Dari
jumlah tersebut seramai 1.337 juta atau 94 persen adalah penduduk berbangsa
Melayu atau beragama Islam. Nom muslim merupakan 5.9 persen dari penduduk
di Negara Bagian Kelantan. Mereka terdiri daripada 4.6 persen orang Cina, 0.5
persen orang India dan lain-lain termasuk orang Siam dan Asli sebanyak 0.8
persen.51
Dari segi pekerjaan kebanyakan orang Cina menguasai perniagaan di
Negara Bagian Kelantan, sedangkan orang India sebagian besarnya menjadi
karyawan di lahan-lahan karet dan kelapa sawit dan penduduk Asli tinggal di
50
http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12 Januari 2010
pukul 20.00 WIB
51
Dinsman, Sepuluh Tahun Membangun Bersama Islam Kelantan dibawah Kepemimpinan
Ulama (Kota Bharu: Pusat Kajian Strategit,2000), h. 89.
kawasan pendalaman yang jauh dari kota. Mereka tinggal dalam kelompok yang
kecil dan terpencil dari kaum yang lain.
D. Peta Politik di Negara Bagian Kelantan
Berdasarkan sensus tahun 2005, jumlah penduduk Kelantan berjumlah
1.373.173 jiwa, yang terdiri dari Gua Musang (80.167), Kuala Krai (97.836), Jeli
(38.185), Tanah Merah (108.228), Pasir Mas (172.692), Machang (82.653), Pasir
Puteh (111.001), Kota Bharu (425.294), Bachok (116.128), Tumpat (140.989).
Bangsa Melayu merupakan penduduk mayoritas di Kelantan (95%), sementara
sebagian yang lain terdiri dari keturunan China (3,8%), keturunan India (0,3%),
dan lain-lain (0,9%). Komposisi penganut agama di Kelantan adalah Islam
(95%), Buddha (4,4%), Kristen (0,2%), Hindu (0,2%), dan penganut agama
lainnya (0,2%).52
Dari segi budaya, masyarakat Kelantan kuat berpegang teguh kepada
agama, mempunyai sikap lemah lembut, ramah, suka menolong, giat bekerja,
tegas dan kuat. Sehingga, masyarakat Kelantan dikenali sebagai rakyat yang suka
berniaga dan berdikari.53 Sedangkan perekonomian Kelantan bergantung pada
hasil pertanian padi, karet dan tembakau. Kegiatan menangkap ikan (nelayan) di
persisir pantai sepanjang 96 KM merupakan aktivitas ekonomi yang penting.
52
http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanankelantan diakses pada tanggal 30 Desember 2009 pukul 15.00 WIB
53
Harun Taib, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam (Kuala Lumpur: Dewan
Ulama’ PAS Pusat, 2000), Cet. Pertama, h. 55.
Industri-industri kecil yang masih menggunakan keterampilan tradisional dalam
menghasilkan kerajinan tangan seperti batik, ukiran kayu dan tenunan songket
juga agak meluas. Selain itu, kegiatan industri kayu juga masih aktif karena hutan
di Kelantan masih luas. Beberapa tahun kebelakangan ini, jumlah wisatawan
(pariwisata) meningkat, terutamanya ke pantai-pantai yang terkenal yang
memiliki keindahan panorama alam antara lain seperti Pantai Cahaya Bulan,
Pantai Irama, Pantai Bisikan Bayu dan Pantai Seri Tujuh, juga Pasar Besar Siti
Khadijah di pusat bandar Kota Bharu masih merupakan yang paling menarik.
Kebanyakan pedagang di sini adalah wanita dengan suasana perniagaan bagus.54
Sejarah politik Kesultanan Kelantan dikenal memiliki hubungan yang baik
dengan Kesultanan Patani, karena secara geografis, letak kedua kesultanan ini
sangat berdekatan. Kelantan memiliki kebudayaan yang unik dan menarik yang
merupakan bentuk asimilasi antara budaya Melayu, Islam, dan Siam. Di antara
sebagian kebudayaan tersebut adalah berupa permainan rakyat, seperti Dikir
Barat, Wayang Kulit, Main Puteri, Mak Yong, dan sebagainya. Mak Yong
dipengaruhi budaya Siam, Dikir Barat memiliki unsur-unsur keislaman, dan Main
Puteri berasal dari budaya Hindu-Siam. Di samping itu, Kelantan mempunyai
makanan tradisional yang khas dan berbeda dari negeri-negeri Melayu lainnya,
seperti makanan Budu, dodol dan nasi kerabu.55
54
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 30 Desember 2009
pukul 20.00 WIB
Di lihat dari sejarah Kelantan, berikut ini adalah daftar silsilah sultansultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Kelantan:
Raja Ku Umar (1411-1418 M), Sultan Iskandar (1418-1465 M), Sultan
Mansur Syah (1465-1526 M), Sultan Gombak (1526-1584 M), Sultan Ahmad
(1584-1588 M), Sultan Hussin (1588-1610 M), Cik Wan Kembang (1610-1663
M), Raja Loyor (1649-1675 M), Raja Umar (1675-1719 M), Long Besar atau
Long Bahar (1719-1733 M), Long Sulaiman (1733-1756 M), Long Pendak (17561758 M), Long Muhammad (1758-1762 M), Long Gaffar (1762-1775 M), Long
Yunus (1775-1794 M), Sultan Muhammad (1794-1839 M), Sultan Muhammad II
atau Sultan Mulut Merah (1839-1886 M), Sultan Muhammad III (1886-1900 M),
Sultan Muhammad IV atau Long Senik bin Long Kundur (1900-1920 M), Sultan
Ismail (1920-1944 M), Sultan Ibrahim (1944-1960 M), Sultan Yahya Petra (19601979 M), Sultan Ismail Petra (1979 M-sekarang)56
Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1465-1526 M), Kelantan
mencapai masa kejayaannya. Ketika itu, Kelantan dikenal dengan hasil
perekonomiannya. Nama Kelantan rupanya terdengar hingga ke Melaka (yang
ketika itu dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah). Pada tahun 1477 M, Sultan
Mahmud Syah memerintah bala tentaranya untuk menyerang Kelantan. Sultan
Mansur Syah mempunyai tiga orang anak, yaitu Raja Gombak, Unang Kening,
55
http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=kesultanan-
56
Ibid.
kelantan
dan Cubak. Sultan Mahmud Syah pada perkembangan selanjutnya ternyata justru
menikahi putri Sultan Mansur Syah, Unang Kening. Sultan Mahmud Syah dan
Unang Kening dikaruniai tiga orang anak, yaitu Raja Mah (putri), Raja Muzaffar
(putra), dan Raja Dewi (putri). Raja Muzaffar yang lahir pada tahun 1505 M
kemudian diketahui menjadi Sultan Perak I dengan gelar Sultan Muzaffar Syah
(1528-1540 M). Setelah Sultan Mansur Syah mangkat pada tahun 1526 M, Raja
Gombak menggantikan posisi ayahnya sebagai Sultan Kelantan ke-IV dengan
gelar Sultan Gombak (1526-1584 M).57
Kedatangan Islam di Negeri Kelantan diperkirakan sebelum tahun 577
H/1181 M, karena dalam tahun tersebut ternyata sudah ada kerajaan Islam
sebagaimana terbukti pada uang Dinar yang dijumpai di bekas peninggalan Kota
Istana Kubang Labu pada tahun 1914 M.58 Ibnu Batuta telah singgah di “Kilu
Kerai” dalam pelayaranya dari India ke China. Menurutnya, dia pernah menemui
Raja perempuan yang beragama Islam memerintah Kelantan bernama Urduja.59
Pada tahun 1411 M, Kelantan diperintah oleh Maharaja Ku Umar (Engku Umar)
dan pada tahun 1421 M Cheng Ho pernah tiba di Kelantan untuk membuat
persahabatan antara Kelantan dengan negara China. Kelantan menjadi sebuah
kerajaan yang kuat dan terkenal pada masa pemerintahan Sultan Mansor Shah
57
Ibid.
58
Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, (Kota Bharu:
Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970), h. 7.
59
Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia: Masalah
dan Penyelesaiannya (Kuala Terengganu: Pustaka Damai, 1986), Cet. Pertama, h. 6.
sekitar pada tahun 1506 M. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Melaka
menaklukkan Kelantan dan menjadikan Kelantan sebagai jajahannya. 60
Ketika Kelantan diperintah oleh Cik Siti Wan Kembang dalam tahun 1610
M yang tinggal di Gunung Cinta Wangsa, Hulu Kelantan, banyak pendagang
yang datang, terutama pendagang muslim untuk berdagang dan menyebarkan
agama Islam di Kelantan.61 Kedatangan Islam ke Kelantan terkait dengan
pertemuan kelompok-kelompok Islam di Champa (Kemboja) pada pertengahan
abad 10 M. Ahli sejarah berpendapat, bahwa hubungan antara kerajaan Islam
Champa dengan Kelantan telah ada sejak lama sehingga pengaruh kebudayaan
negeri itu telah merayap masuk ke Kelantan. Ini berarti apabila Islam diterima di
Champa, maka kemungkinan mempengaruhi juga penduduk negeri Kelantan.62
Pondok (pesantren) merupakan institusi pendidikan yang berpotensi dan
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat Melayu. Sistem
pengajian tradisional ini mulai ada sejak abad ke-18 M sehingga ke abad ke-20
M. Setelah perjanjian Bangkok (Thailand) antara Siam dan Inggris yang
berlangsung pada bulan Juli tahun 1909 M pengajian pondok berkembang pesat
di Kelantan dan negara bagian lainnya seperti Terengganu, Kedah dan Perlis. Di
utara Semenangjung Malaysia sistem pengajian pondok pada abad ke-19M begitu
60
W. G. Shellabear, Sejarah Melayu, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1967), h. 198.
61
Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysi: Masalah
dan penyelesaiannya, h. 6.
62
Ibid.
populer. Kelantan merupakan negeri yang terkenal dengan pengajian pondok
sehinggakan Negeri Cik Siti Wan Kembang (Kelantan) dijuluki Serambi Mekkah.
Pada tahun 1840 M sebuah pondok didirikan oleh Tuan Guru Haji Abdul
Samad Bin Abdullah di Condong, Kelantan. Di antara pondok-pondok yang
terkenal di sekitar Kota Bharu yaitu Pondok Kubang Pasu, Pondok Budur,
Pondok Semian, Pondok Kampung Banggol dan Pondok Tok Kenali yang
didirikan pada tahun 1908 M bertempat di kampong Paya Kubang Kerian Kota
Bharu, Kelantan. Santri-santri yang belajar di pondok-pondok ini ada yang datang
dari Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani (Thailand) dan dari negara-negara
bagian di semenanjung Malaysia.63
Ketika Inggris berkuasa dan menerapkan undang-undangnya di negeri
Pulau Pinang, Singapura, Melaka, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang dan
Johor, penjajah Inggris kemudian ikut campur tangan di negeri Kedah, Perlis,
Kelantan dan Terengganu melalui Perjanjian Bangkok pada 9 Julai 1909 M.64
Melalui perjanjian tersebut, Kerajaan Siam menyerahkan kekuasaannya atas
keempat negeri tersebut kepada Inggris, sementara Pattani yang dikuasai Inggris
diserahkan kepada Siam.65
63
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia (Kelantan: Telda Corporation
Sdn Bhd. 1994), h. 9.
64
65
Ibid., h. 34-42.
Awang Muhammad Kamil, Sultan dan Perlembagaan. terj. Ashruddin dari The Sultan and
The Constitutionn (Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2001), h. 54.
Di Kelantan, James Scott Mason dilantik sebagai Penasihat British
(Inggeris) yang pertama di Kelantan,66 usaha penjajah Inggeris melaksanakan
undang-undang Inggris dan mengesampingkan hukum Islam yang telah
dilaksanakan di negeri ini dimulai dengan Inggris membentuk Majlis Negeri
(State Council) untuk menggantikan Majlis Mesyuarat Negeri yang telah ada.
Anggotanya terdiri dari dua belas orang, termasuk Sultan, Menteri Besar,
Penasihat Inggeris, Imam Haji Wan Daud dan Haji Wan Abdullah. Majlis ini
sangat penting, karena fungsinya sebagai badan yang bertanggung-jawab
memutuskan segala dasar pemerintahan dan undang-undang yang akan
dilaksanakan. Di dalam persidangan pertama, majlis ini telah meluluskan
Undang-undang Mahkamah, pembentukan pasukan polisi dan pertukarannya serta
Undang-undang Bea Cukai. 67
Tujuan Inggris membuat perjanjian dengan raja-raja Melayu adalah untuk
mendirikan sebuah pemerintahan di Tanah Melayu yang dikenal dengan Malayan
Union. Bangsa Melayu sadar bahawa Malayan Union merupakan bencana yang
dapat menghapuskan hak kekuasaan Melayu di bumi warisan ini. Maka dari itu
persatuan-persatuan bangsa Melayu yang berada di seluruh negeri bergabung
untuk membentuk suatu kesatuan yang besar untuk menentang Malayan Union.
Maka lahirlah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (PKMB) yang lebih
66
Hussin Hasnah dan Nordin Mardiana, Pengajian Malaysia (Selangor: Oxford Fajar Sdn.
Bhd., 2007), h. 47.
67
Muhammad Hussein Khal’i Haji Awang, Kelantan dari Zaman ke Zaman, h. 97.
terkenal dengan nama UMNO (United Malaya Nasional Organization).
Oreganisasi ini dibentuk untuk menyatakan sikap penentangan bangsa Melayu
secara kolektif terhadap Malayan Union. Inilah awal mula bangsa Melayu bersatu
setelah dipecah-pecahkan oleh penjajah.68
Usaha bangsa Melayu yang tergabung dalam UMNO untuk memperjuangkan dan mempertahankan negara berhasil menghapuskan Malayan Union
pada tanggal 21 Janusri 1948. Akhirnya Raja-raja Melayu menandatangani
perjanjian persekutuan Tanah Melayu (federation of Malaya) bertempat di King’s
House (di Inggris).69 Bangsa Melayu benci kepada Malayan Union tapi merestui
Federation. Sedangkan kedua-duanya berlandaskan dasar penjajah Inggris.
Dalam perpolitikan Melayu di Malaysia terdapat faham politik yang
berbeda di antara mereka yang berpendidikan Barat dengan berpendidikan Islam
dan Melayu. Golongan yang terdidik di Eropa memiliki faham politik demokrasi
Barat yang mempunyai konsep bahwa agama dan politik tidak boleh bercampur
artinya agama dan politik (negara) harus dipisahkan, sementara golongan terpelajar dari Timur Tengah menjadikan politik sebagai bagian dari Islam, bahwa
agama dan politik adalah suatu bagian yang integral dan tidak dapat dipisahkan.
Golongan pertama didukung oleh Inggris sedangkan golongan kedua dianggap
penentang.
68
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 72
69
King’s House adalah Kakosa sekarang.
Perbedaan faham ini mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan
politik Melayu dalam UMNO sendiri, sehingga pada tahun 1951 ketika diadakan
persidangan Alim Ulama seluruh Tanah Melayu yang diadakan oleh UMNO,
terjadi perpecahan antara ahli-ahli UMNO sehingga lahirnya Partai Islam seMalaya (PAS) yaitu sebuah partai politik yang didirikan oleh orang Melayu
(kalangan agamis) untuk memperjuangkan syari’at Islam dalam pemerintahan
Malaysia. Sedangkan UMNO tetap eksis yang beranggotakan kalangan nasionalis
dan sampai sekarang menjadi partai yang berkuasa dalam pemerintahan,
sedangkan PAS dikenal sepabagi partai oposisi.70
Selain itu ada juga partai lain seperti partai yang didirikan oleh orangorang India di Malaysia yaitu Malayan India Congress (MIC) dan orang-orang
Cina membentuk suatu partai yang dinamakan Malayan Chinese Association
(MCA). Namun pada perkembangannya kedua partai ini bergabung dengan
UMNO yang kemudian terkenal dengan Barisan Nasional (BN). Semenjak
terjadinya perpecahan dalam UMNO, persaingan politik antara UMNO atau BN
yang nasionalis dengan PAS yang agamis masih berlangsung hingga sekarang. 71
PAS merupakan partai oposisi yang ada di semua negara bagian Malaysia,
partai ini menguasai negeri Kelantan, Kedah dan Perak dalam pemilu 2008.
Sedangkan dalam pemilu tahun 1999 hanya menguasai negeri Kelantan dan
Terengganu. Pasal 3 ayat (2) Perlembagaan Malaysia menyebutkan bahwa urusan
70
Abdullah Jusuh, Pengenalan Tamadun Islam di Malaysia, h. 85.
71
Ibid., h. 86.
keagamaan bagi negeri-negeri diserahkan kepada raja dan bagi negeri yang tidak
memiliki raja diserahkan kepada Yang Di-Pertuan Agung dan sesuai dengan Perlembagaan Malaysia yang memberi kuasa kepada kerajaan negeri untuk membuat
Undang-undang Islam, maka negara bagian tersebut dapat membentuk Enakmen72
hukum Islam dan Mahkamah Syariah atau Mahkamah Qadli.73
Walaupun kewenangan tentang urusan agama diberikan kepada raja-raja
negara bagian, akan tetapi dalam hal pembentukan suatu enakmen atau peraturan
perundang-undangan daerah berada dalam kewenangan Dewan Undangan Negeri
(DUN/DPRD), artinya yang mempunyai kewenangan untuk membuat enakmen
(peraturan daerah) termasuk enakmen syariah adalah DUN akan tetapi kewenangan pengesahannya berada pada tangan raja negeri. DUN adalah wakil-wakil
rakyat dalam negeri bagian yang dipilih dalam pemilu melalui partai politik,
partai politik yang menang dalam pemilu akan mendominasi jumlah anggota
DUN dan pada akhirnya akan berpengaruh dalam proses pembentukan perda.
Seperti yang terjadi di Kelantan bahwa kemenanagan PAS dalam pemilu
tahun 1990 dan berhasil menguasai DUN dan pada akhirnya berhasil pula
memformulasikan hukum Islam yaitu di antaranya dengan terbentuknya Enakmen
Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah (II) 1993 (hukum Hudud) di Kelantan.74
72
Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan Negeri
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan Daerah (PERDA), Kamus Dewan, Edisi IV
(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2007), Cet. Ke-2, h. 392.
73
Mahmod Saedon, Undang-undang Pentadbiran Islam (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1996), h. 251.
74
Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan Hukum Hudud
Di Kelantan (Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd. 1994), Cet. Pertama, h. 87.
Sebenarnya kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada negeri-negeri bagian
untuk membentuk Enakman (undang-undang Islam) dibatasi oleh Undang-undang
Persekutuan. Misalnya, bahwa setiap negeri bagian ketika membuat UndangUndang Jinayah Islam (pidana Islam) dibatasi oleh Akta Mahkamah Syariah
(Bidang Kuasa Jenayah) 1965 yang diamandemen tahun 1984, membatasi
Mahkamah Syariah untuk melaksanakan Undang-Undang Jinayah Islam
sepenuhnya. Dalam akta tersebut diatur bahwa penetapan sanksi pidana denda
tidak melebihi RM 5.000, tidak boleh lebih dari tiga tahun hukuman penjara dan
dera tidak lebih dari 6 kali.75
Dari uraian di atas, terlihat jelas bahwa sejak hukum Islam dikesampingkan oleh penjajah Inggris, upaya-upaya untuk mengembalikan hukum Islam
sebagai hukum negeri sebagaimana yang telah diterapkan sebelum kolonial
datang terus berlanjut hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran
politik sebagian umat Islam di Malaysia untuk menjadikan hukum Islam sebagai
hukum positif (negara) baik itu hukum perdata maupun pidananya.
75
Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah Wilayah-Wilayah
Persekutuan, (Selangor: International Law Book Services, t.th.), h. 5-28.
BAB IV
GERAKAN POLITIK WANITA MUSLIMAH PAS
DI NEGARA BAGIAN KELANTAN
A. Latar Belakang GDM PAS
Cadangan untuk mendirikan Dewan Muslimah PAS pertama kalinya
telah diajukan oleh Ustadz Zabidi bin Haji Ali yang berasal dari Seberang
Perai, Pulau Pinang di mana ketika itu beliau adalah salah seorang Ahli
Komite Agung PAS. Cadangan tersebut diajukan dalam Musyawarah Komite
Agung PAS dan telah dipersetujui pada tanggal 3 April 1952.
Cadangan dari Ustadz Zabidi ini adalah berdasarkan pengamatan beliau
terhadap perlunya ada satu wadah khusus bagi wanita Muslimah di Malaysia
untuk berpartaisipasi dalam politik kenegaraan dan sebagai pelengkap
kepada perjuangan PAS. Apalagi kondisi ketika itu (1950-an), PAS bersama
UMNO berusaha memobilisasi rakyat di Tanah Melayu untuk menuntuk
kemerdekaan dari koloni Inggeris.
Walau bagaimanapun, Dewan Muslimah PAS baru didirikan secara
resmi pada tanggal 3 januari 1953 bersamaan dengan berdirinya Dewan
Ulama’, Dewan Pemuda dan Musyawarah Agung Tahunan (Musyawarah
Nasional atau Muktamar) PAS pertama kali di Kepala Batas, Seberang Perai,
ketika itu Dewan Muslimah diketahui oleh Nyonya Sharifah Rahmah dan
dibantu oleh sebuah panitia Dewan Muslimah seramai tujuh orang. Bagi
membisakan Dewan Muslimah bergiat secara sah dan teratur, satu
peruntukan di bawah “Aturan dan Peraturan Kecil Dewan Mulimah PAS”
disusun oleh Jawatankuasa Agung PAS.
Berdasarkan cadangan asal pendirian Dewan Muslimah yang dibuat
oleh Ustadz Zabidi Haji Ali, penubuhan Dewan ini adalah untuk:
Mengelola dan memimpin ahli-ahli wanita supaya dapat mengambil
bagian tertentu bersama ahli laki-laki PAS bagi mencapai tujuan-tujuan
Persatuan Islam Se-Malaysia (PAS) dan berusaha meninggikan taraf
kehormatan serta memelihara maruah kaum wanita. Di samping, berikhtiar
menjayakan
rancangan-rancangan
kebajikan,
pelajaran,
pendidikan,
76
kebersihan, kesihatan dan iktishad.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1953, DMP masih belum
mempunyai aturan baku yang sempurna sehingga pada tahun 1966. Selama
kurang lebih 12 tahun itu, PAS sibuk dengan menumpukan usaha-usaha dan
upaya untuk menuntut kemerdekaan Tanah Melayu dan membantu
pemerintah ketika awal pembantukan Malaya pada tahun 1957. Anggota
PAS atau DMP ketika itu masih relatif sedikit.
76
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
(Selangor: Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, 2001), Cet. Pertama,
h. 5.
Naskah asal Peraturan Dewan Muslimah yang telah disahkan oleh
Setiausaha Agung PAS pada tahun 1966 bersamaan 1386 H menggariskan
bahwa tujuan atau objektif penubuhan Dewan Muslimah adalah:
1. Menyatupadukan
wanita-wanita
Islam
kea
rah
pembentukan
perjuangan yang diridhai oleh Allah dan rasul-Nya;
2. Menanamkan dan menghidupkan jiwa dan semangat keislaman
sebenar agar segenap ajaran dan petunjuk Islam menjadi amalan dalam
penghidupan wanita seharian;
3. Berusaha memperbaiki nasib dan derajat penghidupan wanita-wanita
Islam;
4. Bekerjasama dengan ahli-ahli PAS yang lain untuk melaksanakan
segala cita-cita dan tujuan PAS.77
Amandemen
Konstitusi PAS
pada tahun
1973
menyaksikan
bagaimana urusan Dewan Muslimah telah disatukan dalam perlembagaan
PAS. Jesteru itu juga, maka objektif kewujudan Dewan Muslimah turut
ditukar menjadi tugas-tugas am yang disebutkan dalam fasal 28 ceraian 3,
pecahan (7). Fasal tersebut menyatakan bahwa tujuan Dewan Muslimah ialah:
“Untuk menyatukan tenaga Muslimah-Muslimah dalam negara ini
bagi meluaskan pengaruh PAS di kalangan wanita-wanita Islam melalui
kegiatan-kegiatan Muslimah sambil membentuk kepribadian mereka supaya
77
6.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan, h.
menjadi Muslimah yang bertanggungjawab kepada agama dan negara serta
meyakinkan mereka kepada cita-cita Islam yang diperjuangkan oleh PAS”.78
Asalnya, anggota-anggota Dewan Muslimah ialah seluruh Wanita
Islam yang akil baligh dengan syarat terlebih dahulu menjadi ahli PAS.
Namun, setelah Amandemen Konstitusi PAS pada bulan juni 1977, seseorang
anggota Muslimah PAS belum bisa dikatakan sebagai anggota kepada Dewan
Muslimah melainkan seseorang itu mendafdarkan dirinya menjadikan anggota
Dewan Muslimah mengikut kaedah dan peraturan yang ditetapkan oleh
Komite Kerja DMP.
Keanggotaan DMP pertama kali dikumpulkan pada tahun 1966 dan
pada tahun tersebut 8,182 orang anggota telah didaftarkan berdasarkan Buku
Rekod Pendaftaran Keanggotaan DMP yang diuruskan oleh unit IT
(Teknologi Maklumat) DMPP sebenar adalah kurang lebih 11,000 orang saja.
Kini DMPP melalui unit IT, Lajnah Pendidikan dan Pembangunan DMPP
telahpun Berjaya membina Pangkalan Data Anggota DMP untuk melakukan
proses pengaturan secara menyeluruh dalam setiap peringkat yang masih
beroperasi hingga saat ini.
Sejak Dewan Muslimat PAS ditubuhkan pada tahun 1953, seramai 10
orang Muslimat telah dipilih untuk mengetuai shaf kepimpinan Dewan
tersebut. Mereka ialah:
78
Ibid.
Tahun
Nama
Negeri Asal
1953
Puan Sharifah Rahmah
Pulau Pinang
1956-1960
Ustazah Siti Zubaidah Hj. Ali
Seberang Perai
1958
Ustazah Zaharah Othman
Selangor
1959-1962
Ustazah Salmah Sheikh Hussin
Pulau Pinang
1963-1964
Ustazah Sakinah Hj Junid
Perak
1965-1981
Puan Sri Sakinah Hj Junid
Perak
1981-1983
Puan Sri Sakinah Hj Junid
Perak
Ustazah Wan Asma' Wan Abdul
1983-1992
Kelantan
Kadir
1992-2001
YB. Senator Hajjah Jamilah Ibrahim
Kedah
2001- 2003
Ustazah Fatimah Ibrahim
Terengganu
2003-2005
Ustazah Kalthom Othman
Kelantan
2005-2007
Ustazah Azizah Khatib Mat
Pahang
2007-Kini
Ustazah Nuridah Mohd Salleh
Pahang
Dewan Muslimah PAS tidak dapat aktif sejurus setelah pendiriannya
karena
kekurangan
anggota
diperingkat
kawasan
dan
cawangan.
Bagaimanapun selepas bulan Agustus tahun 1953, Dewan Muslimat bergerak
aktif karena keahlian Dewan semakin bertambah. Pada akhir Agustus 1953,
satu perhimpunan yaitu Musyawarah Agung Dewan Muslimat yang pertama
telah diadakan di Batu 20 Bagan Dato’, Perak yang dihadiri oleh Muslimat
PAS negeri-negeri di Persekutuan Tanah Melayu. Melalui perhimpunan ini,
Anggota-anggota Komite Dewan yang baru telah dipilih, manakala Ustazah
Zubaidah h. Ali telah diberi kepercayaan menjadi Ketua Dewan Muslimat
PAS Pusat yang pertama. Seterusnya, Muktamar Dewan Muslimat PAS telah
diadakan pada setiap tahun.79
B. Visi, Misi dan Struktur Dewan Muslimat PAS
Pelan Induk Dewan Muslimat PAS juga telah menggariskan Visi dan
Misi Dewan Muslimat sebagai berikut80:Visi Dewan Muslimat Pas
“Tertegaknya
Daulah Islamiyyah di Malaysia
Menerusi Tenaga
Muslimat”
Visi Dewan Muslimat ini adalah sinonim atau diselaraskan dengan
tujuan pendirian PAS itu sendiri di dalam konstitusinya pada Bab 3, Fasal ke5, poin (1) dan (2) yaitu ‘Memperjuangkan wujudnya di dalam negara ini
79
http://dmpkelantan.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id= 13 &
Itemid= 27, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada pukul 21.13 WIB
80
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) (Selangor: Pejabat
Agung PAS, 2002), Cet. Pertama, h. 2.
(Malaysia) sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di
dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keredhaan
Allah SWT’ dan ‘Mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan
kedaulatan negara’. Jadi, Dewan Muslimat adalah pelengkap atau sayap kiri
dalam perjuangan PAS untuk merealisasikan tujuannya.
Misi Dewan Muslimat
1.
Membina Masyarakat Berakhlak dalam Semua Bidang Kehidupan
Manusia dan Pendukung Kepada Ajaran Islam Sebenar.
2.
Melahirkan Muslimat Mujahidah Berilmu, Beriman, Beramal, Bertaqwa
Berperanan sebagai Da’i kepada masyarakat. 81
Misi Dewan Muslimat ini juga adalah rumusan daripada Bab 3, Fasal ke6, poin (1) sampai (11) dalam konstitusi PAS. Ia disesuaikan dengan fitrah dan
kodrat wanita Muslimah yang berperan sebagai istri, ibu dan anggota atau da’I
dalam masyarakat.
Istri yang menjadi pembantu suami dalam perjuangan dan dakwah,
sebagai ibu yang melahirkan dan menjadi ‘madrasatul ‘ula’ kepada anak-anak
di rumah dan salah satu daripada anggota masyarakat yang akan memberikan
kontribusinya dalam segala bentuk sesuai dengan potensi mereka serta menurut
batas atau koridor syari’at Islam.
81
h.13.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
Jadi, dengan berpedomankan kepada Visi dan Misi Dewan Muslimat
inilah para kepemimpinan dan anggota-anggota Dewan Muslimat sampai detik
ini terus iltizam dan istiqomah berusaha tanpa jemu untuk merealisakannya
sesuai dengan tema muktamar Dewan Muslimat PAS kali ke-46 yang terkini
Yaitu pada tanggal 6 Juni 2006, “Terus Bangun, Bersama Rakyat”82
Sejak awal penubuhan Dewan Muslimat sehingga tahun 1973 terdapat tiga asas
pengurusan yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting - Pengurus di peringkat ranting;
2. Dewan Muslimat PAS Cawangan – Pengurus cabang yang mempunyai 25
orang ahli Muslimat PAS yang menjadi tenaga penggerak;
3. Dewan Muslimat PAS Pusat – Pengurus pusat merupakan peringkat
tertinggi dalam stuktur Dewan Muslimat yang bertanggungjawab secara
langsung kepada Kantor Agung PAS.
Walau bagaimanapun, selepas Amandemen Konstitusi PAS yang dibuat
pada tahun 1973, struktur Dewan Muslimat PAS dibagikan empat peringkat
yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting;
2. Dewan Muslimat PAS Cabang;
3. Dewan Muslimat PAS Negeri;
82
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 5.
4. Dewan Muslimat PAS Pusat.
Seterusnya dalam Amendemen Konstitusi PAS 1977 pula berlaku
perubahan dari segi nama terhadap struktur pengurusan Dewan Muslimat
yaitu:
1. Dewan Muslimat PAS Ranting dinamakan Komite Dewan Muslimat
Cabang; dan
2. Dewan Muslimat PAS Cabang dinamakan Dewan Muslimat PAS
Kawasan.
Bagi melaksanakan fungsi Dewan Muslimat dengan berkesan,
beberapa lembaga telah diwujudkan yaitu Lembaga Tarbiyyah dan Latihan
Kepemimpinan, Lembaga Penerangan dan Hal Ehwal Luar, Lembaga
Kebajikan dan Kemasyarakatan, Lembaga Politik dan Pemilihan Umum serta
Lembaga Ekonomi dan Keuangan.83
Untuk menantapkan lagi peran Dewan Muslimat yang saban tahun
keahliannya berterusan meningkat sama ada dari golongan dewasa maupun
remaja, maka pada tahun 1993, unit Amal Nisa’ Wal Banat telah ditubuhkan.
Unit ini bertujuan untuk mengumpulkan remaja putrid Islam dalam satu unit
kebajikan dan sukarelawan berseragam atas nama Islam dan beramal karena
Allah.
83
h.12.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa Perjuangan,
Pada tahun 1999 pula, Lajnah Penyelidikan dan Pembangunan
diwujubkan bertujuan untuk memantapkan pengurusan Dewan Muslimat
menerusi pemantauan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan dan telah
dikeluarkan. Seterusnya, mulai tahun 2001 satu lagi lajnah dan unit telah
diwujudkan yaitu Lajnah Perpaduan Nasional dan Unit Guaman (Pengacara).
Pada tahun 1996 Dewan Muslimat semakin mendapat tempat di hati
wanita Islam di Malaysia. Keterlibatan golongan professional semakin
bertambah dari hari ke hari. PAS bukan saja disenangi oleh masyarakat desa
malah turut didukungi oleh masyarakat di kota-kota yang terdiri dari golongan
intelektual, professional dan korporat. Menyadari akan perlunya Dewan
Muslimat mempunyai visi dan misi serta objektif yang jelas dan perancangan
yang rapi serta berstrategi dalam menyampaikan dakwah Islam maka pada 1617 November 1996 satu Pogram Latihan Pengurusan Strategi Dewan
Muslimat telah diadakan.
Pogram ini telah menghasilkan satu gerak langkah Dewan Muslimat
PAS yang lebih mentap dan teratur dengan berpandukan kepada Pelan Induk
Dewan Muslimat yang turut menggariskan Pelan Tindakan Lembaga-lembaga
Dewan Muslimat. Pelan ini mula dilaksanakan pada tahun 1996-2000
C. Peluang dan Tantangan Dewan Muslimah di Kelantan
Penglibatan wanita dalam kancah politik tanah air adalah perlu. Meskipun
begitu, ia terdapat batas-batas tertentu dan mengikut garis panduan yang
ditetapkan oleh Islam itu sendiri. Dalam setiap partai yang ditubuhkan di
Malaysia, wanita turut diberi peluang utama melibatkan diri dalam bidang politik
sebagai mewakili kaumnya sebagaimana golongan 'pemuda' yang dianggap
sayap kanan pada perjuangan partai. Oleh karena itu, golongan wanita dari partaipartai seperti Umno, MIC, MCA84 dan sebagainya masing-masing mempunyai
dasar perjuangan
yang tersendiri
yang harus diperjuangkan mengikut
perlembagaan partai masing-masing.
Mahu atau tidak, sadar atau sebaliknya hakikat kejayaan sesebuah partai
politik dalam sesebuah pilihan raya sama ada pilihan raya kecil atau umum
banyak bergantung kepada sejauhmana keberkesanan yang dimainkan oleh
golongan wanita ini.85 Sifat dan keterampilan diri yang ada pada golongan hawa
ini memberi kepercayaan kepada pucuk pimpinan semua partai politik
84
Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (United Malay National Organisation) biasa
dikenali sebagai (UMNO) adalah partai politik terbesar di Malaysia dan merupakan pengasas dan
tulang belakang pakatan Barisan Nasional yang telah memerintah Malaysia tanpa terganggu sejak
merdeka lagi. Ia dikenali sebagai penjaga nasionalisme Melayu atau ketuanan Melayu dan ideologi
Islam tulen, yang memperjuangkan bahwa orang Melayu dan orang-orang Muslim lain merupakan
orang peribumi di Malaysia, oleh itu berhak menerima keistimewaan sebagai hak semenjak
lahir.Kongres India Se-Malaysia MIC (Malaysian Indian Congress) merupakan sebuah partai politik di
Malaysia dan satu daripada anggota pengasas, partai gabungan, Barisan Nasional, sebelumnya dikenali
sebagai Partai Perikatan, yang mana ia telah berkuasa memerintah negara Malaysia sejak kemerdekaan
pada 1957. Persatuan Cina Malaysia MCA (Malaysian Chinese Association) merupakan sebuah partai
politik yang terdapat di Malaysia yang mewakili etnik Cina Malaysia, satu daripada tiga partai
komponen utama bagi partai gabungan di Malaysia yang dipanggil sebagai Barisan Nasional (BN).
Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki.UMNO, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.45 WIB.
85
http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada
pukul 23.12 WIB
peringkat nasional, iaitu golongan ini mempunyai keupayaan menjalankan kerjakerja kempen dalam pilihan raya.
Dalam perjuangan Islam di negara ini misalnya, Dewan Muslimat PAS
mempunyai kedudukan dan peran yang istimewa, malah turut setanding dengan
golongan muslimin. Ini karena sungguhpun Dewan Muslimat merupakan salah
satu daripada tiga sayap Partai Islam Se-Malaysia (PAS), tetapi ia mewakili
tuntutan perjuangan Islamiah kepada kira-kira separuh daripada pendokongpendokong gerakan Islam di negara ini. Keistimewaannya terletak kepada sifat
kewanitaan itu sendiri, di samping bilangan kaum itu juga melebihi kaum lelaki
terutama di Kelantan. Dari segi peranannya pula, kaum wanita bukan sahaja
mengurus rumah tangga sebagai istri dan ibu, tetapi juga memberi sumbangan
tenaga dan fikiran
untuk kerjaya masing-masing. Begitu juga dari segi
perjuangan mereka turut melibatkan diri dalam kerja politik dan dakwah.86
Golongan Muslimat dalam ruang politik semasa telah banyak diberi
peluang untuk sama-sama memegang tampuk pemerintahan sebagai pemimpin di
pelbagai peringkat. Samada sebagai Yang Berhormat ADUN, Yang Berhormat
Ahli Dewan Rakyat, Yang Berhormat Ahli Dewan Negara, ketua dan pemimpin
di peringkat cawangan, DUN dan negeri, dengan pelbagai jawatan, maka
Muslimat kini telah berperan dengan begitu cemerlang. Muslimat serba boleh ini
telah mengatur langkah penuh amanah dan tanggungjawab yang diberikan oleh
rakyat, partai dan kerajaan dengan sebaiknya. Cabaran dan mehnahnya bukanlah
86
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), h. 6.
sedikit,
namun
ianya
bukan
menjadi
halangan
untuk
mereka
semua
melaksanakannya dengan kerjasama semua pihak.
Setiap orang yang diberikan amanah sebagai pemimpin, tidak kira lakilaki maupun wanita, mestilah melaksanakan kuasa dan amanah itu dengan adil
dan berintegriti. Unsur keadilan ini amatlah penting karena ianya menjadi satu
paksi kesejahteraan dan kemakmuran negeri dan negara. Apakah yang menjadi
tunjang utama kepada senario ini? Ianya tidak lain dan tidak bukan, ada satu
tunjang yang wujud tapi tidak dapat dilihat dan diukur dengan mata kasar. yaitu
Aqidah Islam.
Pengurusan rumah tangga, kerjaya dan perjuangan menjadikan wanita
mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan dunia hari ini terutama
dalam bidang gerakan politik. Dari perspektif
PAS, seperti mana fasal 59,
Perlembagaan (Konstitusi) PAS, telah disebut tiga tugas am Dewan Muslimat
PAS, dua daripada tugas-tugas itu adalah menyatukan tenaga, fikiran dan
pandangan Muslimat PAS dalam negara ini. Di samping itu, meluaskan pengaruh
PAS di kalangan wanita Islam melalui kegiatan kewanitaan, sambil membentuk
keperibadian mereka supaya menjadi Muslimat yang bertanggungjawab kepada
agama dan negara serta menyakinkan mereka kepada cit-cita Islam yang
diperjuangkan PAS.
Oleh itu, tidak keterlaluan sekiranya dinyatakan kemenangan seratus
peratus kerusi Angkatan di Kelantan pada tahun 1990 adalah karena kerja keras
golongan ini. Dengan kemenangan itu juga, rencana khas oleh sebuah majalah
Islam,
al-Muslimah keluaran November 1990 telah mengupas tentang
kemenangan itu dengan slogannya: “Tangan yang Menghayun
Buaian
Menggoncangkan Kelantan”.
Yang demikian sudah jelas bahwa wanita telah memberi saham yang
besar terhadap kemenangan Angkatan dalam pilihan raya umum pada tahun itu
dan seterusnya keputusan pilihan raya umum pada 25 April 1995, kerajaan
Kelantan di bawah PAS sekali lagi dapat dibentuk dengan jayanya sekalipun tidak
lagi seratus peratus. Ini membuktikan sokongan padu kaum wanita Kelantan tetap
kepada kerajaan Angkatan. 87
Justru, tidaklah bisa dipisahkan dari sebuah perjuangan dalam dunia
politik
daripada suatu tantangan dan cabaran. Muslimat PAS di Kelantan
khusunya telah menunjukkan satu sikap dan contoh yang terbaik. Ini dapat dilihat
dari berbagai-bagai pogram, gerak kerja, dan penyelesaian masalah-masalah
masyarakat yang bisa dilaksanakan oleh golongan Hawa ini, walau demikian
dunia politik memang kejam, gerakan Dewan Muslimat PAS ini ditentang oleh
segenap penjuru, baik dari partai lawan dan dari masyarakat yang kurang paham
tentang Islam politik. Diantara halangan-halangan dan tantangan Dewan
Muslimat PAS ini. Antara halangan yang dihadapi oleh wanita Muslimah dalam
mengharungi arena politik di Malaysia adalah suasana dan ragam politik yang
tidak begitu bersih sekaligus memberikan imej yang tidak baik kepada mereka
87
http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada
pukul 23.12 WIB
yang berpartisipasi dengannya. Kita sering mendengar ungkapan politik itu kotor
malah ia lebih acap terbit dari bibir wanita. Seorang istri sering risau jika
suaminya terlibat dengan politik, begitu juga dengan seorang ibu yang akan
gelisah bila anaknya menunjukkan minat terhadap politik. Kenapa? Ini
disebabkan dalam kancah politik hari ini, rasuah atau korupsi menjadi mainan,
keadilan pula hanya dilaksanakan kepada kroni atau kelompok sendiri, kata-kata
kesat atau cacian kepada yang tidak sealiran pula menjadi basahan mulut.
Penulis tidak dapat memberikan peratus kasus-kasus eksploitasi wanita di
pentas politik di Kelantan. Namun hakikatnya ia tetap berlaku, misalnya dalam
kasus Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Istri seketaris politiknya, Shamsidar Taharia
dituduh mempunyai hubungan sulit dengan beliau. Pembicaraan dipengadilan
telah menolak pertuduhan tersebut. Namun kesannya terhadap maruah seorang
wanita dan psikologi ahli keluarga adalah sangat dahsyat. Kasus tuduhan khalwat
terhadap Naib Presiden PAS, saudara Mohamad Sabu yang hakikatnya adalah
rekayasa itu juga melibatkan eksploitasi wanita. Kasus-kasus di negara lain
banyak menunjukkan bahwa wanita telah dijadikan alat politikus-politikus untuk
mengorupsi, memerangkap dan menjatuhkan lawan politiknya. Melihat kepada
moral politikus di Kelantan
yang tidaklah
berapa pada tahap
amat
membanggakan, maka tidak mustahil hal-hal tersebut akan berlaku. Ini juga
adalah antara halangan-halangan kepada wanita Muslimah untuk terlibat dalam
politik.
Wanita Muslimat yang berada di pihak oposisi seperti Muslimat PAS,
wanita Partai Keadilan Rakyat88 dan DAP89 khususnya pula terdedah kepada
perangkap pemerintah Malaysia yang mengugut dengan akta ISA,90 bahkan
‘periuk nasi’ mereka menjadi mainan ugutan. Lantas situasi dan kondisi ini
sering memadamkan minat wanita terhadap politik apa lagi untuk terjun dalam
gelanggangnya. Disebabkan situasi dan kondisi ini jugalan amat sedikit peratus
wanita yang aktif dalam partai-partai politik.
Prosedur politik yang ditetapkan oleh perlembagaan Malaysia juga kurang
sesuai bagi para wanita Muslimah khususnya untuk bergiat aktif dalam politik.
Bagi Ahli Dewan Rakyat (MP) atau Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN),
seorang wanita harus melalui proses pemilihan umum di mana beliau perlu hadir
88
Partai Keadilan Nasional merupakan sebuah partai politik Malaysia yang lahir dari
gelombang Reformasi yang melanda Malaysia setelah pemecatan Anwar Ibrahim dari UMNO pada 2
September 1998. Sekumpulan NGO dan partai oposisi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Rakyat
Malaysia (GERAK). Pendukung reformasi kemudian mendirikan Gerakan Keadilan Sosial (ADIL)
untuk memberikan platform kepada perjuangan mereka. Lihat http: //ms.wikipedia. org/wiki/
Partai_Keadilan_Rakyat, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB.
89
Partai Aksi Demokratik (DAP: Democratic Action Party) adalah partai serpihan dari Partai
Aksi Rakyat (PAP: People’s Action Party) di Singapura yang didirikan pada Oktober 1965 sebelum
didaftarkan secara resmi enam bulan kemudian sebagai salah satu partai politik Malaysia, pada 18
Maret 1966. Partai Aksi Demokratik (DAP) berfungsi sebagai sebuah partai demokratik !ublic yang
“berjanji akan berpegang kuat kepada !ublic!y satu !ublic Malaysia yang bebas, demokratis dan
berfahaman sosialis, berdasarkan prinsip-prinsip keadilan kaum dan keadilan !ublic dan ekonomi
yang berbasis institusi demokrasi parlementer.” (Pernyataan Setapak, dibuat pada Kongres Nasional
DAP pertama di Setapak, Kuala Lumpur pada 29 Juli 1967). Lihat http://ms. Wikipedia. Org/wiki/
Partai_Tindakan_ Demokratik, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB.
90
Internal Security Act @ Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) Akta Keselamatan Dalam
Negeri 1960 merupakan undang-undang tahanan pencegahan yang sedang berkuatkuasa di Malaysia.
Sesiapa pun boleh ditahan oleh polis selama 60 hari berturut-turut tanpa perbicaraan untuk tindaktanduk yang dijangkakan mengancam keselamatan !ublic atau mana-mana bahagian daripadanya.
Selepas 60 hari, seseorang tahanan itu boleh ditahan lagi selama tempoh dua tahun jika diluluskan oleh
Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri, dan sekaligus membolehkan penahanan terus tanpa perbicaraan.
Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki/ISA, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul 17.40 WIB.
ke setiap acara kampanye dan yang seumpamanya. Perlu diketahui bahwa situasi
dan kondisi pra-pemilihan umum di Malaysia tidaklah begitu selamat dan bersih
dari taktik-taktik dan strategi kotor bahkan banyak preman-preman upahan yang
muncul pada waktu tersebut. Jester itu, seorang calon/ kandidat wanita Muslimat
berkemungkinan diganggu atau diancam dengan perkara yang mendiskreditkan
harga dirinya atau yang mengancam keselamatan ahli keluarganya.
Tugasan sebagai MP atau ADUN pula menuntun wanita Muslimat untuk
‘turun padang’ dan menghabiskan banyak waktu tanpa mengira siang atau malam
demi melunaskan kewajibannya terhadap rakyat di kawasannya. Sedangkan pada
masa yang sama beliau mempunyai kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah.
Bukan sebarang wanita yang mampu untuk membersihkan semua tugasan
tersebut dengan sempurna serta memuaskan hati setiap pihak. Lantas mungkin
yang mampu terlibat adalah para wanita Muslimat yang mempunyai anak-anak
yang telah dewasa.
Pemikiran patriarchal dalam masyarakat Malaysia menyebabkan wanita
tidak mudah diterima sebagai pemimpin bagi kaum laki-laki. Bukan saja di
peringkat kepeminpinan negara atau negeri, tapi juga dalam struktur serikat atau
perkhidmatan awam sekalipun kepeminpinan wanita sering menjadi suatu yang
dijadikan pemasalahan. Suara-suara dan pendapat mereka kadangkala dipandang
sinis bukan karena kurang mantapnya ide-ide, tetapi hanya karena mereka itu
wanita. Kondisi ini kadangkala menjadikan wanita ‘malas’ untuk lebih
berpartisipasi dalam pemerintahan dan administrasi negara.
D. Analisis Gerakan Politik Wanita Muslimah (PAS) di Kelantan
Sebagai wadah gerakan Islam tertua di negara ini, semua polisi dan
strategi haruslah berasaskan Islam. Dalam usaha mengekalkan kemenangan, dan
juga mengisi kemenangan dengan agenda Islam yang sebenarnya, kita akan
menemui pelbagai mehnah dan cabaran. Sudah pastilah, prakteknya tidak
semudah teori yang dipelajari atau diucapkan. 91
Dalam gerakan politik wanita Muslimah di Kelantan ini, banyak cabarancabaran yang perlu dilalui oelh golongan hawa ini. Cabaran utama Dewan
Muslimat PAS adalah untuk meningkatkan kesedarang politik di kalangan wanita
itu sendiri. Kesadaran yang penulis maksudkan bukan hanya kesadaran untuk
men coblos’ dalam pemilihan umum semata-mata, tetapi juga kesadaran untuk
memahami tuntutan perubahan dan bertindak sebagai sebagian daripada massa
dalam memastikan keadilan dilaksanakan di Kelantan khususnya.
Responsif wanita terhadap isu-isu politik di Kelantan atau dunia umumnya
tidak seghairah kaum laki-laki. Mungkin ini disebabkan isu-isu seumpama itu
secara jangka pendeknya tidak menjejaskan kepentingan khusus mereka seperti
pengurusan rumahtangga dan kegiatan social wanita. Peratus wanita Kelantan
yang menyara keluarga secara total masih rendah sekaligus implikasi perubahan
taraf ekonomi atau inflasi tidak mereka rasai seperti kaum laki-laki. Lantas ramai
wanita Kelantan bukan sekadar tidak responsif malah mungkin ramai juga tidak
91
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan - kemenangan- melestarikankebajikan? autodown=pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
peduli tentang arus perubahan sosio-politik negara. Apa yang dikhawatirkan
mereka hanyalah seputar urusan rumahtangga masing-masing saja. Mereka tidak
menyadari bahwa harga minyak, tariff lestrik dan air, sembako termasuk susu
anak balita dan obat-obatan melambung naik, SPP universitas dan sekolah
menjadi tinggi karena dikorporatkan, harga rumah semakin mahal, cuti
melahirkan dihapuskan, rumah tanpa izin bertambah, tanah runtuh dan bekalan air
kurang karena pembangunan tidak seimbang, gejala keruntuhan akhlak dan moral
di kalangan muda-mudi yang semakin membimbangkan, pertambahan pecandu
narkoba setiap hari, pusat prostitusi, perjudian dan pabrik arak bertebaran, ajaran
sesat, korupsi dan lain-lain isu ekonomi, pendidikan social, alam sekitar
hinggalah kepada masalah pembentungan najis dan sampah, semua ini ada
kaitannya dengan politik.
Faktor lain yang menyebabkan keadaan ini berlaku adalah tahap
pendidikan wanita di Kelantan tempo dulu agak rendah. Mereka itulah yang kini
menjadi mayoritas para ibu di Kelantan. Merekalah yang menjadi penonton setia
Akademi Fantasia atau Malaysian Idols dan acara gossip para selebritis. Peratus
wanita yang berprofesi agak tinggi di Kelantan tetapi kebanyakannya terlibat
dalam sector perladangan dan pabrik. Bilangan ahli professional wanita atau
mereka yang terlibat dalam sector ekonomi masih rendah. Namun begitu tidak
ramai daripada kalangan mereka yang mau berpartisipasi dalam politik
disebabkan halangan-halangan yang disebutkan sebelumnya. Wanita di Kelantan
juga tergolong daripada mereka yang kurang membaca. Apa lagi becaan-bacaan
ilmiah dan berat yang menyentuh persoalan ekonomi, pendidikan, social, politik
dan sebagainya. Bahan bacaan yang seringkali menjadi pilihan adalah bacaan
ringan seperti majalah-majalah hiburan dan majalah wanita. Tetapi media
alternative yang tidak sealiran dengan pemerintah milik partai oposisi jarang
dipedulikan.
Fakto-faktor tersebut mengakibatkan wanita di Kelantan menjadi sasaran
utama lobi partai pemerintah yang menguasai media massa. Pendirian politik
mereka sukar diubah. Logika-logika mudah dan propaganda-propaganda ditelan
begitu saja. Kerajaan dan partai politik pemerintah dianggap sama. Mesyukuri
kemudahan listrik, air dan fasilitas umum dan prsarana dijadikan modal mudah
untuk memberikan pendidikan politik kepada kaum ibu sekaligus menjana
kesadaran mereka untuk bertindak sebagai massa yang prihatin terhadap
pemerintah negara.92
Tantangan lain yang harus dihadapi oleh wanita di Kelantan ialah
pembinaan syakhsiyyah karismatik, berkaliber dan mempunyai potensi sebagai
kepimpinan. Pada hari ini sukar untuk kita nyatakan siapakah pemimpin wanita
Kelantan yang unggul. Kelantan belum pernah mencatat sejarah memiliki seorang
karakter wanita standing Ibu atau Aung San Suu Kyi dalam memimpin perubahan
rakyat kalau pun tidak memimpin negara seperti Carazon Aquino, Benazir
Bhutto, Margaret Thatcher, Indira Ghandi dan Khaleda Zla. Jauh sekali jika ingin
92
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan- kemenangan- melestarikankebajikan? autodown=pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
mencari bayangan Saiyidatina Aisyah. Nusaibah atau Khaulah Al-Azwar yang
bersinar di medan perang. Kegiatan politik wanita Muslimah di Kelantan masih
berlegar dalam gelanggang pembelaan kaum sejenis dan masih belum
menjangkau ke arah memimpin masyarakat.
Pembinaan ciri-ciri kepimpinan ini pastilah berkait rapat juga dengan
pengetahuan manajemen, administrasi dan ilmu sains politik. Ini juga adalah satu
cabaran kepada wanita Muslimah di Kelantan. Sehingga kini peratus partisipasi
wanita Muslimah di dalam pengajian bidang-bidang tersebut masih belum sampai
ke tahap yang boleh dibanggakan. Apa yang jelas sebagaimana kurangnya
kesadarang politik di kalangan wanita Muslimah, begitu jugalah kurangnya minat
mereka terhadap ilmu tersebut.
Perjuangan Dewan Muslimat mutakhir ini yaitu menegakkan undangundang Islam di negara Malaysia. Justru, peran Muslimat adalah untuk
memastikan kemenangan lebih besar pada pilihan raya umum (Pemilu) ke-13
nanti. Diantara misi Dewan Muslimat Kelantan adalah untuk melahirkan
mujahidah Muslimat yang berilmu, beriman, beramal, bertaqwa dan berperan
sebagai dai kepada masyarakat. Dalam sebuah negara Islam diperlukan
masyarakat yang berakhlak dan pendokong Islam yang istiqamah dalam
melahirkan a’milin.93
93
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01 Januari
2010, pada pukul 17.12 WIB
Gerakan Muslimat PAS sekarang dari pelbagai golongan. Dalam PAS
sekarang ada dari kalangan profesional, ulama, rakyat biasa dan sebagainya yang
mewakili profesion yang berlainan seperti doktor, profesor, jurutera, guru dan
rakyat. Isu yang di ketengahkan kepada masyarakat sebagai contoh adalah isu
gejala sosial. Suasana keluarga yang berkait rapat dengan mangsa (korban) yang
terlibat dengan gejala sosial perlu diberi perhatian semua pihak. Dewan Msulimat
PAS telah berusaha untuk merangka pogram bagi mencari penyelesaian gejala itu.
Lajnah Penerangan dan Dakwah Dewan Muslimat sejak tahun lalu telah
memulakan pogram dengan melakukan 'rondaan' intipan di seluruh negara
termasuk Sabah dan Sarawak untuk mendekati golongan sasar supaya mereka
berminat dengan Islam. Di parlemen tenaga Muslimat turut memainkan peran.
Usul yang berkaitan dengan pendidikan, isu penggunaan Bahasa Inggeris dalam
pengajaran Matematik dan Sains, di samping isu rasuah (korupsi) juga turut
dibawa suara Muslimat. Tidak ketinggalan juga isu ISA karena masih ramai lagi
yang ditahan di bawah akta tersebut.
Pada Muktamar (Konvention International) yang berlangsung pada 13
Jamadil Awwal 1430H/ 9 Mei 2009 (Sabtu) Pusat Tarbiyyah Islam Kelantan
(PUTIK), Pengkalan Chepa, perwakilan PAS telah mencadangkan Sister In Islam
(SIS)94 diharamkan, SIS ini sebenarnya satu pertubuhan badan bukan kerajaan.
Yang menjadi kontroversi sekarang ialah SIS banyak membawa isu-isu yang
bercanggah dengan Islam khususnya dari segi hak persamaan antara wanita dan
lelaki dalam pembahagian harta. Sedangkan Islam telah ada kaedahnya yang
tersendiri. Begitu juga SIS turut mempertikaikan aurat wanita yang digambarkan
kaum wanita tidak perlu menutup aurat. Pandangan ini bertentangan dengan
ajaran Islam menyebabkan timbulnya kekeliruan dalam masyarakat. Muslimat
PAS tidak bersetuju terhadap pogram yang dianjurkan SIS sekiranya bercanggah
dengan Islam. Bagaimanapun dari sudut pemikiran ada juga idea baru dicetus SIS
memandangkan anggotanya ramai yang professional. Bagaimanapun isu yang
dibangkitkan mestilah mengikut acuan Islam.95
Gerakan politik Muslimah ini tidaklah hanya tertumpu pada hal yang
terkait dengan pahaman, dasar, dan pegangan sesebuah komisi dan partai. Dewan
Muslimah ini juga tumpu pada segenap masalah masyarakat dan negara dalam
gerakannya sebagai sayap bagi perjuangan PAS dalam merialisasikan Islam yang
syumul dalam negara Malaysia khusunya. Termasuklah dalam gerakan dari
golongan Hawa ini adalah tentang hal ekonomi negara dan negeri Kelantan
94
Sisters in Islam (SIS) merupakan !ublic yang memperjuangkan ‘hak wanita & persamaan
gander’ dalam versi mereka. SIS adalah organisasi perempuan Muslim di Malaysia yang berusaha
untuk mengartikulasikan hak-hak perempuan dalam Islam dengan menekankan kebutuhan untuk
menafsirkan Alquran dan hadis dalam sejarah dan budaya yang tepat konteks. Itu juga melakukan
advokasi untuk hak perempuan untuk memegang jabatan !ublic. Salah satu pemimpin terkemuka SIS
adalah Zainah Anwar yang adalah kepala selama dua decade.
95
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01 Januari
2010, pada pukul 09.34 WIB
khsusunya. Dalam ruang ekonomi negara dan dunia seluruhnya yang telah banyak
dicemari dengan unsur riba, gharar dan syubhah. Semua unsur ini menjadi faktor
datangnya bala daripada Allah SWT. Jika mahu keluar dari kemelut ekonomi ini
dari terus berulang dan berulang, maka Muslimah telah bersama-sama bergerak
dalam memastikan semua unsur tersebut dibersihkan dalam semua urusniaga.
Maka, dalam hal ini, Muslimat PAS juga memainkan peran yang amat besar.
Muslimat menjadi seorang usahawan besar dalam dan luar rumahtangga dalam
hal pembangunan dan pengurusan ekonomi. Antara peran Muslimat adalah :
1) Mengatur pendapatan dan perbelanjaan peribadi dan keluarga
dengan sistematik dan teratur;
2) Membantu suami dan anak-anak belajar menabung dan
Menyimpan;
3) Menjauhi sistem riba dalam apa jua urusan;
4) Memastikan diri dan keluarga mengamalkan budaya hidup
sederhana dan menjauhi pembaziran;
5) Membudayakan diri dan keluarga untuk berbelanja secara syarie
iaitu menurut aturan agama;
6) Menghentikan budaya berhutang demi mengejar hidup mewah dan
Bergaya;
7) Terlibat secara langsung dalam bidang ekonomi samada menjadi
usahawan, ahli koperasi, pelabur dan lain-lain.
Sesungguhnya, golongan Muslimat yang dianugerahkan oleh Allah SWT
dengan sifat tegas dalam kelembutan, peka dan sensitiviti yang tinggi, pasti akan
mampu membantu diri, keluarga dan masyarakat dalam menghadapi kemelut
yang berlaku. Dengan tersebarnya muamalat yang benar-benar berlandaskan
Islam, maka barakah Allah pasti akan turun ke dunia ini. Justru, wujudnya
usahawan yang amanah dan sistem ekonomi yang halal, maka negeri dan negara
akan mampu untuk menjana pendapatan negara dengan lebih baik. Sudah pastilah
kesan ekonomi yang akan dihasilkan adalah kesan yang positif. Setiap orang telah
tertulis rezekinya masing-masing. Rahsia inilah menjadikan kehidupan ini begitu
indah dan perlu dihadapi dengan usaha yang berterusan dan saling membantu
antara satu sama lain. Sebagaimana firman Allah SWT berfirman dalam AlQuran, yang berbunyi sebagai berikut:
z)7Q
y
⌧wst"x
T|,ef dQ o {!Zo'
B
,]:Q
b}~<
UP*6
{!Zo'Q
‚u^ƒQ:
#
J-€"
(٢٧: ٤٢/‫ )ارى‬>P& o>Qo?
“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya
tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan
apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat” (Q.S: As-Syura 42, 27)
Semua masyarakat di negara ini sedar khususnya orang Kelantan sendiri,
bahwa pada pilihan raya tahun 1978 PAS telah kalah teruk. Kekalahan itu
berpunca daripada kenaan 'mageran' terhadap kerajaan mutlak PAS pada masa itu.
Hasil pemilu itu PAS hanya mampu mempertahankan dua kerusi saja yaitu, Dun
Kemumim dan Manik Urai. Kaum wanita pada masa itu, turut terkeliru dengan
fitnah-fitnah politik Umno.
Serentak dengan kekalahan itu , Dewan Muslimat PAS yang pada ketika
itu diketuai oleh Hajjah Wan Asma' Abdul Kader dan Naib Ketuanya Hajjah
Kalthom Othman telah mengorak langkah dan bangkit berjuang untuk menebus
kekalahan itu. Sekalipun ia memakan masa kira-kira 12 tahun, namun langkah
yang dihayun itu benar-benar menggoncangkan Kelantan pada tahun 1990. Yang
mana di pemilu 1999 di negeri bagian Kelantan, Angkatan Perpaduan Ummah,
yaitu koalisi antara Partai Islam Se-Malaysia (PAS), partai Semangat 46, dan
Berjasa yang telah memenangi 39 kerusi daripada 39 kerusi yang dipertandingkan
dalam Dewan Undangan Negeri (DUN) Kelantan yang sekaligus memberi
kemenangan yang mutlak 100% untuk Angkatan Perpaduan Ummah.96
Kempen dari rumah ke rumah atau merayu undi setiap kali pilihan raya
diatur dengan baik dalam usaha memulihkan kembali prestasi PAS yang suatu
ketika duhulu telah malap. Saf pimpinan Dewan Muslimat PAS Kelantan sendiri,
telah membina semangat juang yang tinggi dan kental di kalangan ahli-ahlinya di
semua peringkat termasuk di peringkat cawangan-cawangan dengan pelbagai
latihan dan aktiviti.97
96
97
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pilihan_Raya_Umum_Malaysia_1978
Ucapan Siti Zailah Mohd Yusof, Ketua Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan / Ahli
Parlimen Rantau Panjang 13 Jamadil Awwal 1430H / 9 Mei 2009 ( Sabtu ) Pusat Tabiyyah Islam
Kelantan ( PUTIK ), Pengkalan Chepa, Kelantan.
Plihan raya kecil yang diadakan di Dewan Undangan Negeri Limbongan
dan Sungai Pinang. pada tahun 1992, Lundang (1994), Parlimen Gua Musang
(1995), Pulau Chondong (1997) dan Semerak (1997) turut memperlihatkan
kesungguhan golongan hawa ini bagi mempastikan kemenangan yang dituntut
oleh perjuangan Islam yang dibawa oleh PAS.
Sumbangan dan gerakan Dewan Muslimah PAS Kelantan ini telah dapat
membuatkan seorang tokoh Islam di Malaysia memuji dan melahirkan rasa terima
kasih kepada golongan Muslimat terhadap penglibatan mereka dalam pilihan raya
khususnya pada tahun1990. Tokoh yang dimaksudkan ialah Pesuruhjaya PAS
Kelantan, Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat.
Beliau secara terbuka mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada Muslimat seluruh Kelantan yang berusaha sedaya upaya untuk merampas
semula Kelantan pada suatu majlis kesyukuran kemenangan pilihan raya kecil
pada tahun 1990. "Tanpa kesungguhan Muslimat dengan izin Allah sudah tentu
kita tidak dapat menikmati kejayaan yang begini besar nilainya", katanya.
Penghargaannya itu tidak terhenti di situ sahaja, malah setiap perubahan
diolah, dikaji dan dilaksanakannya sebaik mungkin demi memartabatkan
golongan hawa itu yang sering kali dieksploitasikan oleh golongan yang tidak
bertanggungjawab. Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz sebagai seorang Menteri
Besar, begitu prihatin membuat perubahan yang mem-berangsangkan sekalipun
dianggap remeh semata-mata bagi menaikkan kedudukan dan imej wanita
sebagaimana kehendak Islam. Semuanya bukan sahaja sebagai menghargai jasa
dan
pengorbanan Muslimat, tetapi sebaliknya juga ia dijalankan karena
memenuhi tuntutan agama. Karena menurut tuntutan agama juga, kerajaan negeri
bagian Kelantan tidak membenarkan golongan hawa ini bertanding dalam tilawah
al-quran, dilarang bernasyid kepada wanita yang berumur 15 tahun ke atas,
dilarang memperaga tubuh semata-mata untuk tujuan iklan dan sebagainya.
Sekali pun tidak berhasrat untuk mengatakan golongan wanita lebih
'politiking' dari muslimin, Namun unsur-unsur politik "kewanitaan" telah
diperkirakan dalam membuat pembaruan semenjak penubuhan
kerajaan
Angkatan tahun 1990. Justru, paling penting dan wajar diketengahkan di sini
ialah kaum hawa turut diberi penghormatan untuk dilantik sebagai Anggota
Dewan Negara. Ketua Dewan Muslimat PAS Kelantan, Hajjah Kalthom Othman
Ketua Dewan Muslimat PAS, wanita pertama dari PAS diberi penghormatan dua
penggal (1991-1997) sebagai senator demi membawa suara Muslimat ke Dewan
Negara. Setelah tamat tempohnya, dua lagi diberi kepercayaan, mereka ialah
Ketua Dewan Muslimat PAS Pusat, Hajjah Jamilah Ibrahim dan Naib Ketua
Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan, Hajjah Hunaizah Mohd Nor. Perlantikan
ini bersesuaian dengan perjuangan PAS yang tidak akan melantik golongan
Muslimat sebagai wakil rakyat karena suasana politik hari ini yang tidak
memungkinkan penglibatan Muslimat. 98
98
http://www.scribd.com/doc/15752651/ mempertahankan- kemenangan- melestarikankebajikan? autodown = pdf, diakses pada tanggal 31 Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
Satu gandingan gerak kerja yang mantap dan membanggakan dalam
membantu kemenangan PAS dan Pakatan Rakyat99 dalam pemilu ke-12 dan
semua pemilu kecil yang lalu. Kepakaran dan kreativiti pendekatan serta
kesungguhan Muslimat hasil ilmu poltitik dan pengalaman tak terbeli jentera
Halwa seluruh Kelantan amat menyerlah dan benar-benar memberi kesan kepada
gerak kerja pemilu seluruhnya. Usaha yang mantap dan kerja keras Muslimat
telah mendapat penghargaan dan pujian daripada semua pihak dan diakui oleh
pelbagai lapisan kepimpinan dari seluruh pelusuk negara.
99
Pakatan Rakyat merupakan satu aliansi baru partai-partai politik Malaysia. Aliansi ini
terdiri dari Partai Keadilan Rakyat, Partai Islam Se-Malaysia dan Partai Aksi Demokratik (PKR-PASDAP)yang merupakan pihak oposisi di Parlemen Malaysia. Presiden PKR, Datin Seri Wan Azizah
Wan Ismail adalah Ketua Oposisi sebelum ini, namun kemudian digantikan oleh suaminya Datuk Seri
Anwar Ibrahim setelah memenangkan pemilu Permatang Pauh 2008. Pakatan Rakyat juga memimpin
pemerintahan lima buah negeri Malaysia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis bahaskan secara jelas pada
bab-bab terdahulu, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
3. Sebagai sayap kiri partai PAS dalam merialisasikan Islam yang syumul di
Malaysia, wanita Muslimah di Kelantan khususnya mempunyai Visi dan Misi.
Visi Dewan Muslimat ini adalah sinonim atau diselaraskan dengan tujuan
pendirian PAS itu sendiri yaitu ‘Memperjuangkan wujudnya di dalam negara
ini (Malaysia) sebuah masyarakat dan pemerintahan yang terlaksana di
dalamnya nilai-nilai hidup Islam dan hukum-hukumnya menuju keredhaan
Allah SWT’ dan ‘Mempertahankan kesucian Islam serta kemerdekaan dan
kedaulatan negara’. Jadi, Dewan Muslimat adalah pelengkap atau sayap kiri
dalam perjuangan PAS untuk merealisasikan tujuannya. Adapun misi Dewan
Muslimah PAS Kelantan ialah Membina Masyarakat Berakhlak dalam Semua
Bidang Kehidupan Manusia dan Pendukung Kepada Ajaran Islam Sebenar.
Dan melahirkan Muslimat Mujahidah Berilmu, Beriman, Beramal, Bertaqwa,
dan Berperan sebagai Da’i kepada masyarakat.
4. Di negara bagian Kelantan, Dalam menghadapi tantangan, halangan, dan
cabaran
arena
politik,
wanita
muslimah
juga
bepartisipasi
dalam
memperjuangkan Islam disamping sebagai sayap kiri bagi perjuangan politik
PAS di Malaysia. Pindaan Perlembagaan PAS tahun 1973 menyaksikan
bagaimana
segala
urusan
Dewan
Muslimat
telah
disatukan
dalam
Perlembagaan PAS. Maka obyektif keberadaan Dewan Muslimat turut diubah
menjadi tugas-tugas am yang disebutkan dalam Fasal 28 ceraian 3, pecahan ke
(7). Fasal tersebut menyatakan bahawa tujuan Dewan Muslimat ialah: “Untuk
menyatukan tenaga Muslimat-Muslimat dalam negara ini bagi meluaskan
pengaruh PAS di kalangan wanita-wanita Islam melalui kegiatan-kegiatan
Muslimat sambil membentuk keperibadian mereka supaya menjadi Muslimat
yang bertanggungjawab kepada agama dan negara serta meyakinkan mereka
kepada cita-cita Islam yang diperjuangkan oleh PAS”. Partisipasi dan peran
Dewan Muslimat PAS Kelantan ini adalah wajar dan sesuai dengan tuntutan
serta kehendak syari’at Islam. Jadi, eksistensi Dewan Muslimat amat penting
demi mewujudkan cita-cita atau visi dan misi PAS.
5. Gerakan Dewan Muslimat PAS dalam arena perpolitikan di Kelantan adalah
sebagai sayap kiri kepada perjuangan PAS yang berusaha untuk menegakkan
masyarakat dan pemerintahan yang berasaskan nilai-nilai Islam. Dewan
Muslimat PAS selama ini telah melaksanakan peran dan partisipasi mereka
yaitu sebagai pemilih/ pengundi
dalam memilih pemerintah, peka dan
menjadi pemerhati atau pemantau kepada perjalanan pemerintahan negara
dengan menggunakan segenap ruang demokrasi untuk menegur dan
menasehati pemerintah serta vocal menyuarakan hak-hak dan kepentingan
wanita serta masyarakat khususnya di Kelantan. Bergiat secara aktif dalam
mengemukakan pendapat, pro dan kontra terhadap kebijakan-kebijakan dewan
eksekutif atau legislative lewat pidato, tulisan, demonstrasi, dan lain
sebagainya. Menjdi calon/ kandidat dalam pemilu DUN atau perlemen serta
menjadi senator dalam Dewan Negara. Dewan Muslimat PAS juga aktif
dalam acara-acara sosial sama ada di peringkat nasional maupun internasional
terutama dalam acara-acara kewanitaan dan keislaman.
B. Saran-saran.
1. Kepada kaum Muslimah umumnya, politik dan kenegaraan adalah sebagian
dari system Islam dan menjadi kewajiban kepada kita untuk sama-sama
berpartisipasi demi untuk mengemban amanah sebagai khalifah di muka
bumi.
2. Kepada para elite politik Muslimah, khususnya Dewan Muslimah PAS
Kelantan agar lebih memperhatikan tujuan, visi, dan misi partai yang
memperjuangkan ummat dan menegakkan risalah Islam supaya semua
tindakan dan kebijakan yang diambil selari dan bertepatan dengan tuntutan
syarak.
3. Kepada para aktivis dakwah dan para da’I, khususnya di Indonesia dan
Malaysia agar mengoptimalkan segala usaha supaya kaum Muslimah
semuanya sadar dan faham tentang hak-hak dan kewajiban mereka yang telah
diberikan oleh Islam dan seterusnya menghayati serta melaksanakan Islam
secara menyeluruh da;am segenap aspek kehidupan.
4. Kepada pemimpin masyarakat dan negara agar memposisikan Islam sebagai
pedoman utama dalam kepimpinan dan ketatanegaraan supaya negara
khususnya Malaysia menjadi ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur’.
DAFTAR PUSTAKA
al-Quran al-Karim
Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam di Malaysia:
Masalah dan penyelesaiannya. Kuala Terengganu: Pustaka Damai,
1986, Cet. Ke-1.
Abdullah, Ahmad Mawardi Bin, “kebijakan Politik Islam Nik Abdul Aziz Nik Mat
di Kelantan Tahun 1990-2008” , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Asqalani, al, Ibnu Hajar, Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari. Beirut, alMaktab al-Islam, Dar al-Soader,t.t., Jilid 6.
Arshad, Sofian, “Hak Non Muslim di Negara Bagian Kelantan”. Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006.
Asy-Syinnawi, Abdul Aziz, 12 Wanita Pejuang Bersama Rasulullah, Terj. Totok
Jumantoro. Jakarta; Lembaga Studi Islam, 2004.
Awang, Muhammad Hussein Khal’i Haji, Kelantan dari Zaman ke Zaman. Kota
Bharu: Percetakan Sharikat Dian Berhad, 1970.
Az-Zindani, Abdul Majid, Hak-hak Politik Wanita dalam Islam. Jakarta, AlI’tishom Cahaya Umat, 2003, Cet. Ke-1.
Daud, Mustafa Haji, Pengantar Politik Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka, 1997, Cet. Ke-1.
Dinsman, Sepuluh Tahun Membangun Brsama Islam Kelantan dibawah
kepimpinan Ulama. Kota Bharu: Pusat Kajian Strategit, 2000.
Ensiklopedia Indonesia, ( Edisi Khusus ). Jakarta: PT Lehtiar Baru-van Hoeve,
1980.
Enakmen Undang-Undang Kanun Jenayah Syariah II (1993). Pelaksanaan
Hukum Hudud Di Kelantan. Kelantan: Telda Corporation Sdn. Bhd.
1994, Cet. Ke-I.
Enakmen adalah Undang-undang (statute) yang dibuat oleh Dewan Undangan
Negeri (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD) atau Peraturan
Daerah (PERDA), lihat Kamus Dewan, Edisi IV. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 2007, Cet. Ke-2.
Faris, Muhammad Abdul Qadir Abu, Fiqih Siyasah Menurut Imam’ Asy-Syahid
Hasan Al-Banna. Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada, 2000, Cet. Ke-1.
Hizbut Tahrir Indonesia, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut
Tahrir. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008, Cet. Ke-2.
Jam’ah, Ahmad Khalil, Wanita Yang Dijamin Masuk Syurga. Jakarta: Darul
Falah, 2002.
Kamil, Awang Muhammad, Sultan dan Perlembagaan. Terj. Ashruddin dari The
Sultan and The Constitutionn. Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka,
2001.
Khaldun,
Ibnu, Muqaddimah, terj. Oleh Ahmadia Thoha. Jakarta, Pustaka
Firdaus, 2005, Cet. 5.
Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan Muslimat PAS Pusat, Halwa
Perjuangan. Selangor: Lajnah Penerangan dan Hal Ehwal Luar Dewan
Muslimat PAS Pusat, 2001.
Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Undang-undang Syariah WilayahWilayah Persekutuan. Selangor: International Law Book Services, t.th..
Mardiana, Hussin Hasnah dan Nordin, Pengajian Malaysia. Selangor: Oxford
Fajar Sdn. Bhd., 2007.
Nasir, Fatimah Umar, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam. Jakarta:
CV. Cendekla Sentra Muslim, 2003, Cet. Ke-1.
Nabani, al, Taqiyyuddin, An-Nizhām Al-Ijtimā’i fi Al-Islām. Terj. M. Nashir.
Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2007.
Partai Islam se-Malaysia (PAS), Negara Islam. Kuala Lumpur: Partai Islam seMalaysia, 2004, Cet. Ke-4.
Pejabat Agung PAS, Perlembagaan Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Selangor:
Pejabat Agung PAS, 2002, Cet. Ke-1.
Quthub, Sayyid, Fi Dzilalil Al-Qur’an. Beirut Dar al-Syuruq, 1978, Cet. Ke-2.
Rifooh, Sayyida, “Wanita dalam Pentas Politik Menurut Islam” , Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2004.
Sabiq, Sayyid, Fiqih as-Sunnah. al-Qaherah: Dar al-Rayyan Turats, 1991, Jilid 2
Said, H,A. Fuad, Ketatanegaraan Menurut Syariat Islam. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 2002, Cet. Ke-1.
Saedon, Mahmod, Undang-undang Pentadbiran Islam. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, 1996.
Shaqr, Abdul Badi’, Wanita-Wanita Pilihan, Terj. Abdulkadir Mahdamy. Solo:
Pustaka Mantiq, 1993.
Shellabear, W. G., Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: Oxford University Press,
1967.
Sukardja, Ahmad, piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta:
UI Press, 2000.
Syalthuth, Mahmud, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah. Jeddah: Dar al-Syuruq, 1970,
Cet. Ke-2.
Tahido, Huzaemah, Hak dan Kewajiban Pria dan Wanita: Tuntunan Islam
tentang Kemitrasejajaran Pria dan Wanita. Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 1999, Cet. Ke-2.
Taib, Harun, Model Kerajaan Islam Membangun Bersama Islam. Kuala Lumpur:
Dewan Ulama’ PAS Pusat, 2000, Cet. Ke-1.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembanagan Bahasa Departemen
Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1998, Cet. Ke-1.
Umari, al, Akram Diya, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW.
Jakarta: Media Dakwah, 1994.
Voll, John L. Esposito dan John O. Demokrasi Di Negara-Negara Muslim:
Problem dan Prospek, Terj. Rahmani Astuti dari Islam and Democracy.
Bandung: Mizan, 1999, Cet. Ke-1.
Yafie, Ali, Wanita dalam Pandangan Islam: Tuntunan Islam tentang
Kemitrasejajaran Pria dan Wanita. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia,
1999, Cet. Ke-2.
Zada, Khamami dan Arofah, Arief R. Diskursus Politik Islam. Jakarta: Lembaga
Studi Islam, 2004, Cet. Ke- I.
Zada, Khamami dan Mujar Ibnu Syarif, Fiqh Siyasah: Doktrin dan Pemikiran
Politik Islam,Jakarta: Erlangga, 2008, Cet. Ke-1.
Ziyadah,
Asma’ Muhammad, Peran Politik Wanita Dalam Sejarah Islam.
Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2001, Cet. Ke-1.
Situs internet dan Ceramah
http://kalam82.tripod.com/id2.html, diakses pada tanggal 02 Januari 2010, pukul
10.46 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Kelantan, diakses pada tanggal 02 Januari 2010,
pukul 10.57 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/Geografi_Kelantan, diakses pada tanggal 10 Januari
2009 pukul 15.00 WIB
http://www.kelantan.gov.my/index.php?q=ringkas diakses pada tanggal 12
Januari 2009 pukul 20.00 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Kelantan, diakses pada tanggal 12 Januari
2009 pukul 20.00 WIB
http://history.melayuonline.com/?a=SnV1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=k
esultanan-kelantan, ibid.
http://dmpkelantan.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article
&id=13&Itemid=27, diakses pada tanggal 30 Desember 2009, pada
pukul 21.13 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki.UMNO, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul
17.45 WIB
http://paskel.tripod.com/adin/ad02.htm, diakses pada tanggal 30 Desember 2009,
pada pukul 23.12 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/Partai_Keadilan_Rakyat, diakses pada tanggal 01
Januari 2010, pukul 17.32 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/Partai_Tindakan_Demokratik, diakses pada tanggal
01 Januari 2010, pukul 17.32 WIB
http://ms.wikipedia.org/wiki/ISA, diakses pada tanggal 01 Januari 2010, pukul
17.40 WIB
http://sitizailah.blogspot.com/2009/06/temuramah.html, diakses pada tanggal 01
Januari 2010, pada pukul 17.12 WIB
http://risalaty.multiply.com/journal/item/54, diakses pada tanggal 13 Januari
2010, pukul 20.13 WIB
http://www.scribd.com/doc/15752651/mempertahankan-kemenanganmelestarikan-kebajikan?autodown=pdf, diakses pada tanggal 31
Desember 2009, pada pukul 04.44 WIB
Ucapan Siti Zailah Mohd Yusof, Ketua Dewan Muslimat PAS Negeri Kelantan /
Ahli Parlimen Rantau Panjang 13 Jamadil Awwal 1430H / 9 Mei 2009
(Sabtu ) Pusat Tabiyyah Islam Kelantan ( PUTIK ), Pengkalan Chepa,
Kelantan.
Download