21 kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit. 2.1.1. Kualitas Batu Bara Menurut Fariz Tirasonjaya yang dikutip di (www.batubara-indonesia.com) kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batu bara seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan unsur jarang. Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboratorium, diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang. Kualitas batu bara ini diperlukan untuk menentukan apakah batu bara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian. 2.2. Investasi Perlu ditelusuri lebih lanjut definisi investasi, macam investasi, risiko dalam melakukan investasi, produk–produk investasi, hingga proses keputusan investasi. 22 2.2.1. Definisi Investasi Definisi investasi menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis pada tanggal 30 Januari 2008, investasi adalah penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan akan modal, atau dapat diartikan sebagai suatu pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran sekarang untuk memperoleh keuntungan (return) yang lebih baik di masa datang. Dengan bahasa yang lebih sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa atau periode yang ditentukan sebelumnya. 2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan (2011:hal1), investasi adalah suatu komitment dari uang atau sumber daya lain dengan mengharapkan dapat mendapat keuntungan di masa yang akan datang. Contohnya seorang individu membeli saham dengan mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan risiko yang ada. 3. Menurut Reilly dan Brown dalam bukunya yang berjudul “Investment Analysis And Portfolio Management” (2007:hal6), investasi adalah sebuah komitmen dari sejumlah dollar untuk periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan: a. Waktu yang diharapkan; b. Inflasi yang diharapkan; c. Segala sesuatu yang harus dibayarkan dikemudian hari. 23 1. (broker). Belum tentu investasi yang komisinya tinggi memberikan hasil yang relatif lebih baik dibandingkan dengan investasi sejenis dengan komisi yang rendah. 2. Jangan letakkan semua telur kedalam satu keranjang. Apabila investor meletakkan semua telur atau investasi pada satu instrumen investasi, apabila instrumen investasi tersebut jatuh, maka hasil investasi tersebut akan jatuh semua. Tetapi apabila investasi pada beberapa instrumen investasi, maka apabila ada instrumen investasi yang jatuh, maka yang jatuh hanya satu instrumen. 3. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi panik. Kondisi sedang panic akan menghilangkan kejernihan berpikir. Jangan membeli setelah kenaikan harga yang besar karena panik atau ikut investor lain, kemungkinan besar harga akan segera turun. 4. Jangan terlalu percaya bahwa dengan mengikuti prediksi dan spekulasi para pakar dan analis akan memberikan kesuksesan. Hal ini disebabkan karena tidak satu pun orang yang tahu dengan pasti apa yang bakan terjadi di masa yang akan dating. Bahkan kalau ada sekalipun, tidak akan dipublikasikan di koran atau majalah. 5. Jangan mencampurkan dana investasi dengan dana untuk kebutuhan transaksi karena akan mengacaukan kondisi keuangan investasi. Jangan abaikan untuk membayar utang konsumtif yang ditanggung, misalnya utang kartu kredit, kredit mobil yang lebih tinggi dari bunga tabungan, karena akan mengikis hasil keuntungan investasi. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on going process) dengan tahap-tahap sebagai berikut: 24 1. Penentuan Tujuan berinvestasi Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai. 2. Penentuan Kebijakan Investasi Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi, pengetahuan akan pasar modal. 3. Pemilihan strategi portofolio dan asset Setelah mengetahui hal-hal pada poin 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal. 4. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan tujuan. Alat untuk mengukur kinerja portofolio ada 3 yang cukup populer yaitu Sharpe’s measures, Treynor’s measures dan Jensen measures. 2.3. Pasar Modal (Capital Market) Pada bagian pasar modal, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pasar modal, fungsi pasar modal, manfaat pasar modal, peran startegis pasar modal dan instrumen pasar modal. 2.3.1. Pengertian Pasar Modal Definisi pasar modal menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Menurut undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dari website bapepam (www.bapepam.go.id) tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, 25 Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. 2. Menurut Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt dari bukunya yang berjudul “Financial Management” (2006;hal960), pasar modal adalah pasar keuangan obligasi perusahaan jangka panjang, atau saham perusahaan. 3. Menurut Ross, dari bukunya yang berjudul “Modern Financial Market” (2008;hal15), pasar modal adalah pasar untuk hutang jangka panjang dengan pembayaran jangka waktu tertentu dan untuk saham perusahaan. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah kegiatan pasar keuangan yang berhubungan dengan perusahaan publik dalam lingkup hutang atau saham. Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Menurut website infovesta (www.infovesta.com), melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil 26 pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitias (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Perbedaan antara pasar modal dengan pasar uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga berjangka waktu panjang. 2.3.2. Fungsi Pasar Modal Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. 27 Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu: 1. Fungsi ekonomi. Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana. 2. Fungsi keuangan. Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia meliputi: 1. Sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal 2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan; 3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat; 4. Menampung tenaga kerja; dan 5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah 28 2.3.3. Manfaat Pasar Modal Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah: 1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. 3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan berkembang. 4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah 5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional. 2.3.4. Peran Strategis Pasar Modal Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemjuan ekonomi suatu negara. 29 2.3.5. Instrumen Pasar Modal Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa instrumen yang diperjualbelikan. Instrumen-instrumen tersebut dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi, dan derivatif dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Ekuitas Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). 2. Obligasi Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan sebelumnya. Perusahaan sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor dengan menerbitkan income securities utang suratfixed yaitu berupa dokumen yang menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain akan membayar uang sejumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan investor, perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala. Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek berpendapatan tetap. 30 3. Derivatif Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right dengan penjelasan sebagai berikut: a. Warrant Merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. B. Right Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada secondary offering. Beda dengan warrant masa perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja. Contoh dari right dan warrant dijelaskan sebagai berikut: 2.4. Saham Pada bagian saham, penulis akan menjabarkan seluk beluk tentang saham mulai dari pengertian, risiko, hingga teknis analisa saham. 2.4.1. Pengertian Saham Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham adalah surat berharga yang dapat dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelikan atau tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim 31 atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2. Menurut website investorwords (www.investorwords.com) yang ditulis oleh managemen WebFinance, saham adalah sebuah instrumen dengan memberikan komposisi ekuisitas dari perusahaan yang menunjukan seberapa besar investor memiliki porsi dari perusahaan tersebut. 3. Menurut website investopedia (www.investopedia.com) yang ditulis oleh managemen Investopedia, saham adalah surat berharga kepemilikan perusahaan yang menyatakan besaran porsi perusahaan terhadap asset dan ekuisitas. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat beharga yang menentukan besaran porsi kepemilikan dari sebuah perusahaan. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. 2.4.2. Bursa Saham Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta (2008), bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan sahamnya untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO). Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat penampungan untuk perdagangan ini. 32 2.4.3. Menentukan Harga Saham Harga saham setiap perusahaan tidaklah sama, harganya akan berbeda-beda. Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat perusahaan. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan keuntungan. Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan Rp10 juta tahun ini, tapi tahun depan berpeluang mendapatkan Rp20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan potensi pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga Rp150 juta. Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang sangat pesat walaupun sekarang mereka tidak lagi banyak menghasilkan keuntungan. 2.4.4. Apa yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham? Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga saham dapat dibagi menjadi 2 faktor, yaitu: 1. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya. 2. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan tersebut secara individual. Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak 33 yang menjual sahamnya sehingga harganya akan menurun. Tentu saja, hal yang sebaliknya juga dapat terjadi. Menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth Management (www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto, kondisi lainnya yang dapat terjadi pada saham, yaitu saham tersebut menjadi saham gorengan. Saham gorengan adalah saham yang dijadikan ajang spekulasi sehingga pergerakan harganya seolah-olah terpisah dari faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut dan terpisah dari sentimen pasar secara keseluruhan. Saham-saham ini harganya sangat sering dipermainkan.Harga saham ini dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu dengan memanfaatkan corporate action yang akan dilakukan perusahaan. Biasanya dengan memanfaatkan corporate action, akan ada rumor-rumor mengenai corporate action sehubungan dengan harga saham tersebut. Satu atau beberapa “Bandar” dan kawanannya bekerja sama untuk berusaha menggiring pergerakan saham. Sebagian besar saham yang dijadikan saham gorengan ini bukanlah saham-saham blue chip, melainkan saham-saham berkapitalisasi kecil dan dapat berpotensi untuk menimbulkan cerita yang dapat dihembuskan. Mengapa saham blue chip sulit untuk digoreng? Berikut beberapa alasannya: 1. Jumlah saham blue chip yang beredar biasanya jauh lebih banyak sehingga sulit untuk memonitor pergerakannya; 2. Pemiliknya sangat heterogen baik dari dalam maupun luar negeri sehingga mungkin tidak tertarik goreng-menggoreng; 3. Karena pemegang saham sangat banyak dan bervariasi dapat memungkinkan tidak adanya pemegang saham mayoritas sehingga tidak ada yang dapat berperan sebagai bandar. 34 Dengan adanya saham-saham gorengan ini jangan kaget apabila menemukan sahamsaham yang harganya melambung tinggi dengan sangat cepat atau pun sebaliknya. Karena itu investor harus berhati-hati dengan sekedar rumor-rumor dan omongan orangorang. Investor harus mengecek dan melakukan analisa sendiri terhadap kondisi pasar. Contoh saham gorengan menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth Management (www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto adalah sebagai berikut: 1. Dayaindo Resources / KARK (batubara) KARK termasuk salah satu saham yang mencetak lonjakan saham yang cukup spektakuler. Pada awal tahun, harga saham ini masih melata di bawah Rp50,- per saham. Memasuki april harganya melejit dan sempat memasuki harga Rp750- per saham atau naik sebesar 1.315%. Tapi pada tgl 19/9 harganya kembali anjlok menjadi Rp395,- per saham. Lejitan harga saham ini sering dikaitkan dengan langkah KARK yang sejak Juli lalu menyatakan akan terjun ke bisnis batubara. Isu-isu mengenai rencana corporate action ini dapat dijadikan rumor bagi para pemain untuk menggerakan harga saham. 2. Central Korporindo (CNKO) Harga saham CNKO sempat terbang karena rencana pembangunan tiga PLTU di Kalimantan. Namun hingga kini pembangunan tersebut tak kunjung selesai. Demikian juga dengan rumor awal bahwa CNKO akan membuka lokasi tambang baru di Papua. Namun kemudian rencana ini batal karena infrastrukturnya sulit dan batu baranya basah sehingga biaya eksploitasinya mahal dan sebagai gantinya CNKO akan melirik lokasi di Jambi, Sumatera Selatan dan Riau. Pergerakan coporate action seperti ini akan sangat mudah dimanfaatkan untuk menjadi rumor. 35 Melihat situasi maraknya saham-saham gorengan sebaiknya para investor pemula berhati-hati untuk tidak mudah ikut dalam rumor-rumor, sehingga dapat mencegah kerugian yang besar, meskipun dalam saham-saham gorengan mungkin saja dapat untung banyak dalam waktu singkat. 2.4.5. Dividen Menurut Arthur J. Keown dalam bukunya yang berjudul “Financial Management” (2005;605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat pengembalian, yaitu dividend dan kenaikan harga saham. Perusahaan perlu mempertimbangkan lebih lanjut diantara keputusan membagikan dividen atau internal financing. Investor yang dapat berpikir secara rasional, dapat menerima keputusan perusahaan dengan internal financing ketimbang dividen. Karena dengan membagikan dividen, maka jumlah arus kas akan berkurang. Selain kenaikan harga ataupun penambahan modal, dividen merupakan salah cara untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang membayarkan dividen tunai tahunan yang mencerminkan bagian dari profit perusahaan tersebut. Pembagian dividen sepenuhnya merupakan kebijakan perusahaan tersebut dan mereka tidak wajib melakukannya. Akan tetapi pada umumnya mereka tetap akan memberikan sebagian dari profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya. 2.4.6. Tipe Saham Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) 2.4.6.1. Saham biasa (common stock) Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Menurut Keown (2005;hal261), common stock mempresentasikan kepemilikan dari sebuah perusahaan. adalah saham yang 36 2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan (2011:G3) common stock adalah ekuitas, atau ekuisitas security, yang diterbitkan dan menjadi kepemilikan publik berdasarkan presentase dari perusahaan tersebut. 3. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis” (2001:220) common stock adalah jenis saham yang mempresentasikan kepemilikan dan pemilik saham memiliki risiko yang sangat tinggi dan imbal hasil yang tinggi tergantung dari kinerja perusahaan. Dengan merangkum tiga definisi common stock tersebut, common stock adalah jenis saham yang mempresentasikan kepemilikan perusahaan berdasarkan besarnya presentase saham yang dimiliki. Menurut Keown (2005;hal261), common stock tidak memiliki maturity date tetapi keberadaan saham tersebut tetap ada seiring dengan perusahaam yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan dapat memberikan dividen pada pemegang saham. Tetapi sebelum pengumuman ke publik tentang perusahaan dalam pembagian dividen, jajaran direksi harus mendeklarasikan terlebih dahulu. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan 37 keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar alokasi yang ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen dibayar sebesar nilai par sekuritas mereka. Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda membeli sebuah saham pada harga Rp500,- dan menjualnya saat harga mencapai Rp600,- maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp100,- dikalikan dengan jumlah saham yang anda jual. Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut capital loss. Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak adanya maturity date atau tanggal jatuh tempo. Orang yang mempunyai saham memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan. Besar kecilnya hak suara yang dimiliki sesuai dengan besar kecilnya saham yang dimiliki, semakin banyak persentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sesuai dengan proporsi saham dan mempunyai hak untuk mengalihkan kepemilikkan sahamnya kepada orang lain. 38 2.4.6.2. Saham preferen (preferred stock) Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Menurut Keown (2005;hal256), preferred stock adalah hybrit security dengan campuran karakteristik antara obligasi dengan saham 2. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis” (2001:hal220), preferred stock adalah saham yang masuk kategori kelas khusus karena memiliki preferensi atau fitur tidak dinikmati oleh saham biasa. 3. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan (2011:G-3) preferred stock adalah saham dalam perusahaan dan perusahaan wajib membayar aliran tetap atau dividen. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa preferred stock adalah tipe saham yang khusus yang berbeda dari saham biasa, dimana pemegang preferred stock dapat menikmati fungsi ganda dari preferred stock tersebut seperti obligasi dan saham. Menurut Wild (2001:hal220), preferred stock biasanya adalah pemegang saham yang senior dengan pembagian dividen tetap. Pemegang preferred stock mendapatkan dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapatkan dividen. Pemegang saham preferen dapat berupa obligasi atau kreditur dan pemegang saham biasa. Perbedaan penting antara para pemegang saham preferen dan kreditur adalah bahwa pemegang saham lebih disukai perusahaan karena biasanya pemegang saham preferen tidak memiliki hak untuk menuntut penebusan saham mereka. Namun demikian, beberapa saham preferen memiliki hak untuk menentukan tanggal penebusan yang disesuaikan dengan laporan keuangan perusahaan. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham jenis preferen memiliki sifat hybrid yang 39 artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya obligasi. Jika investor memiliki saham jenis ini, investor akan mendapatkan pembayaran secara teratur sebesar harga dari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun (sifat obligasi). Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak akan menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional mengikuti peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak dibayarkan selama setahun atau lebih. Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke dalam fixed income. Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) ada persamaan antara saham preferen dengan obligasi : 1. Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya 2. Selama masa saham berlaku dividen akan tetap 3. Memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan pemiliknya 40 akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak terlambat. Tetapi saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya sedikit. 2.4.7. Keuntungan dan Risiko Saham Berikut adalah keuntungan dan risiko dalam berinvestasi saham. 2.4.7.1.Keuntungan Saham Menurut Keown (2005;hal605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat pengembalian, yaitu dividen dan kenaikan harga saham yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Dividen Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis” (2001:hal221) ada 2 macam dividen yang dijelaskan sebagai berikut: a. Dividen kas Dividen kas adalah distribusi dividen berupa uang kas. Dividen ini adalah dividen yang paling umum dan ketika perusahaan mengumumkan pembagian dividen, maka pada laporan keuangan masuk pada hutang perusahaan kepada pemegang saham. Dividen bentuk lain, seperti dividen properti. Dividen ini dibayar dengan aset perusahaan, barang, atau dalam saham perusahaan lain. Dividen tersebut dinilai berdasarkan nilai pasar dari aset yang didistribusikan. b. Dividen saham Dividen saham berupa distribusi dari perusahaan membayar pemegang saham dengan saham. Efek dari pembayaran saham ini adalah pengaruh terhadap kapitalisasi pasar, sehingga berpengaruh secara permanen. Untuk skala kecil, 41 dividen saham kira-kira antara 20%-25% dari saham yang beredar sesuai dengan harga saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan. Untuk skala besar, ukuran dividen saham lebih dari 25% saham yang beredar sesuai dengan harga saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3,000,- kemudian menjualnya dengan harga Rp3,500,- per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp500,- untuk setiap saham yang dijualnya. 42 2.4.7.2. Risiko Saham Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis pada tanggal 30 Januari 2008 sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. 2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. 2.4.8. Teknik Analisa Saham Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, Dalam melakukan suatu investasi, seorang investor sering dihadapkan pada pertanyaan mendasar, seperti apakah harga saham dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan? Jika tidak, berapa nilai sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk mempertimbangkan apakah 43 saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced), atau dinilai terlalu tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price) adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsic suatu saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk mengetahui tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis saham suatu perusahaan yang dikutip dari website infovesta (www.infovesta.com) yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average, volume perdagangan, dan short-interest ratio. Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and shoulders, dan sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham. 2. Analisis Fundamental Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu laporan keuangan perusahaan, seperti laba, dividen, penjualan, struktur modal, risiko dan sebagainya. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya untuk menentukan apakah harga saham pasar sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. 44 Menurut website PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.com), ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks, 2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks, 3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta. Seperti halnya penghitungan indeks di bursa lainnya, perhitungan indeks di BEJ menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average index). Rumus dasar penghitungan indeks adalah: Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini atau disebut sebagai kapitalisasi pasar. Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan kegiatan yang menyebabkan jumlah saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian dilakukan agar indeks akan benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham. 2.5. Index Harga Saham Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu. 45 Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun, misal jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara ratarata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Untuk mengetahui pergerakan harga saham, dapat dilihat dengan menggunakan system Relative Strength Index (RSI) yang ditulis oleh Hendra Syamir pada buku “Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia” (2005;186). Indikator RSI ini menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan kedalam indikator yang memiliki selang penilaian antara 0-100. Formulasi RSI adalah sebagai berikut: RSI=100-100/(1+RS) 2.6. Discounted Cash Flow (DCF) Menurut Keown (2005;hal438), untuk mengerti bagaimana mengukur nilai shareholders, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana menilai perusahaan di pasar modal. Ada dua buah cara yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Accounting Model Pada accounting model, yang diutamakan adalah price earning ratio dan earning per share, sebagai contoh spabila ada perusahaan dengan rasio P/E sebesar 20, maka dengan peningkatan $1 pada earning per share (EPS), maka akan meningkatkan $20 equity value per share. Sebaliknya, apabila EPS berkurang $1, maka akan menurunkan $20 pada share value. (A.J.Keown, et al. 2005, p. 439). 46 2.5.2.1 Competing Models of Equity Valuation Discounted Cash Flow Model Accounting (Earning) Model Equity Value Price earning ratio Value Drivers Determinants of accounting earning and the price-earning ratio x Earning per share Present value of future cash flow Determinants of firm future cash flows and the opportunity Source : A.J.Keown, et al, Financial Fundamental, p. 439 2. Valuasi Free Cash Flow Model Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager yang menggunakan perhitungan discounted cash flow (DCF) akan mendapatkan harga saham tertinggi. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut metode terminal value. Menurut Keown (2005;hal440) metode dan rumus DCF dijabarkan sebagai berikut: firm value = free cash flow1 (1+ kwacc)1 + free cash flow2 free cash flow3 + + 2 (1+ kwacc) (1+ kwacc)3 free cash flow4 (1+ kwacc)4 + terminal value4 (1+ kwacc)4 terminal value4 = free cash flow5 kwacc Dan untuk mencari free cash flow dijabarkan sebagai berikut: 47 Calculation of free cash flow Net operating income (NOI) Less: taxes Equals: net operating income after tax Plus: depreciation expense Less: new investment made during the period additional net working capital and capital expenditures Equals: free cash flow Selanjutnya masuk pada rumus untuk mencari share value Firm value = Debt value + Equity Value Share value = equity value number of shares 2.7.1. Weight Average Cost of Capital Menurut Keown (2005;hal406) Weight Average Cost of Capital (WACC) adalah rata-rata dari after tax cost dari seluruh sumber modal perusahaan untuk proyek pembiayaan. Istilah Weight merefleksikan proporsi dari kenaikan seluruh pembiayaan modal dari setiap sumber yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Cost of Debt Komponen WACC yang pertama adalah biaya yang harus dikeluarkan dari hutang. Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of Financial Management (2005;hal315) rumus dari cost of debt dijabarkan sebagai berikut: Kd = Y x ( 1 - T ) keterangan: Kd adalah Cost of Debt Y adalah yield to maturity T adalah pajak. 48 2. Cost of Equity Komponen kedua dari WACC adalah Cost of Equity. Cost of Equity merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai ekuitas seperti dividend dan biaya untuk preferend stock. Menurut Keown (2005;hal412), menghitung cost of equity dapat menggunakan capital asset pricing model (CAPM). CAPM adalah hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dimana risiko yang tergolong systematic (beta) untuk aset yang berisiko. Ada 2 buah keuntungan menggunakan CAPM yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan 2. CAPM tidak tergantung pada pembiayaan dividen, sehingga dapat diaplikasikan untuk perusahaan yang tidak atau belum membayar dividen. Menurut Keown (2005;hal412) rumus dari CAPM adalah sebagai berikut: kc = krf + ß x (km - krf) keterangan: kc adalah CAPM krf adalah risk-free rate ß adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat pengembalian saham perusahaan. km adalah require rate of return. Untuk menghitung ß menggunakan rumus sebagai berikut: ß= Co Variance Rs, Rm Variance Rm Untuk mencari Co Variance berikut: Rs, Rm dan Variance Rm menggunakan rumus sebagai 49 keterangan: Rsi adalah tingkat pengembalian saham per tahun Rm adalah tingkat pengembalian IHSG per tahun Rs adalah rata-rata tingkat pengembalian saham per tahun Rm adalah rata-rata tingkat pengembalian IHSG per tahun Dari cost of equity dan cost of debt yang sudah diketahui, maka rumus untuk mencari WACC menurut Arthur (2005;hal414) adalah sebagai berikut: WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya equisitas]