21 kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus

advertisement
21
kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi
antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.
2.1.1. Kualitas Batu Bara
Menurut Fariz Tirasonjaya yang dikutip di (www.batubara-indonesia.com)
kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan
kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa
analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan
kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan
unsur kimia pada batu bara seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
tambahan dan unsur jarang.
Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboratorium,
diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan
untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara
seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur
jarang. Kualitas batu bara ini diperlukan untuk menentukan apakah batu bara tersebut
menguntungkan untuk ditambang selain dilihat dari besarnya cadangan batubara di
daerah penelitian.
2.2. Investasi
Perlu ditelusuri lebih lanjut definisi investasi, macam investasi, risiko dalam melakukan
investasi, produk–produk investasi, hingga proses keputusan investasi.
22
2.2.1. Definisi Investasi
Definisi investasi menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis pada tanggal
30 Januari 2008, investasi adalah penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh
tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dibanding bunga deposito untuk
memenuhi tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan kemampuan akan modal, atau dapat diartikan sebagai suatu
pengorbanan dalam bentuk penundaan pengeluaran sekarang untuk memperoleh
keuntungan (return) yang lebih baik di masa datang. Dengan bahasa yang lebih
sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu
dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan
tujuan mendapat keuntungan setelah masa atau periode yang ditentukan
sebelumnya.
2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan
(2011:hal1), investasi adalah suatu komitment dari uang atau sumber daya lain
dengan mengharapkan dapat mendapat keuntungan di masa yang akan datang.
Contohnya seorang individu membeli saham dengan mengharapkan keuntungan di
masa yang akan datang dengan mempertimbangkan risiko yang ada.
3. Menurut Reilly dan Brown dalam bukunya yang berjudul “Investment Analysis And
Portfolio Management” (2007:hal6), investasi adalah sebuah komitmen dari
sejumlah dollar untuk periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan:
a. Waktu yang diharapkan;
b. Inflasi yang diharapkan;
c. Segala sesuatu yang harus dibayarkan dikemudian hari.
23
1. (broker). Belum tentu investasi yang komisinya tinggi memberikan hasil yang
relatif lebih baik dibandingkan dengan investasi sejenis dengan komisi yang rendah.
2. Jangan letakkan semua telur kedalam satu keranjang. Apabila investor meletakkan
semua telur atau investasi pada satu instrumen investasi, apabila instrumen investasi
tersebut jatuh, maka hasil investasi tersebut akan jatuh semua. Tetapi apabila
investasi pada beberapa instrumen investasi, maka apabila ada instrumen investasi
yang jatuh, maka yang jatuh hanya satu instrumen.
3. Jangan mengambil keputusan dalam kondisi panik. Kondisi sedang panic akan
menghilangkan kejernihan berpikir. Jangan membeli setelah kenaikan harga yang
besar karena panik atau ikut investor lain, kemungkinan besar harga akan segera
turun.
4. Jangan terlalu percaya bahwa dengan mengikuti prediksi dan spekulasi para pakar
dan analis akan memberikan kesuksesan. Hal ini disebabkan karena tidak satu pun
orang yang tahu dengan pasti apa yang bakan terjadi di masa yang akan dating.
Bahkan kalau ada sekalipun, tidak akan dipublikasikan di koran atau majalah.
5. Jangan mencampurkan dana investasi dengan dana untuk kebutuhan transaksi
karena akan mengacaukan kondisi keuangan investasi. Jangan abaikan untuk
membayar utang konsumtif yang ditanggung, misalnya utang kartu kredit, kredit
mobil yang lebih tinggi dari bunga tabungan, karena akan mengikis hasil
keuntungan investasi.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, proses keputusan investasi merupakan
keputusan yang berkesinambungan (on going process) dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
24
1. Penentuan Tujuan berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang
yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan
diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi,
pengetahuan akan pasar modal.
3. Pemilihan strategi portofolio dan asset
Setelah mengetahui hal-hal pada poin 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk
suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.
4. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan
tujuan. Alat untuk mengukur kinerja portofolio ada 3 yang cukup populer yaitu
Sharpe’s measures, Treynor’s measures dan Jensen measures.
2.3.
Pasar Modal (Capital Market)
Pada bagian pasar modal, akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pasar modal,
fungsi pasar modal, manfaat pasar modal, peran startegis pasar modal dan instrumen
pasar modal.
2.3.1. Pengertian Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dari website bapepam
(www.bapepam.go.id) tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai
“kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
25
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
2. Menurut Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt dari bukunya yang berjudul
“Financial Management” (2006;hal960), pasar modal adalah pasar keuangan
obligasi perusahaan jangka panjang, atau saham perusahaan.
3. Menurut Ross, dari bukunya yang berjudul “Modern Financial Market”
(2008;hal15), pasar modal adalah pasar untuk hutang jangka panjang dengan
pembayaran jangka waktu tertentu dan untuk saham perusahaan.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
kegiatan pasar keuangan yang berhubungan dengan perusahaan publik dalam lingkup
hutang atau saham.
Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen
jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right,
reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com), melalui pasar modal, dunia
usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang
diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil
26
pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan
kerja dan pemerataan kesempatan usaha
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuitias (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan
permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas
produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk
mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama lembaga-lembaga ekonomi
menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Perbedaan antara pasar modal dengan pasar
uang adalah jangka waktunya. Dalam pasar uang, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu pendek, sedangkan dalam pasar modal, diperdagangkan surat berharga
berjangka waktu panjang.
2.3.2. Fungsi Pasar Modal
Menurut website bursa efek Indonesia (www.idx.co.id), pasar modal memiliki
peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
27
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
2. Fungsi keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas.
Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia meliputi:
1. Sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal
2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan;
3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas
meningkat;
4. Menampung tenaga kerja; dan
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah
28
2.3.3. Manfaat Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, secara umum, manfaat dari keberadaan pasar
modal adalah:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara.
Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga
akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional.
2.3.4. Peran Strategis Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar modal memiliki peranan penting dalam
kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem
ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab
pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional
akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan
menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya pasar modal
akan mendorong pula kemjuan ekonomi suatu negara.
29
2.3.5. Instrumen Pasar Modal
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh manajemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa
instrumen yang diperjualbelikan. Instrumen-instrumen tersebut dapat digolongkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi,
dan derivatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Ekuitas
Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memiliki
instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar
modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah
saham. Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock).
2. Obligasi
Obligasi berbeda dengan ekuitas yang telah diterangkan sebelumnya. Perusahaan
sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor
dengan menerbitkan income securities utang suratfixed yaitu berupa dokumen yang
menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain
akan membayar uang sejumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan investor,
perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala.
Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam
jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek
berpendapatan tetap.
30
3. Derivatif
Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini
saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Warrant
Merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan
pada waktu yang telah ditetapkan pula.
B. Right
Mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada
harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang
saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang
dikeluarkan perusahaan pada secondary offering. Beda dengan warrant masa
perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja. Contoh dari
right dan warrant dijelaskan sebagai berikut:
2.4. Saham
Pada bagian saham, penulis akan menjabarkan seluk beluk tentang saham mulai dari
pengertian, risiko, hingga teknis analisa saham.
2.4.1. Pengertian Saham
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham adalah surat berharga yang dapat
dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut
diperjualbelikan atau tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim
31
atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
2. Menurut website investorwords (www.investorwords.com) yang ditulis oleh
managemen WebFinance, saham adalah sebuah instrumen dengan memberikan
komposisi ekuisitas dari perusahaan yang menunjukan seberapa besar investor
memiliki porsi dari perusahaan tersebut.
3. Menurut
website
investopedia
(www.investopedia.com)
yang
ditulis
oleh
managemen Investopedia, saham adalah surat berharga kepemilikan perusahaan
yang menyatakan besaran porsi perusahaan terhadap asset dan ekuisitas.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat
beharga yang menentukan besaran porsi kepemilikan dari sebuah perusahaan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham (stock) merupakan salah satu instrumen
pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
2.4.2. Bursa Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta (2008), bursa saham adalah tempat dimana perusahaan dapat menawarkan
sahamnya untuk dijual. Mereka melakukan hal ini melalui penawaran perdana (IPO).
Setelah penawaran perdana, ribuan atau jutaan investor yang telah membeli saham
tersebut dapat kembali ke bursa saham untuk menjual sahamnya kepada investor yang
lain, sehingga dimulailah perdagangan saham. Bursa saham hanyalah semacam tempat
penampungan untuk perdagangan ini.
32
2.4.3. Menentukan Harga Saham
Harga saham setiap perusahaan tidaklah sama, harganya akan berbeda-beda.
Apa yang menyebabkan perbedaan itu? Semua itu ditentukan oleh pendapat perusahaan.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi pertumbuhan keuntungan.
Perusahaan tadi mungkin hanya dapat menghasilkan Rp10 juta tahun ini, tapi tahun
depan berpeluang mendapatkan Rp20 juta. Untuk tingkat keuntungan 10% dan potensi
pertumbuhannya, mungkin perusahaan tersebut bisa dijual dengan harga Rp150 juta.
Inilah yang menjadi alasan banyak saham yang mengalami kenaikan yang sangat pesat
walaupun sekarang mereka tidak lagi banyak menghasilkan keuntungan.
2.4.4. Apa yang Menyebabkan Gejolak Harga Saham?
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, faktor-faktor yang menyebabkan gejolak harga
saham dapat dibagi menjadi 2 faktor, yaitu:
1. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.
Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan
lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan
hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
2. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan
itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah,
produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja
keuntungan perusahaan tersebut secara individual.
Apa yang menyebabkan volatilitas atau gejolak harga adalah karena sering adanya
perbedaan opini tentang kemana arah profitabilitas perusahaan tersebut. Di saat banyak
orang berpikir bahwa profitabilitas suatu perusahaan menurun, maka akan lebih banyak
33
yang menjual sahamnya sehingga harganya akan menurun. Tentu saja, hal yang
sebaliknya juga dapat terjadi.
Menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth Management
(www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto, kondisi lainnya yang
dapat terjadi pada saham, yaitu saham tersebut menjadi saham gorengan. Saham
gorengan adalah saham yang dijadikan ajang spekulasi sehingga pergerakan harganya
seolah-olah terpisah dari faktor-faktor fundamental perusahaan tersebut dan terpisah
dari sentimen pasar secara keseluruhan. Saham-saham ini harganya sangat sering
dipermainkan.Harga saham ini dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu dengan
memanfaatkan corporate action yang akan dilakukan perusahaan. Biasanya dengan
memanfaatkan corporate action, akan ada rumor-rumor mengenai corporate action
sehubungan dengan harga saham tersebut. Satu atau beberapa “Bandar” dan
kawanannya bekerja sama untuk berusaha menggiring pergerakan saham. Sebagian
besar saham yang dijadikan saham gorengan ini bukanlah saham-saham blue chip,
melainkan saham-saham berkapitalisasi kecil dan dapat berpotensi untuk menimbulkan
cerita yang dapat dihembuskan. Mengapa saham blue chip sulit untuk digoreng?
Berikut beberapa alasannya:
1. Jumlah saham blue chip yang beredar biasanya jauh lebih banyak sehingga sulit
untuk memonitor pergerakannya;
2. Pemiliknya sangat heterogen baik dari dalam maupun luar negeri sehingga mungkin
tidak tertarik goreng-menggoreng;
3. Karena pemegang saham sangat banyak dan bervariasi dapat memungkinkan tidak
adanya pemegang saham mayoritas sehingga tidak ada yang dapat berperan sebagai
bandar.
34
Dengan adanya saham-saham gorengan ini jangan kaget apabila menemukan sahamsaham yang harganya melambung tinggi dengan sangat cepat atau pun sebaliknya.
Karena itu investor harus berhati-hati dengan sekedar rumor-rumor dan omongan orangorang. Investor harus mengecek dan melakukan analisa sendiri terhadap kondisi pasar.
Contoh saham gorengan menurut website Indonesia Institute Of Private Whealth
Management (www.wealthindonesia.com) yang ditulis oleh Philip Dwantanto adalah
sebagai berikut:
1. Dayaindo Resources / KARK (batubara)
KARK termasuk salah satu saham yang mencetak lonjakan saham yang cukup
spektakuler. Pada awal tahun, harga saham ini masih melata di bawah Rp50,- per
saham. Memasuki april harganya melejit dan sempat memasuki harga Rp750- per
saham atau naik sebesar 1.315%. Tapi
pada tgl 19/9 harganya kembali anjlok
menjadi Rp395,- per saham. Lejitan harga saham ini sering dikaitkan dengan langkah
KARK yang sejak Juli lalu menyatakan akan terjun ke bisnis batubara.
Isu-isu mengenai rencana corporate action ini dapat dijadikan rumor bagi para
pemain untuk menggerakan harga saham.
2. Central Korporindo (CNKO)
Harga saham CNKO sempat terbang karena rencana pembangunan tiga PLTU di
Kalimantan. Namun hingga kini pembangunan tersebut tak kunjung selesai.
Demikian juga dengan rumor awal bahwa CNKO akan membuka lokasi tambang
baru di Papua. Namun kemudian rencana ini batal karena infrastrukturnya sulit dan
batu baranya basah sehingga biaya eksploitasinya mahal dan sebagai gantinya CNKO
akan melirik lokasi di Jambi, Sumatera Selatan dan Riau.
Pergerakan coporate action seperti ini akan sangat mudah dimanfaatkan untuk menjadi
rumor.
35
Melihat situasi maraknya saham-saham gorengan sebaiknya para investor pemula
berhati-hati untuk tidak mudah ikut dalam rumor-rumor, sehingga dapat mencegah
kerugian yang besar, meskipun dalam saham-saham gorengan mungkin saja dapat
untung banyak dalam waktu singkat.
2.4.5. Dividen
Menurut Arthur J. Keown dalam bukunya yang berjudul “Financial
Management” (2005;605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat pengembalian,
yaitu dividend dan kenaikan harga saham. Perusahaan perlu mempertimbangkan lebih
lanjut diantara keputusan membagikan dividen atau internal financing. Investor yang
dapat berpikir secara rasional, dapat menerima keputusan perusahaan dengan internal
financing ketimbang dividen. Karena dengan membagikan dividen, maka jumlah arus
kas akan berkurang.
Selain kenaikan harga ataupun penambahan modal, dividen merupakan salah
cara untuk dapat menghasilkan keuntungan. Banyak perusahaan yang membayarkan
dividen tunai tahunan yang mencerminkan bagian dari profit perusahaan tersebut.
Pembagian dividen sepenuhnya merupakan kebijakan perusahaan tersebut dan mereka
tidak wajib melakukannya. Akan tetapi pada umumnya mereka tetap akan memberikan
sebagian dari profitnya sebagai bentuk penghargaan kepada para investornya.
2.4.6. Tipe Saham
Ada dua jenis saham yang jamak dipasarkan, yaitu saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock)
2.4.6.1. Saham biasa (common stock)
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut
Keown
(2005;hal261),
common
stock
mempresentasikan kepemilikan dari sebuah perusahaan.
adalah
saham
yang
36
2. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan (2011:G3) common stock adalah ekuitas, atau ekuisitas security, yang diterbitkan dan
menjadi kepemilikan publik berdasarkan presentase dari perusahaan tersebut.
3. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:220) common stock adalah jenis saham yang mempresentasikan kepemilikan
dan pemilik saham memiliki risiko yang sangat tinggi dan imbal hasil yang tinggi
tergantung dari kinerja perusahaan.
Dengan merangkum tiga definisi common stock tersebut, common stock adalah jenis
saham yang mempresentasikan kepemilikan perusahaan berdasarkan besarnya
presentase saham yang dimiliki.
Menurut Keown (2005;hal261), common stock tidak memiliki maturity date
tetapi keberadaan saham tersebut tetap ada seiring dengan perusahaam yang
menerbitkan saham tersebut. Perusahaan dapat memberikan dividen pada pemegang
saham. Tetapi sebelum pengumuman ke publik tentang perusahaan dalam pembagian
dividen, jajaran direksi harus mendeklarasikan terlebih dahulu.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham biasa merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak
istimewa). Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan jika
perusahaan memperoleh laba.
Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal
yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa
dividen yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki
jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan
37
keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar alokasi yang
ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut,
pemegang saham jenis ini adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset
perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang saham preferen
dibayar sebesar nilai par sekuritas mereka.
Selain keuntungan berupa dividen, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan
keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda
membeli sebuah saham pada harga Rp500,- dan menjualnya saat harga mencapai
Rp600,- maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp100,- dikalikan dengan
jumlah saham yang anda jual. Keuntungan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika
harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut
capital loss.
Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling
rendah dibandingkan dengan komponen perusahaan yang lain, juga tidak adanya
maturity date atau tanggal jatuh tempo. Orang yang mempunyai saham memiliki hak
untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan. Besar kecilnya hak suara yang
dimiliki sesuai dengan besar kecilnya saham yang dimiliki, semakin banyak persentase
saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol
operasional perusahaan.
Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak
lain sesuai dengan proporsi saham dan mempunyai hak untuk mengalihkan
kepemilikkan sahamnya kepada orang lain.
38
2.4.6.2. Saham preferen (preferred stock)
Definisi saham menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Menurut Keown (2005;hal256), preferred stock adalah hybrit security dengan
campuran karakteristik antara obligasi dengan saham
2. Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:hal220), preferred stock adalah saham yang masuk kategori kelas khusus
karena memiliki preferensi atau fitur tidak dinikmati oleh saham biasa.
3. Menurut Zvi Bodie dalam bukunya berjudul “Investment” edisi ke delapan
(2011:G-3) preferred stock adalah saham dalam perusahaan dan perusahaan wajib
membayar aliran tetap atau dividen.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa preferred stock adalah
tipe saham yang khusus yang berbeda dari saham biasa, dimana pemegang preferred
stock dapat menikmati fungsi ganda dari preferred stock tersebut seperti obligasi dan
saham.
Menurut Wild (2001:hal220), preferred stock biasanya adalah pemegang saham
yang senior dengan pembagian dividen tetap. Pemegang preferred stock mendapatkan
dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapatkan dividen.
Pemegang saham preferen dapat berupa obligasi atau kreditur dan pemegang saham
biasa. Perbedaan penting antara para pemegang saham preferen dan kreditur adalah
bahwa pemegang saham lebih disukai perusahaan karena biasanya pemegang saham
preferen tidak memiliki hak untuk menuntut penebusan saham mereka. Namun
demikian, beberapa saham preferen memiliki hak untuk menentukan tanggal penebusan
yang disesuaikan dengan laporan keuangan perusahaan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, saham jenis preferen memiliki sifat hybrid yang
39
artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya
obligasi. Jika investor memiliki saham jenis ini, investor akan mendapatkan
pembayaran secara teratur sebesar harga dari saham dikalikan dengan bunga setiap
tahun (sifat obligasi). Apabila saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda
belum menerima pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen
tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non cumulative, yang artinya anda tidak akan
menerima dividen yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis
participating akan menerima peningkatan nilai dividen proporsional mengikuti
peningkatan dividen saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk
memilih direktur perusahaan, hanya jika dividen tidak dibayarkan selama setahun atau
lebih.
Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diterima saat perusahaan
dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham
sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat
saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke
dalam fixed income.
Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Menurut
website infovesta (www.infovesta.com) ada persamaan antara saham preferen dengan
obligasi :
1. Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya
2. Selama masa saham berlaku dividen akan tetap
3. Memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa
Saham preferen lebih aman dibandingkan saham biasa karena memiliki klaim
terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. Dan pemiliknya
40
akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa, contohnya hak suara
dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusaha sekuat tenaga
untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak terlambat. Tetapi
saham preferen sulit untuk diperjualbelikan seperti saham biasa karena jumlahnya
sedikit.
2.4.7. Keuntungan dan Risiko Saham
Berikut adalah keuntungan dan risiko dalam berinvestasi saham.
2.4.7.1.Keuntungan Saham
Menurut Keown (2005;hal605), pemegang saham hanya memiliki 2 tingkat
pengembalian, yaitu dividen dan kenaikan harga saham yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Dividen
Menurut John J.Wild dalam bukunya yang berjudul “Financial Statement Analysis”
(2001:hal221) ada 2 macam dividen yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Dividen kas
Dividen kas adalah distribusi dividen berupa uang kas. Dividen ini adalah
dividen yang paling umum dan ketika perusahaan mengumumkan pembagian
dividen, maka pada laporan keuangan masuk pada hutang perusahaan kepada
pemegang saham. Dividen bentuk lain, seperti dividen properti. Dividen ini
dibayar dengan aset perusahaan, barang, atau dalam saham perusahaan lain.
Dividen tersebut dinilai berdasarkan nilai pasar dari aset yang didistribusikan.
b. Dividen saham
Dividen saham berupa distribusi dari perusahaan membayar pemegang saham
dengan saham. Efek dari pembayaran saham ini adalah pengaruh terhadap
kapitalisasi pasar, sehingga berpengaruh secara permanen. Untuk skala kecil,
41
dividen saham kira-kira antara 20%-25% dari saham yang beredar sesuai dengan
harga saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan. Untuk skala besar,
ukuran dividen saham lebih dari 25% saham yang beredar sesuai dengan harga
saham semenjak dividen saham ini dideklarasikan.
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, dividen merupakan pembagian keuntungan
yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang
saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan
bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3,000,- kemudian
menjualnya dengan harga Rp3,500,- per saham yang berarti pemodal tersebut
mendapatkan capital gain sebesar Rp500,- untuk setiap saham yang dijualnya.
42
2.4.7.2. Risiko Saham
Menurut
website
infovesta
(www.infovesta.com)
yang
ditulis
pada
tanggal
30 Januari 2008 sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak
akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk
secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
2.4.8. Teknik Analisa Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, Dalam melakukan suatu investasi, seorang
investor sering dihadapkan pada pertanyaan mendasar, seperti apakah harga saham
dipasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan? Jika tidak, berapa nilai
sebenarnya dari saham tersebut? Nilai intrinsik (intrinsic value) merupakan nilai
sebenarnya dari suatu saham, dan merupakan standar untuk mempertimbangkan apakah
43
saham dinilai terlalu rendah (undervalued), wajar (fairly priced), atau dinilai terlalu
tinggi (overvalued). Sedangkan harga pasar saham (current market price) adalah harga
yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Investor perlu menganalisis saham dengan tujuan untuk menaksir nilai intrinsic
suatu saham perusahaan, lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini untuk
mengetahui tingkat kewajaran harga saham. Untuk itu, ada dua pendekatan yang
digunakan dalam menganalisis saham suatu perusahaan yang dikutip dari website
infovesta (www.infovesta.com) yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk
menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan
sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan
analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average, volume
perdagangan, dan short-interest ratio. Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat
mengidentifikasi berbagai pola seperti key reserval, head and shoulders, dan
sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan
volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental ini menyatakan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.
Analisis ini mencoba untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan
menggunakan data fundamental, yaitu laporan keuangan perusahaan, seperti laba,
dividen, penjualan, struktur modal, risiko dan sebagainya. Analisis ini akan
membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya untuk menentukan apakah
harga saham pasar sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.
44
Menurut website PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.com), ada beberapa macam
pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota
indeks,
2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota
indeks,
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham
gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa
Efek Jakarta.
Seperti halnya penghitungan indeks di bursa lainnya, perhitungan indeks di BEJ
menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average
index). Rumus dasar penghitungan indeks adalah:
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini atau disebut
sebagai kapitalisasi pasar.
Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing
saham atau berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan
kegiatan yang menyebabkan jumlah saham yang tercatat di bursa berubah. Penyesuaian
dilakukan agar indeks akan benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham.
2.5.
Index Harga Saham
Menurut website infovesta (www.infovesta.com) yang ditulis oleh managemen
infovesta pada tanggal 30 Januari 2008, indeks harga saham adalah suatu indikator yang
menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi
sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
45
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham
saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun, misal jika di awal bulan nilai indeks 300
dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara ratarata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa
saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Untuk mengetahui pergerakan harga saham, dapat dilihat dengan menggunakan
system Relative Strength Index (RSI) yang ditulis oleh Hendra Syamir pada buku
“Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia” (2005;186). Indikator RSI ini menghitung
perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, yang diterjemahkan
kedalam indikator yang memiliki selang penilaian antara 0-100. Formulasi RSI adalah
sebagai berikut:
RSI=100-100/(1+RS)
2.6.
Discounted Cash Flow (DCF)
Menurut Keown (2005;hal438), untuk mengerti bagaimana mengukur nilai
shareholders, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana menilai perusahaan di pasar
modal. Ada dua buah cara yang dijabarkan sebagai berikut:
1.
Accounting Model
Pada accounting model, yang diutamakan adalah price earning ratio dan earning
per share, sebagai contoh spabila ada perusahaan dengan rasio P/E sebesar 20,
maka dengan peningkatan $1 pada earning per share (EPS), maka akan
meningkatkan $20 equity value per share. Sebaliknya, apabila EPS berkurang $1,
maka akan menurunkan $20 pada share value. (A.J.Keown, et al. 2005, p. 439).
46
2.5.2.1 Competing Models of Equity Valuation
Discounted
Cash Flow
Model
Accounting (Earning) Model
Equity Value
Price
earning ratio
Value Drivers
Determinants of accounting earning and
the price-earning ratio
x
Earning per
share
Present value of
future cash flow
Determinants of
firm future cash
flows and the
opportunity
Source : A.J.Keown, et al, Financial Fundamental, p. 439
2.
Valuasi Free Cash Flow Model
Menurut Keown (2005;hal439) free cash-flow model adalah metode valuasi nilai
perusahaan dengan menghitung present value dari arus kas di masa yang akan
datang. Menurut Koller dari bukunya yang berjudul Valuation (2010;395) manager
yang menggunakan perhitungan discounted cash flow (DCF) akan mendapatkan
harga saham tertinggi. Pragmatisnya kita semua tidak dapat mengetahui dengan
pasti arus kas di masa yang akan datang, namun dapat diprediksi dengan planning
period, lalu mengambil nilai dari arus kas yang disebut metode terminal value.
Menurut Keown (2005;hal440) metode dan rumus DCF dijabarkan sebagai berikut:
firm value =
free cash flow1
(1+ kwacc)1
+
free cash flow2
free cash flow3
+
+
2
(1+ kwacc)
(1+ kwacc)3
free cash flow4
(1+ kwacc)4
+
terminal value4
(1+ kwacc)4
terminal value4 =
free cash flow5
kwacc
Dan untuk mencari free cash flow dijabarkan sebagai berikut:
47
Calculation of free cash flow
Net operating income (NOI)
Less: taxes
Equals: net operating income after tax
Plus: depreciation expense
Less: new investment made during the period
additional net working capital and capital expenditures
Equals: free cash flow
Selanjutnya masuk pada rumus untuk mencari share value
Firm value = Debt value + Equity Value
Share value =
equity value
number of shares
2.7.1. Weight Average Cost of Capital
Menurut Keown (2005;hal406) Weight Average Cost of Capital (WACC) adalah
rata-rata dari after tax cost dari seluruh sumber modal perusahaan untuk proyek
pembiayaan. Istilah Weight merefleksikan proporsi dari kenaikan seluruh pembiayaan
modal dari setiap sumber yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Cost of Debt
Komponen WACC yang pertama adalah biaya yang harus dikeluarkan dari hutang.
Biaya tersebut berupa bunga hutang untuk pemegang obligasi atau bunga hutang
dari bank. Menurut Block & Hirt dalam bukunya yang berjudul Foundations of
Financial Management (2005;hal315) rumus dari cost of debt dijabarkan sebagai
berikut:
Kd = Y x ( 1 - T )
keterangan:
Kd adalah Cost of Debt
Y adalah yield to maturity
T adalah pajak.
48
2. Cost of Equity
Komponen kedua dari WACC adalah Cost of Equity. Cost of Equity merupakan
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai ekuitas seperti dividend
dan biaya untuk preferend stock. Menurut Keown (2005;hal412), menghitung cost
of equity dapat menggunakan capital asset pricing model (CAPM). CAPM adalah
hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dimana risiko
yang tergolong systematic (beta) untuk aset yang berisiko. Ada 2 buah keuntungan
menggunakan CAPM yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan
2. CAPM tidak tergantung pada pembiayaan dividen, sehingga dapat diaplikasikan
untuk perusahaan yang tidak atau belum membayar dividen.
Menurut Keown (2005;hal412) rumus dari CAPM adalah sebagai berikut:
kc = krf + ß x (km - krf)
keterangan:
kc adalah CAPM
krf adalah risk-free rate
ß adalah beta coefficient dengan melihat risiko yang sistematis dari tingkat
pengembalian saham perusahaan.
km adalah require rate of return.
Untuk menghitung ß menggunakan rumus sebagai berikut:
ß=
Co Variance Rs, Rm
Variance Rm
Untuk mencari Co Variance
berikut:
Rs, Rm
dan Variance
Rm
menggunakan rumus sebagai
49
keterangan:
Rsi adalah tingkat pengembalian saham per tahun
Rm adalah tingkat pengembalian IHSG per tahun
Rs
adalah rata-rata tingkat pengembalian saham per tahun
Rm
adalah rata-rata tingkat pengembalian IHSG per tahun
Dari cost of equity dan cost of debt yang sudah diketahui, maka rumus untuk mencari
WACC menurut Arthur (2005;hal414) adalah sebagai berikut:
WACC = [cost of debt x proporsi biaya hutang] x [cost of equity x proporsi biaya
equisitas]
Download