proposal proyek tugas akhir - USU-IR

advertisement
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
BAB II
TINJAUAN PROYEK
2.1. PENGERTIAN JUDUL
Adapun judul pada kasus proyek ini adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”.
Secara etimologis pengertian dari adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”
adalah sebagai berikut :
a. Babussalam
b. Langkat
: Pintu Kesejahteraan
: Kabupaten di Sumatera Utara
c. Islamic Centre
: Suatu wadah yang difungsikan untuk menjadi pusat dari
penyebaran dan pembelajaran agama islam tersebut, yang pada akhirnya diharapkan
dapat menjadi salah satu elemen pemersatu di dalam umat.
Babussalam Langkat Islamic Centre adalah Kampung Babussalam/Bessilam yang berada di
Kabupaten Langkat yang menjadi suatu pusat penyebaran dan pembelajaran agama islam
yang memiliki nilai historis,menjadi suatu pemersatu di dalam umat islam.
2.2. TINJAUAN UMUM
2.2.1. Sejarah Babussalam
Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama
"Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang
merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada
masa itu.Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah
Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para
sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari
“jalan” menuju Sang Khalik. Sebuah “jalan” atau tarekat yang dipercaya akan memupuk
cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat
dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu
kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan
sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut.
Di sela-sela kesibukannya sebagai pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah, Syekh
Abdul Wahab masih menyempatkan diri untuk menuliskan pemikiran sufistiknya, baik
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
dalam bentuk khutbah-khutbah, wasiat, maupun syair-syair yang ditulis dalam aksara Arab
Melayu. Tercatat ada dua belas khutbah yang ia tulis dan masih terus diajarkan pada
jamaah di Babussalam. Sebagian khutbah-khutbah tersebut -enam buah diantaranya- diberi
judul dengan nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah yakni Khutbah Muharram, Khutbah
Rajab, Khutbah Sya'ban, Khutbah Ramadhan, Khutbah Syawal, dan Khutbah Dzulqa'dah.
Dua khutbah lain tentang dua hari raya yakni Khutbah Idul Fitri dan Khutbah Idul
Adha. Sedangkan empat khutbah lagi masing-masing berjudul Khutbah Kelebihan Jumat,
Khutbah Nabi Sulaiman, Khutbah Ular Hitam, dan Khutbah Dosa Sosial. Karya tulis
Syekh Abdul Wahab dalam bentuk syair, terbagi pada tiga bagian yakni Munajat, Syair
Burung Garuda dan Syair Sindiran. Syair Munajat yang berisi pujian dan doa kepada
Allah, sampai hari ini masih terus dilantunkan di Madrasah Besar Babussalam oleh setiap
muazzin sebelum azan dikumandangkan.
Walaupun Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan bukanlah sosok yang terkenal dalam
pergerakan melawan imperialisme Belanda, tapi ia aktif dalam mengarahkan strategi
perjuangan non fisik sebagai upaya melawan sistem kolonialisme. Ia mengirim utusan ke
Jakarta untuk bertemu dengan H.O.S. Tjokroaminoto dan mendirikan cabang Syarikat
Islam di Babussalam di bawah pimpinan H. Idris Kelantan.
Nama Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan sendiri tercantum sebagai penasihat
organisasi. Beliau juga pernah ikut terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda
di Aceh pada tahun 1308 H. Menurut cerita dari pihak Belanda yang pada saat itu sempat
mengambil fotonya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan mampu terbang di angkasa,
menyerang dengan gagah perkasa, dan tidak dapat ditembak dengan senapan atau meriam.
Sebagai seorang yang sangat dipuja pengikutnya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan cukup
dikeramatkan oleh penduduk setempat. Sejumlah cerita keramat tentang beliau yang cukup
populer di kalangan masyarakat Langkat diantaranya : pada suatu masa pihak Belanda
merasa curiga karena ia tidak pernah kekurangan uang. Lantas mereka menuduhnya telah
membuat uang palsu. Ia merasa sangat tersinggung, sehingga ia meninggalkan Kampung
Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia. Sebagai informasi, pada saat itulah
kesempatan beliau mengembangkan tarekat Naqsabandiyah di Malaysia, di mana sebagian
pengikutnya adalah rombongan tour yang sedang kami handle saat ini. Nah, selama
kepergiannya itu, konon sumber-sumber minyak BPM Batavsche Petroleum Matschapij
(sekarang Pertamina) di Langkat menjadi kering. Kepah dan ikan di lautan sekitar Langkat
juga menghilang sehingga menimbulkan kecemasan kepada para penguasa Langkat.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Akhirnya ia dijemput dan dimohon untuk menetap kembali di Babussalam. Setelah itu,
sumber minyak pun mengalir dan ikan-ikan bertambah banyak di lautan. Kaum buruh dan
nelayan senang sekali.
Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan
damai. Terlihat ada Mesjid utama dan sebuah bangunan berkubah lengkung disebelah
masjid, sebuah bagunan utama dari kayu hitam yang besar dengan gaya rumah panggung,
serta beberapa bangunan tambahan lainnya.
Selain terdapat makam beliau, dikampung ini juga merupakan pusat penyebaran
Tharikat Naqsybandiah Babussalam yang sekarang dipimpin oleh tuan Guru Syekh H.
Hasyim Al-Syarwani, atau lebih dikenal Tuan Guru Hasyim. Nama lengkap Syeikh Abdul
Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah
Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam,
Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M. Ayahnya
bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah
Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu. Sedangkan
ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan
Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab
meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M.
Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa
ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.3 LOKASI
2.3.1 Tinjauan Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam
A. Alasan pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam
sebagai lokasi
proyek:
Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam sebagai lokasi untuk “Babussalam
Langkat Islamic Centre” didasarkan pada:
a. Besilam adalah sebuah perkampungan yang terlatak di Bumi Sumatra Utara lebih
tepatnya di daerah Kabupaten Langkat, Kecamatan Padang Tualang,
b. Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan
damai.
c. Kampung ini pertama sekali dibangun oleh Almarhum Tuan Guru Syekh Abdul
Wahab Rokan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Babussalam. Ia
adalah seorang Ulama dan pemimpin Tarekat Naqsabandiyah.
d. Kampung besilam merupakan objek wisata religi di kecamatan padang tualang
kabupaten langkat.
B. Kondisi fisik kecamatan padang tualang kabupaten langkat.
Letak dan Geografis
Terletak antara :
Lintang utara
: 03041’28” – 030 54’48”
Bujur timur
: 980 14’ 00” – 980 25’ 30”
Letak diatas permukaan laut : 11 meter
Berbatasan dengan :
Sebelah Utara
: Kecamatan Tj.Pura dan Gebang
Sebelah Selatan
: Kecamatan Batang Serangan
Sebelah Barat
: Kecamatan Sawit Sebrang
Sebelah Timur
: Kecamatan Wampu dan Hinai
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.1. Peta Indonesia
Sumber: Google earth
Gambar.2.2. Peta Sumatera
Sumber: Google earth
Gambar.2.3. Peta Lokasi Tanjung Pura
Sumber: Google earth
Gambar.2.4. Peta Lokasi Babussalam
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.3.2
Tinjauan Wilayah Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat
A. Kriteria-kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site untuk proyek ”Babussalam Langkat Islamic Centre” didasarkan pada
beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Langkat (RUTRK) 2005,
lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sebagai
objek wisata religi.
2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis, lingkungan teduh, asri,dan
damai, bagus dan nyaman sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang
dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.
3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai;
Adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site seperti bis umum, ojek
dan becak motor.
4. Lokasi harus memiliki lahan yang cukup luas agar dapat menampung seluruh
kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.
5. Berada pada daerah yang memiliki penduduk beragama Islam yang banyak dengan
aktivitas ke- Islaman yang cukup tinggi.
6. Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.
7. Kondisi lingkungan sehat dan segar.
8. Tersedia sarana air bersih.
9. Tersedianya jaringan lstrik.
10. Terjangkau jaringan telepon.
11. Topografi jalan rata.
12. Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.
13. Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.
14. Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku
Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat
NO
KECAMATAN
LUAS
(HA)
% LUAS
JARAK KE IK
KAB (KM)
1.
Bohorok
95.510
15,25
73
2.
Salapian
46.990
7,50
55
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
3.
Sei Bingei
33.845
5,40
45
4.
Kuala
19.476
3,11
40
5.
Selesai
15.208
2,43
30
6.
Binjai
4.955
0,79
23
7.
Stabat
9.064
1,45
0
8.
Wampu
19.375
3,09
5
9.
Batang Serangan
93.490
14,93
31
10.
Sawit Seberang
43.507
6,95
28
11.
Padang Tualang
27.491
4,39
36
12.
Hinai
11.428
1,82
14
13.
Secanggang
24.873
3,97
23
14.
Tanjung Pura
16.578
2,65
18
15.
Gebang
16.299
2,60
32
16.
Babalan
10.180
1,63
40
17.
Sei Lapan
30.681
4,90
40
18.
Brandan Barat
9.200
1,47
45
19.
Besitang
71.048
11,34
61
20.
Pangkalan Susu
27.131
4,33
63
JUMLAH
626.329
100,00
151
Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat
Tabel 2.1 Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat
Obyek Wisata di Kabupaten Langkat
NO
OBYEK WISATA
1.
Pemandian dan Rehabilitasi Orang Utan Bukit Bahorok
Lawang
Gua Batu Rizal
Bahorok
2.
LOKASI/KECAMATAN
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
3.
Gua Batu Kapal
Bahorok
4.
Gua dan Air Terjun Marike
Bahorok
5.
Pemandian Alam Namu Relok
Salapian
6.
Pemandian Alam Reh Meriana
Salapian
7.
Pemandian Alam Pangkal
Sei Bingei
8.
Air Terjun Lau Berteh
Sei Bingei
9.
Pemandian Alam Namu Ukur Utara
Sei Bingei
10.
Parnah Semelir
Sei Bingei
11.
Mesjid Azizi
Tanjung Pura
12.
Pantai Kuala Serapuh
Tanjung Pura
13.
Sumber Air Panas
Padang Tualang
14.
Permandian Kuala Buluh
Padang Tualang
15.
HOL TUAN GURU BESILAM
PADANG TUALANG
16.
Pemandian Tangkahan
Padang Tualang
17.
Pantai Tanjung Karang
Pangkalan Susu
18.
Pantai Pulau Sembilan
Pangkalan Susu
19.
Istana Batu Taman Gunung Leuser (TNGL)
Besitang
20.
Dusun Pantai Buaya
Besitang
21.
Dusun Aras Nepal
Besitang
Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat
Tabel 2.2 Presentase Penduduk Menurut Agama yang Dianut dan Desa/Kelurahan
No. Desa/keurahan
Islam
Katholik
Kristen
Hindu
Budha
Jumlah
Lainnya
1.
Sukaramai
98,01
0,00
1,73
0,00
0,26
100,00
2.
Tebing Tj.Selamat
87,29
1,31
11,31
0,00
0,09
100,00
3.
Tanjung Putus
95,94
0,14
3,03
0,08
0,00
100,00
4.
Tanjung Selamat
98,82
0,14
0,65
0,04
0,34
100,00
5.
Besilam
99,76
0,00
0,24
0,00
0,00
100,00
6.
Padang Tualang
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
7.
Serapuh ABC
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
100,00
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
8.
Kwala Besilam
92,49
0,00
7,51
0,00
0,00
100,00
9.
Buluh Telang
96,90
0,00
3,07
0,04
0,00
100,00
10.
Jati Sari
98,85
0,12
0,64
0,04
0,36
100,00
11.
Banjaran Raya
87,29
1,31
11,31
0,00
0,09
100,00
12.
Bukit Sari
96,90
0,00
3,07
0,04
0,00
100,00
JUMLAH
96,64
0,54
4,68
0,02
0,11
100,00
Tabel 2.3 Objek wisata di Kabupaten Langkat
Sumber : BPS Kabupaten Langkat
Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun 2009
No. Desa/keurahan
Melayu
Karo
Simalungun
Madina
Jawa
Lain
Jumlah
1.
Sukaramai
0,00
1,52
0,99
1,26 92,94
3,29
100,00
2.
Tebing
0,67
3,72
7,95
0,98 81,09
5,58
100,00
Tj.Selamat
3.
Tanjung Putus
1,84
1,71
5,75
6,27 80,37
4,06
100,00
4.
Tanjung
8,11
1,15
1,45
3,67 83,23
2,38
100,00
Selamat
5.
Besilam
58,55
0,18
0,42
8,30 29,85
2,70
100,00
6.
Padang
45,08
1,22
1,12
8,34 31,30 12,93
100,00
28,83
0,37
1,30
1,43 65,41
2,67
100,00
1,98
0,03
8,04
2,36 82,13
5,46
100,00
11,11
3,93
0,37
2,09 77,56
4,94
100,00
Tualang
7.
Serapuh ABC
8.
Kwala
Besilam
9.
Buluh Telang
10.
Jati Sari
8,10
1,15
1,47
3,65 83,28
2,34
100,00
11.
Banjaran
0,67
3,72
7,95
0,98 81,09
5,58
100,00
Bukit Sari
11,11
3,93
0,37
2,09 77,56
4,94
100,00
JUMLAH
11,49
1,97
4,22
3,50 74,30
4,52
100,00
Raya
12.
Tabel 2.4 Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun2009
Sumber : BPS Kabupaten Langkat
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
B. Analisis Pemilihan Lokasi
Dari hasil pengamatan bahwa Besilam merupakan lokasi yang tepat untuk dijadikan
Islamic centre, dimana memiliki banyak historis keislaman yang kuat. Sehingga besilam
ini menjadi pemilihan lokasi yang tepat.
2.3.3 Deskripsi Kondisi Lokasi Proyek
A. Deskripsi lokasi proyek
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:
1.
Kasus Proyek
: Babussalam Langkat Islamic Centre
2.
Tema
: Arsitektur Kontekstual
3.
Status Proyek
: Fiktif
4.
Fungsi
: Pusat kegiatan Islam Babussalam
sarana publik dan pendidikan non-formal
5.
Luas Lahan
: ± 2,00 Ha
6.
Pemilik Proyek
: Tuan Guru Besilam
7.
Kedudukan administratif tapak perencanaan
8.
•
Wilayah Kota : Tanjung Pura
•
Kecamatan
: Padang Tualang
•
Kelurahan
: Babussalam
•
Dusun I
: Tambusai
Lokasi Tapak Perencanaan
: Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan
Dusun I Kecamatan Padang Tualang.
9.
Batas Tapak perencanaan
•
Utara
:
•
Selatan
:
•
Barat
:
•
Timur
:
10.
Peraturan Pemerintah
•
Kontur
: Relatif datar
•
KDB
: 60 %
•
KLB
: 1-3 lantai
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
11.
• Luas Tapak
: ± 2,00 Ha
• Bangunan eksisting
: Rumah Penduduk
• Status Tanah
: Tanah Wakaf
Potensi Lahan
:
• Terletak dekat jalan Medan-Aceh
• Berada pada kawasan perkebunan, permukiman
• Transportasi lancar dan baik
• Luas site mendukung ± 2,00 Ha
• Memiliki jalur utilitas yang baik.
• Mudah diakses dari berbagai daerah.
B. Deskripsi Kondisi Eksisting

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:
1.
Bangunan Eksisting : Makam Syekh Abdul Wahab Rokan
2.
Fungsi Bangunan
: Sebagai tempat makam Syekh Abdul Wahab Rokan
Dan keluarga.
3.
Status Bangunan
: Nyata
4.
Pemilik Bangunan
: Syekh Abdul Wahab Rokan
5.
Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan
Dusun I Kecamatan Padang Tualang.

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:
1. Bangunan Eksisting
: Rumah Tuan Guru
2. Fungsi Bangunan
: Sebagai tempat tinggal Tuan Guru
3. Status Bangunan
: Nyata
4. Pemilik Bangunan
: Syekh Abdul Wahab Rokan
5. Lokasi Tapak Eksisting
: Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I Kecamatan
Padang Tualang

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:
1.
Bangunan Eksisting : Mandrasyah
2.
Fungsi Bangunan
: Sebagai tempat Sholat berjamaah dan bersuluk
3.
Status Bangunan
: Nyata
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
4.
Pemilik Bangunan
: Syekh Abdul Wahab Rokan
5.
Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I
Kecamatan Padang Tualang.
C. Kondisi Lokasi Proyek
SITE PERANCANGAN
Gambar.2.5. Foto Site dilihat dari Satelit
Sumber: Google earth
U
D. Kondisi Lokasi Eksisting ( Yang Dipertahankan)
Keterangan :
Madrasah
Rumah Tuan Guru
Gambar.2.6. Foto Eksisting dilihat dari Satelit
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
U
Makam Tuan
Guru
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.4. KEGIATAN DAN PEMAKAI
2.4.1
Berkhalawat (Suluk)

Sejarah Berkhalawat ( Suluk )
Penganut thariqat melakukan khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke
sebuah tempat, dibawah pimpinan Musyrid.
Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi kitab “Jami’ul Ushul”,
bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah
Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula – mula mengadakan system dzikir latha-if adalah
imam Robbani. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq
al-Fajduwani.
Imam Robbani ialah Syekh Faruqi Sarhindi, seorang ahli thariqat di India, lahir
pada tahun 971 H(Silsilah ke-24) dari Nabi saw, berarti dimulai pada abad ke X atau XI H.
Syekh Khalid Kurdi, seorang ahli thariqat Kurdistan, lahir pada tahun 1193 H. (silsilah 30).
Jadi, khalawat suluk dimulai abad ke XII H.

Tujuan Berklalawat
 Dimaksudkan supaya hati bulat tertuju kepada Allah SWT semata – mata.
 Untuk ibadah, guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 Para penganut thariqat menganggap termasuk amal saleh.
 Dalam hadis diterangkan bahwa salah seorang yang akan mendapat naungan Allah
nanti pada hari kiamat, adalah orang berdzikir kepada Allah dengan berkhalawat.

Massa Berkhalawat ( Suluk ):
 Massa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari
 Sekurang-kurangnya berkhalawat itu 3 hari.

Syarat Berkhalawat :
Adapun syarat berkhalawat atau bersuluk itu menurut “Tanwirul Qulub”,20 perkara yaitu :
1. Berniat ikhlas, tidak ria dan sum’ah (kemegahan) lahir dan batin.
2. Meminta idzin doa dari Syekh, tidak boleh memasuki rumah suluk tanpa idzinnya
selama ia dalam pengawasan dan pendidikan.
3. “Uzlah”(mengasingkan diri), membiasakan jaga (kurang tidur) dan membiasakan
lapar, dan berdzikir ,menjelang suluk.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
4. Memasuki tempat khalawat dengan melangkahkan kaki kanan, seraya mohon
perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dan membaca bismillah dan Surat
An-Nas tifa kali. Kemudian melangkahkan kaki kiri seraya membaca :
5. Senantiasa berwudhuk.
6. Jangan cita-citanya untuk memperoleh keramat.
7. Jangan menyandarkan belakang ke dinding.
8. Terus – menerus ruap guru terbayang dimatanya.
9. Berpuasa
10. Diam, kecuali dzikirullah, dan sesuatu yang tekait dengan itu menurut Syara’
karena hal itu akan menyia-nyiakan khalawat dan melenyapkan cahaya hati.
11. Tetap waspada menghadapi musuh yang empat, yakni setan, dunia, hawa nafsu dan
syahwat dengan menyebutkan sesautu yang dilihat kepada gurunya.
12. Hendaknya jauh dari gangguan suara0suara.
13. Tetap menjaga shalat Juma’at dan shalat Jama’ah karena tujuan pokok dari
khalawat ialah mengikuti Nabi saw.
14. Jika terpaksa keluar, haruslah menutupi kepala sampai keleher, dengan memandang
ke tanah.
15. Jangan tidur, kecuali sudah sangat menganutk dan harus bersuci (berwudhuk).
Jangan tidur karena hendak istirahat, bahkan jika sanggup, jangan meletakkan
rusuk ke lantai, dan tidurlah dalam keadaan duduk.
16. Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang.
17. Jangan membuka pintu kepada orang yang meminta berkat kepadanya, kecuali
Syekh.
18. Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya berasal dari Syekh, sedang
Syekh beroleh dari Nabi saw.
19. Menafikan getaran dan lintasan dalam hati, baik buruk maupun baik, karena
lintasan-lintasan itu akan memecahkan belah hati dari kesatuan hasil dzikir.
20. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu yang bernyawa
seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.
21. Dilarang banyak bercakap-cakap.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Khalawat suluk dimulai pada abad ke XII H. Penganut thariqat melakukan
khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke sebuah tempat, dibawah pimpinan
seorang Musyrid. Masa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari.
Menurut Najmuddin Amin Al-Kurdi dalam kitabnya “ Tanwirul Qulub”, sekurangkurangnya suluk itu 3 hari. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu
yang bernyawa seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Senantiasa berkekalan wudhuk
dan dilarang banyak bercakap-cakap. Semuanya itu dimaksudkan supaya hati bulat tertuju
kepada Allah semata-mata.
Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi “Jami’ul Ushul”,
bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah
Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula-mula mengadakan system dzikir latha-if adalah Imam
Robban. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq alFajduwani.

Adab Suluk
Adapun adab-adab suluk menurut syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandiyah
(1811-1926) yang terkenal dengan Tuan Guru Babussalam Langkat, terbagi yaitu :
1. Adab sebelum suluk
2. Adab didalam suluk
3. Adab sesudah suluk
Adab sebelum suluk itu 7 perkara, yaitu :
1. Cari guru yang mursyid, yakni sudah terkenal dan ia memperoleh ilmu dari
seseorang Syekh yang tidak tercela ajarannya.
2. Hendaklah guru itu tidak sangat kasih kepada dunia dan tidak pula kasih kepada
pekerjaan yang halal.
3. Selesaikan segala sesuatu yang dapat membimbingkan suluk, baik urusan dunia
maupun urusan akhirat.
4. Perbekalan dalam suluk itu hendaklah berasal dari sesuatu yang halal dan
suci(bersih).
5. Hendaklah di’tikadkan diri pergi mati dan masuk kubur, dan melakukan perbuatan
orang yang hendak mati, seperti tobat dan minta izin kepada bapak-ibu dan kaum
keluarga.
6. Hendaklah mengaku dan bersikap sebagai orang yang memikul dosa yang tak
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
terhingga banyaknya dan mengaharapkan ampunan dan pertolongan Allah yang
sangat sayang kepada hamba-Nya yang tobat.
7. Bila bertemu dengan guru hendaklah merendahkan diri, dengan mengatakan
“Wahai Tuan hamba”, saya ini dating dari laut dosa dan taqshir dan dari kelam –
jahil, saya serahkan diriku kepada Tuan. Harapanku, supaya Tuan memelihara
diriku sesudah Allah dan Rasul, supaya Tuan memelihara diriku sesudah Allah dan
Rasul, supaya saya jangan terus-menerus karam dalam lautan dosa dan taqshir dan
supaya saya keluar dari kelam kejahilan ke terang ilmu di dalam tangan Tuan”.

Adab dalam Suluk
Adapun adab selam dalam suluk itu,21 perkara :
1. Mensucikan niat dari semua karena dan kehendak, seperti jangan karena takut
kepada sesuatu, atau karena hendak dipuji orang supaya dikatakan orang ia ahli
bersuluk dan sebagainya. Dan jangan berkehendak (bertujuan) menjadi khalifah,
tetap hendaklah niat beramal ibadah semata-mata, sesuai dengan perintah Allah.
2. Tobat dari sekalian dosa lahir dan batin dengan mandi tobat.
Selama dalam suluk, hendaklah memperbanyak wirid-wirid yang baik, dan doa-doa
yang sesuai dengan orang suluk.
Diniatakn bersuluk sepuluh hari atau lebih, pada permulaan berkhatam tawajuh
selesai shalat Ashar. Sesudah berniat, hendaklah batasi makan, terurtama jangan
memakan sesautu yang bernyawa sebab memakan sesautu yang bernyawa itu
seperti ikan, akan mengeraskan hati dan menggelapkan cahayanya. Jangan tidur
mengunjur ( meluruskan kaki ), tetapi hendaklah membungkukkan tubuh, supaya
teringat kepada keadaannya di dalam perut ibunya, sangat lemah tidak berdaya,
semuanya hanya daya upaya ibunya.
3. Mengekalkan berwudhu supaya jauh setan dan iblis dan dekat Malaikat dan rohroh.
4. Terus menerus berdzikir, terutama dzikir yang diajarkan guru.
5. Berbekalan wuquf qalbi ( menghilangkan pikiran dari pada perasaan )
6. Membersihkan hati dari semua cita-cita, meskipun cita-cita yang menyangkut
dengan akhirat.
7. Apabila mengalami perubahan pada badan atau menyaksikan sesuatu pada waktu
berdzikir, hendaklah dilaporkan kepada guru atau wakilnya. Jangan diberitahukan
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
kepada orang lain. Jika sudah dilaporkan kepada guru, jangan ditafsirkan dengan
sesautu, sebab menafsirkan sesautu perasaan atau penglihatan itu, menyalahi adab.
8. Apabila mengalami perubahan perasaan atau melihat sesautu dalam berdzikir itu,
maka hendaklah dinafikan (ditolak) kuat-kuat, tetapi dzikir jangan diputuskan. Dan
jangan lengah atau lalai karena mengalami perasaan atau penglihatan itu, semuanya
itu adalah cobaan dan hijab (tabir pendinding) bagi murid. Tetapi hendaklah
memperbanyak dzikir dan wuquf qalbi. Sesudah itu, menghadirkan rabithah.
9. Terus – menerus mengekalkan ingatan kepada guru, tidak terpisah dalam tilikan
untuk selama-lamanya.
10. Mengekalkan shalat berjamaah. Barang siapa shalat sendirian di dalam suluk
mudah menjadi gila.
11. Hadir lebih dahulu di tempat dzikir, sebelum guru tiba dan yang paling baik, murid
orang pertama hadir dari semua jama’ah.
12. Jangan bangkit lebih dahulu daripada guru pada suatu (upaya cara) berkhatam atau
bertawajjuh. Paling baik, ia orang terakhir meninggalkan majlis dari semua jamaah.
13. Jangan bersandar kepada sesuatu kerika berdzikir baik berdzikir seorang diri
maupun secara berjamaah, terutama berdzikir waktu berkhatam atau tawajjuh.
14. Jaga lidah dari banyak berkata-kata, walau sesama jamaah, kecuali karena udzur.
Dibolekan bercakap-cakap dengan seorang yang tidak suluk, sebanyak tujuh
kalimat dan bercakap-cakap sesame jamaah suluk, sebanyak 14 kalimat.
15. Tetap duduk ditempat, jangan keluar melainkan karena udzur.
16. Apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuh, supaya jangan kena panas
matahari dan tiupan angin, karena hal itu dapat menimbulkan penyakit.
17. Mengekalkan memohon rahmat Allah, pada semua tingkah laku dan keadaan.
18. Hendaklah banyak berbuat baik kepada teman-teman yang fakir miskin, supaya
dapat doa mereka.
19. Hendaklah beadab kepada khalifah bawahan guru, seperi beradab kepad guru
sendiri.
20. Hendaklah memperbanyak sedekah selama suluk, disbanding dengan sebelum
suluk, supaya segera terbuka hijab.
21. Hendaklah meninggalkan wirid yang sunnat, karena memperbanyak dzikir.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual

Adab sesudah suluk. Adapun adabs sesudah suluk itu,9 perkara yaitu :
1. Hendaklah rajin dan banyak berszikir pada waktu – waktu senggang, seperti
menjelang maghrib, antara Maghrib dan Isya menjelang tidur. Dan paling baik
berdzikir itu waktu sahur. Dan sesudah shalat subuh.
Jika tidak selalu berdzikir di luar suluk, mata hati mudah kembali gelap, jika ahli
kasyaf, maka akan meleset atau mungkir yang dikasyafinya. Sedang kasyaf itu
adalah sebaik-baik yang harus dijaga oleh ahlinya terutama Khalifah – khalifah.
Jika kasyafnya tidak baik, maka akan sukarlah ia menjaga dan mengendalikan
jamaah.
2. Hendaklah tetap ikut berkhatam setiap ahri, pada waktu “Ashar dan lainnya, dan
bertawajjuh sesuadh shalat Dzuhur setiap hari selasa dan jum’at.
3. Hendaklah menyayangi sesautu perolehan dalam suluk, melebihi dari menjaga mas
dan perak, sebab mas dan perak itu akan tinggal apabila ia mati dan siksanya akan
ditanggungnya dalam kubur. Sedang hal-hal yang diperolehnya dalam suluk itu
akan dibawanya mati dan memeliharnya dari siksa kubur.
4. Hendaklah beramal ibadah dan jangan kembali kepada pekerjaan dunia dahulu,
(sebelu suluk). Jika kembali juga, maka suluk tidak akan makbul atau tidak berhati.
5. Jangan bersahabat dengan orang – orang yang mencela pekerjaan sukuk, karena
mencela suluk, dapat meninggalkan iman ketika mati, sebab suluk itu adalah
kelakuan Nabi-nabi dan ulama pilhan.
6. Hendaklah rajin dan kuat-kuat mebujuk dan membawa orang su[aya bersuluk, guna
memperoleh pertolongan akibat dari perbuatan baik itu.
7. Hendaklah berkelakuan dan ber’itikad seperti kelakuan dan I’tikadnya selama
suluk.
8. Hendaklah tetap selalu bersama guru dengam tekad tidak akan berpisah sampai
akhir hayat di depan guru.
9. Hendaklah dii’itikadkan guru sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah saw, dialam
ini, tiada yang menyamainya, meskipun ia budak kecil dan sedikit ilmunya. Dan
yakin gurunya (seakan – akan) memberi bekas, lahir dan batin dalam menjaganya.
Keyakinan seperti itu akan membukaakan hijab dan menyampaikan kepada ilmu
ma’arifat yang besar. Walaupun dicari beberapa ribu guru, namun tidak sama
dengan guruku ini, demikianlah I’tikadnya lahir dan batin. Jika sudah sampai
kesitu, maka barulah adab terhadap guru sempurna.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual

Meninggalkan makanan daging
Selama dalam menjalani suluk, murid – murid dilarang memakan sesuatu yang
bernyawa, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Larangan itu dimaksudkan supaya
hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang bernyawa di massa suluk itu
dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk berdzikir dan menguatkan nafsu.
Pada dasarnya tidak ada larangan memakan daging dan sesuatu yang enak dan halal
itu. Dan ahli-ahli thariqatpun tidak melarang orang memakan daging dan yang baik – baik,
karena memakan yang baik – baik itu disuruh Allah dan Rasul. Cuma selama orang
berkhalawat atau bersuluk, 10 hari atau 20 hari atau 40 hari, dilarang memakan daging,
adanya larangan memakan daging selama bersuluk itu, bukan berarti orang – orang thariqat
telah mengharamkan apa yang di halalkan Allah. Sebab larangan itu hanya berlaku selama
beberapa hari, yaitu selama dalam suluk atau selama belum sampai ke tingkat yang
menurut tilikan Syekh, sudah boleh memakannya.
Orang – orang yang bersuluk itu, adalah orang – orang yang menderita penyakit
batin, perlu di opname atau dirawat selama beberapa hari dirumah latihan rohani, yakni
rumah suluk. Selama dalam perawatan itu, menurut tiliksn Syekh, ia dilarang memakan
daging, jika ingin penyakitnya segera sembuh.
Sama halnya dengan seorang penderita penyakit kencing manis, di opname si
rumah sakit. Menurut dokter yang merawatnya, ia dilarang memakan gula selama dalam
perawatan. Apabila sesudah di opname itu, penyakitnya sudah sembuh, maka larangan
memakan gula tadi tidak berlaku lagi.
Jelaslah sangatlah keliru kalangan yang menganggap bahwa ahli-ahli thariqat telah
mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan
Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, dapat menjadi kafir. Lagi pula,
seorang yang sudah mencapai tingkat khalifah dalam studinya, sama sekali ia tidak
dilarang memakan daging, baik sedang suluk maupun tidak.
Yang dimaksud dengan “ada penyakit dalam hatinya” ialah orang yang mempunyai
niat berbuat tidak senonoh kepada wanita, seperti berzina ataupun yang sejenisnya.
Dalam hatinya timbul nafsu berahi hendak menyentuhnya, orang yang dilanda
nafsu berahi sedemikian, disebut ada penyakit dalam hatinya.
Salah satu usaha mencegah bertambahnya penyakit dalam hati itu, ialah dilarang
memakan daging selama bersuluk atau selama studi belum sampai ke suatu tingkat
tertentu.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
A.
PENZONINGAN
1. Tempat Bersuluk Pria
Entrance
(OUT)
Rg.Makan
Bersama
Rg.Makan
Bersama
Tempat bersuluk
Tempat
penyimpanan
barang
Rg.tamu
&
Rg.tunggu
Hall Penerima
Area km/wc
&
Tempat
wudhu
Rg.piket
Entrance
(IN)
2. Tempat Bersuluk Wanita
Rg.Makan
Bersama
Entrance
dr Madrasah
Hall
Penerima
Tempat bersuluk
Area km/wc
&
Tempat
wudhu
Tempat
penyimpanan
barang
Rg.tamu
&
Rg.tunggu
Rg.piket
Hall Penerima
Entrance
(IN-OUT)
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
3. Skematis Bersuluk
PENGANUT
THARIQAT
MELAKUKAN
KHALAWAT
(SULUK)
DIBAWAH
PIMPINAN
SEORANG MUSYRID
4. Kegiatan Awal Bersuluk
DATANG
Menjadi pengikut
thariqat
Membawa jeruk
perut,lalu diberikan
kpd Tuan Guru, dan
didoakan.
BERSULUK
Mandi Taubat
KEBUTUHAN RUANG
BERSULUK yaitu :
Tempat untuk bersuluk
Sholat
Rg. Makan bersama
Kamar Mandi
Tempat berwudhu
Tempat penyimpanan
Tawajuh
5. Alur Bersuluk
MASUK
Dalam Keadaan
berwudhu
BERSULUK
Orang yang bersuluk selalu dalam keadaan berwudhu, tidak
boleh batal dari wudhu
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Sholat Subuh
Tawajuh
Bersuluk
Sholat Dzuhur
Tawajuh
Bersuluk
Makan Siang
Sholat Ashar
Tawajuh
Bersuluk
Sholat Maghrib
Bersuluk
Sholat Isya
Tidur
Bersuluk
Tawajuh
Sarapan Pagi
Bersuluk
 Jadwal mandi bisa kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang
 Jadwal makan juga kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang,kapan dia
mau makan.
 Selama dalam menjalani suluk, murid-murid dilarang memakan sesuatu yang
bernyawa, seperti daging, ikan, telor dan sebagainya.
Bertujuan supaya hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang
bernyawa di masa suluk itu dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk
berdzikir dan menguatkan nafsu.
 Makanan berasal dari rantangan, dengan biaya Rp 150.000/10 hari. Sehingga para
pengurus rantang, sudah mengetahui menu apa saja yang baik untuk dikonsumsi.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Pengelompokkan Kegiatan
1. Bersuluk
NO.
KELOMPOK
PELAKU
URAIAN KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN
1.
Penghuni
Orang yang
•
Sembahyang
•
Madrasyah
(Pesuluk)
bersuluk
•
Bertawajjuh
•
Madrasyah
(penganut ajaran
•
Bersuluk
•
Rg.Bersuluk
(berdzikir)
•
Kamar Mandi
besar/kecil
•
Tmpt Berwudhu
•
Berwudhu
•
Rg.Makan
•
Makan
tareqat
naqsyabandiyah)
•
Mandi, Buang air
Bersama
•
•
Menyimpan
Rg.Penyimpanan
barang
barang
2.
Pengunjung
Keluarga/Teman
•
Bertemu
dgn
•
Rg.Tamu
•
Rg.Piket
pesuluk
3.
Pengelola
Kholifah/Sarifah
•
Ngobrol-ngobrol
•
Mengawasi
para
pesuluk
•
Menerima
tamu/kunjungan
keluarga pesuluk
Tabel 2.5 Pengelompokkan Kegiatan Bersuluk
Sumber : Hasil Olah Data Primer
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.4.2
Panti Jompo Babussalam
Analisa kegiatan panti jompo dan kebutuhan ruang
Penzoningan
1. Program Ruang secara Makro
Taman Area
Berkebun
Hunian
Hall
Fasilitas
Kesehatan
Parkir
Hunian
Pengelola
Entrance
(IN)
2.
Program Ruang secara Hunian
3. Program Ruang Kantor Pengelola
Rg.Jemur
Rg.Pengelola
KM/WC
Resepsionis
Teras
Dapur
Rg.Tamu
Kamar tidur
Teras
4.Program Ruang Fasilitas Kesehatan
Teras
Resepsionis
Rg.Pengobatan
EINSTEINIA - 070406003
Rg.Administrasi
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
1. Pengguna Panti Jompo
SUBJEK
PENGHUNI
NO.
1.
KETERANGAN
Penghuni adalah warga lanjut usia yang
masih aktif, yang menjadi pengikut tarekat
naqsyabandiyah, yang tujuan hidupnya ingin
lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt
2.
PARAMEDIS
Tim para medis bertindak mengawasi dan
menangani masalah kesehatan para lansia.
3.
PENGELOLA
Pengelola adalah orang yang mengelola panti
jompo yang terdiri dari pengelola dan bagian
administrasinya.
4.
PENGUNJUNG
Pengunjung terdiri dari keluarga, rekan lansi
dan masyarakat yang ingin berkunjung ke
panti jompo.
Tabel 2.6 Pengelompokkan Pengguna Panti Jompo
Sumber : Hasil Olah Data Primer
2.
Program Kegiatan
a.
Penghuni
NO. KELOMPOK
PELAKU
URAIAN KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN
1.
Penghuni
Para Lansia
Ibadah :
 Sholat 5 waktu
 Madrasyah
 Rg.Solat Bersama
 Bertawajjuh
 Madrasyah
 Bersuluk
 Rumah Bersuluk
 Mengaji
 Madrasyah/
Dikamar
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
 Mandi,
Buang
 Kamar Mandi
air
besar/kecil
 Tidur
 Kamar Tidur
 Makan
 Rg.Makan
•
Kunjungan Keluarga
•
Rg.Tamu
•
Berolahraga Bersama
•
Fas.Olahraga
•
Berkebun/Menanam
•
Fas.Outdoor
(Berkebun)
Tabel 2.7 Pengelompokkan kegiatan penghuni panti jompo
Sumber : Hasil Olah Data Primer
b. Penunjang
NO.
KELOMPOK
PELAKU
URAIAN KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN
1.
2.
3.
Penunjang
Pengelola
Administrasi
Kesehatan
 Persiapan kerja
 Kantor pengelola
 Mengontrol penghuni
 Pengawasan hunian
 Ibadah
 Madrasyah
 Makan siang
 R.Makan bersama
 Persiapan pulang
 Kantor pengeloal
 Persiapan kerja
 Kantor administrasi
 Melakukan pekerjaan
 Kantor administrasi
 Ibadah
 Madrasyah
 Makan siang
 R.Makan bersama
 Persiapan pulang
 Kantor Administras
 Kunjungan Keluarga
 Rg.Tamu
 Berolahraga Bersama
 Fas.Olahraga
 Berkebun/Menanam
 Fas.Outdoor
 (Berkebun)
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
4.
Kesehatan
 Bertugas
 Unit kesehatan
 Ibadah
 Madrasyah
 Makan siang
 R.Makan bersama
 Persiapan pulang
 Unit kesehatan
Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan penunjang panti jompo
Sumber : Hasil Olah Data Primer
c. Pengunjung
NO.
KELOMPOK
PELAKU
URAIAN KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
KEGIATAN
1.
Pengunjung
 Mengunjungi penghuni
Keluarga
 Unit hunian/taman
Rg.tamu
 Beriteraksi dengan
penghuni.
2.
Kunjungan
Penghuni
 Sosialisasi dengan
penghuni
Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan pengunjung panti jompo
Sumber : Hasil Olah Data Primer
EINSTEINIA - 070406003
 Unit hunian/taman
Rg.Bersama
 Unit hunian/taman
Rg.Bersama
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.4.3
Muslimah Centre Babussalam
1. Struktur Organisasi Pengguna
PEMILIK
PIMPINAN
Divisi personalia
Divisi keuangan
dan administrasi
Staff keuangan
dan administrasi
•
•
•
•
•
•
•
Staff promosi
Staff pendidikan
Staf
perpustakaan
Staff pameran
Staff Cafe
Staff
pemeliharaan
Receptionist
SEKRETARIS
Divisi pengajar
•
•
Staff
Kecantikan
Staff Tata
Busana
Muslimah
Public relation
•
•
•
•
•
Lobby/ hall
R. pameran
Retail Shop
Perawatan
Cafetaria
Pengunjung
2. Pola Aktivitas Pengguna

Pemilik
 Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan yang ada didalam bangunan.

Pimpinan
 Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan sesuai dengan perintah pemilik.
 Mengawasi tiap pelaksanaan tugas dari masing – masing divisi.
 Intensif mengajar pada mata pelajaran tertentu.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual







Sekretaris

Membantu pimpinan dan pemilik dalam membuat surat/laporan.

Menerima laporan untuk pemilik atau pemimpin

Mengatur jadwal rapat
Divisi Administrasi dan keuangan serta staff

Membuat analisis biaya

Melaporkan pendapatan dan pengeluaran yang diterima

Mengurus jadwal pelajaran dan event – event tertentu.

Rapat mingguan atau bulanan.
Divisi personalia dan staff

Mengawasi pelaksanaan tugas dari semua karyawan dan memberi nasehat.

Menerima dan menganalisis laporan karyawan setiap hari.

Menyiapkan absensi karyawan.

Rapat mingguan atau bulanan.
Divisi Pengajar dan staff

Memberi materi pengajaran secara teori dan praktek

Membuat laporan perkembangan muslimah

Rapat mingguan atau bulanan.
Public Relation

Memberi informasi terhadap yang membutuhkan

Publikasi

Mencari informasi terhadap yang membutuhkan

Publikasi

Mencari informasi keadaan diluar yang berhubungan dengan kecantikan

Area yang sangat umum untuk pengunjung serta pengelola.
Receptionis

Memberikan pelayanan terhadap pengunjung.

Memberi informasi terhadap yang membutuhkan.
Staff perpustakaan

Mengatur arus masuk dan keluar buku.

Mendata buku dan anggota perpustakaan

Membuat laporan rutin.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual

Staff Cafe

Menyiapkan dan memberi pelayanan kepada pengunjung.
 Membersihkan dan merawat kafe.
 Memeberikan lapaoran atau pembukuan tentang pemasukan harian.

Peserta didik
 Belajar tentang kecantikan dan ketrampilan baik teori maupun praktek.
 Menggunakan fasilitas.

Pengunjung
 Mencari informasi pusat kegiatan
 Mencari tentang kecantikan dan perawatannya.
 Konsultasi
 Menggunakan fasilitas yang ada.
3. Fasilitas dan Fungsi Ruang

Fasilitas Tata Busana
Kegiatan pendidikan dan pelatihan meliputi kegiatan pendidikan (teori) dan
kegiatan pelatihan (praktek). Fasilitas untuk kegiatan tersebut adalah :
 Pelatihan menjahit dasar
 Pelatihan bordir
 Pelatihan sulam

Penunjang fasilitas Tata Busana
Fasilitas penunjang disediakan untuk menunjang secara keseluruhan fasilitas yang
ada terkhusus dibagian ketrampilan yang mana dapat digunkan oleh seluruh
pengunjungnya.

Fasilitas Tata Boga
Pelatihan memasak dasar
Pelatihan industri rumah tangga ( makanan ), seperti: membuat kue, membuat
manisan/asinan, kerupuk, dan lainnya.

Fasilitas Umum
Fasilitas ini merupakan fasilitas yang bersifat public dimana sifatnya terbuka bagi
semua orang yang datang, mengarah kepada fasilitas-fasilitas lain yang lebih
spesifik.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual

Fasilitas pengelola
Fasilitas yang disediakan untuk orang – oran yang mengelola dan menjalankan
kegiatan yang ada didalamnya.

Fasilitas service
Sebagai wadah yang mendukung untuk perawatan fasilitas-fasilitas lainnya.
Analisa kegiatan Muslimah Centre Babussalam
a.
Staff karyawan umum
Datang
Receptionis
R.Personalia
R.Kerja
Pulang
b.
Peserta didik
Datang
Receptionis
Lobby/Cafetaria
Kelas
Lobby/Cafe
Pulang
c.
Pengunjung
Datang
Receptionis
Lobby
Tempat tujuan
Pulang
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.5 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
2.5.1 AL-MARKAZ AL-ISLAMI
Gambar.2.7. Tampak depan Al-Markaz Islami
Sumber: Google earth
Gambar.2.8.Suasana malam Al-Markaz Islami
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Al-Markaz Al-Islami adalah merupakan masjid dan auditorium termegah di Asia
dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan,
kegiatan sosial, dan budaya umum untuk kawasan Timur Indonesia. Al-Markaz Al-Islami
berdiri di atas tanah seluas 10 hektar di tengah kota Makassar(Menempati luas areal 72.229
m2 atau 7,229 ha, ). Pusat ibadah ini tampil dominan dengan ukuran dan bentuk yang
megah, mencerminkan perpaduan nilai-nilai Islam, budaya setempat, dan modernitas yang
menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat.
Gagasan untuk mendirikan Masjid Al-Markaz Al-Islami dan fasilitas pendidikan
lainnya, pertama kali dicetuskan oleh Jenderal M Jusuf tahun 1989 di Madinah saat
menunaikan ibadah haji. Gagasan itu disampaikan kepada sejumlah tokoh yang pada waktu
itu sama-sama menunaikan ibadah haji, antara lain Munawir Syadzali, MA (ketika itu
Menteri Agama RI), Prof Dr Sujudi (saat itu masih menjabat Rektor UI) dan pengusaha
Drs M Jusuf Kalla.
Masjid Nabawi yang indah di Madinah memiliki daya tarik tersendiri bagi M Jusuf,
bahkan memberikan motivasi serta menjadi inspirasinya untuk membangun masjid yang
monumental di tanah air, sehingga bisa dikenal pula bukan hanya di Indonesia tapi juga
oleh publik mancanegara. Bukan itu saja, menurut Drs HM Yusuf Kalla, Ketua Yayasan
Islamic Center Al-Markaz Al-Islami, arsitektur masjid yang akan dibangun ketika itu
sedapat mungkin menyamai apa yang ada di Masjid Nabawi.
Makasar sebagai tempat berdirinya masjid dengan arsitektur bergaya Masjid
Nabawi di Madinah, dengan alasan kota ini memiliki kaitan historis dengan Jenderal M
Jusuf. Kecuali itu, daerah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan Islam di
Indonesia, namun belum memiliki sebuah masjid yang indah dan fasilitas pendidikan
memadai.
Sejalan dengan dibangunnya Masjid Al Markaz Al Islami, didirikan pula :
Yayasan Al-Markaz Al-Islami, dengan maksud dan tujuan yaitu:
 Pertama, panitia pembangunan masjid juga melakukan pembinaan
pemeliharaan masjid, sebagai pusat pendidikan dan kegiatan masyarakat.
 Kedua, sebagai pusat pembinaan dan penyebaran (syiar) Islam.
EINSTEINIA - 070406003
dan
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
 Ketiga, membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu upaya
dalam mencerdaskan kehidupan umat Islam.
Kompleks Sekolah
Pendidikan yang diselenggarakan Masjid Al-Markaz Al-Islami adalah pendidikan
non formal, tetapi bersifat teratur dan terdaftar serta mempunyai sistem nilai. Untuk tahap
pertama yang sudah berjalan adalah pendidikan agama/pengajian/TP-Al Quran, baik untuk
anak-anak, remaja, mahasiswa dan dewasa.
Ada beberapa kegiatan yang telah dan sedang berjalan baik dalam bentuk pengajian
rutin, Ceramah agama setiap selesai sholat Dzuhur dan Magrib, serta kegiatan lainnya yang
bersifat memperkokoh keislaman. Mesjid Al-markaz Al-Islami juga menjadi sarana untuk
sholat lima waktu, sholat Jum’at, sholat Tarawih dan sholat Hari Raya.
Sedangkan ceramah atau dakwah yang dilakukan untuk mencegah kebosanan
jamaah, maka setiap penceramah diatur secara berkala setiap empat bulan sekali baru
berceramah lagi. Tentunya dengan menggunakan metode yang lebih terencana dan
komunikatif. Dalam artian, dibuka kesempatan diskusi atau jika memungkinkan dengan
peragaan.Siraman rohani yang dilaksanakan di Masjid Al-Markas Al-Islami bukan hanya
untuk kaum pria saja, tapi juga untuk kaum wanita yang rutin diadakan setiap hari Sabtu.
Biasanya dihadiri lebih kurang 300 orang, dengan lebih mengutamakan pengajian dasar
dan pendalaman.
Toko - toko
Suatu masjid yang indah akan lebih indah apabila masyarakat dan jamaahnya bisa
meningkat kehidupan dan kegiatan sosial ekonominya berkat kegiatan-kegiatan bersama
yang dilaksanakan oleh jamaah mesjid itu sendiri. Karena itu, kegiatan jemaah masjid
selain mengikutsertakan jemaah itu sendiri juga melibatkan masyarakat sekitar dan harus
dilakukan secara lebih intensif.Untuk mengembangkan usaha kecil di lingkungan masjid
saat ini telah berjalan kegiatan ekonomi yaitu dibukanya toko-toko buku dengan sistem
pembayaran bagi hasil 60% untuk pemilik toko dan 40% untuk Al-Markaz. Pasar Jumat di
gelar sebelah selatan masjid setiap hari Jumat dengan membayar infak ke masjid sebesar
Rp 2.000, sedangkan kantin Al-Markaz membayar infak Rp 20.000 perminggu. Dana yang
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
terhimpun ini akan menjadi kas masjid, dan digunakan untuk biaya pemeliharaan masjid
dan sebagainya.
Gambar.2.9.Area pertokoan Al-Markaz Al-Islami
Sumber: Google earth
ARSITEKTURAL
Bangunan Masjid Al-Markaz ini, terdiri atas tiga lantai dengan luas 10.000 meter.
Seluruh lantai masjid terbuat dari granit. Lantai dasar seluas 4.000 meter persegi untuk
kegiatan perkantoran dan aula. Sedang lantai kedua seluas 4.000 meter persegi untuk ruang
shalat berkapasitas tampung sepuluh ribu jamaah. Lantai tiga didesain berbentuk U seluas
2.000 meter persegi lebar 8 meter untuk ruang shalat wanita. Di kiri dan kanan masjid
terdapat dua bangunan tempat berwudhu seluas 648 meter. Sedang di belakang masjid
terdapat bangunan selasar seluas 2.691 meter persegi untuk plaza terbuka.
Gambar.2.10 .Menara mesjid Al-Markaz
Al-Islami
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.11 Detail menara mesjid
Al-Markaz Al-Islami
Sumber: Google earth
Masjid Al-Markaz Al-Islamy memiliki 5 menara yang salah satu di antaranya
menjulang hingga ketinggian 84 meter. Di puncak menara yang diselimuti granit itu
terpasang loudspeaker yang dirancang oleh tenaga ahli dari Jepang untuk dapat terdengar
sampai jauh. Di dalam selubung menara, tersimpan menara air setinggi 17 meter untuk
menyediakan air bersih bagi seluruh kompleks. Tangga utamanya yang terletak di bahagian
depan masjid dilengkapi dengan eskalator, guna memudahkan jamaah lanjut usia yang
datang shalat pada hari jumat atau waktu-waktu tarawih.
Pada seputar dinding-dinding masjid, luar dan dalam dipasangi batu granit
berukuran 60 X 60 cm, berwarna putih dengan noktah coklat, diselingi granit bakar
berbentuk pita horizontal selebar 10 cm. Dinding itu dilengkapi ornamentasi dan kaligrafi
yang memenuhi estetika islami. Tubuh masjid yang berwarna putih keciklatan dengan
mahkota atap hijau turkois memberi kesan bersih alami.
Ruang utama masjid digunakan untuk shalat di lantai dua tidak memiliki tiang
penyanggah sehingga berada di dalamnya ruangan terasa sangat lapang. Penerangannya
dari lampu kristal yang didesain dengan perpaduan artistik seni Islam dan ornamen
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
tradisional Sulawsi Selatan. Sistim ventilasi udaranya menggunakan dinding kerawang
berpola Islam, motif arabesk dalam desain khusus. Dinding kerawang ini dibuat kembar,
bahagian luarnya dibuat dari beton agar hujan tidak tiris ke dalam. Sedang bahagian dalam
terbuat dari besi sehingga sirkulasi yang tercipta begitu baik dan membuat hawa terasa
sejuk.
2.5.2 ISLAMIC CENTRE LHOKSEUMAWE
Bangunan ini terletak di jantung kota Lhok Seumawe di Aceh Utara NAD dilokasi
yang dahulunya merupakan stadion kota (yang telah dipindahkan). View yang luas dari
lapangan Hiraq dan kantor DPRD serta merupakan “Point of Interest” yang terlihat jelas
bila anda menggunakan mobil dari jalan raya Medan–Banda Aceh ketika memasuki Lhok
Seumawe.Dilihat dari bentuk kubahnya, bangunan ini terlihat memakai arsitektur Timur
Tengah/ Iran dengan menempatkan 4 gapura di 4 sisinya.
Tingginya elevasi lantai bangunan dibandingkan elevasi jalan raya serta tingginya
struktur bangunan mempunyai manfaat ganda yaitu selain antisipasi banjir akibat pasang
air laut juga memberikan efek psikologi kepada jamaahnya yaitu betapa kecilnya manusia
dibanding sang penciptanya serta tempat itu dapat dijadikan escape zone dari kemungkinan
terjadinya musibah alam.
Gambar.2.12 Tampak depan Islamic Centre Lhokseumawe
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.13 Ruang dalam Islamic Centre Lhokseumawe
Sumber: Google earth
2.5.3 MESJID CORDOBA ANDALUSIA (SPANYOL)
Gambar.2.14 Denah Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)
Sumber: Google earth
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Cordova adalah ibukota Andalusia,
yang sejak 525 Masehi menjadi
pusat
perkembangan
peradaban
kerajaan Islam yang terkenal di
seluruh Eropa. Pada masa Bani
Ummayah, Cordova memiliki 1000
masjid, 800 kamar mandi umum,
dan
70
perpustakaan
yang
mendorong ilmu pengetahuan dan
teknologi
ekonomi
serta
menjadi
yang
perkembangannya
pusat
pada
mendorong
kemajuan Eropa dan dunia.
Interior mesjid cordoba
Gambar.2.15 Denah Mesjid Cordoba Andalusia
( Spanyol)
Sumber: Google
Gambar.2.16 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)
Sumber: Google
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.17 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)
Sumber: Google
Eksterior Mesjid Cordoba
Gambar.2.18 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)
Sumber: Google
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.19 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)
Sumber: Google
2.5.4 ISLAMIC CENTER SAMARINDA
Nama Proyek
: Islamic Centre Samarinda
Arsitek
: -
Luas Lahan
: 12 Ha
Mulai dibangun
: -
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan karang
asam, Samarinda ilir, Samarinda Kalimantan Timur, yang merupakan masjid termegah
dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid
ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 12 hektar dengan luas bangunan
keseluruhan mencapai 50 ribu m2 dimana luas bangunan utama 43.500 m2, luas bangunan
penunjang 7.115 m2 dan luas lantai basement 10.235 m2. Sedangkan luas lantai mezanin
(balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal
penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan ini memiliki kapasitas 44.000 umat. Lokasi ini
sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang
kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan
Islamic Center diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya
menghadapi era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki
sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.
Bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 12 Ha itu cukup ramai dikunjungi warga,
baik sekedar berfoto maupun salat di Masjid Islamic Center. Suasana di Islamic center
samarinda ini tidak jauh berbeda dengan suasana mesjid-mesjid di timur- tengah.
Pemerintah Provinsi samarinda menghabiskan dana ratusan miliar rupiah untuk
membangun Islamic center ini yang mana pada akhirnya berkembang menjadi icon atau
landmark daerah itu. Bahkan memiliki potensi besar sebagai obyek wisata agama yang
menjadi andalan Kalimantan timur.
Bangunan
masjid
ini
memiliki
sebanyak
7
menara
dimana
menara
utama setinggi 99 meter
yang
husna
bermakna
atau
asmaul
nama-nama
Allah yang jumlahnya 99
Menara utama itu terdiri
atas bangunan 15 lantai
masing-masing
lantai
setinggi rata-rata 6 meter.
Gambar.2.20 Islamic Centre Samarinda
Sumber: Google
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.21 Islamic Centre Samarinda
Sumber: Google
Gambar.2.22 Eksterior Islamic Centre Samarinda
Sumber: Google
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.23 Koridor Islamic Centre Samarinda
Sumber: Google
Banyaknya jumlah pengunjung terlihat dari jumlah mobil yang parkir memadati
halaman Masjid. Biasanya, jumlah kenderaan parkir akan banyak bila ada acara di Mesjid.
Terlebih bila pada saat hari-hari kebesaran islam. Islamic center ini dilengkapi berbagai
fasilitas seperti rumah sakit yang dilengkapi unit gawat darurat, gedung sekolah TK dan
SD, bahkan dilengkapi dengan business center berupa hotel, komplek perkantoran, serta
pertokoan.
2.5.5 JAKARTA ISLAMIC CENTRE
Nama Proyek
: Jakarta Islamic Center (JIC)
Arsitek
: -
Luas Lahan
: 109.435 m2
Mulai dibangun
: 2002
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau yang lebih dikenal dengan
Jakarta Islamic Centre adalah organisasi Non Struktural di bawah PEMDA Prov. DKI
Jakarta yang berdiri di eks lokalisasi Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi tanah putih,
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.24 Interior Islamic Centre Samarinda
Sumber: Google
min al-dzulumaat ila an-nuur, diharapkan mampu menampilkan citra baru yang
memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan nurani.
Konsepsi pembangunan JIC merupakan sebuah bentuk fasilitasi fungsi-fungsi
kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda DKI Jakarta dengan cirri
utamanya, terdapat fungsi peribadatan, fungsi pendidikan dan fungsi perdagangan/ bisnis.
Kelengkapan fungsi yang dimiliki JIC serta dengan dukungan bentuk fisik
bangunan yang monumental diharapkan dapat menjadikannya sebagai landmark Jakarta
sekaligus prototype bagi Islamic Centre di Indonesia. Dengan jaringan kerja yang
melingkupi wilayah Indonesia, Asia Tenggara bahkan dunia, peran strategis JIC
diharapkan mampu mewujudkan kebanggaan umat.
Jakarta Islamic Centre diharapkan dapat menjadi salah satu simpul Pusat Peradaban
Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang merupakan wilayah konsentrasi baru
kebangkitan Islam di Dunia, sehingga keberadaannya di ibukota Negara dengan mayoritas
penduduk muslim terbesar dapat menunjukkan peran strategisnya sebagai Pusat
Pembaruan Menuju Tata Nilai Kehidupan yang lebih Islami.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
2.5.6 PUSAT DAKWAH ISLAM JAWA BARAT (PUSDAI JABAR)
Lokasi
: Bandung
Luas Lahan
: 4,5 Ha
Luas Bangunan
: 12.537,72 M2
Pemilik
: Yayasan PUSDAI Pemda Propinsi DT.I Jawa Barat
Arsitek
: Ir. Slamet Wirasonjaya
Gambar.2.25 Pusat Dakwah Islam Jawa Barat
Sumber: Google
Pusat Dakwah Islam di Jawa Barat merupakan Mesjid
yang diperluas dalam
rangka pengabdian Agama Islam bagi kegiatan pembangunan masyarakat, dan juga
merupakan suatu wadah bagi kegiatan sehari-hari yang sesuai dengan ciri-ciri masyarakat
Islam, baik dari masa lampau, sekarang maupun yang akan datang.
Pusat Dakwah ini dimanfaatkan sebagai wadah pemeliharaan dan pengembangan
nilai-nilai budaya Islam,berjalan dengan sarana keislaman yang ada serta kehadirannya
dapat dijadikan tempat berlangsungnya interaksi antar potensi umat islam.
Kompleks Pusdai berada di Jln.
Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari
Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu
Bandung,
dan
bersebelahan
Bandung.
Fungsi Utama
Gambar.2.26 Ruang Luar Islam Jawa Barat
Sumber: Google
EINSTEINIA - 070406003
Kompleks
dengan
Gedung
Pusdai
RRI
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
Forum menyepakati pendirian Islamic Center/Pusdai Jabar dengan mengemban dua
fungsi utama, yakni :
 Sebagai sarana pengembangan dan penyebaran Islam serta kebudayaan Islam di
Jawa Barat.
 Sebagai pusat penggodokan sumber daya manusia umat Islam yang berdaya cipta
dan berdaya pembaharuan yang beriman, bertakwa , serta berilmu pengetahuan.
Dengan stok No. 593.8/SK. 133-Pem/82, Gubernur Jabar H. Aang Kunaefi menetapkan,
Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam (Islamic Center) Jawa Barat itu seyogianya
dibangun sebagai satu kesatuan dengan pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa
Barat, Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, dan Lapangan Upacara Pemda Jawa
Barat di sekitar Jalan Japati dan Lapangan Gasibu Jalan Dipenonegoro Kota Bandung.
Setelah terbit stok gubernur tersebut, dimulailah pembangunan Islamic Center
yang diawali dengan pembahasan lahan di daerah Cihaurgeulis, Sukamantri, Jalan
Diponegoro, dan Jalan Supratman Kota Bandung. Hampir 10 tahun (1982-1991) Pemda
Jabar melaksanakan pembebasan lahan dan pemindahan (relokasi) penduduk yang ada di
atas
lahan. Untuk keperluan pembebasan lahan dan relokasi itu, Pemda Jabar
mengeluarkan biaya sekitar Rp 20 milliar.
Setelah
pembebasan
lahan
serta
relokasi
penduduk
selesai,
pembangunan fisik Islamic Center (tahun 1992 berdasarkan izin Pemda
dimulailah
Kotamadya
Bandung No. 583/637/II/DTK/92) di atas lahan seluas 4,5 Ha.
Kini komplek Islamic Center atau Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar berdiri
megah dan menjadi salah satu kebanggaan umat Islam Jawa Barat. Secara fisik, kompleks
Pusdai terdiri dari:
1.
Bangunan masjid (Masjid Pusdai) berkapasitas 4.600 orang
2.
Ruang Seminar Besar (Ruang Cendekia C) berkapasitas 100 orang.
3.
Ruang Seminar Kecil (Ruang Cendekia D) berkapasitas 40 orang.
4.
Gedung Bale Asri (Gedung Serba Guna) berkapasitas 2.000 orang untuk acara
pertemuan, seminar, resepsi, pameran, dan seagainya.
5.
Ruang Pameran Mushaf Sundawi.
6.
Ruang Perkantoran.
EINSTEINIA - 070406003
BABUSSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE
Arsitektur Kontekstual
7.
Tempat Wudhu Pria dan Wanita
8.
Perpustakaan dan Lembaga Bahasa
9.
Kantin, Wartel, dan Café
10.
Area Parkir
11.
Ruang Multimedia.
12.
Ruang Lumbung Zakat Pusdai.
13.
Ruang Galeri Pusdai.
Seluruh bangunan kompleks Pusdai Jawa Barat itu telah menghabiskan biaya sebesar Rp
27 Milliar. Sebagian besar sumber dana diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Jawa Barat. Secara
fisik, pembangunan berlangsung dari Tahun
Anggaran 1991-1992 sampai dengan Tahun Anggaran 1997/1998. Bila dihitung dari
mulai munculnya gagasan pembangunan Islamic Center tahun 1997/1998 sampai dengan
selesai pembangunan tahun 1997/1998, pembangunan Islamic Center (Pusdai) Jabar ini
berlangsung selama 20 tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp 49 Milliar.
EINSTEINIA - 070406003
Download