BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak terlepas hampir semua sektor pengembangan ekonomi bergantung kepada ketersediaan energi yang mencukupi (Sekretariat Panitia Teknis Sumber Energi, 2006). Meningkatnya permintaan energi listrik di Indonesia saat ini tidak seimbang dengan ketersediaan suplai energi listrik, krisis energi listrik sudah merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Fenomena padamnya listrik di pulau Jawa merupakan pertanda bahwa pasokan energi listrik dalam sistem interkoneksi maupun konvensional tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat dan industri yang terus meningkat, kondisi ini semakin diperburuk dengan harga bahan bakar minyak yang naik mengakibatkan mayoritas pembangkit listrik di luar pulau Jawa mengalami pembengkakan biaya operasional. Sudah waktunya mencari alternatif sistem pemasokan energi listrik yang lebih sesuai. Pemanfaatan potensi energi primer maupun energi 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 alternatif tergantung pada kondisi wilayah dimana energi tersebut berada. Penentuan jenis pembangkit listrik harus memenuhi kriteria pengembangan dan pengelolaan energi listrik yakni keandalan, keamanan serta ekonomis (Agung, 2013). Jika dilihat daerah yang memiliki cadangan energi listrik terbesar Jawa-Bali dengan pasokan listrik 23.900 MW dan cadangan listrik sebanyak 31 %. Meskipun memiliki cadangan listrik paling besar di Indonesia daerah ini tidak jarang masih harus mengalami pemadaman bergilir. Jika pemerintah tidak segera mengatasi masalah krisis energi listrik, Indonesia dapat mengalami krisis energi listrik lebih cepat dari tahun 2018 yaitu pada tahun 2016. Masih ada 20 % atau sekitar 40 juta rakyat Indonesia yang belum menikmati fasilitas listrik hingga saat ini (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2016). Salah satu upaya sumber energi alternatif adalah mengembangkan baterai alumunium udara. Baterai merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan tegangan konstan dari hasil reaksi elektrokimia. Baterai merupakan suatu peralatan elektronik yang mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik. Baterai mempunyai dua elektroda dimana reaksi kimia akan berlangsung dengan menghasilkan suatu elektron. Kedua elektroda anoda dan katoda dihubungkan dengan suatu larutan yang biasanya disebut elektrolit dan melaluinya ion dapat bergerak untuk melengkapkan sebuah rangkaian sirkuit elektronik. Elektron yang dihasilkan dari anoda akan mengalir melalui sirkuit eksternal menuju katoda. Pergerakkan dari elektron ini akan menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi suatu peralatan elektronik (Sagir dkk, 2011). Elektroda yang teroksidasi disebut anoda dan elektroda yang tereduksi disebut katoda. Elektroda dapat beroperasi jika dapat menghantarkan elektron dalam sistem http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 baterai, sehingga harus memiliki daya hantar tinggi, tetapi untuk bisa beroperasi diperlukan separator. Alasan utama baterai menjadi energi alternatif karena bentuknya sederhana, ringan, tahan lama dan dapat diisi ulang energinya (Minami, 2005). Baterai alumunium udara menggunakan logam alumunium sebagai anoda untuk menghasilkan suatu elektron dalam reaksinya. Pada anoda akan terjadi reaksi antara oksigen dengan elektron. Baterai aluminium udara sederhana dapat menghasilkan energi sebesar 1 V dan 100 mA (Modesto dkk, 2007). Baterai aluminium udara digambarkan sebagai baterai yang mempunyai potensial yang cukup baik. Baterai ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang aplikasi termasuk dalam bidang militer. Hal ini karena baterai aluminium udara mempunyai keunggulan yang cukup baik seperti ringan, elektrolitnya dapat diisi kembali jika kering (Rao dkk, 1992). Katoda pada baterai logam udara termasuk baterai alumunium udara terdiri dari tiga komponen utama, yaitu karbon berpori, katalis serta polimer pengikat (Jang dkk 2011). Karbon berpori terdapat pada karbon aktif yang berdasarkan pada pola strukturnya adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki permukaan dalam, sehingga memiliki daya serap yang tinggi (Girun Alfathoni, 2002). Karbon aktif mempunyai daya serap yang baik terhadap larutan maupun gas. Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang paling sering digunakan pada proses adsorbsi. Hal ini disebabkan karena karbon aktif mempunyai daya adsorbsi dan luas permukaan yang lebih baik dibandingkan adsorben lainnya (Walas, 1990). Sifat karbon aktif tersebut dapat digunakan sebagai elektroda katoda udara yang berfungsi sebagai media penyerap gas oksigen di udara untuk menjalankan proses elektrokimia yang terjadi pada sel baterai alumunium udara (Yugang, 2013). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan permasalahan dalam penelitian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif maka penulis merumuskan: 1) Mempelajari jenis-jenis baterai dan bagian-bagiannya. 2) Mempelajari jenis-jenis dan sifat karbon aktif. 3) Membuat elektroda katoda udara baterai alumunium udara berbasiskan karbon aktif tempurung kelapa. 4) Pengukuran potensial (V) dan arus listrik (mA) yang dihasilkan baterai alumunium udara menggunakan variasi dan komposisi karbon aktif tempurung kelapa menggunakan ampere volt ohm meter. 5) Pengujian electrochemical impedance spectroscopy baterai alumunium udara mengunakan variasi karbon aktif untuk mengetahui nilai impedansi (ZΩ), hambatan (RsΩ) dan reaktansi (XΩ). 6) Analisa variasi karbon aktif menggunakan scanning electrone microscope untuk mengetahui persentase (%) unsur-unsur yang terkandung di dalam karbon aktif sebagai elektroda katoda udara. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif mencari variasi dan komposisi karbon aktif optimal, nilai potensial (V) optimal, nilai arus listrik (mA) optimal, mencari nilai GGL sel (Gerak Gaya Listrik), nilai impedansi (ZΩ), hambatan (RsΩ), reaktansi (XΩ) dan informasi variasi karbon aktif tempurung kelapa untuk mengetahui persentase (%) unsur-unsur yang terkandung. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya masalah dan mempermudah memahami permasalahan yang akan dibahas maka perlu batasan masalah, yaitu: 1. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan elektroda katoda udara baterai alumunium udara adalah karbon aktif dari tempurung kelapa buatan lokal, karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina dan karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium sebagai media penyerap gas oksigen secara adsorbsi di permukaan partikel karbon aktif untuk menjalankan proses elektrokimia pada sel baterai alumunium udara. 2. Penelitian hanya dilakukan untuk mempelajari pengaruh variasi dan komposisi karbon aktif tempurung kelapa buatan lokal, karbon aktif tempurung kelapa impor buatan Filipina dan karbon aktif tempurung kelapa penjernih air aquarium terhadap potensial (V) dan arus listrik (mA) yang dihasilkan. 3. Ukuran partikel karbon aktif, kandungan mineral dan ukuran pori-pori karbon aktif tidak menjadi perhatian dalam penelitian ini. 4. Pengukuran potensial (V) dan arus listrik (mA) yang dihasilkan pada kondisi suhu ruang pada tekanan 1 atmosfer. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian desain dan pembuatan baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara praktis dan akademis. Manfaat secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dasar dalam pemilihan variasi dan komposisi yang sesuai digunakan dalam pembuatan elektroda katoda udara baterai alumunium udara menggunakan variasi karbon aktif tempurung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 kelapa pada baterai alumunium udara sesuai dengan volume baterai jenis koin. Manfaat secara akademis diharapkan dapat menjadi data awal dalam penelitian desain dan pembuatan baterai alumunium udara untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/