BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Munawir (2004) mendefinisikan “Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang. Menurut Haryono Jusup (2011) mendefinisikan “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Akuntansi adalah “bahasa bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan mendistribusikan laporan akuntansi yang meringkas kinerja keuangan perusahaan kepada pemilik, kreditur, pemerintah, dan calon investor. Semakin baik anda menguasai bahas bisnis, akan semakin baik pula anda mengelola perusahaan”. 9 2.1.2 Pengertian Aktiva Aktiva atau sering disebut dengan harta (aset) merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Aktiva perusahaan diperoleh dari hasil kegiatan di masa lampau dan bermanfaat untuk kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) disebutkan bahwa: “aktiva ialah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yaitu: 1. Aktiva Lancar Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun, mana yang lebih lama. Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah: 1) Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. 2) Investasi jangka pendek (surat berharga atau marketable securities) adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk 10 memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi. 3) Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang, karena itu, wesel mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin perluasannya dan dapat diperjualbelikan atau didiskontokan. 4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat dari adanya penjualan dagang secara kredit. 5) Persediaan, adalah semua barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang atau belum laku di jual. 6) Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya tetapi belum diterima pembayarannya. 7) Persekot atau biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain tetapi pengeluaran itu belum jadi biaya atau jasa/prestasi pihak lain belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya. 11 2. Aktiva Tidak Lancar Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk kelompok aktiva tidak lancar adalah: 1) Investasi jangka panjang Bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjangnya di luar usaha pokoknya. Investasi ini dapat berupa saham dari perusahaan, aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan. Tujuannya adalah: (1) Untuk dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan perusahaan ini. (2) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus menerus. (3) Untuk membina hubungan baik dengan perusahaan lain. (4) Dan lain-lain. 12 2) Aktiva tetap Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya merupakan syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dalam satu periode kegiatan perusahaan. Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aset tetap adalah: “aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Sedangkan menurut Munawir (2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah “Kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit) dan harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan)”. 13 3. Aktiva tetap tidak berwujud Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, aktiva tetap memiliki karakteristik: memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. 2.1.3 Penggolongan Aktiva Tetap Pada dasarnya aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: 1. Aktiva Tetap Berwujud Menurut Zaki Baridwan (2004) “Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan “lebih dari satu periode akuntansi”. Aktiva tetap yang berwujud yang dimiliki perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan dan lain-lain. 14 2. Aktiva Tak Berwujud Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting (2004) “Aktiva Tak Berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif”. 2.1.4 Jenis Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan bisa berupa: tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat kantor, kendaraan dan sebagainya. 1. Ditinjau dari umurnya aktiva tetap dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaanya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok aktiva ini ialah: tanah yang dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik dan bangunan kantor, tanah untuk pertanian dan lain-lain yang semacamnya. Terhadap aktiva tetap yang mempunyai masa kegunaan yang tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas 15 2) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aktiva ini antara lain: bangunan, mesin, alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat transport dan lain sebagainya. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atas terbatas jangka waktunya, maka harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaanya. 3) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini: misalnya sumber-sumber alam seperti: tambang, hutan dan lain sebagainya atau biasa disebut aktiva sumber alam. Sumber alam akan semakin habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut, oleh sebab itu harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode dimana sumber-sumber itu memberikan hasilnya. 2. Ditinjau dari mobilitasnya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Aktiva tetap berwujud bergerak, yaitu aktiva tetap berwujud yang dapat dengan mudah berpindah atau dipindahkan. Misalnya kendaraan, perlengkapan dan sebagainya. 16 2) Aktiva tetap berwujud tidak bergerak, misalnya tanah, gedung dan sebagainya. 3. Ditinjau dari undang-undang perpajakan, aktiva tetap dibedakan menjadi empat golongan yaitu: 1) Golongan I, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis sampai 4 tahun, misalnya: peralatan, mebel, kendraan, dan truk ringan. 2) Golongan II, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis diatas 4 tahun, misalnya: mebel dan peralatan yang terbuat dari logam, truk berat, mobil tangki dan sebagainya. 3) Golongan III, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis antara 8 sampai 20 tahun, misalnya: mesin-mesin yang menghasilkan peralatan, mesin produksi, dan sebagainya. 4) Golongan IV, yaitu aktiva tetap berwujud yang berupa tanah dan bangunan. 2.1.5 Perlakuan Akuntansi Aset Tetap 2.1.5.1 Pengakuan Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap harus diakui jika dan hanya jika: 17 1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan 2. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Aktiva tetap yang dimiiki perusahaan dapat diperoleh dengan beberapa cara dimana masing-masing cara akan menimbulkan masalah akuntansi tersendiri, terutama yang berhubungan dengan penentuan atau penilaian harga perolehan dari aktiva tetap tersebut. Proses perolehan aktiva tetap yang dimaksud adalah mulai sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan perusahaan. Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Dalam hal ini aktiva tidak dibayar dengan kas, maka harga perolehan ditetapkan sebasar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan, yang mana yang lebih layak berdasarkan bukti atau data yang tersedia. Apabila harga perolehan telah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk akuntansi selama masa pemakaian aktiva yang bersangkutan. Akuntansi tidak mengakui pemakaian harga pasar atau harga pengganti selama pemakaian suatu aktiva tetap. 18 Dari definisi diatas, terdapat dua unsur pembentuk harga perolehan suatu aktiva tetap, yaitu: 1. Unsur pokok pembentukan harga perolehan aktiva tetap, yaitu sebesar nilai sumber ekonomis yang diserhakan/dikorbankan pada saat terjadinya peralihan hak kepemilikan suatu aktiva atau sebesar nilai taksiran yang ditetapkan pada saat perolehan aktiva yang bersangkutan. Unsur pokok ini sangat tergantung pada proses perolehan hak kepemilikan, mungkin proses perolehan hak kepemilikan dilakukan dengan cara jual beli tunai, jual-beli angsuran, leasing, hibah atau membuat sendiri. Dengan begitu yang dapat diperhitungkan sebagai unsur harga perolehan suatu aktiva antara lain: harga beli, nilai tunai dari suatu angsuran, taksiran harga pasar ataupun biasa berdasarkan kebijakan pimpinan atau ekspertis. 2. Unsur tambahan pembentuk harga perolehan, yaitu segala pengorbanan ekonomis yang dapat diatribusikan secara langsung, yang timbul mulai saat persiapan pembelian, pembuatan sampai dengan aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan siap digunakan dalam kegiatan usaha sehari-hari. 19 2.1.5.1.1 Biaya Perolehan Awal Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap meliputi: 1. Harga perolehannya; 2. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh. 2.1.5.1.2 Biaya Selanjutnya Menurut Soemarsono (2008) pengeluaran aktiva tetap dapat dikelompokan men jadi dua macam, yaitu: 1. Pengeluaran Modal Pengeluaran Modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva. Pengeluaranpengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini. Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debit pada akun: (1) aktiva atau; (2) akumulasi penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat 20 dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besarbesaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada akun akmulasi penyusutan. 2. Pengeluaran Pendapatan Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran- pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini. Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sedang beban perbaikan adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik. Menurut Zaki Baridwan Accounting (2004) dalam dalam bukunya Intermediate Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaranpengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dikelompokan menjadi: 21 1. Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi. Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik. Kenyataannya, sering terjadi biaya reparasi dan pemeliharaan yang sulit dipisahkan, sehingga dalam akuntansi dipakai satu rekening untuk mencatat biaya reparasi dan pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan itu sering terjadi (berulang-ulang), dapat disimpulkan bahwa manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode terjadinya, sehingga dicatat sebagai biaya (pengeluaran pendapatan). Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebannya sebagai biaya dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat. Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu; (a) menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak 22 menambah umurnya; (b) mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai bukuu aktiva dan umur ekonomis yang baru. 2. Penggantian, Perbaikan dan Penambahan Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit baru yang tipenya sama. Perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya. Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan lain-lain. Akhir-akhir ini sering terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk menghilangkan (mengurangi) 23 pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva dan depresiasi selama umur ekonomisnya. 3. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan rute produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka atau beban yang ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut. 2.1.5.2 Pengukuran Saat Pengakuan Dalam PSAK 16 menyatakan bahwa saat pengakuan aktiva tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa: 24 1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; 2. Setiap biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat aset ke lokasi dan kondisi yang diingikan supaya suatu aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen; 3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain menghasilakan persediaan. Adapun jenis-jenis perolehan aktiva tetap antara lain: 1. Pembelian Tunai Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap tersebut ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aktiva dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian partai besar maupun karena pembayaran yang diperbesae. Tetapi jika potongan harga tidak dimanfaatkan maka jumlah yang harus dibayar adalah jumlah harga pembelian bruto. Potongan tunai yang tidak dimanfaatkan diperlakukan sebagai rugi 25 atau biaya bungan. Kerugian sebagai akibat tidak dimanfaatkannya potongan tunai ini dilaporkan dilaporan labarugi dalam kelompok rugi dan biaya lain-lain. 2. Pembelian secara Kredit Jangka Panjang Kebanyakan transaksi pembelian aktiva diperoleh dengan kredit jangka panjang. Pada dasarnya penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan pembelian secara kredit sama dengan pembelian secara tunai, sehingga besarnya harga perolehan tersebut tidak termasuk bunga. Bunga yang ditimbulkan atas pembelian angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dinyatakan sebagai biaya bunga pembebanan. 3. Pembelian Angsuran Harga perolehan aktiva tetap yang didapat dari transaksi pembelian angsuran diukur dengan jumlah uang (harga) yang dibayarkan apabila aktiva itu dibeli secara tunai. Unsur bunga dan financing cost yang terdapat di dalamnya harus dikelurakan dan diperlukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Jika di dalam harga kontrak pembelian secara tidak spesifik dinyatakan adanya bunga yang dibebankan, maka pada dasarnya unsur bunga itu harus diperhitungkan dan dikurangkan dari harga kontrak di dalam menentukan harga perolehan aktiva tetap bersangkutan. 26 4. Aktiva Tetap yang Didapat dari Donasi dan Penemuan Aktiva tetap dapat pula diperoleh dari sumbangan, misalnya dari pemerintah atau dari lembaga lain. Meskipun untuk memperoleh sumbangan ini mencatatnya tidak karena ada pengorbanan, akuntansi akuntansi merupakan akan alat pertanggungjawaban. Apabila mengikuti prinsip harga perolehan, semestinya harga perolehan aset dari sumbangan ini adalah nihil sehingga tidak perlu dicatat. Namun penyimpangan terhadap prinsip harga perolehan dibenarkan untuk mencatat aktiva dari sumbangan. Aktiva tetap dari sumbangan didebet, dan akun lawannya adalah modal sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan tersebut diterima. 5. Aktiva Tetap yang Dibangun Sendiri Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri oleh perusahaan (tidak dibeli dari pihak luar) meliputi (1) biaya bahan bangunan yang dipakai (2) upah tenaga kerja langsung, dan (3) biaya-biaya pemakaian lain seperti pemakaian listrik dan depresiasi asset tetap perusahaan yan digunakan untuk membangun. Kadang-kadang untuk membiayai pembangunan aset tetap digunakan dana dari pinjaman. Bunga yang menjadi tanggungan perusahaan atas penggunaan dana dari pinjaman dapat dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan. Namun besarnya 27 bunga yang dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan hanyalah bunga selama masa konstruksi. Jika setelah masa konstruksi pinjaman belum lunas, maka biaya bunganya dibebankan sebagai biaya periodik dalam laporan laba-rugi di kelompok biaya di luar usaha. Jumlah pengorbanan untuk membangun sendiri aktiva tetap boleh jadi lebih kecil ketimbang jumlah harga apabila aktiva tetap itu dibeli dari luar. Penghematan yang diperoleh karena membangun sendiri tidak boleh diakui sebagai untung. 6. Aktiva Tetap yang Diperoleh Secara Pertukaran Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara pertukaran dengan aktiva tetap lainnya. Harga perolehan atas aktiva yang didapat diukur dengan harga pasar (fair market value) dari aktiva yang diserahkan (dilepaskan) sebagai alat penukarnya. Rugi-laba pertukaran harus diakui, apabila terdapat perbedaan antara nilai buku dengan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan di dalam transaksi tersebut. Apabila penentuan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan dalam transaksi ini sulit ditentukan, maka harga perolehan aktiva tetap yang didapat diukur dengan harga pasar aktiva itu sendiri. Apabila dalam transaksi pertukaran itu disertai dengan pembayaran uang tunai disamping penyerahan aktiva tetap (lama) 28 maka harga perolehan aktiva tetap yang didapat, adalah jumlah harga pasar aktiva lama ditambah dengan jumlah uang yang dibayarkan. Menurut Zaki Baridwan (2004) Pertukaran dengan aktiva tetap lainnya dapat dibagi dua jenis, antara lain: 1. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang fungsi dan sifatnya sama, seperti mesin produksi merk A dengan merk B, Truk merek A dengan merek B dan seterusnya. Dalam hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK No. 16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan digunakan untuk mengkoreksi nilai wajar yang diperoleh. Bila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai wajar aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan. Sebaliknya bila nilai buku aktiva yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus diturunkan dan nilai baru sesudah penurunan digunakan sebagai nilai wajar aktiva yang diterima. 29 2. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama, seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila nilai wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru diidasarkan pada nilai wajar aktiva baru. 2.1.5.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) mengakui adanya dua metode dalam pengukuran akuntansi aset tetap tersebut 30 1. Metode Biaya Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. 2. Metode Revaluasi Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunkan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. 2.1.5.3.1 Penyusutan 1. Pengertian Penyusutan atau Depresiasi Menurut Zaki Baridwan (2004) menyatakan bahwa “Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah lokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan 31 baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang: 1) Diharapakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. 2) Memiliki masa manfaat yang terbatas. 3) Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. 2. Sebab-sebab Depresiasi Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokan menjadi dua, yakni: 1) Faktor-faktor fisik Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai, aus karena umur dan kerusakankerusakan. 2) Faktor-faktor fungsional Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidak mampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dank arena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi juka dipakai 32 3. Faktor-faktor dalam Menentukan Biaya Depresiasi Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya biaya depresiasi setiap periode antara lain: 1) Harga Perolehan (Cost) Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya yang terjadi dalam pemerolehan suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan. 2) Nilai Sisa (Residu) Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarnya. 3) Taksiran Umur Taksiran umur kegunaan aktif dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini biasanya dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab kepuasan fisik dan fungsional 33 4. Metode Perhitungan Penyusutan Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyebutkan bahwa “Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang tersusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya”. Metode tersebut antara lain: 1) Metode Garis Lurus Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah. 2) Metode Saldo Menurun Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. 3) Metode Unit Produksi Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset. Menurut Soemarsono (2005) ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan manfaat. Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan, yaitu: 1. Metode Garis Lurus 2. Metode Saldo Menurun 3. Metode Jumlah Angka Tahun 34 taksiran 4. Metode Unit Produksi Setiap metode tersebut digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, dan manajemen dapat memilih salah satu dari metode yang dianggap paling sesuai. Apabila suatu metode tertentu telah dipilih, maka metode tersebut harus diterapkan secara konsisten sepanjang masa aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode dapat diperbandingkan. Apabila dalam satu periode dimana metode penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan alasan perubahan harus diungkapkan. Namun perusahaan tidak harus hanya menggunakan satu metode penyusutan saja untuk semua aktiva tetap yang dimiliki. Perusahaan dapat menggunakan metode garis lurus untuk salah satu kelompok aktiva tetap dan metode saldo menurun untuk kelompok aktiva yang lain. 1. Metode Garis Lurus Metode ini merupakan metode perhitungan yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh organisasi perusahaan. Cara ini memberikan beban depresiasi yang konstan pada setiap periode akuntansi selama masa manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan. Rumus untuk menghitung depresiasi dengan metode ini yaitu: Depresiasi = 𝐇𝐏−𝐍𝐒 𝐧 Keterangan : 35 HP = Harga Perolehan Aktiva NS = Taksiran Nilai Sisa N = Taksiran Umur Kegunaan/Ekonomis Perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan berikut : 1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode 2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap 3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu 4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap relatif tetap 2. Metode Saldo Menurun Ganda Pada metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Metode ini merupakan metode depresiasi yang dihitung dengan mengalihkan nilai buku aktiva pada awal periode dengan dua kali tarif garis lurus. Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga perolehan aktiva, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya, nilai buku adalah selisih antara harga perolehan dengan akumulasi depresiasi pada awal tahun. Berbeda dengan metode lainnya, pada metode ini nilai residu tidak 36 diperhitungkan. Akan tetapi, nilai residu akan menjadi batas jumlah depresiasi yang akan dilakukan. Depresiasi akan berakhir apabila nilai buku telah mencapai jumlah yang sama dengan atau mendekati taksiran nilai residu. Rumus untuk menghitung depresiasi dengan metode ini yaitu: Depresiasi = N/2 x (n + 1) Keterangan : n = Taksiran Umur Ekonomis 3. Metode Jumlah Angka Tahun Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir. Oleh karena itu, metode ini juga termasuk dalam metode depresiasi yang dipercepat. Metode ini disebut jumlah angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu pecahan yang: 1) Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal tahun ini. 2) Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun pemakaian akhir. Rumus metode jumlah angka tahun: Depresiasi = n (n + 1)/2 37 Keterangan : n = umur ekonomis 4. Metode Satuan Kegiatan/Hasil/Jam kerja Dalam metode suatu hasil, masa pemakaian aktiva yang dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode ini cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik, karena hasil suatu mesin dapat diukur satuannya. Metode ini dapat juga didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator yang menangani mesin. Metode ini dapat digunakan juga untuk peralatan angkutan (diukur dengan jarak yang ditempuh) atau peralatan kantor tertentu (diukur dengan jam pemakaian). Namun demikian metode ini tidak tepat digunakan pada gedung atau mebel, karena untuk aktiva semacam ini depresiasi lebih merupakan fungsi waktu (bukan kegiatan), dan satuan hasilnya sukar untuk diukur. Oleh karena itu dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh aktiva. Taksiran satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan depresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per tahun hasil. Angka depresiasi per unit hasil ini kemudian dikalikan dengan jumlah satuan hasil sesungguhnya pada satru tahun, sehingga dapat 38 diterapkan depresiasi untuk tahun yang bersangkutan. Rumus untuk menghitung metode tersebut adalah hasilnya sebagai berikut: Depresiasi per jam = 𝐇𝐏−𝐍𝐒 𝐧 Keterangan : HP = Harga Perolehan NS = Nilai Sisa n = Taksiran Jumlah Penggunaan Aktiva 2.1.5.4 Penghentian Pengakuan Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa jumlah aset tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya: 1. Pada saat dilepaskan; atau 2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekpektasikan dari penggunaan atau pelepasannya. Menurut Soemarsono (2005) tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila aktiva itu dijual dijual maka selisih antara harga jual dengan nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi. 2.1.5.5 Pengungkapan Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa laporan keuangan juga mengungkapkan: 39 1. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk liabilitas; 2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam konstruksi; 3. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap; dan 4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang termasuk dalam laba rugi, jika tidak diuungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif. 40