BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Akuntansi
Menurut Munawir (2004) mendefinisikan “Akuntansi adalah seni dari
pada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan
dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan
dalam uang.
Menurut Haryono Jusup (2011) mendefinisikan “Akuntansi adalah
sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi
laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
Akuntansi adalah “bahasa bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar
informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan mendistribusikan laporan
akuntansi yang meringkas kinerja keuangan perusahaan kepada pemilik,
kreditur, pemerintah, dan calon investor. Semakin baik anda menguasai bahas
bisnis, akan semakin baik pula anda mengelola perusahaan”.
9
2.1.2
Pengertian Aktiva
Aktiva atau sering disebut dengan harta (aset) merupakan kekayaan
yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Aktiva perusahaan diperoleh dari hasil kegiatan di masa lampau
dan bermanfaat untuk kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) disebutkan bahwa: “aktiva ialah
sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh oleh perusahaan”.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama
yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yaitu:
1. Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber
yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau
dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam
waktu satu tahun, mana yang lebih lama.
Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:
1) Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan.
2) Investasi jangka pendek (surat berharga atau marketable securities)
adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk
10
memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan
dalam operasi.
3) Piutang wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam
undang-undang, karena itu, wesel mempunyai kekuatan hukum dan
lebih
terjamin
perluasannya
dan
dapat
diperjualbelikan
atau
didiskontokan.
4) Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur
atau langganan) sebagai akibat dari adanya penjualan dagang secara
kredit.
5) Persediaan, adalah semua barang yang diperdagangkan yang sampai
tanggal neraca masih di gudang atau belum laku di jual.
6) Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima
adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena
perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya tetapi belum
diterima pembayarannya.
7) Persekot atau biaya dibayar di muka, adalah pengeluaran untuk
memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain tetapi pengeluaran itu
belum jadi biaya atau jasa/prestasi pihak lain belum dinikmati oleh
perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
11
2. Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari
satu tahun atau tidak habis dalam satu kali perputaran operasi
perusahaan).
Yang termasuk kelompok aktiva tidak lancar adalah:
1) Investasi jangka panjang
Bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan
atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan,
maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi
jangka panjangnya di luar usaha pokoknya. Investasi ini dapat berupa
saham dari perusahaan, aktiva tetap yang tidak ada hubungannya
dengan perusahaan. Tujuannya adalah:
(1) Untuk
dapat
mengadakan
pengawasan
terhadap
kebijaksanaan atau kegiatan perusahaan ini.
(2) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap secara terus
menerus.
(3) Untuk membina hubungan baik dengan perusahaan lain.
(4) Dan lain-lain.
12
2) Aktiva tetap
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
fisiknya merupakan syarat lain untuk dapat diklasifikasikan
sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga
harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva
tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak
akan habis dalam satu periode kegiatan perusahaan.
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan aset tetap adalah: “aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode.
Sedangkan menurut Munawir (2004) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan aktiva tetap adalah “Kekayaan yang dimiliki
perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit) dan harus digunakan
dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai
umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai
dalam satu periode kegiatan perusahaan)”.
13
3. Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik
tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan
dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, aktiva tetap memiliki
karakteristik: memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu
periode akuntansi, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
2.1.3
Penggolongan Aktiva Tetap
Pada dasarnya aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Aktiva Tetap Berwujud
Menurut Zaki Baridwan (2004) “Yang dimaksud dengan aktiva tetap
berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan
“lebih dari satu periode akuntansi”. Aktiva tetap yang berwujud yang
dimiliki perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti
tanah, bangunan, mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan dan lain-lain.
14
2. Aktiva Tak Berwujud
Menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting
(2004) “Aktiva Tak Berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan pada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif”.
2.1.4
Jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan bisa
berupa: tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat
kantor, kendaraan dan sebagainya.
1. Ditinjau dari umurnya aktiva tetap dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu:
1) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaanya tidak terbatas.
Termasuk dalam kelompok aktiva ini ialah: tanah yang dipakai
sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik dan bangunan kantor,
tanah untuk pertanian dan lain-lain yang semacamnya. Terhadap
aktiva tetap yang mempunyai masa kegunaan yang tidak terbatas
tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena
manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya
selama jangka waktu yang tidak terbatas
15
2) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan
dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya
telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aktiva ini antara lain:
bangunan, mesin, alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat transport
dan lain sebagainya. Karena manfaat yang diberikan di dalam
menjalankan fungsinya semakin berkurang atas terbatas jangka
waktunya, maka harga perolehan aktiva ini harus disusut selama
masa kegunaanya.
3) Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan
tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini: misalnya
sumber-sumber alam seperti: tambang, hutan dan lain sebagainya
atau biasa disebut aktiva sumber alam. Sumber alam akan semakin
habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut, oleh sebab itu
harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada
periode-periode dimana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.
2. Ditinjau dari mobilitasnya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
1) Aktiva tetap berwujud bergerak, yaitu aktiva tetap berwujud yang
dapat dengan mudah berpindah atau dipindahkan. Misalnya
kendaraan, perlengkapan dan sebagainya.
16
2) Aktiva tetap berwujud tidak bergerak, misalnya tanah, gedung dan
sebagainya.
3. Ditinjau dari undang-undang perpajakan, aktiva tetap dibedakan menjadi
empat golongan yaitu:
1) Golongan I, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai
umur ekonomis sampai 4 tahun, misalnya: peralatan, mebel,
kendraan, dan truk ringan.
2) Golongan II, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai
umur ekonomis diatas 4 tahun, misalnya: mebel dan peralatan
yang terbuat dari logam, truk berat, mobil tangki dan sebagainya.
3) Golongan III, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai
umur ekonomis antara 8 sampai 20 tahun, misalnya: mesin-mesin
yang menghasilkan peralatan, mesin produksi, dan sebagainya.
4) Golongan IV, yaitu aktiva tetap berwujud yang berupa tanah dan
bangunan.
2.1.5
Perlakuan Akuntansi Aset Tetap
2.1.5.1 Pengakuan
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa
biaya perolehan aset tetap harus diakui jika dan hanya jika:
17
1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi
masa depan dari aset tersebut; dan
2. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
Aktiva tetap yang dimiiki perusahaan dapat diperoleh dengan
beberapa cara dimana masing-masing cara akan menimbulkan masalah
akuntansi tersendiri, terutama yang berhubungan dengan penentuan
atau penilaian harga perolehan dari aktiva tetap tersebut.
Proses perolehan aktiva tetap yang dimaksud adalah mulai
sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva tetap
tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan perusahaan. Harga
perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi
secara tunai. Dalam hal ini aktiva tidak dibayar dengan kas, maka
harga perolehan ditetapkan sebasar nilai wajar dari aktiva yang
diperoleh atau aktiva yang diserahkan, yang mana yang lebih layak
berdasarkan bukti atau data yang tersedia. Apabila harga perolehan
telah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar
untuk akuntansi selama masa pemakaian aktiva yang bersangkutan.
Akuntansi tidak mengakui pemakaian harga pasar atau harga
pengganti selama pemakaian suatu aktiva tetap.
18
Dari definisi diatas, terdapat dua unsur pembentuk harga
perolehan suatu aktiva tetap, yaitu:
1. Unsur pokok pembentukan harga perolehan aktiva tetap, yaitu
sebesar nilai sumber ekonomis yang diserhakan/dikorbankan pada
saat terjadinya peralihan hak kepemilikan suatu aktiva atau sebesar
nilai taksiran yang ditetapkan pada saat perolehan aktiva yang
bersangkutan. Unsur pokok ini sangat tergantung pada proses
perolehan hak kepemilikan, mungkin proses perolehan hak
kepemilikan dilakukan dengan cara jual beli tunai, jual-beli
angsuran, leasing, hibah atau membuat sendiri. Dengan begitu
yang dapat diperhitungkan sebagai unsur harga perolehan suatu
aktiva antara lain: harga beli, nilai tunai dari suatu angsuran,
taksiran harga pasar ataupun biasa berdasarkan kebijakan pimpinan
atau ekspertis.
2. Unsur tambahan pembentuk harga perolehan, yaitu segala
pengorbanan ekonomis yang dapat diatribusikan secara langsung,
yang timbul mulai saat persiapan pembelian, pembuatan sampai
dengan aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan siap digunakan
dalam kegiatan usaha sehari-hari.
19
2.1.5.1.1
Biaya Perolehan Awal
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan
bahwa biaya perolehan aset tetap meliputi:
1. Harga perolehannya;
2. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan
aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban
tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh.
2.1.5.1.2
Biaya Selanjutnya
Menurut Soemarsono (2008) pengeluaran aktiva tetap
dapat dikelompokan men jadi dua macam, yaitu:
1. Pengeluaran Modal
Pengeluaran Modal adalah pengeluaran-pengeluaran
yang harus dicatat sebagai aktiva. Pengeluaranpengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih
dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini.
Demikian juga halnya dengan pengeluaran-pengeluaran
yang akan menambah efisiensi, memperpanjang umur
aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi.
Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai
debit pada akun: (1) aktiva atau; (2) akumulasi
penyusutan.
Pengeluaran-pengeluaran
untuk
penambahan dan penggantian, pada umumnya, dicatat
20
dalam akun aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan besarbesaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat
sebagai debit pada akun akmulasi penyusutan.
2. Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran
pendapatan
adalah
pengeluaran-
pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk
tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh
karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai
beban. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan
rutin merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini.
Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu
berada dalam keadaan baik. Sedang beban perbaikan
adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap
dalam keadaan baik.
Menurut
Zaki
Baridwan
Accounting (2004) dalam
dalam
bukunya
Intermediate
Aktiva tetap yang dimiliki dan
digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaranpengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat
dikelompokan menjadi:
21
1. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya
kecil jika reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika
reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian
baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi.
Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik.
Kenyataannya,
sering
terjadi
biaya
reparasi
dan
pemeliharaan yang sulit dipisahkan, sehingga dalam akuntansi
dipakai satu rekening untuk mencatat biaya reparasi dan
pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan itu
sering terjadi (berulang-ulang), dapat disimpulkan bahwa
manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode terjadinya,
sehingga dicatat sebagai biaya (pengeluaran pendapatan).
Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun,
sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini
akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya
reparasi besar dikapitalisasi dan pembebannya sebagai biaya
dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu; (a)
menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini
dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak
22
menambah umurnya; (b) mengurangi akumulasi depresiasi,
apabila biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur
aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena jumlah
akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi
bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun
berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai bukuu
aktiva dan umur ekonomis yang baru.
2. Penggantian, Perbaikan dan Penambahan
Penggantian
adalah
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit baru
yang tipenya sama.
Perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva
baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan
yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa,
tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat
sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi
depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya.
Penambahan
adalah
memperbesar
atau
memperluas
fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam
bangunan, ruang parkir dan lain-lain. Akhir-akhir ini sering
terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk
menghilangkan
(mengurangi)
23
pencemaran.
Apabila
alat
tambahan itu dipasang menjadi satu dengan mesin maka biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu
merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam
penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva
dan depresiasi selama umur ekonomisnya.
3. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali
aktiva atau perubahan rute produksi, atau untuk mengurangi
biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat
penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya semacam itu
dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka atau beban yang
ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode
yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut.
2.1.5.2 Pengukuran Saat Pengakuan
Dalam PSAK 16 menyatakan bahwa saat pengakuan aktiva
tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Menurut PSAK No. 16
(SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa:
24
1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian
dan potongan lain;
2. Setiap biaya dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat
aset ke lokasi dan kondisi yang diingikan supaya suatu aset
tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen;
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset
tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap
selama periode tertentu untuk tujuan selain menghasilakan
persediaan.
Adapun jenis-jenis perolehan aktiva tetap antara lain:
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar uang yang
dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap tersebut ditambah
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pembelian aktiva dikurangi potongan harga yang diberikan, baik
karena pembelian partai besar maupun karena pembayaran yang
diperbesae. Tetapi jika potongan harga tidak dimanfaatkan maka
jumlah yang harus dibayar adalah jumlah harga pembelian bruto.
Potongan tunai yang tidak dimanfaatkan diperlakukan sebagai rugi
25
atau
biaya
bungan.
Kerugian
sebagai
akibat
tidak
dimanfaatkannya potongan tunai ini dilaporkan dilaporan labarugi dalam kelompok rugi dan biaya lain-lain.
2. Pembelian secara Kredit Jangka Panjang
Kebanyakan transaksi pembelian aktiva diperoleh dengan kredit
jangka panjang. Pada dasarnya penentuan harga perolehan aktiva
tetap dengan pembelian secara kredit sama dengan pembelian
secara tunai, sehingga besarnya harga perolehan tersebut tidak
termasuk bunga. Bunga yang ditimbulkan atas pembelian
angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dinyatakan
sebagai biaya bunga pembebanan.
3. Pembelian Angsuran
Harga perolehan aktiva tetap yang didapat dari transaksi
pembelian angsuran diukur dengan jumlah uang (harga) yang
dibayarkan apabila aktiva itu dibeli secara tunai. Unsur bunga dan
financing cost yang terdapat di dalamnya harus dikelurakan dan
diperlukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu
terjadi. Jika di dalam harga kontrak pembelian secara tidak
spesifik dinyatakan adanya bunga yang dibebankan, maka pada
dasarnya unsur bunga itu harus diperhitungkan dan dikurangkan
dari harga kontrak di dalam menentukan harga perolehan aktiva
tetap bersangkutan.
26
4. Aktiva Tetap yang Didapat dari Donasi dan Penemuan
Aktiva tetap dapat pula diperoleh dari sumbangan, misalnya dari
pemerintah atau dari lembaga lain. Meskipun untuk memperoleh
sumbangan
ini
mencatatnya
tidak
karena
ada
pengorbanan,
akuntansi
akuntansi
merupakan
akan
alat
pertanggungjawaban. Apabila mengikuti prinsip harga perolehan,
semestinya harga perolehan aset dari sumbangan ini adalah nihil
sehingga tidak perlu dicatat. Namun penyimpangan terhadap
prinsip harga perolehan dibenarkan untuk mencatat aktiva dari
sumbangan. Aktiva tetap dari sumbangan didebet, dan akun
lawannya adalah modal sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai
wajar pada saat sumbangan tersebut diterima.
5. Aktiva Tetap yang Dibangun Sendiri
Harga perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri oleh
perusahaan (tidak dibeli dari pihak luar) meliputi (1) biaya bahan
bangunan yang dipakai (2) upah tenaga kerja langsung, dan (3)
biaya-biaya pemakaian lain seperti pemakaian listrik dan
depresiasi
asset
tetap
perusahaan
yan
digunakan
untuk
membangun. Kadang-kadang untuk membiayai pembangunan aset
tetap digunakan dana dari pinjaman. Bunga yang menjadi
tanggungan perusahaan atas penggunaan dana dari pinjaman dapat
dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan. Namun besarnya
27
bunga yang dimasukkan sebagai unsur biaya perolehan hanyalah
bunga selama masa konstruksi. Jika setelah masa konstruksi
pinjaman belum lunas, maka biaya bunganya dibebankan sebagai
biaya periodik dalam laporan laba-rugi di kelompok biaya di luar
usaha.
Jumlah pengorbanan untuk membangun sendiri aktiva tetap
boleh jadi lebih kecil ketimbang jumlah harga apabila aktiva tetap
itu dibeli dari luar. Penghematan yang diperoleh karena
membangun sendiri tidak boleh diakui sebagai untung.
6. Aktiva Tetap yang Diperoleh Secara Pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara pertukaran dengan
aktiva tetap lainnya. Harga perolehan atas aktiva yang didapat
diukur dengan harga pasar (fair market value) dari aktiva yang
diserahkan (dilepaskan) sebagai alat penukarnya. Rugi-laba
pertukaran harus diakui, apabila terdapat perbedaan antara nilai
buku dengan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan di dalam
transaksi tersebut.
Apabila penentuan harga pasar aktiva tetap yang diserahkan
dalam transaksi ini sulit ditentukan, maka harga perolehan aktiva
tetap yang didapat diukur dengan harga pasar aktiva itu sendiri.
Apabila
dalam
transaksi
pertukaran
itu
disertai
dengan
pembayaran uang tunai disamping penyerahan aktiva tetap (lama)
28
maka harga perolehan aktiva tetap yang didapat, adalah jumlah
harga pasar aktiva lama ditambah dengan jumlah uang yang
dibayarkan.
Menurut Zaki Baridwan (2004) Pertukaran dengan aktiva tetap
lainnya dapat dibagi dua jenis, antara lain:
1. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis
adalah pertukaran aktiva tetap yang fungsi dan sifatnya
sama, seperti mesin produksi merk A dengan merk B, Truk
merek A dengan merek B dan seterusnya. Dalam
hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK No.
16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat
perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan
yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya
akan digunakan untuk mengkoreksi nilai wajar yang
diperoleh. Bila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai wajar
aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku aktiva yang
dilepaskan. Sebaliknya bila nilai buku aktiva yang
dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang
diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus
diturunkan dan nilai baru sesudah penurunan digunakan
sebagai nilai wajar aktiva yang diterima.
29
2. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak
sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan
fungsinya tidak sama, seperti misalnya pertukaran tanah
dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lain-lain.
Perbedaan antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan
dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar
pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi
terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva
tetap. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti
ini harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang
diserahkan ditambah uang yang dibayarkan.
Bila nilai
wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka
harga perolehan aktiva baru diidasarkan pada nilai wajar
aktiva baru.
2.1.5.3 Pengukuran Setelah Pengakuan
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) mengakui adanya
dua metode dalam pengukuran akuntansi aset tetap tersebut
30
1. Metode Biaya
Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai.
2. Metode Revaluasi
Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya
dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material
dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunkan nilai wajar
pada akhir periode pelaporan.
2.1.5.3.1 Penyusutan
1. Pengertian Penyusutan atau Depresiasi
Menurut Zaki Baridwan (2004) menyatakan bahwa “Depresiasi
adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara
sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah lokasi
jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan
31
baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang
dapat disusutkan adalah aktiva yang:
1) Diharapakan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode akuntansi.
2) Memiliki masa manfaat yang terbatas.
3) Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam
produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan
atau untuk tujuan administrasi.
2. Sebab-sebab Depresiasi
Faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokan
menjadi dua, yakni:
1) Faktor-faktor fisik
Faktor-faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap
adalah aus karena dipakai, aus karena umur dan kerusakankerusakan.
2) Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap
antara lain, ketidak mampuan aktiva untuk memenuhi
kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dank arena
adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa
yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi
sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi juka dipakai
32
3. Faktor-faktor dalam Menentukan Biaya Depresiasi
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya biaya depresiasi setiap periode antara lain:
1) Harga Perolehan (Cost)
Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan
biaya-biaya yang terjadi dalam pemerolehan suatu aktiva
dan menempatkannya agar dapat digunakan.
2) Nilai Sisa (Residu)
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah
yang diterima bila aktiva tersebut sudah tidak dapat
digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi
pada saat menjual atau menukarnya.
3) Taksiran Umur
Taksiran umur kegunaan aktif dipengaruhi oleh cara-cara
pemeliharaan
dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini biasanya
dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil
produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur
aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab kepuasan fisik
dan fungsional
33
4.
Metode Perhitungan Penyusutan
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyebutkan bahwa
“Berbagai
metode
penyusutan
dapat
digunakan
untuk
mengalokasikan jumlah yang tersusutkan secara sistematis dari
suatu aset selama umur manfaatnya”. Metode tersebut antara lain:
1) Metode Garis Lurus
Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap
selama umur manfaat aset jika nilai residunya tidak
berubah.
2) Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang
menurun selama umur manfaat aset.
3) Metode Unit Produksi
Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan
pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset.
Menurut Soemarsono (2005) ada dua faktor yang mempengaruhi
besarnya penyusutan. Dua faktor itu adalah nilai aktiva tetap yang digunakan
dalam
penghitungan
penyusutan
(dasar
penyusutan)
dan
manfaat. Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan, yaitu:
1. Metode Garis Lurus
2. Metode Saldo Menurun
3. Metode Jumlah Angka Tahun
34
taksiran
4. Metode Unit Produksi
Setiap metode tersebut digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum, dan manajemen dapat memilih salah satu dari metode
yang dianggap paling sesuai. Apabila suatu metode tertentu telah dipilih,
maka metode tersebut harus diterapkan secara konsisten sepanjang masa
aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode
dapat diperbandingkan. Apabila dalam satu periode dimana metode
penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan alasan
perubahan harus diungkapkan. Namun perusahaan tidak harus hanya
menggunakan satu metode penyusutan saja untuk semua aktiva tetap yang
dimiliki. Perusahaan dapat menggunakan metode garis lurus untuk salah satu
kelompok aktiva tetap dan metode saldo menurun untuk kelompok aktiva
yang lain.
1. Metode Garis Lurus
Metode ini merupakan metode perhitungan yang paling
sederhana dan banyak digunakan oleh organisasi perusahaan. Cara
ini memberikan beban depresiasi yang konstan pada setiap periode
akuntansi selama masa manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan.
Rumus untuk menghitung depresiasi dengan metode ini yaitu:
Depresiasi =
𝐇𝐏−𝐍𝐒
𝐧
Keterangan :
35
HP = Harga Perolehan Aktiva
NS = Taksiran Nilai Sisa
N = Taksiran Umur Kegunaan/Ekonomis
Perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus ini didasarkan
pada anggapan-anggapan berikut :
1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara
proporsional setiap periode
2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya
relatif tetap
3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu
4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap relatif tetap
2. Metode Saldo Menurun Ganda
Pada metode ini, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin
menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi
periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari
tahun ke tahun. Metode ini merupakan metode depresiasi yang
dihitung dengan mengalihkan nilai buku aktiva pada awal periode
dengan dua kali tarif garis lurus. Nilai buku pada awal tahun
pertama adalah sama dengan harga perolehan aktiva, sedangkan
pada tahun-tahun berikutnya, nilai buku adalah selisih antara harga
perolehan dengan akumulasi depresiasi pada awal tahun. Berbeda
dengan metode lainnya, pada metode ini nilai residu tidak
36
diperhitungkan. Akan tetapi, nilai residu akan menjadi batas jumlah
depresiasi yang akan dilakukan. Depresiasi akan berakhir apabila
nilai buku telah mencapai jumlah yang sama dengan atau mendekati
taksiran nilai residu. Rumus untuk menghitung depresiasi dengan
metode ini yaitu:
Depresiasi = N/2 x (n + 1)
Keterangan :
n = Taksiran Umur Ekonomis
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya
depresiasi yang lebih pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada
tahun-tahun akhir. Oleh karena itu, metode ini juga termasuk dalam
metode depresiasi yang dipercepat. Metode ini disebut jumlah
angka-angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu
pecahan yang:
1) Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang
masih tersisa sejak awal tahun ini.
2) Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama
hingga tahun pemakaian akhir. Rumus metode jumlah angka
tahun:
Depresiasi = n (n + 1)/2
37
Keterangan :
n = umur ekonomis
4. Metode Satuan Kegiatan/Hasil/Jam kerja
Dalam metode suatu hasil, masa pemakaian aktiva yang
dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan
(unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode
ini cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik, karena hasil
suatu mesin dapat diukur satuannya. Metode ini dapat juga
didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator yang
menangani mesin. Metode ini dapat digunakan juga untuk peralatan
angkutan (diukur dengan jarak yang ditempuh) atau peralatan
kantor tertentu (diukur dengan jam pemakaian). Namun demikian
metode ini tidak tepat digunakan pada gedung atau mebel, karena
untuk aktiva semacam ini depresiasi lebih merupakan fungsi waktu
(bukan kegiatan), dan satuan hasilnya sukar untuk diukur. Oleh
karena itu dalam metode ini yang perlu ditaksir adalah jumlah
satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh aktiva.
Taksiran satuan hasil ini dipakai untuk membagi harga perolehan
depresiasi, sehingga dapat ditentukan depresiasi per tahun hasil.
Angka depresiasi per unit hasil ini kemudian dikalikan dengan
jumlah satuan hasil sesungguhnya pada satru tahun, sehingga dapat
38
diterapkan depresiasi untuk tahun yang bersangkutan. Rumus untuk
menghitung metode tersebut adalah hasilnya sebagai berikut:
Depresiasi per jam =
𝐇𝐏−𝐍𝐒
𝐧
Keterangan :
HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
n = Taksiran Jumlah Penggunaan Aktiva
2.1.5.4 Penghentian Pengakuan
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa
jumlah aset tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:
1. Pada saat dilepaskan; atau
2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang
diekpektasikan dari penggunaan atau pelepasannya.
Menurut
Soemarsono
(2005)
tetap
bisa
dihentikan
pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan ataupun karena rusak.
Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua
rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.
Apabila aktiva itu dijual dijual maka selisih antara harga jual dengan
nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi.
2.1.5.5
Pengungkapan
Menurut PSAK No. 16 (SAK IFRS 2012) menyatakan bahwa
laporan keuangan juga mengungkapkan:
39
1. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap
yang dijaminkan untuk liabilitas;
2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
yang sedang dalam konstruksi;
3. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap; dan
4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang
mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang termasuk
dalam laba rugi, jika tidak diuungkapkan secara terpisah dalam
laporan laba rugi komprehensif.
40
Download