/BAB V / KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN A. Kesimpulan Untuk raempermudah pemahaman tentang hasil penelitian dari analisis data tersebut maka secars ringkas dapat disim pulkan sebagai berikut. Ada mempunyai kerja tiga varaibel utama pada guru yang diteliti kecenderungan berpengaruh terhadap dan produktivitas yaitu : Kemampuan profesional guru, motif kerja dan disiplin. Secara umumnya bahwa dari tujuh sekolah yang dija dikan sampel ternyata bahwa ketiga variabel tersebut liki keterikatan dan kontribusi yang meyakinkan. memi , Untuk lebih jelasnya akan disajikan beberapa indikasi yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari hasil ini, yaitu yang berkenaan dengan aspek-aspek variabel itu yang penelitian dari ketiga berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru, yaitu sebagai berikut ini. 1. Hasil penemuan dalam penelitian ini memberikan gambaran yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan profesional guru memberikan sumbangan yang berarti terhadap kerja guru. profesional Dan itu menjadikan bukti produktivitas bahwa guru sangat dituntut oleh masyarakat ini, karena kemampuan tersebut akan berpengaruh produktivitas kemampuan kerja dan disamping itu juga dewasa terhadap meningkatkan mutu pendidikan. Maka dengan demikian guru tersebut harus selalu berusaha mengembangkan dirinya. 93 94 2. Motif kerja ternyata dari data kontribusinya suatu terhadap menunjukkan produktivitas kerja pekerjaan sebagian besar tergantung guru bahwa ada guru pada untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang sebab kemauan memuaskan. Untuk itu Kepala sekolah harus berusaha agar supaya ang- gota yang kelompok tinggi untuk yang dipimpinnya mempunyai melaksanakan tugas yang motif diberikan kepada guru-guru tersebut. 3. Sama halnya dengan kemampuan "profesional guru maupun motif kerja, ternyata produktivitas kerja guru tidak bisa lepas dari masalah disiplin, dan itu sangat fundamental dalam melandasi terwujuMnya produktivitas kerja guru ini pun ada kaitannya dengan masalah mutu dan pendidikan sebab dapat disimpulkan bahwa apabila makin rendah ting kat disiplin maka makin rendahlah produktivitas kerjanya. Lingkungan pendidikan adalah lingkungan disiplin. Ber- tolak dari kenyataan itu maka dapat dikatakan bahwa masalahan suatu disiplin dan permasalahan mutu lembaga pendidikan pada hakekatnya bungan yang kausal. pun per pendidikan mempunyai hu Dengan demikian mutu pendidikan atau produktivitas kerja dapat ditingkatkan melalui dekatan disiplin. Dalam penelitian ini terbukti di pen bahwa disiplin kerja memberikan sumbangan yang berarti terhadap produktivitas kerja guru. < 4. Ketiga variabel. yaitu , kemampuan profesional guru, motif kerja yang adaan dan disiplin secara bersama-sama merupakan faktor berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru. ini menunjukkan bahwa kebersamaan peranan Ke ketiga 95 faktor tersebut nyata, artinya memberikan kontribusi bahwa akan terlihat yang secara bersifat jelas per ubahan-perubahan dalam pruduktivitas kerja guru meningkat atau menurun apabila kondisi kemampuan profesional guru, motif pula. Keadaan kerja dan disiplin meningkat atau ini berimplikasi bahwa untuk duktivitas kerja menurun mengharapkan guru di sekolah meningkat maka pro perlu diciptakan pada kondisi yang leb-ih baik serta unsur-unsur yang mendorong produktivitas kerja pula. 96 B. QiakusJL 1. Dalam rangka mengkaji maasalah produkt^ itas kerja, penelitian ini ditemukan dugaan bahwt ditentukan oleh faktor motif intrinsic dari kepuasan yaitu kerja misalnya jaminan gaji yang memadai, kesejahteraar guru yang baik, serta unsur-unsur motif ekstrinsik lainnya, diduga tidak secara kerja otomatis dapat mengakibatkan produktivitas guru meningkat. Masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh seperti Dinamika kelompok informal, Iklim orga nisasi dan lain sebagainya oleh karena itu sampai sejauh- mana ketepatan dugaan ini masih perlu untuk diuji dalam penelitian lain. 2. Hasil penelitian ini lebih banyak didasarkan yang terkumpul melalui kuesioner dan langsung. litian dan pengamatan secara Penganalisaan antara variabel-variabel lebih banyak dilihat dari alat pad?, data hubungan pene korelasional pengumpul data ternyata tidak cukup melalui instrumen angket semata. Karenanya dalam penelitian selanjutnya disarankan meng adakan ^observasi secara intensif (terus-menerus), khusus nya terhadap semua personil sekolah (edukatif) di lapangan, yang menyangkut pengkajian lebih mendalam. 3. Peningkatan produktivitas kerja guru memberikan implikasi terhadap kepemimpinan sekolah dalam mengelola, potensi- potensi dari berbagai kelompok personil sekolah. demikian unsur-unsur kebutuhan yang diharapkan memenuhi kebutuhan guru dalam meningkatkan motif Dengan dapat kerja, 97 perlu mendapat perhatian dari Kepala sekolah. 4. Peningkatan yang produktivitas kerja guru mempunyai hubungan erat dengan kemampuan dan kualitas guru-guru menjalankan kompetensi profesionalnya, merupakan terhadap lembaga menghasilkan pendidikan hadap penghasil tenaga dalam balikan kependidikan tenaga-tenaga guru yang baik untuk dalam jenjang tingkat menengah oleh karena itu arahan kemampuan yang diharapkan oleh sekolah tidak menguasai ikuti atau 5. Studi dilengkapi dengan hal-hal yang di- praktis * terhadap berbagai saja dari segi teoritik saja akan tetapi harus (praktek). disiplin ini seyogyanya faktor yang lebih luas, di lihat mencakup dari aspek-aspek pribadi guru itu sendiri, suasana yang menunjang sanakan disiplin itu serta faktor-faktor internal nya, ter dilak khususnya yang menyangkut masalah tugas guru lain dalam kegiatannya dengan proses belajar mengajar di sekolah. Perlu dikaji kembali alat ukur yanng dipergunakan pengambilan data (angket).Sebab dalam dalam penelitian ini hanya dilakukan berdasarkan angket semata. 6. Peranan pengaruh kepala di sekolah sangat penting sekali lingkungan sekolah, terutama dan kepada pengajar di sekolahnya. Semua guru mempunyai ber para kesanggupan potensial yang lebih besar dari pada yang mereka gunakan. Banyak faktor yang menghalangi guru utnuk memakai kesanggupannya dengan penuh, seperti misalnya di daya pengalaman waktu lampau, kurang paham tentang kebijaksanaan dan 98 arah baru pendidikan serta usaha-uasaha pembaharuan didikan dang serta usaha-usaha pembaharuan pendidikan, kurang pen lainnya dalam pengetahuan tentang bi kebuti han- kebutuhan masyarakat sekarang dan perubahahan yang sedang terjadi, dan kurang kesanggupan untuk menilai sendiri. Oleh karena itu, tugas kepala pekerjaan sekolah selaku pemimpin pendidikan untuk membantu guru untuk mertgemtang- kan daya kesanggupannya, untuk menciptakan iklim sekolah yang membuka menyenangkan, dan mendorong"guru untuk mau wawasannya terhadap pembaharuan serta mengajak dalam setiap kegiatan yang berhubungan guru-guru dengan sekolah agar tercapai tujuan pendHdikan yang diharapkan. 7. Guru sebagai pembaharu pendidikan (inovasi). Oleh itu setiap usaha pembaharuan pendidikan, jelas karena masalah guru akan muncul. Sedangkan tujuan pembaharuan pendidikan yaitu perubahan kurikulum dan teknik mengajar, buku dan alat pelajaran modern, teknologi pendidikan baru kesemua- nya itu adalah saran dan aspirasi guru untuk meningkatkan kemampuannya, oleh sebab itu motif untuk maju dalam diri guru harus ada dan didorong juga oleh pimpinan sekolah. Misalkan dung metode para perancang pembaharuan dapat membangun baru, ge- membuat perubahan dalam kurikulum, menetapkan mengajar dan buku pelajaran yang baru. Semua itu akhirnya bergantung pada guru yang diberi kewajiban untuk menerapkannya. Fasilitas fisik yang serba lerigkap, dan perlengkapan yang paling modern, dana yang sudah alat mencukupi tentu memudahkan pekerjaan. Tetapi pada kata khir mutu pendidikan bergantung pada mutu atau kemampuan per- 99 sonil pengajar (the man behind gukan, the gun). Jadi tak guru yang baik dapat memperbanyak dira- beberapa kemungkinan berhasilnya pendidikan yang paling baik. karena untuk atau itu, kepala sekolah harus mendorong para mengikuti program penataran, yang lainnya yang menunjang pendidikan. lokakarya, terhadap kali Oleh gurunya seminar keberhasilan 100 C. S_ax_aji 1. Peng iargaan terhadap guru seyogyanya bukan berdasarkan pengalaman kerja semata-mata, akan tetapi hendaknya dasarkan kemampuan selaku tenaga profesional ke ber pendi dikan, yang menjamin produktivitas kerja secara maksimal. Penghargaan psikologis diberikan dalam bentuk penghargaan dan material yang seimbang. Dengan mental cara diharapkan terjadi dampak psikologis dan ekonomis ini secara positif terhadap pribadi dan produktivitas kerjanya, yang pada gilirannya menerus akan mendorong para guru meningkatkan kemampuannya dan mutu untuk terus produk yang dihasilkannya. Karena itu program penataran dan pembinaan profesional serta pengujian secara berkala terhadap ke mampuan para guru oleh administrator dan supervisor perlu ditata secara menyeluruh dan berkesinambungan. 2. Kemampuan profesional merupakan salah satu dimensi kemam puan yang dipersyaratkan bagi tiap guru untuk kan melaksana tugas-tugas kependidikan, baik di sekolah maupun luar sekolah. Oleh karena itu para guru supaya kesempatan untuk meningkatkan diberikan profesionalnya melalui pendidikan reguler. Dan alangkah baiknya kalau ada bea siswa dalam jumlah yang memadai. Sehingga dapat dalam guru secara kemampuan di kesempatan ini yang bersangkutan memperbaiki kekurangan-kekurangannya yang akan dilihat j, dari aspek kemampuan. 3. Pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional dapat juga dilakukan oleh sekolah sendiri dengan guru bantuan 101 seorang supervisor atau yang khusus ditugaskan oleh Kantor Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaannya bisa pada waktu libur akhir tahun. 4. Salah satu masalah yang dihadapi oleh sistem pendidikan nasional dewasa ini adalah masalah mutu pendidikan. Mas alah ini erat kaitannya dengan mutu proses dan mutu pro ses ini ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor siswa, guru, program, metoda pengajaran, fasilitas, pem- biayaan, kepemimpinan dan pengawasan. Sungguh pun masalah ini sangat kompleks, namun faktor "guru" tampaknya dominan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, lebih oleh sebab itu guru memegang peranan yang penting dalam proses keberhasilan kualitas program pendidikan, dan ini kemampuan yang dimilikinya. kepala sekolah supaya menghimbau pertemuan-pertemuan diskusi ilmiah antar diperbanyak secara ilmiah, guru di sekolah Oleh karena guru-guru agar kan kesempatan lagi untuk belajar ikuti ditandai ditingkatkan, dan kelompok-kelompok itu diberi formal, penataran, oleh meng- diskusireferensi bidang studi 5. Memotivasi guru agar tetap bekerja dengan baik dan harus dibentuk. tetap berdedikasi kepada tugasnya pada setiap situasi dan kondisi, jadi sebenarnya bahwa para guru masih membutuhs kan motif dari luar agar tetap bekerja dengan b'aik. juga membangkitkan inisiatif dan kreatif guru untuk cari cara-cara siswa belajar. baru yang lebih baik dalam Dan men membimbing 102 6. Motif kerja kerja mempunyai pengaruh guru adalah kebutuhan mendasar yang bagi kebutuhan akan yang terhadap berhubungan perlu dipenuhi dengan seperti guru-guru, kebutuhan produktivitas kebutuhan- kebutuhan akan yang perlindungan, perhatian baik dari sesama guru maupun pimpinan dan kebutuhan akan perwujudan dirinya, dan semuanya itu harus menjadi perhatian ke- bagi pimpinan sekolah, harus memberi tauladan bagi guru-guru sekolah. 7. Pimpinan dalam mauan, membawa diri sebagai pendidik, terutama dalam semangat bekerja dan kepribadian. Disamping perlunya menegakkan disiplin kerja guru-guru dengan beri contoh dan pengawasan serta apabila terjadi garan disiplin maka dikenakan sanksi-sanksi. ke- itu mem pelang- Dan sanksi itu bisa dikaitkan dengan hukuman jabatan. 8. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan kecil yang harapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu tahuan di bidang pendidikan pada umumnya, dan kepada administrasi pendidikan. Hasil di penge khususnya penelitian lebih banyak didasarkan pada data yang terkumpul ini melalui kuesioner dan penganalisaannya lebih banyak dilihat dari hubungan korelasional. 9. Masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja, untuk itu perlu adanya lebih tentang yang lanjut faktor-faktor terhadap produktivitas kerja. Ejenelitian mempengaruhi 103 D. Implikasi Penelitian Dari teoritis hasil penelitian ini dapat dan diangkat inplikasi paraktis untuk bahan implikasi kajian bagi peneliti-penelit Lan selanjutnyya. 1. Implikasi Teoritis Guru adalah seorang pengajar yang memberikan berbagai pengetahuan dan nerupakan faktor yang terpenting dalam pro duktivitas sekolah. Oleh karena itu "produktivitas individual guru memegang peranan penting dalam mengukur produktivitas organisasi pendidikan. Kemampuan profesional. guru secara teoritik juga berikan dampak terhadap ukuran perubahan dan hasil mem belajar siswa yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psi komotorik sebagai produksi Juga kemampuan vestasi nyata yang bersifat psikologis. profesional guru ini menentukan dalam proses manusiawi yang dalam fungsi produkti ekonomis memberikan nilai keuntungan baru (rate nf inter return) terhadap diri siswa setelah selesai pendidikannya. Dalam teori proses belajar mengajar (PBM) actual performance dari seorang guru merupakan puncak dari sejumlah unsur yang belajar, kemampuan profesional, landaskan oleh membentuk kemampuan, guru yakni penguasaan penguasaan proses yang pada sikap, nilai dan kepribadian itu sendiri, Johnson, CE. (1980) materi ber- yang ,dimiliki menggambarkan model komptensi profesional guru tersebut sebagai berikut : 104 Gambar 7 PENAMPILAN KERJA GURU DAN UNSUR-UNSUR KOMPETENSI GURU Dengan demikian kita dapat melihat bahwa produkti vitas kerja guru dalam arti kemampuan profesionalnya, saja merupakan fungsi manajemen organisasionalnya sittuasional, tetapi secara konseptual ini lembaga-lembaga tenaga kependidikan (LPTK) peranan dalam oleh Robert Sutermeister, maka suasana dikemuka- organisasi kolah merupakan faktor yang berpengaruh di sekolah : hal IKIPP atau FKG Universitas. Sehubungan dengan teori produktivitas yang kan secara juga merupakan suatu proses dan produk dari suatu maksro yang melibatkan dari tidak Guru-siswa, Guru-guru, Guru Administrator, baik se terhadap secara formal maupun informal ( Hoy dan Miskel, 1978:136) ikut pula 105 mempengaruhi pada motif kerja dan penampilan kerja gilirannya akan berpengaruh pula guru terhadap serta intensitas produktivitas sekolah. Secara sangat teoritis gambaran bahwa variabel fundamental dalam terwujudnya disipli motivasi kerja maupun disiplin diri yang mantap juga berpengaruh terhadap produk tivitas kerja. Guru sebagai berprestasi, pendidik mempunyai motif kerja berperilaku pemimpin kelas, berusaha untuk mencapai hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi sekolah. Di dalam membahas motif, kepuasan kerja, tanggung ja- wab, disiplin teori-teori dan prestasi kerja banyak dari berkenaan Herzberg, McClelland , Maslow, dengan dan dari para pakar lainnya. Berdasarkan data hasil penelitian bahwa motivasi (intrinsik) melandasi disiplin kerja dalam mencapai prestasi kerja, menyangkut tentang teori dua faktor. Dari penelitian ditemukan bahwa kondisi tempat berpengaruh pula kepada tingkat prestasi kerja. kerja Faktor- faktor ini sebagai faktor ekstrinsik bagi motif kerja, meru pakan faktor dissatisfiers (Herzberg). Ternyata bahwa intrinsik sebagai motivator, motif ekstrinsik sebagai motif dis- satisfiers kedua-duanya melandasi kepada produktivitas kerja guru. ' Ditemukan sifat ketergantungan yang signifikan antara prestasi proses kerja yang dalam kegiatan belajar mengajar, dan menempatkan kegiatan disiplin guru dicapai pada disiplin kerja itu menjadi penting bagi peningkatan prestasi 106 belajar di sekolah. Daiam studi ini, disiplin kerja yang mengacu kepada kegiatan proses belajar mengajar yang dilaku kan guru dalam bentuk kegiatan kreativitas dan aktivitasnya, yakin makin tinggi disiplin kerja, makin tinggi pula produk tivitas kerja guru.. Hal sebelumnya penting ini mendukung teori-teori dan hasil-hasil yang dalam menunjuk guru sebagai faktor kegiatan proses belajar studi yang sangat mengajar. Dengan ditemukannya derajat determinasi yang signifikan dari disip lin kerja guru dengan prestasi belajar siswanya meningkatkan ini produktivitas*kerja guru, maka mengajar hendaknya menyediakan suatu proses termasuk guru yang the significant persons kehidupan siswa di sekolah. Aktivitas-aktivitas disiplin kerja yang tinggi be kondisi disiplin, mencerminkan akan kecenderungan memperkuat teori bahwa guru dalam kegiatan lajar juga akan yang dalam guru yang meningkatkan produktivitas kerjanya juga akan berpengaruh terhadap pres tasi satu- belajar siswanya. Hal ini mengingat guru adalah satunya lajar sumber otoritas dalam kelas, pada saat mengajar berlangsung dan lebih-lebih proses guru be adalah foster parents atau orang tua angkat. Hasil-hasil studi itu, umumnya menemukan bahwa di dalam proses belajar mengajar diperlukan kedisiplinan. ,> Upaya menciptakan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan dan peningkatan disiplin kerja guru dalam kegiatan proses belajar mengajar. Disiplin kerja guru mental yang dimiliki oleh guru yang adalah mengandung sikap kerelaan 107 untuk mematuhi semua ketentuan dan norma yang berlaku dalam kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggun.* jawab untuk mencapai tujuan pendi dikan . Dalam interaksi kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan guru sangat diperlukan suatu iklim atau disiplin kerja terhada^ pelaksanaan tugas. Dengan kondisi menyadari kepentingan dan tanggung jawab dalam peningkatan hasil dicapai maka linan tetapi dalam bekerja misalnya prestasi peranan guru disini menjadi sangat seorang guru bukanlah yang belajar siswanya, penting. Kedisip kedisiplinan yang kedisiplinan yang £&dar dan bertanggung otoriter, jawab ter hadap tugas-tugasnya yang benar-benar keluar dari kesadaran- nya sendiri. Artinya kedisiplinan,yang ia lakukan tanpa ada paksaan dari manan pun datangnya. Dengan kata lain, disiplin kerja guru yang tinggi (bukan otoriter), sangat diperlukan bagi guru dalam membina dan mengembangkan diri siswa untuk belajar lebih baik, dan bagi guru untuk peningkatan produk tivitas kerja guru. 2. Tmplikflsi Dari usahakan praktis uraian tentang implikasi praktis ini, akan untuk membuat proyeksi berdasarkan di- hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Walaupun terdapat proses saling mempengaruhi lingkungannya, yang kuat antara guru selaku manusaa dengan namun suatu organisasi sekolah yang faktor terpentingnya adalah personil sekolah tersebut dalam hal mi guru merupakan faktor yang menentukan dalam organisasi/ 108 institusi. guru Dikatakan sangat demikian karena berkaitan erat dengan produktivitas kemampuan kerja profesional guru, motif kerjanyya dan juga disiplin, dan kesemuanya itu langsung be lajar memberikan dampak yang besar terhadap mengajar. memperlihatkan Bilamana ketiga variabel proses tersebut kompetensinya, maka dengan kata lain apabila guru tidak mempunyai kemampuan sebagaimana profesi keguruan, kurang dan juga tidak menunjukkan bahwa layaknya motif kerja yang tinggi dan tidak dilandasi dengan disiplin dari seorang guru, maka dapat dibayangkan akan bagaimana kualitas pendi dikan hasilnya. Oleh karena itu hasil penelitian ini adalah menyarankan pada memperhatikan hal-hal tersebut khususnya, sedangkan pada umumnya kita hatikan pula untuk harus iklim organisasi sekolah. Ini memberikan bahwa struktur kelembagaan secara di formaal atas memper- implikasi melibatkan unsur-unsur birokrasi, kepemimpinan maupun organisasi perlu dikembangkan secara suasana favorable. Kondisi yang demikian dapat memungkinkan pertumbuhan kemampuan dalam menjalankan profesional tugas-tugas pengabdiannya dalam guru bidang pendidikan. Penciptaan suasana organisasi sekolah yang baik mem berikan implikasi pula bagaimana kepemimpinan sekolah mengelola potensi-potensi dari para personil yang mampu ada di sekolah tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap, produk- tivitas sekolah, misalnya dengan pembentukan team-team ker.ia yang dapat mengembaiigkan kreativitas profesionalnya. ping itu faktor-faktor extrinsik rewards tentu diperhatikan saja seperti : Kesejahteraan guru, pembayaran Disam perlu gaj1 109 yang tepat, pemberian penghargaan yang positif, kesempatan pengembangan karier, kenaikkan pangkat dan Iain-lain. Kepe mimpinan yang ,<omunikatif, fleksibel, terbuka bersifat sonal, intim, permisif, memberikan kepercayaan per penuh (trusi), otonoui merupakan unsur-unsur dimana tanggung jawab guru akan meningkat, Dengan demikian pula ia dapat katkan kemampuan profesionalnya, motif kerja serta mening disiplin secara aktual. Implikasi lain berkenaan dengan produktivitas kerja guru dalam kaitannya dengan sistem organisasi pendidikann di tingkat makro, melibatkan kemampuan dan keampuhan sistem dari lembaga-lembaga penghasil guru baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Tingkat produktivitas kerja guru lepas dari kemampuan profesional dari tenaga-tenaga LPTK IKIP maupun FKG Universitas. tidak lulusan