Gathering pertemuan Doa

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
www.DOJCC.com
Mari hadiri
Misa Syukur Ulang tahun
Buku Fresh Juice ke-5
dan
Fresh Juice Audio yang ke-2
Jumat 14 November 2014
pk. 18.00 wita
di Gereja Fransiskus
Xaverius - Kuta
dilanjutkan dengan
Ramah Tamah di
Basement Gereja FX
(Dinner dan Juice segar)
KEGIATAN DOJ
Oktober 2014
Gathering di Bulan Oktober 2014
Wedding Anniversary Om Bambang dan Tante Flora
Minggu 12 Oktober 2014
Mengunjungi Pak Raymundus
ayah dari Bruder Martin
Mengunjungi Pak Marianus
Satpam Gereja FX
Foto bersambung
ke halaman 35
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Rm Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Hai....
Apa kabar?
Tak terasa tahun 2014 cuma tinggal 2 bulan
lagi.Akhir bulan ini kembali kita akan memasuki
masa advent. Masa penantian akan kelahiran
Tuhan kita Yesus Kristus.
Masa menantikan kelahiran seringkali membuat
tegang, kawatir, takut tapi bercampur senang
dan bahagia.
Kehadiran seorang bayi pasti membuat
suasana yang baru, membuat komitmen yang
baru bagi orang tuanya. Sosok yang dulu tidak
ada, eh...tiba-tiba hadir setiap saat.
Bagaimana dengan kelahiran Yesus dalam
hidup kita? Mari persiapkan hati untuk
memperbaharui komitmen kita. Membuang
hal-hal buruk yang sering kita lakukan dan
membuat suasana baru dalam hidup kita.
Pada bulan ini juga Fresh Juice Buku dan Audio
merayakan hari kelahirannya. Tepatnya pada
tanggal 14 November 2014.
Fresh Juice buku telah ada selama 5th.
Sedangkan Fresh Juice audio menginjak usia
ke-2. Sungguh ini merupakan suatu anugrah
yang besar bagi komunitas DOJ. Karena
dengan sarana-sarana ini kami bisa melayani
dan mewartakan sabda Tuhan.
Terima kasih buat semua yang sudah melayani,
terima kasih atas komitmen dan kesetiaan
teman-teman semua.
Semoga kita selalu dibimbing dan diberkati
oleh Tuhan.
Salam Fresh Juice
Nathasa
Pemred Fresh Juice
Lunas !!
Sabtu 1 November 2014
Hari Raya semua Orang Kudus,
Why 7:2-4,9-14; Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6;
1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a
Why 5:9 “Dengan DarahMu
Engkau telah membeli mereka
bagi Allah”
Kapan Lunasnya ya? kira kira masih 6 tahun lagi. hihihi itulah yang selalu ada dipikiran saya,
membayar hutang dari KPR rumah kami. Pusing kalo mikir hutang, karena saat saat tertentu
pada saat bisnis seret, maka kita harus berpikir lebih lagi untuk mempersiapkan tagihan
hutang tersebut sebelum jatuh tempo.
Beruntung saya tidak memiliki hutang lain selain hutang rumah KPR, memang sih ada kartu
kredit (baca kartu hutang) yang beberapa kali saya pakai, tetapi selalu saya bayar tepat
waktu. Padahal banyak teman teman yang memberi nasehat untuk melakukan kredit
bank(read hutang) untuk mengembangkan bisnis saya, karena banyak sekali teman teman
yang berhasil(benar atau tidak) membuat perusahaannya menjadi lebih besar dari Kredit
bank tersebut. Sedang Ayah saya selalu menasehati untuk hidup sederhana saja tanpa ada
Hutang.
Mungkin kalau saat ini saya sudah tidak punya hutang KPR hidup saya akan lebih nyaman
karena pengeluaran hanya untuk biaya hidup sehari hari dan asuransi (serta tabungan), jadi
memang terjerat hutang itu adalah hal yang tidak mengenakkan.
Selain Hutang kita sering terjerat dengan dosa, baik dosa kecil yang sepele dan menjadi
kebiasaan atau dosa besar. Dosa dosa ini juga yang berperan seperti hutang mengikat
kita dari kebebasan kita. Tetapi kita memiliki Tuhan Yesus yang sudah mati di kayu salib dan
menebus dosa kita.
Why 5;9b mengatakan ‘ karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah
membeli mereka bagi Allah dari tiap tiap suku dan bahasa dan kaun dan bangsa’
Di surat tersebut mengatakan bahwa dosa kita sudah terbayar lunas oleh darah Yesus, maka
pantaslah kita bersuka cita karena kita terbebas dari belenggu hal tersebut.
Amin
Pras
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
5
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Kematian
Minggu 2 November 2014
Yoh 6:40
“...supaya setiap orang, yang PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA
ORANG BERIMAN
melihat Anak dan yang percaya kepada
2 Mak 12:43-46.Mzm 130:1-2,3Nya, beroleh hidup yang kekal..”
4,5-6a,6-7;8.1 Kor 15:12-34.
Yoh 6:37-40.
Maksud Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Nya akan beroleh
hidup yang kekal, tentulah orang itu tidak akan mengalami kematian, tapi hidup terus sampai
akhir zaman,karena kematian adalah juga merupakan kehendak Allah.
Kehidupan yang kekal menurut Dia tentulah ditujukan kepada mereka yang hidupnya
dalam dunia ini penuh dengan kebajikan. Mencintai Tuhan, mencintai sesamanya seperti
dia mencintai dirinya sendiri. Kalau dicermati ada 2 golongan orang yang sikapnya berbeda
dalam menghadapi kematian. Orang yang biasa hidup nya bergelimang harta ,dan
hidupnya dihabiskan dengan pesta pora tanpa peduli dengan sesamanya yang menderita,
tentu akan berusaha hidup selama mungkin. Dan dalam menghadapi hari kematian yang
pasti akan tiba, mungkin ada kecemasan dan ketakutan dalam jiwanya.
Berbeda dengan orang yang cara hidupnya didunia berkenan di hati Tuhan.Kematian
bukanlah sesuatu yang menakutkan. Mungkin arwahnya hanya merasa sedih meninggalkan
keluarganya yang sangat dicintainya.
Karena kematian merupakan satu garis lurus yang tak pernah bisa kembali keawal seperti
sebuah lingkaran, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara kita mengisi hidup kita
sehingga kita bisa menghadapi kematian itu bukan sebagai sesuatu yang menakutkan tapi
justeru sebagai rahmat Tuhan.
Seorang Romo bercerita bagaimana pengalamannya setiap minggu membawakan komuni
kepada suami isteri yang begitu tenang menghadapi hari hari terakhirnya akan dipanggil
Tuhan. Karena keadaan phisiknya dan kesehatannya yang kurang baik mereka tidak bisa
lagi pergi kegereja menyambut tubuh dan darah Kristus dalam satu Perayaan Ekaristi Kudus.
Setiap Senin mereka berpakain yang baik karena tahu bahwa seorang Romo, Prodiakon
atau Suster akan membawakan hosti untuk mereka. Ketika di tanya bagaimana mereka bisa
kelihatan hidup begitu bahagia, hanya berdua saja dirumah, mereka menjawab “Kami
sudah sangat siap kalau sewaktu waktu dipanggil Tuhan. Kami bersyukur bisa selama ini
hidup saling mengasihi. Mungkin kematian akan memisahkan kami untuk sementara, tapi
kami yakin bahwa di alam kekal kami akan bersatu kembali”.
Untuk kita yang menjadi pengikut atau murid murid Nya, tentu sudah tidak ragu lagi memilih
jalan yang kita tempuh .Jalan yang mungkin bukan jalan mulus bertabur bunga , tapi justru
jalan yang penuh duri rintangan. Untaian kata mutiara mengatakan”Kalau pada waktu lahir
engkau menangis nyaring dan orang lain tertawa bahagia buatlah hidupmu sedemikian
rupa , sehingga nanti pada waktu engkau meninggal,engkau tersenyum abadi tapi orang
lain menangisimu”. Amin
Iwan Setiawan.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
6
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Undangan Allah
Martinus de Porres, Pius Campidelli,
Rupert Mayer
Flp. 2:1-4; Mzm. 131:1,2,3;
Luk. 14:12-14.
Senin 3 November 2014
Lukas14:12 “...janganlah engkau mengundang
sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau
kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang
kaya, karena mereka akan membalasnya dengan
mengundang engkau pula dan dengan demikian
engkau mendapat balasnya”
Melalui cerita perumpamaan yang diucapkan Yesus, kita sebagai orang kristen diingatkan
untuk bersekutu bersama Allah dan saudara seiman, sama seperti orang-orang yang
duduk semeja dan makan bersama. Di atas meja makan Allah memberikan rahmat
kebaikanNya, yaitu : anugerah keselamatan, untuk dinikmati bersama.
Kita tidak boleh mendahulukan kebutuhan dan kepentingan sendiri lebih dari pada
saudara-saudara seiman. Di dalam persekutuan makan semeja dengan Allah tiap orang
kristen berbagi kesenangan bersama saudaranya seiman, supaya ada keselamatan.
Kita tidak boleh menyombongkan diri, karena kedudukan sebagai anak-anak Allah.
Tidak boleh sombong rohani. Sebaliknya diajak untuk mewaspadai diri sendiri melalui
pendengaran akan firman Allah. Tuhan Allah mengasihi kita, Dia mengutus hambahamba/pelayan-pelayanNya untuk memberitakan Injil keselamatan.
Injil itu merupakan undangan Allah bagi kita yang sedang berada dalam belenggu dosa
dan penderitaan. Oleh karena itu, janganlah mencari-cari alanan supaya tidak memenuhi
undangan Allah. Selayaknya kita membuka telinga dan hati untuk mendengarkan
suaraNya yang akan selalu membebaskan hidup dari penderitaan. SuaraNya adalah
firman yang akan menuntun kita menuju rahmatNya.
Yudi
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
7
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Tuhan itu adalah setia
Selasa 4 November 2014
Luk 14:23 Lalu kata tuan itu kepada
hambanya: Pergilah ke semua jalan dan
lintasan dan paksalah orang-orang, yang
ada di situ, masuk, karena rumahku harus
penuh
Peringatan Wajib
St. Carolus Borromeus
Flp. 2:5-11; Mzm. 22:26b-27,2830a,31-32;
Luk. 14:15-24
Dalam hal kita mengadakan suatu acara, kita pasti akan mempersiapkan acara
tersebut dengan baik. Tentunya kita juga mengharapkan orang lain yang kita undang
dapat ikut berpartisipasi dalam acara yang sudah kita persiapkan. Tentu kita akan
merasakan kecewa kalau ada orang yang tidak bisa hadir ke acara kita tersebut.
Walaupun mungkin alasan yang mereka kemukakan kepada kita cukup berasalan dan
bukannya mereka sengaja tidak mau datang ke acara yang telah kita buat. Tetapi
perasaan kecewa tersebut tetap ada.
Demikianlah Tuhan Yesus yang mengundang kita untuk makin dekat dengan Dia,
mengundang kita punya waktu dengan Dia, mengundang kita untuk memberikan
prioritas kepada Dia. Betapa Tuhan Yesus kecewa kalau kita, umat-umat pilihan Nya
menolak undangan tersebut. Banyak alasan yang kita jadikan untuk tidak menjawab
undangan Tuhan Yesus. Ada yang sibuk dengan keluarga atau ada yang sibuk dengan
pekerjaan. 1001 alasan kita jadikan untuk menolak undangan Tuhan Yesus yang kita
pikirkan bahwa alasan itu adalah alasan yang cukup kuat. Tetapi sebenarnya kita tidak
boleh menjadikan apapun itu sebagai alasan karena kita harus memprioritaskan Allah
dalam hidup kita.
Tuhan Yesus telah mengundang kita untuk semakin dekat dengan Dia, maka marilah kita
menjawab panggilan Tuhan tersebut. Tentu sebagai manusia, kita lemah secara daging.
Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar Roh Kudus sendiri yang membimbing kita
untuk setiap langkah yang kita ambil dalam hidup kita. Agar apa yang kita lakukan bisa
membuat kita semakin dengan dengan Tuhan Yesus. Amin.
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
8
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Kesempatan Kedua, Sekali Lagi
Rabu 5 November 2014
Fransiskus de Campillas, Fransiska
Lukas
14:27
Barangsiapa
Ambosia, Guido M. Conforti
tidak memikul salibnya
dan mengikut Aku, ia
tidak dapat menjadi murid-Ku.
Flp. 2:12-18; Mzm. 27:1,4,13-14;
Luk. 14:25-33.
Di akhir buku saya, “God, Do You Speak English?” ,saya menulis tentang Kesempatan Kedua.
Apakah Tuhan akan memberikan saya kesempatan kedua, sekali lagi? Ketika saya jatuh
dalam dosa, dan diampuni, lalu saya berbuat dosa lagi. Masihkan Tuhan memberi saya
kesempatan ke dua sekali lagi. Mungkin ini adalah yang ke sepuluh, bukan ke dua lagi.
Saat menulis bagian tersebut, saya sedang terbaring pasrah, karena kecelakaan di Tajikistan
yang membuat saya lumpuh. Walaupun saya pasrah, ada rasa takut di dalam hati kecil
saya. Saya tidak bisa keliling dunia lagi. Saya tidak bisa lagi menjadi relawan yang masuk
ke pelosok pelosok negara antah berantah. Padahal saya sangat menginginkan itu menjadi
bagian dalam rencana hidup saya.
Mungkin saya banyak berbuat dosa, sehingga Tuhan menghukum saya.
Hari ini 2,5 tahun setelah saya kembali ke Indonesia, kondisi saya sudah jauh lebih baik,
dan saya pun memberanikan diri untuk menjadi relawan kembali. Setelah proses panjang,
minggu lalu saya mendapat kabar gembira bahwa saya diterima dan siap diberangkatkan
bulan January 2015 mendatang. Rasa sukacita yang besar hadir di diri saya.
Saya hampir lupa berdoa. Ah.. keterlaluan sekali. Kali ini saya akan dikirim ke Malawi, Afrika
tenggara, untuk membantu narapidana di penjara Zomba.
Kebahagiaan ini menjawab pertanyaan saya, apakah Tuhan memberi saya kesempatan ke
dua, sekali lagi? Ya, sekali lagi.
Bacaan hari ini menuliskan tentang siapa yang bisa mengikuti Kristus. Tuhan Yesus dengan
tegas menyatakan, bukan mereka yang tanpa dosa, bukan mereka yang tidak pernah
membenci keluarga atau temannya, tapi mereka (baca:KITA) yang berdosa. Mereka yang
berdosa dan mengakui dosa mereka. Bersiap siap untuk membangun hidupnya kembali,
tahu mengukur seberapa besar kemampuannya untuk menjalani hidup dengan akal yang
sehat.
Tuhan menjawab doa saya, dan memberi saya kesempatan kedua, sekali lagi. Tuhan juga
akan memberi kesempatan kedua.
Doa : Bapa yang maha baik, terima kasih atas kesempatan kedua yang kau berikan.
Kesempatan kedua yang tidak habis habis kau berikan, walau kami terus berbuat dosa.
Ampunilah kami orang berdosa ini. Bawalah kami dalam tangan kasihMu, agar kami bisa
menjalani ini sebagai teladan dan berkat bagi orang lain. Amin
Jeff
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
9
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Kamis 6 November 2014
Angel Maria Prat Hostench
Flp. 3:3-8a; Mzm. 105:2-3,4-5,6-7;
Luk. 15:1-10.
Berdosa untuk Bersukacita
Lk 15: 7 Demikian juga akan ada sukacita
di surga karena satu orang berdosa yang
bertobat, lebih dari pada sukacita karena
sembilan puluh sembilan orang benar yang
tidak memerlukan pertobatan.”
Paus Fransiskus belum lama ini menulis sebuah surat ensiklikal yang berjudul: Sukacita Kabar
Baik Tuhan! (Evangelli Gaudium). Dia rindu melihat Gereja Katolik dan umat-umatnya hidup
dalam sukacita. Menurut saya sukacita yang terbesar datang dari pertobatan. Wah kalau
pertobatan membawa sebegitu besar sukacita, yuk mari kita semua berbuat dosa supaya
bisa bertobat dan membawa sukacita!! Bagaimana menurut anda?
Santo Paulus mengatakan TIDAK! (Rom 6:1) Sebenarnya kita tidak perlu mencari-cari dosa.
Mungkin anda sudah sungguh-sungguh mematuhi sepuluh perintah Allah. Kalau begitu
bagaimana dong?
Konsep dosa bisa dilihat dari sisi hukum, artinya, siapa yang melanggar hukum Tuhan maka
dia berdosa. Tetapi inti hukum Tuhan yang terutama tidak terletak pada sepuluh Perintahnya.
Ini hanya batasan-batasannya. Ketika seorang Farisi bertanya kepada Yesus apakah
hukum yang terutama, Yesus menjawab: Kasihlah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu. Dan hukum yang kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. (Mrk 12:30-31)
Hukum Tuhan yang utama adalah hukum cinta kasih. Tuhan telah mencintai kita lebih dahulu,
dan Dia mengundang kita untuk merespons dengan segenap akal budi, jiwa dan raga.
Artinya kalau respons cinta kita kurang daripada yang maksimal, kita berdosa, kita tidak
menggunakan segala milik kita. Contohnya, kasih Tuhan yang paling besar adalah dia rela
mati untuk dosa dosa kita. Apakah diantara kita sudah mati untuk sesama kita? Pasti masih
ada gap dimana kasih kita itu belum sempurna.
Teman-teman terkasih dalam Kristus. Marilah kita mau berusaha dan terus disempurnakan
dalam merespons cinta kasih Tuhan yang begitu besarnya untuk kita. Mari kita mau
mengundang Roh Kudus sehingga kita bisa sadar akan kekurangan kita dalam mengasihi.
Mari kita mau memanfaatkan sungguh-sungguh sakramen rekonsiliasi dimana kita bertemu
dengan Kristus sang Maha Rahim dan menikmati kasih pengampunanNya. Kalau kita semakin
sadar akan kebutuhan kita untuk menerima pengampunan Tuhan, saya yakin Gereja kita
akan penuh dengan sukacita. Sungguh sukacita ini adalah sukacita surgawi dan kita gereja
di dunia adalah bagiannya!
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
10
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Rumah kita sesungguhnya
Assunta Pallota, Gratia dr Kotar
Flp. 3:17 - 4:1;
Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5;
Luk. 16:1-8.
Jumat 7 November 2014
Flp 3:20 Karena kewargaan kita
adalah di dalam sorga, dan dari situ
juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat
Saat kelas 2 SMA, saya kehilangan sahabat dekat saya. Dia meninggal saat pulang dari
mengajar sekolah minggu. Saat hendak pulang, di jalan tanjakan, sebuah truk yang
tidak kuat menaiki tanjakan tba – tiba mundur dan menabraknya. Waktu itu saya tidak
bisa percaya dan terus bertanya pada Tuhan kenapa dia harus dipanggil saat umurnya
masih sangat muda. Disaat dia begitu menikmati masa mudanya. Dia termasuk atlet
basket perempuan di sekolah saya yang diandalkan, pribadinya yang humoris juga
membuat dia menjadi orang yang menyenangkan sehingga dia memiliki banyak
teman.
Karena kepergiannya, kakak laki laki nya memutuskan untuk batal masuk seminari,
karena tidak mungkin meninggalkan ibunya seorang diri, karena ayahnya sudah
berpulang beberapa tahun sebelumnya.
Sampai saat ini 9 tahun berlalu saya juga masih belum mengerti maksud Tuhan
memanggilnya pulang saat itu. Tapi saat saya membaca buku tentang tujuan hidup
kita di dunia ini, saya pelan - pelan menyadari bahwa satu – satunya yang paling
tahu kenapa kita ada di dunia ini dan masih hidup sampai sekarang ini adalah yang
menciptakan kita, yaitu Tuhan sendiri.
Dan sebuah kalimat “Tuhan memanggil kembali pulang anak yang dikasihiNya
saat waktunya tiba” menyadarkan saya bahwa rumah saya sesungguhnya adalah
bersama Tuhan, dimana Tuhan berada, disitulah seharusnya juga saya. Sebuah rumah
pastilah tempat yang selalu kita rindukan, apalagi rumahnya Tuhan yang menjanjikan
keselamatan dan hidup kekal. Mungkin suatu saat saya akan menemukan jawaban
tentang rencana Tuhan dibalik kisah meninggalnya teman saya, atau mungkin juga
tidak. Tapi saya percaya teman saya sudah kembali ke tempat dia berasal, kembali ke
rumahnya sendiri.
Maia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
11
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
jamahan Kasih Tuhan
Sabtu 8 November 2014
Plp. 4:10, 13 Aku sangat
bersukacita dalam Tuhan, bahwa
akhirnya pikiranmu dan perasaanmu
bertumbuh kembali untuk aku.
Elisabet dr TritunggalFlp. 4:10-19;
Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9;
Luk. 16:9-15.
Beberapa wakatu lalu ada seorang frater datang kepadaku. Nama frater itu Mikhael (bukan
nama asli). Dia menceriterakan pengalamannya di dalam komunitasnya. Dia mengalami
banyak sekali tantangan dan persoalan. Tantangan yang waktu itu dia rasakan dan pikirkan
adalah dari pemimpin biaranya. Dia merasa selalu dikontrol, dicek apa yang ia perbuat dan
ke mana dia pergi dan di mana dia berada.
Suatu ketika dia bertanya di dalam hatinya, “Apakah perasaanku ini benar bahwa aku selalu
diikuti oleh pemimpinnya. Dia berdoa memohon rahmat kekuatan untuk dapat bertemu dan
berbicara dengan pemimpinnya tentang pengalamannya itu. Ketika Mikhael menceriterakan
pengalamannya itu. Pemimpin juga menceriterakan apa yang sebenarnya terjadi. Pemimpin
mengatakan bahwa, dia selalu ragu untuk mendekatkan diri dan bertanya apa yang
sebenarnya terjadi dengan Mikhael. Namun tidak punya wantu dan kesempatan. Pemimpin
itu mengatakan bahwa dia akhirnya cemas tentang Mikhael. Setelah mendengar itu, Mikhael
diliputi suka cita yang mendalam. Dia merasakan kasih dan jamahan Tuhan. Dia merasa
sungguh dikuatkan dalam menjawabi panggilan Tuhan.
Ini adalah luapan perasaan yang kita dengarkan hari ini lewat bacaan pertama. St. Paulus
mengekspresikan perasaan yang dia alami ketika menulis surat ini kepada jemaat di Pilipi. Dia
bersuka cita atas dukungan dan perhatian yang dia peroleh dari jemaatnya itu. Aku sangat
bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali
untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Dia percaya
bahwa dukungan, kekuatan dan semangat yang ia peroleh adalah datangnya dari Tuhan
sendiri lewat hamba Tuhan di Filipi.
St. Paulus dapat merasakan dan menikmati saat rahmat in karena dia berusaha untuk
mendekatkant diri dengan jamahan Tuhan. Dia berusaha untuk selalu merasakan kekuata
Tuhan di dalam hidupnya, lewat perantaraan orang-orang di sekitarnya. Dia juga mampu
merasakan hal itu dengan adanya keterbukaan nya untuk mendengarkan orang lain. Dia
berusaha untuk melihat dan mengalami kuasa Tuhan lewat orang lain.
Tuhan selalu memberikan kita saat indah bersamaNya lewat pengalaman diri kita sendiri atau
lewat kehadiran orang lain. Karena itu, kita harus terbuka untuk mensharingkan pengalaman
dengan orang lain. Kita harus bersedia meneriman dan mendengarkan pendapat orang lain.
Dengan itu kitia harus mempunyai kesediaan untuk menghargai orang lain danmenyadari
kelebihan dan kekurangan orang lain. Dengan kesediaan itu, kitia akan sungguh merasakan
kuasa dan jamahan Tuhan seperti Mikhael di dalam ceritera tadi.
Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kelembutan hati seperti hatiMu untuk dapat menerima sama
saudara dan saudari ku. Karena merekalah utusanMu di dalam hidup ku. Amin
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
12
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Gereja
Minggu 9 November 2014
Pesta Pemberkatan
Gereja Basilik Lateran
Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,89; 1 Kor.3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22
Yoh. 2:16 “Jangan kamu
membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan“
Gereja Basilika St Yohanes Pembaptis Lateran adalah Gereja Kathedral Uskup Roma. Gereja ini
adalah Gereja pertama yang dibangun oleh Kaisar Konstantinus, setelah ia mengumumkan
bahwa Agama Kristen adalah agama wajib dalam Kekaisaran Romawi (Edict Milan, 313).
SelanjutnyaBasilika Lateran ditahbiskan oleh Paus Sylvester pada tahun 324, dan kemudian
Gereja Basilika Lateran dihormati sebagai kepala dan ibu seluruh Gereja di Roma dan di
seluruh dunia atau Omnium urbis et orbis ecclesiarum mater et caput, dan kita merayakannya
sebagai tanda hormat dan persatuan kitia dengan Tahta St Petrus sebagai Uskup Roma.
St Fransiskus dari Assisi mempunyai kisah tentang „membangun“ Gereja. Pada awal
pertobatannya St Fransiskus berdoa di hadapan salib San Damiano yang Gerejanya
memang sudah tua dan reot. Ketika sedang berdoa di hadapan salib di dalam Gereja itu,
St Fransiskus seolah mendengar Yesus bersabda „bangun kembali Gereja-Ku“ kemudian
perintah ini diartikan secara harafiah, sejak itu St Fransiskus mulai mengemis batu dari tiap
penduduk kota. Setiap hari dia mengumpulkan batu-batu untuk membangun kembali Gereja
yang hampir roboh itu sampai selesai. Ketika Gereja itu selesai St Fransiskus kemudian baru
paham yang dimaksud Tuhan bukan membangun Gereja hanya secara fisik saja tetapi juga
secara spiritual. Maka dari itu muncullah gerakan Fransiskan, gerakan untuk hidup sederhana
dalam kegembiraan, mengembalikan identitas Gereja yang sederhana tetapi membawa
kegembiraan, kebahagiaan dan keselamatan kepada dunia. Sama seperti Kristus sendiri
yang datang ke dunia dalam kemiskinan di palungan, berkeliling mengajar, menyembuhkan
dan menguatkan orang tanpa punya istana atau rumah tinggal, kemudian mati dalam
kemiskinan salib. Dari kemiskinan Kristus itulah keselamatan dari Allah hadir di dunia. Dari
kemiskinan Kristus itulah kita bisa melihat dengan jelas siapa Allah kita sebenarnya. Dari
kemiskinan Kristus itulah kita menjadi tidak takut dan tidak putus asa ketika kita tidak punya
apa-apa, karena kita diajar untuk hanya berpegang pada Tuhan saja, solo Dios, basta
begitu kata St Teresa dari Avila.
Ketika kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran ini, kita tidak merayakan
kemegahan gedungnya, tetapi kita mengingat kembali bahwa untuk pertama kalinya kita bisa
terang-terangan merayakan Ekaristi tanpa takut dikejar-kejar atau dibunuh. Gedung Gereja
yang megah adalah simbol kebebasan anak-anak Allah untuk memuji dan memuliakan
Tuhan. Ketika sebuah Gereja selesai dibangun kita merayakan anugerah kebebasan hingga
mampu merayakan Ekaristi dalam damai, semoga damai itu bisa kita bagikan juga untuk
sesama di sekitar kita. Kita tidak menjual kedamaian, kasih dan pengampunan, tetapi kita
membagikannya.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
13
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Senin 10 November 2014
Teguran kasih dan pengampunan
Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan
jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
Peringatan Wajib
St. Leo Agung
Tit. 1:1-9;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Luk. 17:1-6.
Menegur atau memberi kritikan kepada seseorang, masih merupakan hal yang jarang
berani di lakukan oleh orang-orang di Indonesia pada umumnya. Berbeda dengan budaya
barat, di mana berbicara secara terus terang dan di hadapan orang yang bersangkutan
langsung, menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Orang itu mau menerima,
marah, ataupun kecewa, semua terjadi detik itu dan selesai saat itu juga. Tidak ada lagi
pembicaraan di belakang hari. Saya dan anda acapkali sering, melakukan malahan yang
bertolak belakang dengan hal di atas. Betul ???
Budaya timur memang masih memegang teguh asas “sungkan”, takut menyinggung orang
lain, atau membuat orang yang kita kasih saran / kritikan menjadi marah / tersinggung dengan
ucapan kita. Sebenarnya kita sudah tahu apa yang dilakukan oleh teman atau saudara kita
adalah sesuatu yang keliru, tetapi karena beberapa hal di atas, kita mengurungkan niat
untuk menegurnya.
Hari ini bacaan Injil berbicara mengenai Yesus yang memberikan beberapa nasehat
kepada murid-murid-Nya. Salah satunya adalah nasehat untuk menjaga diri agar tidak jatuh
dalam dosa atau kesalahan, dan memberikan pengampunan kepada mereka yang sudah
menyadari dan menyesal atas kesalahan mereka. Nasehat Yesus ini juga hendaknya mampu
kita praktikkan dalam kehidupan sehari – hari sebagai anak-anak Allah. Berbicara memang
mudah, hanya untuk melakukannya membutuhkan jiwa yang besar dan sikap kerendahan
hati.
Ketika kita sudah tahu bahwa perbuatan itu mengakibatkan dosa, maka hendaknya kita
menjauh. Apabila sudah lepas dari godaan untuk berbuat dosa, selanjutnya kita mencoba
mengingatkan teman atau saudara kita, supaya tidak jatuh ke dalam kesalahan dan
pencobaan yang sama. Terakhir, tetapi menjadi pesan yang paling penting dalam Injil hari
ini adalah pengampunan yang kita beri kepada mereka yang menyesal dan mengakui
kesalahannya. Bapa di surga saja maha pengampun bagi kita umat-Nya, maka sudah
selayaknya pun kita menjadi orang yang penuh rahmat pengampunan, kepada mereka
yang telah bersalah kepada kita.
HILDA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
14
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Berhubungan dengan orang yang tepat
Selasa 11 November 2014
Peringatan Wajib
Mzm 37 : 23 “Tuhan menetapkan
St. Martinus dr Tours
Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:34,18,23,27,29; Luk. 17:7-10. langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepadaNya “
Tujuan hidup kita terlalu luar biasa untuk dicapai dengan kekuatan sendiri. Tuhan telah
mengatur pendukung-pendukung untuk memasukkan iman kedalam diri kita. Dia telah
menempatkan orang lain dalam jalur kita untuk menginspirasi, menantang, serta menolong
kita untuk bertumbuh dan mencapai impian kita. Tetapi beberapa orang tidak pernah
mencapai potensi tertinggi mereka karena mereka tidak pernah jauh dari orang-orang
yang salah.
Tidak semua orang dapat pergi ke tempat Tuhan sedang membawa kita. Berhubunganlah
dengan orang-orang yang memahami tujuan hidup anda, teman-teman yang menghargai
keunikan anda, pendorong semangat yang dapat memanggil keluar dari diri anda
benih-benih baik itu. Kita tidak memerlukan orang-orang yang menjatuhkan kita, yang
memberitahukan anda apa yang tidak dapat anda capai, dan tidak pernah mendukung
bahkan ketika anda berhasil.
Jika kita menyingkirkan orang-orang yang negatif dari kehidupan kita, maka Tuhan akan
membawa orang-orang yang bersikap positif sebagai gantinya. Mereka akan mendukung
anda, memberikan ide bahkan akan menghubungkan anda dengan orang-orang yang
mereka kenal. Mereka akan mendorong anda untuk melangkah lebih jauh dan berbahagia
jika anda berhasil Mereka tidak akan mengubah anda untuk menjadi seseorang seperti
yang mereka inginkan, tetapi lebih suka menghargai dan menolong anda untuk menjadi
seperti yang Tuhan ciptakan.
Waktu kita hidup ini sangatlah singkat dan berharga. Kita memiliki tujuan hidup yang harus
digenapi. Kita harus mengisi lingkungan kita dengan orang-orang yang memiliki visi, iman
dan semangat. Tuhan telah mengirimkan orang-orang itu ke pintu anda. Biarkanlah mereka
masuk, besi menajamkan besi, demikan manusia menajamkan sesamanya.
Belum terlambat...
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Membalas Kebaikan Tuhan
Rabu 12 November 2014
Luk.17:18 “Dimanakah yang Sembilan
orang itu? Tidak adakah di antara mereka
yang kembali untuk memuliakan Allah
selain dari pada orang asing ini?”
Peringatan Wajib St. Yosafat
Tit. 3:1-7; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6;
Luk. 17:11-19
Sewaktu saya pertama kali datang ke Bali, wkt itu saya tidak memiliki apa apa. Saya datang
dengan sekoper baju, dan sekardus buku buku. Saya mendapat pekerjaan baru dengan
fasilitas mess sebagai tempat tinggal serta motor sebagai sarana transportasi. Lumayan lah..
setelah 4.5 tahun bekerja di Jakarta, tinggal di kost, skarang saya diberikan mess dan motor,
cukup untuk mengirit pengeluaran hidup saya. Tinggal di mess kurang lebih 3 tahun, saya
memutuskan kost, karena menginginkan privacy di ruangan sendiri. Dua tahun berada di kost,
suatu saat, saya menatap langit langit kamar saya, dan mulai berpikir… Tuhan, sampai kapan
saya akan seperti ini, tinggal di kost sebagai anak perantauan selama berapa tahun. Sejak
kuliah di Jogja, kerja di Jakarta, dan sekarang di Bali, sudah lebih dari 10 tahun saya di kost.
Saat itu, ada sebuah gerakan dalam hati dan teriakan, ayo bergerak, jangan terus di comfort
zone saja.
Berbekal tabungan dan keberanian, saya memutuskan membeli sebuah rumah. Nekat? Iya,
saya nekat, jika tidak nekat, 10 tahun kedepan pun saya akan seperti itu di sebuah kamar kost.
Dan hari ini, saya sudah tidak lagi menatap langit langit kamar kost, tapi langit langit rumah
sendiri. Indahnya …. Trima kasih Tuhan. Setiap mengingat kesusahan di masa lalu, dan melihat
sejauh apa langkah saya di hari ini, selalu memunculkan perasaan syukur atas berkah yang
rasanya tidak akan pernah habis dalam hidup.
Sampai kemudian sebuah pikiran lagi muncul saat menatap langit langit kamar saya.. apa
yang harus saya lakukan sebagai ungkapan trima kasih saya kepada Tuhan.. Selama ini
sebagai seorang katolik, saya biasa saja. Ya, biasa.. setiap minggu saya biasa menghadiri
ekaristi. Setelah ekaristi, pulang tidur atau main main ke mal. Suara hati berkata, ini kah
caramu membalas kebaikan Tuhan ? Cukupkah dengan seminggu sekali ekaristi. Seperti
tertampar, saya merasa seperti 9 orang yang sudah disembuhkan Yesus, yang tidak kembali
dan memuliakan Allah. Apa bedanya saya dengan mereka ? Saya belum memuliakan Allah
melalui hidup dan pekerjaan saya. Saya masih biasa saja. Dari jaman saya ngekost sampai
memiliki rumah, saya tetap biasa saja, ke greja seminggu sekali. Hati berkata, ini tidak benar.
Saya memutuskan harus melakukan hal lain, saya harus berkomunitas. Saya yakin, dengan
berkomunitas, bersama kami mampu melakukan pekerjaan pekerjaan sebagai perpanjangan
tangan Tuhan menyentuh setiap hati dan jiwa. Bila sendiri, daya dan kemampuan saya
terbatas. Beda hal nya dengan bersama sama dalam komunitas. Maka mulailah hari hari
saya diwarnai pelayanan kepada Tuhan dan sesama melalui komunitas DOJCC ini. Saya ingin
berterima kasih dan memuliakan Allah melalui karya dan pelayanan. Bagaimana dengan
anda…? Seperti apakah membalas kebaikan Allah bagi mu…
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Kerajaan Allah
Stanislaus Kostka
Flm. 7-20; Mzm.
146:7,8-9a,9bc-10;
Luk. 17:20-25.
Kamis 13 November 2014
Luk. 17:21 “Sesungguhnya
kerajaan Allah ada di antara
kamu”
Kutipan ayat kitab suci di atas, mengingatkan pengalamanku ketika duduk di bangku
sekolah menegah umum beberapa tahun yang silam. Saat itu, temanku menanyakan
kepada guru agama yang mengajar kami kala itu. Kita diajarkan oleh Tuhan Yesus untuk
berdoa, “Bapa kami yang ada di surga”. Lalu pertanyaannya, “di manakah surga?”
Jawaban yang diberikan oleh guru agama pada saat itu bahwa “surga bukanlah tempat
tapi suasana atau keadaan di mana manusia mengalami kebahagiaan bersama Allah”.
Meski jawaban tersebut tidak memuaskankan rasa ingin tahu kami saat itu, tapi setidaknya
dari segi iman dapat diterima dan dipahami oleh teman-teman.
Bacaan hari ini, khususnya dalam Injil, Tuhan Yesus dihadapkan dengan pertanyaan
mengenai “kedatangan kerajaan Allah” oleh orang-orang Farisi. Berhadapan dengan
pertanyaan tersebut, Tuhan Yesus sangat jelas dalam jawaban-Nya. Ia merespon dengan
mengatakan bahwa, “sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk. 17:21).
Dalam jawaban itu, Tuhan Yesus mau mengatakan bahwa inilah saatnya ketika Dia
sedang berbicara dengan mereka pada saat itu. Dengan kata lain, Ia adalah kerajaan
Allah itu sendiri. Karena dalam hidup pewartaan-Nya adalah tentang kasih Bapa-Nya
bagi setiap orang.
Setelah saya merenungkan ayat kitab suci yang dikutip di atas, ternyata kerajaan Allah
bukan hanya terjadi atau datang pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kalinya. Hal ini kita daraskan dalam doa “aku percaya”. Tapi juga bahwa kerajaan Allah
itu datang atau hadir ketika di sana ada saling mengasihi di antara kita dalam kehidupan
dan pelayanan sehari-hari.
Hari ini, Gereja sejagat memperingati pesta St. Stanilaus Kostka, Fransika Cabrini atas
kesaksian hidup iman mereka dalam melakukan kehendak Bapa di Surga yang
diperintahkan oleh Sang Guru Ilahi kita semua pada saat mengadakan Perjamuan
Terakhir bersama para murid-Nya. St. Stanilaus adalah novis Jesuit yang menjalani masa
novisiatnya dengan sangat setia. Ia berjalan kaki dari Wina ke Roma sewaktu musim
dingin. Ia meninggal di Roma sebagai Novis pada hari pesta kenaikan Bunda Maria
sesuai dengan permohonan dalam doanya. Apa niat dan wujud nyata saya dan anda
dalam merespon pesan dan ajaran Tuhan Yesus hari ini. Semoga dengan teladan hidup
atau kesaksian iman St. Stanilaus Kostka, Fransika Cabrini menguatkan saya dan anda
untuk menghadirkan kerajaan Allah di mana pun kita berada kini dan selamanya.
Fr Anis
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Letting GO, Letting GOD
Jumat 14 November 2014
Luk 17:33 Barangsiapa berusaha
memelihara nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan
nyawanya, ia akan menyelamatkannya
Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli
2Yoh. 4-9;
Mzm. 119:1,2,10,11,17,18;
Luk. 17:26-37
Meresapi ayat rhema diatas mengingatkan saya pada Bapak PC Arwianto (Salatiga)
yang selalu mengajak saya dan istri untuk menjalani Meditasi Kristiani. Sebagai
pasangan muda, kami berada dalam fase yang sangat idealis dalam “memelihara
nyawa”. Contohnya saja, sangat susah di zaman dengan tuntutan seperti sekarang
ini, untuk memberikan waktu kami datang pada Tuhan. Kalau saja bisa dibuat 1 hari
itu 48 jam, mungkin boleh dech kami berkomitmen untuk datang padaNya. Tetapi
pemikiran bahwa waktu 24 jam sehari itu tidaklah cukup, apalagi jika harus ditambah
waktu untuk datang dan berjalan bersamaNya ternyata hanya menjadikan kami selalu
berada dalam situasi kelelahan, tergopoh-gopoh dan selalu berkekurangan waktu.
Kami dengan sekuat tenaga memelihara waktu kami, ternyata malah kehilangan waktu
kami.
Melepaskan seringkali terasa menakutkan. Melepaskan disini berarti melepaskan
kendali. Tidak seorang pun ingin berada di luar kendali. Tapi toh nyatanya kita tidak
bisa mengendalikan segala sesuatunya. Kita tidak dapat mengontrol hasil akhir.
Mempercayai Allah berarti melepaskan. Hasilnya adalah di tangan Tuhan. Tuhan tahu
setiap situasi, kebutuhan dan apa yang ada di hati kita. Semakin cepat seseorang
mampu melepaskan dan tidak terikat serta membiarkanNya menangani tantangan
atau masalah, semakin cepat kita akan merasa lebih ringan.
Berusaha untuk lebih mengenalNYa dan melakukan kehendakNya adalah kebahagiaan
paling sempurna dan jaminan keselamatan kita. Amin.
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Berdoa dengan Tiada Jemu
Albertus Agung, Magdalena Norano
1 Yoh 5-8,
Mzm: 112:1-2,3-4,5-6,
Luk 18:1-8
Sabtu 15 November 2014
Luk 18:7:” Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru
kepada-Nya?
Sebagai manusia kita cenderung mudah putus asa dan tidak sabar menantikan jawaban
doa kita. Itulah sebabnya Yesus dalam Injil hari ini mengajar kita untuk berdoa tiada jemujemunya. Kita wajib berdoa setiap hari dan setiap saat, karena jika tidak, kita tidak akan
memiliki hubungan harmonis dengan Bapa. Kadangkala kita kecewa dan kehilangan
semangat, kita berpikir seolah-olah doa kita tidak akan didengar Bapa. Sorga nampak
seolah-olah mempunyai pintu baja yang menghalangi doa kita mencapai Allah. Tetapi
Yesus menghendaki kita senantiasa berdoa sekalipun belum ada tanda-tanda jawaban atas
doa kita.
Jika kita menyerahkan hidup dalam tangan Yesus, Bapa kita bukan hanya mendengar
doa-doa kita, tetapi Ia juga akan menjawab doa-doa kita seperti yang tertulis dalam injil
Luk 18:7 diatas. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang
malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka?” Allah Bapa kita tidak berlambat-lambat dalam membalas doa kita, tetapi kitalah
yang harus bersabar dan belajar menerima segala sesuatunya sejalan dengan rencana
dan jadwal Allah. Sesungguhnya apa yang kita butuhkan telah tersedia, tetapi hal itu akan
dinyatakan kepada kita pada waktu yang tepat. Segala sesuatu membutuhkan waktu untuk
menghasilkan misalnya ketika kita menabur benih, benih itu tidak bertumbuh dalam waktu
semalam; ia membutuhkan waktu beberapa hari untuk tumbuh. Dan kita akan menuainya
setelah beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kemudian. Demikian juga dengan
doa-doa kita. Kadang kita harus berdoa untuk jangka waktu yang lama baru kita dapat
menikmati hasilnya.
Jadi jaangan pernah tawar hati dalam berdoa kepada Tuhan karena Dia mengetahui
hal yang sangat kita perlukan. Jadi barangsiapa belum juga menerima jawaban atas
doa-doanya, bersabarlah dan nantikanlah waktuNya. Mungkin Ia menghendaki kita
membuktikan kesetiaan dan kesabaran kita dalam masa-masa kesukaran. Atau mungkin
saja Dia ingin membangun karakte kita melalui ujian yang dhadapi sehingga kita memiliki
karakter seperti yang di kehendakiNya untuk bersiap menerima permohonan kita. Bagi
Allah setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, jadi jangan pernah putusasa bahkan
sampai berhenti berdoa.
Doa: Bapa yang Mahapengasih, tambahkanlah imam kami, agar kami tetap setia dan
percaya kepadaMu dan tidak pernah putus berdoa walaupun permohonan kami belum
dikabulkan dan doa kami tampaknya seperti sia-sia . Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Orang Biasa dan Berkecukupan
Minggu 16 November 2014
Mat 25:22, “Tuan, dua talenta
Ams. 31:10-13,19-20,30-31;
Mzm. 128:1-2,3,4-5; 1Tes. 5:1-6;
Mat. 25:14-30
tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah beroleh laba dua
talenta.”
Mungkin sudah beribu-ribu kali kita membaca dan merenungkan perumpamaan tentang
talenta. Seorang tuan memberikan 5 talenta kepada orang yang pertama, 2 talenta kepada
orang yang kedua dan satu talenta kepada orang yang terakhir. Orang yang pertama diberi
“paling banyak” dan orang yang terakhir diberi “paling sedikit”. Seperti yang kita ketahui,
orang yang menerima 5 talenta menghasilkan 5 talenta, sedangkan orang yang menerima
satu talenta hanya pergi menguburkan talentanya tersebut sehingga tidak menghasilkan
apa-apa.
Mungkin kita sering memfokuskan kepada orang yang menerima satu talenta. Tapi hari
ini, dalam renungan kali ini, saya terdorong untuk orang kedua yang menerima 2 talenta.
Mengapa demikian? Karena orang kedua ini tidak menerima banyak, dan tidak menerima
sedikit alias pas-pasan lah. Kalau mau diibaratkan dengan dunia sekarang, tidak terlalu
kaya, juga tidak terlalu miskin. Tidak terlalu tampan/cantik, tapi juga tidak terlalu jelek-jelek
wajah yang dimiliki, alias biasa-biasa saja.
Menjadi “orang biasa” sebenarnya sangat membahagiakan. Seperti perumpamaan orang
yang menerima dua talenta, dia tetap menghasilkan dua talenta dan tidak menggerutu
karena tidak diberikan lima talenta. Dia tetap bersyukur dan bertekun dalam dua talenta
yang dipercayakan kepadanya sehingga tetap menghasilkan.
Menjadi orang “biasa” adalah orang yang berkecukupan alias selalu bersyukur dengan apa
yang dimilikinya dan tidak meminta lebih. Ingat saja doa Bapa Kami ketika kita berdoa,
“berilah kami rejeki pada hari ini” atau berilah kami rejeki secukupnya. Orang biasa adalah
orang yang meminta cukup, dan tidak meminta lebih. Memerlukan kebutuhan-kebutuhan
yang cukup saja dan tidak melimpah.
Salah satu yang menjadi kunci dari orang yang menerima dua talenta dan juga tentunya
orang yang menerima lima talenta adalah KETEKUNAN. Ketekunan adalah sebuah rahmat
yang bisa kita minta dari Tuhan. Ketekunan dalam usaha, ketekunan dalam menghadapi
kesulitan dan penderitaan hidup dan lain sebagainya. Orang yang tekun adalah orang
yang tidak pantang menyerah, tetapi selalu mencari alternative atau jalan lain dalam
memecahkan persoalan.
Bagaimana dengan anda? Berapa talenta yang Anda terima dalam hidup, tidaklah menjadi
masalah, yang jelas bagaimana kita bertekun dalam mengolah dan mengembangkan
talenta kita masing-masing.
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Berilah supaya aku melihat
Senin 17 November 2014
Luk. 18:43 “… seketika
Peringatan Wajib
St. Elisabet dr Hungaria
Why. 1:1-4; 2:1-5a;
Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 18:35-43.
itu juga melihatlah ia, lalu
mengikuti Dia dan
memuliakan Allah”
Ada satu kesan spesial yang mungkin muncul setiap kali kita membaca kisah Yesus
menyembuhkan seorang buta. Setelah beberapa kali berseru “Yesus, Anak Daud,
kasihanilah aku!” dengan suara yang semakin keras, Yesus berhenti, mendekati dan
bertanya kepada orang buta itu “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat
kepadamu?” dan ia menjawab “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”. Diantara
banyaknya keinginan yang mungkin ada di dalam hatinya, orang buta itu memilih
yang tepat dan utama, yaitu penglihatan.
Dialog singkat antara Yesus dan orang buta mengantar kita untuk masuk dalam
pengalaman iman kita. Banyak kali mungkin kita berseru kepada Yesus, memohon
belas kasihan-Nya, tetapi tidak mendapatkan tanggapan seperti yang Ia berikan
pada orang buta itu. Kita barangkali mendengarkan pertanyaan yang sama dalam
hati “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat kepadamu?”, tapi hati kita yang
penuh dengan bermacam keinginan yang muncul tidak mampu membuat satu pilihan
untuk disampaikan pada Yesus. Mungkin kita lalu membuat daftar panjang yang berisi
permohonan kepada Yesus, tanpa tahu apa yang terutama yang kita butuhkan. Dalam
hal ini kondisi hati kita tidak jauh berbeda dengan orang buta itu, memiliki mata tetapi
tidak dapat melihat.
Kemampuan melihat yang kita miliki dapat kita cermati dalam perilaku hidup kita. Saat
kita bekerja, misalnya, tanpa kenal waktu, tampaknya untuk memenuhi kebutuhan
hidup, tapi kenyataannya hasil yang kita peroleh tidak pernah memuaskan hati dan
mencukupi kebutuhan hidup. Bila kita terlibat dalam pelayanan, begitu aktif hingga lupa
waktu, keluarga menjadi tersisihkan, karena ingin menunjukkan semangat pelayanan
yang dimiliki dibalik keinginan untuk membuktikan kapasitas pribadi.
Jawaban orang buta kepada Yesus hendaknya menjadi permohonan kita kepadaNya: “Tuhan, berilah supaya aku dapat melihat”. Bila kita memohon dengan penuh
iman, kepada kitapun akan diucapkan sabda yang didengar oleh orang buta itu
“Melihatlah engkau”. Dan terang yang Allah anugerahkan akan mengubah perilaku
dan memampukan kita melangkah mengikuti Dia dengan setia.
Sr. M. Benedicta, OSB.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Mengenal secara Pribadi
Selasa 18 November 2014
Luk 19:5 “Zakheus, segeralah turun,
sebab hari ini Aku harus
menumpang dirumahmu.”
Grimoaldo Santa Maria, Philippine
Duchesne, Salomea.
Wahyu 3:1-6, 14-22 ;
Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab, 5 ;
Luk 19:1-10
Dulu ada sebuah kalimat yang tidak pernah saya ucapkan pada siapapun, juga tidak
pernah saya dengar dari siapapun, baik orang tua, suami, anak maupun teman. Saya
biasa menggunakan dan mendengar dari orang lain kata sayang, suka ataupun dalam
Bahasa Inggris I love you, tetapi tidak kalimat “aku mencintaimu”. Rasanya terdengar aneh /
menggelikan mendengar kalimat “aku mencintaimu”.
Tiga tahun yang lalu, saya mengikuti Persekutuan Doa. Saat penyembahan, saya merasa
begitu berdosa, begitu tidak layak dihadapan Tuhan. Tanpa bisa saya tahan, saya menangis
dengan perasaan menyesal, takut, juga khawatir akan ke tidak pantasan saya.
Disaat saya sibuk menangis, saya seperti mendengar suara yang muncul tiba-tiba, berkata
“Aku mencintaimu”. Suara itu seperti menggema, jelas, tegas, tetapi lembut. Suara itu
mengejutkan saya dan membuat saya terdiam sesaat dari tangisan saya. Dengan iman,
saya kemudian menyadari itu suara Tuhan Yesus. Ada perasaan lega, bahagia, juga
merasa dicintai setelah mendengar kalimat tersebut. Semua hal yang tadi menakutkan /
mengkhawatirkan saya tiba-tiba lenyap.
Sering ketika mengingat kembali moment tersebut, saya heran kenapa Tuhan Yesus tidak
menggunakan kalimat “Aku mengasihimu” seperti banyak digunakan di Alkitab adalah kata
Kasih.
Saya menyadari Tuhan Yesus menggunakan cara yang sungguh istimewa mengungkapkan
cintanya pada saya yaitu menggunakan kalimat yang justru tidak pernah saya pakai
maupun tidak pernah saya dengar diucapkan untuk saya, sehingga menjadikan Dialah
yang pertama-tama menyatakan kalimat tersebut pada saya.
Mungkin begitu juga pengalaman Zakheus, ia tidak pernah menyangka Tuhan Yesus akan
mendatangi dia, bahkan singgah ke rumahnya, sehingga ia berlari mendahului orang
banyak lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus.
Hal tersebut menunjukan Tuhan Yesus mengenal dan mengasihi kita semua secara pribadi. Ia
tidak menghitung dosa-dosa kita. Sesuatu yang tidak kita pikirkan, sering Ia gunakan untuk
menyatakan cintaNya kepada kita, sehingga kita dapat diselamatkanNya.
Jesus bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Digandakan melalui diberikan kepada orang
Rabu 19 November 2014
Rafael dr Yosef Kalinowski, Agnes Asisi
Wahyu 4 : 1 – 11 ;
Mazmur 150 : 1 – 2, 3 – 4, 5 – 6 ;
Lukas 19 : 11 - 28
Lukas 19 : 26 : “setiap orang yang
mempunyai, kepadanya akan diberi,
tetapi siapa yang tidak mempunyai,
dari padanya akan diambil”
Injil Lukas 19 : 11 – 28 pada hari ini berkata tentang seorang tuan bangsawan yang
memberikan 1 mina kepada 10 orang hambanya untuk digandakan melalui berdagang
sebelum sang bangsawan kembali ke tempat itu. Dan setelah dia kembali, ada yang berhasil
menggandakan 1 mina menjadi sepuluh mina, 5 mina, tetapi ada seorang hamba yang
hanya menyimpannya sehingga tetap hanya memiliki 1 mina saja. Dan akhirnya 1 mina itu
diberikan kepada orang yang mempunyai 10 mina. Kenapa malah diberikan kepada orang
yang sudah berhasil menggandakan 1 mina menjadi 10 mina, bukan diberikan kepada
orang yang menggandakan hanya 5 mina atau yang malah sama sekali hanya punya 1
mina?
Mina dalam bacaan di atas bisa mengumpamakan tentang bakat atau kepandaian yang kita
miliki. Sejatinya setiap orang diberikan bakat yang berbeda – beda dan tingkat kepandaian
yang berbeda – beda, dan itulah yang dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari –
hari kita bisa memberikan bakat dan kepandaian kita untuk orang lain sehingga menjadi
berlipat ganda. Di lingkungan sekitar kita banyak orang yang rata2 memiliki kemampuan
lebih dibandingkan orang lain tetapi tidak mereka gunakan untuk diberikan untuk orang lain
atau digunakan untuk pelayanan kepada orang lain. Mereka takut jika kepandaian mereka
diajarkan kepada orang lain berkurang jika diberikan kepada orang lain. Mereka justru tidak
menyadari dengan membaginya kepada orang lain, akan bertambahlah hal pengetahuan
yang tidak mereka miliki. Atau dalam hal bakat, bakat mereka menjadi terasah dan mereka
menjadi semakin bertambah bakatnya.
Saya punya beberapa teman dalam kuliah yang memiliki karakter berbeda-beda. Ada
beberapa orang yang kepandaiannya menonjol, tetapi dari beberapa orang tersebut, ada
yang tidak mau membagi ilmunya kepada yang lain. Jika ada tugas, kami saling berbagi
ilmu untuk mengerjakan sehingga ilmu kami bertambah. Ada kalanya pada saat kerja
kelompok, kami saling melengkapi pengertian ilmu yang kita miliki. Sehingga kita menjadi
semakin berkembang. Tetapi ada 1 orang yang pelit sekali jika sudah paham tidak mau
berbagi ilmu kepada teman yang lain. Akibatnya pada saat presentasi tugas, justru seorang
yang tidak mau berbagi itulah yang nilainya paling rendah.
Mari kita belajar untuk bisa melipatgandakan talenta kita apapun itu dengan keikhlasan
untuk berbagi.
Alin
Mari hadiri Misa dan Adorasi bersama 1 jam
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Rabu 19 November 2014 pk. 18.00 wita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Tembok Pertahanan
Kamis 20 November 2014
Lk. 19:44 “Dan mereka akan membinasakan
engkau beserta dengan pendudukmu dan pada
tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun
tinggal terletak diatas batu yang lain”
Why. 5:1-10;
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b;
Luk. 19:41-44.
Tembok raksasa Cina pertama-tama dibangun di tahun 220-206 BC oleh emperor pertama
Cina Qin Shi Huang. Kira-kira satu juta orang mati guna membangun tembok Qin ini selama
16 tahun. Tembok ini dibangun sebagai strategi pertahanan dan kontrol jalur perbatasan
terhadap bangsa lain. Karena besar dan panjangnya, bahkan dari bulan tembok ini bisa
kelihatan! Walaupun tembok pertama hampir seluruhnya runtuh, kaisar-kaisar lainnya telah
membangunnya kembali.
Tidak seperti tembok Cina, tembok Berlin yang dibangun abad ini sudah runtuh di tahun
1989. Banyak orang, terutama dari Jerman Timur yang bersukacita karena runtuhnya
tembok yang memisahkan mereka dengan Jerman Barat. Mereka tidak lagi harus sembunyisembunyi untuk menyeberang dan takut ditangkap. Keruntuhan tembok ini adalah lambang
keruntuhan komunisme di abad ke 21!
Tuhan Yesus sambil menangis berkata bahwa tembok Yerusalem akan diruntuhkan oleh musuh
musuh mereka! Apakah Tuhan Yesus tidak bisa menggagalkan keruntuhan ini? Tidak ada
yang tidak mungkin bagi Tuhan kan! Artinya Tuhan memperbolehkan tembok kota bangsa
kesayangannya dihancurkan bangsa lain, dan umat pilihannya dibinasakan oleh mereka!
Sepertinya Tuhan tidak sayang ya?! Pernahkah ada yang merasa bahwa Tuhan tidak peduli?
Teman-teman terkasih, Yesus itu peduli, buktinya Ia berbicara tentang hal ini sambil menangis.
Tetapi Ia tidak ada pilihan lain selain membiarkan tembok-tembok ini runtuh supaya orang
orang Israel mau lagi mencari Tuhan. Tembok ini menutup mereka dari serangan bangsa
lain. Tetapi tembok ini juga menutup mereka untuk menerima kedatangan Tuhan.
Setiap orang juga punya tembok-tembok pertahanan pribadi yang melindunginya dari
serangan orang lain. Dunia psikiatris melihat orang yang sakit mental dari mekanisme
pertahanan psikis mereka yang terlalu berlebihan, misalnya personalitas ganda, kemarahan
yang tidak proporsional dan terlalu meledak-ledak, dll.
Dari sisi spiritual, apakah tembok pertahanan kita ini sehat? Ataukah kita malah menutup
diri dari kasih Tuhan dengan tembok kesombongan hati kita? Tembok manakah yang Tuhan
biarkan hancur dalam diri kita? Di keluarga kita? Dalam komunitas kita? Di tempat kerja?
Di gereja? Di Negara kita? Tuhan membiarkan ini terjadi supaya kita bisa kembali melihat
kedatanganNya, keberadaanNya yang selalu ada bersama kita.
Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Santa Perawan Maria
Peringatan Wajib SP Maria
Dipersembahkan kepada
Allah
Why. 10:8-11; Mzm.
119:14,24,72,103,111,131;
Luk. 19:45-48;
Jumat 21 November 2014
Lukas 12:38 “Dan apabila ia
datang pada tengah malam atau pada
dinihari dan mendapati mereka berlaku
demikian, maka berbahagialah mereka.’
Ketika usianya baru tiga tahun, Santa Perawan Maria dibawa oleh kedua orangtuanya,
St. Yoakim dan St. Anna, ke Bait Allah di Yerusalem. Seluruh hidup Maria dipersembahkan
kepada Allah. Tuhan telah memilih Maria untuk menjadi Bunda dari Putera-Nya, Yesus.
Santa Maria gembira dapat mulai melayani Tuhan di Bait Suci. Dan St. Yoakim serta
St. Anna juga merasa bahagia dapat mempersembahkan puteri kecilnya yang kudus
kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah mengirimkan Maria kepada mereka.
Di Bait Allah, Imam Besar menerima kanak-kanak Maria. Ia akan ditempatkan di antara
para gadis yang dipersembahkan bagi kepentingan doa dan pelayanan Bait Suci.
Imam Besar mencium serta memberkati kanak-kanak suci itu, ia tahu bahwa Tuhan telah
merancangkan suatu hal besar baginya. Kanak-kanak Maria tidak menangis atau pun
merengek dan kembali kepada orangtuanya. Ia datang dengan amat girangnya ke
altar sehingga semua orang yang ada di Bait Allah jatuh hati kepadanya.
St. Yoakim dan St. Anna pulang kembali ke rumah mereka. Mereka memuliakan Tuhan
oleh karena puteri mereka terberkati. Maria tetap tinggal di Bait Allah, di mana ia tumbuh
dewasa dalam kekudusan. Maria melewatkan hari-harinya dengan membaca Kitab Suci,
berdoa serta melayani para imam di Bait Suci. Ia menenun kain halus serta menjahitnya
menjadi baju-baju yang indah. Maria dikasihi oleh para gadis yang lain sebab ia amat
lembut hati. Maria berusaha untuk melakukan semua kewajibannya dengan sebaikbaiknya agar dapat menyenangkan hati Tuhan. Maria bertumbuh dalam rahmat Tuhan
sehingga semakin nyatalah kemuliaan Tuhan.
“Santa Perawan Maria sudah barang tentu melakukan kehendak Bapa, dan baginya
jauh lebih berarti menjadi seorang pengikut Kristus daripada menjadi Bunda-Nya, dan
ia lebih diberkati sebagai pengikut-Nya daripada sebagai bunda-Nya. Baginya suatu
kebahagiaan untuk mengandung dalam rahimnya seorang Putera yang akan ditaatinya
sebagai Tuhan-nya.” ~ St. Agustinus
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Bahagia di Hadapan Allah
Sabtu 22 November 2014
Lukas 20:38 “Ia bukan Allah orang
mati, melainkan Allah orang hidup, sebab
di hadapan Dia semua orang hidup.”
Peringatan Wajib St. Sesilia
Why. 11:4-12;
Mzm. 144:1,2,9-10;
Luk. 20:27-40.
Ada seorang Ibu dari parokiku di Darwin namanya Yasinta. Dia sudah menderita lebih dari satu
tahun sejak kelahiran puterinya yang ke lima. Puterinya ini menderita sidrom down atau Bahasa
Inggrisnya down syndrome. Dia juga mempunyai sebuah lubang di hatinya sejak dilahirkan.
Setelah berumur 3 bulan, sang puteri menderita sesak nafas dan hampir-hampir meninggal.
Karena itu Yasinta membawa puterinya itu ke Rumah Sakit. Dia berusaha dengan berbagai cara
agar puterinya itu dioperasi. Dia bekerja sama dengan beberapa dokter di setiap rumah sakit di
Australia. Namun Yasinta tidak memperoleh jawaban yang positif. Dokter menolah permintaan itu
dengan alasan, puterinya itu tidak akan hidup dalam waktu yang lama. Kalaupun dia hidup dia
harus membutuhkan perawatan yang efektif setiap hari.
Mendengar hal itu, Yasinta sangat menderita dan sedih melihat puterinya itu. Yasinta dan
puterinya itu menghabiskan 8 bulan di Rumah sakit. Sekalipun saat itu dia merasa tidak nyaman
tinggal di rumah sakit. Yasinta begitu menderita mengalami keadaan itu. Namun hatinya selalu
damai dan tenang di hadapan Tuhan. Dia percaya Tuhan selalu berada bersama dia dan
puterinya itu.
Hari ini kita mendengarkan kisah Injil tentang 7 orang bersaudara yang mana yang pertama
kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan
itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh
saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan
itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu
yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”
Buat orang-orang Saduki, pertanyaan ini adalah suatu pertanyaan yang sangat masuk
akal. Mengapa? Karena mereka tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Yesus lalu
menjelaskan kepada mereka bahwa setelah kebangkitan itu tidak ada kawin-mawin. Orang
yang sudah bangkit itu telah berada dan tingga bersama Allah. Mereka berada di tempat di
mana tidak ada suatu kecemasan, ketakutan dan keraguan. Tempat itu adalah tempat yang
penuh dengan kedamaian, cinta kasih dan suka cita. Saat itu Tuhan akan selalu menuntun kita
kepada kehadiranNya. Dia akanmemnuhi hati kita senga Rohnya yang menyelamatkan-Roh
yang hidup seperti yang dikatakan Yesus hari ini bahwa orang-rang yang telah dibangkitkan,
telah hidup bersama Dia yang adalah Allah orang hidup dan bukan Allah orang mati. Sebab
di hadapan Dia semua orang hidup penuh kebahagiaan dan suka cita. Seriperti yang dialami
Yasinta dalam ceritera tadi. Dia begitu menderita karena menyaksikan dan melihat keadaan
puterinya. Dia begitu pedih merasakan bagaimana puterinya ditolak dan tidak dihargai
sebagai seorang anak manusia yang hidup. Namun demikian Yasinta selalu bahagia karena
kedekatannya dengan Tuhan yang adalah sumber bahagia kita.
Doa: Yesus yang baik hati, penuhilah hatiku dengan suka citaMu. Arahkanlah pandanganku
kepadaMu selalu. Semoga aku selalu dekat padaMu. Yesus sembuhkan puteri Yasinta yang
masih menunggu jawaban dokter. Yesus jamahlah hati para dokter supaya dapat mengoperasi
hati puteri Yasinta. Amin
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Gerakan Sekularisme
Hari Raya Tuhan Kita
Yesus Kristus Raja Semesta Alam
Yeh. 34:11-12,15-17;
Mzm. 23:1-2a,2b-3,5-6; 1 Kor. 15:2026,28; Mat. 25: 31-46
Minggu 23 November 2014
Mat. 25:45 “Sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini,
kamu tidak melakukannya untuk aku“
Hari Raya Tuhan Kita Kristus Raja Semesta Alam dimulai oleh Paus Pius XI pada tahun 1925
sebagai gerakan iman untuk memerangi gerakan sekularisme yang mulai muncul di Eropa.
Gerakan Sekularisme adalah kecenderungan manusia modern untuk merencanakan
hidupnya, menghidupi kehidupan sehari-hari dengan mengandalkan kekuatan sendiri,
sambil menganggap bahwa Tuhan tidak punya campur tangan sedikit pun untuk menentukan
nasib hidupnya. Jadi, doa dan devosi mulai ditinggalkan, manusia mulai yakin bahwa
kesuksesan dalam hidup bukan didasarkan pada iman, doa dan devosi tetapi didasarkan
pada perencanaan yang matang dan kerja keras. Karena itu semua ritus iman doa dan
devosi yang dipandang sebagai tidak efektif untuk mencapai kesuksesan dalam hidup
mulai ditinggalkan. Lebih baik terus bekerja daripada membuang waktu merayakan Ekaristi
minggu. Nah, menanggapi gerakan sekularisme ini, maka Paus Pius XI mengkhususkan satu
Hari Minggu sebelum memasuki Masa Advent sebagai hari dimana kita mengembalikan
kembali Tuhan melalui Kristus sebagai Raja yang mengatasi hidup tiap individu, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan negara. Kita mengakui Kristus sebagai Allah, pencipta dana
penguasa seluruh jagad raya. Kita mengakui Kristus sebagai penyelamat kita yang lewat
darah-Nya yang tertumpah menandai kita sebagai milik-Nya. Kristus adalah Kepala Gereja
yang menghimpun kita sebagai anggota-Nya. Kristus adalah Raja atas segala kekuasaan
dan kerajaan dan negara di dunia.
Kita akan memasuki Masa Advent, masa penantian, dimana kita akan menantikan kembali
kelahiran Rex Pacificus atau Sang Raja Damai, bukan hanya sekedar anak kecil dari
Bethlehem. Sang Raja ini rela menyamakan diri-Nya sama seperti kita, bahkan merendahkan
diri-Nya sebagai hamba dan kemudian mati untuk kita, bukan hanya mati saja, tetapi mati
disalib, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, dan yang
ada di atas serta di bawah (Phil. 2:6-11).
Satu kritik yang perlu diperhatikan dari gerakan sekularisme terhadap praktek iman kita
adalah sifat ibadah kita yang hanya berhenti pada tingkat devosi dan tidak dilengkapi
dengan tindakan nyata untuk perduli terhadap keperluan sesama yang ada di depan
mata kita. Untuk yang satu ini tentu kita membenarkan kritik dunia sekuler. Kita lihat kembali
karya keselamatan yang Yesus hadirkan di dunia. Dia tidak beroperasi dari istana atau suatu
markas besar lengkap dengan fasilitas dan agen-agennya yang menyebar, tetapi sambil
berkeliling, Krsitus mengunjungi sesamanya, mengajar mereka, berdialog dengan mereka,
menyembuhkan mereka yang sakit bahkan membangkitkan yang mati. Melalui karya yang
demikianlah Kristus menguasai atau menundukkandan menaklukkan kita. Nah, sebagai
pengikut Kristus bukankah kita harus berbuat yang sama?
R, Wenz Eddie, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Senin 24 November 2014
Ada Keajaiban di Balik Memberi
Luk 21:4 Sebab mereka semua memberi
persembahannya dari kelimpahannya,
tetapi janda ini memberi dari
kekurangannya”
Peringatan Wajib
St. Andreas Dung Lac
Why. 14:1-3,4b-5;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Luk. 21:1-4.
Pertama kali melihat video ini, http://www.youtube.com/watch?v=cZGghmwUcbQ, saya
langsung tersentuh akan makna cerita di dalamnya. Saya lebih melihat pesan yang
terkandung di dalamnya secara “rohani”, sebab secara “duniawi”, pada ending cerita
ini menganjurkan kita untuk memiliki asuransi.
Video ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang memiliki kerelaan untuk memberi
apa yang ia miliki, kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan segala keterbatasan,
ia masih memberi tenaga dan sebagian uangnya, untuk membahagiakan orang
lain. Ia tidak memikirkan apa yang akan ia dapat kelak, tidak berharap juga supaya
bisa kaya atau semakin dikenal orang lain. Orang – orang yang melihat pemuda ini,
menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang sangat bodoh
sekali. Sudah dalam keadaan terbatas, masih mau saja membantu dan memberikan
sebagian yang ia miliki, untuk orang-orang di sekitarnya.
Di dalam Injil hari ini, Yesus melihat kerelaan seorang Janda miskin yang memberikan
persembahan, dari segala kekurangannya. Dalam keadaan hidup yang serba susah,
Janda itu masih mau mempersembahkan apa yang ia miliki – bahkan seluruh nafkahnya.
Hal ini bertolak belakang dengan apa yang diberikan oleh orang-orang kaya, yang
memberi dari segala kelimpahannya. Yesus lebih menghargai dan melihat ketulusan
hati Janda ini, di dalam memberikan persembahan di bait Allah.
Ketika kita dihadapkan dengan kejadian di atas, apakah kita masih berani untuk
memberi ? “Hidup untuk sendiri saja sudah susah, bagaimana harus berbagi dengan
orang lain, “begitu pikiran kebanyakan orang !!”. Sering kita dengar istilah “Power of
give” atau kekuatan dari sebuah tindakan memberi. Sesungguhnya lebih berbahagia
memberi daripada menerima, karena ada keajaiban dibalik “Memberi”, suatu rahasia
yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar. Jadi, mari kita belajar
untuk lebih sering memberi – daripada lebih banyak menerima !!
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Jeli mengetahui Tipuan Penyesat
Katarina dr Aleksandria,
Elisabet dr Reute
Why. 14:14-20;
Mzm. 96:10,11-12,13;
Luk. 21:5-11
Selasa 25 November 2014
Lukas 21:28 “Waspadalah, supaya
kamu jangan disesatkan. Sebab
banyak orang akan datang
dengan memakai nama-Ku...”
Di negara kita sedang demam orang muncul di berita TV karena mengubah
kepercayaannya. Tentunya orang itu sadar bahwa ia akan disanjung banyak
orang, secara ekonomi, tentunya akan makin terjamin, ketika dia mulai menjelekkan
kekristenan, khususnya nama Yesus.
Jauh sebelum hal ini terjadi, Tuhan telah menasihati kita lewat Injil hari ini. Bahwa
penyesat-penyesat sering muncul dan menarik perhatian duniawi. Tetapi kita harus
waspada dan tidak mengikuti mereka.
Karena itu, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu agar tidak tertarik dengan ketenaran
dan mungkin kekayaan yang diperoleh sesorang yang berani menghina Yesus.
Sebaliknya, jagalah hati dengan terus mendalami bacaan-bacaan Injil. Maka hati kita
akan makin dikuatkan untuk meneguhkan sesama kita yang mulai goyah, karena kita
akhirnya tahu bahwa jauuuuuh sebelum apa yang sedang kita saksikan, Tuhan sudah
menyampaikan dalam Firmannya.
Saya pernah bertemu dengan beberapa anak SD dan SMP tetapi bukan di Bali. Mereka
bercerita kalau sering diintimidasi bahwa mereka akan masuk neraka karena imannya.
Saya bertanya, ‘Apakah kamu yakin seperti itu?’ “Enggaklah” Jawab mereka. “Kan kita
beriman pada Allah yang Esa, Bapa Putra dan Roh Kudus. Kita pasti nanti masuk surga.”
“Amiiin” jawabku.
(Narita)
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Setiap Akhir adalah Awal yang Indah bagi orang Percaya
Rabu 26 November 2014
Leonardus a Porto Mauritio,
Yohanes Berchmans
Why. 15:1-4;
Mzm. 98:1,2-3ab,7-8,9;
Luk. 21:12-19.
Lukas 21:19 Kalau kamu tetap
bertahan, kamu akan memperoleh
hidupmu
Saya merefleksikan bacaan hari dengan kitab suci yang lengkap di mana setiap bab
ada judulnya. Bacaan pertama berjudul “Nyanyian mereka yang menang”, Mazmur
berjudul “Saat penyelamatan sudah dekat”, sementara bacaan Injil berjudul “Permulaan
Penderitaan”.
Ada dua peristiwa yang tengah saya jalani saat ini, adik Papa saya berpulang di usia 90
tahun, saya memanggilnya Aku (=Tante). Aku memiliki 12 anak, lebih dari 40 cucu tidak
termasuk cicit. Saat saya menceritakan kepada Mama bahwa Aku telah berpulang
sambil berpesan untuk tidak sedih dan mengikhlaskan, Mama berkata “Ya memang sih,
tapi sekarang tinggal saya dan Sekumu(adik Papa yang terkecil)”. Maksud Mama saya
di angkatan mereka, tinggal Mama saya dan Tante saya yang terkecil (dan suaminya)
yang masih hidup dalam keluarga besar kami.
Selain juga saya baru saja melepas pekerjaan full time saya yang saya jalani selama
lebih dari 3 tahun.
Dua peristiwa yang saya jalani mengacu kepada suatu kisah yang mencapai bagian
akhir.
Permulaan penderitaan adalah bagian awal dari kisah sengsara Yesus yang berakhir
di kayu salib. SengsaraNya adalah yang membawa keselamatan bagi kita. Di mana
Ia menang atas maut. Aku telah mengakhiri perjalanannya di dunia dan kini boleh
menikmati kebahagiaan di surga.
Kerja saya? Saya mengikuti misa harian pertama karena saya sudah tidak perlu
ngantor, ada rasa ketidakpastian tanpa pekerjaan tetap. Hati kecil saya berkata
“Adalah kebahagiaan manakala semua menjadi tak pasti, karena kini kamu tidak perlu
bergantung pada kekuatanmu, tapi kepadaNya : Sang Kepastian”
Di tembok kayu rumah tua Aku yang bercat hijau tertera huruf kaligrafi peribahasa Cina
yang tidak begitu bagus. Saya terharu, Aku menempelnya di dinding, karena sayalah
yang menulis dengan kemampuan yang pas-pasan. “Shuo hao hua, zuo hao shi, cun
hao xin, ri ri xing san hao, ren sheng gen mei hao” (Berkatalah yang baik, Berbuatlah
yang baik, Simpanlah hati yang baik, Tiap hari lakukan tiga kebajikan, Kehidupan umat
manusia akan lebih baik)
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Pernahkah anda diundang ke sebuah pesta?
Pesta St. Fransiskus, Antonius Pasani
Why. 18:1-2, 21-23; 19:1-3, 9a.
Mzm. 100:2-5.
Luk. 21:20-28
Kamis 27 November 2014
Why. 19:9a “Berbahagialah
mereka yang diundang ke
perjamuan Anak Domba”
Bayangkan anda diundang oleh sahabat atau kenalan anda untuk menghadiri sebuah
upacara atau pesta; entah pesta nikah, ulang tahun, kaul kekal, tahbisan. Sewaktu masih
kecil (usia sekitar 10 tahun), aku diajak oleh bapaku untuk menghadiri pesta nikah di salah
satu kampung di tempat asalku. Menjelang malam pesta, aku melihat banyak orang baik
orang dewasa maupun anak kecil berbondong-bondong ke tempat tersebut. Keceriaan dan
kegembiraan serta tawa-canda mewarnai mulai dari misa hingga dilanjuti dengan acara
ramah-tamah keluarga. Pengalaman pesta itu masih terekam di memoriku hingga saat ini.
Salah satunya adalah ketika dimulainya acara potong kue dan dilanjutkan dengan acara
tarian khusus untuk menghibur pengantin oleh beberapa pasangan anak muda. Semua
orang termasuk pengantin turut serta berdansa meski belum saatnya untuk acara bebas.
Sungguh saat itu adalah malam yang indah dan bahagia bagi semua orang, khususnya
pengantin yang merayakan pesta perkawinan mereka.
Dalam bacaan sebelumnya (beberapa minggu lalu), Tuhan Yesus berbicara tentang
Kerajaan Allah. Hari ini, kita dihadapkan dengan bacaan-bacaan yang mengisahkankan
tentang kapan dan apa yang hendak terjadi dengan dunia dan manusia nanti. Tuhan
Yesus menggambarkan tentang situasi yang akan dialami oleh bangsa Yahudi dan juga
bangsa yang tidak mengenal Allah (Babilonia). Entah bangsa yang mengenal Allah ataupun
yang tidak mengenal Allah, sama-sama mengalami penderitaan dalam hidup mereka. Tapi
keduanya berbeda dalam memandang dan menghayati kehidupan mereka setiap hari.
Akhir dari perjalanan hidup, mereka akan mendapat mahkota kehidupan yang berbeda.
Bagi bangsa yang mengenal Allah akan diundang ke perjamuan Anak Domba sementara
yang lain hanya menjadi penonton pesta perjamuan tersebut. Atau yang lainnya tidak
diundang untuk menghadiri pesta perjamuan Anak Domba, karena mereka bukanlah
domba-domba gembalaan-Ku.
Hari ini Gereja memperingati pesta St. Fransiskus-Antonius Pasani (Maaf orang kudus ini tidak
aku temukan dalam ensiklopedi para kudus) yang diundang oleh Tuhan Yesus untuk masuk
atau ikut-serta dalam perjamuan Anak Domba. Maukah kita mengikuti cara hidup kedua
santo di atas? Sehingga pada akhirnya, kita pun diundang dan turut-serta dalam pesta
Perjamuan Anak Domba bersama para malaikat dan semua orang kudus selamanya.
Fr. Anis, MGL.
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Kepastian itu adalah....
Jumat 28 November 2014
Luk 21:33 Langit dan bumi
Katarina Laboure, Yakobus dr
Marka, Maria Helena Stollenwerk
akan berlalu, tetapi perkataanWhy. 20:1-4,11 - 21:2; Mzm.
84:3,4,5-6a,8a; Luk. 21:29-33.
Ku tidak akan berlalu.
BcO Dan. 10:1 - 11:1
Saat membaca bacaan hari ini, pada ayat terakhirnya yaitu 33, saya teringat akan lagu
sekolah minggu yang syairnya sebagai berikut :
Biar bumi akan berlalu
Biar bulan tak bercahaya lagi
Biar langit akan bergoncang
Matahari tak bersinar lagi
Tetapi Tuhan Yesusku
Tak pernah ingkar janji
Semua yang difrimankanNya
Pasti akan digenapi
Lagunya riang dan enak didengar. Namun, dibalik lagu ringan tersebut, terkandung makna
besar, yang seringkali saya lupakan, yaitu “Tuhan Yesusku tak pernah ingkar janji”. JanjiNya
adalah ya dan amin. Bahkan, disaat bumi dan langit berlalu, firmanNya tetap ada. Firmannya
merupakan suatu kepastian.
Saya pernah mendengar satu kalimat dari seorang motivator bahwa “tidak ada kepastian di
dunia ini. Satu – satunya yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri”
Nah lho, jadi mana yang benar nih?
Keduanya benar, untuk konteks yang berbeda.
Kata – kata motivasi tersebut benar untuk konteks kehidupan duniawi. Memang segala
sesuatu senantiasa berubah. Kita harus bersiap – siap untuk suatu perubahan, yang mungkin
tidak nyaman. Namun disaat ketidakpastian mulai menimpa kita, ingatlah selalu bahwa
masih ada satu kepastian, yaitu Firman Tuhan, dimana di dalam FirmanNya, Tuhan senantiasa
menyertai kita sampai akhir jaman.
Bagi saya, ayat ke 33 ini merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan yang mengganggu
pikiran saya. Pastinya bukan suatu kebetulan, disaat saya membutuhkan jawaban, tiba – tiba
jawaban tersebut muncul dalam bacaan kali ini. Dan, munculnya jawaban ini, itupun juga
merupakan pembuktian tersendiri bahwa Dia selalu menyertai saya.
Syukur kepada Tuhan, melalui bacaan hari ini, kita kembali diingatkan, bahwa diantara
semua ketidakpastian, masih ada satu yang pasti, yaitu Firman Tuhan.
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
Berjaga-jagalah Senantiasa
Luk21:36: Berjaga-jagalah
senantiasa sambil berdoa, supaya
kamu beroleh kekuatan untuk luput
dari semua yang akan terjadi itu...”
Sabtu 29 November 2014
Peringatan Wajib Dionisius dan
Redemptus.
Why 22:1-7, mzm 95:1-2,3-5,6-7, Luk
21:34-36, BcO Dan: 12:1-13,
Dalam bacaan Inji hari ini Yesus kembali memberikan nasihat kepada para murid dan
sahabatnya tentang betapa pentingnya untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa.
Nasihat ini juga sangat berguna bagi kita yang hidup pada masa kini dimana kekuatan
jahat semakin meningkat dalam berbagai macam bentuknya.
Pertama : Yesus mengingatkan kita, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh
pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan......” (Luk 21:34).
Penekanannya adalah pada kata SARAT . Sarat itu berarti penuh/ berlebihan, yang
mengingatkan kita untuk tidak hanya mementingkan dan memburu hal-hal duniawi, entah
itu makan dan minum, kerja, cari uang, pesta-pesta atau yang lainnya. Menggunakan
sarana seperti hp, motor/mobil, televisi, dll tentu saja boleh tetapi jangan sampai kita tidak
bisa lepas dari alat-alat itu. Pesta jangan berlebihan, apalagi sampai berhutang untuk
pesta mewah demi gengsi dan supaya kelihatan ‘wah’. Kerja dan cari uang ya harus kita
lakukan sebab kita memang butuh uang untuk kehidupan sehari-hari, untuk membayar
biaya sekolah/kuliah anak, listrik, arisan, iuran dll. Namun, janganlah kita memforsir tubuh
dan pikiran kita, apalagi kalau hanya untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya.
Kedua :Kita juga dinasehatkan untuk berjaga-jaga sambil berdoa.
Ini berkaitan erat dengan yang pertama. Di satu sisi, berdoa dengan sungguh-sungguh
memerlukan keberanian untuk menarik diri dari kesibukan dan urusan-urusan duniawi. Di
sisi lain, doa dan relasi dengan Allah yang intim akan membuat kita lebih berhasil dalam
melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi yang seringkali membelenggu kita. Maka,
sungguh pentinglah doa. Itulah makanya, Yesus menekankan “Berjaga-jagalah senantiasa
sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu,
dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:36).
Berdasarkan injil hari ini, dan masa adven yang sudah di ambang pintu kiranya kita dapat
membuat beberapa niat yang dapat membuat kita “berjaga-jaga” serta lebih dekat pada
Tuhan. Setiap orang berbeda karena itu masing-masing dapat merenung dan dengan jujur
menentukan hal-hal yang akan dikurangi atau akan dilakukan, hal-hal yang menuntut sedikit
pengorbanan diri, memang tidak mudah tapi perlu, karena “berjaga-jaga” untuk yang
abadi.
Doa: Tuhan Yesus tolong kami untuk berani mengubah diri dan memangkas kesenangan
semu duniawi demi untuk “ berjaga-jaga” dan menyediakan lebih banyak waktu untuk
bersekutu denganMu , supaya kami jangan sampai terlena dan hanyut dalam alunan musik
dunia yang mempesona, tapi tetap terjaga, terpelihara dan terlindungi dalam naungan
dan bimbingan Roh KudusMu. Amin
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
Jangan Tertidur
Minggu 30 November 2014
Mrk 13:36,
“supaya kalau ia
tiba-tiba datang jangan kamu
didapatinya sedang tidur”
Hari Minggu Adven I
Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8;
Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19;
1Kor. 1:3-9; Mrk. 13:33-37.
Dulu, ketika saya masih di Jakarta bersama dengan para frater Serikat Xaverian, kami
pernah mengadakan dialog dengan agama Buddha. Kami memperkenalkan ajaranajaran Kristus yang tentunya berpusat pada mengasihi Tuhan dan sesama. Kemudian,
salah satu pembicara dari agama Buddha menyampaikan sesuatu hal yang membuat
saya terkejut dan mengangguk-angguk menandakan persetujuan.
Beliau mengatakan bahwa tidur terlalu banyak suatu kegiatan yang harus dihindari.
Tidurlah secukupnya dan jangan berlebihan. Orang yang tidur terlalu banyak mengarah
kepada kemalasan dan kemalasan hanya mengundang orang untuk berbuat dosa.
Waktu itu saya langsung teringat akan kisah raja Daud yang terjerumus ke dalam dosa
ketika dia bermalas-malasan dan terjatuh ke dalam dosa nafsu birahi dan pembunuhan.
Untuk mempersiapkan hari raya Natal, kita mempersiapkan diri selama empat minggu
yang dinamakan masa adven. Di dalam minggu pertama adven ini, khususnya pada
bacaan injil, Yesus mengajak kita semua untuk berjaga-jaga karena kita tidak tahu
kapan waktunya Tuhan datang, “supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu
didapatinya sedang tidur”.
Kalimat “Sedang tidur” begitu menghenyak hati dan pikiran saya. Di jalan-jalan, di
Australia, khususnya jalan tol ada kalimat seperti ini “micro sleep kills”. Artinya kalau
kita sedang menyetir dengan kecepatan 110km per jam, kita diajak untuk selalu
dalam kondisi yang sehat dan mata terbuka karena kalau kita ketiduran sedetik saja,
kemungkinan terburuk dalam hal kecelakaan akan mudah terjadi. Entah itu setir
oleng dan melaju di arah berlawanan ataupun menabrak pembatas jalan dan lain
sebagainya. Tentunya kita diajak untuk membuka mata kita lebar-lebar.
Masa adven adalah masa penantian dan kita diajak untuk selalu berjaga-jaga alias
janganlah sampai kita tertidur. Orang yang tidur terlelap akan mudah sekali diserang
oleh musuh karena orang tersebut tidak siap. Ketika orang tertidur pulas, orang tidak
berpikir dan badan benar-benar beristirahat. Inilah perumpamaan yang dipakai oleh
Yesus dalam kesiapan kita menghadapi musuh dalam bentuk apapun.
Apakah kita selalu siap sedia dalam hidup kita dan senantiasa berjaga-jaga?
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 60 / 2014
www.DOJCC.com
DOJ Roadshow Rosario Bulan Oktober
ke 9 tempat
Doa Rosario di Gereja FX
bersama Adorer
Celebration Meal DOJ
25 Oktober 2014
Bazaar
Aksi Panggilan
di Gereja FX
Misa Syukur Ultah
Perkawinan Pak Supardi
(orangtua Rm Vincent Widi, MGL)
Bazaar
Aksi Panggilan
di Gereja FX
Leader Meeting DOJ
di Wollongong Sydney
23 Oktober 2014
DOJ Conference
‘A Current of Grace”
24 - 26 Oktober 2014
di Wollonggong SYDNEY
Bersama Uskup Sydney
Mgr Peter Comensoli
Bersama Philip Ryall
Ketua DOJ Sydney South
Formation Teaching dan Sharing bersama Rm Vincent Widi MGL
mengenai Ekaristi
Rabu 30 Oktober 2014
Download