Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Terbuka Untuk UMUM Sharing Group sebulan 2 x Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll) Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 www.DOJCC.com Mari hadiri Misa Syukur Ulang tahun Buku Fresh Juice ke-5 dan Fresh Juice Audio yang ke-2 Jumat 14 November 2014 pk. 18.00 wita di Gereja Fransiskus Xaverius - Kuta dilanjutkan dengan Ramah Tamah di Basement Gereja FX (Dinner dan Juice segar) KEGIATAN DOJ Oktober 2014 Gathering di Bulan Oktober 2014 Wedding Anniversary Om Bambang dan Tante Flora Minggu 12 Oktober 2014 Mengunjungi Pak Raymundus ayah dari Bruder Martin Mengunjungi Pak Marianus Satpam Gereja FX Foto bersambung ke halaman 35 Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Hai.... Apa kabar? Tak terasa tahun 2014 cuma tinggal 2 bulan lagi.Akhir bulan ini kembali kita akan memasuki masa advent. Masa penantian akan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Masa menantikan kelahiran seringkali membuat tegang, kawatir, takut tapi bercampur senang dan bahagia. Kehadiran seorang bayi pasti membuat suasana yang baru, membuat komitmen yang baru bagi orang tuanya. Sosok yang dulu tidak ada, eh...tiba-tiba hadir setiap saat. Bagaimana dengan kelahiran Yesus dalam hidup kita? Mari persiapkan hati untuk memperbaharui komitmen kita. Membuang hal-hal buruk yang sering kita lakukan dan membuat suasana baru dalam hidup kita. Pada bulan ini juga Fresh Juice Buku dan Audio merayakan hari kelahirannya. Tepatnya pada tanggal 14 November 2014. Fresh Juice buku telah ada selama 5th. Sedangkan Fresh Juice audio menginjak usia ke-2. Sungguh ini merupakan suatu anugrah yang besar bagi komunitas DOJ. Karena dengan sarana-sarana ini kami bisa melayani dan mewartakan sabda Tuhan. Terima kasih buat semua yang sudah melayani, terima kasih atas komitmen dan kesetiaan teman-teman semua. Semoga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Tuhan. Salam Fresh Juice Nathasa Pemred Fresh Juice Lunas !! Sabtu 1 November 2014 Hari Raya semua Orang Kudus, Why 7:2-4,9-14; Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a Why 5:9 “Dengan DarahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah” Kapan Lunasnya ya? kira kira masih 6 tahun lagi. hihihi itulah yang selalu ada dipikiran saya, membayar hutang dari KPR rumah kami. Pusing kalo mikir hutang, karena saat saat tertentu pada saat bisnis seret, maka kita harus berpikir lebih lagi untuk mempersiapkan tagihan hutang tersebut sebelum jatuh tempo. Beruntung saya tidak memiliki hutang lain selain hutang rumah KPR, memang sih ada kartu kredit (baca kartu hutang) yang beberapa kali saya pakai, tetapi selalu saya bayar tepat waktu. Padahal banyak teman teman yang memberi nasehat untuk melakukan kredit bank(read hutang) untuk mengembangkan bisnis saya, karena banyak sekali teman teman yang berhasil(benar atau tidak) membuat perusahaannya menjadi lebih besar dari Kredit bank tersebut. Sedang Ayah saya selalu menasehati untuk hidup sederhana saja tanpa ada Hutang. Mungkin kalau saat ini saya sudah tidak punya hutang KPR hidup saya akan lebih nyaman karena pengeluaran hanya untuk biaya hidup sehari hari dan asuransi (serta tabungan), jadi memang terjerat hutang itu adalah hal yang tidak mengenakkan. Selain Hutang kita sering terjerat dengan dosa, baik dosa kecil yang sepele dan menjadi kebiasaan atau dosa besar. Dosa dosa ini juga yang berperan seperti hutang mengikat kita dari kebebasan kita. Tetapi kita memiliki Tuhan Yesus yang sudah mati di kayu salib dan menebus dosa kita. Why 5;9b mengatakan ‘ karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap tiap suku dan bahasa dan kaun dan bangsa’ Di surat tersebut mengatakan bahwa dosa kita sudah terbayar lunas oleh darah Yesus, maka pantaslah kita bersuka cita karena kita terbebas dari belenggu hal tersebut. Amin Pras Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 5 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Kematian Minggu 2 November 2014 Yoh 6:40 “...supaya setiap orang, yang PERINGATAN MULIA ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN melihat Anak dan yang percaya kepada 2 Mak 12:43-46.Mzm 130:1-2,3Nya, beroleh hidup yang kekal..” 4,5-6a,6-7;8.1 Kor 15:12-34. Yoh 6:37-40. Maksud Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Nya akan beroleh hidup yang kekal, tentulah orang itu tidak akan mengalami kematian, tapi hidup terus sampai akhir zaman,karena kematian adalah juga merupakan kehendak Allah. Kehidupan yang kekal menurut Dia tentulah ditujukan kepada mereka yang hidupnya dalam dunia ini penuh dengan kebajikan. Mencintai Tuhan, mencintai sesamanya seperti dia mencintai dirinya sendiri. Kalau dicermati ada 2 golongan orang yang sikapnya berbeda dalam menghadapi kematian. Orang yang biasa hidup nya bergelimang harta ,dan hidupnya dihabiskan dengan pesta pora tanpa peduli dengan sesamanya yang menderita, tentu akan berusaha hidup selama mungkin. Dan dalam menghadapi hari kematian yang pasti akan tiba, mungkin ada kecemasan dan ketakutan dalam jiwanya. Berbeda dengan orang yang cara hidupnya didunia berkenan di hati Tuhan.Kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Mungkin arwahnya hanya merasa sedih meninggalkan keluarganya yang sangat dicintainya. Karena kematian merupakan satu garis lurus yang tak pernah bisa kembali keawal seperti sebuah lingkaran, maka pertanyaannya adalah bagaimana cara kita mengisi hidup kita sehingga kita bisa menghadapi kematian itu bukan sebagai sesuatu yang menakutkan tapi justeru sebagai rahmat Tuhan. Seorang Romo bercerita bagaimana pengalamannya setiap minggu membawakan komuni kepada suami isteri yang begitu tenang menghadapi hari hari terakhirnya akan dipanggil Tuhan. Karena keadaan phisiknya dan kesehatannya yang kurang baik mereka tidak bisa lagi pergi kegereja menyambut tubuh dan darah Kristus dalam satu Perayaan Ekaristi Kudus. Setiap Senin mereka berpakain yang baik karena tahu bahwa seorang Romo, Prodiakon atau Suster akan membawakan hosti untuk mereka. Ketika di tanya bagaimana mereka bisa kelihatan hidup begitu bahagia, hanya berdua saja dirumah, mereka menjawab “Kami sudah sangat siap kalau sewaktu waktu dipanggil Tuhan. Kami bersyukur bisa selama ini hidup saling mengasihi. Mungkin kematian akan memisahkan kami untuk sementara, tapi kami yakin bahwa di alam kekal kami akan bersatu kembali”. Untuk kita yang menjadi pengikut atau murid murid Nya, tentu sudah tidak ragu lagi memilih jalan yang kita tempuh .Jalan yang mungkin bukan jalan mulus bertabur bunga , tapi justru jalan yang penuh duri rintangan. Untaian kata mutiara mengatakan”Kalau pada waktu lahir engkau menangis nyaring dan orang lain tertawa bahagia buatlah hidupmu sedemikian rupa , sehingga nanti pada waktu engkau meninggal,engkau tersenyum abadi tapi orang lain menangisimu”. Amin Iwan Setiawan. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 6 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Undangan Allah Martinus de Porres, Pius Campidelli, Rupert Mayer Flp. 2:1-4; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:12-14. Senin 3 November 2014 Lukas14:12 “...janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya” Melalui cerita perumpamaan yang diucapkan Yesus, kita sebagai orang kristen diingatkan untuk bersekutu bersama Allah dan saudara seiman, sama seperti orang-orang yang duduk semeja dan makan bersama. Di atas meja makan Allah memberikan rahmat kebaikanNya, yaitu : anugerah keselamatan, untuk dinikmati bersama. Kita tidak boleh mendahulukan kebutuhan dan kepentingan sendiri lebih dari pada saudara-saudara seiman. Di dalam persekutuan makan semeja dengan Allah tiap orang kristen berbagi kesenangan bersama saudaranya seiman, supaya ada keselamatan. Kita tidak boleh menyombongkan diri, karena kedudukan sebagai anak-anak Allah. Tidak boleh sombong rohani. Sebaliknya diajak untuk mewaspadai diri sendiri melalui pendengaran akan firman Allah. Tuhan Allah mengasihi kita, Dia mengutus hambahamba/pelayan-pelayanNya untuk memberitakan Injil keselamatan. Injil itu merupakan undangan Allah bagi kita yang sedang berada dalam belenggu dosa dan penderitaan. Oleh karena itu, janganlah mencari-cari alanan supaya tidak memenuhi undangan Allah. Selayaknya kita membuka telinga dan hati untuk mendengarkan suaraNya yang akan selalu membebaskan hidup dari penderitaan. SuaraNya adalah firman yang akan menuntun kita menuju rahmatNya. Yudi Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Tuhan itu adalah setia Selasa 4 November 2014 Luk 14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus Flp. 2:5-11; Mzm. 22:26b-27,2830a,31-32; Luk. 14:15-24 Dalam hal kita mengadakan suatu acara, kita pasti akan mempersiapkan acara tersebut dengan baik. Tentunya kita juga mengharapkan orang lain yang kita undang dapat ikut berpartisipasi dalam acara yang sudah kita persiapkan. Tentu kita akan merasakan kecewa kalau ada orang yang tidak bisa hadir ke acara kita tersebut. Walaupun mungkin alasan yang mereka kemukakan kepada kita cukup berasalan dan bukannya mereka sengaja tidak mau datang ke acara yang telah kita buat. Tetapi perasaan kecewa tersebut tetap ada. Demikianlah Tuhan Yesus yang mengundang kita untuk makin dekat dengan Dia, mengundang kita punya waktu dengan Dia, mengundang kita untuk memberikan prioritas kepada Dia. Betapa Tuhan Yesus kecewa kalau kita, umat-umat pilihan Nya menolak undangan tersebut. Banyak alasan yang kita jadikan untuk tidak menjawab undangan Tuhan Yesus. Ada yang sibuk dengan keluarga atau ada yang sibuk dengan pekerjaan. 1001 alasan kita jadikan untuk menolak undangan Tuhan Yesus yang kita pikirkan bahwa alasan itu adalah alasan yang cukup kuat. Tetapi sebenarnya kita tidak boleh menjadikan apapun itu sebagai alasan karena kita harus memprioritaskan Allah dalam hidup kita. Tuhan Yesus telah mengundang kita untuk semakin dekat dengan Dia, maka marilah kita menjawab panggilan Tuhan tersebut. Tentu sebagai manusia, kita lemah secara daging. Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar Roh Kudus sendiri yang membimbing kita untuk setiap langkah yang kita ambil dalam hidup kita. Agar apa yang kita lakukan bisa membuat kita semakin dengan dengan Tuhan Yesus. Amin. -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 8 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Kesempatan Kedua, Sekali Lagi Rabu 5 November 2014 Fransiskus de Campillas, Fransiska Lukas 14:27 Barangsiapa Ambosia, Guido M. Conforti tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Flp. 2:12-18; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 14:25-33. Di akhir buku saya, “God, Do You Speak English?” ,saya menulis tentang Kesempatan Kedua. Apakah Tuhan akan memberikan saya kesempatan kedua, sekali lagi? Ketika saya jatuh dalam dosa, dan diampuni, lalu saya berbuat dosa lagi. Masihkan Tuhan memberi saya kesempatan ke dua sekali lagi. Mungkin ini adalah yang ke sepuluh, bukan ke dua lagi. Saat menulis bagian tersebut, saya sedang terbaring pasrah, karena kecelakaan di Tajikistan yang membuat saya lumpuh. Walaupun saya pasrah, ada rasa takut di dalam hati kecil saya. Saya tidak bisa keliling dunia lagi. Saya tidak bisa lagi menjadi relawan yang masuk ke pelosok pelosok negara antah berantah. Padahal saya sangat menginginkan itu menjadi bagian dalam rencana hidup saya. Mungkin saya banyak berbuat dosa, sehingga Tuhan menghukum saya. Hari ini 2,5 tahun setelah saya kembali ke Indonesia, kondisi saya sudah jauh lebih baik, dan saya pun memberanikan diri untuk menjadi relawan kembali. Setelah proses panjang, minggu lalu saya mendapat kabar gembira bahwa saya diterima dan siap diberangkatkan bulan January 2015 mendatang. Rasa sukacita yang besar hadir di diri saya. Saya hampir lupa berdoa. Ah.. keterlaluan sekali. Kali ini saya akan dikirim ke Malawi, Afrika tenggara, untuk membantu narapidana di penjara Zomba. Kebahagiaan ini menjawab pertanyaan saya, apakah Tuhan memberi saya kesempatan ke dua, sekali lagi? Ya, sekali lagi. Bacaan hari ini menuliskan tentang siapa yang bisa mengikuti Kristus. Tuhan Yesus dengan tegas menyatakan, bukan mereka yang tanpa dosa, bukan mereka yang tidak pernah membenci keluarga atau temannya, tapi mereka (baca:KITA) yang berdosa. Mereka yang berdosa dan mengakui dosa mereka. Bersiap siap untuk membangun hidupnya kembali, tahu mengukur seberapa besar kemampuannya untuk menjalani hidup dengan akal yang sehat. Tuhan menjawab doa saya, dan memberi saya kesempatan kedua, sekali lagi. Tuhan juga akan memberi kesempatan kedua. Doa : Bapa yang maha baik, terima kasih atas kesempatan kedua yang kau berikan. Kesempatan kedua yang tidak habis habis kau berikan, walau kami terus berbuat dosa. Ampunilah kami orang berdosa ini. Bawalah kami dalam tangan kasihMu, agar kami bisa menjalani ini sebagai teladan dan berkat bagi orang lain. Amin Jeff Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Kamis 6 November 2014 Angel Maria Prat Hostench Flp. 3:3-8a; Mzm. 105:2-3,4-5,6-7; Luk. 15:1-10. Berdosa untuk Bersukacita Lk 15: 7 Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Paus Fransiskus belum lama ini menulis sebuah surat ensiklikal yang berjudul: Sukacita Kabar Baik Tuhan! (Evangelli Gaudium). Dia rindu melihat Gereja Katolik dan umat-umatnya hidup dalam sukacita. Menurut saya sukacita yang terbesar datang dari pertobatan. Wah kalau pertobatan membawa sebegitu besar sukacita, yuk mari kita semua berbuat dosa supaya bisa bertobat dan membawa sukacita!! Bagaimana menurut anda? Santo Paulus mengatakan TIDAK! (Rom 6:1) Sebenarnya kita tidak perlu mencari-cari dosa. Mungkin anda sudah sungguh-sungguh mematuhi sepuluh perintah Allah. Kalau begitu bagaimana dong? Konsep dosa bisa dilihat dari sisi hukum, artinya, siapa yang melanggar hukum Tuhan maka dia berdosa. Tetapi inti hukum Tuhan yang terutama tidak terletak pada sepuluh Perintahnya. Ini hanya batasan-batasannya. Ketika seorang Farisi bertanya kepada Yesus apakah hukum yang terutama, Yesus menjawab: Kasihlah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Mrk 12:30-31) Hukum Tuhan yang utama adalah hukum cinta kasih. Tuhan telah mencintai kita lebih dahulu, dan Dia mengundang kita untuk merespons dengan segenap akal budi, jiwa dan raga. Artinya kalau respons cinta kita kurang daripada yang maksimal, kita berdosa, kita tidak menggunakan segala milik kita. Contohnya, kasih Tuhan yang paling besar adalah dia rela mati untuk dosa dosa kita. Apakah diantara kita sudah mati untuk sesama kita? Pasti masih ada gap dimana kasih kita itu belum sempurna. Teman-teman terkasih dalam Kristus. Marilah kita mau berusaha dan terus disempurnakan dalam merespons cinta kasih Tuhan yang begitu besarnya untuk kita. Mari kita mau mengundang Roh Kudus sehingga kita bisa sadar akan kekurangan kita dalam mengasihi. Mari kita mau memanfaatkan sungguh-sungguh sakramen rekonsiliasi dimana kita bertemu dengan Kristus sang Maha Rahim dan menikmati kasih pengampunanNya. Kalau kita semakin sadar akan kebutuhan kita untuk menerima pengampunan Tuhan, saya yakin Gereja kita akan penuh dengan sukacita. Sungguh sukacita ini adalah sukacita surgawi dan kita gereja di dunia adalah bagiannya! Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 10 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Rumah kita sesungguhnya Assunta Pallota, Gratia dr Kotar Flp. 3:17 - 4:1; Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5; Luk. 16:1-8. Jumat 7 November 2014 Flp 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat Saat kelas 2 SMA, saya kehilangan sahabat dekat saya. Dia meninggal saat pulang dari mengajar sekolah minggu. Saat hendak pulang, di jalan tanjakan, sebuah truk yang tidak kuat menaiki tanjakan tba – tiba mundur dan menabraknya. Waktu itu saya tidak bisa percaya dan terus bertanya pada Tuhan kenapa dia harus dipanggil saat umurnya masih sangat muda. Disaat dia begitu menikmati masa mudanya. Dia termasuk atlet basket perempuan di sekolah saya yang diandalkan, pribadinya yang humoris juga membuat dia menjadi orang yang menyenangkan sehingga dia memiliki banyak teman. Karena kepergiannya, kakak laki laki nya memutuskan untuk batal masuk seminari, karena tidak mungkin meninggalkan ibunya seorang diri, karena ayahnya sudah berpulang beberapa tahun sebelumnya. Sampai saat ini 9 tahun berlalu saya juga masih belum mengerti maksud Tuhan memanggilnya pulang saat itu. Tapi saat saya membaca buku tentang tujuan hidup kita di dunia ini, saya pelan - pelan menyadari bahwa satu – satunya yang paling tahu kenapa kita ada di dunia ini dan masih hidup sampai sekarang ini adalah yang menciptakan kita, yaitu Tuhan sendiri. Dan sebuah kalimat “Tuhan memanggil kembali pulang anak yang dikasihiNya saat waktunya tiba” menyadarkan saya bahwa rumah saya sesungguhnya adalah bersama Tuhan, dimana Tuhan berada, disitulah seharusnya juga saya. Sebuah rumah pastilah tempat yang selalu kita rindukan, apalagi rumahnya Tuhan yang menjanjikan keselamatan dan hidup kekal. Mungkin suatu saat saya akan menemukan jawaban tentang rencana Tuhan dibalik kisah meninggalnya teman saya, atau mungkin juga tidak. Tapi saya percaya teman saya sudah kembali ke tempat dia berasal, kembali ke rumahnya sendiri. Maia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 jamahan Kasih Tuhan Sabtu 8 November 2014 Plp. 4:10, 13 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Elisabet dr TritunggalFlp. 4:10-19; Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9; Luk. 16:9-15. Beberapa wakatu lalu ada seorang frater datang kepadaku. Nama frater itu Mikhael (bukan nama asli). Dia menceriterakan pengalamannya di dalam komunitasnya. Dia mengalami banyak sekali tantangan dan persoalan. Tantangan yang waktu itu dia rasakan dan pikirkan adalah dari pemimpin biaranya. Dia merasa selalu dikontrol, dicek apa yang ia perbuat dan ke mana dia pergi dan di mana dia berada. Suatu ketika dia bertanya di dalam hatinya, “Apakah perasaanku ini benar bahwa aku selalu diikuti oleh pemimpinnya. Dia berdoa memohon rahmat kekuatan untuk dapat bertemu dan berbicara dengan pemimpinnya tentang pengalamannya itu. Ketika Mikhael menceriterakan pengalamannya itu. Pemimpin juga menceriterakan apa yang sebenarnya terjadi. Pemimpin mengatakan bahwa, dia selalu ragu untuk mendekatkan diri dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Mikhael. Namun tidak punya wantu dan kesempatan. Pemimpin itu mengatakan bahwa dia akhirnya cemas tentang Mikhael. Setelah mendengar itu, Mikhael diliputi suka cita yang mendalam. Dia merasakan kasih dan jamahan Tuhan. Dia merasa sungguh dikuatkan dalam menjawabi panggilan Tuhan. Ini adalah luapan perasaan yang kita dengarkan hari ini lewat bacaan pertama. St. Paulus mengekspresikan perasaan yang dia alami ketika menulis surat ini kepada jemaat di Pilipi. Dia bersuka cita atas dukungan dan perhatian yang dia peroleh dari jemaatnya itu. Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Dia percaya bahwa dukungan, kekuatan dan semangat yang ia peroleh adalah datangnya dari Tuhan sendiri lewat hamba Tuhan di Filipi. St. Paulus dapat merasakan dan menikmati saat rahmat in karena dia berusaha untuk mendekatkant diri dengan jamahan Tuhan. Dia berusaha untuk selalu merasakan kekuata Tuhan di dalam hidupnya, lewat perantaraan orang-orang di sekitarnya. Dia juga mampu merasakan hal itu dengan adanya keterbukaan nya untuk mendengarkan orang lain. Dia berusaha untuk melihat dan mengalami kuasa Tuhan lewat orang lain. Tuhan selalu memberikan kita saat indah bersamaNya lewat pengalaman diri kita sendiri atau lewat kehadiran orang lain. Karena itu, kita harus terbuka untuk mensharingkan pengalaman dengan orang lain. Kita harus bersedia meneriman dan mendengarkan pendapat orang lain. Dengan itu kitia harus mempunyai kesediaan untuk menghargai orang lain danmenyadari kelebihan dan kekurangan orang lain. Dengan kesediaan itu, kitia akan sungguh merasakan kuasa dan jamahan Tuhan seperti Mikhael di dalam ceritera tadi. Doa: Tuhan Yesus, berikanlah aku kelembutan hati seperti hatiMu untuk dapat menerima sama saudara dan saudari ku. Karena merekalah utusanMu di dalam hidup ku. Amin Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 12 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Gereja Minggu 9 November 2014 Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran Yeh. 47:1-2,8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,89; 1 Kor.3:9b-11,16-17; Yoh. 2:13-22 Yoh. 2:16 “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan“ Gereja Basilika St Yohanes Pembaptis Lateran adalah Gereja Kathedral Uskup Roma. Gereja ini adalah Gereja pertama yang dibangun oleh Kaisar Konstantinus, setelah ia mengumumkan bahwa Agama Kristen adalah agama wajib dalam Kekaisaran Romawi (Edict Milan, 313). SelanjutnyaBasilika Lateran ditahbiskan oleh Paus Sylvester pada tahun 324, dan kemudian Gereja Basilika Lateran dihormati sebagai kepala dan ibu seluruh Gereja di Roma dan di seluruh dunia atau Omnium urbis et orbis ecclesiarum mater et caput, dan kita merayakannya sebagai tanda hormat dan persatuan kitia dengan Tahta St Petrus sebagai Uskup Roma. St Fransiskus dari Assisi mempunyai kisah tentang „membangun“ Gereja. Pada awal pertobatannya St Fransiskus berdoa di hadapan salib San Damiano yang Gerejanya memang sudah tua dan reot. Ketika sedang berdoa di hadapan salib di dalam Gereja itu, St Fransiskus seolah mendengar Yesus bersabda „bangun kembali Gereja-Ku“ kemudian perintah ini diartikan secara harafiah, sejak itu St Fransiskus mulai mengemis batu dari tiap penduduk kota. Setiap hari dia mengumpulkan batu-batu untuk membangun kembali Gereja yang hampir roboh itu sampai selesai. Ketika Gereja itu selesai St Fransiskus kemudian baru paham yang dimaksud Tuhan bukan membangun Gereja hanya secara fisik saja tetapi juga secara spiritual. Maka dari itu muncullah gerakan Fransiskan, gerakan untuk hidup sederhana dalam kegembiraan, mengembalikan identitas Gereja yang sederhana tetapi membawa kegembiraan, kebahagiaan dan keselamatan kepada dunia. Sama seperti Kristus sendiri yang datang ke dunia dalam kemiskinan di palungan, berkeliling mengajar, menyembuhkan dan menguatkan orang tanpa punya istana atau rumah tinggal, kemudian mati dalam kemiskinan salib. Dari kemiskinan Kristus itulah keselamatan dari Allah hadir di dunia. Dari kemiskinan Kristus itulah kita bisa melihat dengan jelas siapa Allah kita sebenarnya. Dari kemiskinan Kristus itulah kita menjadi tidak takut dan tidak putus asa ketika kita tidak punya apa-apa, karena kita diajar untuk hanya berpegang pada Tuhan saja, solo Dios, basta begitu kata St Teresa dari Avila. Ketika kita merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran ini, kita tidak merayakan kemegahan gedungnya, tetapi kita mengingat kembali bahwa untuk pertama kalinya kita bisa terang-terangan merayakan Ekaristi tanpa takut dikejar-kejar atau dibunuh. Gedung Gereja yang megah adalah simbol kebebasan anak-anak Allah untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Ketika sebuah Gereja selesai dibangun kita merayakan anugerah kebebasan hingga mampu merayakan Ekaristi dalam damai, semoga damai itu bisa kita bagikan juga untuk sesama di sekitar kita. Kita tidak menjual kedamaian, kasih dan pengampunan, tetapi kita membagikannya. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Senin 10 November 2014 Teguran kasih dan pengampunan Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Peringatan Wajib St. Leo Agung Tit. 1:1-9; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 17:1-6. Menegur atau memberi kritikan kepada seseorang, masih merupakan hal yang jarang berani di lakukan oleh orang-orang di Indonesia pada umumnya. Berbeda dengan budaya barat, di mana berbicara secara terus terang dan di hadapan orang yang bersangkutan langsung, menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Orang itu mau menerima, marah, ataupun kecewa, semua terjadi detik itu dan selesai saat itu juga. Tidak ada lagi pembicaraan di belakang hari. Saya dan anda acapkali sering, melakukan malahan yang bertolak belakang dengan hal di atas. Betul ??? Budaya timur memang masih memegang teguh asas “sungkan”, takut menyinggung orang lain, atau membuat orang yang kita kasih saran / kritikan menjadi marah / tersinggung dengan ucapan kita. Sebenarnya kita sudah tahu apa yang dilakukan oleh teman atau saudara kita adalah sesuatu yang keliru, tetapi karena beberapa hal di atas, kita mengurungkan niat untuk menegurnya. Hari ini bacaan Injil berbicara mengenai Yesus yang memberikan beberapa nasehat kepada murid-murid-Nya. Salah satunya adalah nasehat untuk menjaga diri agar tidak jatuh dalam dosa atau kesalahan, dan memberikan pengampunan kepada mereka yang sudah menyadari dan menyesal atas kesalahan mereka. Nasehat Yesus ini juga hendaknya mampu kita praktikkan dalam kehidupan sehari – hari sebagai anak-anak Allah. Berbicara memang mudah, hanya untuk melakukannya membutuhkan jiwa yang besar dan sikap kerendahan hati. Ketika kita sudah tahu bahwa perbuatan itu mengakibatkan dosa, maka hendaknya kita menjauh. Apabila sudah lepas dari godaan untuk berbuat dosa, selanjutnya kita mencoba mengingatkan teman atau saudara kita, supaya tidak jatuh ke dalam kesalahan dan pencobaan yang sama. Terakhir, tetapi menjadi pesan yang paling penting dalam Injil hari ini adalah pengampunan yang kita beri kepada mereka yang menyesal dan mengakui kesalahannya. Bapa di surga saja maha pengampun bagi kita umat-Nya, maka sudah selayaknya pun kita menjadi orang yang penuh rahmat pengampunan, kepada mereka yang telah bersalah kepada kita. HILDA Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 14 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Berhubungan dengan orang yang tepat Selasa 11 November 2014 Peringatan Wajib Mzm 37 : 23 “Tuhan menetapkan St. Martinus dr Tours Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:34,18,23,27,29; Luk. 17:7-10. langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya “ Tujuan hidup kita terlalu luar biasa untuk dicapai dengan kekuatan sendiri. Tuhan telah mengatur pendukung-pendukung untuk memasukkan iman kedalam diri kita. Dia telah menempatkan orang lain dalam jalur kita untuk menginspirasi, menantang, serta menolong kita untuk bertumbuh dan mencapai impian kita. Tetapi beberapa orang tidak pernah mencapai potensi tertinggi mereka karena mereka tidak pernah jauh dari orang-orang yang salah. Tidak semua orang dapat pergi ke tempat Tuhan sedang membawa kita. Berhubunganlah dengan orang-orang yang memahami tujuan hidup anda, teman-teman yang menghargai keunikan anda, pendorong semangat yang dapat memanggil keluar dari diri anda benih-benih baik itu. Kita tidak memerlukan orang-orang yang menjatuhkan kita, yang memberitahukan anda apa yang tidak dapat anda capai, dan tidak pernah mendukung bahkan ketika anda berhasil. Jika kita menyingkirkan orang-orang yang negatif dari kehidupan kita, maka Tuhan akan membawa orang-orang yang bersikap positif sebagai gantinya. Mereka akan mendukung anda, memberikan ide bahkan akan menghubungkan anda dengan orang-orang yang mereka kenal. Mereka akan mendorong anda untuk melangkah lebih jauh dan berbahagia jika anda berhasil Mereka tidak akan mengubah anda untuk menjadi seseorang seperti yang mereka inginkan, tetapi lebih suka menghargai dan menolong anda untuk menjadi seperti yang Tuhan ciptakan. Waktu kita hidup ini sangatlah singkat dan berharga. Kita memiliki tujuan hidup yang harus digenapi. Kita harus mengisi lingkungan kita dengan orang-orang yang memiliki visi, iman dan semangat. Tuhan telah mengirimkan orang-orang itu ke pintu anda. Biarkanlah mereka masuk, besi menajamkan besi, demikan manusia menajamkan sesamanya. Belum terlambat... Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Membalas Kebaikan Tuhan Rabu 12 November 2014 Luk.17:18 “Dimanakah yang Sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” Peringatan Wajib St. Yosafat Tit. 3:1-7; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Luk. 17:11-19 Sewaktu saya pertama kali datang ke Bali, wkt itu saya tidak memiliki apa apa. Saya datang dengan sekoper baju, dan sekardus buku buku. Saya mendapat pekerjaan baru dengan fasilitas mess sebagai tempat tinggal serta motor sebagai sarana transportasi. Lumayan lah.. setelah 4.5 tahun bekerja di Jakarta, tinggal di kost, skarang saya diberikan mess dan motor, cukup untuk mengirit pengeluaran hidup saya. Tinggal di mess kurang lebih 3 tahun, saya memutuskan kost, karena menginginkan privacy di ruangan sendiri. Dua tahun berada di kost, suatu saat, saya menatap langit langit kamar saya, dan mulai berpikir… Tuhan, sampai kapan saya akan seperti ini, tinggal di kost sebagai anak perantauan selama berapa tahun. Sejak kuliah di Jogja, kerja di Jakarta, dan sekarang di Bali, sudah lebih dari 10 tahun saya di kost. Saat itu, ada sebuah gerakan dalam hati dan teriakan, ayo bergerak, jangan terus di comfort zone saja. Berbekal tabungan dan keberanian, saya memutuskan membeli sebuah rumah. Nekat? Iya, saya nekat, jika tidak nekat, 10 tahun kedepan pun saya akan seperti itu di sebuah kamar kost. Dan hari ini, saya sudah tidak lagi menatap langit langit kamar kost, tapi langit langit rumah sendiri. Indahnya …. Trima kasih Tuhan. Setiap mengingat kesusahan di masa lalu, dan melihat sejauh apa langkah saya di hari ini, selalu memunculkan perasaan syukur atas berkah yang rasanya tidak akan pernah habis dalam hidup. Sampai kemudian sebuah pikiran lagi muncul saat menatap langit langit kamar saya.. apa yang harus saya lakukan sebagai ungkapan trima kasih saya kepada Tuhan.. Selama ini sebagai seorang katolik, saya biasa saja. Ya, biasa.. setiap minggu saya biasa menghadiri ekaristi. Setelah ekaristi, pulang tidur atau main main ke mal. Suara hati berkata, ini kah caramu membalas kebaikan Tuhan ? Cukupkah dengan seminggu sekali ekaristi. Seperti tertampar, saya merasa seperti 9 orang yang sudah disembuhkan Yesus, yang tidak kembali dan memuliakan Allah. Apa bedanya saya dengan mereka ? Saya belum memuliakan Allah melalui hidup dan pekerjaan saya. Saya masih biasa saja. Dari jaman saya ngekost sampai memiliki rumah, saya tetap biasa saja, ke greja seminggu sekali. Hati berkata, ini tidak benar. Saya memutuskan harus melakukan hal lain, saya harus berkomunitas. Saya yakin, dengan berkomunitas, bersama kami mampu melakukan pekerjaan pekerjaan sebagai perpanjangan tangan Tuhan menyentuh setiap hati dan jiwa. Bila sendiri, daya dan kemampuan saya terbatas. Beda hal nya dengan bersama sama dalam komunitas. Maka mulailah hari hari saya diwarnai pelayanan kepada Tuhan dan sesama melalui komunitas DOJCC ini. Saya ingin berterima kasih dan memuliakan Allah melalui karya dan pelayanan. Bagaimana dengan anda…? Seperti apakah membalas kebaikan Allah bagi mu… Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Kerajaan Allah Stanislaus Kostka Flm. 7-20; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Luk. 17:20-25. Kamis 13 November 2014 Luk. 17:21 “Sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu” Kutipan ayat kitab suci di atas, mengingatkan pengalamanku ketika duduk di bangku sekolah menegah umum beberapa tahun yang silam. Saat itu, temanku menanyakan kepada guru agama yang mengajar kami kala itu. Kita diajarkan oleh Tuhan Yesus untuk berdoa, “Bapa kami yang ada di surga”. Lalu pertanyaannya, “di manakah surga?” Jawaban yang diberikan oleh guru agama pada saat itu bahwa “surga bukanlah tempat tapi suasana atau keadaan di mana manusia mengalami kebahagiaan bersama Allah”. Meski jawaban tersebut tidak memuaskankan rasa ingin tahu kami saat itu, tapi setidaknya dari segi iman dapat diterima dan dipahami oleh teman-teman. Bacaan hari ini, khususnya dalam Injil, Tuhan Yesus dihadapkan dengan pertanyaan mengenai “kedatangan kerajaan Allah” oleh orang-orang Farisi. Berhadapan dengan pertanyaan tersebut, Tuhan Yesus sangat jelas dalam jawaban-Nya. Ia merespon dengan mengatakan bahwa, “sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk. 17:21). Dalam jawaban itu, Tuhan Yesus mau mengatakan bahwa inilah saatnya ketika Dia sedang berbicara dengan mereka pada saat itu. Dengan kata lain, Ia adalah kerajaan Allah itu sendiri. Karena dalam hidup pewartaan-Nya adalah tentang kasih Bapa-Nya bagi setiap orang. Setelah saya merenungkan ayat kitab suci yang dikutip di atas, ternyata kerajaan Allah bukan hanya terjadi atau datang pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Hal ini kita daraskan dalam doa “aku percaya”. Tapi juga bahwa kerajaan Allah itu datang atau hadir ketika di sana ada saling mengasihi di antara kita dalam kehidupan dan pelayanan sehari-hari. Hari ini, Gereja sejagat memperingati pesta St. Stanilaus Kostka, Fransika Cabrini atas kesaksian hidup iman mereka dalam melakukan kehendak Bapa di Surga yang diperintahkan oleh Sang Guru Ilahi kita semua pada saat mengadakan Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya. St. Stanilaus adalah novis Jesuit yang menjalani masa novisiatnya dengan sangat setia. Ia berjalan kaki dari Wina ke Roma sewaktu musim dingin. Ia meninggal di Roma sebagai Novis pada hari pesta kenaikan Bunda Maria sesuai dengan permohonan dalam doanya. Apa niat dan wujud nyata saya dan anda dalam merespon pesan dan ajaran Tuhan Yesus hari ini. Semoga dengan teladan hidup atau kesaksian iman St. Stanilaus Kostka, Fransika Cabrini menguatkan saya dan anda untuk menghadirkan kerajaan Allah di mana pun kita berada kini dan selamanya. Fr Anis Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Letting GO, Letting GOD Jumat 14 November 2014 Luk 17:33 Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli 2Yoh. 4-9; Mzm. 119:1,2,10,11,17,18; Luk. 17:26-37 Meresapi ayat rhema diatas mengingatkan saya pada Bapak PC Arwianto (Salatiga) yang selalu mengajak saya dan istri untuk menjalani Meditasi Kristiani. Sebagai pasangan muda, kami berada dalam fase yang sangat idealis dalam “memelihara nyawa”. Contohnya saja, sangat susah di zaman dengan tuntutan seperti sekarang ini, untuk memberikan waktu kami datang pada Tuhan. Kalau saja bisa dibuat 1 hari itu 48 jam, mungkin boleh dech kami berkomitmen untuk datang padaNya. Tetapi pemikiran bahwa waktu 24 jam sehari itu tidaklah cukup, apalagi jika harus ditambah waktu untuk datang dan berjalan bersamaNya ternyata hanya menjadikan kami selalu berada dalam situasi kelelahan, tergopoh-gopoh dan selalu berkekurangan waktu. Kami dengan sekuat tenaga memelihara waktu kami, ternyata malah kehilangan waktu kami. Melepaskan seringkali terasa menakutkan. Melepaskan disini berarti melepaskan kendali. Tidak seorang pun ingin berada di luar kendali. Tapi toh nyatanya kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatunya. Kita tidak dapat mengontrol hasil akhir. Mempercayai Allah berarti melepaskan. Hasilnya adalah di tangan Tuhan. Tuhan tahu setiap situasi, kebutuhan dan apa yang ada di hati kita. Semakin cepat seseorang mampu melepaskan dan tidak terikat serta membiarkanNya menangani tantangan atau masalah, semakin cepat kita akan merasa lebih ringan. Berusaha untuk lebih mengenalNYa dan melakukan kehendakNya adalah kebahagiaan paling sempurna dan jaminan keselamatan kita. Amin. Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Berdoa dengan Tiada Jemu Albertus Agung, Magdalena Norano 1 Yoh 5-8, Mzm: 112:1-2,3-4,5-6, Luk 18:1-8 Sabtu 15 November 2014 Luk 18:7:” Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepada-Nya? Sebagai manusia kita cenderung mudah putus asa dan tidak sabar menantikan jawaban doa kita. Itulah sebabnya Yesus dalam Injil hari ini mengajar kita untuk berdoa tiada jemujemunya. Kita wajib berdoa setiap hari dan setiap saat, karena jika tidak, kita tidak akan memiliki hubungan harmonis dengan Bapa. Kadangkala kita kecewa dan kehilangan semangat, kita berpikir seolah-olah doa kita tidak akan didengar Bapa. Sorga nampak seolah-olah mempunyai pintu baja yang menghalangi doa kita mencapai Allah. Tetapi Yesus menghendaki kita senantiasa berdoa sekalipun belum ada tanda-tanda jawaban atas doa kita. Jika kita menyerahkan hidup dalam tangan Yesus, Bapa kita bukan hanya mendengar doa-doa kita, tetapi Ia juga akan menjawab doa-doa kita seperti yang tertulis dalam injil Luk 18:7 diatas. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” Allah Bapa kita tidak berlambat-lambat dalam membalas doa kita, tetapi kitalah yang harus bersabar dan belajar menerima segala sesuatunya sejalan dengan rencana dan jadwal Allah. Sesungguhnya apa yang kita butuhkan telah tersedia, tetapi hal itu akan dinyatakan kepada kita pada waktu yang tepat. Segala sesuatu membutuhkan waktu untuk menghasilkan misalnya ketika kita menabur benih, benih itu tidak bertumbuh dalam waktu semalam; ia membutuhkan waktu beberapa hari untuk tumbuh. Dan kita akan menuainya setelah beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kemudian. Demikian juga dengan doa-doa kita. Kadang kita harus berdoa untuk jangka waktu yang lama baru kita dapat menikmati hasilnya. Jadi jaangan pernah tawar hati dalam berdoa kepada Tuhan karena Dia mengetahui hal yang sangat kita perlukan. Jadi barangsiapa belum juga menerima jawaban atas doa-doanya, bersabarlah dan nantikanlah waktuNya. Mungkin Ia menghendaki kita membuktikan kesetiaan dan kesabaran kita dalam masa-masa kesukaran. Atau mungkin saja Dia ingin membangun karakte kita melalui ujian yang dhadapi sehingga kita memiliki karakter seperti yang di kehendakiNya untuk bersiap menerima permohonan kita. Bagi Allah setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya, jadi jangan pernah putusasa bahkan sampai berhenti berdoa. Doa: Bapa yang Mahapengasih, tambahkanlah imam kami, agar kami tetap setia dan percaya kepadaMu dan tidak pernah putus berdoa walaupun permohonan kami belum dikabulkan dan doa kami tampaknya seperti sia-sia . Amin. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Orang Biasa dan Berkecukupan Minggu 16 November 2014 Mat 25:22, “Tuan, dua talenta Ams. 31:10-13,19-20,30-31; Mzm. 128:1-2,3,4-5; 1Tes. 5:1-6; Mat. 25:14-30 tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.” Mungkin sudah beribu-ribu kali kita membaca dan merenungkan perumpamaan tentang talenta. Seorang tuan memberikan 5 talenta kepada orang yang pertama, 2 talenta kepada orang yang kedua dan satu talenta kepada orang yang terakhir. Orang yang pertama diberi “paling banyak” dan orang yang terakhir diberi “paling sedikit”. Seperti yang kita ketahui, orang yang menerima 5 talenta menghasilkan 5 talenta, sedangkan orang yang menerima satu talenta hanya pergi menguburkan talentanya tersebut sehingga tidak menghasilkan apa-apa. Mungkin kita sering memfokuskan kepada orang yang menerima satu talenta. Tapi hari ini, dalam renungan kali ini, saya terdorong untuk orang kedua yang menerima 2 talenta. Mengapa demikian? Karena orang kedua ini tidak menerima banyak, dan tidak menerima sedikit alias pas-pasan lah. Kalau mau diibaratkan dengan dunia sekarang, tidak terlalu kaya, juga tidak terlalu miskin. Tidak terlalu tampan/cantik, tapi juga tidak terlalu jelek-jelek wajah yang dimiliki, alias biasa-biasa saja. Menjadi “orang biasa” sebenarnya sangat membahagiakan. Seperti perumpamaan orang yang menerima dua talenta, dia tetap menghasilkan dua talenta dan tidak menggerutu karena tidak diberikan lima talenta. Dia tetap bersyukur dan bertekun dalam dua talenta yang dipercayakan kepadanya sehingga tetap menghasilkan. Menjadi orang “biasa” adalah orang yang berkecukupan alias selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya dan tidak meminta lebih. Ingat saja doa Bapa Kami ketika kita berdoa, “berilah kami rejeki pada hari ini” atau berilah kami rejeki secukupnya. Orang biasa adalah orang yang meminta cukup, dan tidak meminta lebih. Memerlukan kebutuhan-kebutuhan yang cukup saja dan tidak melimpah. Salah satu yang menjadi kunci dari orang yang menerima dua talenta dan juga tentunya orang yang menerima lima talenta adalah KETEKUNAN. Ketekunan adalah sebuah rahmat yang bisa kita minta dari Tuhan. Ketekunan dalam usaha, ketekunan dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup dan lain sebagainya. Orang yang tekun adalah orang yang tidak pantang menyerah, tetapi selalu mencari alternative atau jalan lain dalam memecahkan persoalan. Bagaimana dengan anda? Berapa talenta yang Anda terima dalam hidup, tidaklah menjadi masalah, yang jelas bagaimana kita bertekun dalam mengolah dan mengembangkan talenta kita masing-masing. Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Berilah supaya aku melihat Senin 17 November 2014 Luk. 18:43 “… seketika Peringatan Wajib St. Elisabet dr Hungaria Why. 1:1-4; 2:1-5a; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 18:35-43. itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia dan memuliakan Allah” Ada satu kesan spesial yang mungkin muncul setiap kali kita membaca kisah Yesus menyembuhkan seorang buta. Setelah beberapa kali berseru “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” dengan suara yang semakin keras, Yesus berhenti, mendekati dan bertanya kepada orang buta itu “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat kepadamu?” dan ia menjawab “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”. Diantara banyaknya keinginan yang mungkin ada di dalam hatinya, orang buta itu memilih yang tepat dan utama, yaitu penglihatan. Dialog singkat antara Yesus dan orang buta mengantar kita untuk masuk dalam pengalaman iman kita. Banyak kali mungkin kita berseru kepada Yesus, memohon belas kasihan-Nya, tetapi tidak mendapatkan tanggapan seperti yang Ia berikan pada orang buta itu. Kita barangkali mendengarkan pertanyaan yang sama dalam hati “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat kepadamu?”, tapi hati kita yang penuh dengan bermacam keinginan yang muncul tidak mampu membuat satu pilihan untuk disampaikan pada Yesus. Mungkin kita lalu membuat daftar panjang yang berisi permohonan kepada Yesus, tanpa tahu apa yang terutama yang kita butuhkan. Dalam hal ini kondisi hati kita tidak jauh berbeda dengan orang buta itu, memiliki mata tetapi tidak dapat melihat. Kemampuan melihat yang kita miliki dapat kita cermati dalam perilaku hidup kita. Saat kita bekerja, misalnya, tanpa kenal waktu, tampaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi kenyataannya hasil yang kita peroleh tidak pernah memuaskan hati dan mencukupi kebutuhan hidup. Bila kita terlibat dalam pelayanan, begitu aktif hingga lupa waktu, keluarga menjadi tersisihkan, karena ingin menunjukkan semangat pelayanan yang dimiliki dibalik keinginan untuk membuktikan kapasitas pribadi. Jawaban orang buta kepada Yesus hendaknya menjadi permohonan kita kepadaNya: “Tuhan, berilah supaya aku dapat melihat”. Bila kita memohon dengan penuh iman, kepada kitapun akan diucapkan sabda yang didengar oleh orang buta itu “Melihatlah engkau”. Dan terang yang Allah anugerahkan akan mengubah perilaku dan memampukan kita melangkah mengikuti Dia dengan setia. Sr. M. Benedicta, OSB. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Mengenal secara Pribadi Selasa 18 November 2014 Luk 19:5 “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang dirumahmu.” Grimoaldo Santa Maria, Philippine Duchesne, Salomea. Wahyu 3:1-6, 14-22 ; Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab, 5 ; Luk 19:1-10 Dulu ada sebuah kalimat yang tidak pernah saya ucapkan pada siapapun, juga tidak pernah saya dengar dari siapapun, baik orang tua, suami, anak maupun teman. Saya biasa menggunakan dan mendengar dari orang lain kata sayang, suka ataupun dalam Bahasa Inggris I love you, tetapi tidak kalimat “aku mencintaimu”. Rasanya terdengar aneh / menggelikan mendengar kalimat “aku mencintaimu”. Tiga tahun yang lalu, saya mengikuti Persekutuan Doa. Saat penyembahan, saya merasa begitu berdosa, begitu tidak layak dihadapan Tuhan. Tanpa bisa saya tahan, saya menangis dengan perasaan menyesal, takut, juga khawatir akan ke tidak pantasan saya. Disaat saya sibuk menangis, saya seperti mendengar suara yang muncul tiba-tiba, berkata “Aku mencintaimu”. Suara itu seperti menggema, jelas, tegas, tetapi lembut. Suara itu mengejutkan saya dan membuat saya terdiam sesaat dari tangisan saya. Dengan iman, saya kemudian menyadari itu suara Tuhan Yesus. Ada perasaan lega, bahagia, juga merasa dicintai setelah mendengar kalimat tersebut. Semua hal yang tadi menakutkan / mengkhawatirkan saya tiba-tiba lenyap. Sering ketika mengingat kembali moment tersebut, saya heran kenapa Tuhan Yesus tidak menggunakan kalimat “Aku mengasihimu” seperti banyak digunakan di Alkitab adalah kata Kasih. Saya menyadari Tuhan Yesus menggunakan cara yang sungguh istimewa mengungkapkan cintanya pada saya yaitu menggunakan kalimat yang justru tidak pernah saya pakai maupun tidak pernah saya dengar diucapkan untuk saya, sehingga menjadikan Dialah yang pertama-tama menyatakan kalimat tersebut pada saya. Mungkin begitu juga pengalaman Zakheus, ia tidak pernah menyangka Tuhan Yesus akan mendatangi dia, bahkan singgah ke rumahnya, sehingga ia berlari mendahului orang banyak lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. Hal tersebut menunjukan Tuhan Yesus mengenal dan mengasihi kita semua secara pribadi. Ia tidak menghitung dosa-dosa kita. Sesuatu yang tidak kita pikirkan, sering Ia gunakan untuk menyatakan cintaNya kepada kita, sehingga kita dapat diselamatkanNya. Jesus bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Digandakan melalui diberikan kepada orang Rabu 19 November 2014 Rafael dr Yosef Kalinowski, Agnes Asisi Wahyu 4 : 1 – 11 ; Mazmur 150 : 1 – 2, 3 – 4, 5 – 6 ; Lukas 19 : 11 - 28 Lukas 19 : 26 : “setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil” Injil Lukas 19 : 11 – 28 pada hari ini berkata tentang seorang tuan bangsawan yang memberikan 1 mina kepada 10 orang hambanya untuk digandakan melalui berdagang sebelum sang bangsawan kembali ke tempat itu. Dan setelah dia kembali, ada yang berhasil menggandakan 1 mina menjadi sepuluh mina, 5 mina, tetapi ada seorang hamba yang hanya menyimpannya sehingga tetap hanya memiliki 1 mina saja. Dan akhirnya 1 mina itu diberikan kepada orang yang mempunyai 10 mina. Kenapa malah diberikan kepada orang yang sudah berhasil menggandakan 1 mina menjadi 10 mina, bukan diberikan kepada orang yang menggandakan hanya 5 mina atau yang malah sama sekali hanya punya 1 mina? Mina dalam bacaan di atas bisa mengumpamakan tentang bakat atau kepandaian yang kita miliki. Sejatinya setiap orang diberikan bakat yang berbeda – beda dan tingkat kepandaian yang berbeda – beda, dan itulah yang dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari – hari kita bisa memberikan bakat dan kepandaian kita untuk orang lain sehingga menjadi berlipat ganda. Di lingkungan sekitar kita banyak orang yang rata2 memiliki kemampuan lebih dibandingkan orang lain tetapi tidak mereka gunakan untuk diberikan untuk orang lain atau digunakan untuk pelayanan kepada orang lain. Mereka takut jika kepandaian mereka diajarkan kepada orang lain berkurang jika diberikan kepada orang lain. Mereka justru tidak menyadari dengan membaginya kepada orang lain, akan bertambahlah hal pengetahuan yang tidak mereka miliki. Atau dalam hal bakat, bakat mereka menjadi terasah dan mereka menjadi semakin bertambah bakatnya. Saya punya beberapa teman dalam kuliah yang memiliki karakter berbeda-beda. Ada beberapa orang yang kepandaiannya menonjol, tetapi dari beberapa orang tersebut, ada yang tidak mau membagi ilmunya kepada yang lain. Jika ada tugas, kami saling berbagi ilmu untuk mengerjakan sehingga ilmu kami bertambah. Ada kalanya pada saat kerja kelompok, kami saling melengkapi pengertian ilmu yang kita miliki. Sehingga kita menjadi semakin berkembang. Tetapi ada 1 orang yang pelit sekali jika sudah paham tidak mau berbagi ilmu kepada teman yang lain. Akibatnya pada saat presentasi tugas, justru seorang yang tidak mau berbagi itulah yang nilainya paling rendah. Mari kita belajar untuk bisa melipatgandakan talenta kita apapun itu dengan keikhlasan untuk berbagi. Alin Mari hadiri Misa dan Adorasi bersama 1 jam di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Rabu 19 November 2014 pk. 18.00 wita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Tembok Pertahanan Kamis 20 November 2014 Lk. 19:44 “Dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak diatas batu yang lain” Why. 5:1-10; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 19:41-44. Tembok raksasa Cina pertama-tama dibangun di tahun 220-206 BC oleh emperor pertama Cina Qin Shi Huang. Kira-kira satu juta orang mati guna membangun tembok Qin ini selama 16 tahun. Tembok ini dibangun sebagai strategi pertahanan dan kontrol jalur perbatasan terhadap bangsa lain. Karena besar dan panjangnya, bahkan dari bulan tembok ini bisa kelihatan! Walaupun tembok pertama hampir seluruhnya runtuh, kaisar-kaisar lainnya telah membangunnya kembali. Tidak seperti tembok Cina, tembok Berlin yang dibangun abad ini sudah runtuh di tahun 1989. Banyak orang, terutama dari Jerman Timur yang bersukacita karena runtuhnya tembok yang memisahkan mereka dengan Jerman Barat. Mereka tidak lagi harus sembunyisembunyi untuk menyeberang dan takut ditangkap. Keruntuhan tembok ini adalah lambang keruntuhan komunisme di abad ke 21! Tuhan Yesus sambil menangis berkata bahwa tembok Yerusalem akan diruntuhkan oleh musuh musuh mereka! Apakah Tuhan Yesus tidak bisa menggagalkan keruntuhan ini? Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan kan! Artinya Tuhan memperbolehkan tembok kota bangsa kesayangannya dihancurkan bangsa lain, dan umat pilihannya dibinasakan oleh mereka! Sepertinya Tuhan tidak sayang ya?! Pernahkah ada yang merasa bahwa Tuhan tidak peduli? Teman-teman terkasih, Yesus itu peduli, buktinya Ia berbicara tentang hal ini sambil menangis. Tetapi Ia tidak ada pilihan lain selain membiarkan tembok-tembok ini runtuh supaya orang orang Israel mau lagi mencari Tuhan. Tembok ini menutup mereka dari serangan bangsa lain. Tetapi tembok ini juga menutup mereka untuk menerima kedatangan Tuhan. Setiap orang juga punya tembok-tembok pertahanan pribadi yang melindunginya dari serangan orang lain. Dunia psikiatris melihat orang yang sakit mental dari mekanisme pertahanan psikis mereka yang terlalu berlebihan, misalnya personalitas ganda, kemarahan yang tidak proporsional dan terlalu meledak-ledak, dll. Dari sisi spiritual, apakah tembok pertahanan kita ini sehat? Ataukah kita malah menutup diri dari kasih Tuhan dengan tembok kesombongan hati kita? Tembok manakah yang Tuhan biarkan hancur dalam diri kita? Di keluarga kita? Dalam komunitas kita? Di tempat kerja? Di gereja? Di Negara kita? Tuhan membiarkan ini terjadi supaya kita bisa kembali melihat kedatanganNya, keberadaanNya yang selalu ada bersama kita. Frater David Lemewu mgl Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Santa Perawan Maria Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah Why. 10:8-11; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Luk. 19:45-48; Jumat 21 November 2014 Lukas 12:38 “Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.’ Ketika usianya baru tiga tahun, Santa Perawan Maria dibawa oleh kedua orangtuanya, St. Yoakim dan St. Anna, ke Bait Allah di Yerusalem. Seluruh hidup Maria dipersembahkan kepada Allah. Tuhan telah memilih Maria untuk menjadi Bunda dari Putera-Nya, Yesus. Santa Maria gembira dapat mulai melayani Tuhan di Bait Suci. Dan St. Yoakim serta St. Anna juga merasa bahagia dapat mempersembahkan puteri kecilnya yang kudus kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan telah mengirimkan Maria kepada mereka. Di Bait Allah, Imam Besar menerima kanak-kanak Maria. Ia akan ditempatkan di antara para gadis yang dipersembahkan bagi kepentingan doa dan pelayanan Bait Suci. Imam Besar mencium serta memberkati kanak-kanak suci itu, ia tahu bahwa Tuhan telah merancangkan suatu hal besar baginya. Kanak-kanak Maria tidak menangis atau pun merengek dan kembali kepada orangtuanya. Ia datang dengan amat girangnya ke altar sehingga semua orang yang ada di Bait Allah jatuh hati kepadanya. St. Yoakim dan St. Anna pulang kembali ke rumah mereka. Mereka memuliakan Tuhan oleh karena puteri mereka terberkati. Maria tetap tinggal di Bait Allah, di mana ia tumbuh dewasa dalam kekudusan. Maria melewatkan hari-harinya dengan membaca Kitab Suci, berdoa serta melayani para imam di Bait Suci. Ia menenun kain halus serta menjahitnya menjadi baju-baju yang indah. Maria dikasihi oleh para gadis yang lain sebab ia amat lembut hati. Maria berusaha untuk melakukan semua kewajibannya dengan sebaikbaiknya agar dapat menyenangkan hati Tuhan. Maria bertumbuh dalam rahmat Tuhan sehingga semakin nyatalah kemuliaan Tuhan. “Santa Perawan Maria sudah barang tentu melakukan kehendak Bapa, dan baginya jauh lebih berarti menjadi seorang pengikut Kristus daripada menjadi Bunda-Nya, dan ia lebih diberkati sebagai pengikut-Nya daripada sebagai bunda-Nya. Baginya suatu kebahagiaan untuk mengandung dalam rahimnya seorang Putera yang akan ditaatinya sebagai Tuhan-nya.” ~ St. Agustinus “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Bahagia di Hadapan Allah Sabtu 22 November 2014 Lukas 20:38 “Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.” Peringatan Wajib St. Sesilia Why. 11:4-12; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 20:27-40. Ada seorang Ibu dari parokiku di Darwin namanya Yasinta. Dia sudah menderita lebih dari satu tahun sejak kelahiran puterinya yang ke lima. Puterinya ini menderita sidrom down atau Bahasa Inggrisnya down syndrome. Dia juga mempunyai sebuah lubang di hatinya sejak dilahirkan. Setelah berumur 3 bulan, sang puteri menderita sesak nafas dan hampir-hampir meninggal. Karena itu Yasinta membawa puterinya itu ke Rumah Sakit. Dia berusaha dengan berbagai cara agar puterinya itu dioperasi. Dia bekerja sama dengan beberapa dokter di setiap rumah sakit di Australia. Namun Yasinta tidak memperoleh jawaban yang positif. Dokter menolah permintaan itu dengan alasan, puterinya itu tidak akan hidup dalam waktu yang lama. Kalaupun dia hidup dia harus membutuhkan perawatan yang efektif setiap hari. Mendengar hal itu, Yasinta sangat menderita dan sedih melihat puterinya itu. Yasinta dan puterinya itu menghabiskan 8 bulan di Rumah sakit. Sekalipun saat itu dia merasa tidak nyaman tinggal di rumah sakit. Yasinta begitu menderita mengalami keadaan itu. Namun hatinya selalu damai dan tenang di hadapan Tuhan. Dia percaya Tuhan selalu berada bersama dia dan puterinya itu. Hari ini kita mendengarkan kisah Injil tentang 7 orang bersaudara yang mana yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Buat orang-orang Saduki, pertanyaan ini adalah suatu pertanyaan yang sangat masuk akal. Mengapa? Karena mereka tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Yesus lalu menjelaskan kepada mereka bahwa setelah kebangkitan itu tidak ada kawin-mawin. Orang yang sudah bangkit itu telah berada dan tingga bersama Allah. Mereka berada di tempat di mana tidak ada suatu kecemasan, ketakutan dan keraguan. Tempat itu adalah tempat yang penuh dengan kedamaian, cinta kasih dan suka cita. Saat itu Tuhan akan selalu menuntun kita kepada kehadiranNya. Dia akanmemnuhi hati kita senga Rohnya yang menyelamatkan-Roh yang hidup seperti yang dikatakan Yesus hari ini bahwa orang-rang yang telah dibangkitkan, telah hidup bersama Dia yang adalah Allah orang hidup dan bukan Allah orang mati. Sebab di hadapan Dia semua orang hidup penuh kebahagiaan dan suka cita. Seriperti yang dialami Yasinta dalam ceritera tadi. Dia begitu menderita karena menyaksikan dan melihat keadaan puterinya. Dia begitu pedih merasakan bagaimana puterinya ditolak dan tidak dihargai sebagai seorang anak manusia yang hidup. Namun demikian Yasinta selalu bahagia karena kedekatannya dengan Tuhan yang adalah sumber bahagia kita. Doa: Yesus yang baik hati, penuhilah hatiku dengan suka citaMu. Arahkanlah pandanganku kepadaMu selalu. Semoga aku selalu dekat padaMu. Yesus sembuhkan puteri Yasinta yang masih menunggu jawaban dokter. Yesus jamahlah hati para dokter supaya dapat mengoperasi hati puteri Yasinta. Amin Rm. Joseph, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Gerakan Sekularisme Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam Yeh. 34:11-12,15-17; Mzm. 23:1-2a,2b-3,5-6; 1 Kor. 15:2026,28; Mat. 25: 31-46 Minggu 23 November 2014 Mat. 25:45 “Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya untuk aku“ Hari Raya Tuhan Kita Kristus Raja Semesta Alam dimulai oleh Paus Pius XI pada tahun 1925 sebagai gerakan iman untuk memerangi gerakan sekularisme yang mulai muncul di Eropa. Gerakan Sekularisme adalah kecenderungan manusia modern untuk merencanakan hidupnya, menghidupi kehidupan sehari-hari dengan mengandalkan kekuatan sendiri, sambil menganggap bahwa Tuhan tidak punya campur tangan sedikit pun untuk menentukan nasib hidupnya. Jadi, doa dan devosi mulai ditinggalkan, manusia mulai yakin bahwa kesuksesan dalam hidup bukan didasarkan pada iman, doa dan devosi tetapi didasarkan pada perencanaan yang matang dan kerja keras. Karena itu semua ritus iman doa dan devosi yang dipandang sebagai tidak efektif untuk mencapai kesuksesan dalam hidup mulai ditinggalkan. Lebih baik terus bekerja daripada membuang waktu merayakan Ekaristi minggu. Nah, menanggapi gerakan sekularisme ini, maka Paus Pius XI mengkhususkan satu Hari Minggu sebelum memasuki Masa Advent sebagai hari dimana kita mengembalikan kembali Tuhan melalui Kristus sebagai Raja yang mengatasi hidup tiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Kita mengakui Kristus sebagai Allah, pencipta dana penguasa seluruh jagad raya. Kita mengakui Kristus sebagai penyelamat kita yang lewat darah-Nya yang tertumpah menandai kita sebagai milik-Nya. Kristus adalah Kepala Gereja yang menghimpun kita sebagai anggota-Nya. Kristus adalah Raja atas segala kekuasaan dan kerajaan dan negara di dunia. Kita akan memasuki Masa Advent, masa penantian, dimana kita akan menantikan kembali kelahiran Rex Pacificus atau Sang Raja Damai, bukan hanya sekedar anak kecil dari Bethlehem. Sang Raja ini rela menyamakan diri-Nya sama seperti kita, bahkan merendahkan diri-Nya sebagai hamba dan kemudian mati untuk kita, bukan hanya mati saja, tetapi mati disalib, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah (Phil. 2:6-11). Satu kritik yang perlu diperhatikan dari gerakan sekularisme terhadap praktek iman kita adalah sifat ibadah kita yang hanya berhenti pada tingkat devosi dan tidak dilengkapi dengan tindakan nyata untuk perduli terhadap keperluan sesama yang ada di depan mata kita. Untuk yang satu ini tentu kita membenarkan kritik dunia sekuler. Kita lihat kembali karya keselamatan yang Yesus hadirkan di dunia. Dia tidak beroperasi dari istana atau suatu markas besar lengkap dengan fasilitas dan agen-agennya yang menyebar, tetapi sambil berkeliling, Krsitus mengunjungi sesamanya, mengajar mereka, berdialog dengan mereka, menyembuhkan mereka yang sakit bahkan membangkitkan yang mati. Melalui karya yang demikianlah Kristus menguasai atau menundukkandan menaklukkan kita. Nah, sebagai pengikut Kristus bukankah kita harus berbuat yang sama? R, Wenz Eddie, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Senin 24 November 2014 Ada Keajaiban di Balik Memberi Luk 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya” Peringatan Wajib St. Andreas Dung Lac Why. 14:1-3,4b-5; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 21:1-4. Pertama kali melihat video ini, http://www.youtube.com/watch?v=cZGghmwUcbQ, saya langsung tersentuh akan makna cerita di dalamnya. Saya lebih melihat pesan yang terkandung di dalamnya secara “rohani”, sebab secara “duniawi”, pada ending cerita ini menganjurkan kita untuk memiliki asuransi. Video ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang memiliki kerelaan untuk memberi apa yang ia miliki, kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan segala keterbatasan, ia masih memberi tenaga dan sebagian uangnya, untuk membahagiakan orang lain. Ia tidak memikirkan apa yang akan ia dapat kelak, tidak berharap juga supaya bisa kaya atau semakin dikenal orang lain. Orang – orang yang melihat pemuda ini, menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang sangat bodoh sekali. Sudah dalam keadaan terbatas, masih mau saja membantu dan memberikan sebagian yang ia miliki, untuk orang-orang di sekitarnya. Di dalam Injil hari ini, Yesus melihat kerelaan seorang Janda miskin yang memberikan persembahan, dari segala kekurangannya. Dalam keadaan hidup yang serba susah, Janda itu masih mau mempersembahkan apa yang ia miliki – bahkan seluruh nafkahnya. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang diberikan oleh orang-orang kaya, yang memberi dari segala kelimpahannya. Yesus lebih menghargai dan melihat ketulusan hati Janda ini, di dalam memberikan persembahan di bait Allah. Ketika kita dihadapkan dengan kejadian di atas, apakah kita masih berani untuk memberi ? “Hidup untuk sendiri saja sudah susah, bagaimana harus berbagi dengan orang lain, “begitu pikiran kebanyakan orang !!”. Sering kita dengar istilah “Power of give” atau kekuatan dari sebuah tindakan memberi. Sesungguhnya lebih berbahagia memberi daripada menerima, karena ada keajaiban dibalik “Memberi”, suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar. Jadi, mari kita belajar untuk lebih sering memberi – daripada lebih banyak menerima !! KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Jeli mengetahui Tipuan Penyesat Katarina dr Aleksandria, Elisabet dr Reute Why. 14:14-20; Mzm. 96:10,11-12,13; Luk. 21:5-11 Selasa 25 November 2014 Lukas 21:28 “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku...” Di negara kita sedang demam orang muncul di berita TV karena mengubah kepercayaannya. Tentunya orang itu sadar bahwa ia akan disanjung banyak orang, secara ekonomi, tentunya akan makin terjamin, ketika dia mulai menjelekkan kekristenan, khususnya nama Yesus. Jauh sebelum hal ini terjadi, Tuhan telah menasihati kita lewat Injil hari ini. Bahwa penyesat-penyesat sering muncul dan menarik perhatian duniawi. Tetapi kita harus waspada dan tidak mengikuti mereka. Karena itu, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu agar tidak tertarik dengan ketenaran dan mungkin kekayaan yang diperoleh sesorang yang berani menghina Yesus. Sebaliknya, jagalah hati dengan terus mendalami bacaan-bacaan Injil. Maka hati kita akan makin dikuatkan untuk meneguhkan sesama kita yang mulai goyah, karena kita akhirnya tahu bahwa jauuuuuh sebelum apa yang sedang kita saksikan, Tuhan sudah menyampaikan dalam Firmannya. Saya pernah bertemu dengan beberapa anak SD dan SMP tetapi bukan di Bali. Mereka bercerita kalau sering diintimidasi bahwa mereka akan masuk neraka karena imannya. Saya bertanya, ‘Apakah kamu yakin seperti itu?’ “Enggaklah” Jawab mereka. “Kan kita beriman pada Allah yang Esa, Bapa Putra dan Roh Kudus. Kita pasti nanti masuk surga.” “Amiiin” jawabku. (Narita) Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Setiap Akhir adalah Awal yang Indah bagi orang Percaya Rabu 26 November 2014 Leonardus a Porto Mauritio, Yohanes Berchmans Why. 15:1-4; Mzm. 98:1,2-3ab,7-8,9; Luk. 21:12-19. Lukas 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu Saya merefleksikan bacaan hari dengan kitab suci yang lengkap di mana setiap bab ada judulnya. Bacaan pertama berjudul “Nyanyian mereka yang menang”, Mazmur berjudul “Saat penyelamatan sudah dekat”, sementara bacaan Injil berjudul “Permulaan Penderitaan”. Ada dua peristiwa yang tengah saya jalani saat ini, adik Papa saya berpulang di usia 90 tahun, saya memanggilnya Aku (=Tante). Aku memiliki 12 anak, lebih dari 40 cucu tidak termasuk cicit. Saat saya menceritakan kepada Mama bahwa Aku telah berpulang sambil berpesan untuk tidak sedih dan mengikhlaskan, Mama berkata “Ya memang sih, tapi sekarang tinggal saya dan Sekumu(adik Papa yang terkecil)”. Maksud Mama saya di angkatan mereka, tinggal Mama saya dan Tante saya yang terkecil (dan suaminya) yang masih hidup dalam keluarga besar kami. Selain juga saya baru saja melepas pekerjaan full time saya yang saya jalani selama lebih dari 3 tahun. Dua peristiwa yang saya jalani mengacu kepada suatu kisah yang mencapai bagian akhir. Permulaan penderitaan adalah bagian awal dari kisah sengsara Yesus yang berakhir di kayu salib. SengsaraNya adalah yang membawa keselamatan bagi kita. Di mana Ia menang atas maut. Aku telah mengakhiri perjalanannya di dunia dan kini boleh menikmati kebahagiaan di surga. Kerja saya? Saya mengikuti misa harian pertama karena saya sudah tidak perlu ngantor, ada rasa ketidakpastian tanpa pekerjaan tetap. Hati kecil saya berkata “Adalah kebahagiaan manakala semua menjadi tak pasti, karena kini kamu tidak perlu bergantung pada kekuatanmu, tapi kepadaNya : Sang Kepastian” Di tembok kayu rumah tua Aku yang bercat hijau tertera huruf kaligrafi peribahasa Cina yang tidak begitu bagus. Saya terharu, Aku menempelnya di dinding, karena sayalah yang menulis dengan kemampuan yang pas-pasan. “Shuo hao hua, zuo hao shi, cun hao xin, ri ri xing san hao, ren sheng gen mei hao” (Berkatalah yang baik, Berbuatlah yang baik, Simpanlah hati yang baik, Tiap hari lakukan tiga kebajikan, Kehidupan umat manusia akan lebih baik) Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Pernahkah anda diundang ke sebuah pesta? Pesta St. Fransiskus, Antonius Pasani Why. 18:1-2, 21-23; 19:1-3, 9a. Mzm. 100:2-5. Luk. 21:20-28 Kamis 27 November 2014 Why. 19:9a “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan Anak Domba” Bayangkan anda diundang oleh sahabat atau kenalan anda untuk menghadiri sebuah upacara atau pesta; entah pesta nikah, ulang tahun, kaul kekal, tahbisan. Sewaktu masih kecil (usia sekitar 10 tahun), aku diajak oleh bapaku untuk menghadiri pesta nikah di salah satu kampung di tempat asalku. Menjelang malam pesta, aku melihat banyak orang baik orang dewasa maupun anak kecil berbondong-bondong ke tempat tersebut. Keceriaan dan kegembiraan serta tawa-canda mewarnai mulai dari misa hingga dilanjuti dengan acara ramah-tamah keluarga. Pengalaman pesta itu masih terekam di memoriku hingga saat ini. Salah satunya adalah ketika dimulainya acara potong kue dan dilanjutkan dengan acara tarian khusus untuk menghibur pengantin oleh beberapa pasangan anak muda. Semua orang termasuk pengantin turut serta berdansa meski belum saatnya untuk acara bebas. Sungguh saat itu adalah malam yang indah dan bahagia bagi semua orang, khususnya pengantin yang merayakan pesta perkawinan mereka. Dalam bacaan sebelumnya (beberapa minggu lalu), Tuhan Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah. Hari ini, kita dihadapkan dengan bacaan-bacaan yang mengisahkankan tentang kapan dan apa yang hendak terjadi dengan dunia dan manusia nanti. Tuhan Yesus menggambarkan tentang situasi yang akan dialami oleh bangsa Yahudi dan juga bangsa yang tidak mengenal Allah (Babilonia). Entah bangsa yang mengenal Allah ataupun yang tidak mengenal Allah, sama-sama mengalami penderitaan dalam hidup mereka. Tapi keduanya berbeda dalam memandang dan menghayati kehidupan mereka setiap hari. Akhir dari perjalanan hidup, mereka akan mendapat mahkota kehidupan yang berbeda. Bagi bangsa yang mengenal Allah akan diundang ke perjamuan Anak Domba sementara yang lain hanya menjadi penonton pesta perjamuan tersebut. Atau yang lainnya tidak diundang untuk menghadiri pesta perjamuan Anak Domba, karena mereka bukanlah domba-domba gembalaan-Ku. Hari ini Gereja memperingati pesta St. Fransiskus-Antonius Pasani (Maaf orang kudus ini tidak aku temukan dalam ensiklopedi para kudus) yang diundang oleh Tuhan Yesus untuk masuk atau ikut-serta dalam perjamuan Anak Domba. Maukah kita mengikuti cara hidup kedua santo di atas? Sehingga pada akhirnya, kita pun diundang dan turut-serta dalam pesta Perjamuan Anak Domba bersama para malaikat dan semua orang kudus selamanya. Fr. Anis, MGL. Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Kepastian itu adalah.... Jumat 28 November 2014 Luk 21:33 Langit dan bumi Katarina Laboure, Yakobus dr Marka, Maria Helena Stollenwerk akan berlalu, tetapi perkataanWhy. 20:1-4,11 - 21:2; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a; Luk. 21:29-33. Ku tidak akan berlalu. BcO Dan. 10:1 - 11:1 Saat membaca bacaan hari ini, pada ayat terakhirnya yaitu 33, saya teringat akan lagu sekolah minggu yang syairnya sebagai berikut : Biar bumi akan berlalu Biar bulan tak bercahaya lagi Biar langit akan bergoncang Matahari tak bersinar lagi Tetapi Tuhan Yesusku Tak pernah ingkar janji Semua yang difrimankanNya Pasti akan digenapi Lagunya riang dan enak didengar. Namun, dibalik lagu ringan tersebut, terkandung makna besar, yang seringkali saya lupakan, yaitu “Tuhan Yesusku tak pernah ingkar janji”. JanjiNya adalah ya dan amin. Bahkan, disaat bumi dan langit berlalu, firmanNya tetap ada. Firmannya merupakan suatu kepastian. Saya pernah mendengar satu kalimat dari seorang motivator bahwa “tidak ada kepastian di dunia ini. Satu – satunya yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri” Nah lho, jadi mana yang benar nih? Keduanya benar, untuk konteks yang berbeda. Kata – kata motivasi tersebut benar untuk konteks kehidupan duniawi. Memang segala sesuatu senantiasa berubah. Kita harus bersiap – siap untuk suatu perubahan, yang mungkin tidak nyaman. Namun disaat ketidakpastian mulai menimpa kita, ingatlah selalu bahwa masih ada satu kepastian, yaitu Firman Tuhan, dimana di dalam FirmanNya, Tuhan senantiasa menyertai kita sampai akhir jaman. Bagi saya, ayat ke 33 ini merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan yang mengganggu pikiran saya. Pastinya bukan suatu kebetulan, disaat saya membutuhkan jawaban, tiba – tiba jawaban tersebut muncul dalam bacaan kali ini. Dan, munculnya jawaban ini, itupun juga merupakan pembuktian tersendiri bahwa Dia selalu menyertai saya. Syukur kepada Tuhan, melalui bacaan hari ini, kita kembali diingatkan, bahwa diantara semua ketidakpastian, masih ada satu yang pasti, yaitu Firman Tuhan. Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com Berjaga-jagalah Senantiasa Luk21:36: Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu...” Sabtu 29 November 2014 Peringatan Wajib Dionisius dan Redemptus. Why 22:1-7, mzm 95:1-2,3-5,6-7, Luk 21:34-36, BcO Dan: 12:1-13, Dalam bacaan Inji hari ini Yesus kembali memberikan nasihat kepada para murid dan sahabatnya tentang betapa pentingnya untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Nasihat ini juga sangat berguna bagi kita yang hidup pada masa kini dimana kekuatan jahat semakin meningkat dalam berbagai macam bentuknya. Pertama : Yesus mengingatkan kita, “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan......” (Luk 21:34). Penekanannya adalah pada kata SARAT . Sarat itu berarti penuh/ berlebihan, yang mengingatkan kita untuk tidak hanya mementingkan dan memburu hal-hal duniawi, entah itu makan dan minum, kerja, cari uang, pesta-pesta atau yang lainnya. Menggunakan sarana seperti hp, motor/mobil, televisi, dll tentu saja boleh tetapi jangan sampai kita tidak bisa lepas dari alat-alat itu. Pesta jangan berlebihan, apalagi sampai berhutang untuk pesta mewah demi gengsi dan supaya kelihatan ‘wah’. Kerja dan cari uang ya harus kita lakukan sebab kita memang butuh uang untuk kehidupan sehari-hari, untuk membayar biaya sekolah/kuliah anak, listrik, arisan, iuran dll. Namun, janganlah kita memforsir tubuh dan pikiran kita, apalagi kalau hanya untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Kedua :Kita juga dinasehatkan untuk berjaga-jaga sambil berdoa. Ini berkaitan erat dengan yang pertama. Di satu sisi, berdoa dengan sungguh-sungguh memerlukan keberanian untuk menarik diri dari kesibukan dan urusan-urusan duniawi. Di sisi lain, doa dan relasi dengan Allah yang intim akan membuat kita lebih berhasil dalam melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi yang seringkali membelenggu kita. Maka, sungguh pentinglah doa. Itulah makanya, Yesus menekankan “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”. (Luk 21:36). Berdasarkan injil hari ini, dan masa adven yang sudah di ambang pintu kiranya kita dapat membuat beberapa niat yang dapat membuat kita “berjaga-jaga” serta lebih dekat pada Tuhan. Setiap orang berbeda karena itu masing-masing dapat merenung dan dengan jujur menentukan hal-hal yang akan dikurangi atau akan dilakukan, hal-hal yang menuntut sedikit pengorbanan diri, memang tidak mudah tapi perlu, karena “berjaga-jaga” untuk yang abadi. Doa: Tuhan Yesus tolong kami untuk berani mengubah diri dan memangkas kesenangan semu duniawi demi untuk “ berjaga-jaga” dan menyediakan lebih banyak waktu untuk bersekutu denganMu , supaya kami jangan sampai terlena dan hanyut dalam alunan musik dunia yang mempesona, tapi tetap terjaga, terpelihara dan terlindungi dalam naungan dan bimbingan Roh KudusMu. Amin Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 Jangan Tertidur Minggu 30 November 2014 Mrk 13:36, “supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur” Hari Minggu Adven I Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; 1Kor. 1:3-9; Mrk. 13:33-37. Dulu, ketika saya masih di Jakarta bersama dengan para frater Serikat Xaverian, kami pernah mengadakan dialog dengan agama Buddha. Kami memperkenalkan ajaranajaran Kristus yang tentunya berpusat pada mengasihi Tuhan dan sesama. Kemudian, salah satu pembicara dari agama Buddha menyampaikan sesuatu hal yang membuat saya terkejut dan mengangguk-angguk menandakan persetujuan. Beliau mengatakan bahwa tidur terlalu banyak suatu kegiatan yang harus dihindari. Tidurlah secukupnya dan jangan berlebihan. Orang yang tidur terlalu banyak mengarah kepada kemalasan dan kemalasan hanya mengundang orang untuk berbuat dosa. Waktu itu saya langsung teringat akan kisah raja Daud yang terjerumus ke dalam dosa ketika dia bermalas-malasan dan terjatuh ke dalam dosa nafsu birahi dan pembunuhan. Untuk mempersiapkan hari raya Natal, kita mempersiapkan diri selama empat minggu yang dinamakan masa adven. Di dalam minggu pertama adven ini, khususnya pada bacaan injil, Yesus mengajak kita semua untuk berjaga-jaga karena kita tidak tahu kapan waktunya Tuhan datang, “supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur”. Kalimat “Sedang tidur” begitu menghenyak hati dan pikiran saya. Di jalan-jalan, di Australia, khususnya jalan tol ada kalimat seperti ini “micro sleep kills”. Artinya kalau kita sedang menyetir dengan kecepatan 110km per jam, kita diajak untuk selalu dalam kondisi yang sehat dan mata terbuka karena kalau kita ketiduran sedetik saja, kemungkinan terburuk dalam hal kecelakaan akan mudah terjadi. Entah itu setir oleng dan melaju di arah berlawanan ataupun menabrak pembatas jalan dan lain sebagainya. Tentunya kita diajak untuk membuka mata kita lebar-lebar. Masa adven adalah masa penantian dan kita diajak untuk selalu berjaga-jaga alias janganlah sampai kita tertidur. Orang yang tidur terlelap akan mudah sekali diserang oleh musuh karena orang tersebut tidak siap. Ketika orang tertidur pulas, orang tidak berpikir dan badan benar-benar beristirahat. Inilah perumpamaan yang dipakai oleh Yesus dalam kesiapan kita menghadapi musuh dalam bentuk apapun. Apakah kita selalu siap sedia dalam hidup kita dan senantiasa berjaga-jaga? Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 60 / 2014 www.DOJCC.com DOJ Roadshow Rosario Bulan Oktober ke 9 tempat Doa Rosario di Gereja FX bersama Adorer Celebration Meal DOJ 25 Oktober 2014 Bazaar Aksi Panggilan di Gereja FX Misa Syukur Ultah Perkawinan Pak Supardi (orangtua Rm Vincent Widi, MGL) Bazaar Aksi Panggilan di Gereja FX Leader Meeting DOJ di Wollongong Sydney 23 Oktober 2014 DOJ Conference ‘A Current of Grace” 24 - 26 Oktober 2014 di Wollonggong SYDNEY Bersama Uskup Sydney Mgr Peter Comensoli Bersama Philip Ryall Ketua DOJ Sydney South Formation Teaching dan Sharing bersama Rm Vincent Widi MGL mengenai Ekaristi Rabu 30 Oktober 2014