POTENSI SAGU SEBAGAI SUBSTITUSI SUMBER KARBOHIDRAT Oleh : Aris Sudarwanto Balitbang Provinsi Riau Sagu (Metroxylon spp) merupakan tumbuhan tropika yang tumbuh secara luas di Indonesia, Malaysia, dan Papua New Guinea. Seiring dengan beralihnya makanan pokok dari non beras ke beras, sagu mulai dilupakan. Sampai saat ini sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan tanaman budidaya penghasil karbohidrat lainnya. Tanaman ini masih tumbuh secara alami sehingga banyak tumbuhan ini berproduksi jauh di bawah kemampuannya bahkan dibiarkan mati tanpa dipungut hasilnya. Sagu adalah tanaman masa depan yang apabila dikelola dengan baik akan menyelamatkan manusia karena pati sagu tak hanya bisa dijadikan makanan pokok dan jajanan, tapi juga dapat dijadikan bahan baku agroindustri. Pati sagu dapat dikonversi menjadi biofuel (ethanol), polylaktat (bahan baku plastik yang dapat terurai), sirop fruktosa (gula cair), dan glutamat (bahan penyedap), serta bahan baku industri lainnya. (Blog : Fakultas Pertanian IPB) Sesuai data dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, produksi sagu bisa mencapai 246.00 ton/tahun. Sedangkan produksi beras sebesar 242.000 ton/tahun dan jumlah itupun semakin lama menurun dikarenakan terjadinya penurunan luasan sawah padi di Riau akibat alih fungsi lahan ke kebun sawit Jadi untuk menutupi penurunan produksi beras tersebut, Riau banyak memasok beras dari Provinsi tetangga seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan. (Riau Terkini.com, 22 Februari 2016) Baru-baru ini Riau mengadakan Festival Sagu Menyapa Dunia, yang berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia dengan berbagai jenis olahan sagu terbanyak. Dalam Festival tersebut Sagu diperkenalkan sebagai alternatif makanan pokok Nasional, ratusan jenis makanan dan minuman olahan Sagu telah berhasil diciptakan oleh masyarakat maupun praktisi kuliner. Hebatnya lagi, sebagian besar merupakan makanan keseharian yang telah turun-temurun diwariskan. Sebut saja Sempolet (Bubur Sagu), Mie Sagu, Lempeng Sagu, Cendol Sagu, Degup, Kepurun, Ongol-Ongol dan banyak lagi. Riau memang dikenal sebagai Provinsi penghasil sagu terbesar di Indonesia, namun pemanfaatan sagu itu sendiri masih belum maksimal jika dibandingkan dengan Provinsi penghasil sagu lain seperti Sulawesi dan Maluku. Salah satu daerah penghasil sagu di Provinsi Riau ialah Kabupaten Kepulauan Meranti. Kabupaten Kepulauan Meranti bukan saja terkenal sebagai daerah penghasil sagu kualitas premiun terbesar di Indonesia, tapi juga terkenal sebagai daerah yang memliki berbagai olahan sagu bercita rasa tinggi mulai dari makanan hingga minuman. Hal itu didukung pula oleh potensi tanaman Sagu di Kabupaten Meranti yang menjadi sumber penghasilan 20 persen masyarakat yang luasnya mencapai 44,657 Ha atau 2.98 Persen tanaman Sagu Nasional, dengan jumlah Produksi Pertahun mencapai 440 Ton lebih. (Suara Rakyat Riau, 26 Oktober 2016). Hasil eksplorasi jenis-jenis sagu yang tumbuh di Kabupaten Kepulauan Meranti ada tiga aksesi sagu, yaitu Sagu Duri, sagu tidak berduri (sagu Bemban), dan sagu berduri jarang (sagu Sangka). Dari ketiga jenis sagu ini ternyata penyebaran terluas dan terbanyak diolah masyarakat pengrajin sagu adalah jenis sagu Duri. Olahan sagu lainnya yakni beras sagu juga bisa menjadi alternatif pilihan pengganti beras putih bagi penderita diabetes, karena kandungan IG (Indeks Glikemik)-nya lebih rendah dibanding beras putih. (Hasil Kelitbangan : Beras Sagu Baik untuk Orang dengan Diabetes). Dari 100 gram sagu menghasilkan 355 kalori dan mengandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, 1,2 mg besi, lemak, karoten, tiamin, dan sedikit asam astorbat. Sedangkan dari 100 gram beras menghasilkan 365 kalori dan mengandung 79 gr karbohidrat, 0,12 gr gula, 1,3 gr serat, 0,66 lemak, 11,62 grair, tiamin, riboflavin, kalsium, besi, fosfor, dan lainnya. Bisa disimpulkan bahwa sebagai sumber karbohidrat, sagu lebih unggul dibandingkan beras. Sagu juga nyaris tidak mengandung zat gula dan lemak, jadi sangat disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes atau yang hendak melakukan diet namun tetap kenyang dan bertenaga. Namun disatu sisi dikarenakan kandungan proteinnya rendah dan nilai gizi serta vitamin yang lebih rendah, maka disarankan untuk mengkonsumsi sagu didampingi dengan lauk pauk serta sayur yang kaya gizi dan vitamin. (AS) Sumber : Bintoro, M.H. 2008. Bercocok Tanam Sagu. IPB Press Hasil Kelitbangan : Beras Sagu Baik untuk Orang dengan Diabetes Suara Rakyat Riau, 26 Oktober 2016 Blog : Fakultas Pertanian IPB Blog : Detik. Kandungan Gizi dan Manfaat Beras. Mei 2013.