17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perusahaan Daerah Air Minum

advertisement
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perusahaan Daerah Air Minum
Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah
untuk mengembangkan perekonomian daerah untuk menambah penghasilan
daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM),
merupakan suatu kesatuan usaha milik pemerintah yang memberikan jasa
pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum dibidang air minum.
B. Faktor-Faktor Penentu Permintaan
Berdasarkan atas pengalaman hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak
bebas dalam fungsi permintaan dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
1. Harga barang yang diminta (PA)
Harga barang ini berhubungan terbalik dengan jumlah barang itu sendiri
yaitu bila harga barang A meningkat, maka jumlah barang A yang diminta
akan turun, ceteris paribus, dan sebaliknya.
2. Harga barang (PB-Z)
Barang lain mempunyai hubungan dengan barangA sebagai barang
pengganti atau sebagai barang pelengkap. Harga barang pengganti
18
memasuki fungi permintaan barang A karena adanya kesediaan konsumen
untuk membeli barang yang sifatnya mengganti (substitusi) barang A
apabil terjadi perubahan harga relatif antar barang-barang tersebut. Barang
komplementer (pelengkap) merupakan barang yang dikonsumsi bersamasama atau berpasangan dengan barang A.
3. Advertensi dan Promosi
Kegiatan Advertensi dan promosi oleh penjual barang A diharapkan
meningkatkan jumlah barang A yang diminta oleh para konsumen, karena
kegiatan promosi itu dimaksudkan untuk mempengaruhi selera dan pola
preferensi konsumen. Advertensi barang pengganti akan mempunyai
dampak negatif terhadap jumlah barang A yang dijual karena konsumsi
diharapkan untuk pindah dari konsumsi barang A ke konsumsi barang
pengganti. Sebaliknya advertensi barang komplementeratau pelengkap
akan mempunyai dampak positif, karena konsumsi akan memberi barang
A dan barang omplementer itu bersama-sama dalam jumlah yang lebih
banyak dan proporsional sifatnya.
4. Kualitas Barang dan Rancang Bangun (Design)
Konsumen selalu menghargai kualitas dan rancang bangun yang bagus,
dan konsumen diharapkan membeli lebih banyak barang apabila mereka
mengerti bahwa barang itu tinggi kualitasnya dan dirancang untuk
penggunaan, serta tampak baik dipandang mata, tetapi harga harus tetap
sama. Kualitas barang ini dapat dirancang oleh perusahaan yang
menghasilkannya dan dapat ditingkatkan dengan pelayanan yang baik
19
serta pemberian garansi atau jaminan selama beberapa waktu tertentu, atau
perusahaan didukung dengan pekerja-pekerja yang terlatih baik.
Selanjutnya pengertian konsumen mengenai kualitas serta rancang bangun
ini dapat ditingkatkan lagi melalui advertensi dan promosi.
5. Saluran Distribusi dan Tempat Penjualan
Permintaan total terhadap hasil produksi perusahaan secara langsung
dipengaruhi oleh jumlah tempat penjualan atau saluran distribusinya, dan
oleh lokasi saluran penjualan tersebut. Semakin banyak saluran penjualan
akan semakin banyak konsumen yang dapat dijangkau oleh perusahaan,
serta dapat membuat konsumen lebih mudah mendapatkan barang yang
dihasilkan perusahaan tersebut. Demikianlah pula memungkinkan adanya
pelayanan yang lebih memuaskan. Tentunya lokasi saluran penjualan juga
sangat menentukan volume penjualan.
6. Penghasilan Konsumen
Hubungan antara penghasilan konsumen dan kuantitas barang yang
diminta dapat postif dan negatif, tergantung macam barang yang dihadapi
konsumen dan tingkat penghasilan konsumen. Jika sebagian konsumen
menilai suatu barang sebagai barang yang dianggap rendah (Inferior),
maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan dalam tingkat
penghasilan mereka dan demikian pula sebaliknya. Dilain pihak bila
barang itu normal atau superrior, maka bila penghasilan konsumen
meningkat jumlah barang normal yang diminta akan meningkat pula.
20
7. Selera dan Preferensi Konsumen
Selera atau preferensi konsumen dapat mengubah permintaan akan suatu
barang. Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin
banyak pula barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan
dalam indeks preferensi konsumen. Indeks preferensi konsumen dapat
dibuat dan diperbaharui setiap dengan dasar survey mengenai tingkah laku
konsumen terhadap barang yang bersangkutan. Bila dari survey
diketemukan kecendrungan konsumen semakin menghargai barang yang
dihasilkan perusahaan, dan atau keinginan keras untuk meningkatkan
pembelian, atau sebaliknya ada kecendrungan konsumen untuk membeli
barang lain, maka semua perubahan preferensi itu dapat direkam dalam
indeks preferensi konsumen.
8. Harapan Konsumen
Harapan konsumen terhadap harga dan tersedianya baramg dimasa depan,
serta kemungkinan suptitusinya akan mempengaruhi permintaan akan
barang tersebut. Harapan konsumen dalam hubungannya dengan harga
barang dimasa yang akan datang memberikan dampak positif pada
perusahaan bila konsumen merasa pesimis, sehingga konsumen akan
meminta lebih banyak barang pada saat ini, dan memberikan dampak
negatif bila konsumen merasa optimis karena konsumen akan meminta
lebih seedikit akan barang tersebut pada saat ini.
21
9. Faktor-faktor Lain
Setiap fungsi permintaan memiliki himpunan variabel-variabel penentu
yang mencerminkan alasan mengapa orang membeli suatu barang.
Berbagai macam variabel penentu permintaan tersebut dapat digolongkan
menjadi 4, diantaranya variabel strategi adalah variabel yang dikuasai oleh
produsen seperti harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitan
barang dan rancang bangunan, serta saluran distribusi barang. Variabel
konsumen adalah variabel yang berada dibawah kekuasaan konsumen
seperti tingkat pendapatan konsumen, selera konsumen, dan harapan
konsumen terhadap harga dimasa yang akan datang. Variabel pesaing
adalah variabel yang langsung berhubungan dengan barang lain mencakup
harga barang substitusi dan basrang komplementer, advertensi dan
promosi barang lain, saluran distribusi barang lain serta kualitas dan
rancang bangun barang lain. Variabel lain adalah kebijakan pemerintah,
jumlah penduduk dan cuaca. Variabel strategi merupakan variabel yang
dapat digunakan secaralangsung untuk mempengaruhi permintaan
terhadap barang yang dihasilkan pleh perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itu variabel strategi ini disebut pula sebagai variabel yang dapat
dikontrol atau diawasi oleh perusahaan.
Selain faktor penentu permintaan ada juga faktor yang mempengaruhi permintaan
air, yaitu sebagai berikut :
a. Kelompok pelanggan air PDAM yang berpenghasilan lebih tinggi
mempunyai kecenderungaan untuk memakai air lebih banyak
dibandingkan mereka yang berpenghasilan lebih rendah.
22
b. Karena air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, maka
konsumen air atau para pelanggannya tetap akan membeli air PDAM
seberapapun harga yang ditetapkan.
c. Banyaknya jumlah anggota keluarga cenderung berpengaruh terhadap
tingkat permintaan air PDAM. Dengan kata lain, semakin besar jumlah
anggota keluarga, maka semakin tinggi tingkay kebutuhan airnya.
d. Musim yang terjadi, baik penghujan maupun kemarau, dapat dikatakan
cenderung berpengaruh terhadap tingkat permintaan air. Dalam hal ini
perlu disampaikan bahwa pada musim kemarau tingkat permintaan air
tidak turun, melaikan kebutuhan air yang sebenarnya (true demand)
tidak dapat dipenuhi oleh air PDAM, demikian pula sebaliknya pada
musim hujan, tidak berarti tingkat permintaan airnya naik, tetapi dapat
dipenuhi oleh PDAM.
e. Kepemilikan sumber air di luar PDAM, tidak dapat dikatakan bisa
mengurangi tingginya tingkat permintaan air PDAM. Meski terdapat
perbedaan dalam menggunakan air yang berasal dari PDAM. Meski
terdapat perbedaan dalam menggunakan air yang berasal dari PDAM
antara pelanggan yang memiliki sumber air alternatif dengan yang
tidak.
Berkurangnya tingkat permintaan ini lebih disebabkan oleh tindakan penghematan
yang dilakukan oleh para pelanggannya. Penghematan disini tidak berarti bahwa
mereka mengurangi pemakaian airnya, hanya saja untuk keperluan yang pokokpokok sajalah air PDAM mereka gunakan, sedangkan untuk keperluan diluar itu
digunakan sumber air lain yang mereka miliki.
23
C. Sumber Daya Daerah
Daerah Kabupaten/kota sebagai tumpuan otonomi daerah berusaha untuk
meningkatkan sumber pendapatan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang
ada berupa sumber daya daerah (sumber daya ekonomi) yang terdiri dari
penduduk, luas Wilayah, Sumber daya alami, peralatan modal, serta barangbarang dan jasa, dan sumber-sumber keuangan daerah, Sumber Daya Daerah
terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang merupakan potensi
yang dimiliki suatu daerah dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pemerintahan
untuk meembangun dan mengembangkan daerahnya dalam pelaksanaan otonomi
daerah.
Sumber Daya Daerah berupa Sumber daya alam harus diimbangi dengan sumber
daya manusia yang baik dan berpotensi schingga akan menghasilkan kemajuan
pembangunan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, begitu pula
sebaliknya. Sehingga diharapkan antara sumber daya alam dan sumber daya
manusia seimbang baik potensinya maupun dalam pengolahan sumber daya alam
itu sendiri.
Selain itu dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral, maka
sumber-sumber daya didaerah terutama sumber daya alam dapat dimanfaatkan
secara optimal sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat daerah
tersebut (Mohamad Soer . jam, 1987).
24
Melihat Perkembangan kegiatan pemerintah dari tahunn ke tahun, peranan
pemerintah cenderung meningkat. Peningkatan kegiatan pemerintah ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Adanya kenaikkan tingkat penghasilan masyarakat, maka kebutuhan
masyarakat meningkat. Hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya
kegiatan pemerintah dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut, seperti kebutuhan akan prasarana transportasi, pendidikan dan
kesehatan umum.
2. Perkembangan penduduk, hal ini membutuhkan peningkatan kegiatan
pemerintah untuk mengimbangi Perkembangan penduduk dalam
memenuhi kebutuhan penduduk tersebut.
3. Perkembangan ekonomi juga membutuhkan peranan pemerintah yang
besar guna mengisi kegiatan ekonomi tersebut.
D. Jasa Air Minum
Pelayanan jasa air minum diartikan sebagai pemberian perhatian kepada
masyarakat yang menyangkut atau berhubungan dengan pelayanan air minum
berupa sarana dan prasarana pelayanan air minum dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disertai dengan mutu air yang sehat.
Pelayanan jasa air minum merupakan sarana untuk mewujudkan reaksi sosial
yang terorganisir terhadap kondisi kebutuhan masyarakat akan jasa air minum.
25
E. Penetapan Tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limau Kunci
Liwa Lampung Barat
Tarif adalah harga dalam rupiah yang harus dibayar oleh pelanggan PDAM untuk
pemakaian per m3 air bersih yang disalurkan oleh PDAM. Sedangkan pelanggan
adalah setiap orang atau badan yang menggunakan air dari PDAM dan terdaftar
sebagai pelanggan.
Penetapan tarif air minum yang ada di PDAM Liwa Lampung Barat ini, tidak
terlepas dari peraturan-peraturan yang ada. Salah satunya yang digunakan sebagai
acuan adalah peraturan Menteri Dalam Negeri, tentang penentuan tarif air minum.
Dalam peraturan tersebut antara lain dinyatakan :
1. Air minum merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk dinikmati secara
merata serta masih merupakan barang yang langka dan oleh karma itu harus
dihemat pemakaiannya dengan cara antara lain menentukan tarif progresif
yaitu tarif yang mengalami kenaikan secara bertahap yang diharapkan dapat
mengurangi pemborosan.
2. Perbandingan antara tarif untuk golongan langganan tertentu terhadap tarif dari
golongan langganan lainnya ditetapkan menurut kemampuan membayar bagi
masing-masing golongan langganan tersebut.
3. Sistem tarif air minum diusahakan seadil mungkin, dengan membagi beban
keuangan antara para pelanggan menurut kemampuan dan kebutuhan mereka
masing-masing. Beban keuangan yang besar dikenakan kepada mereka yang
mampu dan memakai air minum lebih dari kebutuhan pokok.
26
4. Struktur tarif air minum mengatur tingkatan air minum sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan golongan pelanggan dan sekaligus dapat menjamin
penghasilan usaha untuk membiayai operasi, pemeliharaan, dan peningkatan
pelayanan penyediaan air minum.
Untuk setiap pelanggan dikenakan beberapa macam biaya meliputi :
1. Biaya pemakaian air per m3
2. Biaya pemeliharaan pemakaian meter air
3. Biaya administrasi
4. Biaya denda
F. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada
waktu dan tempat tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu. Pengertian
permintaan dalam kehidupan sehari-hari diartikan secara absolut yaitu jumlah
barang yang dibutuhkan. Jalan pernikiran ini bertititk tolak bahwa manusia
memiliki kebutuhan.
Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan
mengkonsumsi barang dan jasa. Keinginan yang disertai dengan kemampuan
untuk membeli barang yang diinginkan dinamakan dengan permintaan efektif.
Sedangkan keingingan yang tidak disertai dengan kemampuan daya beli disebut
dengan permintaan absolut atau potensial, ( Sadono Sukirno, 2000).
27
Dalam hukum permintaan hanya menekankan pada pengaruh harga barang dan
jumlah barang yang diminta. Sedangkan pada kenyataannya permintaan suatu
barang dan jasa juga ditentukan olch faktor-faktor lain yaitu: (i) harga barang itu
sendiri, (ii) harga barang lain yang memiliki kaitan erat dengan barang tersebut,
(iii) pandapatan masyarakat dan pendapatan rata-rata masyarakat, (iv) corak
distribusi pendapatan dalam masyarakat, (v) cita rasa masyarakat, (vi) jumlah
penduduk, (vii) ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang. ( Sadono
Sukirno, 2000 ). Bila salah satu dari asumsi yang mendasari hukum permintaan
tersebut berubah maka permintaan akan barang juga akan berubah.
G. Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat perkaitan
diantara harga suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang diminta para
pembeli.
Gambar 1. Kurva permintaan
Harga
Jumlah barang yang diterima
Kurva pernintaan bentuk ini memberi makna semakin tinggi harga suatu barang
maka permintan akan barang barang, tersebut jumlahnya akan semakin berkurang
sebaliknya bila harga suatu barang mengalami penurunan maka jumlah barang
yang diminta akan meningkat.
28
H. Pergeseran dan Pergerakan Kurva Permintaan
Pergerakan kurva permintaan terjadi bila harga barang yang diminta berubah, baik
naik maupun turun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan
Harga
Jumlah Yang diterima
Misalkan pada kurva permintaan Do pada mulanya harga barang adalah 0 Po dan
jumlah barang yang diminta sebanyak 0 Qo kemudian terjadi penurunan harga
menjadi 0 PI dan jumlah barang yang diminta pun naik menjadi 0 Q1. Apabila
salah satu atau beberapa asumsi yang menentukan permintaan selain harga itu
sendiri berubah maka akan terjadi pergeseran kurva pennintaan baik ke kanan
maupun ke kiri (Sadono Sukirno, 1995)
I.
Teori prilaku konsumen
Pola pengeluaran konsumsi seseorang dalam memilih dan menggunakan suatu
barang adalah reaksi faktor-faktor fisiologis, psikologis, sosial dan budaya, yang
dikenal dengan tingkah laku konsumen. Dalam usaha menjelaskan perilaku
konstimen di pasar barang, secara tradisional orang menggunakan titik tolak
konsep utilitas atau dayaguna. Menurut pendekatan ini setiap barang memiliki
29
dayaguna atau utilitas, karna barang tersebut mampu memberikan kepuasan
kepada konsurnen. Jadi bila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya
yang diminta adalah dayaguna barang tersebut (Sudarsono, 1995).
Perkembangan pendekatan teori ini dibedakan menjadi dui, yaitu dayaguna
kardinal dan dayaguna ordinal. Dayaguna kardinal menggunakan asumsi bahwa
kepuasan seseorang tidak hanya diperbandingkan, akan tetapi dapat diukur.
Dalam kenyataan, kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut
dapat dikatakan tidak realistik, hal itu menjadi kelemahan dayaguna kardinal.
Sebaliknya, teori perilaku konsumen yang menggunakan dayaguna ordinal harus
menggunakan asumsi realistik. Sehingga penggunaan konsep tiku tacuh atau
indifference curve kcmungkinan untuk dapat diperbandingkan tinggi rendahnya
kepuasan seseorang dapat terpenuhi (Sudarsono, 1995).
J.
Teori Dayaguna Kardinal
Teori ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai dayaguna baginya.
Disamping asumsi tersebut, ada asumsi lain yang diperlukan untuk mempermudah
pembahasan tentang perilaku konsumen. Pertama adalah bahwa konsumen
bersifat rasional. Konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal yaitu dayaguna
maksimum. Asumsi ini didasarkan konsep bahwa pada dasarnya manusia adalah
Homo Economicus.
30
Kedua, menyangkut laju pertambahan dayaguna. Makin banyak barang yang
dikonsumsi makin besar pula jumlah dayaguna yang diperoleh. Akan tetapi laju
pertambahan dayaguna yang diperoleh dalam rnengkonsurnsi suatu barang makin
lama makin rendah dan bila jumlah yang dikonsumsi terus ditambah maka
dayaguna akan terus menurun mencapai nol bahkan menjadi negatif (Sudarsono,
1995).
K. Teori Dayaguna Ordinal
Pendekatan ordinal juga menggunakan asumsi rasional. Dengan dana dan harga
pasar tertentu konsumen dianggap selalu akan memilih kombinasi barang yang
memberikan dayaguna maksimal. Asumsi kedua, konsumen mempunyai skala
preferensi yang disusun berdasar urutan besarnya dayaguna. Konsumen tidak
perlu mengetahui besarnya dayaguna secara absolut yang dia peroleh, akan tetapi
sudah cukup apabila dia mampu untuk menentukan hubungan kombinasi antar
barang apakah lebih besar, lebih kecil atau sama.
Cara pendekatan ini menggunakan alat tiku yang diberi nama tiku indiferensi
(indifference curve), yaitu sebagai tempat kedudukan titik yang menggambarkan
berbagai kombinasi barang yang memberikan dayaguna total yang sama bagi
konsumen. Secara grafik tiku tacuh ditunjukkan melalui gambar 1 berikut :
31
Gambar 3. Tiku Tak Acuh atau Indifference Curve
Keterangan : X1 = barang X1
X2 = barang X2
U0 (10) < U1 (I1 < U2 (I2) < U3 (I3)
Pada Gambar tersebut, seorang konsumen yang bersikap rasional akan berusaha
memilih berbagai kombinasi yang terletak pada I3 karena kombinasi tersebut akan
menghasilkan tingkat dayaguna yang tinggi bila dibandingkan dengan tingkat
dayaguna yang ditunjukkan oleh kurva-kurva di bawahnya. Pemilihan ini
menunjukkan bahwa asumsi rasionalitas telah terpenuhi (Sudarsono, 1995).
L. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah derajat kepekaan jumlah barang yang diminta
terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan. Elastisitas
biasanya menjelaskan respons atau perubahan jumlah barang yang diminta jika
harga, pendapatan atau faktor-faktor lainnya berubah. Elastisitas diperlukan untuk
mengetahui pengaruh harga. pendapatan dan faktor-faktor lainnya terhadap
harga-harga di pasar (Lincolin Arsvad, 1987).
Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga (0 ≤ E ≤ oc).
Menurut besarnya angka koefisien, elastisitas permintaan ada beberapa jenis,
yaitu:
32
1. Elastisitas adalah nol (EI) = 0), apabila perubahan harga tidak akan
merubah jumlah yang diminta, jumlah yang diminta tetap walaupun harga
mengalami kenaikan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien
elastisitasnya bernilai nol bentuknya sejajar dengan sumbu tegak, kurva
permintaan ini dinamakan tidak elastis sempurna.
2. Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga (ED = oc), apabila
pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada
di pasar. Berapapun banyaknya barang ditawarkan oleh penjual pada harga
tersebut, semuanya akan terjual. Kurva permintaan yang koefisien
elastisitasnya adalah tidak terhingga disebut elastisitas sempurna.
3. Koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 (ED = 1), disebut elastisitas
uniter dimana perubahan jumlah barang yang diminta lama dengan
perubahan harga.
4. Permintaan tidak elastis atau inelastic dengan koefisien elastisitas
permintaan adalah diantara 0 dan I (ED < 1), dimana persentase perubahan
harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah yang
diminta.
5. Kurva permintaan bersifat elastis adalah apabila harga berubah maka
permintaan akan mengalami perubahan dengan presentase yang melebihi
presentase perubahan harga. Nilai koefisien permintaan yang bersifat
elastis adalah lebih besar dari 1 (ED > 1).
33
Gambar 4. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
a. Tidak elastis sempurna
(EI=0)
b. Elastis sempurna
(ED = )
c. Elastisitas uniter
(ED = I)
d. Tidak elastis
(ED < I)
Keterangan :
P = harga
Q = jumlah yang diminta
D = kurva permintaan
(Sadono Sukirno, 1995)
e. Elastis
(ED > I)
34
M. Elastisitas permintaan Harga
Elastisitas permintaan adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang
disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar satu persen. (Arsyad,
1 997). Elastisitas permintaan harga dapat dihitung dengan menghitung koefisien
elastisitas permintaan harga (Ed). Koefisien tersebut adalah suatu angka penunjuk
yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang
diminta bila dibandingkan dengan perubahan harga. Secara matematis dapat
dituliskan :
Ed = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta
Persentasi perubahan harga
Ed =
(Nicholson, 1994)
di mana,
Ed
= Elastisitas permintaan harga barang X
ΔQx
= Perubahan kuantitas barang X yang diminta
ΔPx
= Perubahan harga barang X
Px
= Harga barang X
Qx
= Kuantitas barang X yang diminta
Nilai Ed biasanya akan negatif karena P dan Q bergerak berlawanan arah. Sebagai
contoh, Jika Ed= - 1, maka kenaikkan harga satu persen akan menyebabkan
turunnya permintaan sebanyak satu persen pula.
35
N. Elastisitas Permintaan Pendapatan
Elastisitas permintaan pendapatan dapat dihitung dengan menghitung koefisien
elastisitas permintaan pendapatan (Ei). Koefisien tersebut adalah suatu angka
penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang
yang diminta bila dibandingkan dengan perubahan pendapatan. Secara matematis
dapat dituliskan :
Ed = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta
Persentasi perubahan harga
Ed =
(Nicholsonj 994:132)
di mana,
Ed
= Elastisitas permintaan harga barang X
AQx
= perubahan kuantitas barang X yang diminta
AI
= perubahan pendapatan
I
= Pendapatan Konsumen
Qx
= Kuantitas barang X yang diminta
Download