XXXVI/10/2017

advertisement
Edisi
XXXVI/10/2017
“The opportunity for brotherhood presents itself everytime you present a human being.”
-Jane Wyman
Rilis Mingguan (2 – 6 Oktober 2017)
10/02
Indonesia
Nikkei Indonesia PMI Mfg (Sep)
CPI Core YoY (Sep)
50.4
50.7
3.00%
2.98%
CPI YoY (Sep)
3.00%
2.98%
CPI NSA MoM (Sep)
0.13%
-0.07%
10/05
Consumer Confidence Index (Sep)
123.8
121.9
10/06
Foreign Reserves (Sep)
$129.40
b
$128.79b
Net Foreign Assets IDR (Sep)
1710.3t
1682.4t
PASAR VALAS
10/02
US
Markit US Manufacturing PMI (Sep F)
53.1
53.0
10/05
Trade Balance (Aug)
-$42.4b
-$43.6b
10/06
Unemployment Rate (Sep)
4.2%
4.4%
Nikkei Japan PMI Mfg (Sep F)
52.9
52.6
Vehicle Sales YoY (Sep)
0.4%
4.7%
Consumer Confidence Index (Sep)
43.9
43.3
Nikkei India PMI Mfg (Sep)
51.2
51.2
WTD
YTD
10/02
Japan
10/03
10/03
India
2-Oct-17
6-Oct-17
WTD
YTD
PASAR KOMODITAS MINERAL
IDRUSD
13540
13519
-0.16%
0.34%
BRENTUSD/BAREL
56.1
55.6
-0.89%
-2.11%
YENUSD
112.77
112.65
-0.11%
-3.69%
TEMBAGAUSD/LB
295.6
302.9
2.49%
20.89%
EUROUSD
1.17
1.17
-0.03%
11.53%
BATU BARAUSD/MT
95.9
97.4
1.51%
10.12%
YUANUSD
6.65
6.65
0.00%
-4.21%
EMASUSD/OZ
1271.1
1276.7
0.44%
11.26%
POUNDUSD
1.33
1.31
-1.58%
5.88%
GAS ALAMUSD/MMBTu
2.9
2.9
-1.82%
-23.12%
PASAR KOMODITAS PERTANIAN
2-Oct-17
6-Oct-17
WTD
YTD
PASAR SAHAM
2-Oct-17
6-Oct-17
2-Oct-17
6-Oct-17
WTD
YTD
INDONESIAIHSG
5914
5905
-0.15%
11.49%
CPOMYR/MT
2689
2741
1.93%
-14.82%
JEPANGNIKKEI
20401
20691
1.42%
8.25%
BERASUSD/CWT
12.0
11.9
-1.12%
15.05%
SINGAPURASTI
3262
3291
0.89%
14.25%
GULAUSD/LB
369.1
371.9
0.76%
-29.05%
ASDOW JONES
22558
22774
0.96%
15.24%
GANDUMUSD/BAREL
444.8
443.5
-0.28%
8.70%
HONGKONGHSI
27554
28458
3.28%
29.35%
KEDELAIUSD/BUSHEL
957.3
972.3
1.57%
-2.43%
2-Oct-17
6-Oct-17
WTD
YTD
0.34%
-18.10%
PASAR UANG
YIELD SBN10%
6.51
PUAB RATE%
4.69
4.67
-0.40%
-41.87%
OVERNIGHT%
3.91
3.90
-0.25%
-7.87%
FA SAHAMJUTA USD
-118.11
-90.00
23.80%
-1344.63%
FA SBNJUTA USD
-563.39
-5.18
99.08%
-38.50%
6.53
PERINGKAT NILAI TUKAR ASIA (%) (YTD – s.d. 6 OKTOBER 2017)
Thai Baht
Taiwanese Dollar
Singapore Dollar
Malaysian Ringgit
South Korean Won
Chinese Renminbi
Indian Rupee
Japanese Yen
Indonesian Rupiah
Hong Kong Dollar
Philippine Peso
7.16
6.19
5.99
5.88
5.45
4.39
3.91
3.83
-0.23
-0.65
-2.78
Rilis Selanjutnya
10/10-10/20
Indonesia
Local Auto Sales (Sep)
10/09
Motorcycle Sales (Sep)
10/13
US
10/10
Japan
CPI MoM (Sep)
10/11
10/12
India
Caixin China PMI Composite
Foreign Reserves
10/11
CPI YoY (Sep)
BoP Current Account Balance (Aug)
China
Money Supply M2 YoY (Sep)
Foreign Direct Investment YoY CNY (Sep)
10/13
Imports YoY (Sep)
Core Machine Orders MoM (Aug)
Exports YoY (Sep)
CPI YoY (Sep)
Trade Balance (Sep)
Industrial Production YoY (Aug)
Ekonomi Biru
Ekonomi dan Lingkungan
Bukanlah Trade Off
Dimulai pada tahun 1970an negara-negara barat mulai
mengusung gerakan ekonomi hijau. Sebuah konsep ekonomi
yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dan
sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan
kerusakan ekologi melalui efisiensi sumber daya alam, rendah
karbon, dan kepedulian sosial. Skema pembangunan ekonomi
tersebut juga berusaha merubah paradigma pembangunan yang
ekstraktif, eksploitatif dan berjangka pendek.
Namun konsep ekonomi hijau yang ramah lingkungan ternyata
belum cukup mampu menjawab persoalan dasar, yaitu pertama
sistem ekonomi yang berlaku belum secara alamiah, sehingga
kurang berkelanjutan. Kedua, produk dan jasa ekonomi hijau
cenderung lebih mahal karena membutuhkan lebih banyak
investasi (Sunoto, 2013). Dalam ekonomi hijau, perusahaan
masih fokus pada kebijakan-kebijakan yang bertujuan
menghindari dampak buruk terhadap lingkungan sekitar dengan
investasi yang tinggi. Kekurangan pada konsep ekonomi hijau
kini telah diperbaiki dengan konsep ekonomi biru yang mulai
gaung dikampanyekan. Dalam ekonomi biru, perusahaan
ditantang untuk memanfaatkan sesuatu yang sudah baik itu
menjadi nilai tambah baru. Singkatnya, tidak hanya mengolah
limbah
menjadi
pro-lingkungan,
tetapi
bagaimana
memanfaatkan limbah itu menjadi sesuatu dengan nilai tambah
baru.
Gunter Pauli pendiri dan Kepala Zero Emissions Research
Institute di Belgia yang pada awalnya mengenalkan konsep
ekonomi biru, dalam bukunya The Blue Economy: 10 years, 100
innovations, and 100 million jobs yang diterbitkan pada 2010
menerangkan bahwa konsep ekonomi biru datang untuk
menjawab tantangan bahwa sistem ekonomi dunia cenderung
eksploitatif dan merusak lingkungan. Hasil dari pertumbuhan
ekonomi dewasa ini masih menghasilkan kerusakan pada
ekologi alam baik karena limbah maupun eksploitasi melebihi
kapasitas atau daya dukungnya.
Apabila kita menilik Materials Balance Model: the
Interdependence of Economic Activity and Nature yang
menerangkan hubungan antara aktivitas ekonomi dan
lingkungan, aliran residual atau limbah dari aktivitas ekonomi
akan dikembalikan ke lingkungan namun hanya sampai taraf
assimilative capacity yaitu kemampuan lingkungan untuk
menyerap residual. Apabila residual lebih besar dari assimilative
capacity maka ada metode-metode untuk mengurangi residual
tersebut dengan cara recovery, recycling, dan reuse. Dalam
konsep ekonomi biru individu atau perusahaan diajak untuk
mengolah residual menjadi barang-barang yang dapat
menghasilkan nilai ekonomi menggunakan metode tersebut.
Dalam konsep dasar hukum pertama dari termodinamika yaitu
bahwa energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan dan energi hanya dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya. Maka limbah yang tidak dapat diserap
oleh alam tanpa mengurangi kegiatan ekonomi sebagai trade off
dengan kelestarian lingkungan haruslah digunakan kembali
untuk mendapatkan nilai ekonomi, maka secara keseluruhan
kegiatan ekonomi tersebut tidak menghasilkan limbah sama
sekali atau dikenal dengan sebutan zero waste.
Sejatinya konsep ekonomi biru dimaksudkan untuk memberikan
tantangan bagi para wirausaha bahwa sebuah konsep bisnis
berdasarkan konsep blue economy model memberikan peluang
untuk mengembangkan investasi dan bisnis yang lebih
menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan; menggunakan
sumber daya alam lebih efisien dan tidak merusak lingkungan;
sistem produksi lebih efisien; menghasilkan produk dan nilai
ekonomi lebih besar; meningkatkan penyerapan tenaga kerja;
dan memberikan kesempatan untuk memberikan benefit
kepada setiap kontributor secara lebih adil.
Ekonomi Biru Bukanlah Utopis
Sebagian orang akan beranggapan bahwa konsep ekonomi biru
yang nirlimbah mempunyai sifat utopis, atau hanya di anganangan belaka. Namun secara fakta sudah terdapat model bisnis
yang berlandaskan oleh konsep ekonomi biru. Sebenarnya
kuncinya pada inovasi dan kreativitas, Gunter Pauli telah
menjelaskan 100 inovasi ekonomi praktis yang mengilhami
ekonomi biru dengan prinsip mencontoh cara kerja ekosistem,
yaitu ekosistem selalu bekerja menuju tingkat efisiensi lebih
tinggi untuk mengalirkan nutrien dan energi tanpa limbah untuk
memenuhi kebutuhan dasar bagi semua kontributor dalam
suatu sistem.
Salah satu contoh bisnis nyata berlandaskan konsep ekonomi
biru yang dikutip dari kompas.com adalah PT Great Giant
Pineapple (PT GGP), di Lampung Tengah. Perusahaan tersebut
membudidayakan nanas, lalu mengolah menjadi aneka produk.
PT GGP pada awalnya juga sekadar ingin mempraktikkan
ekonomi hijau, tetapi dalam perkembangannya banyak peluang
yang bisa diperoleh sehingga akhirnya memutuskan untuk
memaksimalkan nilai tambah baru tersebut.Seluruh limbah
nanas diolah menjadi produk yang memberikan nilai tambah.
Limbah kulit nanas diambil sarinya untuk dibuat jus. Sisa kulitnya
yang kering dicampur dengan rumput menjadi pakan ternak.
Dari produksi pakan ternak itu, PT GGP akhirnya mendirikan
perusahaan baru bernama PT Great Giant Livestock, yang
bergerak di bidang penggemukan sapi. Dengan kapasitas 30.000
ekor, kini sudah terisi 6.100 ekor.
Limbah cair nanas selanjutnya diolah menjadi biogas. Dari
produksi biogas, mereka bisa mengurangi penggunaan batubara
sekitar 5 persen. Setiap hari pihaknya mengolah 2.000 ton nanas
dari lahan 20.000 hektare. Nanas tersebut diolah menjadi sekitar
49 jenis produk, dan diekspor ke 50 negara. Untuk lebih
lengkapnya lagi contoh bisnis-bisnis lain dapat dilihat di buku
Gunter Pauli atau pada situs resminya yaitu theblueeconomy.org
yang telah melampirkan lebih dari 100 kasus bisnis ekonomi biru
dan bisnis-bisnis turunannya.
Mari kita berpikir ke depan untuk lingkungan yang lebih baik,
dengan mengandalkan kreativitas dan inovasi sehingga sampah
bisa menghasilkan nilai ekonomi. Sistem-sistem semacam itu
selain ramah lingkungan memiliki prinsip keberlanjutan karena
insentif nilai ekonomi yang didapatkan. Mari kita hapus pemikiran
keniscayaan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kelestarian
lingkungan merupakan suatu hal yang saling meniadakan. Dengan
konsep ekonomi biru kita yakin bahwa pertumbuhan ekonomi
meningkat, rakyat sejahtera serta laut dan langit tetaplah biru.
Indonesia sendiri memiliki peraturan perundangan dalam UU
No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan telah mensyaratkan mengenai baku mutu
lingkungan hidup yang merupakan ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan
hidup. Baku lingkungan hidup menurut pasal 20 ayat 1 meliputi,
baku mutu air, baku mutu air limbah, baku mutu air laut, baku
mutu udara ambient, baku mutu emisi, baku mutu gangguan,
baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pada intinya seseorang atau kelompok dapat
membuang limbah ke dalam media lingkungan hidup dengan
syarat lingkungan tersebut masih memenuhi baku mutu
lingkungan hidup.
Penulis: Alan Ray Farandy
Konsep ekonomi biru sebaiknya digunakan sebagai salah satu
pola pikir wirausahawan dalam melakukan kegiatan ekonominya
yang lebih menekankan pada kreativitas dan inovasi sebagai
salah satu modal utamanya sehingga menghasilkan nilai
ekonomi pada limbahnya. Meskipun tidak sepenuhnya
menghilangkan limbah, namun paling tidak mengurangi limbah
hingga memenuhi baku mutu lingkungan hidup.
(Tenaga Analis, Keasdepan Moneter dan Neraca Pembayaran)
Download