HUBUNGAN VEGETARIAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR PROPINSI BALI TAHUN 2013 Ni Putu Suarsini*) Meilita Dwi Paundrianagari, S.TP, M.Gizi**) Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes.**) *) Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR yaitu status gizi ibu. Diet Vegetarian dianggap berisiko karena asupan protein yang terbatas dikhawatirkan dapat menyebabkan rawan terjadinya defisiensi zat gizi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional , pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh, sampel berjumlah 32 ibu yang memiliki neonatus. Data penelitian menggunakan data sekunder dari catatan persalinan di puskesmas. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan Responden berdasarkan vegetarian sebanyak 20 orang ( 60,0 % ) dan responden yang tidak vegetarian sebanyak 12 orang ( 40% ). Responden yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 14 orang ( 43,8% ) dan responden yang tidak mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 18 orang ( 56,2% ), ada hubungan vegetarian dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun karena hasil uji chi square didapatkan nilai p value = 0,043 dengan hasil Odd Ratio (OR) = 7,5 artinya ibu yang vegetarian saat hamil memiliki peluang 7,5 kali beresiko memiliki BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak vegetarian. Upaya untuk menurunkan angka kejadian berat bayi lahir rendah dapat dilakukan oleh bidan dengan memberikan penyuluhan dan gambaran akan dampak dari vegetarian saat pemeriksaan kehamilan serta memberitahukan/ mencari solusi makanan pengganti yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan kebiasaan vegetarian agar berat bayi yang dilahirkan nantinya tetap normal. Kata Kunci : Vegetarian, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Daftar Pustaka : 31 (2008 – 2013). Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 1 ABSTRACT LBW is an intergenerational problem that will affect the nutritional quality of health throughout a human’s life cycle. Vegetarian diets are considered risky because the limited protein intake can cause nutrition deficiency .The purpose of this study to determine the relation between vegetarian and low birth weight babies in Gianyar district, Gianyar regency, Bali province in 2013. The type of research was analytical survey with cross-sectional approach, the sampling used saturated sample technique getting the samples of 32 mothers having newborn babies. The data research used secondary data from the records of baby deliveries in health centers. The data were analyzed by using Chi Square test. The results show Respondents who are vegetarians are 20 people (62.55%) and respondents who are not vegetarian as many as 12 people (37.5%). Respondents who had a baby with low birth weight by 14 people (43.8%) and respondents who do not have babies with low birth weight are 18 people (56.2%). The results show an association between vegetarian low birth weight babies in Gianyar district, Gianyar regency, Bali province in 2013 due to the results of chi square getting p value = 0.043 with the results of Odd Ratio (OR) = 7, 5 meaning the mothers who are vegetarian while pregnant have 7.5 times the risk of having a chance of low birth weight compared to the mothers who are not vegetarian. An effort to reduce low birth weight babies can be done by midwives through providing information and overview about the impact of being vegetarians in prenatal care and through informing or seeking solutions about the replacement foods that can be consumed by pregnant women with vegetarian habits, so that babies can be born with normal weight. Keywords : Vegetarian, Low Birth Weight Babies (LBW) Bibliographies : 31 (2008-2013) PENDAHULUAN Keadaan kesehatan dan gizi ibu hamil di Indonesia tergolong buruk dan masih mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survey (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008). Dibawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Bali dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 58,10 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 84,25 per 100.000 kelahiran hidup dan 95,33 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu secara lengkap dipengaruhi oleh lima determinan antara lain status kesehatan, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dan faktor lain yang tidak diketahui (Prawirohardjo, 2009). Salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Waryana, 2010). Masa kehamilan merupakan masa-masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya masa depan , karena tumbuh kembang anak 2 sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika status kesehatan dan keadaan ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu sewaktu melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika keadaan status kesehatan dan gizi ibu hamil kurang baik maka akan dapat berakibat kematian janin lahir mati dan bayi lahir dengan berat badan lahir kurang dari normal (BBLR). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh. Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan memerlukan tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah (cukup 1/3 bagian) (Waryana, 2010) sedangkan bagi para vegetarian yang saat ini sedang berkembang pesat di wilayah Bali berpantang untuk mengkonsumsi Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 protein yang berasal dari daging, ikan, telur dan susu beserta hasil olahannya baik sebelum hamil maupun saat hamil. Asupan makanan protein hewani adalah pantangan bagi para vegetarian. Vegetarian adalah seorang yang hidup dengan berbagai produk tumbuhan (nabati), tanpa mengkonsumsi susu dan telor serta produk olahannya, tetapi secara keseluruhan, menghindari penggunaan daging segala jenis hewan. Kekurangan gizi selama kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Dari hasil studi pendahuluan di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Bali pada tanggal 8 juni 2013 dengan sampel acak pada 10 wanita. Dari wawancara yang dilakukan didapat 8 wanita yang vegetarian bahwa mulai dari kecil mereka sudah melaksanakan vegetarian murni tanpa mengkonsumsi daging dan ikan, tanpa bawang merah dan bawang putih serta penyedap rasa. Pada saat hamil pun mereka menjalani vegetarian seperti biasa dan didapat dari 10 orang wanita tersebut 6 orang melahirkan anak dengan berat kurang dari 2500 gram, 2 orang melahirkan bayi prematur dan 2 orang melahirkan bayi normal. Dari jumlah tersebut lebih banyak para vegetarian menyumbang angka kejadian BBLR. Padahal perkembangan vegetarian di Indonesia juga termasuk pesat terutama dalam kurun waktu satu dekade terakhir ini. Jumlah vegetarian yang terdaftar pada Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri pada tahun 1998 sekitar lima ribu orang dan kemudian meningkat menjadi enam puluh ribu anggota pada tahun 2007. Prediksi jumlah vegetarian pada tahun 2010 adalah 500.000 orang. Angka ini hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena tidak semua vegetarian mendaftar menjadi anggota IVS (Susianto, 2008). Berdasarkan hal tersebutlah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan vegetarian dengan Berat badan lahir rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali. KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Teori Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR Faktor ibu - Toksemia Gravidarum (Preeklamsia atau eklamsia) - Anemia - Perdarahan antepartum - Hyperemesis Gravidarum - Pola Nutrisi (Vegetarian) - Trauma fisik dan psikologis Nefritis akut Diabetes Mellitus Kehamilan dengan malaria Umur ibu Usia kehamilan Paritas Multigravida Jarak persalinan terlalu dekat Keadaan sosial ekonomi BBLR Faktor janin - IUGR/PJT - Hidramnion - Kehamilan ganda - Cacat bawaan/kelainan congenital - Infeksi selama dalam kandungan - Ketuban pecah dini Gambar 1. Kerangka Teori Sumber: Muslihatun (2010), Kurniawati (2009), Maryunani (2013) Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 3 Kerangka Konsep Variabel independen Variabel dependen Vegetarian Kejadian BBLR Gambar 2. Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara ibu hamil vegetarian dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2010). Definisi Operasional Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Vegetarian BBLR Definisi Operasional Responden yang sudah mempunyai kebiasaan sejak umur 0 hari tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani, dengan atau tanpa telur dan susu serta produk olahannya Berat badan lahir bayi kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi Cara Pengukuran Dokumentasi dari catatan anggota Ashram 1. Vegetarian 2. Tidak Vegetarian Dokumentasi dari buku KIA dan catatan persalinan coordinator Bidan. 1. BBLR 2. Tidak BBLR METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Survey analitik adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi pada subjek penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam survey analitik ada tiga macam pendekatan waktu, salah satunya adalah Survey Cross Sectional . Survey Cross Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). 4 Hasil Pengukuran Skala pengukuran Nominal Nominal Populasi Dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi neonatus di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali pada bulan Agustus 2013 dengan jumlah 32 ibu yang mempunyai bayi neonatus. Sampel Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai neonatus di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali pada bulan Agustus 2013 dengan jumlah 32 ibu yang mempunyai neonatus Teknik sampling Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh semua ibu yang mempunyai Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 neonatus di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar pada bulan Agustus 2013 dengan jumlah 32 ibu yang mempunyai neonatus. Analisis Data Analisis univariat Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Data numerik digunakan nilai mean, median dan standar deviasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat penelitan ini menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Tingkat kepercayaan pada penelitian ini adalah 95%, dengan ketentuan Ha diterima jika P value < 0,05. Analisis bivariat penelitian ini menggunakan chisquare karena skala data kedua variabelnya kategorik. 1. Vegetarian Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Vegetarian di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, Agustus 2013 Vegetarian Vegetarian Tidak Vegetarian Jumlah Analisis Univariat Analisis univariat hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dari tiap variabel bebas dan terikat meliputi : (%) 60,0 40,0 100,0 Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase responden yang vegetarian (60,0%) lebih tinggi dibanding responden yang tidak vegetarian (40,0%). 2. Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, Agustus 2013 BBLR BBLR Tidak BBLR Jumlah HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013. Sample penelitian ini sebanyak 32 ibu yang memiliki neonatus di Kecamatan Gianyar, dengan teknik pengambilan sample total sample/ sampel jenuh. Setelah melewati tahap pengumpulan data, penulis melakukan pengolahan dan analisa data. Dalam Bab ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel dan narasi. F 20 12 32 F 14 18 32 (%) 43,8 56,2 100,0 Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa persentase yang responden mempunyai bayi BBLR sebesar 43,8% lebih rendah dibanding dengan responden yang tidak mempunyai bayi BBLR (56,2 %). Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Table 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Vegetarian dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, Agustus Tahun 2013. Vegetarian Vegetarian Tidak Vegetarian Jumlah Kejadian BBLR BBLR Tidak BBLR f % f % 12 60,0 8 40,0 2 16,7 10 83,3 f 20 12 % 100,0 100,0 14 32 100,0 43,8 18 56,2 Total OR 7,5 (1,288-43,687) P Value 0,043 Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 5 Pada tabel 4 menunjukkan bahwa persentase responden yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada responden yang vegetarian (60%) dibandingkan responden yang tidak vegetarian (16,7%). Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p=0,043 sehingga disimpulkan ada hubungan antara vegetarian dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Nilai OR = 7,5 artinya ibu yang vegetarian saat hamil mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 7,5 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak vegetarian. PEMBAHASAN Vegetarian Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase responden yang vegetarian (60,0%) lebih tinggi dibanding responden yang tidak vegetarian (40,0%). Hal ini dikarenakan wilayah kabupaten Gianyar Khususnya Kecamatan Gianyar banyak yang menjalani pola hidup vegetarian. Vegetarian di Kecamatan Gianyar khususnya dan di Propinsi Bali umumnya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini sejalan dengan semakin berkembangnya ajaran sekte-sekte Hindu di Bali. Agama Hindu Dharma di Indonesia seiring dengan proses modernisasi atau Hinduisasi yang condong berkiblat ke India sebagai sentral telah memberikan ruang kosong untuk tumbuh dan berkembangnya aliran-aliran baru (sekte-sekte baru). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suwondo (2011) Ada dua aliran baru dalam perkembangan agama Hindu di Indonesia umumnya dan di Bali khususnya yang dimulai tahun 1980-an, yaitu Sri Sathya “Sai Baba” dan Hare Krisna. International Vegetarian Union (IVU) dalam Susianto (2010) membagi vegetarian dalam tiga kelompok utama yaitu Lacto-ovo-vegetarian (vegetarian yang masih mengkonsumsi susu dan telur beserta produk olahannya), Lacto-vegetarian (vegetarian yang masih mengkonsumsi susu beserta produk olahannya), Vegan (vegetarian murni yang tidak mengkonsumsi semua makanan hewani, tetapi mengkonsumsi makanan nabati seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan, biji-bijian). Di Kecamatan Gianyar sekte Hindu yang berkembang adalah sekte Hare Krisna yang termasuk dalam jenis Vegan dan ada juga yang menjalankan pola vegetarian lakto-ovo yaitu dari penganut sekte Sri Sathya “Sai Baba”. 6 Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase yang mempunyai bayi BBLR sebesar 43,8% lebih rendah dibanding dengan responden yang tidak mempunyai bayi BBLR (56,2 %). Salah satu penyebab lebih rendahnya angka BBLR diprediksi Sebagai pengaruh dari berlakunya Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali Mandara (JKBM), sarana dan prasarana pelayanan yang lebih baik serta adanya peningkatan status puskesmas menjadi puskesmas rawat inap dengan pelayanan PONED, yang menyebabkan semakin meningkatnya masyarakat memeriksakan kesehatan pada pelayanan kesehatan. Hal ini dijelaskan pada Profil Dinas Kesehatan Bali Tahun 2012 bahwa cakupan pelayanan ibu hamil K1 di Kabupaten Gianyar tahun 2012 adalah 98,77 % (Target 100%) dan K4 adalah 91,13% (Target 95%). Persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan (Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi, oedema nyata, eklamsia, perdarahan pervaginan, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang, primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature) menurut kabupaten/kota pada tahun 2012 hanya Kabupaten Gianyar yang mencapai 105, 74%, kemudian dibawahnya berturut-turut Kabupaten Tabanan (92,76%), Kabupaten Klungkung (87,90%), sedangkan Kabupaten/kota lainnya tidak ada yang mencapai target SPM 2015 yaitu 80% dan yang paling rendah terjadi di Kabupaten Karangasem yaitu 44,78%. Hubungan antara vegetarian degan kejadian Berat Bayi Lahir rendah Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase responden yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada responden yang vegetarian (60%) dibandingkan responden yang tidak vegetarian (16,7%). Hasil uji Chi Square didapatkan nilai P=0,043 (P<0,05) sehingga disimpulkan ada hubungan antara vegetarian dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Nilai OR = 7,5 artinya ibu yang vegetarian saat hamil mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar 7,5 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak vegetarian. Responden yang vegetarian menyumbang lebih tinggi angka BBLR dibandingkan dengan responden yang tidak vegetarian. Dari penelusuran data didapatkan fakta bahwa 60 % dari vegetarian tersebut adalah penganut vegetarian murni (Vegan) tanpa susu dan telur. Penganut vegan ini adalah dari aliran Hare Krisna yang sangat patuh pada aturan pelaksanaan Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 vegetarian murni. Para penganut kepercayaan Hare Krisna melaksanakan kebiasaan vegetarian sejak masih bayi sehingga selain kekurangan gizi juga menyebabkan IMT ibu rendah walaupun pada penelitian ini status gizi dan IMT tidak diukur. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Fajriyah (2008) pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 ditemukan kejadian BBLR sebesar 6,5 % lebih tinggi dari angka BBLR nasional yaitu 5,6 % (SDKI 2000-2003) Efek samping apabila ibu saat hamil tidak mengkonsumsi daging dan ikan dalam artian vegetarian adalah Tidak ada protein hewani untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otak manusia, terlalu tinggi konsumsi serat, defisiensi besi, defisiensi kalsium, defisiensi Zinc, defisiensi Vitamin B12, Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh. Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.. Kebutuhan energi untuk kehamilan memerlukan tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein hewani penting untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otak Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya rendah (cukup 1/3 bagian) ( Waryana, 2010) sedangkan bagi para vegetarian yang saat ini sedang berkembang pesat di wilayah Bali berpantang untuk mengkonsumsi protein yang berasal dari daging, ikan, telur dan susu beserta hasil olahannya baik sebelum hamil maupun saat hamil. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Jannah (2011), terdapat perbedaan asupan protein dan Vitamin B12 antara vegetarian dengan non vegetarian. Banyaknya konsumsi pangan hewani pada non vegetarian menyebabkan konsumsi protein lebih banyak dibandingkan dengan vegetarian sehingga tingkat konsumsi proteinnya pun lebih tinggi. IMT dipengaruhi oleh kuantitas konsumsi terutama energy dan protein, karena konsumsi energy dan protein vegetarian lebih rendah dan hal ini kemungkinan selalu terjadi sejak menjadi vegetarian IMT menjadi lebih rendah. Peningkatan Berat Badan berhubungan dengan aktifitas fisik dan asupan makanan ibu hamil. Pada penelitian ini IMT ibu hamil tidak diukur namun IMT ibu berhubungan dengan status gizi. Ibu yang pra hamil perlu memperhatikan status gizi mulai awal kehamilan serta memberikan perhatian terhadap pertambahan berat badan selama kehamilan karena akan terkait dengan status gizi bayi yang akan dilahirkan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Fikawati (2012) bahwa IMT prahamil ibu vegetarian lebih rendah daripada ibu non vegetarian. Rata-rata berat lahir bayi meningkat jika IMT prahamil ibu meningkat. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Yongky (2007) menyatakan bahwa Berat Lahir Bayi dipengaruhi oleh status gizi ibu awal kehamilan (IMT). Saat hamil seorang wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak. Mengingat selain kebutuhan gizi tubuh, wanita hamil harus memberikan nutrisi yang cukup untuk sang janin. Karenanya wanita hamil memerlukan angka kecukupan gizi yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang sedang tidak hamil. Kekurangan gizi selama kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fikawati (2012) bahwa diet vegetarian berisiko karena konsumsi makanan yang terbatas dapat menyebabkan kekurangan gizi. Analisis multivariat menemukan bahwa protein, vitamin B12, zat besi dan asupan memiliki hubungan dengan berat badan lahir bayi. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurul FaJriyah (2008) bahwa vegetarian khususnya vegan seringkali tidak mendapat cukup vitamin B12 karena vitamin ini ditemukan pada makanan hewani sehingga seorang ibu hamil vegetarian harus dipastikan mendapat tambahan vitamin yang mengandung B12, asam folat dan zat besi. Salah satu dampak dari kurangnya konsumsi makanan hewani sumber zat besi penting di dalam tubuh adalah anemia. Hal ini didukung oleh teori Waryana (2010) menjelaskan banyak berpantang makanan tertentu dan pola makan yang tidak baik selagi hamil dapat memperburuk keadaan anemia gizi besi, pola makan yang tidak memenuhi gizi seimbang dan sedikit bahan makanan sumber fe seperti daging, ikan, hati atau pangan hewani Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 7 lainnya merupakan salah satu faktor penyebab anemia yang merupakan salah satu penyebab dari berat bayi lahir rendah. Karena pangan hewani merupakan sumber zat besi yang tinggi absorpsinya. Sedangkan bagi para vegetarian mereka berpantang untuk mengkonsumsi daging, ikan, hati dan pangan hewani lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian Sistiarini (2008) bahwa variable yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah riwayat penyakit anemia (p=0,03 dan OR=2,91: 1,09-82). Responden yang vegetarian yang tidak mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 40 % . Dari hasil penelusuran data didapatkan fakta bahwa sebesar 40 % vegetarian berasal dari kelompok vegetarian lakto-ovo sehingga kebutuhan gizi anak dalam kandungan bisa dikejar melalui konsumsi telur dan susu. Pendapat ini didukung teori dari Susianto (2010) bahwa kebutuhan protein dapat dipenuhi oleh ibu hamil vegetarian (bahkan Vegan) dengan mengkonsumsi kacang-kacangan, misalnya kedelai dan produk olahannya, yaitu susu kedelai, tahu dan tempe. Untuk vegetarian lakto-ovo protein didapat dari ikan dan telur. Jenis kacangkacangan lain merupakan sumber makanan vegan yang kaya protein. Untuk setiap 100 gram kacangkacangan tersebut, kedelai mengandung kadar protein yang paling tinggi, yaitu mencapai 34%, kacang hijau 24%, dan tempe 18%. Selain kacang-kacangan, jamur yang saat ini biasa dikonsumsi juga mengandung cukup banyak protein. Sumber asam folat terdapat dalam sayur berwarna hijau tua, biji-bijian utuh, seperti nasi, roti, pasta, sereal, havermout, jagung dan barley. Jus jeruk juga mengandung asam folat yang tinggi. Sumber Kalori dan Kalsium bisa didapat dari susu, keju dan yoghurt (kecuali vegan) sedangkan Vitamin A diperoleh dari Kuning telur (kecuali vegan). Menurut Elizabeth Ward, ahli gizi dari Asosiasi Diet Amerika dalam Parenting, pregnancy, 2013 bayi yang lahir dari ibu vegetarian bisa mempunyai bayi yang sama sehatnya dengan bayi lain dari ibu yang tidak vegetarian, yang paling penting makanan dan nutrisi disiapkan dan dipenuhi dengan baik karena kebutuhan nutrisi akan meningkat dibanding saat tidak hamil. yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 14 orang (43,8%) dan responden yang tidak mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 18 orang (56,2%). Responden yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada responden yang vegetarian (60%) dibandingkan dengan responden yang tidak vegetarian (16,7%). Hal ini menunjukkan ada hubungan antara vegetarian dengan kejadian berat bayi lahir rendah (p=0.043). Responden yang mempunyai pola hidup vegetarian saat hamil mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR 7,5 kali dibandingkan dengan responden yang tidak vegetarian. KESIMPULAN DAN SARAN Fikawati, Sandra. Status Gizi Ibu Hamil dan Berat Lahir Bayi pada Kelompok Vegetarian. Jurnal Makara Of Healt Series Vol. 16 No. 1.Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI. Depok 16424. 2012 Kesimpulan Responden berdasarkan vegetarian sebanyak 20 orang (60%) dan responden yang tidak vegetarian sebanyak 12 orang (40%). Responden 8 Saran Dinas Kesehatan diharapkan bisa merangkul para vegetarian agar nantinya angka kejadian BBLR tidak meningkat pada vegetarian dan memberikan solusi makanan pengganti bagi vegetarian. Bagi Vegetarian, disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konsumsi gizi yang dibutuhkan. Bagi peneliti dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya, dan diharapkan penelitian berikutnya menambah beberapa faktor yang menjadi penyebab kejadian BBLR. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:Rohima Press Bhagavat Gita. Kitab Suci Agama Hindu. Dinkes Provinsi Bali. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2012. Bali Fajriyah, Nurul. Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil dengan Berat Bayi dan Gambaran KarakteristikIbu Vegetarian. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2008. Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 Hidayat, Z.A. 2010. Metode penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika. Kristiyanasari. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Numed Kurniawati, Hanifah. 2009. OBGYNACEA Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Tosca Enterpise. Labib, Azfa Talita. 2012. Larangan-larangan Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Ibu Hamil. Klaten : Cable Book. Satwiko, prasasto. 2012. Saya Vegan. Yogyakarta: Kanisius Sistiarini. Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang Berisiko terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal UNDIP Semarang Program Pasca Sarjana. 2008. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media Pantikawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Numed Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Miftahul, Jannah. Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Non Gizi yang berkaitan dengan Kadar Hemoglobin Vegetarian Vegan dan Non Vegan. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang. 2011 Susianto. 2010. The Miracle of Vegan Pola hidup sehat ala vegetarian Murni. Jakarta Selatan : Qanita Mulyawan, Handry. Gambaran Kejadian BBLR pada Vegetarian. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009 Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rejeki, Sri.2013. Ya, Yogyakarta: familia. Saya Vegetarian. Rizema, Sititava. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jogjakarta: D Medika Saebani, B.A. 2008. Metodelogi penelitian. Bandung: PustakaSetia. Suwondo. Sekte atau aliran Baru dalam Agama Hindu Modern. Jurnal Universitas Satya Wacana. 2011 Trihardiani. Faktor Risiko Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara kota Singkawang. Jurnal Program Studi Ilmu Gizi fakultas Kedokteran UNDIP Semarang. 2011. Walker, Allan. 2012. Pola Makan Sehat Saat Hamil. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Waryana.2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Yongky. Analisis Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Status Gizi serta Hubungannya dengan Berat Bayi Baru Lahir. Jurnal Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. 2007. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Numed Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013 9