Penurunan Nilai Perempuan Melalui Eksploitasi

advertisement
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
A. Perempuan Dalam Media: Penurunan Nilai Perempuan Melalui
Eksploitasi Dominasi Karakter Negatif Perempuan Dalam Iklan
Berkaca dari pengalaman iklan televisi Wafer
Beng-Beng
Unstoppable Enjoyment versi Cool Class dan Great Date tersebut,
membuat iklan yang baik dan tidak menjadi word of mouth negatif di mata
khalayak merupakan dua hal yang tidak terpisahkan namun sangat sulit
untuk diaplikasikan karena sebagian besar pekerja kreatif di industri
kreatif hanya terkungkung kepada eksekusi audio-visual akhir yang
menarik tanpa mempertimbangkan eksekusi ide dan konsep yang baik
namun tetap dikemas menarik sehingga banyak terjadi kekeliruan dalam
proses penyampaian pesan oleh iklan tersebut yang berujung kepada
buah bibir-buah bibir negatif dari khalayak karena iklan yang disuguhkan
menjadi iklan yang tidak bermutu, iklan yang ‘bosok’, dan iklan sampah
yang pada akhirnya tidak memberikan efek apapun kepada khalayak,
baik efek sosial dari pesan yang ingin disampaikan maupun efek
emosional dari pesan yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut, seperti
yang telah dialami oleh pihak Flowr Indonesia dalam mengeksekusi
kedua iklan televisi Wafer Beng-Beng Unstoppable Enjoyment versi Cool
Class dan Great Date tersebut.
161
Dalam kedua iklan televisi Wafer Beng-Beng Unstoppable
Enjoyment tersebut, pihak Flowr Indonesia beride tentang efek nyaman
yang muncul dari gigitan pertama ke gigitan-gigitan selanjutnya produk
Wafer Beng-Beng dengan konsep eksekusi awal, sebagai berikut:
1. Talent pria sebagai primary target dan decision maker dalam
pembelian Wafer Beng-Beng, serta memiliki peranan besar di
dalam iklan tersebut setelah dieksekusi
2. Talent perempuan sebagai secondary target dan pemanis di
dalam iklan tersebut, yang mana hanya sebagai lawan main talent
pria tersebut.
Namun, konsep awal tersebut lenyap seketika karena pihak Flowr
Indonesia justru mendominasi sebagian besar scene, di dalam iklan
tersebut, dengan peran dan karakter talent perempuan yang arah
dominasinya lebih kepada citra negatif karakter perempuan muda saat ini,
yakni perempuan materialistis, yang mana konsep materialisme yang
diadopsi hanya berdasarkan riset kecil, secara gamblang, mengenai
fenomena perempuan materialistis di lingkup kecil sosial, ditonjolkan
secara berlebihan, dan talent pria justru hanya muncul di sebagian kecil
scene tertentu dalam iklan tersebut sehingga yang khalayak awam
ketahui adalah sebagai berikut:
1. Perempuan muda sebagai primary target dalam penjualan Wafer
Beng-Beng tersebut
2. Pria hanya sebagai secondary target dan pemanis dalam iklan
tersebut.
162
Dalam hal ini, eksekusi akhir kedua iklan televisi Wafer BengBeng Unstoppable Enjoyment tersebut berbalik 360 derajat dari konsep
eksekusi awal walaupun ide yang sudah dibentuk dan pesan yang ingin
disampaikan oleh pihak Flowr Indonesia tersebut tetap tersampaikan
dengan benar, secara verbal, kepada khalayak televisi. Namun, secara
visual, pihak Flowr Indonesia mengalami masalah yang cukup besar
karena hal tersebut mendapat perhatian dan komentar khusus dari
beberapa reviewer perempuan yang memperhatikan iklan televisi secara
detail. Bentuk perhatian khusus tersebut, antara lain:
“Tidak semua perempuan muda dengan penampilan yang menarik
memiliki tingkat materialistis yang tinggi”70
Masih dalam ranah kesalahan eksekusi akhir namun lebih kepada
dampak sosial yang muncul ketika kedua iklan televisi Wafer Beng-Beng
Unstoppable Enjoyment tersebut mulai berkeliaran di prime time channelchannel televisi ternama, yakni konstruksi materialisme dalam diri
perempuan muda terlalu ditonjolkan dalam kedua iklan Wafer Beng-Beng
Unstoppable Enjoyment tersebut sehingga pesan yang ingin disampaikan
oleh kedua iklan tersebut tidak tersampaikan dengan baik dan
meninggalkan rekam citra negatif karakter perempuan dari masa ke masa
di dalamnya, yang mana citra negatif tersebut tidak bisa, secara
gamblang, diperlihatkan langsung dalam sebuah iklan, melainkan melalui
cara-cara halus lainnya yang lebih layak dikonsumsi oleh khalayak
televisi, salah satu contohnya, seperti iklan-iklan rokok di televisi selama
70
Ungkapan pribadi peneliti berkaitan dengan pengamatan, secara berkala, terhadap iklan Wafer
Beng-Beng ‘Unstoppable Enjoyment’ versi Cool Class dan Great Date.
163
ini, yakni tidak menonjolkan efek negatif dari merokok namun
memperlihatkan sisi positif lain dari merokok, agar khalayak yang
menyaksikan tidak menelan mentah pesan sosial tersebut sebagai pesan
pokok yang harus diterima dan diperbincangkan negatif, melainkan
sebagai pesan tambahan yang mampu diterima dan diperbincangkan
positif di berbagai media manapun.
B. Iklan Sebagai Media Baru Untuk Memberikan Teguran Sosial Kepada
Khalayaknya
Walaupun kedua iklan televisi Wafer Beng-Beng Unstoppable
Enjoyment versi Cool Class dan Great Date tersebut memberikan
dampak negatif terhadap citra perempuan muda saat ini dan mengalami
kegagalan yang sangat signifikan dalam menyampaikan pesan utamanya
untuk menjual Wafer Beng-Beng tersebut kepada khalayak televisi,
secara tidak langsung, iklan memiliki peranan baru di dunia sosial, yakni
sebagai media untuk melakukan teguran sosial, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang mana iklan tidak lagi hanya sebagai media
penjualan dan pemasaran barang dan jasa, melainkan sebagai salah satu
media yang berperan penting dalam membentuk karakter masyarakatnya
di ranah sosial melalui teguran-teguran implisit yang menyindir kebiasaan,
sikap, dan pola pikir mayoritas masyarakat saat ini sehingga iklan
memberikan pengaruh sosial yang cukup penting dalam membangun
generasi-generasi masyarakat yang lebih baik ke depannya, tidak hanya
memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk mengonsumsi barang
dan jasa yang ditawarkan olehnya saja.
164
Sama halnya dengan kedua iklan televisi Wafer Beng-Beng
Unstoppable Enjoyment versi Cool Class dan Great Date yang dinilai
sebagai iklan gagal tersebut. Mungkin dengan adanya kedua iklan televisi
Wafer Beng-Beng Unstoppable Enjoyment tersebut, populasi perempuanperempuan materialistis berkurang drastis dengan sendirinya karena
perempuan-perempuan materialistis tersebut merasa disindir dan ditegur
di hadapan publik melalui karakter talent perempuan yang sangat
mencerminkan diri mereka dan penekanan-penekanan suara voice over
ketika mengucapkan kata demi kata dalam kedua iklan Wafer Beng-Beng
Unstoppable Enjoyment tersebut yang secara tidak disengaja menyindir
perilaku-perilaku mereka biasanya. Atau kalaupun populasi perempuanperempuan materialistis tersebut tidak berkurang, setidaknya mereka
tersindir keras dengan publikasi perilaku mereka melalui kedua iklan
televisi Wafer Beng-Beng Unstoppable Enjoyment tersebut.
SARAN
“Tidak Ada Iklan Yang Sempurna, Kesempurnaan Hanyalah Milik Dunia”
Iklan yang baik dan benar tidak harus dieksekusi dengan visual yang
sempurna. Proses dalam menentukan iklan yang baik dan benar itulah yang
harus dimatangkan, bukan untuk dipaksakan matang, namun matang dengan
sendirinya karena brainstorm bersama yang mulai ranum buah ide dan konsep
kreatifnya dengan sempurna. Namun, walaupun visualisasi dikesampingkan,
165
tetaplah memberikan hasil eksekusi akhir yang menyentuh dan membuai target
khalayak sehingga iklan yang telah dibuat tidaklah sia-sia atau hanya dinilah
sebagai great craftmanship di mata khalayak. Setidaknya, berikanlah sentuhan
positif terakhir untuk iklan yang telah berhasil dikaryakan untuk khalayak banyak,
bukan hanya untuk warga satu kampung, melainkan warga satu dunia.
166
Download