Ima Rahmawati Prodi D III Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI

advertisement
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MAJA (AEGLE MARMELOS)
TERHADAP BOBOT OVARIUM TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)
Ima Rahmawati
Prodi D III Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
Ovary is one of reproductive organ which can be used as the indicator of
mechanism of anti-fertility substance whose activities can be shown in the
inhibition of ovulation and steroidogenesis. Bael leaves contains a lot of
fitosterole (β-sitosterole and Stigmatosterole) of which one of its functions are
hormonal contraceptive by inhibiting ovulation process.
This research applied “post test only control group design plan” using
random sampling.The giving of bael leaves extract to female white Rat was
divided into 4 groups with the distribution: K1 as control group, K2 with a dose of
0.5 gr/kg of body weight, K3 with a dose of 1 gr/kg of body weight, and K4 with a
dose of 1.5 gr/kg of body weight with a treatment of 12 days. The result of the
treatment was average of lowest ovary weight at K3 and K4 were 0.04 gram,
while the lowest value of the amount. Anova oneway showed p < 0.05, that it
could be concluded that there was significant difference. The result of LSD test
regarding ovary weight were that there was significantly difference between K1
and K3.
the results showed that the bael leaf extract could be lower ovarian
weight.
Keywords: bael leaves extract, ovary, ovary weight.
meningkatkan
PENDAHULUAN
Keluarga
yang
berkualitas
kualitas
keluarga
(Depkes RI, 2010).
adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
Setiap
maju, mandiri, memiliki jumlah anak
hakekatnya
yang ideal, berwawasan kedepan,
sehat dan sejahtera lahir dan batin.
bertanggung jawab, harmonis dan
Kesehatan merupakan salah satu
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
kebutuhan
Esa. Dalam paradigma baru Program
disamping kebutuhan akan sandang,
Keluarga
pangan,
papan
dan
sangat menekan pentingnya upaya
karena
hanya
dengan
menghormati
kesehatan yang baik serta tubuh
sebagai
Berencana ini,
hak-hak
upaya
misinya
reproduksi,
integral
dalam
yang
1
manusia
pada
mendambakan
hidup
prima
dasar
manusia,
pendidikan,
manusia
kondisi
dapat
melaksanakan
proses
kehidupan
meningkat, terlebih dengan adanya
untuk tumbuh dan berkembang
isu back to nature serta penurunan
menjalankan
aktivitas
daya beli masyarakat terhadap obat
hidupnya. Ada selogan “Kesehatan
sintetis. Obat tradisional dan tanaman
memang
segala-galanya,
obat banyak digunakan masyarakat
tetapi tanpa kesehatan anda tidak
menengah kebawah terutama dalam
bisa
upaya
segala
bukan
berbuat
apa-apa,
bahkan
preventif,
segala-galanya itu mungkin akan
rehabilitatif.
sirna”.
beranggapan
promotif
Banyak
bahwa
dan
orang
penggunaan
Upaya kesehatan dalam hal ini
tanaman obat atau obat tradisional
penggunaan obat tradisional untuk
relatip lebih aman dibandingkan obat
memperoleh derajat yang dilakukan
sintesis. Tidak berarti tanaman obat
oleh
suatu
atau obat tradisional tidak memiliki
2005).
efek samping yang merugikan, bila
masyarakat
perubahan
Industri
terjadi
(Elin,
obat-obatan
dan
industri
penggunaannya kurang tepat.
kontrasepsi dengan berbagai produk
Kanokporn et al., (2006),
dan tingkatan harga yang cukup tinggi
menyatakan bahwa di India tanaman
yang terkadang sulit dijangkau oleh
maja sangat potensial dipergunakan
masyarakat dan tidak menjamin tidak
sebagai alat kontrasepsi pria dan obat
adanya efek samping, sehingga perlu
herbal untuk mengatur kelahiran dan
untuk meneliti tanaman yang alami,
mengobati penyakit seksual.
murah , tidak berbahaya dan ramah
Ada ekstrak buah maja dalam bentuk
lingkungan. Penelitian terhadap bahan
teh herbal yang dicampur daun Stevia
kontrasepsi
rebaudiana dapat menurunkan jumlah
yang
berasal
dari
tumbuhan masih merupakan prioritas,
kelahiran
karena mudah di dapat, murah dan
keguguran (Remya et al., 2009).
toksisitasnya
rendah
menimbulkan
efek
dan
dan
menyebabkan
tidak
Hasil penelitian Hasrah (1994)
samping
daun maja yang diberikan pada
(Tadjudin, 1984).
mencit betina secara infus dengan
Elin (2005 ). mengatakan
konsentrasi 20%, 30%, 40%dan 50%
penggunaan bahan alam, baik sebagai
dapat digunakan untuk abortiva dan
obat maupun tujuan lain cenderung
berpengaruh terhadap jumlah anak.
2
Pada
penelitian ini ingin melihat
ovum yang diovulasikan. Selain itu
pengaruh pada aktivitas reproduksi
juga akan menyebabkan penekanan
yang lain seperti , jumlah corpus
jumlah dan perkembangan folikel
luteum dan bobot ovarium.
yang mengakibatkan penurunan barat
Hasil uji Identifikasi dan Uji
ovarium dan steroidogenesis (Ricards,
Bioaktivitas Lupoel dan Marmin yang
dipisahkan
dari
Koerteks
1980).
Aegle
Latar belakang tersebut di
marmelos oleh Sugeng Riyanto dan
atas,
Mawardi Rahmani diketahui bahwa
mengetahui efek esktrak daun maja (
tanaman maja mengandung bahan
Aegle marmelos ) terhadap fertilitas
aktif
tikus
seperti
β-sitosterol
dan
stigmatosterol. Bahan-bahan aktif ini
maka
akan
putih
meneliti
(Rattus
dan
norvegicus)
melalui pengamatan bobot ovarium .
bersifat steroid (Riyanto, 2000).
Fitosterol atau steroid yang dihasilkan
SUBYEK DAN METODE
dari tumbuhan mempunyai khasiat
sebagai
bahan
kontrasepsi
Subyek penelitian adalah tikus
yang
putih wistar betina umur 8-10 minggu
bersifat anti fertilitas yang dapat
dan sudah pernah melahirkan atau
memacu hormon progesteron dan
beranak dengan berat 200-225 gram.
estrogen, jika produknya berlebihan
Besar
bisa menghambat ovulasi (Riyanto,
Penelitian
2000).
kerja
zat
ini
32
ekor.
menggunakan
control group design . Tikus yang
antifertilitas terhadap ovarium dapat
ditunjukkan
aktivitasnya
pada
ovulasi
dan
penghambatan
memenuhi syarat dibagi dalam 4
kelompok.
Sampel di bagi dalam empat
steroidogenesis (Farnswoorth et al;
kelompok secara acak lengkap yaitu;
.1975 & Hafez 2000). Terhambatnya
ini
sebagai
akibat
Kelompok 1 (Ko) :
dari
progesteron
seperti
luteum
berhubungan
berkurangnya
yang
merupakan
kelompok kontrol.
terhambatnya produksi estrogen dan
corpus
adalah
rancangan percobaan post test only
Mekanisme
ovulasi
sampel
terbentuk
Kelompok
2
(K1)
kelompok
perlakuan
:
merupakan
yang
diberi
ekstrak daun maja dengan dosis
erat dengan jumlah
0,5g/kg BB.
3
Kelompok
3
(K2)
kelompok
perlakuan
:
merupakan
diberi
normal dan homogen selanjutnya
ekstrak daun maja dengan dosis 1g/kg
dilakukan uji Analisis of variance
BB.
(Anova) yang apabila didapatkan
Kelompok
4
(K3)
kelompok
perlakuan
yang
Data yang dihasilkan berdistribusi
:
merupakan
yang
perbedaan yang bermakna, maka
diberi
untuk
mengetahui
beda
antar
ekstrak daun maja dengan dosis
perlakuan pada data berdistribusi
1,5g/kg BB.
normal (variabel bobot ovarium) dan
Ekstrak daun maja mulai
diberikan
pada
saat
variasi data antar kelompok homogen
siklus
dilanjutkan dengan uji LSD (Least
reproduksi tikus berada pada fase
Significant Difference) dengan tingkat
proestrus. Untuk mengetahui fase
kemaknaan p<0,05
siklus reproduksi, maka hewan coba
dilakukan
apus
vagina
Analisis
terlebih
data
dilakukan
dengan komputerisasi menggunakan
dahulu. Ekstrak daun maja diberikan
metode SPSS versi 17.
per sonde sesuai dosis selama 12
hari. Setelah pemberian ekstrak
HASIL
daun maja berakhir, maka dilakukan
pembedahan
ovarium
dan
untuk
Penelitian dilakukan selama
pengambilan
ditimbang
19 hari. Pada akhir penelitian hewan
dan
coba dikorbankan untuk dilakukan
diketahui bobot ovarium masing-
pengambilan ovarium.
masing sampel, selanjutnya dibuat
Pada akhir perlakuan (hari ke 20),
preparat dengan pewarnaan untuk
hewan
mengetahui jumlah corpus luteum.
K2,K3) di lakukan pembedahan dan
Pemberian ekstrak daun maja dan
pengambilan
pengambilan
ovarium di timbang.
ovarium
serta
coba
kelompok
ovarium
(Ko,K1,
selanjutnya
pembuatan preparat dilakukan di
laboratorium
embriologi
dan
Tabel 1 Nilai rerata dan standar
deviasi variabel tergantung
laboratorium histologi FKH Unair.
ANALISIS DATA
4
Kelompok
N
K1
K2
K3
K4
Bobot ovarium
Bobot ovarium
(gram)
Rerata ± SD
0,06 ± 0,01
0,05 ± 0,01
0,04 ± 0,01
0,04 ± 0,01
6
6
6
6
Uji
0,07
0,06
Kolmogorov-smirnov
hasil
dengan nilai p
0,06 ±0,01
ovarium
0,979 (p > 0,05)
Hasil uji homogenitas
tergantung
0,04±0,010,04±0,01
0,04
bobot
artinya data berdistribusi normal.
0,05±0,01
0,05
0,979
normalitas data dengan
menggunakan
didapatkan
24
0,03
0,02
variabel
Pengujian homogenitas varians
0,01
dilakukan
0
K1
K2
K3
K4
menggunakan
Levene
Statistic Test.
Tabel 3 Hasil uji homogenitas
variabel tergantung
Gambar 1 Diagram batang rerata
dan SD bobot ovarium
Variabel
Signifikansi (p)
Bobot ovarium
0,627
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
bobot ovarium yang paling ringan
adalah pada kelompok K4 dan K3 dan
Hasil uji homogenitas varians
selanjutnya kelompok perlakuan K2.
dengan menggunakan Levene Test
didapatkan hasil bobot ovarium nilai
Hasil
Uji
normalitas
variabel
p 0,627 (p > 0,05 artinya varians data
homogen.
tergantung
Hasil Uji Anova
Hasil uji normalitas dilakukan
Bobot ovarium
dengan menggunakan Kolmogorof –
Untuk mengetahui perbedaan
Smirnov test.
antar kelompok pada bobot ovarium
Tabel 2 Hasil uji normalitas
variabel tergantung
Variabel
n
uji anova oneway.
Signifikansi (p)
5
Tabel 4 Analisis uji anova oneway
bobot ovarium tikus putih
setelah pemberian ekstrak
daun maja.
Variabel
F-hitung
Sig.(p)
4,892
0,010
K4 berbeda secara bermakna dengan
K1 dan K2
PEMBAHASAN
Bobot ovarium
Tanaman
maja
(
Aeagle
marmelos ) merupakan bahan alami
yang
Hasil uji anova oneway bobot
tradisional
ekstrak daun maja diperoleh nilai Fsebesar
4,892
dengan
demam,
diare,
menghambat kehamilan dan abortiva
(Singh
yang signifikan. Hal ini berarti bahwa
daun
seperti
juga sebagai terapi herbal untuk
artinya ada perbedaan antar kelompok
ekstrak
oleh
gatal-gatal, selain itu tanaman maja
signifikansi sebesar 0,010 (p<0,05),
pemberian
digunakan
masyarakat sebagai bahan pengobatan
ovarium tikus putih setelah pemberian
hitung
banyak
&
Malik,
penelitian
maja
ini
mengetahui
memberikan pengaruh yang bermakna
2000).
bertujuan
pengaruh
Pada
untuk
pemberian
ekstrak daun maja terhadap aktivitas
pada bobot ovarium.
ovarium yaitu dilihat dari bobot
ovarium.
Analisis Komparasi Ganda LSD
(Least Significant Difference) bobot
ovarium dan Jumlah Corpus
Luteum Tikus putih.
Hewan coba yang digunakan
pada penelitian ini adalah tikus putih (
Rattus norvegicus ) karena hewan ini
secara
Hasil LSD (Least Significant
anatomis
saluran
Difference) menunjukkan bahwa ada
pencernaannya yang sedikit berbeda
perbedaan yang bermakna antara
dengan
bobot
esophagus langsung bermuara ke
ovarium
pada
kelompok
mamalia
lainnya
dimana
kontrol (K1) dengan ekstrak daun
lambung
(
Kusumawati,
maja dosis 1g/kg BB (K3), ekstrak
sehingga
tikus
daun maja dosis 1,5 g/kg BB (K4).
memuntahkan
Bisa disimpulkan bahwa tidak ada
pemberian ekstrak daun maja melalui
perbedaan antara K1 dan K2, K3 dan
sonde. Jenis kelamin dipilih betina
ini
tidak
kembali
2004),
dapat
perlakuan
karena tujuan penelitian ini adalah
6
melihat hasil penghambatan ovulasi
dari 3,50 buah menjadi 1,83 buah
organ ovarium yang hanya dimiliki
pada kelompok K3 dosis 1,5g/kg BB.
oleh tikus betina.
Masuknya
steroid
yang
terkandung pada ekstrak daun maja
Pengaruh
Ekstrak
Daun
menyebabkan
Maja
ovarium
terhadap Bobot Ovarium
Hasil
uji
menunjukkan
ANOVA
bahwa
ekstrak daun maja
terhadap
bobot
perlakuan
(
fungsi ovarium.
mempengaruhi
Nalbandov(1990),
ovarium yang lebih fungsional lebih
berpengaruh
berat dan struktur didalamnya lebih
ovarium
dengan
sehingga
berat
pemberian
p<0,05).
dibandingkan
berkurangnya
tikus
besar. Bobot ovarium yang berkurang
Bila
disebabkan
kelompok
karena
menurunnya
jumlah folikel dan corpus luteum.
kontrol, terjadi penurunan rerata berat
Jumlah
ovarium sebesar 12% dari 0,06 gram
disebabkan karena naiknya estrogen
turun
dalam
menjadi
0,05
gram
pada
folikel
darah
yang
berkurang
sebagai
akibat
kelompok K1 yang diberi ekstrak
penekanan kadar FSH. Penekanan
daun
kadar
maja
dosis
0,5g/kg
penurunan 15% dari
BB,
0,06 gram
FSH
menyebabkan
terhambatnya perkembangan folikel.
menjadi 0,04 gram pada kelompok
Hambatan
K2 dosis 1g/kg BB dan penurunan
jumlah corpus luteum yang menurun
15% dari 0,06 gram menjadi 0,04
pada
gram
1,5g/kg
pada
BB.
kelompok
3
ini
ditunjukkan
kelompok
oleh
perlakuan.
K3
dosis
Partodiharjo (1987), berat ovarium
Pengurangan
bobot
tikus
berhubungan
erat
ovarium disebabkan karena terjadi
perkembangan
penurunan jumlah folikel dan corpus
(2007) mengemukakan bahwa berat
luteum.
rerata
ovarium akan mengalami penurunan
corpus luteum ini terjadi 12,3% dari
jika terjadi penekanan jumlah folikel.
3.50 buah menjadi 2,85 buah pada
Pendapat
kelompok K1 dosis 0,5g/kg BB,
Farnsworth et al., (1978) dan Cheeke
penurunan 20,9% dari 3,50 buah
(1989) menyatakan bahwa tumbuhan
menjadi 1,66 buah pada kelompok
yang mengandung steroid umumnya
K2 dosis 1g/kg BB, penurunan 19,3%
bersifat
Jumlah
penurunan
7
yang
folikel.
dengan
sama
estrogenik
Suherman
menurut
sehingga
mempengaruhi perkembangan folikel
UCAPAN TERIMA KASIH
yang berdampak pada berat ovarium.
Terima kasih kami sampaikan
Hal ini berkaitan dengan efek yang
kepada
ditimbulkan
Embriologi,
fitosterol
akibat
(
masuknya
β-sitosterol
dan
Kepala
Kepala
Laboratorium
Laboratorium
Histologi FKH Unair.
stigmasterol) yang terkandung pada
ekstrak daun maja ini menyebabkan
kadar
estrogen
dalam
darah
DAFTAR PUSTAKA
ini
Anonim (IJEACM).,2006, Evaluation
of the new clas one substance.
http://www.medsafe.
Gout
112/regulatory
/comp.med/PIL/IJECCM/2
Aegle
marmelos pdf
meningkat. Peningkatan estrogen ini
dapat
menghambat
perkembangan
folikel melalui penekanan kadar FSH
melalui
umpan
balik
negatif.
Penekanan kadar FSH ini berakibat
gangguan
folikel
terhadap
yang
Farnswoorth N.R, Bingel A.S, Condel
Dengs, Wang. Y. Chen S.N. 1978,
‘Objective to study the potential
antivertility effect of the aqueous
aegle marmelos a potential agen for
treating small cell’. J.Pharmac Sci.
vol. 64: 535-548
perkembangan
ditunjukkan
oleh
penurunan jumlah folikel ovarium
yang matang.
Hal
ini
berkaitan
dengan efek yang ditimbulkan dari
Ghermandhi E, 2002, ‘KuvalanAegle marmelos Cerrea’. http:// www
Easygrowing.org/document S/ EG.
Kuvalan Aegle marmelos. Pdf ( 8
Oktober 2010)
masuknya fitosterol ( β-sitosterol dan
stigmasterol) yang terkandung pada
ekstrak
daun
maja
yang
dapat
menghambat perkembangan folikel
melalui
penekanan
kadar
Guyton and Hall, 2006, E-book of
human physiology, 11th edition,
Mc Graw Hill Co. USA.
FSH.
Penekanan kadar FSH ini berakibat
berkurangnya jumlah folikel maupun
Hafez E.S.E, 2000, Reproduction and
farm animal, -7th .ed. Philladelphia.
Lippincott. Williams & Wilkins
corpus luteum ovarium.
KESIMPULAN
Ekstrak daun maja ( Aegle marmelos )
Hasrah, 1994, ‘Pengaruh infus daun
maja (aegle marmelos) terhadap
fertilitas mencit betina’. JF MIPA.
Universitas Hasanudin
dapat menurunkan bobot ovarium
pada tikus putih.
8
Jagetis, G.C and Venkatesh P, 2005,
‘Radioprotectin by oral administration
of aegle marmelos in vivo’, J
Enviropmental pathology, toxicology
and oncology. vol 24 : 315-323
Smith, B dan Mangkoewidjojo, M.S,
1988, Pemeliharaan, pembiakan dan
penggunaan hewan percobaan di
daerah tropis. Jakarta. Universitas
Indonesia .
Johnsons
and
Everith,
1988,
‘Essential reproduction’, Oxford.
Black well Scient Publication
Syahrum,
M.H,
Kamaludin,
Tjokronegoro, 1994, Reproduksi dan
embriologi, Jakarta. FKUI
Kanokporn S, Aritajat S, Saenpet S,
Manosroi
JA,
2006,
‘Safety
evaluation of aqueous Extracts from
aegle marmelos and stevia rebaudiana
on reprodution of female rats’, J
Pharmac. vol. 37 : 3203-3205
Suherman, S.K, 2007, Estron, anti
estrogen, progestin dan kontrasepsi
oral dalam farmakologi dan terapi, 5th
,ed
Jakarta.
Departemen
farmakologi dan terapeutik. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Remya, M Sharma, R.C., Shoaib, H.
Asad, 2009, ‘In vitro effect of aegle
marmelos on human sperma motylity.
J. Med Plant, Res hal : 1137-1139
Turner, C, Donnell, and Bagnatara,
Joseph,
T., 1996, General endocrinology.
Saunders Company: Philadelpia.
Richards, JS, 1980, Maturation of
ovarian follicel : ‘Action and
interaction of pituitary and ovarian
hormone
and
follicular
cell
differentiation’. Physiol Reproductin.
Vol.9: 55-89
Wade, 1977, Martindale the extra
pharmacopoeia, 27th
Edition,
London: The Pharmaceutical Press.
Hal 931-932
Winarno, 1999, ‘Informasi tanaman
obat untuk kontrasepsi tradisional’,
Cermin Dunia Kedokteran, vol 120 :
25-28
Riyanto S, Mawardi R, 2000, Isolasi
senyawa korteks aegle marmelos
dengan petrolium eter’. Yogjakarta.
Fakultar
Farmasi
Universitas
Gajahmada
Sammuelson, B, Goldyne, M,
Granstrom, E, and Hamberg, M,
1978,
‘Prostaglandins
and
tromboxanes’, J, Anat reproduction
Sartono, ML, 1994, dalam Syahrum
MH. Reproduksi dan embriologi.
Jakarta. Fakultas Kedokteran UI
Singh, Z, and Malik, Aw, 2000, ‘The
bael’, West Australian Nut and Tree
Crops Association Year Book, vol.
24: 12-17
9
Download