I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arus

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arus globalisasi dewasa ini pada hakekatnya merupakan suatu
mobilitas pasar modal, pasar barang dan pasar kerja yang mengakibatkan
mobilitas yang tinggi dan intensif antar negara-negara di dunia, karena pasar
modal dan barang adalah persaingan sumber daya manusia. Pasar barang
dan jasa yang kita miliki saat ini tentunya akan mampu bersaing pada pasar
global barang dan jasa jika sumber daya manusianya memiliki keunggulan
dan berkualitas, dan ini merupakan posisi tawar Negara Indonesia yang jika
dilihat dari jumlah penduduknya mencapai 206,23 juta pada tahun 2002.
Jika ditelusuri lebih jauh, penyebab utama dari kurangnya kualitas sumber
daya manusia pada suatu perusahaan disebabkan oleh faktor lemahnya
motivasi karyawan. Sementara itu, manajemen puncak perusahaan menilai
angkatan kerjanya dari sudut keahlian teknis, kemampuan berhubungan
dengan orang lain dan motivasi terhadap pekerjaannya. Pada intinya, faktor
utama dalam rangka menciptakan kinerja yang baik adalah bagaimana
karyawan dapat membangun loyalitas pelanggan, memperoleh pelanggan
baru dan meningkatkan pangsa pasar serta bagaimana mengelola keahlian
karyawan, termasuk bagaimana menarik minat dan mempertahankan pekerja
yang selalu memiliki inovasi dan terampil.
Sejumlah data penting didapat dari Accenture, sebuah lembaga
yang meneliti kinerja pekerja dari berbagai sudut kepentingan merumuskan
bahwa dari 250 responden yang terdiri dari CEO perusahaan, semua sepakat
bahwa untuk menciptakan kinerja perusahaan yang kuat adalah dengan
fokus pada pelanggan dan mengelola pengetahuan para pekerja terampil.
Hal lain yang perlu dipelajari adalah ketidakefektifan dan tidak adanya
pengelolaan serta transfer pengetahuan dan kemampuan untuk berbagi
pengetahuan diantara karyawan. Lebih dari 40% responden menjelaskan
bahwa pengelolaan dan berbagi pengetahuan merupakan hambatan yang
berat di sebuah organisasi. Alasan utama dari hambatan ini antara lain :
kurangnya pemahaman atas budaya bisnis perusahaan di berbagai lokasi
perusahaan beroperasi, tidak adanya dukungan infrastruktur dengan
pengelola yang berdedikasi untuk manajemen pengetahuan, dan sering kali
tidak adanya penghargaan untuk sebuah pengetahuan baru di sebuah
perusahaan. Dengan demikian, antara pelatihan dan pengetahuan harus
dilakukan dalam suatu wadah sehingga mempermudah menilai kemampuan
pegawai berdasarkan kompetensinya yang akan memudahkan perusahaan
dalam penempatan karyawan seoptimal mungkin.
Untuk mengakomodir semua kebutuhan perusahaan tersebut,
kemudian muncul berbagai pusat pelatihan sumber daya manusia (Puslat
SDM). Banyak perusahaan yang sengaja menggunakan jasa puslat SDM
untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Semakin heterogenitasnya
kebutuhan perusahaan, semakin kreatif pula puslat SDM mengakomodir
kebutuhan tersebut. Dari sekian banyak puslat SDM yang ada, beberapa
diantaranya telah berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Namun, tidak
sedikit pula yang kegiatannya masih berskala usaha kecil mikro (UKM).
Pada dasarnya, pembebanan atas biaya produk, jasa, pelanggan,
dan objek lain merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan oleh
manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan peningkatan keakuratan
pembebanan
biaya
menghasilkan
dasar
untuk
membuat
kebijakan
manajemen perusahaan. Manajemen harus sangat paham terhadap konsep
biaya. Biaya merupakan kas atau nilai ekiuvalen kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat
ini atau dimasa datang bagi organisasi. Dalam usahanya menghasilkan
manfaat saat ini dan dimasa depan, manajemen harus dapat melakukan
berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam
mencapai manfaat ini, sehingga perusahaan menjadi lebih efisien.
Manajemen harus memiliki tujuan menyediakan nilai bagi pelanggan yang
lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya. Dengan
cara ini, perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dari pesaingnya.
Memiliki biaya yang lebih rendah dari para pesaingnya berarti menurunkan
biaya.
Kemampuan
menurunkan
biaya
dapat
menurunkan
harga,
mengurangi pengorbanan pelanggan dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.
1.2. Perumusan Masalah
Manajemen harus selalu memperhatikan dan memahami biaya dan
berbagai tren biaya yang terjadi. Dengan memahami pemicu biaya,
manajemen dapat mengetahui objek biaya. Objek biaya ini sangat
berpengaruh pada pembebanan biaya produksi perusahaan. Contoh yang
merupakan objek biaya diantaranya produk, pelanggan, departemen, proyek
dan aktivitas. Dari beberapa contoh objek biaya, aktivitas adalah objek biaya
yang penting. Aktivitas merupakan unit dasar kerja yang dilakukan dalam
sebuah organisasi, sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu
organisasi yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk melakukan
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat diketahui untuk
membantu meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara
langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya langsung
yaitu biaya yang dapat ditelusuri langsung ke objek biaya. Biaya tidak
langsung yaitu biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri sebagai
objek biaya. Penelusuran adalah pembebanan aktual biaya ke objek biaya,
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
digunakan. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak. Penelusuran langsung
mengidentifikasi biaya yang berkaitan secara fisik dengan suatu objek.
Penelusuran penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Penggerak adalah faktor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki
hubungan sebab akibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya.
Seluruh biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja
langsung dikelompokkan ke dalam satu katagori yang disebut overhead.
Overhead ini sangat berpengaruh pada pembebanan biaya. Pembebanan
biaya yang terlalu besar akan menyebabkan biaya overhead yang besar pula.
Hal ini tentunya akan menyebabkan ketidakefisienan biaya (Horngren, Datar
dan Foster, 2000).
Pumping Learning Center (PLC) merupakan sebuah lembaga
training yang bergerak dalam bidang training SDM. Kegiatan yang paling
utama yaitu memberikan training motivasi pada konsumen. Terdapat dua
jenis program yang diproduksi oleh PLC, yaitu program pumping education
dan pumping profesional.
Selama ini, PLC hanya membebankan biaya produksi training
hanya pada satu unit saja, yaitu biaya berdasarkan perhitungan sewa
peralatan training yang digunakan pada saat training dan pembebanan
professional fee tim trainer. Biaya aktivitas tidak dapat dihitung karena tidak
dilakukan penelusuran terhadap objek biaya dan pengalokasian yang sesuai
terhadap biaya overhead. Oleh karena itu, biaya produksi seringkali tidak
sesuai dengan proporsinya dan akhirnya menimbulkan pembebanan biaya
yang tidak sesuai.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menganalisis biaya langsung dan tidak langsung dari produk training
SDM yang dilakukan Pumping Learning Center.
2. Menganalisis objek biaya pada produksi sebuah training yang dilakukan
Pumping Learning Center.
3. Menganalisis biaya overhead dan menentukan metode yang tepat untuk
menetapkan Harga Pokok Produksi training SDM pada UKM Pumping
Learning Center.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai perhitungan harga
pokok produksi training SDM dengan metode Activity Based Costing.
2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan dan pengetahuan mengenai perhitungan harga pokok produksi
training SDM dengan menggunakan metode Activity Based Costing.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan
pembanding bagi peneliti selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup
Data yang digunakan merupakan data tahun 2007 dengan asumsi
jumlah training yang dihasilkan sebanyak 12 unit untuk pumping teacher
inhouse dan 12 unit untuk pumping power inhouse pada kelompok unit level
activity. Asumsi ini dibuat berdasarkan target training yang ingin dicapai
oleh perusahaan untuk tahun 2008. jenis training yang dihitung merupakan
training paket 14 jam. Paket ini merupakan paket yang paling efektif dalam
penyampaian materi training pada peserta training. Peserta training tidak
akan jenuh dengan materi yang diberikan karena paket ini dilengkapi oleh
game outdoor. Selain itu, paket 14 jam jika dilihat dari segi biaya, cukup
efisien dibandingkan dengan paket 21 jam. Biaya yang dihitung pada
pembebanan sumber daya langsung dan tidak langsung merupakan biaya
yang telah mengalami inflasi pada tahun 2007.
Download