BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di tahun 2012, dan 10 perusahaan baru di semester pertama tahun 2013. Untuk mengembangkan usahanya dan unggul dalam persaingan, perusahaan membutuhkan dana untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Sumber dana perusahaan dapat berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Sumber dana internal pada umumnya berasal dari retained earnings, sedangkan sumber dana eksternal dapat diperoleh dari pinjaman kredit atau penjualan saham di pasar modal. Sumber dana yang berasal dari pinjaman kredit dari bank menerapkan sistem bunga pada setiap pinjaman yang diberikan. Apabila peminjam tidak dapat membayar sesuai jangka waktu, maka bunga pinjaman akan semakin tinggi dan dikenakan denda atas keterlambatan pembayaran dan bila berkelanjutan maka dapat mengganggu kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan apabila dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham di pasar modal atau yang disebut dengan go public, perusahaan dapat memperoleh tambahan dana dengan menerbitkan saham kepada masyarakat luas. Hasil penjualan saham ini yang kemudian menjadi sumber dana eksternal perusahaan untuk membiayai ekspansi usahanya. Sarana bagi perusahaan dan investor untuk melakukan transaksi jual-beli saham dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa pada umumnya (Kusumo, 2011). Dalam aktivitas pasar modal, pihak yang memiliki dana (investor) dan yang membutuhkan dana (emiten) memiliki kepentingan yang berbeda. Bagi investor, pasar modal merupakan sarana untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan investasi, sedangkan bagi emiten merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari kegiatan operasional. Dalam melakukan investasi, investor perlu melakukan analisis atas investasi yang akan dilakukan. Investor melakukan investasi berdasarkan beberapa pertimbangan yang dapat memberikan tingkat pengembalian (return) yang tinggi sesuai dengan risiko tertentu. Return yang diharapkan tersebut yang dapat meningkatkan kemakmuran para investor dari waktu ke waktu. Dalam pasar modal, salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular adalah saham. Saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik (www.idx.co.id). Saham merupakan bentuk kepemilikan investor atas perusahaan yang diinvestasikan. Saham dapat dibagi menjadi dua yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah suatu bentuk kepemilikan istimewa yang memiliki penerimaan dividen wajib yang dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, sedangkan saham biasa adalah unit kepemilikan yang menerima dividen saat perusahaan mengalami keuntungan dan memutuskan untuk membagikan dividen. Pendapatan dari investasi saham dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan penerimaan dari perusahaan yang didapat dari keuntungan perusahaan, sedangkan capital gain adalah pendapatan yang diperoleh dari selisih harga saham saat dibeli dengan saat dijual. Bagi investor yang berorientasi pada investasi jangka panjang, dividen menjadi hal utama yang dipertimbangkan. Ketika perusahaan aktif memberikan dividen, maka para investor akan tertarik untuk membeli sahamnya. Sebaliknya, investor yang berorientasi pada investasi jangka pendek akan melihat capital gain yang akan diperolehnya. Investor pada umumnya lebih memilih investasi yang memiliki risiko lebih rendah daripada investasi dengan risiko yang lebih tinggi (risk averter). Investor yang risk averter tidak akan memilih melakukan investasi dengan risiko yang tinggi kecuali investasi itu sendiri akan memberikan return yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan yang menjual sahamnya dalam pasar modal harus mampu meningkatkan kinerja perusahaannya untuk mendapat gambaran yang baik bagi investor dan mendorong investor untuk melakukan investasi. Nilai return dari setiap sekuritas pada dasarnya berbeda satu sama lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan dianggap kurang bagus keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aset melebihi total kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir yaitu jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan pada akhirnya harga sahamnya akan mengalami penurunan. Investor perlu melakukan analisis sebelum melakukan investasi. Investor dapat melakukan analisis terhadap pergerakan perusahaan dengan cara melakukan analisis fundamental yang berbasis rasio keuangan. Analisis fundamental merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio finansial. Analisis fundamental sesuai untuk investor dalam mengambil keputusan investasi saham perusahaan mana yang akan dilakukan investasi. Dalam melakukan analisis fundamental, investor membutuhkan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Laporan keuangan perusahaan memiliki arti penting di dalam pasar modal, karena digunakan sebagai dasar penilaian kinerja keuangan. Investor dapat memperkirakan berapa tingkat pengembalian yang diharapkan dan seberapa besar kemungkinan hasil yang sesungguhnya nanti akan berbeda dari hasil yang diharapkan. Jika peluang investasi memiliki risiko yang tinggi, maka para investor akan mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang tinggi pula (Jogiyanto, 2000 dalam Nugroho, 2013). Dalam melakukan penilaian terhadap laporan keuangan, investor membutuhkan suatu ukuran tertentu yang dapat menganalisa keadaan perusahaan yang mau diinvestasikan. Salah satu ukuran yang dapat digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan masa mendatang. Menurut Kieso (2011), terdapat 15 rasio keuangan yang terbagi atas 4 macam kelas yaitu liquidity ratio, activity ratio, profitability ratio, dan coverage ratio. Setiap rasio memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam proses analisis dan pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Return On Asset dan Total Asset Turnover. Debt to Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan melihat perbandingan antara total utang dengan total ekuitasnya. Rasio ini menunjukkan struktur modal perusahaan dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas perusahaan. Semakin tinggi nilai DER menunjukkan bahwa tingginya kontribusi dana dari luar di dalam modal perusahaan. Investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi karena mencerminkan risiko perusahaan yang tinggi. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya dividen karena saat memperoleh laba, perusahaan lebih mengutamakan untuk membayar kewajibannya daripada pembagian dividen. Apabila kontribusi utang tinggi menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam membayar dividen, sehingga perusahaan menjadi kurang menarik di mata investor dan harga saham menjadi menurun yang mengakibatkan return saham perusahaan semakin rendah. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Sugiarto (2011) yang menunjukkan bahwa DER perusahaan berpengaruh negatif terhadap return saham yang berarti bahwa setiap kenaikan DER maka semakin besar total utang dibandingkan dengan total modal sendiri. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Nugroho (2013) dan Suarjaya (2013) bahwa DER tidak ada pengaruh terhadap return saham. Selain dipengaruhi oleh DER, return saham juga dipengaruhi oleh current ratio. Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini dapat menunjukkan tingkat keamanan investor jangka pendek dengan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin tinggi CR maka kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kas yang cukup sehingga memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen yang menyebabkan permintaan akan saham meningkat dan diiringi dengan kenaikan harga saham. Apabila harga saham meningkat maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Farkhan dan Ika (2012) yang menyatakan current ratio memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Nugroho (2013) bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Dalam melakukan investasi, investor perlu melihat keefektifan perusahaan dalam memperoleh laba yang dapat diukur menggunakan rasio return on asset. Return On Asset (ROA) digunakan investor untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengolah asetnya untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, sehingga menimbulkan kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen kepada pemegang saham. Hal ini akan meningkatkan permintaan saham dan harga saham akan meningkat yang diikuti dengan meningkatnya return saham yang akan diterima investor. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Nugroho (2013), Malintan (2013) dan Ardiansyah, dkk (2012) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ROA dan return saham yang berarti semakin tinggi ROA maka kinerja perusahaan semakin baik dan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba. Sedangkan penelitian Kusumo (2011) menyatakan variabel ROA tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Selain ROA, investor juga dapat mengukur keefektifan perusahaan menggunakan rasio total asset turnover. Total Asset Turnover (TAT) menunjukkan tingkat efektifitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan asetnya untuk meningkatkan penjualannya. Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aset perusahaan. Semakin tinggi TAT, menunjukkan semakin efisien penggunaan aset perusahaan yang dikonversi menjadi pendapatan yang menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Laba yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen, sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi dan permintaan atas saham perusahaan akan meningkat yang diiringi dengan meningkatnya harga saham dan return saham. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Kusumo (2011) yang menyatakan TAT memiliki pengaruh terhadap return saham yang berarti TAT lebih besar cenderung memiliki return saham yang lebih besar. Namun penelitian Kusumo (2011) tidak sejalan dengan hasil penelitian Nugroho (2013) yang menyatakan bahwa variabel TAT tidak berpengaruh terhadap return saham. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi yaitu cash flow from operating. Cash Flow from Operating (CFO) merupakan arus kas yang diperoleh dari operasi normal perusahaan seperti produksi dan penjualan barang dan jasa. Menurut PSAK No. 02, jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (IAI, 2012). Arus kas operasi yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola keuangan perusahaannya yang memungkinkan perusahaan untuk membagikan dividen dan menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan investasi. Semakin banyak permintaan atas saham perusahaan membuat harga saham perusahaan meningkat dan return saham yang akan diperoleh investor juga meningkat. Hasil penelitian Ardiansyah, dkk (2012) menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan dengan return saham. Hasil ini berbeda dengan Trisnawati (2009) yang menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nugroho (2013). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada: 1. Penelitian ini menambah variabel independen yaitu perubahan arus kas operasi yang mengacu pada penelitian Ardiansyah, dkk (2012) 2. Periode penelitian yang digunakan dari tahun 2010-2012, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel tahun 2005-2011 3. Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan automotive and component Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Return On Asset, Total Asset Turnover, dan Perubahan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”. B. Batasan Masalah Penelitian ini akan meneliti hubungan Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), dan Perubahan Arus Kas Operasi terhadap return saham. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20102012. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap return saham? 2. Apakah Current Ratio (CR) memiliki pengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh terhadap return saham? 4. Apakah Total Asset Turnover (TAT) memiliki pengaruh terhadap return saham? 5. Apakah Perubahan Arus Kas Operasi memiliki pengaruh terhadap return saham? 6. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), dan Perubahan Arus Kas Operasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap return saham? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. 2. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap return saham. 3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return saham. 4. Pengaruh Total Asset Turnover (TAT) terhadap return saham. 5. Pengaruh Perubahan Arus Kas Operasi terhadap return saham. 6. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), dan Perubahan Arus Kas Operasi secara simultan terhadap return saham. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai alat bantu analisis saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi emiten (perusahaan) Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasional perusahaan dan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam memaksimalkan kinerja perusahaan agar saham perusahaan dapat mempunyai return yang tinggi. 3. Bagi para akademisi dan para peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya dan digunakan sebagai referensi perluasan penelitian selanjutnya terkait Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), Perubahan Arus Kas Operasi, dan return saham. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan tentang Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), Perubahan Arus Kas Operasi, dan return saham. F. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang uraian mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TAT), dan Perubahan Arus Kas Operasi terhadap return saham, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. BAB III METODE PENELITIAN Menguraikan gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan sampel, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Menjelaskan hasil dari penelitian dimulai dari analisis hingga pengujian hipotesis dan implementasinya. Pemaparan hasil penelitian berupa penjelasan secara teoritis dan secara kuantitatif BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Simpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian berupa jawaban atas masalah penelitian yang telah dirumuskan. Keterbatasan penelitian berisi mengenai keterbatasan yang ditemukan selama melakukan penelitian. Saran yang diberikan menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan guna mengatasi keterbatasan yang ditemukan.