BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin melanda dunia usaha mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dari kemampuannya untuk bersaing di pasaran. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi manajemen perusahaan untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat pada masa mendatang dengan menciptakan terobosan baru serta mulai mengembangkan metode-metode dan aplikasiaplikasi baru. Perkembangan teknologi informasi membawa perusahaan pada kondisi yang menguntungkan, seperti kemudahan memasuki pasar, diferensiasi produk, dan efisiensi biaya. Namun, ketakutan terhadap keadaan ekonomi dan meningkatnya persaingan usaha membuat tekanan bagi perusahaan untuk menekan biaya sehingga perusahaan perlu mengukur dan menilai manfaat dan biaya teknologi (Petter et al., 2008). Penggunaan teknologi sistem informasi membuat setiap organisasi sekarang menganggap bahwa sistem informasi sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut mempengaruhi hampir semua aspek dalam pengelolaan bisnis, termasuk dalam pengelolaan bisnis pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang perdagangan eceran sebagaimana halnya toko kelontong yang tersebar 1 dimana-mana. Kelengkapan barang yang dijual, sistem pengelolaan, dan sarana yang disediakan membuatnya berbeda dengan toko kelontong dan pasar tradisional. Oleh karena itu, agar dapat membuat keputusan secara cepat dan akurat, maka sistem informasi yang menampung seluruh informasi dari pasar swalayan sangat dibutuhkan. Misalnya, vendor dapat memeriksa catatan persediaan pasar swalayan melalui internet untuk mengisi kembali persediaannya saat mencapai tingkat persediaan minimum (Vaassen et al., 2009). Keberhasilan penerapan suatu sistem informasi bergantung pada kemudahan dan pemanfaatan sistem tersebut oleh pemakai sistem karena teknologi sistem informasi diselengarakan dalam suatu perusahaan untuk membantu individu dalam menyelesaikan tugasnya (Goodhue dan Thompson, 1995). Oleh sebab itu, penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan atau organisasi hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individu karena tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna (Jumaili, 2005). Selain itu, kepercayaan terhadap sistem informasi merupakan hal yang diperlukan bagi pemakai agar merasa sistem informasi tersebut bermanfaat dan dapat meningkatkan kinerja dalam menjalankan kegiatannya. Kepercayaan ini bisa muncul karena kecepatan proses teknologi sistem informasi dalam membantu pekerjaan dan rasa keadilan bahwa penerapan 2 teknologi informasi ini dapat menilai kinerja dengan lebih baik. Organisasi yang memiliki kepercayaan terhadap sistem informasi akan berusaha untuk menggunakan teknologi sistem informasi untuk mendukung kinerjanya. Sebaliknya, organisasi yang memiliki rasa skeptis terhadap sistem informasi akan merasa terhambat untuk membuktikan kinerjanya. Sistem informasi dibuat dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kinerja individu. Terdapat sistem informasi hedonic yang dibuat untuk kepuasan dan kesenangan, hingga utilitarian yang dibuat untuk meningkatkan kinerja individu dan perusahaan (van der Heijden, 2004 dalam Petter et al., 2008). Perusahaan berfokus pada pembuatan, penggunaan, dan penilaian sistem informasi utilitarian. Oleh karena itu, peran akuntansi sebagai bagian dari sistem informasi umum dari suatu entitas ekonomi untuk menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan (Sajady et al., 2008). Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan bagian dari sistem informasi secara keseluruhan. Sistem informasi akuntansi berperan signifikan dan efektif dalam menyediakan informasi yang tepat waktu, akurat, dan tepat untuk membantu pembuat keputusan mengambil tindakan yang benar (el- Dalabeeh dan Alshbiel, 2012). Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi komputer dan informasi dewasa ini, sistem informasi akuntansi telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Sistem informasi terkomputerisasi memungkinkan pengguna akuntansi yang informasi dapat telah melihat 3 informasi keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat. Penyajian informasi keuangan dan non-keuangan dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan adanya dukungan paket program sistem informasi akuntansi yang dewasa ini semakin banyak variasinya dan dapat diperoleh dengan mudah di pasaran. Kinerja individu dalam suatu organisasi atau perusahaan menjadi faktor yang penting untuk menilai kinerja perusahaan, yang menjadi penilaian terhadap perusahaan itu sendiri di mata investor, perusahaan lain, maupun masyarakat luas. Kehadiran sistem informasi akuntansi yang membantu perusahaan dalam menjalankan operasinya agar lebih efektif dan efisien juga merubah tata cara kinerja individu secara manual yang sudah mulai ditinggalkan. Namun, penerapan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan khususnya pasar swalayan, tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi. Hal ini menyebabkan kurangnya manfaat yang diberikan oleh sistem informasi tersebut khususnya dalam meningkatkan kinerja individu (Sari, 2009). Pada mulanya sistem informasi perusahaan dikerjakan sepenuhnya oleh manusia, kemudian sejalan dengan perkembangan teknologi, sistem informasi manual yang dikerjakan sepenuhnya oleh manusia mulai ditransformasikan ke dalam sistem berbasis komputer. Komputer mampu memproses data secara efektif daripada manusia. Prosesor yang merupakan otak dan pusat pengendalian komputer berfungsi untuk mengolah data atau informasi dengan cepat. Jika dibandingkan dengan kinerja manusia, 4 manusia sangat lamban, cenderung salah, dan terbatas. Komputer dapat memproses lebih banyak transaksi daripada manusia dalam suatu waktu tertentu. Oleh karena itu, sistem informasi yang menggunakan komputer dapat mengkonsolidasikan banyak data yang disimpan. Sistem informasi menjadi penting guna meminimalisasi resiko-resiko dari kesalahan manual. Perusahaan memiliki alternatif dalam memilih paket program sistem informasi akuntansi antara yang dijual dalam paket yang sudah jadi atau dapat memesan khusus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perusahaan (Hall, 2011: 173). Kemampuan masing-masing paket program sistem informasi akuntansi ini sangat bervariasi mulai dari yang sederhana dengan aplikasi tertentu hingga yang memiliki kemampuan tinggi dan terintegrasi dengan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Berapapun kapasitas kemampuannya, paket program ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan di bidang akuntansi pada setiap perusahaan sesuai dengan karakteristik dan fitur-fitur yang disediakan. ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktivitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Romney dan Steinbart (2012: 56) menyatakan bahwa sistem ERP didasarkan pada database terpusat untuk membagi informasi di proses bisnis dan mengkoordinasi aktivitas. ERP merupakan software yang memungkinkan perusahaan untuk: (1) mengotomatisasi dan mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka; (2) berbagi basis data dan praktik bisnis yang umum di seluruh perusahaan; dan 5 (3) menghasilkan informasi dalam waktu terkini (Heizer dan Render, 2010: 229). Investasi yang terkait dengan teknologi informasi seperti pembelian paket program sistem informasi akuntansi ini memakan biaya yang tidak sedikit sehingga perlu dipertimbangkan oleh perusahaan apakah investasi ini memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan biaya yang dikeluarkannya. Seddon dan Kiew (2007) menyatakan bahwa kegunaan sistem informasi merupakan perilaku yang muncul akibat adanya keuntungan atas pemakaian sistem informasi tersebut. Perilaku yang ditimbulkan dari pemakaian sistem informasi ini dalam proses selanjutnya diharapkan akan memberi dampak terhadap kinerja individu. Untuk menjawab pertanyaan apakah sistem informasi akuntansi yang digunakan telah efektif, Sajady et al. (2008) melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas sistem informasi akuntansi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi sistem informasi akuntansi menyebabkan peningkatan proses pengambilan keputusan manajer, pengendalian internal, dan kualitas laporan keuangan serta memfasilitasi proses transaksi keuangan perusahaan. Namun, hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan proses penilaian kinerja. Meski begitu, sistem informasi akuntansi tetap dinilai efektif secara keseluruhan terhadap peningkatan kinerja. Di Indonesia sendiri telah dilakukan beberapa penelitian atas instrumen sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu, salah satunya 6 penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individual. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja individual, yang berarti terdapat hubungan yang searah antara efektivitas dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dengan kinerja individual. Akbar et al. (2010) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh pengetahuan teknologi informasi, pemanfaatan teknologi informasi, faktor kesesuaian tugas-teknologi, dan tingkat kepercayaan akuntan mengenai teknologi sistem informasi yang beru terhadap kinerja akuntan internal pada perbankan di Pekanbaru. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan teknologi informasi, faktor kesesuaian tugas-teknologi, dan tingkat kepercayaan akuntan mengenai teknologi sistem informasi yang baru masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan internal, sedangkan variabel pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan internal. Selain itu, Susilawati dan Sunarti (2011) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi, yaitu faktor sosial, afektif, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi oleh akuntan. Hasil dari penelitian tersebut adalah 7 terdapat hubungan positif dan signifikan antara faktor afektif dan kesesuaian tugas terhadap penggunaan teknologi informasi. Sedangkan faktor sosial, kompleksitas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Lindawati dan Salamah (2012) juga membuat penelitian serupa untuk menguji pengaruh kesesuaian tugas-teknologi, persepsi kemanfaatan, kompleksitas, kondisi yang memfasilitasi dan kecemasan berkomputer terhadap kinerja individual karyawan dan menguji pengaruh keahlian sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara kecemasan berkomputer dengan kinerja individual. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel kesesuaian tugas-teknologi mempunyai hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual, persepsi kemanfaatan dan kecemasan berkomputer mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan. Sedangkan variabel kompleksitas dan kondisi yang memfasilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja individual karyawan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keahlian sebagai variabel moderating secara signifikan mempengaruhi hubungan antara kecemasan berkomputer dengan kinerja individual karyawan. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diuraikan diatas, penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Sari (2009) dengan penambahan variabel 8 kesesuaian tugas-teknologi berdasarkan penelitian Akbar et al. (2010), Susilawati dan Sunarti (2011), serta Lindawati dan Salamah (2012). Peneliti ingin menguji variabel kesesuaian tugas-teknologi, kepercayaan sistem informasi akuntansi, dan efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu. Peneliti memilih variabel kesesuaian tugas-teknologi untuk diuji kembali berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Sunarti (2011) serta Lindawati dan Salamah (2012) karena kedua penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda. Peneliti menggunakan variabel kepercayaan sistem informasi akuntansi berdasarkan penelitian Sari (2009) untuk diuji kembali. Variabel efektivitas sistem informasi akuntansi penulis gunakan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009) dan Sajady et al. (2008) untuk diuji kembali tingkat pengaruhnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan penelitian terdahulu, maka “PENGARUH KEPERCAYAAN peneliti mengajukan KESESUAIAN DAN EFEKTIVITAS usulan judul penelitian: TUGAS-TEKNOLOGI, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU PADA PASAR SWALAYAN DI KOTA TANGERANG”. 1.2 Batasan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, penelitian ini membatasi ruang lingkup penelitian dengan meneliti kinerja individu melalui indikator kesesuaian 9 tugas-teknologi, kepercayaan dan efektivitas sistem informasi akuntansi pada pasar swalayan di kota Tangerang. Variabel independen itu sendiri terdiri dari kesesuaian tugas-teknologi, kepercayaan sistem informasi akuntansi, dan efektivitas sistem informasi akuntansi. Sedangkan untuk variabel dependen meliputi kinerja individu. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kesesuaian tugas-teknologi berpengaruh positif terhadap kinerja individu? 2. Apakah kepercayaan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja individu? 3. Apakah efektivitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja individu? 4. Apakah kesesuaian tugas-teknologi, kepercayaan dan efektivitas sistem informasi akuntansi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja individu? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh kesesuaian tugas-teknologi terhadap kinerja individu. 10 2. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh kepercayaan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu. 3. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu. 4. Untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris pengaruh kesesuaian tugas-teknologi, kepercayaan dan efektivitas sistem informasi akuntansi secara simultan terhadap kinerja individu. 1.5 Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah untuk: 1. Peneliti Berikutnya Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan menambah wawasan, serta dapat menjadi masukan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. khususnya mengenai kesesuaian tugas-teknologi, kepercayaan dan efektivitas sistem informasi akuntansi. 2. Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang pemikiran bagi pihak manajemen baik itu perusahaan atau organisasi sebagai bahan pertimbangan dalam memanfaatkan sistem informasi akuntansi secara efektif untuk menyediakan informasi yang berkualitas untuk meningkatkan kinerja individu. 11 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang yang mendasari masalah penelitian, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II TELAAH LITERATUR Bab ini memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis. Konsep-konsep teoritis dalam bagian ini berasal dari berbagai literatur dan logika yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Bab III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan penelitian dengan pengujian hipotesis dan implementasinya sebagai dasar dalam menarik kesimpulan. 12 Bab V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini memaparkan mengenai simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran. Simpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian berupa jawaban atas masalah penelitian yang telah dirumuskan. Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal yang menghambat penelitian ini untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pihak lainnya. Saran yang diberikan menjelaskan mengenai hal-hal yang belum diteliti atau mengembangkan hal-hal yang belum diteliti dalam penelitian ini. 13