pengaruh expense ratio, turnoveer ratio, ukuran

advertisement
PENGARUH EXPENSE RATIO, TURNOVER RATIO,
UKURAN REKSADANA, DAN CASH FLOW TERHADAP
KINERJA REKSADANA (Periode Tahun 2005-2007)
A.Evalarazke Widya P.
NIM. C2A 006 001
Dosen Pembimbing
Muhamad Syaichu, SE., M.Si.
ABSTRACT
Mutual funds are a simple investment in which every person with a long-term
investment objectives similar to collect their funds.Then they appoint professional
managers to manage the fund in accordance with its investment objective.
This research analyst do Total Expense Ratio, Turn Over, Size and Cash Flow
can influence the Mutual Funds performance. We used monthly data of 27 listed
Mutual Fund firms in Jakarta stock exchange that have NAV, Ratio, Turn Over, Size
and Cash Flow report from 2005-2007. There are 8 stock funds, 9 fixed income
funds and 12mixed funds.
As a research methodology, we used F test and t test to examine hipothesis,
also used assumption classic test there are normality (by Normal P-P Plot of
Regression
Standardized
Residual
diagram
and
Kolmogorov-Sirnov),
heteroskedasticity (Park Gleyser), multicolinierity, linierity (MWD Test) and
autocorrelation test to testing sample. The results show that in a simultaneous
manner funds characteristics (Expense Ratio, Turnover Ratio, Size,CashFlow) have
influence in the amount of 22%. Furthermore, the results indicate that in a partial
manner Expense Ratio, Turnover Ratio and Size positively significant influence
toward funds performance and Cash Flow negatively significant influence toward
funds performance.
Keyword: expense ratio, turnover ratio, size, cash flow, mutual fund performance
1
I.
PENDAHULUAN
Pengukuran
kinerja
investasi
dilakukan
untuk
mengukur
tingkat
pengembalian (return) dan risiko. Tiga pengukuran kinerja portfolio yang seringkali
digunakan hingga saat ini adalah dengan indeks Sharpe’s (1966), indeks Treynor’s
(1965) dan indeks Jensen’s (1968). Ketiga model menggunakan konsep Garis pasar
modal (Capital Market Line). Pengukuran kinerja portfolio tidak hanya dinilai secara
individu tetapi juga dilakukan secara membandingkan dengan portfolio lainnya
sebagai benchmark. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana
memilih reksa dana saham sebagai saluran investasi khususnya faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
Expense Ratio merupakan pembanding antara biaya operasional reksa dana
terhadap dana yang dikelola. Beberapa penelitian terkait dengan pengaruh Expense
Ratio menyebutkan hasil yang berbeda-beda. Menurut O’neal dan Page (2000)
Expense Ratio memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana.
Penelitian ini dikuatkan oleh Grinblatt dan Titman (1989) dimana Expense Ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana. Berbeda Chen et al
(2003) yang menemukan bahwa ada hubungan yang positiff signifikan antara
Expense Ratio dengan kinerja reksa dana. Ippolito (1989) juga mengatakan bahwa
Expense Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksadana.
Menurut Dennis P, Manrung, dan Nanchrowi (2004) menyatakan bahwa
Turnover Ratio memilki hubungan yang signifikan positif terhadap kinerja dari reksa
dana. Namun terdapat penelitian yang menyatakan berbeda. Menurut Philpot, Heart,
Rimbey, Schulman (1998) Turnover Ratio memiliki hubugan yang signifikan negatif
dengan kinerja reksa dana.
Semakin besar aset akan semakin memudahkan terciptanya economies of
scale yang dapat berdampak pada penurunan biaya-biaya yang dibebankan kepada
nasabah secara tidak langsung seperti biaya manajemen, biaya kustodian, biaya
transaksi dan biaya lain-lainnya. Juga biaya yang bersifat tetap seperti biaya auditor,
dengan makin besarnya dana yang dikelola secara persentase akan juga menurun. Hal
ini berdampak positif kepada kinerja atau hasil investasi yang dapat diberikan kepada
2
investor. Pemikiran tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurwahyudi
(2006) bahwa ukuran reksa dana (size) memiliki hubungan signifikan positif terhadap
kinerja reksa dana. Penelitian yang dilakukan oleh Philpot, Heart, Rimbey, Schulman
(1998) juga menyatakan hal yang sama bahwa ukuran reksa dana (size) memiliki
hubungan signifikan positif terhadap kinerja reksa dana.
Aktivitas operasional reksa dana mengacu pada pembelian dan penjualan
produk-produk yang ditawarkan. Penelitian yang dilakukan O’neal, dan Page (2000)
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara Cash Flow dengan
reksa dana yang memiliki kinerja sedang dan tinggi. Penelitian ini juga didukung oleh
Nurwahyudi (2006) yang menyatakan bahwa Cash Flow memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. Aliran kas masuk yang tinggi akan
meningkatkan pendapatan investasi sehingga akan memperbaiki kinerja reksa dana
itu sendiri. Namun berbeda berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Frino,
Lepone, Wong (2006), bahwa Cash Flow berpengaruh signifikan negative terhadap
kinerja reksa dana.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dimana terdapat inkonsistensi
hasil penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu terdapat
research gap antara penelitian-penelitian terdahulu. Terdapat perbedaan hasil
penelitian tentang variable-variabel Expense Ratio, Turn Over, Ukuran reksa dana
dan Cash Flow Reksa Dana terhadap kinerja reksa dana.
II.
TELAAH TEORI
2.1
Sharpe’s Measure
Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering juga disebut
dengan reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga (benchmark), yaitu
dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Premi risiko
adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio
dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset).
3
Standar deviasi merupakan risiko fluktuasi portofolio yang dihasilkan karena
berubah-ubahnya return yang dihasilkan dari subperiode ke subperiode lainnya
selama seluruh periode. Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan risiko
total yang merupakan penjumlahan dari risiko pasar (systematic/market risk) dan
unsystematic risk).
Indeks Sharpe dapat digunakan untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit
risiko pada portofolio tersebut. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan
kinerja investasi tertentu. Investasi pada portofolio mengandung risiko sehingga
diharapkan memberikan hasil investasi lebih besar daripada kinerja investasi bebas
risiko. Indeks Sharpe mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang
diperoleh (risk premium) untuk tiap unit risiko yang diambil. Peringkat kinerja
portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan indeks Sharpe ini (Wiksuana,2008).
Metode Sharpe dikenal pula dengan istilah RVAR (reward to variability
ratio), yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio dengan menghitung rasio
excess portfolio return dengan deviasi standar.
Tujuan dari analisis koefisien Sharpe adalah mengukur sejauh mana
diversifikasi portofolio kombinasi yang optimal dapat menghasilkan keuntungan
dengan risiko tertentu. Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi,
Sharpe mengukur risk premium yang dihasilkan per unit risiko yang diambil.
Pengertiannya adalah investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan jaminan
bunga sebesar Rf dan investasi pada portofolio reksa dana pendapatan tetap
mengandung risiko, sehingga diharapkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari
Rf . Sharpe mengukur berapa perbedaan (Rp - Rf ) atau risk premium yang dihasilkan
untuk tiap unit risiko yang diambil.Dengan memperhitungkan risiko, makin tinggi
nilai pengukuran Sharpe, makin baik kinerja reksa dana (Bodie, Z. et.al, 2008). Untuk
mendapatkan nilai Sharpe dipergunakan rumus sebagai berikut (Pratomo, 2009: 204)
=
− RVAR
= Excess return / Risk dimana,
TRp
= rata-rata total return portofolio selama periode t;
4
Rf
= rata-rata risk free rate of return selama periode t;
SDp
= deviasi standar return untuk portofolio p selama periode t;
TRp – Rf
= excess return (premium risk) portofolio p.
2.2 Pengaruh Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana
Rasio beban mengungkapkan persentase aset dikurangi setiap tahun fiskal
untuk biaya dana, termasuk 12b-1, biaya manajemen, biaya administrasi, biaya
operasi, dan semua aset berbasis biaya lainnya yang terjadi dengan dana tersebut.
Sehingga tingkat imbal hasil Reksa Dana sama dengan imbal hasil kotor portofolio
dikurangi total Expense Ratio (Bodie,2006:154). Jadi dengan semakin tinggi total
biaya yang diperlukan dalam pengelolaan portofolio Reksa Dana maka akan
menurunkan hasil investasi dari investor yang tercermin dari penurunan return reksa
dana.
2.2 Pengaruh Turnover terhadap Kinerja Reksa Dana
Reksa dana yang mempunyai rasio perputaran yang
sangat tinggi,
menunjukkan bahwa manajer investasi melakukan aktivitas pembelian maupun
penjualan porofolio dengan frekuensi tinggi. Kinerja reksa dana yang baik terjadi
pada reksa dana dengan tradding activity yang tinggi (Dahlquist, Engstro dan
Soserlind, 2000). Semakin tingi tingkat perputaran portofolio maka semakin besar
return yang mungkin didapatkan. Grinblatt dan Titman (1994), pengaruh koefisien
turn over menunjukkan adanya kinerja yang superior, secara tidak langsung
menunjukkan bahwa manajer yang lebih baik melakukan perdagangan lebih banyak
unrtuk mengambil keuntungan dari superior informasi yang mereka punya. Dengan
tingginya Turnover Ratio berarti manajer investasi benar-benar mengantisipasi
perubahan pasar seperti berbagai isu yang ada, serta kondisi ekonomi yang kemudian
akan mempengaruhi harga aset dalam portofolionya. Trading activity yang tinggi
menggambarkan usaha manajer investasi dalam mewujudkan return yang maksimal
dengan melakukan perdagangan pada saat yang tepat.
5
2.3 Pengaruh Ukuran Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
Semakin besar aset akan semakin memudahkan terciptanya economic of scale
yang dapat berdampak pada penurunan biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah
secara tidak langsung seperti biaya manajemen, biaya kustodian, biaya transaksi dan
dan biaya lainnya. Juga biaya tetap seperti biaya auditor, dengan senakin besarnya
dana yang dikelola secara persentase akan juga menurun. Hal ini berdampak positif
pada kinerja atau hasil investasi yang diberikan kepada investor.
2.4 Pengaruh Cash Flow terhadap Kinerja Reksa Dana
Cash Flow mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara
aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan
invesatasi di fixed asset dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan operasi.
Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas.
Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya
juga akan menaikkan harga saham (Brigham et al,1997 :110).
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis
Berdasarkan konsep-konsep dasar teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu
maka dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Reksa Dana
adalah Expense Ratio, turnover ratio, ukuran reksa dana dan Cash Flow.
6
Expense Ratio
H1
Turnover Ratio
H2
Ukuran Reksa Dana
Kinerja Reksa Dana
H3
H4
Cash Flow
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
7
Hipotesis
Atas dasar tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran teoritis, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan 4 hipotesis sebagai berikut:
1) H1:
Expense Ratio mempunyai pengaruh yang negatif terhadap
Kinerja Reksa Dana
2) H2:
Turnover Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap Kinerja
Reksa Dana
3) H3:
Ukuran Reksa Dana memiliki pengaruh yang positif terhadap
Kinerja Reksa Dana
4) H4:
Cash Flow memiliki pengaruh yang positif terhadap Kinerja Reksa
Dana
III.
METODE PENELITIAN
3.1
Kinerja Reksa Dana
Kinerja Reksa Dana diukur dengan menggunakan Sharpe’s Performnce Index
(SPI). (Pratomo, 2009: 20)
=
RVAR
= Excess return / Risk dimana,
TRp
= rata-rata total return portofolio selama periode t;
Rf
= rata-rata risk free rate of return selama periode t;
SDp
= deviasi standar return untuk portofolio p selama periode t;
Rp – Rf
= excess return (premium risk) portofolio p.
3.2
Expense Ratio
=
dimana,
TBt
: total biaya Reksa Dana i pada bulan t
8
∑ Abt
: Aktiva bersih Reksa Dana i pada bulan t
N
: Jumlah periode waktu
Di dalam Laporan Keuangan Reksa Dana expense ratio telah dicantumkan
sebagai ihktiar keuangan.
3.3
Turnover Ratio
=
!" ! #$ %&
(Dahlquist, et al 2004)
3.4
Ukuran Reksa Dana
. Nilai aktiva bersih (NAB) sudah tersedia pada data yang dari Bapepam-LK.
Aktiva bersih = Total aktiva – Kewajiban
Ukuan (size) = Log Aktiva Bersih
3.5
Cash Flow
Menurut Barber, Odan, dan Lu Zheng (2005) aliran Cash Flow dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut:
&' ( = ∑
dimana, TNAit
,*
,
/N
= Total Aktiva Reksa Dana i pada bulan t
TNAi,t-1
= Total Aktiva Reksa Dana i pada bulan sebelumnya
Rit
=Return Reksa Dana i pada bulan t
N
= Jumlah periode waktu observasi
3.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi diformulasikan sebagai berikut (Ghozali 2006):
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Dimana :
Y
= Kinerja Reksa Dana Saham (Index Sharpe)
X1
= Expense Ratio
X2
= Turnover Ratio
9
X3
= Ukuran Reksa Dana
X4
= Cash Flow
β1,β2,β3, β4…,β?
= Koefisien regresi
α
= konstanta
e
= standar eror
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1Uji Asumsi Klasik
Menurut Algifari(2000) model regresi linier berganda memiliki beberapa
asumsi,yaitu : Non multikolinearitas, Homokedasitas, Non Autokorelasi, Distribusi
kesalahan (error) adalah normal.
3.8 Prosedur Pengujian Hipotesis
3.8.1Uji T
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis nol atau Ho : bi = 0 artinya variabel independent bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Hipotesis alternative atau Ha : bi =0 artinya variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila t hitung > t
tabel maka menolak Ho dan menerima Ha . Artinya ada pengaruh antara variabel
dependen terhadap variabel independent dengan derajat keyakinan yang digunakan 5
%.Atau dengan melihat nilai dari sig.uji t masing-masing variabel ,jika nilai sig<0,05
maka dapat kita simpulkan bahwa menolak Ho dan menerima Ha (Ghozali,2006).
3.8.2Uji Determinasi (R²)
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
10
dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross
section) relative rendah karena adanya variasi yang besar antar masing-masing
pengamatan (Ghozali,2006 :83).
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah Reksa Dana yang terdaftar di Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selama periode amatan (2005-2007) dan memiliki
kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dari jumlah populasi yaitu
seluruh Reksa Dana yang terdaftar dan aktif di Bapepam selama periode amatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, dapat diperoleh sampel sebanyak 27 Reksa Dana
dengan periode pengamatan selama 3 tahun meliputi 8 Reksa Dana saham, 9 Reksa
Dana pendapatan tetap, dan 12 Reksa Dana campuran.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Variabel
independen
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Expense Ratio
0.9782
1.0223
Turnover Ratio
0.9789
1.0215
Ukuran Reksa Dana
0.9236
1.0828
Cash Flow
0.9452
1.0579
Sumber: Output SPSS 13
11
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
TOL (tolerance) kurang dari 0,1 dan juga nilai VIF yang lebih dari 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian
ini beb
as dari gejala multikolinearitas.
4.2.2 Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Uji Durbin-Watson
Model
Durbin-Watson
1
1.9994
Sumber: Output SPSS 13
Dari tabel diatas tampak bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,9994.
Karena nilai tersebut masih berada diantara batas nilai -2 dan 2, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang digunakan.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang
dibentuk,
semua
variabel
memiliki
variasi
yang
sama.
Pengujian
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik plot
(Gujarati, 2003 dalam Imam Ghozali, 2006). Jika terdapat pola-pola tertentu yang
teratur mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika pola yang
dihasilkan tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka o dan
sumbu , maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
12
Gambar 4.1
Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Output SPSS 13
Tabel 4.7
Uji White
Model Summary(b)
Model
1
R
.403(a)
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
R Square
.162
.121
.86147
Durbin-Watson
1.315
a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3
b Dependent Variable: kuadrat
c2hitung
= n x R2
c2hitung
= 0.648
Dari hasil uji White didapatkan c2hitung sebesar
0.648 labih kecil dari c2tabel
sebesar 9.49 maka hipótesis alternatif adanya hereoskedastisitas dalam
ditolak. Hasil ini konsisten dengan hasil uji Scatterplot.
13
model
4.2.4 Uji Normalitas
Gambar 4.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel residual
adalah normal
Tabel 4.8
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
87
Mean
.0000000
Normal Parameters(a,b)
.66773401
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
.107
Differences
.107
Positive
-.084
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
1.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
.270
Sumber: Output SPSS 13
14
Kriteria Pengujian :
1. Angka signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
2. Angka signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa secara statistik, variabel pengganggu
atau residual memiliki data yang terdistribusi secara normal karena tingkat
signifikansinya berada diatas 0,05. Hal ini dapat diliht pada baris Asymp. Sig. (2tailed) yang menunjukkan nilai 0,529.
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
4.3.1
Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Uji-F
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
10.8329
4
2.7082
Residual
38.3447
82
0.4676
Total
49.1776
86
F
Sig.
5.7915
0.0004
Sumber: Output SPSS 13
Hasil analisis diatas terlihat bahwa nilai F-hitung adalah sebesar 5.7915 lebih
besar dari F-tabel (2,34), signifikansi sebesar 0,0004 lebih kecil dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa secara simultan, Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa
Dana dan Cash Flow berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.
15
4.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Uji-t
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
Std. Error
t
Sig.
Beta
-2.9850
1.1924
-2.5035
0.0143
Expense Ratio
1.7266
0.5415
0.3144
3.1886
0.0020
Turnover Ratio
0.0358
0.0156
0.2263
2.2966
0.0242
0.2892
0.1071
0.2740
2.7003
0.0084
-2.2564
0.8319
-0.2721
-2.7125
0.0081
Ukuran Reksa
Dana
Cash Flow
Sumber: Output SPSS 13
Dari tabel diatas, koefisien regresi yang digunakan adalah
standardized
coefficients karena variabel independen dalam penelitian ini memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Sehingga persamaan regresi linear berganda penelitian ini menjadi:
Y = -2.9850 + 1.7266 Expense Ratio + 0.0358 Turnover Ratio + 0.2892 Ukuran
Reksa Dana – 2.2564 Cash Flow
4.3.3
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Adjusted R Square
Model
1
R
0.4693
R Square
0.2203
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
0.1822
0.6838
Sumber: Output SPSS 13
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar
0.496. Ini berarti bahwa 22.03 persen variasi variabel Kinerja Reksa Dana dapat
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen, yaitu Expense Ratio
16
Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana dan Cash Flow. Sedangkan sisanya dijelaskan
oleh sebab-sebab lain diluar model penelitian.
4. Pembahasan
4.5.1 Variabel Expense Ratio
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Expense
Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Dalam
penelitian
yang dilakukan Ippolito (1989) mengemukakan bahwa “risk-ajusted
return in the mutual fund industry, net of fees and expense, are comparable to return
available in index fund” artinya expense dalam Reksa Dana sebanding dengan return
yang dihasilkan. Dalam Drew, Standford dan Veerraghavan (2002) juga
mengemukakan hal yang sama,
Seperti yang dicatat oleh Ippolito (1989), temuan bahwa management fee dan
Expense Ratio konsisten dengan gagasan bahwa Reksa Dana menginvestasikan uang
secara efisien. Tampaknya dana dengan turnover portofolio tinggi, fees, dan expense
ratio mendapatkan risk-adjusted returns yang
tinggi
yang
dikeluarkan. Dengan
cukup untuk mengimbangi biaya
kata
lain,
Reksa
Dana
cukup sukses dalam memperoleh dan menerapkan informasi untuk mengimbangi
beban pengeluaran.
Biaya operasional secara umum diartikan sebagai biaya-biaya yang terdapat
dalam proses untuk memperoleh pendapatan. Biaya ini terdiri dari Biaya Manajemen
(Management Fee), biaya 12b-1, dan biaya trading. Meningkatnya biaya operasional
dapat disebabkan oleh salah satu bagian dari Expense Ratio juga mengalami
peningkatan artinya Manajer Investasi harus menambah biaya tersebut untuk dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik. Biaya yang dimaksud adalah biaya trading.
Biaya trading digunakan untuk membiayai aktifitas operasional Reksa Dana yang
meliputi kegiatan jual beli. Dalam hal ini keaktifan dari Manajer Investasi dalam
melakukan trading dapat diliat dari tingginya turnover ratio. Dengan tingkat
perputaran yang tinggi diharapkan Manajer Investasi mendapatkan tingkat
pengembalian
(capita gain) yang cukup tinggi karena selalu mengikuti
17
perkembangan pasar dan aktif dalam memutarkan dana yang dikelolanya. Capital
gain yang didapatkan diharapkan lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk
trading sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja menjadi lebih baik.
Penjelasan tersebut diatas sama seperti kontribusi Ippolito (1989) yang cukup
kontroversial seperti dikutip dalam Drew, Standford dan Veerraghavan (2002) bahwa
dalam penelitiannya Ippolito menunjukkan bahwa peluang keuntungan yang cukup
ada di pasar modal mengimbangi
investor dalam biaya perdagangan dan
informasi. Selain itu Ippolito menyediakan, untuk pertama kali bukti empiris bahwa
Reksa Dana dengan turnover yang lebih tinggi memperoleh tingkat pengembalian
cukup tinggi untuk mengimbangi biaya yang lebih tinggi dari manajemen aktif.
.
4.5.2 Variabel Turnover Ratio
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Turnover
Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Temuan ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt dan Titman (1994) juga
menemukan bahwa Turnover Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja
yang dihasilkan reksa dana. Menurutnya reksa dana dengan high turnover
menghasilkan kinerja yang lebih baik dan reksa dana dengan low turnover
menghasilkan kinerja yang lebih buruk. Hal ini disebabkan karena Turnover ratio
merupakan perubahan portofolio dari reksa dana. Reksa dana dengan Turnover Ratio
yang tinggi menunjukkan bahwa manajer Investasi melakukan aktivitas pembelian
maupun
penjualan
portofoio
dengan
frekuensi
yang
tinggi dalam usaha
mengantisipasi perubahan pasar. Tingkat turnover yang tinggi dengan kata lain
manajer memiliki gaya investasi aktif mewujudkan kinerja reksa dana yang lebih
baik. Manajer Investasi yang memiliki antisipasi untuk mengikuti perubahan pasar
membawa Reksa Dana yang dikelolanya untuk memiliki tingkat pengembalian yang
maksimal. Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan menggunakan Sharpe’s Index
juga memperhitungkan return yang dihasilkan oleh Reksa Dana, sehingga apabila
return Reksa Dana yang dihasilkan tinggi maka kinerja Reksa Dana juga relatif baik.
18
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Dennis P, Manurung,
dan Nanchrowi (2004) menyatakan bahwa Turnover Ratio memilki hubungan yang
signifikan positif terhadap kinerja dari reksa dana. Namun penelitian ini tidak
mendukung penelitiant Philpot, Heart, Rimbey, Schulman (1998) yang menyatakan
bahwa Turnover Ratio memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan kinerja
reksa dana.
4.5.3 Variabel Ukuran Reksa Dana
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Ukuran
Reksa Dana memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Nurwahyudi (2006) bahwa ukuran
reksa dana (size) memiliki hubungan signifikan positif terhadap kinerja reksa dana.
Penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Philpot, Heart,
Rimbey, Schulman (1998) juga menyatakan hal yang sama bahwa ukuran reksa dana
(size) memiliki hubungan signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. Otten dan
Bams (2002) dalam penelitiannya mengatakan “Fund asset are positively related with
Mutual Fund Performance” Dalam penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams
(2002) menyatakan “As all countries show a significally positive relationship between
the log of fund asset and risk-adjusted performance we suspect there are still
ecomomies of scale available in European fund market”.
Salah
satu
penjelasannya
adalah
pertambahan
jumlah
dana
akan
meningkatkan net return. Penyebabnya adalah dengan dana dana yang besar
perusahaan dapat melakukan transaksi dengan volume yang lebih besar. Ibarat mesin
produksi yang bisa menghasilkan barang lebih murah bila jumlah yang diproduksi
bertambah banyak. Pratomo dan Nugraha (2008) juga mengatakan bahwa semakin
besar jumlah aset yang dikumpulkan sebuah Reksa Dana, seharusnya akan
memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi pada reksa dana tersebut dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya. Semakin besar aset akan semakin
memudahkan terciptanya economic of scale yang dapat berdampak pada penurunan
biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah secara tidak langsung seperti biaya
19
manajemen, biaya kustodian, biaya transaksi dan dan biaya lainnya. Juga biaya tetap
seperti biaya auditor, dengan senakin besarnya dana yang dikelola secara persentase
akan juga menurun. Hal ini berdampak positif pada kinerja atau hasil investasi yang
diberikan kepada investor.
4.5.4 Variabel Cash Flow
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel Cash Flow
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja Reksa Dana. Penelitian ini
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Frino, Lepone, Wong (2006) yang
menyatakan bahwa Cash Flow berpengaruh signifikan negative terhadap kinerja
reksa dana. Penelitian tersebut menyatakan i) absolute net fund flow has a negative
impact on fund performance.
Dalam Reksa Dana Cash Flow dapat dihitung dengan menggunakan rumus
&' ( = ∑
,*
,
/N
Artinya Cash Flow dalam Reksa Dana diasumsikan sebagai dana selain return dan
dana yang dikelola untuk mendapatkan return tersebut.
Cash Flow yang lebih banyak menandakan bahwa ada kelebihan dana menganggur
atau tidak dimanfaat Manajer Investasi untuk diputar dalam upaya mendapatkan
return. Hal ini menyebabkan dana yang dioperasikan menjadi lebih sedikit sehingga
semakin berkurang pula peluang untuk mendapatkan return begitu pula sebaliknya.
Hal inilah yang menyebabkan Cash Flow berpengaruh negatif terhadap kinerja Reksa
Dana.
V.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan Latar Belakang, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian serta Hasil
dan Pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
20
1. Variabel Expense Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Reksa Dana dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ippolito (1989), semakin besar nil.
2. Variabel Turnover Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Reksa Dana dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt dan Titman (1994).
Penelitian Dennis P, Manurung, dan Nanchrowi (2004) juga menyatakan hal yang
sama , bahwa semakin besar Turnover Ratio yang dimiliki semakin tinggi juga
Kinerja Reksa Dana.
3. Variabel Ukuran Reksa Dana memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Reksa Dana dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurwahyudi (2006), Philpot, Heart, Rimbey, Schulman (1998)
yang menyatakan bahwa semakin besar Ukuran Reksa Dana akan semakin tinggi
juga Kinerja Reksa Dana yang dihasilkan.
4. Variabel Cash Flow memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja
Reksa Dana dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Frino, Lepone, Wong (2006) dan
penelitian oleh Hidayat (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi Cash
Flow akan menurunkan Kinerja Reksa Dan
5.2
Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini dibuat dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Keterbatasan pada pengambilan variabel dalam penelitian ini, dimana variabel
yang digunakan dalam meneliti Kinerja Reksa Dana adalah karakteristik dari
Reksa Dana itu sendiri. Variabel tersebut adalah Expense Ratio, Turnover Ratio,
Ukuran Reksa Dana dan Cash Flow. Masih ada beberapa variabel karakteristik
Reksa Dana lainnya yang dapat diteliti juga dapat menggunakan faktor-faktor lain
di luar karakteristik Reksa Dana untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Faktor-
21
faktor tersebut seperti variabel makro ekonomi, variabel kineja masa lalu dan
lain-lain.
2. Reksa Dana yang diambil sebagai sampel hanya Reksa Dana yang terdaftar di
bapepam pada periode 2005-2007
dengan penambahan periode pengamatan
mungkin akan mendapatkan hasil penelitian yang berbeda.
5.3
Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan ini adalah sebagai
berikut :
5.3.1 Bagi Manajer Investasi
, Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana berpengaruh positif terhadap Kinerja
Reksa Dana maka untuk mendapat kinerja yang lebih baik Manajer Investasi harus
melakukan peningkatan terhadap variabel tersebut.
1. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel Expense Ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kinerja Manajer Investasi harus meningkatkan biaya dalam
pengelolaan Reksa Dana. Biaya yang harus ditingkatkan tentunya tidak semua
biaya namun hanya biaya trading sehingga Reksa Dana dapat memperoleh
peluang mendapatan tingkat pengembalian yang lebih banyak dengan adanya
proses trading. Peningkatan biaya tersebut tidak semata-mata dilakukan secara
terus-menerus karena suatu saat terdapat suatu titik dimana peningkatan biaya
justru akan menurunkan Kinerja Reksa Dana.
2. Hasil penelitian yang menyatakan bahwaTurnover Ratio yang berpengaruh
positif signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana artinya Manajer Investasi harus
melakukan pola manajemen yang aktif dengan melakukan
trading untuk
mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa Ukuran Reksa Dana berpengaruh positif
signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana dan Cash Flow yang memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana, artinya Manajer
Investasi agar mendapatkan kinerja yang bagus maka harus memanfaatkan dana
22
secara optimal. Dengan Ukuran Reksa Dana yang cukup besar menggambarkan
banyaknya dana yang dapat dikelola. Semakin banyak dana yang dapat dikelola
akan meningkatkan kinerja dari reksa dana tersebut. Namun hal itu juga
tergantung dari berapa porsi dana yang tidak digunakan (Cash Flow). Terlalu
banyaknya dana yang menganggur sebagai Cash Flow justru akan menurunkan
kinerja dari reksa dana.
5.3.2 Bagi Investor
1. Bagi calon investor yang memiliki keterbatasan dana dan tidak mempunyai
waktu untuk mengelola investasinya juga tidak memiliki pengetahuan atau
informasi investasi yang terbatas, Reksa Dana adalah salah satu sarana tepat
untuk melakukan investasi.
2. Investor yang ingin berinvestasi di Reksa Dana sebaiknya memilih Reksa Dana
yang memiliki Expense Ratio, Turnover Ratio dan Ukuran Reksa Dana yang
tinggi karena variabel tersebut memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Reksa Dana
3. Sebaiknya Investor memilih Reksa Dana dengan pola Active Manajement yang
terlihat pada Turnover Ratio untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.
5.3.3 Bagi Akademisi
1. Berdasarkan hasil uji determinan, bahwa hanya 22 persen variasi variabel
Kinerja
Reksa
Dana
dapat
dijelaskan
oleh
keempat
variabel
independen,Expense Ratio, Turnover Ratio, Ukuran Reksa Dana, dan Cash
Flow. Bagi akademisi yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Reksa Dana dapat
mengembangkan faktor-faktor lain yang mungkin lebih dominan dalam
mempengaruhi Kinerja Reksa Dana. Seperti yang terdapat pada penelitian
terdahulu namuan tidak digunakan dalam penelitian ini seperti Kinerja Masa
Lalu, Load fee, Risk-Shifting dan Age.
2. Bagi akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Reksa
Dana dapat menggunakan jangka waktu yang lebih panjang dari 3 tahun.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bams, D., Otten, R., 2002. European mutual fund performance. European Financial
Management 8, 75-101.
Barber, Brad M, Terrance Odean, and Lu Zheng. 2005. Out of Sight, Out of Mind:
The Effects of Expense on Mutual Fund Flows.Journal of Bussinnes: 20952119.
Bodie, Z.; Alex Kane, and Alan J. Marcus, (2008, 7th ed.). Investments,
Singapore:McGraw-Hill, International Edition;
Chen et al. 2003. Mutual Fund Governance and Performance: A Quantile Regression
Analysis.
Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul. 2000. Performance and
Characteristics of Swedish Mutual Fund. Journal of finance and Quantitative
Analysis, Vol. 35. No. 3.September 2000. Hal 409-423
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Dennis P. Jerry., Manurung. Adler H., dan Nachrowi, D Nachrowi. (2004). Analisis
Determinasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia periode
1999-2003 (Penggunaan Model Jensen dan Model Gudikunst). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 7 (2), 224-250.
Elton, E.J., and M.J. Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment
Analysis. 5th ed. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Faisal, Muhamad. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan
Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Frino, Alex, Andrew Lepone, and Brad wong. 2006. Do Derivatives Improve
Managed Fund Performance? The Effects of Cash Equitising Investor Flows.
Paper. University of Sidney: Australia.
24
Ghozali, I., 2000. Statistik Non Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (trans:
Non-Parametric Statistics: Theory and Application using SPSS). Semarang:
Badan Penerbit UNDIP ISBN 979.704.015.1
Grinblatt, M., and S. Titman. 1989. Portfolio Performance Evaluation: Old Issues
and New Insights. Review of Financial Studie, 393-421.
Grinbaltt, Mark and Sheridan Titman. 1994, A Study of Monthly Mutual Fund
Returns and Performance Evaluation Techniques, Journal of Financial and
Performance Evaluation Techniques, Vol.29, no.3, p.419-444.
Harianto, Farid. Sudomo, Siswanto. 2001. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi
di Pasar Modal Indonesia. PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta
Hidayat, Akmal. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Market Share, Earnings
dan Net Cash Flow Terhadap Return Saham. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Sumatera Utara. Medan.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2002), Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat
Jakarta.
Ippolito, RA., 1989. Efficiency with Costly Information: A Study of Mutual Fund
Performance, 1965-1984. Quarterly Journal of Economics 104, 1-23
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi Kedua, Cetakan
Pertama. Yogyakarta: BPFE
Nurwahyudi, Antonius Heri. 2006. Pengujian Market Timing dan Selection Ability
dari Manajer Investasi dan Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja
Reksadana di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
O’ Neal, Edward S., and Page, Daniel E. 2000. Real estate Mutual Fund: Abnormal
Return Performance and Fund Characteristic. Journal of Real Estate
Portofolio Management. Vol. 6, No. #. Jul-September. Hal 239-246
Philpot, James, Heart, Douglas, Rimbey, James N, dan Schulman Craig T. 1998.
Active Management, Fund size, And Bond Mutual Return. The Financial
Review . Vol. 33, No. 2, Mei 1998. Hal 115-126.
25
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksa Dana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”; Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Santoso, Singgih. (2001), SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sitompul, Asril. 2000. Reksa Dana Pengantar dan Pengenalan Umum.( Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Situmorang, Parluhutan, Jauhari Mahardika, dan Tri Listiyarini. 2010. Langkah Awal
Berinvestasi Reksadana. Jakarta: Trans Media.
Situs resmi Bapepam
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., 2000. Akuntansi Intermediate.Jakarta:Binarupa
Aksara.
Wikusana, I Gusti Bagus dan Ni Ketut Purnawati. 2008. Konsistensi Risk-Adjusted
Performance Sebagai Pengukur Kinerja Portofolio Saham di Pasar Modal
Indonesia. Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 2. Hal 172-183.
26
Download