5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut WHO, proses penuaan

advertisement
 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO, proses penuaan merupakan perubahan biologis nyata yang
memiliki dinamika tersendiri dan sebagian besar di luar kontrol manusia. Namun, hal ini
juga bergantung pada setiap persepsi masing-masing individu tentang usia tua.17 Lansia
adalah periode dimana individu telah mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi
yang menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Lansia juga identik dengan
menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Menurut UU
No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, bahwa yang dimaksud dengan
lanjut usia adalah seorang yang telah berusia ≥ 60 tahun.18
Proses menua berdampak pada kemunduran fisik, psikologis dan sosial,
sehingga menimbulkan masalah, baik pada diri lansia itu sendiri maupun orang
disekitarnya. Populasi penuaan merupakan fenomena global yang menyajikan tantangan
besar sebagai manusia untuk berusaha memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan fisik
dan mental lansia. Kesehatan mulut lansia adalah bagian penting. Rata-rata jumlah gigi
di rongga mulut lansia biasanya sedikit dan terjadinya karies akar serta penyakit
periodontal yang tinggi.18,19
2.1 Proses Penuaan
Bermacam-macam teori proses menua telah dikemukakan para ahli namun
sampai saat ini mekanisme yang pasti belum diketahui. Batas waktu yang tepat antara
terhentinya pertumbuhan fisik dan dimulainya proses menua tidak jelas, karena kedua
proses tersebut saling berkaitan.20 Salah satu dari teori penuaan adalah teori
neuroendokrin yang menekankan pada sistem neuroendokrin, yang merupakan jaringan
biokimia yang rumit dalam pelepasan hormon dan elemen vital tubuh. Dalam teori ini
dikatakan penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu
sehingga berakibat pada sistem saraf. Proses menjadi tua diatur oleh organ-organ
penghasil hormon seperti timus, hipotalamus, hipofisis, tiroid yang secara berkaitan
Universitas Sumatera Utara
6
mengatur keseimbangan hormonal dan regenerasi sel-sel tubuh manusia. Bila produksi
hormon menurun akibat penuaan, maka kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan
mengatur fungsi tubuh juga menurun.20-22
2.2 Perubahan Pulpa Terkait Proses Penuaan
Pulpa merupakan jaringan yang lunak yang terletak ditengah-tengah gigi.
Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong dan merupakan bagian integral dari
dentin yang mengelilinginya. Bagian atap pulpa merupakan bentuk kecil dari bentuk
oklusal permukaan gigi.4,9 Pulpa orang muda terutama terbentuk dari jaringan ikat pulpa
yang longgar, dengan konsisten seperti gel.9 Di bawah mikroskop cahaya, gigi
permanen yang masih muda dan telah berkembang sempurna akan memperlihatkan
suatu aspek arsitektur pulpa tertentu.7
Pulpa mengandung kolagen, serabut kolagen, serabut prekolagen dan jaringan
ikat saraf serta berbagai macam sel, seperti fibroblas, odontoblas dan sel pertahanan
tubuh.9 Pada regio yang paling luar (perifer) bersebelahan dengan predentin terdapat
lapisan odontoblas, yaitu sel pembentuk dentin. Badan sel odontoblas berada di dalam
pulpa, sedangkan perpanjangan selnya (disebut serabut tomes) memasuki tubulus
dentin. Oleh sebab itu, adanya stimulus yang mengenai dentin baik rangsang mekanis
maupun suhu akan diteruskan ke pulpa.7,8 Di sebelah dalam dari lapisan ini terdapat
daerah yang relatif bebas sel (cell free zone) atau zona Weil. Pada zona ini hanya
terdapat sedikit sel-sel dan mengandung pembuluh darah kapiler dan serabut saraf yang
tidak bermyelin. Selanjutnya adalah zona yang kaya akan sel, dimana selain terdapat
fibroblas juga terdapat sel-sel pertahanan seperti makrofag, sel dendrit dan limfosit. Di
pusat pulpa terdapat daerah yang mengandung sel pulpa paling banyak dan cabang
utama pembuluh darah dan saraf disebut sebagai inti pulpa.7
Salah satu fungsi jaringan pulpa adalah dalam fungsi sensatif, yaitu
mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui enamel atau dentin ke pusat saraf
yang lebih tinggi. Stimulus ini biasanya diekspresikan secara klinis sebagai nyeri,
walaupun penelitian psikologis maupun fisiologis mengindikasikan bahwa jaringan
pulpa dapat mentransmisikan sensasi suhu dan perabaan.4,7
Universitas Sumatera Utara
7
Pulpa seperti halnya jaringan ikat lain, akan berubah sesuai dengan perjalanan
usianya.7 Enam perubahan normal yang terjadi pada jaringan pulpa seiring pertambahan
usia yaitu; penurunan ukuran dan volume pulpa, peningkatan jumlah serat kolagen,
penurunan jumlah odontoblas, penurunan jumlah dan kualitas saraf dan menurunnya
vaskularisasi dan penurunan selularitas hampir secara keseluruhan.8
Pembentukan dentin yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia, secara
bertahap akan mengurangi ukuran kamar pulpa. Selain itu, muncul beberapa perubahan
regresif pada pulpa yang berhubungan dengan proses penuaan. Ada penurunan secara
bertahap dalam selularitas seiring dengan peningkatan jumlah dan ketebalan serat
kolagen, terutama pada pulpa didaerah akar gigi. Penurunan ukuran pulpa dianggap
berkaitan dengan pengurangan jumlah saraf dan pembuluh darah.8
Gambar 1. A. Gambaran radiografi kondisi pulpa pada usia muda
B. Gambaran radiografi kondisi pulpa usia lanjut.23
2.2.1 Perubahan Pulpa Secara Morfologik
Perubahan morfologik paling nyata dalam proses penuaan kronologik adalah
berkurangnya secara cepat volume elemen seluler dalam kamar pulpa. Hal ini terjadi
akibat deposisi dentin (dentinogenesis sekunder dan tersier) secara berkelanjutan dan
adanya pembentukan batu pulpa. Terbentuknya batu pulpa akan lebih memperkecil lagi
ruangan di kamar pulpa dan membatasi akses ke foramen apikalis. Volume pulpa juga
Universitas Sumatera Utara
8
dapat mengecil secara tidak proporsional akibat deposisi dentin irreguler (dentin
reparatif)
sebagai
respon
atas
cederanya
odontoblas.
Proses
penuaan
juga
mengakibatkan berkurangnya jumlah sel pulpa. Antara usia 20-70 tahun, kepadatan sel
menurun sekitar 50%.7
Pengurangan sel mengenai semua sel, dari odontoblas yang sangat
terdiferensiasi sampai ke sel cadangan yang tidak terdiferensiasi.7 Pengurangan ukuran
kamar pulpa yang disebabkan oleh sekresi matriks dentin terus-menerus oleh
odontoblas. Bila bertambah tua, sel fibroblas menjadi lebih bulat, dengan nuklei bulat
dan prosesus sitoplasmik pendek. Perubahan bentuk disebabkan oleh pengurangan
aktivitas sel karena bertambah tua.8
2.2.2 Perubahan Pulpa Secara Fisiologik
Proses penuaan kompleks pulpa-dentin mengakibatkan turunnya permeabilitas
dentin akibat mengecilnya diameter tubulus dengan cepat (sklerosis dentin) dan akibat
berkurangnya patensi tubulus (pembentukan dead tract). Hal ini menyediakan
perlindungan lebih baik bagi pulpa dan dapat memperkecil efek cedera dari kondisi
seperti karies, atrisi dan penyakit periodontium.7
2.3 Sel Pulpa Gigi
2.3.1 Odontoblas
Odontoblas adalah sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan
tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan
menjadi dentin. Di bagian mahkota kamar pulpa terdapat odontoblas yang jumlahnya
banyak sekali dan bentuknya seperti kubus serta relatif besar. Jumlahnya sekitar
45.000/mm2 dan 65.000/mm2. Di daerah serviks dan tengah-tengah akar jumlahnya
lebih sedikit dan tampilannya lebih gepeng (skuamosa).7 Fungsi utama odontoblas
adalah memproduksi dan mendeposisi dentin. Sel-sel ini berpartisipasi dalam
pembentukan dentin mensintesa dan mensekresi matriks organik, memasukkan
komponen organik ke dalam matriks dentin yang baru terbentuk dan menciptakan suatu
lingkungan yang memungkinkan terjadinya mineralisasi matriks.8
Universitas Sumatera Utara
9
2.3.2 Preodontoblas
Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat
cedera. Namun tumbuhnya hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah
terbentuk preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah berdiferensiasi sebagian
sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya
cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut. Faktor pertumbuhan
seperti bone morphogenic protein (BMP) dan transforming growth factor β dalam
kombinasi dengan komponen jaringan kain mengawali perubahan tersebut.7
2.3.3 Fibroblas
Fibroblas adalah sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di
pulpa mahkota.7 Sel ini dapat berasal dari sel mesenkimal pulpa yang tidak berkembang
atau dari bagian fibroblas yang ada. Fibroblas berbentuk nuklei ovoid. Bila bertambah
tua, menjadi lebih bulat hal ini disebabkan oleh pengurangan aktivitas sel. Fibroblas
berfungsi dalam pembuatan substansi dasar dan serabut kolagen, yang merupakan
matriks pulpa. Fibroblas juga terlibat dalam degradasi kolagen dan deposisi jaringan
yang mengapur, dapat membuat dentikel dan dapat berkembang untuk menggantikan
odontoblas mati, dengan kesanggupan untuk membentuk dentin reparatif.8 Berbeda
dengan odontoblas, sel-sel pada fibroblas mengalami kematian apoptosis dan diganti
jika perlu oleh maturasi dari sel-sel yang kurang terdiferensiasi.7
2.3.4 Sel Cadangan (Sel Tidak Terdiferensiasi)
Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel prekursor ini
ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh
darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi
cedera. Sel ini akan berkurang jumlahnya sejalan dengan meningkatnya kalsifikasi
pulpa dan berkurangnya aliran darah menurunkan kemampuan regeneratifnya.7
Universitas Sumatera Utara
10
2.3.5 Sel-sel Sistem Imun
Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik merupakan penghuni seluler yang normal
dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan
memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini
merupakan bagian dari sistem respon awal dan pemantau (surveillance) dari pulpa. Sel
ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.
Secara kolektif, kelompok sel ini merupakan sekitar 8% populasi dalam pulpa.7
2.4 Pembuluh Darah Pulpa
Pulpa gigi merupakan jaringan yang sangat tinggi vaskularisasinya. Aliran darah
dimahkota hampir dua kali lipat dari daerah akar. Pulpa matang memiliki pola vaskuler
yang unik dan ekstensif, yang mencerminkan bahwa pulpa memiliki lingkungan yang
unik.7 Jaringan yang memasok darah dari pulpa, masuk dari foramen apikal, tempat
arteri dan vena masuk serta keluar. Arteri dengan penampang maksimal 150 µm,
mempunyai 2-3 otot lingkar yang transparan, yang juga mempunyai bagian eksternal
yang jelas.9
2.4.1 Pembuluh Darah Aferen (Arteriol)
Pembuluh darah ini merupakan cabang dari arteri alveolaris inferior, arteri
alveolaris superior posterior atau arteri infraorbitalis yang merupakan cabang dari arteri
maksilaris interna. Setelah arteriol masuk ke saluran akar, otot polos yang menutupinya
berkurang dan disaat itu volume lumennya menjadi meningkat. Sambil mengarah ke
pulpa mahkota, arteriol bercabang menjadi cabang yang lebih kecil yakni metarteriol
dan prekapiler, di seluruh pulpa.7
2.4.2 Pembuluh Darah Eferen (Venul)
Venul merupakan bagian sirkulasi pulpa ke arah luar (eferen) dan berukuran
sedikit lebih besar daripada arteriol yang sebandingnya. Setelah keluar dari foramen,
venul bergabung dan mengeluarkan isinya ke arah posterior ke dalam vena maksilaris
melalui pleksus pterigoideus ke arah anterior ke dalam vena fasialis. Pembuluh eferen
Universitas Sumatera Utara
11
merupakan pembuluh yang memiliki dinding tipis dan hanya memiliki sedikit otot
polos. Karena tidak dipersarafi, pembuluh ini kebanyakan pasif dan tidak berkonstriksi.7
Dalam keadaan normal, aliran darah yang mengalir sepanjang sistem kapiler
perifer gigi yang matang berada dibawah kapasitas maksimumnya. Jadi, kapasitas
maksimum dari sistem kapiler subodontoblas tidak akan terlihat jika gigi hanya dilihat
memakai mikroskop cahaya standar. Tekanan jaringan pulpa rata-rata adalah 6 mmHg
sedangkan tekanan kapiler adalah 35 mmHg dan tekanan venul 19 mmHg.7 Selain
pembuluh darah ada juga pembuluh limfe di dalam pulpa. Pembuluh ini selain masuk ke
pulpa bersamaan dengan pembuluh darah dan saraf, juga ke kanal-kanal samping. Pada
daerah akhir zona Weil, pembuluh limfe terputus begitu saja.9
2.5 Tes Sensibilitas Pulpa
Tes sensibilitas pulpa adalah penilaian terhadap respon sensitivitas pulpa.
Sensibilitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menanggapi stimulus dan oleh
sebab itu, menjadi sebuah istilah yang tepat dan akurat untuk tes pulpa klinis yang khas
dan umum seperti tes termal. Sensitivitas pulpa adalah kondisi pulpa menjadi sangat
responsif terhadap stimulus.24 Pulpa normal merupakan kategori diagnostik klinis
dimana pulpa bebas gejala dan secara normal responsif terhadap tes pulpa. Meskipun
pulpa secara histologik dapat menjadi tidak normal, secara klinis pulpa menghasilkan
respon sedikit atau sementara terhadap tes termal dingin, yang berlangsung tidak lebih
dari satu atau dua detik setelah stimulus dihilangkan.25
Tes termal sensitibilitas pulpa merupakan metode penting yang akan membantu
dalam mendiagnosis kondisi jaringan pulpa.11 Respon pulpa terhadap stimulus dingin
sering digunakan dalam memandu diagnosis pulpa dan rencana perawatan pada gigi
responden lanjut usia. Selain itu juga berguna untuk menilai pengaruh usia terhadap
waktu respon pulpa dan intensitas nyeri. Penggunaan semprotan bahan pendingin telah
terbukti sebagai metode yang diprediksi untuk melakukan tes dingin.12-14
Universitas Sumatera Utara
12
Gambar 2. Bahan pendingin yang digunakan
dalam tes dingin pulpa.26
Perubahan suhu terbesar dalam pulpa menggunakan semprotan bahan pendingin
dapat dicapai dengan langsung menyemprotkan ke cotton pellet sampai terbentuk
embun-embun es dan harus ditempelkan di 1/3 tengah mahkota permukaan bukal/labial.
Sebuah gigi kontrol pada sisi kontra-lateral dapat diuji untuk membiasakan responden
dengan sensasi yang diharapkan. Tes dingin harus diterapkan sampai responden
merespon, tetapi tidak lebih dari 15 detik. Pengujian dingin adalah metode yang efektif
untuk menguji gigi utuh dan gigi yang direstorasi.13,27
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 3. Aplikasi tes dingin pulpa dengan Chlor etil pada1/3
tengah mahkota permukaan labial/bukal gigi.28
2.5.1 Persarafan pada Pulpa
Persarafan sensoris utama untuk pulpa gigi maksila adalah dari divisi kedua (V2)
saraf trigeminus sedangkan untuk gigi-gigi mandibula dari divisi ketiganya (V3).
Premolar mandibula dapat menerima persarafan sensoris dari cabang saraf milohioid
dari V3, terutama adalah saraf motoris. Cabang dari saraf ini mencapai gigi-geligi
melalui foramen kecil di aspek lingual mandibula. Molar mandibula kadang-kadang
menerima persarafan sensoris dari saraf spinalis servikal kedua dan ketiga (C2 dan C3).4
Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut saraf yaitu serabut saraf bermyelin (serabut
A) dan tanpa myelin (serabut C). Serabut sensorik pada pulpa berasal dari saraf
trigeminal dan memasuki ujung akar pulpa melalui foramen apikal. Serabut saraf
bermyelin terletak di daerah perbatasan dentin-pulpa, dan bila berstimulasi akan terasa
nyeri yang tajam. Sedangkan serabut saraf tidak bermyelin terdistribusi di seluruh
kamar pulpa, bila serabut saraf tipe ini terangsang akan terasa rasa nyeri yang lebih
berat dan biasanya gigi telah mengalami cedera.7
Saraf masuk ke dalam plexus yang peka serta jaringan otonom (tanpa inti) di
dalam saluran akar ke arah kamar pulpa. Pada umumnya, jaringan saraf yang tidak
mempunyai inti lebih banyak ditemukan dibanding dengan yang mempunyai inti. Pada
Universitas Sumatera Utara
14
bagian perifer kamar pulpa (mahkota pulpa), jaringan saraf berbentuk pohon dan
membentuk cabang dan pada bagian bawah odontoblas serta subodontoblas. Pada
daerah ini ditemukan ± 1.000/mm2 ujung saraf. Ujung jaringan saraf ini berukuran ± 1
mm atau lebih kecil, masuk ke predentin/dentin di antara odontoblas.9 Akson nosiseptif
tidak bermielin (serabut C) adalah saraf yang paling banyak terutama ditemukan di inti
pulpa. Kecepatan konduksinya lebih lambat daripada serabut Aδ, dan stimulasi serabut
ini menghasilkan nyeri yang lebih lambat dan sifatnya tumpul serta menyebar.7
2.5.2 Definisi Nyeri
Nyeri merupakan gejala subjektif yang terjadi saat individu mengalaminya dan
individu tersebut adalah sumber yang paling reliable mengenai informasi lokasi,
kualitas, intensitas, onset dan hilangnya rasa nyeri serta faktor-faktor yang mempercepat
dan memperparah rasa nyeri.29 Pada Pertemuan Ilmiah Nasional I (PB PAPDI),
menyatakan nyeri sebagai perasaan atau pengalaman emosional yang disebabkan dan
berhubungan dengan terjadinya kerusakan jaringan tubuh. Nyeri dianggap sebagai
gejala yang terkait dengan kemungkinan gangguan kesehatan rongga mulut yang
berhubungan dengan kualitas hidup.30
Beberapa penelitian menyatakan bahwa penilaian nyeri kurang adekuat karena
kesulitan-kesulitan dalam manajemen nyeri. Pernyataan individu tentang rasa nyeri
dapat memberikan sumber informasi utama yang reliable meskipun kurangnya ekspresi
rasa sakit individu tidak selalu berarti tidak adanya rasa sakit. Hal ini dianggap sebagai
gold standard dimana teknik penilaian nyeri dapat dinilai, meskipun terdapat
keterbatasan dan bias serta diperlukan alat penilaian lainnya khusus individu yang tidak
dapat memberikan pernyataan secara langsung. Pengetahuan tingkat rasa nyeri penting
untuk perencanaan dan evaluasi upaya pencegahan dan pengobatan dan hal ini
menyertakan penilaian skor intensitas nyeri.29
2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
Nyeri dapat dimodifikasi oleh faktor psikologik dan neurologik, kerumitan dari
semua kombinasi tersebut terjadi membuat rasa nyeri sangat berbeda untuk tiap
Universitas Sumatera Utara
15
individu.7 Persepsi nyeri sangat bersifat individual, banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor non fisik, bukan hanya merupakan gangguan fisik tetapi merupakan kombinasi
dari faktor fisiologis, patologis, emosional, psikologis, kognitif, lingkungan dan sosial.
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri (gambar 5), antara lain: lingkungan, usia,
kelelahan, riwayat nyeri sebelumnya, mekanisme pemecahan masalah pribadi,
kepercayaan, dan budaya. Nyeri dapat diperberat dengan adanya rangsangan dari
lingkungan yang berlebihan, misalnya: kebisingan, cahaya yang sangat terang dan
sebagainya. Kemampuan lansia untuk menginterpretasi nyeri dapat mengalami
komplikasi dengan keberadaan berbagai penyakit disertai gelaja samar-samar yang
mungkin mengani bagian tubuh yang sama. Kelelahan juga meningkatkan nyeri dan
riwayat nyeri serta mekanisme pemecahan masalah pribadi berpengaruh pula terhadap
seseorang dalam mengatasi nyeri. Faktor kognitif (seperti: kepercayaan seseorang)
dapat meningkatkan atau menahan nyeri, terutama pemahaman tentang nyeri yang
dimiliki individu. Selain itu, kecemasan menambah sensitivitas nyeri dan meningkatkan
respon nyeri.30
Gambar 4. Faktor-faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi pengalaman
Nyeri.30
Universitas Sumatera Utara
16
2.5.4 Mekanisme Nyeri Pulpa
Stimulus mekanik, suhu, dan kimia akan memulai impuls yang berjalan
sepanjang akson pulpa pada cabang maksila (V2) dan mandibula (V3) dari nervus
trigeminus ke ganglion trigeminus (ganglion Gasseri), yang mengandung badan sel
neuron. Dendrit dari ganglion kemudian melintas ke arah pusat dan bersinapsis dengan
neuron tingkat kedua di kompleks nukleus trigeminus yang terletak di basis medula dan
ujung atas korda spinalis. Sebagian besar stimulus menyebabkan nyeri yang berasal dari
pulpa gigi akan dikonduksikan sepanjang akson yang bersinapsis dengan neuron di
bagian spinalis yang kompleks, terutama di nukleus kaudalis. Stimulus lain akan
berjalan sepanjang akson bersinapsis dengan neuron yang terletak di nukleus spinalis
lain (oralis dan interoralis) dan di dalam nukleus sensoris utama yang terletak di basis
otak.4,7
Sejumlah akson perifer berkonvergensi pada satu neuron sekunder tunggal,
sambil membawa asupan dari daerah perifer ke satu lokasi tingkat kedua. Informasi ke
luar dan ke dalam dari neuron ini ditentukan oleh interaksi dari stimulus yang
dikonduksikan sepanjang serabut besar dan kecil dengan efek modulasi dari asupan
desendens dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada otak. Hal ini sangat mempengaruhi
rasa nyeri dalam pengertian intensitas dan lokasinya. Informasi yang direkam pada
lokasi tingkat kedua selanjutnya akan berjalan ke pusat refleks dan ke lokasi yang
berlawanan dari otak dan diteruskan ke thalamus dan korteks lewat trakus
trigeminothalamus.4,7
2.5.5 Penilaian Intensitas Nyeri
Penilaian intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, kemungkinan yang
terjadi pada nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang
berbeda pula. Oleh sebab itu digunakan alat pengukuran untuk menilai derajat intensitas
nyeri secara keseluruhan.7,29 Visual Analogue Scale (VAS) merupakan alat penilaian
intensitas nyeri unidimensional yang dianggap paling efisien yang telah digunakan
dalam penelitian dan pengaturan klinis. VAS umumnya disajikan dalam bentuk garis
horizontal 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua
Universitas Sumatera Utara
17
ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deksriptif. Ujung yang satu
mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri berat yang
mungkin terjadi. Terdapat empat tingkat (level) dalam skala nyeri VAS yaitu tidak
nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.29,31 Skala dapat dibuat vertikal atau
horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri.
Keuntungan penggunaan VAS antara lain VAS adalah metode penilaian intensitas nyeri
paling sensitif, murah dan mudah dibuat. VAS mempunyai korelasi yang baik dengan
skala-skala penilaian yang lain dan dapat diaplikasikan pada semua responden dan
secara luas digunakan untuk responden lansia serta VAS dapat digunakan untuk menilai
semua jenis nyeri.32-34
Tidak
Nyeri
Nyeri
ringan
Nyeri
sedang
Nyeri
berat
Gambar 5. Visual Analogue Scale (VAS)31
2.6 Landasan Teori
Menua adalah suatu proses menurunnya
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. Penuaan menurut
kamus kedokteran Dorland adalah perubahan struktural yang bertahap, muncul seiring
berjalannya waktu yang tidak disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan dan akhirnya
meningkatkan kemungkinan kematian bagi individu akibat menjadi tua. Banyak
perubahan yang terjadi dalam proses penuaan yang dapat mempengaruhi struktur
rongga mulut yaitu perubahan struktur dan fungsi gigi, rahang dan jaringan mulut
lainnya. Permasalahan kesehatan umum dan gigi-mulut dapat mempengaruhi kualitas
hidup individu lanjut usia. Lanjut usia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang
berusia 60 tahun atau lebih. Pengelompokkan usia menggunakan pembagian menurut
WHO, dengan usia 45-60 tahun (middle age), usia 60-75 tahun (elderly), usia 75-70
tahun (old), usia diatas 90 tahun (very old).35
Universitas Sumatera Utara
18
Pulpa seperti halnya jaringan ikat lain akan berubah sesuai dengan perjalanan
usianya. Perubahan pulpa tersebut antara lain: kamar pulpa yang berkurang seiring
dengan pembentukan dentin sekunder yang terjadi, peningkatan jumlah dan ketebalan
serat kolagen, penurunan dalam jumlah sel di dalam pulpa dan suplai darah pada gigi
juga berkurang.23,28 Reaksi kompleks pulpa pada proses penuaan adalah terjadi
peningkatan kalsifikasi jaringan pulpa, penurunan komponen seluler dan vaskuler.
Terpisah dari penyusutan ukuran kamar pulpa dan saluran-saluran, penuaan juga
dikaitkan dengan penyusutan perlahan-lahan diameter foramen apikal. Hal ini dapat
menjelaskan secara baik mengenai hilangnya vaskularisasi secara bertahap, yang
merupakan suatu perubahan yang masuk di akal dan dapat menjelaskan kebanyakan
perubahan-perubahan degeneratif yang terlihat pada pulpa orang lanjut usia.23
Selama penuaan, pulpa gigi diperkaya secara bertahap dengan jaringan berserat
kolagen. Protein nonkolagen dalam jumlah terbatas terletak di tempat yang disebut
substansi dasar, sedangkan pulpa diperkaya lemak dan batu pulpa. Waktu respon pulpa
meningkat pada orang yang lebih tua, sedangkan intensitas nyeri berkurang.37 Respon
pulpa terhadap stimulus dingin sering digunakan dalam memandu diagnosis pulpa dan
rencana perawatan pada gigi responden lanjut usia. Selain itu juga berguna untuk
menilai pengaruh usia terhadap waktu respon pulpa dan intensitas nyeri. Penggunaan
semprotan bahan pendingin telah terbukti sebagai metode yang diprediksi untuk
melakukan tes dingin.12-14 Nyeri dianggap sebagai gejala yang terkait dengan
kemungkinan gangguan kesehatan rongga mulut yang berhubungan dengan kualitas
hidup. Penilaian nyeri penting dilakukan karena nyeri merupakan gejala subjektif yang
terjadi saat individu mengalaminya dan individu tersebut adalah sumber yang paling
reliable mengenai informasi lokasi, kualitas, intensitas, onset dan hilangnya rasa nyeri
serta faktor-faktor yang mempercepat dan memperparah rasa nyeri.29 Visual Analogue
Scale (VAS) merupakan alat penilaian intensitas nyeri unidimensional yang dianggap
paling efisien yang telah digunakan dalam penelitian dan klinis.31
Universitas Sumatera Utara
19
2.7 Kerangka Teori
Proses
Penuaan
Perubahan pada Pulpa
-
Perubahan tampilan pulpa
-
Perubahan fungsi pulpa
-
Perubahan komponen vaskuler dan
seluler
Perubahan Morfologik
Perubahan Fisiologik
- Volume kamar pulpa menyempit
- Penurunan komponen vaskuler
dan seluler
- Histologis jaringan pulpa lebih
padat
- Peningkatan jaringan kolagen
pulpa
- Jumlah saraf bertambah
- Pengurangan
jumlah
dan
penurunan
kualitas
dinding
pembuluh  reaktifitas pulpa
berkurang
Perubahan
Sensitivitas Pulpa
Tes Pulpa dingin
Waktu respon pulpa
meningkat
Intensitas nyeri
pulpa menurun
Universitas Sumatera Utara
20
2.8 Kerangka Konsep
Penuaan
(Usia 60-82 tahun)
Perubahan sensitivitas pada
pulpa gigi.
Insisivus
maksila
Insisivus
mandibula
Premolar maksila /
mandibula
‐ Struktur enamel dan dentin lebih tipis
‐ Terdapat tubulus-tubulus dentin
Waktu respon pulpa meningkat
sehubungan dengan
bertambahnya usia penuaan
Intensitas nyeri pulpa menurun
sehubungan dengan
bertambahnya usia penuaan Universitas Sumatera Utara
Download